Anda di halaman 1dari 32

Rekognisi

Physical examination

 Penyediaan pemeriksaan fisik pekerja yang dilakukan


secara rutin untuk mengetahui dampak pajanan bising
yang diterima pekerja yang mungkin disebabkan karena
tenaga kerja mengalami kontak dengan getaran di
lingkungan kerja, sehingga apabila kesehatan pekerja
menurun akibat getaran dapat dilakukan pengendalian
yang sesuai
Required inspection

 Inspeksi rutin alat /mesin yang digunakan untuk


mengetahui besarnya getaran yang dihasilkan dan
masalah yang ditimbulkan dari getaran sebelum
menjadi bahaya bagi pekerja yang mungkin
disebabkan karena tenaga kerja mengalami kontak
dengan getaran di lingkungan kerja. Hasil dari
inspeksi dapat memberikan informasi yang berharga
untuk mengeliminasi potensi bahaya di tempat
kerja.
Critical incident technique

 Melakukan wawancara terhadap pekerja untuk


mendapatkan informasi berupa frekuesi getaran yang
didapat dan dampak yang di alami pekerja tersebut
Review of process flows

 Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi berbagai


potensi bahaya salah satunya adalah getaran dari mulai
awal proses produksi (bahan mentah), proses tengah
produksi, sampai akhir proses produksi (bahan jadi), serta
produk sampingan yang dikeluarkan dari proses produksi
tersebut, sehingga dapat diketahui potensi bahayanya dan
dapat dilakukan pengendalian.
Preliminary Hazard Analysis

 Mempelajari potensi bahaya getaran jika adanya


sistem operasi baru atau yang sudah dimodifikasi
untuk menentukan potensi bahaya yang akan timbul
pada sistem tersebut jika dioperasikan.
Employee notification

 Pekerja dapat menyampaikan keluhan dan dampak


mengenai getaran yang dialami di tempat kerja kepada
manajemen, sehingga dapat dilakukan tindak
pengendalian yang sesuai
Accident or injury report

 Melakukan analisis data berupa angka-angka statistik


kecelakaan kerja yang dapat menggambarkan secara
deskriptif maupun analitik kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang telah terjadi untuk dapat
membantu menemukan proses atau area yang
birisiko terkena paparan getaran, sehingga dapat
dilakukan pengendalian agar tidak menyebabkan kejadian
serupa
Literature & discussion with other professional

 Melakukan review literatur dan diskusi yang


berhubungan dengan getaran di tempat kerja serta
pengendaliannya dapat dijadikan masukan yang
sangat berharga dalam pengelolaan hygiene industri.
Perusahaan juga dapat mengundang para
professional bidang K3 untuk mendiskusikan
kondisi kesehatan dan keselamatan kerja di
perusahaan yang bersangkutan.
Walk trough inspection

 Inspeksi rutin tempat kerja dilakukan untuk


memantau bahaya getaran yang ada agar tidak
melebihi NAB, agar pekerja tidak menerima getaran
diluar batas aman. Penggunaan metode ini dianggap
paling efektif namun dibutuhkan tenaga higene
industri yang berpengalaman untuk melakukannya.
Dalam pelaksanaannya menggunakan form
rekognisi atau check list.
Fault tree analysis

 Menganalisis pohon masalah akibat adanya getaran,


yang berawal dari suatu kejadian kemudian mencari
akar dari permasalahan atau penyebab dasar dari
kejadian tersebut. Metode ini menawarkan analisis
sebab akibat, yang dijelaskan dalan urutan
terjadinya suatu peristiwa. Walaupun alanisis model
ini sering digunakan dalam analisis kecelakaan
kerja, namun metode ini dapat digunakan oleh ahli
hygiene industri untuk mengenali potensi bahaya
kesehatan. Prosedur yang digunakan dalam
pendekatan ini didokumentasikan dengan baik
dalam literature.
Job safety analysis

 Menguraikan berbagai komponen pekerjaan yang ada


disuatu industri secara spesifik. Dengan menggunakan
teknik ini, masing-masing pekerjaan secara individual,
jenis pekerjaan apa yang harus dilakukan dan elemen-
elemen apa saja yang dibutuhkan untuk penyelesaian
tugasnya. Setiap tugas dan elemen kerja ditinjau untuk
menentukan apakah ada kemungkinan tenaga kerja
terpapar potensi bahaya. Jika memang ada paparan
bahaya, maka akan diambil tindakan berupa modifiksi
prosedur kerja, perbaikan alat atau penggunaan berbagai
alat pelindung diri untuk meminimalisir paparan.
Sampling and spot inspection

 Tim ahli K3 melakukan pengukuran di tiap titik


untuk mengetahui adanya bahaya apa saja yang
terjadi termasuk bahaya kebisingan lalu
dibandingkan dan dievaluasi serta mengetahui
pekerja yang terkena paparan getaran. Metode ini
cukup efisien dari segi waktu dan biaya.
Failure Mode and Effect

 Metode ini mencoba menganalisis kesalahan-


kesalahan yang terjadi dalam sebuah sistem kerja
dan dampaknya terhadap potensi bahaya yang
mungkin muncul. Teknik ini dapat membantu dalam
menentukan kemungkinan kesalahan minor yang
akan berpotensi menimbulkan bencana besar.
Evaluasi
NAB Getaran Lengan dan Tangan

 Menurut PMK No.70 tahun 2016

• Nilai Ambang Batas untuk durasi pajanan getaran tangan dan lengan
selain yang
tercantum pada Tabel 5, dapat dihitung dengan rumus:
2 Keterangan:
5 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘2
𝑡𝑝𝑎𝑗𝑎𝑛𝑎 = 8𝑗𝑎𝑚 t = durasi pajanan dalam jam
𝑎𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 a = nilai hasil pengukuran akselerasi getaran tangan dan
lengan (meter/detik2)
NAB Getaran Lengan dan Tangan

 Menurut Permenaker No 5 Tahun 2018


NAB Getaran Seluruh Tubuh

 Menurut PMK No.70 tahun 2016

Faktor Pembebanan Getaran


Seluruh Tubuh (aksis x, y dan z)
NAB Getaran Seluruh Tubuh
 Masing-masing Aksis (x, y dan z)

Nilai Ambang Batas


Pajanan Getaran
Seluruh Tubuh
untuk Aksis x atau
y
NAB Getaran Seluruh Tubuh
 Masing-masing Aksis (x, y dan z)

Nilai Ambang Batas


Pajanan Getaran
Seluruh Tubuh untuk
Aksis x atau y
NAB Getaran Seluruh Tubuh
 Masing-masing Aksis (x, y dan z)
Nilai Ambang Batas Pajanan Getaran Seluruh Tubuh
untuk Aksis z
NAB Getaran Seluruh Tubuh

• Resultan 3 Aksis (x, y dan z)


• Nilai Ambang Batas Ceiling untuk pajanan Getaran Seluruh Tubuh
resultan 3 aksis (x, y, dan z) adalah sebesar 1,15 meter/detik2.
• Resultan untuk pajanan Getaran Seluruh Tubuh untuk resultan 3
aksis (x, y, dan z)
dihitung dengan rumus:

Dimana:

• Aw(x,y,z) = total nilai akselerasi yang terukur dengan


faktor pembebanan (weighted rmsacceleration)
untuk aksis (x,y,z)
• Wf(x,y,z) = faktor pembebanan untuk aksis (x,y,z) pada
setiap 1/3 frekuensi octave band dari 1 hingga 80
Hertz
• Af(x,y,z) = nilai akselerasi rms untuk spektrum aksis
(x,y,z) pada setiap 1/3 frekuensi octave band dari 1
hingga 80 Hertz
NAB Getaran Seluruh Tubuh
 Resultan 3 Aksis (x, y dan z)

Frekuensi Faktor Pembebanan


(Hertz) Vibrasi Longitudinal z Vibrasi Transversal x, y
1 0,5 1
1,25 0,56 1
1,6 0,63 1
2 0,71 1
2,5 0,8 0,8
3,15 0,9 0,63
Faktor Pembebanan 4 1 0,5
untuk Menghitung 5 1 0,4
Resultan Getaran 6,3 1 0,315
Seluruh Tubuh untuk 8 1 0,25
Pajanan 8 Jam per 10 0,8 0,2
12,5 0,63 0,16
Hari 16 0,5 0,125
20 0,4 0,1
25 0,315 0,08
31,5 0,25 0,063
40 0,2 0,05
50 0,16 0,04
63 0,125 0,0315
80 0,1 0,025
NAB Getaran Seluruh Tubuh
 Resultan 3 aksis (x, y, dan z) dengan Crest Factor > 6 hingga 9

• Nilai Ambang Batas untuk pajanan getaran seluruh tubuh yang memiliki nilai
perbandingan akselerasi tertinggi dengan akselerasi terendah (crest factor) antara 6-
9 untuk 8 jam kerja per hari adalah 0,8661.
• Sedangkan NAB getaran seluruh tubuh dengan crest factor 6-9 untuk durasi pajanan
tertentu
dapat dilihat pada Tabel berikut:

NAB ini tidak berlaku untuk


pajanan kurang dari 10 menit
NAB Getaran Seluruh Tubuh

• Resultan 3 aksis (x, y, dan z) dengan Crest Factor > 6


hingga 9
• Resultan untuk pajanan Getaran Seluruh Tubuh dengan crest factor
6-9 untuk 3 aksis (x, y, dan z) dihitung dengan rumus:

• awl(8) = pajanan harian getaran selama 8 jam


untuk aksis x, y dan z (ms-2 rms)
• awlj = nilai total pembebanan akselerasi pada
aksis x , y atau z selama periode pajanan j
(ms-2 rms).
• Untuk nilai pembebanan lihat Tabel 8.
• T0 = durasi selama periode pajanan j (detik)
NAB Getaran Seluruh Tubuh

• Resultan 3 Aksis (x, y dan z) dengan Crest Factor > 9


• Untuk getaran seluruh tubuh dengan crest factor > 9, maka perhitungan NAB
getaran seluruh tubuh (Vibration Dose Value/VDV) dihitung dalam setiap
aksis x, y dan z sebagai berikut:

Keterangan:
• VDV = Vibration Dose Value (meter per detik1,75rmq)
• Kl = faktor pengali untuk setiap arah (k = 1,4 untuk l = x, y; k
= 1,0 untuk l = z)
• T = durasi pajanan (detik atau jam)
• T0 = referensi durasi 8 jam atau 28.800 detik (detik atau jam)
• awl (t)= besar akselerasi yang terukur (the weighted
acceleration) masing- masing aksis (x,y, x) sebagai fungsi
waktu antara 0,5 dan 80 Hz (meter per detik1,75rmq)

• Perhitungan VDV tidak berlaku untuk pajanan yang melebihi 8 jam. Nilai
Ambang Batas (NAB) Ceiling sebesar 17,0 meter per detik1,75
NAB Getaran Seluruh Tubuh

 Menurut Permenaker No 5 Tahun 2018


EVINRONMENTAL MONITORING

 Vibration Meter : Untuk mengukur berapa besar


getaran mesin
EVINRONMENTAL MONITORING

 Vibration Analyzer
 Digunakan untuk pengujian dan
inspeksi di bagian fasilitas
manufaktur produksi, laboratorium
pengembangan produk, konstruksi,
dan masih banyak lagi. Alat ini
mempunyai kemampuan untuk
mengukur amplitude dan frekuensi
getaran yang akan dianalisa.
Karena biasanya sebuah mesin
mempunyai lebih dari satu
frekuensi getaran yang
ditimbulkan, frekuensi getaran
yang timbul akan sesuai dengan
kerusakan yang terjadi pada mesin
tersebut.
EVINRONMENTAL MONITORING
 Shock Pulse Meter
 Alat yang khusus untuk memonitor
kondisi antifriction bearing yang
biasanya sulit di deteksi dengan
metode analisa getaran yang
konvensional. Prinsip kerja dari shock
pulse meter ini adalah mengukur
gelombang kejut akibat terjadi gaya
impact pada suatu benda, intensitas
gelombang kejut itulah yang
mengindikasikan besarnya kerusakan
dari bearing tersebut. Pads sistem
SPM ini biasanya memakai tranduser
piezoelectric yang telah dibuat
sedemikian rupa sehingga mempunyai
frekuensi resonansi sekitar 32 KHz.
Dengan menggunakan probe tersebut
maka SPM ini dapat mengurangi
pengaruh getaran terhadap pengukuran
besarnya dampak yang terjadi.
EXPOSURE MONITORING
 Whole-body Vibration
Dosimeter
 Untuk mengukur paparan
getaran seluruh tubuh
terhadap pekerja di
lingkungan kerja. Bagian
yang diukur adalah bagian
yang menopang tubuh
manusia.Bila pekerja duduk,
maka diletakkan di alas
duduk dan sandarannya. Bila
tenaga kerja berdiri, maka
diletakkan di lantainya.
EXPOSURE MONITORING

 Hand–arm Vibration
Dosimeter
 Untuk mengukur paparan
getaran yang diterima oleh
pekerja secara personal
melalui tangan di lingkungan
kerja. Alat tersebut
dipasangkan pada tangan
pekerja dimana saat bekerjaa
bersentuhan langsung dengan
getaran.

Anda mungkin juga menyukai