GOLONGAN PRAKTIKUM: Q
KELOMPOK: 3
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
2019/2020
Tujuan Praktikum
1. Mempelajari bagaimana otot skeletal berkontraksi.
2. Mempelajari efek stimulasi listrik terhadap otot skeletal.
3. Mengetahui efek frekuensi tehadap kontraksi otot skeletal.
Landasan Teori
Manusia dengan sendirinya bergerak, duduk, berbicara. Otot yang
memungkinkan terjadinya gerakan secara sadar seperti ini adalah Otot
Rangka atau Otot Lurik.Otot rangka atau otot skelet, juga di biasanya
disebut otot bergaris atau otot lurik, adalah organ somatik, yang fungsinya
dipengaruhi oleh kemauan, oleh karena inervasinya dilakukan oleh saraf
motorik somatik.Otot Rangka secara khas merentang dua sendi dan
menempel pada kerangka melalui tedonts, yang melekat pada periosteum
tulang. Otot rangka/skelet tersusun oleh kumpulan serabut (sel)otot
bergaris (muscle fiber/skeletal myocyte), mempunyai banyak inti yang
terletak di tepi.Fungsi utama otot rangka adalah berkontraksi dalam rangka
menggerakkan anggota tubuh dan fungsi yang lain adalah menghasilkan
panas tubuh, memberi bentuk tubuh serta melindungi organ yang lebih
dalam.Otot dapat berkontraksi dan berelaksasi karena tersedianya energi
dari sistem energi.Melalui kontraksi otot, tubuh manusia mampu
melakukan kerja seperti mesin. Dengan kata lain, otot merupakan mesin
pengubah energi kimia menjadi energi mekanik, yang terwujud dalam
suatu kerja atau aktivitas fisik.Pada saat relaksasi head myosin tidak
terikat, sedangkan pada saat kontraksi head myosin terikat atau menempel
pada bagian aktif dari filamen actin (binding site of actin). Kontraksi otot
rangka oleh karena terjadinya interaksi antara filamen actin dan myosin
(Sliding filamen actin dengan myosin ).ketika otot rangka diisolasi dan
dipasang pada transduser kekuatan, kita dapat menghasilkan kontraksi otot
dengan stimulasi elektrik yang terkontrol.
Activity 1
Masuk pada halaman aplikasi PhysioEx dan klik Exercise 2 (Skeletal
Muscle Physiology), setelah itu klik Activity 1 ( The Muscle Twitch and
the Laten Period, dan jawablah Quis Pre -Lab pada activitas 1.
Setelah mengisi Quis Pre- Lab , klik Experiment Tab dan kerjakanlah
latihannya.
Setelah berhasil mengerjakan latihan, kerjakanlah Post Lab Quiz pada Activity 1
ini.
Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 1: The Muscle Twitch and the
Latent Period Lab Report
Experiment Result
Predict Question:
Predict Question: Will changes to the stimulus voltage alter the duration of the
latent period?
Your answer : a. Yes, changing the stimulus voltage will change the latent
period duration proportionately.
Stop & Think Questions:
What is the period of time that elapses between the generation of an
action potential and the start of muscle tension development in a
muscle fiber?
You correctly answered: c. the latent period
Experiment Data:
Activiity 2
Pergi ke halaman utama dalam aplikasi PhysioEx dan klik exercise 2 tentang
Skeletal Muscle Physiology. Lalu klik activity 2: The Effect of Stimulus Voltage
on Skeletal Muscle Contraction, dan pilih menu Pre-lab Quiz untuk activity
2.Setelah kita mengikuti Pre-lab Ouiz , klik tab Experiment dan mulailah
eksperiment.
1. Perhatikan, tegangan pada Voltage menunjukan angka 0,0 Volt. Klik
stimulate untuk mengirimkan stimulasi listrik ke otot dan kita mulai
mengamatinya.
2. Catat tampilan kekutan dan kemudian klik Record Data untuk
menampilkan hasil dari percobaan tersebut.
3. Tingkatkan Voltage menjadi 0,2 Volt dengan mengklik tombol + di
sebelah tampilan Voltage. Lalu klik Stimulate untuk mengirimkan
stimulus listrik ke otot dan kita mulai mengamatinya.
4. Catat tampilam kekuatan dan kemudian klik Record Data untuk
menampilkan hasil dari percobaan tersebut.
5. Secara bertahap kita meningkatkan Voltage dan Stimulate otot untuk
menentukan tegangan minimum yang diperlukan untuk menambahkan
Voltage sebesar 0,1 dan klik Stimulate. Jika tidak ada gaya aktif yang
dihasilkan tingkatkan Voltage sebesar 0,1 Volts dan Stimulate otot lagi.
6. Masukan Voltage untuk percobaan tersebut pada bidang yang terdapat di
bagian bawah dan klik Sumbit untuk menyimpan jawaban kamu pada lab
report.
7. Klik Clear Tracings untuk membersihkan layar dari percobaaan kita
sebelumnya.
8. Tambahkan Voltage menjadi 1,0 volt dan kemudian klik Stimulate
9. Catat tampilan kekuatan dan kemudian klik Record Data untuk
menampilkan hasil percobaan tersebut.
10. Kemudian, secara bertahap kita meningkatkan Voltage dan Stimulate .
kita menambah Voltage sebesar 0,5 volt lalu klik Stimulate dan kita
mengamati hasilnya. Kita mencatat tampilan Kekuatan dan kemudian Klik
Record Data untuk menampilkan hasil percobaan tersebut.
11. klik Plot Data untuk melihat ringkasan data kita. Klik Submit untuk
menyimpan data kita.
12. Masukan Voltage maksimal pada percobaan ini dan kemudian Submit
untuk mencatat jawaban kita.
Setelah kita menyelesaikan percobaan, tekan Post-lab Quiz untuk activity
2.
Experiment Result
Predict Question:
Predict Question: As the stimulus voltage is increased from 1.0 volt up to 10
volts, what will happen to the amount of active force generated with each
stimulus?
Your answer : a. The active force will continually increase.
Stop & Think Questions:
What do you see in the active force display when the stimulus voltage
is set to 0.0, and why does this observation make sense?
You correctly answered: a. 0.00 g; there was no activation of skeletal muscle
fibers by this stimulus.
6. Enter the threshold voltage for this experiment in the field below and then
click Submit Data to record your answer in the lab report
You answered: 0.8 volts
12. Enter the maximal voltage for this experiment in the field below and then
click Submit Data to record your answer in the lab report.
You answered: 10,0 volts
Experiment Data:
Activity 3
1. Perhatikan bahwa tegangan pada stimulator diatur ke 8.5 volt,
Klik Single Stimulus dan amatilah penelusuran yang dihasilkan pada
Oscilloscope.
2. Catatlah tampilan gaya aktif dan kemudian klik Record Data untuk
menampilkan hasil anda pada kisi ( lalu catat hasil anda di bagan 3).
3. Klik Single Stimulus dan biarkan jejaknya naik dan jatuh sepenuhnya.
Segera setelah kembali ke garis dasar, klik Single Stimulus lagi.
4. Catat gaya aktif (active force) untuk kedutan (twitch) otot kedua dan klik
Record Data untuk menampilkan hasil pada kisi ( lalu catat hasil anda
pada bagan 3).
5. Anda harus terus mengamati peningkatan gaya aktif yang dihasilkan oleh
otot setelah stimulus kedua yang dilakukan segera setelah stimulus
pertama. Peningkatan ini menunjukan fenomena Treppe. Klik Clear
Tracings untuk menghapus jejak pada Oscilloscope.
6. Sekarang anda akan menyelidiki proses penjumlahan atau penambahan
gelombang. Klik Single Stimulus dan amati jejaknya naik dan mulai
turun. Setelah jejaknya turun sepenuhnya ke garis dasar, klik Single
Stimulus lagi ( cukup mengklik Single Stimulus dua kali berturut-turut
untuk mencapai hal ini).
7. Catat gaya aktif untuk kedutan (Twitch) otot kedua dan klik Record Data
untuk menampilkan hasil anda dalam kisi ( lalu catat hasil anda di bagan
3).
8. Sekarang, stimulasi otot pada frekuensi yang lebih tinggi dengan mengklik
Single Stimulus empat kali berturut- turut dengan cepat.
9. Catat tampilan gaya aktif dan kemudian klik Record Data untuk
menampilkan hasil anda di kisi ( dan catat hasil anda di bagan 3)
10. Klik Clear Tracings untuk menghapus jejak pada Oscilloscope.
11. Tingkatkan tegangan hingga 10.0 volt dengan mengklik tombol +
disamping tampilan voltase. Setelah mengatur tegangan, klik Single
Stimulus empat kali berturut-turut secara cepat.
12. Catat tampilan gaya aktif lalu kemudian klik Record Data untuk
menampilkan hasil anda di kisi (lalu catat hsil anda di bagan 3).
13. Klik Clear Tracings untuk menghapus penelusuran pada Oscilloscope.
14. Kembalikan tegangan ke 8.5 volt dengan mengklik tombol – di sebelah
tampilan voltase. Setelah mengukur tegangan, klik Single Stimulus
sebanyak yng anda bisa dengan cepat, lalu perhatikan tampilan gaya aktif.
Jika anda tidak mencapai gaya aktif (aktive force) 5.2 gram, klik Clear
Tracing, lalu klik single stimulus dengan lebih cepat.
Ulangi langkah ini hingga anda mencapai gaya aktif 5.2 gram, ketika anda
mencapai gaya aktif (active force) 5.2 gram, klik Record Data untuk
menampilkan hasil anda pada kisi ( lalu catat hasil anda di bagan 3).
Experiment Result
Predict Question:
Predict Question 1: As the stimulus frequency increases, what will
happen to the muscle force generated with each successive stimulus?
Will there be a limit to this response?
Your answer : b. As the stimulus frequency increases, the muscle force
generated by each successive stimulus will increase. There will be a
limit to this increase.
Does the force generated by the muscle change with each additional stimulus?
You correctly answered: b. As the stimulus frequency increased, the
muscle tension generated by each successive stimulus also increased, and a
limiting maximum value was observed.
Experiment Data:
Pembahasan:
pengaruh frekuensi stimulus pada tujuan kontraksi otot rangka
1. Which of the following is not one of the ways that the body can
increase the force produced by a skeletal muscle? Your answer: c.
maintenance of elevated intracellular calcium levels, thus inducing
wave summation
Correct answer: d. application of higher voltages to the whole muscle
Activity 1
1. Definisi dari istilah, serat otot rangka, unit motorik, kedutan otot rangka,
rangsangan elektrik, dan periode laten.
Serat otot rangka adalah otot rangka yang tersusun dari ratusan
bahkan ribuan individual sel.
Unit motorik adalah sebuah saraf motorik yang berfungsi mengantar
rangsangan dari pusat saraf menuju organ efektor (mis. Otot).
Kedutan otot rangka adalah aksi potensial yang menyebabkan
kontraksi yang di ikuti oleh relaksasi.
Rangsangan elektrik adalah simulasi dari kontraksi dan relaksasi
dengan bantuan rangsangan listrik.
Periode laten adalah rentan waktu antara munculnya aksi potensial
sampai terbukanya kanal kalsium yang menyebabkan kalsium keluar
dari retikulum sakroplasmik.
6. Pada ambang batas stimulus, apakah ion natrium mulai bergerak masuk
atau keluar sel untuk menyebabkan depolarisasi membran?
Otot kita tentu akan mengalami tegangan secara terus- menerus hingga
mencapai tegangan tertentu. Otot kita pastinya akan mengalami kelelahan
jika kita bekerja secara maksimal. Jika kita sudah kelelahan pastinya otot
kita tidak akan bereaksi lagi. Hal ini berarti otot kita mempunyai nilai
ambang batas. Pada percobaan diketahui nilai ambang batasnya 10.0 Volt.
Otot kita dapat bekerja sesuai dengan instruksi kita( secara sadar) dan
tanpa instruksi( secara tidak sadar) seperti menahan,mendorong,
mengangakt , melompat , berjalan, dll. Ketika otot bekerja komponen
Biomolekul dalam actin dan miosin mengalami perubahan bentuk. Secara
in vivo kontraksi otot dikontrol oleh sistem saraf pusat.
3. Apa yang terjadi pada otot rangka yang terisolisasi ketika tegangan
maksimal diterapkan?
Otot mempunyai kekuatan untuk menahan beban yang berat, tetapi otot
mempunyai batas maksimal dan jika sudah mencapai batasnya maka otot
tidak akan merespon lagi ketika diberi tegangan maksimal. Artinya dalam
mengalami tegangan secara maksimal, kita menggunakan kapasitas otot
untuk menggunakan tenaganya sebaikmungkin. Otot kita harus dilatih agar
otot kita terbiasa saat menerima tegangan atau rangsangan yang besar.
Activity 3
2. Dari percobaan yang telah dilakukan, efek dari simulasi pemecahan otot
skeletal dalam waktu dua kali pada periode pendek dengan relaksasi antara
stimulus, deskripsikan gaya dari kontraksi dengan masing-masing
subskuen stimulus. Apakah hasil ini disebut penjumlahan treppe atau
gelombang?
pada stimulus tunggal dengan voltase 8.5 volt hasil yang diperoleh adalah
1.83, dan kemudian tanpa mengubah voltase lalu dilakukan single stimulus
sebanyak dua kali maka aktive force mengalami kenaikan, hsl ini dapat
membuktikan, bahwa kontraksi dan gaya aktif juga dipengaruhi oleh
stimulus. Maka keadaan ini disebut penjumlahan gelombang.
4. Untuk mencapai kekuatan aktif 5.2 gram apakah anda harus meningkatkan
tegangan stimulus di atas 8.5 volt? Jika tidak bagaimana anda mencapai
kekuatan aktif 5.2 gram? Seberapa baik hasil dibandingkan dengan
prediksi anda?
Tidak, tanpa harus menaikkan voltase dari 8.5 volt kita sudah bisa
mendapatkan gaya aktif sebesar 5.2 gram dengan cara menambah dan
melakukan percobaan kembali dengan stimulus tetap namun dilakukan
berulang-ulang dalam waktu yang sama hingga memperoleh 5.2 gram.
Hasilnya sama dengan prediksi kami dan hasil percobaan.
Semakin tinggi tegangan listrik yang diberikan maka kontraksi otot juga akan
semakin besar, tetapi apabila otot sudah mencapai batas ambang maka tegangan
yang besarpun tidak akan mempengaruhi kontraksi otot tersebut.Pada saat otot
berkontraksi atau diberi rangsangan oto akan memendek dan pada saat otot
berelaksai otot akan kembali ke bentuk semulanya.Otot akan berkontraksi secara
terus menerus maka otot akan mengalami kelelahan dan kontraksi otot semakin
melemah. Ketika otot tak mampu berkontraksi lagi,maka active force tidak akan
naik tetapi akan mendatar atau lurus. Ini dikarenakan otot tersebut telah mencapai
ambang batas maksimalnya, dmana nilai active force akan sama atau tidak
mengalami perubahan nilai.
Daftar Pustaka
Guyton, A.C. & Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Physiology, 11th
Edition. New York: Elsevier.
Guyton, A.C. & Hall, J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th
Edition. Jakarta: EGC Medical Publisher.