Anda di halaman 1dari 32

KONTRAKSI OTOT LURIK I

GOLONGAN PRAKTIKUM: Q
KELOMPOK: 3

NOVEBRIYANTO TRI ADEPUTRA (2443019203)


BEATRIX CAESILIA PERMATA DONNAPUTRI (2443019204)
GERALDINE MARGARETHA DEWI YULIANTI (2443019208)
MARIA MIZITA RATU NEANG (2443019232)
THEODORA SELLY DESY ROMROME (2443019236)

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
2019/2020
Tujuan Praktikum
1. Mempelajari bagaimana otot skeletal berkontraksi.
2. Mempelajari efek stimulasi listrik terhadap otot skeletal.
3. Mengetahui efek frekuensi tehadap kontraksi otot skeletal.

Landasan Teori
Manusia dengan sendirinya bergerak, duduk, berbicara. Otot yang
memungkinkan terjadinya gerakan secara sadar seperti ini adalah Otot
Rangka atau Otot Lurik.Otot rangka atau otot skelet, juga di biasanya
disebut otot bergaris atau otot lurik, adalah organ somatik, yang fungsinya
dipengaruhi oleh kemauan, oleh karena inervasinya dilakukan oleh saraf
motorik somatik.Otot Rangka secara khas merentang dua sendi dan
menempel pada kerangka melalui tedonts, yang melekat pada periosteum
tulang. Otot rangka/skelet tersusun oleh kumpulan serabut (sel)otot
bergaris (muscle fiber/skeletal myocyte), mempunyai banyak inti yang
terletak di tepi.Fungsi utama otot rangka adalah berkontraksi dalam rangka
menggerakkan anggota tubuh dan fungsi yang lain adalah menghasilkan
panas tubuh, memberi bentuk tubuh serta melindungi organ yang lebih
dalam.Otot dapat berkontraksi dan berelaksasi karena tersedianya energi
dari sistem energi.Melalui kontraksi otot, tubuh manusia mampu
melakukan kerja seperti mesin. Dengan kata lain, otot merupakan mesin
pengubah energi kimia menjadi energi mekanik, yang terwujud dalam
suatu kerja atau aktivitas fisik.Pada saat relaksasi head myosin tidak
terikat, sedangkan pada saat kontraksi head myosin terikat atau menempel
pada bagian aktif dari filamen actin (binding site of actin). Kontraksi otot
rangka oleh karena terjadinya interaksi antara filamen actin dan myosin
(Sliding filamen actin dengan myosin ).ketika otot rangka diisolasi dan
dipasang pada transduser kekuatan, kita dapat menghasilkan kontraksi otot
dengan stimulasi elektrik yang terkontrol.

Alat dan Bahan


o Piranti lunak PhysioEx 9.0 dan komputer
Metode/Prosedur

Activity 1
Masuk pada halaman aplikasi PhysioEx dan klik Exercise 2 (Skeletal
Muscle Physiology), setelah itu klik Activity 1 ( The Muscle Twitch and
the Laten Period, dan jawablah Quis Pre -Lab pada activitas 1.

Setelah mengisi Quis Pre- Lab , klik Experiment Tab dan kerjakanlah
latihannya.

1. Aturlah Voltage 0.0 volt, klik Stimulate untuk memberi rangsangan


listrik ke otot dan amatilah jejak yang dihasilkan.
2. Pelacakan pada Oscilloscope menunjukan kekuatan otot aktif,
perhatikanlah bahwa tidak ada kekuatan otot yang berkembang
karena volt yang di tetapkan (0.0), klik Record Data untuk
menampilkan ( menyimpan ) hasil latihannya.
3. Tambahkan hingga volt menjadi 3,0 ( klik tombol +)
4. Klik Stimulate dan amatilah.
5. Perhatikanlah kekuatan otot yang berkembang, lalu klik Record
Data untuk menghasilkan hasilnya.
6. Klik Clear Tracings untuk menghapus data yang ada di
Oscilloscope.
7. Tambahkan voltage hingga 4.0 volt dengan mengklik tombol + .
8. Klik Stimulate dan amatilah hasilnya .
Perhatikanlah bahwa jejak di mulai di sisi kiri layar dan akan tetap
rata untuk waktu yang singkat, ingatlah bahwa sumbu X
menampilkan waktu yang berlalu dalam mili detik dan perhatikan
juga bahwa gaya selama kedutan juga berubah.
9. Klik Meansure pada stimulator, garis kuning vertikal muncul di sisi
paling kiri dari periode laten, berarti anda dapat mengamati waktu
antara penerapan stimulus dan awal respon pada percobaan ini.
Klik tombol + disebelah tampilan waktu, anda akan melihat garis
kuning vertikal mulai bergerak di layar, apa yang akan terjadi pada
tampilan waktu ketika garis bergerak melintasi layar.
Klik tombol + sampai garis kuning mencapai titik dimana grafik
berhenti menjadi garis datar dan mulai naik ( ini adalah titik
dimana ketegangan otot mulai berkembang), jika garis kuning
bergerak melewati titik yang diinginkan, klik tombol - untuk
pindah kebelakang.
Ketika garis kuning telah diposisikan dengan benar , klik Record
Data untuk menampilkan periode laten di grid ( dan catat hasilnya
di bagian 1).
10. Klik Clear Tracings untuk menghapus hasil yang terekam di
Oscillioscpe.
11. Pada langkah ini, anda akan secara bertahap meningkatkan
tegangan untuk mengamati bagaimana perubahan pada tegangan
stimulus mengubah durasi periode laten.
 Meningkatkan tegangan hingga 2.0 volt
 Klik Stimulate dan amatilah hasilnya.
 Klik Measure pada stimulator dan klik tombol + sampai
titik kuning mencapai titik di penelusuran di mana grafik
berhenti menjadi garis datar dan mulai naik.
 Klik Record Date ( dan rekam hasilnya di Chart 1)
 Ulangi lngkah ini hingga mencapai tegangan 10.0 volts

Setelah berhasil mengerjakan latihan, kerjakanlah Post Lab Quiz pada Activity 1
ini.

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 1: The Muscle Twitch and the
Latent Period Lab Report

Pre-lab Quiz Results


You scored 60% by answering 3 out of 5 questions correctly.

1. Skeletal muscles are connected to bones by


You correctly answered: b. tendons.
2. Skeletal muscles are composed of hundreds to thousands of individual
cells called
You correctly answered: c. fibers.
3. The term motor unit refers to
Your answer : b. all of the activated muscle fibers within one skeletal
muscle.
Correct answer: c. one motor neuron and all of the skeletal muscle fibers it
innervates.
4. The motor neuron and muscle fiber intersect at what is called
You correctly answered: d. the neuromuscular junction.
5. A twitch is
Your answer : d. multiple contractile responses to a single action potential.
Correct answer: a. one contractile response to a single action potential.

Experiment Result
Predict Question:

Predict Question: Will changes to the stimulus voltage alter the duration of the
latent period?
Your answer : a. Yes, changing the stimulus voltage will change the latent
period duration proportionately.
Stop & Think Questions:
What is the period of time that elapses between the generation of an
action potential and the start of muscle tension development in a
muscle fiber?
You correctly answered: c. the latent period

What occurs during the latent period of these isometric contractions?


You correctly answered: b. All the steps of excitation-contraction coupling
occur.

Experiment Data:

Voltage Length Active Passive Total Latent


Force Force Force Period
0.0 75 0.0 0.0 0.0 ----
3.0 75 1.04 0.0 1.04 ----
4.0 75 1.32 0.0 1.32 2.40
6.0 75 1.65 0.0 1.65 2.00
8.0 75 1.81 0.0 1.81 2.00
10.0 75 1.82 0.0 1.82 2.00
Pembahasan:
kedutan otot dan tujuan periode laten

Periode laten merupakan waktu mulai diberikan rangsangan sampai terjadi


kontraksi. Sistem saraf pusat bertugas sebagai pusat perintah komunikasi dalam
tubuh manusia, termasuk mengendalikan gerakan dan kontraksi otot. Ketika ada
kerusakan atau rangsangan berlebih pada sel neuron motorik, otak bisa
memerintahkan saraf yang ada pada anggota gerak (jemari, lengan, atau betis)
untuk berkontraksi secara berulang dan tidak terkendali. Inilah yang disebut
kedutan (twitch). Pada periode laten akan lama pada respon yang terus menerus
sehingga akan menimbulkan kelelahan pada otot.

Post-lab Quiz Result


You scored 83% by answering 5 out of 6 question correctly.

1. An action potential in a motor neuron triggers the release of which


neurotransmitter?
You correctly answered: b. Acetylcholine

2. The term skeletal muscle fiber refers to


You correctly answered: a. an individual skeletal muscle cell.

3. The graded depolarization in the skeletal muscle fiber that is elicited in


response to one action potential from the motor neuron is called
You correctly answered: c. an EPP (end-plate potential).

4. Which of the following is not a phase of a skeletal muscle twich?


You correctly answered: b. Hyperpolarization phase

5. A skeletal muscle twitch is


You correctly answered: a. one contractile response to a single action
potential.
6. Which of the following correctly matches the twitch phase with its
definition?
Your answer: a. the latent period: the time from peak tension until the end
of the muscle contraction
Correct answer: d. the contraction phase: the time between the end of the
latent period and peak muscle tention

Activiity 2
Pergi ke halaman utama dalam aplikasi PhysioEx dan klik exercise 2 tentang
Skeletal Muscle Physiology. Lalu klik activity 2: The Effect of Stimulus Voltage
on Skeletal Muscle Contraction, dan pilih menu Pre-lab Quiz untuk activity
2.Setelah kita mengikuti Pre-lab Ouiz , klik tab Experiment dan mulailah
eksperiment.
1. Perhatikan, tegangan pada Voltage menunjukan angka 0,0 Volt. Klik
stimulate untuk mengirimkan stimulasi listrik ke otot dan kita mulai
mengamatinya.
2. Catat tampilan kekutan dan kemudian klik Record Data untuk
menampilkan hasil dari percobaan tersebut.
3. Tingkatkan Voltage menjadi 0,2 Volt dengan mengklik tombol + di
sebelah tampilan Voltage. Lalu klik Stimulate untuk mengirimkan
stimulus listrik ke otot dan kita mulai mengamatinya.
4. Catat tampilam kekuatan dan kemudian klik Record Data untuk
menampilkan hasil dari percobaan tersebut.
5. Secara bertahap kita meningkatkan Voltage dan Stimulate otot untuk
menentukan tegangan minimum yang diperlukan untuk menambahkan
Voltage sebesar 0,1 dan klik Stimulate. Jika tidak ada gaya aktif yang
dihasilkan tingkatkan Voltage sebesar 0,1 Volts dan Stimulate otot lagi.
6. Masukan Voltage untuk percobaan tersebut pada bidang yang terdapat di
bagian bawah dan klik Sumbit untuk menyimpan jawaban kamu pada lab
report.
7. Klik Clear Tracings untuk membersihkan layar dari percobaaan kita
sebelumnya.
8. Tambahkan Voltage menjadi 1,0 volt dan kemudian klik Stimulate
9. Catat tampilan kekuatan dan kemudian klik Record Data untuk
menampilkan hasil percobaan tersebut.
10. Kemudian, secara bertahap kita meningkatkan Voltage dan Stimulate .
kita menambah Voltage sebesar 0,5 volt lalu klik Stimulate dan kita
mengamati hasilnya. Kita mencatat tampilan Kekuatan dan kemudian Klik
Record Data untuk menampilkan hasil percobaan tersebut.
11. klik Plot Data untuk melihat ringkasan data kita. Klik Submit untuk
menyimpan data kita.
12. Masukan Voltage maksimal pada percobaan ini dan kemudian Submit
untuk mencatat jawaban kita.
Setelah kita menyelesaikan percobaan, tekan Post-lab Quiz untuk activity
2.

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 2: The Effect of Stimulus


Voltage on Skeletal Muscle Contraction Lab Report

Pre-lab Quiz Results


You scored 100% by answering 4 out of 4 questions correctly.

1. Skeletal muscle fibers are innervated (stimulated) by


You correctly answered: c. motor neurons.

2. A single action potential propagating down a motor axon result in


You correctly answered: d. a single action potential and a single
contractile event in the muscle fibers it innervates.

3. In resting skeletal muscle, calcium is stored in


You correctly answered: c. the sarcoplasmic reticulum.

4. During the latent period for an isometric contraction


You correctly answered: c. the cellular events involved in exitation-
contraction coupling occur.

Experiment Result
Predict Question:
Predict Question: As the stimulus voltage is increased from 1.0 volt up to 10
volts, what will happen to the amount of active force generated with each
stimulus?
Your answer : a. The active force will continually increase.
Stop & Think Questions:
What do you see in the active force display when the stimulus voltage
is set to 0.0, and why does this observation make sense?
You correctly answered: a. 0.00 g; there was no activation of skeletal muscle
fibers by this stimulus.

What is the lowest stimulus voltage


that induces active force in the skeletal
muscle?
You correctly answered: b. threshold
voltage

6. Enter the threshold voltage for this experiment in the field below and then
click Submit Data to record your answer in the lab report
You answered: 0.8 volts

12. Enter the maximal voltage for this experiment in the field below and then
click Submit Data to record your answer in the lab report.
You answered: 10,0 volts

Experiment Data:

Voltage Length Active Force Passive Total


Force Force
0.0 75 0.0 0.0 0.0
0.2 75 0.0 0.0 0.0
0.8 75 0.02 0.0 0.02
1.0 75 0.15 0.0 0.15
1.5 75 0.43 0.0 0.43
2.0 75 0.66 0.0 0.66
2.5 75 0.87 0.0 0.87
3.5 75 1.19 0.0 1.19
4.0 75 1.32 0.0 1.32
4.5 75 1.42 0.0 1.42
5.5 75 1.59 0.0 1.59
6.5 75 1.70 0.0 1.70
7.0 75 1.74 0.0 1.74
7.5 75 1.78 0.0 1.78
8.0 75 1.81 0.0 1.81
8.5 75 1.82 0.0 1.82
9.0 75 1.82 0.0 1.82
9.5 75 1.82 0.0 1.82
10.0 75 1.82 0.0 1.82
Pembahasan:
pengaruh tegangan rangsangan pada tujuan kontraksi otot rangka

energi pada kontraksi otot dibedakan menjadi 3 macam , yaitu kontraksi


isotonic , kontraksi isometric, dan kontraksi isokinetic. Kontraksi isotonic terjadi
perubahan panjang otot dimana otot akan memendek jika kita mengangkat
beban. Pada kontraksi ini terbentuk kerja eksternal tanpa disertai perubahan
tegangan otot. Jenis kontraksi ini terjadi pada saat mengangkat beban yang
ringan . Pada kontraksi isometric tidak terjadi perubahan panjang otot. Pada
kontraksi ini tidak terjadi kerja eksternal, tetapi tercipta suatu tegangan dan
terjadi produksi energi dalam bentuk panas. kontraksi ini dapat terjadi pada saat
mengangkat beban yang berat. Sedangkan pada kontraksi isokinetic merupakan
kontraksi otot maksimal pada kecepatan yang tetap pada pergerakan.

Post-lab Quiz Results


You scored 50% by answering 3 out of 6 questions correctly.

1. Motor unit recruitment refers to


You correctly answered: a. an increase in the number of active muscle fibers
to increase the force developed in a muscle.

2. Active tension (or force) in a skeletal muscle fiber results from


Your answer: b. stretching the muscle before applying the stimulus voltage.
Correct answer: a. activation of cross bridge cycling via increased
intracellular calcium levels.

3. The is the minimal stimulus needed to cause a depolarization of the


muscle plasma membrane (sarcolemma).

You correctly answered: d. threshold voltage

4. By definition, the is the amount of stimulus required


to successfully recruit all the muscle fibers into developing
active force.
You correctly answered: c. maximal voltage
5. Why was a maximal voltage observed in this experiment?
Your answer: c. The maximal voltage induces the most acetylcholine
release from a muscle fiber's sarcolemma (or plasma membrane).
Correct answer: b. At the maximal voltage, all the muscle
fibers contained in this muscle are depolarized and they all
develop active force (that is, they were all successfully
recruited).

6. A sufficiently strong electrical stimulus applied to an isolated,


mounted skeletal muscle induces the development of muscle
force, or muscle tension. Which of the following statements
concerning this observation is true?
Your answer: b. The electrical stimulus only influences the
skeletal muscle fibers that are in immediate contact with the
electrodes.
Correct answer: c. The electrical stimulus mimics acetylcholine release at a
neuromuscular junction

Activity 3
1. Perhatikan bahwa tegangan pada stimulator diatur ke 8.5 volt,
Klik Single Stimulus dan amatilah penelusuran yang dihasilkan pada
Oscilloscope.
2. Catatlah tampilan gaya aktif dan kemudian klik Record Data untuk
menampilkan hasil anda pada kisi ( lalu catat hasil anda di bagan 3).
3. Klik Single Stimulus dan biarkan jejaknya naik dan jatuh sepenuhnya.
Segera setelah kembali ke garis dasar, klik Single Stimulus lagi.
4. Catat gaya aktif (active force) untuk kedutan (twitch) otot kedua dan klik
Record Data untuk menampilkan hasil pada kisi ( lalu catat hasil anda
pada bagan 3).
5. Anda harus terus mengamati peningkatan gaya aktif yang dihasilkan oleh
otot setelah stimulus kedua yang dilakukan segera setelah stimulus
pertama. Peningkatan ini menunjukan fenomena Treppe. Klik Clear
Tracings untuk menghapus jejak pada Oscilloscope.
6. Sekarang anda akan menyelidiki proses penjumlahan atau penambahan
gelombang. Klik Single Stimulus dan amati jejaknya naik dan mulai
turun. Setelah jejaknya turun sepenuhnya ke garis dasar, klik Single
Stimulus lagi ( cukup mengklik Single Stimulus dua kali berturut-turut
untuk mencapai hal ini).
7. Catat gaya aktif untuk kedutan (Twitch) otot kedua dan klik Record Data
untuk menampilkan hasil anda dalam kisi ( lalu catat hasil anda di bagan
3).
8. Sekarang, stimulasi otot pada frekuensi yang lebih tinggi dengan mengklik
Single Stimulus empat kali berturut- turut dengan cepat.
9. Catat tampilan gaya aktif dan kemudian klik Record Data untuk
menampilkan hasil anda di kisi ( dan catat hasil anda di bagan 3)
10. Klik Clear Tracings untuk menghapus jejak pada Oscilloscope.
11. Tingkatkan tegangan hingga 10.0 volt dengan mengklik tombol +
disamping tampilan voltase. Setelah mengatur tegangan, klik Single
Stimulus empat kali berturut-turut secara cepat.
12. Catat tampilan gaya aktif lalu kemudian klik Record Data untuk
menampilkan hasil anda di kisi (lalu catat hsil anda di bagan 3).
13. Klik Clear Tracings untuk menghapus penelusuran pada Oscilloscope.
14. Kembalikan tegangan ke 8.5 volt dengan mengklik tombol – di sebelah
tampilan voltase. Setelah mengukur tegangan, klik Single Stimulus
sebanyak yng anda bisa dengan cepat, lalu perhatikan tampilan gaya aktif.
Jika anda tidak mencapai gaya aktif (aktive force) 5.2 gram, klik Clear
Tracing, lalu klik single stimulus dengan lebih cepat.
Ulangi langkah ini hingga anda mencapai gaya aktif 5.2 gram, ketika anda
mencapai gaya aktif (active force) 5.2 gram, klik Record Data untuk
menampilkan hasil anda pada kisi ( lalu catat hasil anda di bagan 3).

Exercise 2: Skeletal Muscle Physiology: Activity 3: The Effect of


Stimulus Frequency on Skeletal Muscle Contraction Lab Report

Pre-lab Quiz Results


You scored 100% by answering 4 out of 4 questions correctly.

1. During a single twitch of a skeletal muscle


You correctly answered: b. maximal force is never achieved.

2. When a skeletal muscle is repetitively stimulated, twitches can


overlap each other and result in a stronger muscle contraction
than a stand-alone twitch. This phenomenon is known as
You correctly answered: c. wave summation.

3. Wave summation is achieved by


You correctly answered: a. increasing the stimulus frequency (the rate of
stimulus delivery to the muscle).
4. Wave summation increases the force produced in the muscle. Another
way to increase the force produced by a muscle is to
You correctly answered: d. increase the number of activated motor units.

Experiment Result
Predict Question:
Predict Question 1: As the stimulus frequency increases, what will
happen to the muscle force generated with each successive stimulus?
Will there be a limit to this response?
Your answer : b. As the stimulus frequency increases, the muscle force
generated by each successive stimulus will increase. There will be a
limit to this increase.

Predict Question 2: In order to produce sustained muscle contractions with


an active force value of 5.2 grams, do you think you will need to increase
the stimulus voltage?
Your answer : a. yes

Stop & Think Questions:


Was there any change in the force generated by
the muscle during the second stimulated twitch?
You correctly answered: c. Yes, the second twitch
generated more muscle force.

Is the total muscle force generated by the higher frequency


stimulation greater than the force generated in previous
stimulations?
You correctly answered: a. Yes, it is greater than the previous stimulations.

Does the force generated by the muscle change with each additional stimulus?
You correctly answered: b. As the stimulus frequency increased, the
muscle tension generated by each successive stimulus also increased, and a
limiting maximum value was observed.

Experiment Data:
Pembahasan:
pengaruh frekuensi stimulus pada tujuan kontraksi otot rangka

Semakin tinggi frekuensi stimulus yang diberikan kepada otot


rangka,semakin kuat gaya yang dihasilkan oleh otot tersebut.secara khusus kita
mengamati jika ada stimulus elektrik yang diberikan ke otot, maka otot tersebut
akan lebih cepat mekanisme kontraksinya.

Post-lab Quiz Results


You scored 75% by answering 3 out of 4 questions correctly.

1. Which of the following is not one of the ways that the body can
increase the force produced by a skeletal muscle? Your answer: c.
maintenance of elevated intracellular calcium levels, thus inducing
wave summation
Correct answer: d. application of higher voltages to the whole muscle

2. When a muscle receives a stimulus frequency that causes non-


overlapping twitches to follow each other closely in time such that the
peak tension of each twitch rises in a stepwise fashion up to a plateau
value, the result is known as
You correctly answered: c. treppe.

3. In this experiment the isolated skeletal muscle was repetitively


stimulated such that individual twitches overlapped with each other and
resulted in a stronger muscle contraction than a standalone twitch. This
phenomenon is known as
You correctly answered: c. wave summation.

4. Wave summation is achieved by


You correctly answered: a. increasing the rate of stimulus delivery (frequency)
to the muscle.
Pertanyaan:

Activity 1

1. Definisi dari istilah, serat otot rangka, unit motorik, kedutan otot rangka,
rangsangan elektrik, dan periode laten.
 Serat otot rangka adalah otot rangka yang tersusun dari ratusan
bahkan ribuan individual sel.
 Unit motorik adalah sebuah saraf motorik yang berfungsi mengantar
rangsangan dari pusat saraf menuju organ efektor (mis. Otot).
 Kedutan otot rangka adalah aksi potensial yang menyebabkan
kontraksi yang di ikuti oleh relaksasi.
 Rangsangan elektrik adalah simulasi dari kontraksi dan relaksasi
dengan bantuan rangsangan listrik.
 Periode laten adalah rentan waktu antara munculnya aksi potensial
sampai terbukanya kanal kalsium yang menyebabkan kalsium keluar
dari retikulum sakroplasmik.

2. Apa peran asetilkolindalam kontraksi otot rangka ?

Asetilkolin dibutuhkan dan berperan penting untuk proses dari kontraksi


dan relaksasi otot.

3. Jelaskan proses penggandaan eksitasi-kontraksi pada serat otot rangka

Coupling eksitasi-kontraksi adalah proses di mana potensi aksi otot pada


serat otot menyebabkan myofibril berkontraksi.Pada otot rangka,
penggandaan eksitasi-kontraksi bergantung pada penggandengan langsung
antara protein-protein kunci, saluran pelepasan kalsium sarkoplasma (SR)
(diidentifikasi sebagai reseptor ryanodine , RyR) dan saluran kalsium L-
type gated-voltage (diidentifikasi sebagai reseptor dihydropyridine,
DHPR). DHPR terletak di sarcolemma (yang mencakup sarcolemma
permukaan dan tubulus transversal ), sedangkan RyR berada di membran
SR. Aposisi dekat tubulus transversal dan dua daerah SR yang
mengandung RyR digambarkan sebagai triad dan dominan di mana terjadi
eksitasi-kontraksi. Coupling eksitasi-kontraksi terjadi ketika depolarisasi
sel otot rangka menghasilkan potensi aksi otot, yang menyebar ke seluruh
permukaan sel dan masuk ke jaringan serat otot tubulus-T , sehingga
mendepolarisasi bagian dalam serat otot. Depolarisasi bagian dalam
mengaktifkan reseptor dihydropyridine di terminal cisternae, yang
berdekatan dengan reseptor ryanodine di retikulum sarkoplasma yang
berdekatan. Reseptor dihydropyridine yang teraktivasi berinteraksi secara
fisik dengan reseptor ryanodine untuk mengaktifkannya melalui proses
kaki (melibatkan perubahan konformasi yang secara allosterik
mengaktifkan reseptor ryanodine).Ketika reseptor ryanodine
terbuka,Ca2+ dilepaskan dari retikulum sarkoplasma ke ruang
fungsional lokal, yang kemudian berdifusi ke dalam sitoplasma massal
untuk menyebabkan percikan kalsium . Perhatikan bahwa retikulum
sarkoplasma memiliki kapasitas buffer kalsium yang besar sebagian
karena protein pengikat kalsium yang disebut calsequestrin . Aktivasi yang
hampir sinkron dari ribuan percikan kalsium oleh aksi potensial
menyebabkan peningkatan kalsium sel secara keseluruhan yang
meningkatkan.gaya gerak sementara kalsium Ca2+ dilepaskan ke dalam
ikatan sitosol ke Troponin C oleh filamen aktin , untuk memungkinkan
bersepeda lintas jembatan, menghasilkan kekuatan dan, dalam beberapa
situasi, gerakan. Retikulum kalsium-ATPase (SERCA)sarco/endoplasma
aktif memompaCa2+ kembali ke retikulum sarkoplasma. SebagaiCa2+
menurun kembali ke tingkat istirahat, gaya menurun dan relaksasi terjadi.

4. Deskripsikan 3 fase dari kedutan otot rangka.


 Periode laten : periode waktu yang berlalu antara aksi potensial
dalam sel otot dan awal dari kontraksi otot, dimana periode ini
melepaskan kalsium dari retikulum sarkoplasma.
 Fase kontraksi : dimulai ketika periode laten berakhir dan
berakhirnya puncak ketegangan otot.
 Fase relaksasi : periode/ jangka waktu dari ketegangan otot
berakhirnya kontraksi otot.

5. Apakah durasi periode laten berubah dengan voltase stimulus yang


berbeda? Seberapa baik hasilnya dibandingkan dengan prediksi anda?

Tidak, karena semakin tinggi rangsangan voltase yang diberikan maka


hasil periode laten yang diterima tetap sama pada kenaikan periode laten
awal. Hasil antara prediksi kami dan hasil percobaan kami adalah sama.

6. Pada ambang batas stimulus, apakah ion natrium mulai bergerak masuk
atau keluar sel untuk menyebabkan depolarisasi membran?

Bergerak menuju sel bersamaan dengan aksi potensial dan pemicuandari


pelepasan asetilkolin.
Activity 2

1. jelaskan efek meningkatkan tegangan stimulus pada otot rangka terisolasi.


Secara khusus apa yang terjadi dengan kekuatan otot yang dihasilkan
dengan rangsangan listrik yang lebih kuat dan mengapa perubahan ini
terjadi? Seberapa baik hasilnya dengan prediksi anda?

Otot kita tentu akan mengalami tegangan secara terus- menerus hingga
mencapai tegangan tertentu. Otot kita pastinya akan mengalami kelelahan
jika kita bekerja secara maksimal. Jika kita sudah kelelahan pastinya otot
kita tidak akan bereaksi lagi. Hal ini berarti otot kita mempunyai nilai
ambang batas. Pada percobaan diketahui nilai ambang batasnya 10.0 Volt.

2. Bagaimana perubahan dalam kekuatan dalam seluruh otot yang dicapai


dalam in vivo?

Otot kita dapat bekerja sesuai dengan instruksi kita( secara sadar) dan
tanpa instruksi( secara tidak sadar) seperti menahan,mendorong,
mengangakt , melompat , berjalan, dll. Ketika otot bekerja komponen
Biomolekul dalam actin dan miosin mengalami perubahan bentuk. Secara
in vivo kontraksi otot dikontrol oleh sistem saraf pusat.

3. Apa yang terjadi pada otot rangka yang terisolisasi ketika tegangan
maksimal diterapkan?

Otot mempunyai kekuatan untuk menahan beban yang berat, tetapi otot
mempunyai batas maksimal dan jika sudah mencapai batasnya maka otot
tidak akan merespon lagi ketika diberi tegangan maksimal. Artinya dalam
mengalami tegangan secara maksimal, kita menggunakan kapasitas otot
untuk menggunakan tenaganya sebaikmungkin. Otot kita harus dilatih agar
otot kita terbiasa saat menerima tegangan atau rangsangan yang besar.

Activity 3

1. Apa perbedaan antara intensitas stimulus dengan frekuensi stimulus?

Perbedaannya terletak pada pemberian rangsangan. Dimana, frekuensi


stimulus rangsangan yang dapat diberikan adalah tunggal dan ganda atau
lebih, dalam sekali percobaan dengan voltase yang sama, akan
menghasilkan gaya otot yang berbeda dan kontraksi gaya aktif yang
berbeda pula. Sedangkan intensitas stmulus rangsangan yang dapat
diberikan hanya tunggal, dimana menghasilkan gaya aktif yang berbeda
apabila voltase dinaikkan.

2. Dari percobaan yang telah dilakukan, efek dari simulasi pemecahan otot
skeletal dalam waktu dua kali pada periode pendek dengan relaksasi antara
stimulus, deskripsikan gaya dari kontraksi dengan masing-masing
subskuen stimulus. Apakah hasil ini disebut penjumlahan treppe atau
gelombang?

pada stimulus tunggal dengan voltase 8.5 volt hasil yang diperoleh adalah
1.83, dan kemudian tanpa mengubah voltase lalu dilakukan single stimulus
sebanyak dua kali maka aktive force mengalami kenaikan, hsl ini dapat
membuktikan, bahwa kontraksi dan gaya aktif juga dipengaruhi oleh
stimulus. Maka keadaan ini disebut penjumlahan gelombang.

3. Bagaimana frekuensi dari stimulasi dapat menaikkan gaya dari pemecahan


otot skeletal, apakah hasil tersebut disebut penjumlahan Treppe atau
Gelombang? Seberapa baik hasil dibandingkan dengan prediksi anda?
Karena semakin banyak frekuensi yang diberikan saat rangsangan otot,
maka gaya aktif yang diperoleh akan semakin tinggi. Hal itu dikarenakan
frekuensi yang diberikan pada otot dimana otot sedang mengalami
kontraksi. Hasilnya antara prediksi kami dan hasil percobaan adalah sama.

4. Untuk mencapai kekuatan aktif 5.2 gram apakah anda harus meningkatkan
tegangan stimulus di atas 8.5 volt? Jika tidak bagaimana anda mencapai
kekuatan aktif 5.2 gram? Seberapa baik hasil dibandingkan dengan
prediksi anda?

Tidak, tanpa harus menaikkan voltase dari 8.5 volt kita sudah bisa
mendapatkan gaya aktif sebesar 5.2 gram dengan cara menambah dan
melakukan percobaan kembali dengan stimulus tetap namun dilakukan
berulang-ulang dalam waktu yang sama hingga memperoleh 5.2 gram.
Hasilnya sama dengan prediksi kami dan hasil percobaan.

5. Bandingkanlah dan kontras penjumlahan gelombang yang bergantung


pada frekuensi dengan perekrutan unit motor, bagaimana mereka serupa?
Bagaimana masing-masing dicapai dalam percobaan? Jelaskan bagaimana
masing- masing dicapai secara in vivo.

Karena kenaikan frekuensi terjadi saat kontraksi sedang berlangsung dan


hal itu juga bisa disebut dengan penjumlahan gelombang. Maka, semakin
tinggi frekuensi diberikan akan semakin tinggi pula gaya aktif dan
penjumlahan gelombang yang terjadi.
Kesimpulan

Semakin tinggi tegangan listrik yang diberikan maka kontraksi otot juga akan
semakin besar, tetapi apabila otot sudah mencapai batas ambang maka tegangan
yang besarpun tidak akan mempengaruhi kontraksi otot tersebut.Pada saat otot
berkontraksi atau diberi rangsangan oto akan memendek dan pada saat otot
berelaksai otot akan kembali ke bentuk semulanya.Otot akan berkontraksi secara
terus menerus maka otot akan mengalami kelelahan dan kontraksi otot semakin
melemah. Ketika otot tak mampu berkontraksi lagi,maka active force tidak akan
naik tetapi akan mendatar atau lurus. Ini dikarenakan otot tersebut telah mencapai
ambang batas maksimalnya, dmana nilai active force akan sama atau tidak
mengalami perubahan nilai.
Daftar Pustaka

Guyton, A.C. & Hall, J.E., 2006. Textbook of Medical Physiology, 11th
Edition. New York: Elsevier.
Guyton, A.C. & Hall, J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th
Edition. Jakarta: EGC Medical Publisher.

Anda mungkin juga menyukai