Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

“PENYIMBANAGN LINTASAN”

KELOMPOK 2

KLS: EB 20

1. MARIA OKTAVIANA ELNI (220221025)


2. NIKOLAUS J. ONCA (219221151)
3. VINSENSIUS ALFIDUS (220221020)
4. FERAWATI (220221089)

STIE PI MAKASSAR (S1 MANAJEMEN)


DAFTAR ISI

SAMPUL ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ..........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian penyimbangan lintasan menurut para ahli.............................4
B. metode penyimbanagn lintasan.................................................................... 4
C. tujuan penyimbangan lintasan......................................................................5
D. faktor faktor yangb memepengaruhi keseimbnangan lintasan .................6
E. langkah langkah keseimbangan lintasan.......................................................7
F. Istilah istilah dalam keseimbangan lintasan…………………………….....8
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 9
Kesimpulan .............................................................................................................. 9
Daftar isi…………………………………………………………………………..10
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan ke khadirat TUHAN yang maha kuasa atas berkat

dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “PENYIMBANAGN

LINTASASAN” Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari pengajar mata kuliah

MANAJEMEN OPERASIONAL . dalam Penyusunan makalah ini, kami merasa masih

banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan

yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan

demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu industri, perencanaan produksi sangat memegang peranan penting

dalam membuat penjadwalan produksi terutama dalam pengaturan operasi atau

penugasan kerja yang harus dilakukan. Jika pengaturan dan perencanaan yang dilakukan

kurang tepat maka akan dapat mengakibatkan stasiun kerja dalam lintasan produksi

mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Hal ini mengakibatkan lintasan produksi

menjadi tidak efisien karena terjadi penumpukan material di antara stasiun kerja yang

tidak berimbang kecepatan produksinya.

Line Balancing atau keseimbangan lintasan adalah metode untuk meratakan beban

pekerjaan (elemen kerja) di setiap stasiun kerja pada suatu lintasan produksi. Tujuan dari

dilakukannya line balancing adalah agar pada proses perakitan tidak terjadi bottleneck

(terhambatnya proses produksi dalam lintasan) karena terjadi delay proses (waktu tunggu

proses) dan idle time (waktu menganggur) akibat tidak meratanya beban pekerjaan. Jika

delay proses terjadi, maka dapat dipastikan produksi akan terganggu dan berakibat pada

tidak tercapainya kapasitas produksi yang optimal. Dalam lean manufacturing, hal ini

termasuk dalam kategori 7 waste (pemborosan) yang disebut waiting time yang harus

dihilangkan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan yang akan dibahas pada makalh ini yaitu;

1. apa pengertian dari penyimbangan lintasan?


2. apa saja metode keseimbangan lintasan?

3. apa tujuan dari penyimbangan lintasan?

4. factor apa saja yang mempengaruhi keseimbangn lintasan?

5. langkah langkah apa saja dala keseimbangn lintasan?

1.3 Tujuan Makalah

1. Menjelaskan pengertian dari penyimbangan lintasan

2. Menjelaskan metode keseimbangan lintasan

3. Menjelaskan tujuan dari penyimbanagn lintasan

4. Menjelaskan factor yang memepengaruhi keseimbangan lintasan

5. Menjelaskan langkah langkah dalam keseimbangan lintasan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keseimbangan Lintasan

Keseimbangan lintasan adalah sebuah metode yang digunakan untuk

merencanakan dan mengendalikan lintasan yang berkaitan dengan aspek- aspek

waktu. Perbaikan proses produksi dapat dilakukan dengan menggunakan metode line

balancing.

Berikut ini pengertian keseimbangan lintasan menurut ppara ahli:

1. Menurut Gasperz (2004) Line Balancing merupakan penyeimbangan penugasan

elemen-elemen tugas dari suatu lini perakitan ke stasiun kerja untuk

meminimumkan banyaknya stasiun kerja dan meminimumkan total idle time

(waktu menganggur) pada semua stasiun untuk tingkat keluaran tertentu.

2. Menurut Bedworth dan Bailey (1987). Konsep line balancing adalah masalah

yang beroerientasi pada kegiatan manufactur yang berkaitan dengan masalah

sumber daya dan penyeimbangan sumber daya.

3. Menurut Elwood (1983). Keseimbangan merupakan kesamaan keluaran atau hasil

atau keseluruhan produksi pada setiap urutan lintasan produksi.

4. Menurut Kusuma (1999) Line balancing berhubungan erat dengan produksi

massal, sejumlah perakitan dikelompokan ke dalam beberapa pusat pekerjaan

yang selanjutnya disebut sebagai stasiun kerja.

5. Menurut Herjanto (1999) Keseimbangan lini bertujuan untuk memperoleh suatu

arus produksi yang lancar dalam rangka memperoleh utilitas yang tinggi atas
fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan memalui penyeimbangan waktu kerja antara

stasiun kerja.

Tujuan Line Balancing Tujuan dari line balancing adalah memaksimumkan

efisiensi atau meminimumkan balance delay. Tujuan pokok dari penggunaan metode

ini untuk mengurangi atau meminimumkan waktu menganggur (idle time) pada suatu

lintasan operasi. Metode ini juga digunakan untuk mendistribusikan unit kerja atau

elemen kerja pada setiap stasiun kerja agar waktu menganggur dari stasiun kerja pada

suatu lintasan produksi dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga pemanfaatan dari

peralatan maupun operator dapat digunakan semaksimal mungkin. Menurut (Gasperz,

2004).

B. Metode keseimbangan lintasan

1. Metode Bobot Posisi

Metode bobot posisi sering dikenal pula dengan pendekatan Helgeson –

Birnie. Metode ini dikembangkan oleh W.B. Helgeson dan D.P Birnie pada tahun

1961 dan merupakan metode heuristic yang paling awal dikembangkan. Metode ini

merupakan gabungan antara metodeLargest – Candidate rule dan metode Killbridge

and waster. Pada prinsipnya metode bobot posisi memperhitungkan nilai bobot posisi

( ranked positional weight), dan elemen yang memiliki bobot posisi terbesar

diletakkan pda urutan teratas.

2. Metode pendekatan wilayah

Metode pendekata wilayah dikembangkan oleh Bedworth . Metode ini

merupakan pengembangan dari pendekatan Helgeson – Birnie ( metode bobot posisi),

Mansor dan Killbridge and wester. Pada prinsipnya metode ini berusaha
membebankan terlebih dahulu pada operasi yang memiliki tanggung jawab

keterdahuluan yang besar.

3. Metode Largest Candidate Rule

Metode Largest Candidate Rule adalah metode yang mengurutkan elemen

kerja berdasarkan lamanya waktu operasi.

1. Metode keseimbangan lintasan Terkomputerisasi

Beberapa metode lintasan komputerisasi yang sudah banyak diterapkan , yaitu

sebagai berikut :

COMSOAL ( Computer Methode of sequencing Operation For Asembbly

Lines) meskipun bukan metode computer pertama yang dikembangkan namun metode

ini cukup dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan keseimbangan lintasan

dibandingkan dengan metode sebelumnya.

C. Tujuan Penyimbanagn Lintasan

Tujuan dasar dari pada penyeimbang lintasan yaitu :

Untuk membantu meningkatkan jumlah produksi yang dikeluarkan dengan fasilitas

dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Megatasi permasalahan bottleneck yang

terjadi pada tahapan proses agar proses produksi dapat berjalan efektif dan effisien.

Merencanakan keseimbangan dalam sebuah lintasan meliputi usaha yang bertujuan

untuk mencapai suatu kapasitas yang optimal, dimana tidak terjadi pemborosan

fasilitas (waktu, tenaga dan material). Tujuan ini tercapai bila:

1. Lintasan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapatkan beban kerja yang

sama nilainya diukur dengan waktu.


2. Jumlah waktu operator menunggu dari proses sebelumnya (idle) minimum di

setiap stasiun kerja sepanjang lintasan proses.

3. Jumlah stasiun yang ada di lintasan memiliki waktu yang seimbang.

Tujuan line balancing adalah untuk memperoleh suatu arus produksi

yang lancar dalam rangka memperoleh utilisasi yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja,

dan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar work station, dimana setiap

elemen tugas dalam suatu kegiatan produk dikelompokkan sedemikian rupa dalam

beberapa stasiun kerja yang telah ditentukan sehingga diperoleh keseimbangan waktu

kerja yang baik. Permulaan munculnya persoalan line balancing berasal dari ketidak-

seimbangan lintasan produksi yang berupa adanya work in process pada beberapa

workstation. Dalam menyeimbangkan lini produksi dibutuhkan persyaratan umum

yang harus digunakan dalam suatu keseimbangan lintasan produksi, yaitu dengan

meminimumkan waktu menganggur (idle time) dan meminimumkan pula

keseimbangan waktu senggang (balance delay).

Tujuan dari lintasan produksi yang seimbang adalah sebagai berikut:

Menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada setiap workstation sehingga

setiap workstation selesai pada waktu yang seimbang dan mencegah terjadinya bottle

neck. Bottle neck adalah suatu operasi yang membatasi output dan frekuensi produksi.

Menjaga agar pelintasan perakitan tetap lancar. Meningkatkan efisiensi atau

produktiftas.
D. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbanagn Lintasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan lintasan antara lain:

1. Terlambatnya bahan baku

2. Material handling yang kurang sempurna

3. Terjadinya kerusakan mesin

4. Bertumpuknya barang dalam proses pada tingkat proses tertentu

5. Kondisi mesin yang sudah tua

6. Kelemahan dalarn merencanakan kapasitas mesin

7. Lay out yang kurang baik

8. Kualitas tenaga kerja yang kurang baik

9. Adanya working condition yang kurang baik

E. Langkah Langkah Dalam Keseimbangan Lntasan

Terdapat sejumlah langkah pemecahan masalahline balancing.

Berikutini merupakan langkah-langkah pemecahan masalah adalah sebagai berikut

(Gaspersz,2004):

 Mengidentifikasi tugas-tugas individual atau aktivitas yang akan

dilakukan.•Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas

itu.•Menetapkanprecedence constraints,jika ada yang berkaitan dengan setiap tugas

itu.

 Menentukanoutput dariassembly lineyang dibutuhkan.

 Menentukan waktu total yang tersedia untuk memproduksioutput.•Menghitungcycle

timeyang dibutuhkan, misalnya: waktu diantarapenyelesaian produk yang dibutuhkan

untuk menyelesaikanoutputyangdiinginkan dalam batas toleransi dari waktu (batas

waktu yang yang di ijinkan).


 Memberikan tugas-tugas kepada pekerja atau mesin.

 Menetapkan minimum banyaknya stasiun kerja (work stasion) yangdibutuhkan untuk

memproduksioutputyang diinginkan.

 Menilai efektifitas dan efisiensi dari solusi.

 Mencari terobosan-terobosan untuk perbaiki proses terus-menerus (continousprocess

improvement).

F. Istilah Istilah Dalam Keseimbangan Lintasana ( Line Balancing)

Berikut adalah istilah-istilah yang dimaksud (Baroto, 2006):

1. Precedence Diagram

Precedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian

menggunakan metode keseimbangan lintasan. Precedence diagram sebenarnya

merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan

pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudahkan pengontrolan dan

perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya, adapun tanda yang dipakai dalam

precedence diagram adalah sebagai berikut :

a. Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor di dalamnya untuk mempermudah

identifikasi asli dari suatu proses operasi

b. Tanda panah menunjukkan ketergantungan dan urutan proses operasi. Hal ini

operasi yang ada di pangkal panah berarti mendahului operasi kerja yang ada

pada ujung anak panah.


c. Angka di atas simbol lingkaran adalah waktu standar yang diperlukan untuk

menyelesaikan setiap proses operasi.

2. Assemble Product

Assemble Product adalah produk yang melewati urutan work station

dimana, setiap work station memberkan proses tertentu hingga selesai menjadi

produk akhir pada perakitan akhir.

3. Waktu menunggu (Idle Time)

Dimana operator atau pekerja menunggu untuk melakukan proses kerja

ataupun kegiatan operasi yang selanjutnya akan dikerjakan. Selisih atau perbedaan

antara Cycle time (CT) dan Stasiun Time (ST), atau CT dikurangi Stasiun Time

(ST). Idle Time dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan:

K = Jumlah total stasiun kerja.

CT = Waktu stasiun kerja terpanjang.

Wb = Waktu sebenarnya pada stasiun kerja.

4. Keseimbangan Waktu Menganggur (Balance Delay)

Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang

dihasilkan dari waktu mengganggur sebenarnya yang disebabkan karena

pengalokasian yang kurang sempurna diantara stasiun-stasiun kerja. Balance


delay dapat dirumuskan sebagai berikut:

BD= (K.CT)-∑ Wb X100%


(K.CT)

5. Efisiensi lini, perhitungan efisiensi lini (Line Efficiency) sebagai berikut :

LE= ∑ Wb x100%
(K) (CT)
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Keseimbagan lintasan merupakan sebuah metode yang digunakan untuk

merencanakan dan mengendalikan lintasan yang berkaitan dengan aspek aspek

waktu.perbaikan peroses dapat dilakukan dengan mengunakan metode line balancing.

Metode keseimbanagn lintsan terdiri dari: metode bobot posisi, metode pendekatan wilayah,

metode largest candidate rule dan metode keseimbangan lintasan terkomputerisasi.

Tujuan keseimbaga lintasan yaitu: untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancer

dalam rangka memperoleh utilisasi yag tinggi atas fasilitas ,tenaga kerja,dan peralatan

melalui penyimbanganganwaktu kerja antar work station, du=imana setiapa elemen tugas

dalsm suatu kegiatan produk dikelompokan sedemikian rupa dalam beberapa stasiun kerja

yang telah ditentukan sehingga diperoleh keseimbangan waktu kerja yang baik.

Factor yang mempengaruhi keseimbangan lintasan antara lani ;

1. Terlambatnya bahan baku.

2. Terjadinya kerusakan mesin.

3. Material handling yang kurang sempurna.


Daftar Pustaka

Sertianartidefinisidari.blogspot.com/2017/10/arti-tujuan-serta- -line-balancing.html

http://repository.ekuitas.ac.id/bitstream/handle/123456789/284/BAB%202.pdf

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01166-TI%20Bab2001.pdf

Anda mungkin juga menyukai