Anda di halaman 1dari 11

KESEIMBANGAN LINI

Tugas mata kuliah : Perencanaan dan Pengendalian Operasi


Dosen Pengampu : Drs. Kastawan Mandala. M.M.

Oleh Kelompok 2 :
Putu Bagus Sugi Prayuda 1607521070
K.G. Arie Candra Nugraha 1607521089

Program Studi Manajemen Reguler


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2018
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji Syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi was Tuhan yang Maha Esa serta Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan ide dan kehendak Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Keseimbangan Lini”.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Keseimbangan Lini”.
Bisa bermanfat bagi para.
Om Shanti Shanti Shanti Om

Denpasar, April 2018

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................... i


Daftar isi ...................................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 1
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Line Balancing ................................................................................................. 2
2.2 Input Line Balancing .......................................................................................................... 2
2.3 Pengertian Lini Perakitan ................................................................................................... 3
2.4 Metode-metode Dalam Keseimbangan Lini ...................................................................... 4
2.5 Tujuan Keseimbangan Lini ................................................................................................ 5
BAB III Kesimpulan
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 7

Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat seiring dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi. Masing-masing perusahaan berlomba-lomba untuk
meningkatkan keuntungannya dari hasil penjualan produk, baik itu berupa barang maupun
jasa.
Namun dalam perusahaan sering terjadi permasalahan pada stasiun-stasiun kerjanya,
dimana sering terjadi waktu menganggur (idle time) yang terlalu lama serta penumpukan
beban kerja (bottleneck). Oleh sebab itu perusahaan perlu menggunakan metode yang tepat
untuk menyeimbangkan lini produksi maupun perakitan agar berbagai permasalahan yang
selama ini sering terjadi dapat dihindari atau setidaknya dikurangi, sehingga akan dihasilkan
suatu lini produksi yang efisien dan optimal.
Keseimbangan lini merupakan penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari
suatu lini perakitan ke stasiun kerja. Hal tersebut untuk mengoptimalkan proses produksi
dengan meminimalisasi waktu menganggur dan memaksimalkan penggunaan fasilitas agar
produksi dapat berjalan dengan lancar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa Pengertian dari Keseimbangan Lini?
1.3 Tujuan Pembahasan
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis menyusun makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui definisi dari Keseimbangan Lini

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Line Balancing


Line balancing atau penyeimbang lintasan merupakan penyamaan waktu operasi
berbagai pekerjaan pemesinan sehingga seimbang antara satu sama lain (Nasrullah, 1997).
Line balancing berhubungan erat dengan produksi massal. Sejumlah perakitan
dikelompokkan ke dalam beberapa pusat pekerjaan yang selanjutnya disebut sebagai stasiun
kerja (Kusuma, 1999).
Lini produksi merupakan penempatan area-area kerja dimana operasi-operasi diatur
secara berurutan dan material bergerak secara continue melalui operasi yang terangkai
seimbang (Baroto, 2002). Menurut karakteristik proses produksi, lini produksi dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Lini fabrikasi, adalah lintasan produksi yang terdiri atas sejumlah operasi pekerjaan
yang bersifat membentuk atau mengubah bentuk benda kerja.
2. Lini perakitan, adalah lintasan produksi yang terdiri atas sejumlah operasi perakitan
yang dikerjakan pada beberapa stasiun kerja dan digabungkan menjadi benda assembly
atau subassembly.
2.2 Input Line Balancing
Apabila suatu stasiun bekerja di bawah kecepatan lintasan maka stasiun tersebut akan
memiliki waktu menganggur. Tujuan akhir line balancing adalah memaksimalkan kecepatan
di setiap stasiun kerja sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi di setiap stasiun kerja.
Kajian ini memiliki input yang diperlukan untuk merencanakan keseimbangan lintasan, yaitu
(Kusuma, 1999):
1. Suatu jaringan kerja yaitu terdiri atas rakitan simpul dan anak panah, yang
menggambarkan urutan pekerjaan. Hal tersebut berarti bahwa urutan pekerjaan ini
dimulai dan berakhir pada suatu simpul.
2. Data waktu baku pekerjaan tiap operasi yang diturunkan dari perhitungan waktu baku
pekerjaan operasi pekerjaan.
3. Kecepatan lintasan yang diinginkan. Hal tersebut berarti bahwa kecepatan lintasan yang
ingin dihasilkan dalam satu periode. Kendala akan muncul jika salah satu operasi
memiliki kecepatan yang lebih rendah dari kecepatan lintasan yang diinginkan.
Penyelesaian masalah tersebut dapat diatasi dengan dua alternatif pilihan yang
ditempuh, yaitu
2
a) Kecepatan lintasan yang diinginkan diturunkan berdasarkan waktu operasi yang
terbesar. Konsekuensi dari kecepatan lintas aktual yang lebih besar dari kecepatan
lintas yang diinginkan yaitu lintas pekerjaan tidak mungkin tepat waktu sesuai
permintaan sehingga diperlukan penambahan shift kerja.
b) Kecepatan operasi yang terlambat dinaikkan sehingga menjadi lebih besar. Caranya
ialah dengan menambah jumlah operator per produk.
Kedua alternatif tersebut memiliki dampak terhadap ongkos produksi. Alternatif
pertama meningkatkan ongkos lembur, sedangkan alternatif kedua menyebabkan ongkos
rekrut dan peningkatan ongkos reguler. Line balancing memiliki suatu diagram yang
menggambarkan urutan dari pekerjaan yaitu precedence diagram (Nasrullah, 1997).

2.3 Pengertian Lini Perakitan


Lini perakitan (assembly line) adalah sebuah lini produksi yang mana material atau
bahan bergerak secara continue dalam tingkat rata-rata seragam pada seluruh urutan stasiun
kerja dimana pekerjaan perakitan dilakukan. Lini perakitan akan menjadi bagian utama dari
manufacturing dan operasi perakitan, walupun pekerjaannya mungkin digantikan oleh robot.
Pengaturan kerja sepanjang lini perakitan akan bervariasi sesuai ukuran produk yang akan
dirakit, kebutuhan proses pendahuluan, ketersediaan ruang, elemen pengerjaan, dan kondisi
pengerjaan yang akan dikenakan pada job (Baroto, 2002). Adapun dua permasalahan penting
dalam penyeimbangan lini adalah:
1. Penyeimbangan antar stasiun kerja.
2. Menjaga kelangsungan produksi didalam lini perakitan.

Lingkaran pada diagram menyimbolkan operasi pemesinan. Angka di dalam lingkaran


hanya menunjukkan nomor identifikasi, garis panah menunjukan aliran material dari suatu
operasi ke operasi berikutnya. Angka di dekat lingkaran menunjukan waktu baku pemesinan
(Nasrullah, 1997).
Penyeimbangan waktu diperlukan dengan cara menggabungkan dua atau lebih operasi
sedemikian rupa menjadi stasiun kerja sehingga waktu antar stasiun relatif sama. Panjang
waktu operasi yang selama itu sebuah komponen berada pada sebuah stasiun adalah waktu
siklus (cycle time) yang didapatkan dengan cara sebagai berikut (Nasrullah, 1997)
Waktu yang dibutuhkan pada stasiun kerja melebihi waktu tersedia bagi suatu operator
maka operator tambahan diperlukan pada stasiun tersebut. Secara teoritis jumlah minimum

3
operator pada lintasan produksi yang sudah dikembangkan adalah sebagai berikut (Nasrullah,
1997).
Line balancing juga memiliki beberapa batasan atau definisi istilah yang umum
digunakan pada pembahasannya. Definisi istilah tersebut akan dijabarkan sebagai berikut
(Purnomo, 2004).
o Elemen kerja, yaitu pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu kegiatan perakitan.
o Stasiun kerja atau work station, yaitu lokasi-lokasi tempat elemen kerja dikerjakan.
o Waktu siklus atau cycle time , yaitu waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit
produk pada stasiun kerja.
o Waktu operasi, yaitu waktu standar untuk menyelesaikan suatu operasi.
o Delay time atau idle time, yaitu selisih antara waktu siklus dengan waktu stasiun kerja.
Delay time merupakan waktu menganggur yang terjadi di setiap stasiun kerja.
o Balance delay, yaitu rasio antara waktu idle time dalam lini perakitan dengan waktu
yang tersedia.
o Precedence diagram, yaitu diagram yang menggambarkan urutan dan keterkaitan
antar elemen kerja perakitan sebuah produk.

2.4 Metode-metode Dalam Keseimbangan Lini


Terdapat 3 metode dalam keseimbangan lini yang dapat digunakan dalam
memecahkan suatu masalah keseimbangan. Berikut ini adalah 3 metode yang digunakan
dalam keseimbangan lini (Subagyo, 1983):
1. Metode heuristic, yaitu suatu metode yang berdasarkan pengalaman (kualitatif) atau
intuisi, yang terdiri atas:
a. Largest Candidate
b. Region Approach/killbridge and wester
c. Al Arcu’s
d. Ranked Positional Weight/ Hegelson Birne
2. Metode analitik atau matematis, yaitu metode berdasarkan perhitungan kualitatif dan
yang termasuk metode ini adalah Branch and Bound.
3. Metode simulasi, yaitu metode yang berdasarkan pengalaman (kuantitatif). Simulasi
ini sendiri adalah duplikasi dari persoalan dalam kehidupan nyata ke dalam model
matematika yang biasanya dilakukan dengan memakai komputer. Adapun yang
termasuk ke dalam metode simulasi ialah:
a. COMSOAL (Computer Method of Sequencing Operation far Assembly Lines)
4
b. CALB (Computer Assembly Line or Aided Keseimbangan lini)
c. ALBACA (Assembly Keseimbangan lini an Control Activity)

2.5 Tujuan Keseimbangan Lini


Tujuan line balancing adalah meningkatkan efisiensi tiap stasiun kerja dan
menyeimbangkan lintasan sehingga seluruh stasiun kerja dalam lintasan bekerja dengan
kecepatan yang optimal. Sampai saat ini belum ada metode yang mampu menghasilkan solusi
optimal terkecuali dengan menggunakan simulasi komputer. Metode-metode yang telah
dikembangkan hanya mendekati solusi optimal. Metode-metode yang digunakan antara lain
adalah sebagai berikut (Kusuma, 1999).
1. Metode bobot posisi
Metode heuristik yang paling awal ialah metode bobot posisi. Metode ini diusulkan oleh
W. B. Helgeson dan D. P. Birnie. Penjelasan dari metode ini adalah sebagai berikut
(Kusuma, 1999).
a. Hitung kecepatan lintasan yang diinginkan. Kecepatan lintasan aktual adalah
kecepatan lintasan yang diinginkan atau kecepatan operasi paling lambat jika
waktu operasi paling lambat lebih kecil dari lintasan yang diinginkan.
b. Buat matriks keterdahuluan berdasarkan jaringan pekerjaan.
c. Hitung bobot posisi tiap operasi yang dihitung berdasarkan jumlah waktu operasi
tersebut dan operasi-operasi yang mengikutinya.
d. Urutkan operasi mulai dari bobot posisi terbesar sampai dengan posisi terkecil.
e. Lakukan pembebanan operasi pada stasiun kerja mulai dari operasi dengan bobot
posisi terbesar sampai dengan bobot posisi terkecil dengan kriteria total waktu
operasi lebih kecil dari kecepatan lintasan yang ditentukan.
f. Hitung efisiensi rata-rata stasiun kerja yang terbentuk.
g. Gunakan prosedur trial and error untuk mencari pembebanan yang menghasilkan
efisiensi rata-rata lebih besar.
h. Mengulangi langkah f dan g sampai tidak ditemukan lagi stasiun kerja yang
memiliki efisiensi rata-rata yang lebih tinggi.
2. Metode wilayah (region approch)
Metode ini telah dikembangkan oleh Bedworth untuk mengatasi kekurangan metode
bobot posisi. Metode ini belum mampu memberikan solusi optimal, namun sudah
cukup baik dan mendekati optimal. Prinsip metode ini berusaha membebankan terlebih
dahulu operasi yang memiliki tanggung jawab keterdahuluan yang besar. Bedwort

5
menyebutkan bahwa kegagalan metode bobot posisi mendahulukan operasi dengan
waktu operasi terbesar daripada operasi dengan waktu operasi yang tidak terlalu besar,
namun diikuti oleh banyak operasi lainnya. Langkah dasar metode wilayah adalah
sebagai berikut (Kusuma, 1999).
a. Hitung kecepatan lintasan yang diinginkan. Kecepatan lintasan adalah kecepatan
produksi yang diinginkan atau kecepatan operasi yang paling lambat jika waktu
operasi paling lambat lebih kecil dari kecepatan lintasan yang diinginkan.
b. Bagi jaringan kerja ke dalam wilayah-wilayah dari kiri ke kanan.
c. Urutkan pekerjaan mulai waktu operasi terbesar sampai dengan waktu operasi terkecil
dari setiap wilayah.
d. Bebankan pekerjaan dengan urutan sebagai berikut:
 Daerah paling kiri terlebih dahulu.
 Bebankan pekerjaan dengan waktu operasi terbesar pertama kali setiap antar
wilayah.
 Memutuskan apakah utilisasi waktu telah dapat diterima pada akhir tiap
pembebanan stasiun kerja. Apabila tidak, maka periksa seluruh pekerjaan yang
memenuhi hubungan keterkaitan dengan operasi yang telah dibebankan.

6
BAB III
KESIMPULAN
Line balancing atau penyeimbang lintasan merupakan penyamaan waktu operasi berbagai
pekerjaan pemesinan sehingga seimbang antara satu sama lain. Line balancing berhubungan
erat dengan produksi massal. Lini produksi merupakan penempatan area-area kerja dimana
operasi-operasi diatur secara berurutan dan material bergerak secara continue melalui operasi
yang terangkai seimbang. Menurut karakteristik proses produksi, lini produksi dibagi menjadi
dua, yaitu lini fabrikasi dan lini perakitan. Berikut ini adalah 3 metode yang digunakan
dalam keseimbangan lini diantaranya Metode heuristic, Metode analitik dan Metode simulasi.
Tujuan line balancing adalah meningkatkan efisiensi tiap stasiun kerja dan menyeimbangkan
lintasan sehingga seluruh stasiun kerja dalam lintasan bekerja dengan kecepatan yang
optimal. Tujuan akhir line balancing adalah memaksimalkan kecepatan di setiap stasiun kerja
sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi di setiap stasiun kerja.

7
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Hendra. 2009. Manajemen Produksi:Perencanaan dan Pengendalian Produksi.


Edisi 4. Penerbit Andi: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai