Oleh Kelompok 2 :
Putu Bagus Sugi Prayuda 1607521070
K.G. Arie Candra Nugraha 1607521089
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat seiring dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi. Masing-masing perusahaan berlomba-lomba untuk
meningkatkan keuntungannya dari hasil penjualan produk, baik itu berupa barang maupun
jasa.
Namun dalam perusahaan sering terjadi permasalahan pada stasiun-stasiun kerjanya,
dimana sering terjadi waktu menganggur (idle time) yang terlalu lama serta penumpukan
beban kerja (bottleneck). Oleh sebab itu perusahaan perlu menggunakan metode yang tepat
untuk menyeimbangkan lini produksi maupun perakitan agar berbagai permasalahan yang
selama ini sering terjadi dapat dihindari atau setidaknya dikurangi, sehingga akan dihasilkan
suatu lini produksi yang efisien dan optimal.
Keseimbangan lini merupakan penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari
suatu lini perakitan ke stasiun kerja. Hal tersebut untuk mengoptimalkan proses produksi
dengan meminimalisasi waktu menganggur dan memaksimalkan penggunaan fasilitas agar
produksi dapat berjalan dengan lancar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa Pengertian dari Keseimbangan Lini?
1.3 Tujuan Pembahasan
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulis menyusun makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui definisi dari Keseimbangan Lini
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
operator pada lintasan produksi yang sudah dikembangkan adalah sebagai berikut (Nasrullah,
1997).
Line balancing juga memiliki beberapa batasan atau definisi istilah yang umum
digunakan pada pembahasannya. Definisi istilah tersebut akan dijabarkan sebagai berikut
(Purnomo, 2004).
o Elemen kerja, yaitu pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu kegiatan perakitan.
o Stasiun kerja atau work station, yaitu lokasi-lokasi tempat elemen kerja dikerjakan.
o Waktu siklus atau cycle time , yaitu waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit
produk pada stasiun kerja.
o Waktu operasi, yaitu waktu standar untuk menyelesaikan suatu operasi.
o Delay time atau idle time, yaitu selisih antara waktu siklus dengan waktu stasiun kerja.
Delay time merupakan waktu menganggur yang terjadi di setiap stasiun kerja.
o Balance delay, yaitu rasio antara waktu idle time dalam lini perakitan dengan waktu
yang tersedia.
o Precedence diagram, yaitu diagram yang menggambarkan urutan dan keterkaitan
antar elemen kerja perakitan sebuah produk.
5
menyebutkan bahwa kegagalan metode bobot posisi mendahulukan operasi dengan
waktu operasi terbesar daripada operasi dengan waktu operasi yang tidak terlalu besar,
namun diikuti oleh banyak operasi lainnya. Langkah dasar metode wilayah adalah
sebagai berikut (Kusuma, 1999).
a. Hitung kecepatan lintasan yang diinginkan. Kecepatan lintasan adalah kecepatan
produksi yang diinginkan atau kecepatan operasi yang paling lambat jika waktu
operasi paling lambat lebih kecil dari kecepatan lintasan yang diinginkan.
b. Bagi jaringan kerja ke dalam wilayah-wilayah dari kiri ke kanan.
c. Urutkan pekerjaan mulai waktu operasi terbesar sampai dengan waktu operasi terkecil
dari setiap wilayah.
d. Bebankan pekerjaan dengan urutan sebagai berikut:
Daerah paling kiri terlebih dahulu.
Bebankan pekerjaan dengan waktu operasi terbesar pertama kali setiap antar
wilayah.
Memutuskan apakah utilisasi waktu telah dapat diterima pada akhir tiap
pembebanan stasiun kerja. Apabila tidak, maka periksa seluruh pekerjaan yang
memenuhi hubungan keterkaitan dengan operasi yang telah dibebankan.
6
BAB III
KESIMPULAN
Line balancing atau penyeimbang lintasan merupakan penyamaan waktu operasi berbagai
pekerjaan pemesinan sehingga seimbang antara satu sama lain. Line balancing berhubungan
erat dengan produksi massal. Lini produksi merupakan penempatan area-area kerja dimana
operasi-operasi diatur secara berurutan dan material bergerak secara continue melalui operasi
yang terangkai seimbang. Menurut karakteristik proses produksi, lini produksi dibagi menjadi
dua, yaitu lini fabrikasi dan lini perakitan. Berikut ini adalah 3 metode yang digunakan
dalam keseimbangan lini diantaranya Metode heuristic, Metode analitik dan Metode simulasi.
Tujuan line balancing adalah meningkatkan efisiensi tiap stasiun kerja dan menyeimbangkan
lintasan sehingga seluruh stasiun kerja dalam lintasan bekerja dengan kecepatan yang
optimal. Tujuan akhir line balancing adalah memaksimalkan kecepatan di setiap stasiun kerja
sehingga dicapai efisiensi kerja yang tinggi di setiap stasiun kerja.
7
DAFTAR PUSTAKA