Anda di halaman 1dari 6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Keseimbangan Lini (Line Balancing)


Keseimbangan Lini atau ebih dikenal dengan istilah Line Balancing adalah
strategi produksi untuk menyeimbangkan waktu dan beban kerja di sejumlah proses
yang saling berhubungan dalam suatu lini produksi sehingga tidak terjadi
kemacetan proses ataupun kapasitas yang berebihan. Waktu dan beban kerja di
setiap stasiun perakitan harus dikendalikan sesuai dengan waktu siklus yang
ditentukan, kemacetan (terlalu lama) proses pada produksi ataupun kapasitas
berlebihan (terlalu cepat) pada proses produksi yang saling berhubungan akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan manufaktur yang bersangkutan.
Kelebihan kapasitas yang menyebabkan menganggurnya mesin maupun tenaga
kerja biasanya disebut dengan istilah “idle” dalam produksi.
Keseimbangan lintasan (line balancing) adalah lintasan produksi dimana
material berpindah secara kontinyu dengan laju rata-rata yang sama melalui
sejumlah stasiun kerja, tempat dilakukannya pekerjaan perakitan (Elsayed, 1994).
Menurut Gasperz (2004) Line Balancing merupakan penyeimbangan penugasan
elemen-elemen tugas dari suatu lini perakitan ke stasiun kerja untuk
meminimumkan total idle time (waktu menganggur) pada semua stasiun untuk
tingkat keluaran tertentu.
Untuk memastikan keseimbangan lini yang optimal, tugas atau beban kerja
untuk setiap stasiun kerja harus memiliki jumlah kerja yang hampir sama waktunya
untuk dikerjakan serta tidak boleh melebihi waktu siklus stasiun kerja yang telah
ditentukan. Lini produksi harus dirancang secara efektif dan tugas-tugas perlu
didistribusikan diantara pekerja, mesin dan stasiun kerja untuk memastikan setiap
segmen lini dalam proses produksi dapat dipenuhi dalam kerangka waktu dan
kapasitas produksi yang tersedia.
Lintasan produksi adalah suatu seri unit urutan-urutan proses pengerjaan yang
diperlukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Di dalam urutan proses tersebut
dikehendaki agar proses dapat berjalan dengan lancar atau terdapat keseimbangan

II-1
II-2

lintasan produksi, artinya terdapat keseimbangan kapasitas antara mesin yang satu
dengan yang lain atau stasiun kerja yang satu dengan yang lain (Bedworth, 1987).
Keseimbangan adalah persamaan kapasitas atau pengeluaran dari setiap
operasi berikutnya dalam suatu urutan lintasan. Sedangkan lintasan produksi adalah
suatu rangkaian urut-urutan proses pengerjaan yang diperlukan untuk menghasilkan
produk atau jasa (Buffa, 1996).
Keseimbangan lintasan meliputi seleksi kombinasi yang trdapat dari elemen-
elemen kerja untuk dilaksanakan pada setiap stasiun kerja. Tujuannya adalah untuk
meminimalkan input tenaga kerja yang dibutuhkan dan investasi fasilitas atau untuk
mendapatkan sejumlah output, tujuan secara umum adalah (Dilworth, 1986):
minimisasi jumah stasiun kerja (pekerja) yang dibutuhkan untuk mencapai waktu
siklus tertentu dan minimisasi waktu siklus (maksimal laju atau tingkat output).
Waktu siklus adalah waktu total yang digunakan untuk mengubah input
menjadi output. Waktu siklus tediri dari dua komponen, yaitu waktu proses
(processing time) dan penundaan waktu (nonprocessing time). Waktu proses
(processing time) mencakup semua aktivitas yang mengubah input menjadi output.
Penundaan waktu (nonprocessing time) mencakup aktivitas seperti menunggu
(waiting), menyimpan (storing) dan aktivitas-aktivitas ini biasanya diklasifikasikan
sebagai bukan nilai tambah (Anonim, 2013).
Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang
dilakukan pada setiap stasiun kerja. Keseimbangan lini dapat melakukan dua hal
dasar yang biasa terjadi yakni mencari minimisasi jumlah stasiun setelah diberikan
waktu siklus, atau mencari minimisasi waktu siklus berdasarkan jumlah stasiun
kerja yang diberikan (Bedworth, 1987).
Permasalahan keseimbangan lintasan paling banyak pada proses perakitan
dibandingkan pada proses pabrikasi. Pabrikasi dari sub komponen-komponen
biasanya memerlukan mesin-mesin berat dengan siklus panjang. Ketika beberapa
operasi dengan peralatan yang berbeda dibutuhkan secara proses seri, maka
terjadilah kesulitan dalam menyeimbangkan panjangnya siklus-siklus mesin,
sehingga utilisasi kapasitas menjadi rendah. Pergerakan terus-menerus
kemungkinan besar dicapai dengan operasi-operasi perakitan yang dibentuk secara
manual ketika beberapa operasi dapat dibagi-bagi menjadi tugas-tugas kecil dengan
II-3

durasi waktu yang terpendek. Semakin besar fleksibilitas dalam


mengkombinasikan beberapa tugas, maka semakin tinggi pula tingkat
keseimbangan yang dapat dicapai. Hal ini akan membuat aliran yang mulus dengan
utilisasi tenaga kerja dan perakitan yang tinggi (Nasution, 2003).
Keseimbangan yang sempurna tercapai apabila ada persamaan keluaran
(output) dari setiap operasi dalam suatu runtutan lini. Bila keluaran yang dihasilkan
tidak sama, maka keluaran maksimum mungkin tercapai untuk lini operasi yang
paling lambat. Operasi yang paling lambat menyebabkan ketidakseimbangan dalam
lintasan produksi. Keseimbangan pada stasiun kerja berfungsi sebagai sistem
keluaran yang efisien. Hasil yang bisa diperleh dari lintasan yang seimbang akan
membawa ke arah perhatian yang lebih serius terhadap metode dan proses kerja.
Keseimbangan lintasan juga memerlukan ketrampilan operator yang ditempatkan
secara layak pada stasiun-stasiun kerja yang ada. Keuntungan keseimbangan
lintasan adalah pembagian tugas secara merata sehingga kemacetan bisa dihindari
(Herjanto, 2003).
Hal yang berpengaruh pada penyusunan stasiun kerja adalah kecepatan
lintasan yang ditentukan dari tingat kapasitas permintaan serta waktu operasi
terpanjang. Semakin tinggi kecepatan lintasan, jumlah stasiun kerja yang
dibutuhkan akan menjadi semakin banyak. Sebaliknya, semakin rendah kecepatan
lintasan perakitan maka jumlah stasiun kerja yang dibutuhkan menjadi semakin
sedikit (Kusuma, 2002).
2.2 Manfaat dan Tujuan Keseimbangan Lini (Line Balancing)
Line Balancing merupakan salah satu faktor penting daam menjaankan
produksi. Adapun manfaat dari Line Balancing atau keseimbangan lini ini adalah
sebagai berikut:
 Meningkatkan efisiensi proses (improve process efficiency).
 Menghindari waktu pada proses atau stasiun yang menganggur (reduce idle
time).
 Mengurangi waktu proses secara keseluruhan (reduce total processing time)
 Meningkatkan rasio pencapaian target produksi (increase production rate).
 Meningkatkan profit (increase profit).
II-4

 Mengurangi pemborosan dan biaya-biaya yang tidak diperlukan (reduce


waste and unnecessary cost).
Tujuan line balancing adalah untuk memperoleh suatu arus produksi yang
lancar dalam rangka memperoleh utilisasi yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja,
dan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar work station, dimana setiap
elemen tugas dalam suatukegiatan produk dikelompokkan sedemikian rupa dalam
beberapa stasiun kerja yang telahditentukan sehingga diperoleh keseimbangan
waktu kerja yang baik. Permulaan munculnya persoalan line balancing berasal dari
ketidak seimbangan lintasan produksi yang berupaadanya work in process pada
beberapa work station (Purnomo, 2004).
2.3 Metode Keseimbangan lini (Line Balancing)
Menurut ahlinya (Halim, 2003), metode untuk line balancing itu sendiri
terdiri dari metode-metode seperti:
1. Simulasi
Metode simulasi berdasarkan pengalaman (kualitatif). Simulasi itu sendiri
adalah duplikasi dari persoalan dalam kehidupan nyata kedalam suatu model-model
matematika yang biasanya dilakukan dengan memakai komputer. Dalam (Subagyo:
1983), yang termasuk kedalam metode simulasi adalah:
 COMSOAL (Computer Method Squercing Operation of Assembly Line)
 CACB (Computer Assembly line or Aided Line Balancing)
 ALBACA (Assembly Line balancing An Control Activity)
2. Heuristic
Metode Heuristic adalah seni dan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan suatu penemuan. Heuristic berkaitan dengan pemecahan masalah adalah
cara menujukan pemikiran seseorang dalam melakukan proses pemecahan sampai
masalah tersebut berhasil dipecahkan.
Secara umum metode ini dapat dikatakan berdasarkan pengalaman
(kualitatif) atau intuisi. Termasuk didalamnya:
 Ranked Positional Weight atau Hegelson and Birnie
Metode RPW (Ranked Positional Weight) adalah metode pertama kali
diusulkan oleh Helgeson dan Birnie sebagai salah satu pendekatan dalam
memecahkan permasalahan pada keseimbangan ini serta menemukan solusi dengan
II-5

cepat. Konsep dari metode Ranked Positional Weight, menentukan jumlah stasiun
kerja minimal dan melakukan pembagian task ke dalam stasiun kerja dengan cara
memberikan bobot posisi kepada setiap task sehingga semua task telah ditempatkan
kepada sebuah stasiun kerja. Bobot setiap task ke-i dihitung sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan task ke-i ditambah dengan waktu untuk mengeksekusi
semua task yang akan dijalankan setelah task ke-i tersebut.
 Region Approach atau Kalbridge and Wester
Metode Kilbridge Wester adalah metode yang dirancang oleh M.Kilbridge
dan L.Wester sebagai pendekatan lain untuk mengatasi permasalahan
keseimbangan lini. Metode ini, dilakukan pengelompokan task-task ke dalam
sejumlah kelompok yang mempunyai tingkat keterhubungan yang sama.
3. Analytic
Metode Analytic atau matematis adalah metode berdasarkan perhitungan
kuaitatif yang termasuk metode ini adalah Branch and Bound. Akan tetapi menurut
(Purnomo, 2004) menyatakan bahwa penyeimbangan lini perakitan dapat diakukan
metode:
 Kibridge-wester heuristic
 Helgesn-birnie
 Moodie young
 Immediate updater First-fit Heuristic
 Rank and assign heuristic.
Dari metode-metode diatas umumnya banyak menggunakan metode
Kibridge-wester heuristic, Helgesn-birnie dan Moodie young.
2.4 Istilah-Istilah dalam Line Balancing
Di dalam line balancing terdapat istilah-istilah yang sering digunakan. Istilah-
istilah dalam keseimbangan lini antara lain:
1. Waktu Siklus
Waktu siklus adalah waktu maksimum yang boleh digunakan untuk masing-
masing stasiun kerja untuk menyelesaikan sekelompok atau serangkaian pekerjaan
pada satu unit produk. Waktu siklus suatu lini dapat ditentukan berdasarkan waktu
stasiun kerja yang paling lama.
II-6

2. Presedence Diagram
Presedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian
menggunakan metode keseimbangan lintasan. Precedence diagram sebenarnya
merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan
pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudahkan pengontrolan dan
perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya. Adapun tanda yang dipakai dalam
precedence diagram adalah:
a) Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor di dalamnya untuk
mempermudah identifikasi asli dari suatu proses operasi.
b) Tanda panah menunjukkan ketergantungan dan urutan proses operasi. Dalm
hal ini, operasi yang ada di pangkal panah berarti mendahului operasi kerja
yang ada pada ujung anak panah.
c) Angka di atas simbol lingkaran adalah waktu standar yang diperlukan untuk
menyelesaikan setiap proses operasi.
3. Balance Delay
Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang
dihasilkan dari waktu mengganggur sebenarnya yang disebabkan karena
pengalokasian yang kurang sempurna di antara stasiun-stasiun kerja.
4. Efisiensi lini
Line efficiency merupakan rasio dari total waktu stasiun kerja dibagi dengan
siklus dikalikan jumlah stasiun kerja atau jumlah efisiensi stasiun kerja dibagi
jumlah stasiun kerja. Efisiensi lini merupakan tingkat efisisensi stasun kerja rata-
rata pada suatu lini perakitan. Semakin mendekati waktu siklus, maka efisiensi
suatu lini semakin bagus.
5. Work Station
Work station merupakan tempat pada lini perakitan di mana proses perakitan
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai