Line Balancing
Disusun Oleh :
TI-42-03
TELKOM UNIVERSITY
2019/2020
Pengertian Line Balancing (Keseimbangan Lini) dan Cara
Menggunakannya – Keseimbangan Lini atau lebih dikenal dengan istilah
LINE BALANCING adalah strategi produksi untuk menyeimbangkan waktu dan
beban kerja di sejumlah proses yang saling berhubungan dalam suatu lini
produksi sehingga tidak terjadi kemacetan proses ataupun kapasitas yang
berlebihan. Waktu dan beban kerja di setiap stasiun perakitan harus
dikendalikan sesuai dengan waktu siklus yang ditentukan, kemacetan (terlalu
lama) proses pada produksi ataupun kapasitas berlebihan (terlalu cepat) pada
proses produksi yang saling berhubungan akan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan manufaktur yang bersangkutan. Kelebihan kapasitas yang
menyebabkan menganggurnya mesin maupun tenaga kerja biasanya disebut
dengan istilah “idle” dalam produksi.
Untuk memastikan keseimbangan lini yang optimal, tugas atau beban kerja
untuk setiap stasiun kerja harus memiliki jumlah kerja yang hampir sama
waktunya untuk dikerjakan serta tidak boleh melebihi waktu siklus stasiun
kerja yang telah ditentukan. Lini Produksi harus dirancang secara efektif dan
tugas-tugas perlu didistribusikan diantara pekerja, mesin dan stasiun kerja
untuk memastikan setiap segmen lini dalam proses produksi dapat dipenuhi
dalam kerangka waktu dan kapasitas produksi yang tersedia.
T = Ta / D
Dimana :
T=TaktTime
Ta=TimeAvailable(Waktukerjabersihyangtersedia)
D = Demand (Permintaan Pelanggan)
Untuk lebih jelas mengenai Takt Time ini, silakan baca artikel : Pengertian
Takt Time dan Cara Menghitungnya.
Contoh Kasus :
Setiap hari produksi diminta untuk menghasilkan 1000 unit produk atas
permintaan pelanggan. Waktu kerja lini produksi yang bersangkutan adalah 8
jam perhari atau 28.800 detik perhari.
Jadi, Takt Time untuk menghasilkan satu unit produksi adalah 28.8
detik (28.800detik/1.000unit) untuk satu stasiun kerja.
Contoh :
Contoh :
Waktu yang dibutuhkan pada setiap kegiatan proses adalah seperti pada
grafik dibawah ini :
Catatan :
CT = Cycle Time (dalam satuan detik)
Catatan :
CT = Cycle Time (dalam satuan
1. Lini Produksi
Lini produksi adalah penempatan area-area kerja di mana operasi-operasi diatur secara
berurutan dan material bergerak secara kontinu melalui operasi yang terangkai seimbang.
Menurut karakteristik proses produksinya, lini produksi dibagi menjadi dua, yaitu (Baroto,
2002):
a. Lini fabrikasi, merupakan lintasan produksi yang terdiri atas sejumlah operasi
b. Lini perakitan, merupakan lintasan produksi yang terdiri atas sejumlah operasi
perakitan yang dikerjakan pada beberapa stasiun kerja dan digabungkan menjadi
assembly line (lini perakitan) ke stasiun kerja dalam meminimumkan banyaknya stasiun
kerja untuk tingkat output tertentu. Dalam penyeimbangan tugas ini, kebutuhan waktu per
unit produk yang dispesifikasikan untuk setiap tugas dan hubungan sekuensial harus
Menurut Baroto (2002), tujuan utama dari penggunaan line balancing adalah untuk
menyeimbangkan pembagian elemen-elemen kerja pada setiap stasiun kerja agar waktu
menganggur dan penumpukan benda kerja (bottleneck) pada suatu lintasan produksi dapat
dieliminasi.
berikut:
Precedence diagram merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja,
dan ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudahkan
b. Tanda panah menunjukan ketergantungan dan urutan proses operasi. Dalam hal
ini, operasi yang berada pada pangkal panah berarti mendahului operasi kerja
Assembled product adalah produk yang melewati urutan stasiun kerja di mana tiap
stasiun kerja memberikan proses tertentu hingga selesai menjadi produk akhir pada
Elemen atau operasi kerja merupakan bagian dari seluruh proses perakitan yang
Waktu operasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu operasi dalam
proses perakitan (Scholl, 1999).
Menurut Baroto (2002), work station atau stasiun kerja adalah tempat pada lini
perakitan di mana proses perakitan dilakukan. Jumlah stasiun kerja efisien secara
Waktu siklus merupakan waktu maksimum suatu work piece (produk) dapat diproses
di stasiun kerja lini perakitan (Scholl, 1999). Apabila waktu produksi dan target
produksi telah ditentukan maka waktu siklus dapat diketahui dari hasil bagi waktu
Keterangan: Timax
Menurut Groover (2010), service time adalah waktu yang dibutuhkan untuk
Menurut Groover (2010), repositioning time adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menempatkan kembali pekerja atau unit kerja pada posisinya per siklus produksi.
Station time adalah jumlah waktu dari elemen kerja yang dilakukan pada suatu
Menurut Scholl (1999), idle time menunjukan kapasitas dari mesin dan pekerja yang
tidak digunakan atau non-productive. Idle time dapat dihitung dengan melihat dari
selisih antara waktu siklus (CT) dan station time (ST) (Baroto, 2002).
Balance delay adalah ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari
dalam persentase.
∑ STi
Line efficiency adalah ukuran dari keefisienan lintasan yang dihasilkan dari waktu
yang digunakan sebenarnya. Line efficiency diperoleh berdasarkan rasio dari total
waktu di stasiun kerja dibagi dengan waktu siklus dikalikan jumlah stasiun kerja
(Baroto, 2002).
CT = Waktu siklus
Smoothness index adalah suatu indeks yang menunjukan kelancaran relatif dari
Output produksi adalah jumlah waktu efektif yang tersedia dalam suatu periode
dibagi dengan waktu siklus (Baroto, 2002). Output produksi dinyatakan dalam unit
per satuan waktu.
CT = Waktu siklus
Menurut Ginting (2012), pengalokasian elemen-elemen pada stasiun kerja dibatasi oleh:
Dalam proses perakitan terdapat dua kondisi yang dapat digambarkan menggunakan
b. Apabila satu komponen telah dipilih untuk dirakit maka urutan untuk merakit
pengerjaan komponen-komponen.
kerja juga dibatasi oleh zoning constraint yang menghalangi atau mengharuskan
pengelompokan elemen kerja tertentu. Zoning constraint dibagi menjadi dua, yaitu:
operasi 2 sebab bisa menyebabkan percikan api maka tidak dapat disatukan
pada satu stasiun yang sama dengan alasan misalnya menggunakan peralatan
yang sama dan peralatan tersebut mahal.
Syarat dalam mengelompokkan stasiun kerja pada penyeimbangan lini (line balancing)
c. Waktu siklus lebih dari atau sama dengan waktu maksimum dari tiap waktu di stasiun
Penyeimbangan lintasan memiliki beberapa metode atau cara pendekatan yang berbeda.
Secara umum terdapat dua metode dasar keseimbangan lintasan perakitan (Kholil &
Mulya, 2014):
Metode matematis atau analitis merupakan suatu metode yang dapat menghasilkan
dasarnya semua masalah dapat dipecahkan secara matematis, tetapi usaha yang
intuitif dan masuk akal. Batasan heuristik menyatakan pendekatan trial and error
berdasarkan logika umum. Beberapa metode heuristik yang umum dikenal adalah:
kolom.
dalam berbagai cara dan ambil hasil gabungan terbaik yang hasilnya sama
5) Proses berlanjut sampai semua elemen bergabung dalam suatu stasiun kerja.
dikemukakan oleh Helgeson dan Birnie. Pada metode ini memiliki langkah-
dengan waktu operasi untuk waktu pengerjaan yang terpanjang dari mulai
ranking pertama.
kerja. Jika masih layak (waktu stasiun < CT), alokasikan operasi dengan
6) Bila alokasi suatu elemen operasi membuat waktu stasiun > CT, maka sisa
waktu ini (CT - ST) dipenuhi dengan alokasi elem en operasi dengan bobot
7) Jika elemen operasi yang jika dialokasikan untuk membuat ST < CT sudah
Metode Moodie-Young memiliki dua tahap analisis. Fase (tahap) satu adalah
tugas. Fase dua, dilakukan revisi pada hasil fase satu (Baroto, 2002).
1) Fase Satu
ditempatkan di stasiun, salah satu yang mempunyai waktu yang lebih besar
2) Fase Dua
stasiun.
Untuk dapat memilih dan menentukan metode yang tepat dalam penyeimbangan lini
karakteristik pengerjaan perakitan. Oleh karena itu, akan dapat ditentukan metode
penyusunan stasiun kerja yang paling efisien dan pertimbangan kelebihan dan