TUJUAN PERKULIAHAN
Pada modul ini akan dijelaskan mengenai perencanaan produksi. Setelah
menyelesaikan perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu:
2.1 Menjelaskan tentang definisi lini produksi.
2.2 Memahami macam-macam metode keseimbangan lini.
2.3 Memahami tata cara penggunaan module Assembly Line Balancing pada
program POM.
DESKRIPSI MATERI
1.1 Definisi Lini Produksi
Menurut (sly 2007) mengatakan bahwa keseimbangan lini ini di gunakan
untuk mendapatkan lintasan perakitan yang memenuhi tingkat produksi tertentu.
Line balancing merupakan penyeimbang penugasan elemen-elemen tugas dari
suatu lini perakitan ke stasiun kerja untuk meminimumkan banyaknya stasiun
kerja dan meminimumkan total harga idle time pada semua stasiun untuk tingkat
keluaran tertentu dimana yang dalam penyeimbangan tugas ini adalah kebutuhan
waktu atau unit produk yang di spesifikasikan untuk setiap tugas dan hubungan
skuensial harus di pertimbangkan. Tujuan perencanaan keseimbangan lintasan
adalah mendistribusikan unit-unit kerja atau elemen-elemen kerja pada setiap
stasiun kerja agar waktu menganggur dari stasiun kerja pada suatu lintasan
produksi dapat di tekan seminimal mungkin sehingga manfaat dari peralatan
maupun operator dapat di gunakan semaksimal mungkin.
Adapun beberapa istilah yang lazim di gunakan dalam line balancing:
1. Precedence Diagram
Precedence diagram merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi
kerja serta ketergantungan pada operasi kerja lainya yang tujuannya untuk
memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait
didalamnya. Adapun tanda – tanda yang dipakai sebagai berikut :
a. Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor didalamnya untuk
mempermudah identifikasi dari suatu proses operasi.
b. Angka di atas symbol lingkaran adalah waktu standar yang
diperlukan untuk menyelesaikan setiap opersi.
c. Tanda panah menunjukkan ketergantungan dan urutan proses
operasi. Dalam hal ini operasi yang berada pada pangkal panah
berarti mendahului operasi kerja yang ada pada ujung anak panah.
2. Assembly Product
Assembly product adalah yang melewati ukuran work stasiun kerja dimana
stiap work stasiun(ws) memberikan proses tertentu hinnga selesai menjadi
proses akhir pada perakitan akhir.
3. Cycle Time (CT) atau Waktu siklus
Waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit
produk per satu stasiun. Apabila waktu produksi dan target produksi telah di
tentukan maka waktu siklus dapat di ketahui dari hasil waktu produksi dan
target produksi. Dalam merancang keseimbangan lintasan produksi untuk
produksi tertentu, waktu siklus harus sama atau lebih kecil dari waktu operasi
terbesar yang merupakan penyebab trjadinya bottle neck ( kemacetan ) dan
waktu siklus juga harus sama atau lebih kecil dari jam kerja
efektif per hari dibagi dari jumlah produksi per hari. Berikut adalah rumus
unruk mencari waktu siklus, yakni :
ti max ≤ CT ≤
Dimana :
ti max : waktu operasi terbesar pada lintasan
CT : waktu siklus (cycle time)
P : jam kerja efektif per hari
Q : jumlah produksi per hari
Dimana :
Ti : waktu operasi aatau elemen (I=1,2,3,….n)
C : waktu siklus stasiun kerja
N: jumlah elemen
Kmin : jumlah stasiun kerja minimal
5. Balance Delay
Balance delay adalah ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang di
hasilkan dari waktu menganggur sebenarnya yang disebabkan karena
pengalokasian yang kurang sempurna di antara stasiun-stasiun kerja.
Ballance delay ini dinyatakan dalam presentase. Ballance delay dapat
dirumuskan sebagaiberikut :
()− ∑ =
( )
Dimana :
N: jumlah stasiun kerja
C: waktu siklus terbesar
: jumlah waktu operasi dari semua operasi
∑
: waktu operasi
: ballance delay (%)
6. Smoothies Index (SI)
Smoothies index adalah suatu index yang menunjukan kelancaran relatif
dari penyeimbang lintasan perakitan tertentu. Adapun rumus yang
digunakan sebagai berikkut :
SI = √ ∑ = ( − )²
Dimana :
ST max : maksimum waktu di stasiun
STi : waktu stasiun di stasiun kerja ke - 1
7. Line Efficiency (LE)
Line efficiency adalah rasio dari total waktu di stasiun kerja di bagi dengan waktu siklus
dikalikan jumlah stasiun kerja. Adapun rumus yang digunakan yaitu :
∑=
LE = ( )( )
x 100%
Dimana :
STi : waktu stasiun di stasiun kerja ke - 1
K : jumlah (banyaknya) stasiun kerja
CT : waktu siklus
8. Output Production (Q)
Output production adalah jumlah waktu efektif yang tersedia dalam suatu
periode dibagi dengan cycle time. Adappun rumus yang digunakan yaitu :
Q=
Dimana :
T: jumlah kerja efektif penyelesaian produk
C: waktu sikllus terbesar
9. Work Element
Elemen operasi atau elemen kerja merupakan bagian dari seluruh proses
perakitan yang di lakukan .
10. Station Time (ST)
Station time adalah jumlah waktu dari elemen kerja yang dilakukan pada
suatu stasiun kerja yang sama.
11. Waktu Operasi (Ti)
Waktu oprasi adalah waktu standar untuk menyelesikan suatu operasi.
12. Idle Time (I)
Idle time merupakan selisih antara cycle time dan stasiun time atau CT
dikurang ST.
1.2 Metode Keseimbangan Lini
Menurut (Subagio 1983) mengatakan bahwa terdapat 3 metode dalam
keseimbangan lina yang dapat digunakan dalam memecahkan suatu masalah
keseimbangan.
1. Metode Analitik atau Matematis
Yaitu metode berdasarkan perhitungan kualitatif dan termasuk metode
ini adalah metode Moodie-Young. Fase pertaman adalah mengelompokan
stasiun kerja. Elemen kerja yang di tempatkan dari stasiun kerja dengan
aturan bila terdapat dua elemen yang bias dipilih maka elemen kerja yang
mempunyai elemen besar di tempatkan yang pertama. Langkah – langkah
yang harus dilakukan pada fase dua ini adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi waktu kerja besar dan waktu stasiun kerja besar dan
kecil.
b. Menentukan goal dimana goal adalah waktu stasiun kerja maksimum
di kurangi waktu stasiun kerja minimun lalu di bagi dua.
c. Mengidentifikasi sebuah elemen kerja yang terdapat pada stasiun kerja
dengan waktu yang paling maksimum.
d. Memindahkan elemen kerja tersebut.
e. Ulangi evaluasi sampai tidak ada lagi elemen kerja yang dapat di pindah.
2. Metode simulasi
Yaitu metode yang berdasarkan pengalaman kuantitatif. Simulasi
matematika yang biasa dilakukan menggunakan komputer. Adapun yang
termasuk kedalam metode simulasi adalah sebagai berikut:
a. COSMOAL (Computer Method of Sequencing operation far Assembly
lines)
b. CALB (Computer Assembly Line or Aided Keseimbangan Lini)
c. ALBACA (Assembly Line Ballancing Aided Control Activity)
3. Metode Heuristic
yaitu suatu metode yang berdasarkan pengalaman kualitatif. Metode
ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu: a. Metode wilayah
PROSEDUR PENYELESAIAN
1. Berikut ini adalah prosedur atau langkah – langkah dalam melaksanakan
praktikum tentang lini produksi yaitu :
2. Buka program QM for Windows 3, jika ada tampilan kotak dialog klik OK
3. Buka Module, pilih module Assembly Line Ballancing
4. Klik File lalu pilih New, maka akan tampil kotak Create data Sheet for
Assembly Line Ballancing
5. Isikan data pada kotak tersebut, jika sudah diisi kemudian klik OK
a. Title diisikan judul kasus lini produksi yang akan diselesaikan.
b. Time Unit far Task diisi waktu per unit untuk tugas dalam kasus
tersebut ( satuan waktu : seconds, minutes, hours)
c. Row Name diisi dengan memilih salah satu yang tersedia dalam
kotak tersebut
d. Klik OK maka akan tampil jendela penginputan data, isikan semua
data yang diperlukan sesuai dengan kasus yang ingin diselesaikan :
i. Task diisi dengan tugas yang diketahui dalam kasus lini
produksi tersebut
ii. Times Unit for Task diisi dengan waktu yang diketahui
dengan satuan waktu yang ditentukan dalam kasus tersebut
iii. Predecessor diisi dengan data kegiatan terdahulu, jika
terdapat dua atau lebih kegiatan pendahulu, maka diisikan
pada kolom predecessor berikutnya.
iv. Cycle Time Computation diisi data waktu siklus yang
diketahui dalam kasuk tersebut
v. Method diisi dengan memilih metode yang digunakan
dalam kasus lini produksi :
• Longest Operation Time, dipilih jika metode yang
digunakan adalah metode matematis atau analitik
• Most following Task, dipilih jika metode yang
digunakan adalah metode wilayah
• Rank Positional Weight, dipilih jika metode yang
digunakan adalah metode bobot posisi
• Shortest operation Time, dipilih jika metode yang
digunakan adalah metode mate matis atau analitik
• Fewest Following Task, dipilih jika metode yang
digunakan adalah metode Kilbridge-Wester
Heuristic.
6. Setelah semuat data terisi dengan benar lalu klik SOLVE
7. Untuk melihat grafik precedent, klik Window kemudian pilih Graph.
TUJUAN PERKULIAHAN
Pada modul ini akan dijelaskan mengenai perencanaan produksi. Setelah
menyelesaikan perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu:
2.1 Menjelaskan tentang definisi perencanaan produksi.
2.2 Menjelaskan tentang Material Requirement Planning (MRP).
2.3 Memahami tata cara penggunaan module Material Requirement Planning
(MRP) pada program POM.
DESKRIPSI MATERI
2.1 Definisi Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk menetapkan produk yang di
produksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan
sumber-sumber yang di butuhkan. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang
menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi
rencana, kemampuan produksi berjalan sesuai rencana.Melakukan perbaikan
rencana. Tujuan utamanya terdiri dari sebagai berikut, antara lain:
1. Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efektif dan
efisien.
2. Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal
mungkin.
3. Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas.
4. Untuk memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan.
5. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk
sebagai fungsi dari waktu.
6. Memonitor permintan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan
permintaan sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika
terjadi penyimpangan.
7. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku
yang akan dibeli.
8. Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.
9. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu.
10. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana
persediaan, dan melakukan revisi rencana produksi pada saat yang
ditentukan.
11. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan
tenaga kerja yang terperinci.
MRP juga diterapkan diperusahaan jasa, tetapi jarang sekali bukan karena
teknik ini tidak dapat diterapkan tetapi karena pertumbuhan MRP dibatasi
oleh item persediaan. System MRP sangat besar kemungkinannya untuk
dikembangkan, system ini dapat digunakan untuk mengendalikan sumber
daya yang berupa bahan baku, fasilitas, peralatan, dan tenaga kerja dengan
baik. System ini dapat mengendalikan itemyang tidak dapat diperbaharui
seperti tenaga kerja.
Dengan demikian MRP merupakan asset yang penting dalam produksi jasa,
apabila persediaan dalam industry jasa peralatan, ruangan dan personalia, maka
metode yang digunakan ini sangat tepat.sebagai contoh rencana ruang operasi, hotel,
MPS berupa jadwal konsultasi, BOM berupa kebutuhan peralatan dan personalia,
dokter, perawat, ahli ruang operasi dan lain-lain. Catatan persediaan berupa
kemampuan sumberdaya dan komitmen mereka terhadap proyek tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, maka menghasilkan jadwal yang berisi waktu dimulainya
operasi, keseluruhan waktu yang diharapkan, kebutuhan bahan dan lain-lain.
Kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan adalah system MRP dapat
diaplikasikan dibidang jasa. Berikut ini merupakan kompoen dari konsep MRP yang
terdiri dari input, proses dan output yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Input Material Requirement Planning (MRP)
Ada 3 Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP yaitu
a. Jadwal Induk Produksi (Master production schedule)
Merupakan suatu rencana produksi yang menggambarkan
hubungan antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang diinginkan
dengan waktu penyediaannya
b. Struktur Produk (Product structure Record & Bill of Material)
Merupakan kaitan antara produk dengan komponen penyusunnya.
Informasi yang dilengkapi untuk setiap komponen ini meliputi :
• Jenis komponen
• Jumlah yang dibutuhkan
• Tingkat penyusunannya
DESKRIPSI MATERI
3.1 Definisi Perencanaan Persediaan.
Manajemen persediaan merupakan bagian dari manajemen keuangan yang
dalam kegiatannya bertugas untuk mengawasi aktiva perusahaan. Sebelum
membuat keputusan tentang persediaan tentu bagian ini harus memahami konsep
persediaan. Keputusan persediaan yang bersifat umum merupakan keputusan yang
menjadi tugas utama dalam penentuan persediaan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Menurut Fien Zulfiarijah (2005:9), dalam manajemen persediaan
terdapat 2 (dua) hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Keputusan kualitatif adalah keputusan yang berkaitan dengan teknis
pemasaran yang mengarah pada analisis data secara desriptif. Keputusan
kualitatif bertujuan untuk mengetahui hal-hal berikut, anatara lain:
a. Perusahaan atau individu yang menjadi pemasok barang yang dipesan
perusahaan?
b. Jenis barang yang masih tersedia di perusahaan?
c. Sistem pengendalian kualitas persediaan yang digunakan perusahaan?
2. Keputusan kuantitatif adalah keputusan yang berkaitan dengan teknis
pemesanan yang mengarah pada analisis data secara matematis. Keputusan
kuantitatif bertujuan untuk mengetaui hal-hal berikut, antara lain:
a. Barang apa yang akan di stock?
b. Berapa banyak jumlah barang yang akan diproses dan berapa banyak
barang yang akan dipesan?
c. Kapan pembuatan barang dilaksanakan dan kapan melakukan pemesanan?
besar kecilnya persediaan yang dimiliki oleh perusahaan ditentukan oleh beberapa
faktor, antara lain:
1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap
gangguan kehabisan persediaan yang akan menghambat atau menggangu
jalanya produksi.
2. Volume produsi yang direncanakan, dimana volume produksi yang
direncanakan itu sendiri sangat tergantung kepada volume sales yang
direncankan.
3. Besar pembelian bahan mentah setiap kali pembelian untuk mendapatkan biaya
pembelian yang minimal.
4. Estimasi tentang fluktuasi harga bahan mentah yang bersangkutan diwaktu-
waktu yang akan datang.
5. Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persedian material.
6. Harga pembelian bahan mentah.
7. Biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan di gudang.
8. Tingkat kecepatan material menjadi rusak atau turun kualitasnya.
Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (2001:71), mengatakan bahwa
faktor yang mempengaruhi jumlah persediaan adalah sebagai berikut ini, yakni:
1. Perkiraan pemakaiaan bahan baku, yakni penentuan besarnya persediaan
bahan yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan pemakaian bahan
tersebut dalam satu periode produksi tertentu.
2. Harga bahan baku, yaitu harga bahan yang diperlukan merupakan faktor
lainnya yang dapat mempengarui besarnya persediaan yang harus diadakan.
3. Biaya persediaan, yaitu biaya untu menyelenggarakan persedian bahan baku.
Adapun beberapa jenis biaya persediaan adalah biaya pemesanan (order) dan
biaya penyimpanan bahan gudang.
4. Waktu menunggu pesanan (lead time), adala waktu antara tenggang waktu
sejak pesanan dilakukan sampai dengan pesanan tersebut masuk gudang.
Untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya biaya-biaya variable dan
untuk menentukan kebijakan persediaan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
perusahaan dapat menimalisir biaya-biaya. Menurut Freddy Rangutin (2004:16),
agar ongkos set-up dan ongkos simpan tersebut mendekati nilai yang sama
untuk kuantitas pemesanan yang dilakukan.
10. Silver Mean (SM), yakni menitik beratkan pada ukuran lot yang harus dapat
meminimumkan ongkos total per-periode dimana ukuran lot didapatkan
dengan cara menjumlahkan kebutuhan beberapa periode yang berturut-turut
sebagai ukuran lot yang tentatif (bersifat sementara), penjumlahan dilakuan
terus sampai ongkos totalnya dibagi dengan banyak periode yang
kebutuhannya termasuk dalam ukuran lot tentaif tersebut meningkat.
Besarnya ukuran lot yang sebenarnya adalah ukuran lot tentatif terakhir yang
ongkos total periodenya masih menurun.
TUJUAN PERKULIAHAN
Pada modul ini akan dijelaskan mengenai perencanaan produksi. Setelah
menyelesaikan perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu:
4.1 Menjelaskan tentang definisi penjadwalan produksi.
4.2 Menjelaskan tentang metode sekuens frekuensi.
4.3 Memahami tata cara penggunaan module Job Shop Scheduling pada program
POM.
DESKRIPSI MATERI
4.1 Definisi Penjadwalan Produksi
Menurut L. Bethel dalam bukunya “Industrial Organization and
Management” memberikan definisi penjadwalan atau scheduling sebagai berikut
ini, yaitu penjadwalan produksi merupakan proses penentuan pekerjaan yang akan
dilakukan. Penjadwlan (Scheduling) adalah suatu tahapan dari pengawasan
produksi yang menetapkan pekerjaan dalam urutan-urutan yang sesuai dengan
prioritasnya dan kemudian dilengkapi pelaksanaan rencana tersebut pada waktu
yang tepat dengan urutan yang benar, sehingga berhubungan dengan kapan suatu
pekerjaan akan dilaksanakan pada suatu bagian produksi. Dalam dunia
manufaktur, tujuan dari penjadwalan tersebut adalah untuk meminimalkan waktu
produksi dan biaya, dengan menjelaskan fasilitas produksi ketika membuat, yang
staf, dan dimana peralatan. Penjadwalan produksi juga bertujuan untuk
memaksimalkan efisiensi operasi dan mengurangi biaya. Berikut ini merupakan
manfaat dari penjadwalan produksi, yakni:
1. Proses perubahan pengurangan terbesar.
2. Persediaan pengurangan yang bersifat meratakan.
3. Mengurangi upaya penjadwalan.
4. Peningkatan efisiensi produksi.
5. Meratakan beban buruh.
6. Tanggal pengiriman yang akurat dan informasi yang bersifat real time.
Berikut ini merupakan jenis penjadwalan produksi dimana terdapat dua macam
tipe produksi, yaitu:
1. Job Shop, adalah proses pengurutan untuk lintasan produk yang tidak
beraturan. Secara umum penjadwalan job shop dikenal dengan sekumpulan
mesin-mesin dan sekumpulan pekerjaan yang akan dijadwalkan.
2. Flow Shop, adalah proses penentuan urutan pekerjaan yang dimiliki
lintasan produk yang sama. Model flow shop operasi dari suatu pekerjaan
hanya bergerak satu arah yaitu dari proses awal sampai dengan proses
akhir, diantara proses-proses tersebut tidak memungkinkan untuk kembali
ke proses sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PT. Boeing 2702 ingin membuat diagram prosedur unruk sebuah komponen
pesawat elektrostatis yang membutuhkan waktu perakitan total 66 menit. Adapun
daftar waktu perakitan dan langkah yanng diperlukan untuk komponen adalah
sebagai berikut :
2. Buka program QM for Windows 3, jika ada tampilan kotak dialog klik
OK
4. Klik File lalu pilih New, maka akan tampil kotak Create data Sheet for
Assembly Line Ballancing
5. Isikan data pada kotak tersebut, jika sudah diisi kemudian klik OK
b. Time Unit far Task diisi waktu per unit untuk tugas dalam kasus
tersebut ( satuan waktu : seconds, minutes, hours)
c. Row Name diisi dengan memilih salah satu yang tersedia dalam
kotak tersebut
KESIMPULAN:
Berdasrkan hasil diatas didapat bahwa jumlah stasiun kerja minimal yang
memungkinkan sebesar 2 stasiun dengan tingkat efisiensi sebesar 89,58%.
Susunan aktivitasnya yaitu pada stasiun 1 adalah task A, B, C, D, E, F, G, H, I, J,
dan K. Sedangkan susunan aktifitas pada stasiun 2 yaitu task L, M, N, dan O.
1.PT chairs chan memproduksi dua jenis kursi , yaitu kursi A dan B. untuk membuat 2
(sudahdi+ angka nim terakhr 1 ) kursi A terdiri dari komponen 5 (sudahdi+ angka
nim terakhr 1 ) kaki kursi, 3 sandara tangan (sudahdi+ angka nim terakhr 1)
, 2 rangka (sudahdi+ angka nim terakhr 1) dan 3 busa (sudahdi+ angka nim
terakhr 1) . Diketahui jadwal induk produksi untuk kursi A dan masing masing
komponen sebagai berikut:
Item
A 0 20 0 40 0 60
Sandaran tangan 50 0 0 0 60 80
Rangka 0 50 70 90 0 0
Busa 0 0 0 50 60 70
Adapun data komponen dan persedian barang dari kursi A dalam satuan unit dan
waktu dalam satuan minggu adalah sebagai berikut ini , yakni :
Item Level Allocated Lead Current Minimum Lot Size
Time inventory Quantity
A 0 20 2 40 20 10
Sandaran tangan 1 40 2 90 40 40
Rangka 2 50 1 110 50 80
Busa 2 30 1 130 60 50
Jawaban Pertanyaan no 1
3.Klik FILE lalu pilih NEW maka akan tampil kotak create data set for Material
Requirements Planning. Kemudian Title disikan PT. Chairs Chan, Number of
BOM lines diisi 6 dikarenakan jumlah itemnya ada 6. Lalu Number of last period
diisi 5 karena pada kasus tersebut terdapat 5 minggu, Row names diklik
A.B.C.D.E lalu diganti dengan nama-nama item pada kasus tersebut, lalu klik OK
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil di atas dapat hasil analisa untuk bagian produksi adalah produk
A merencanakan produksi secara berturut-turut pada minggu ke 1 ,20 dan minggu
ke 3 ,60 dengan demikian total produksi selama 6 minggu sebayak 240.
Jawaban Pertanyaan no 2
2.Buka Module lalu pilih module Material Requirement Planning, klik OK.
3. Klik FILE lalu pilih NEW maka akan tampil kotak create data set for Material
Requirements Planning. Kemudian Title disikan CV. Defi Furniture, Number of
BOM lines diisi 3 dikarenakan jumlah itemnya ada 3. Lalu Number of last period
diisi 6 karena pada kasus tersebut terdapat 6 bulan, Row names diklik A.B.C.D.E,
lalu klik OK
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil data diatas didapat bahwa hasil analisi untuk bagian produksi
secara berturut-turut pada bulan ke 1 sebesar 40 pcs dan bulan ke 2 sebesar 50 psc
kemudian total real produksi secara berturut-turut adalah 90psc
Adapun biaya yang dikeluarkan oleh PT. Putut eko haryanto (2016080126) adalah
sebagai berikut:
a. Biaya Ekspedisi : $356 per unit
b. Biaya Pajak Persediaan : $106 per unit
c. Biaya Pengemasan : $256 per unit
d. Inventory Awal : 1.556 unit
e. Harga Per Unit : $56
f. Lead Time : 2 bulan
Tentukan total biaya yang dikeluarkan oleh PT. Putut Eko Haryanto (2016080126)
dengan menggunakan teknik ukuran lot Wagner-Within?
Penyelesaian :
1. Buka program QM for Windows 3.
3. Klik FILE lalu pilih NEW maka akan tampil kotak create data set for Lot
Sizing. Kemudian Title diisikan PT. Putut Eko Haryanto (2016080126),
Number of Period diisi 12 dikarenakan jumlah baris ada 12. Lalu Row
names diklik January, February, March, April,… Lalu klik OK
Tentukan total biaya yang dikeluarkan oleh PT. Putut Eko Haryanto
(2016080126) dengan menggunakan teknik ukuran lot Wagner-Within?
Penyelesaian :
1. Buka program QM for windows 3
3. Klik FILE lalu pilih NEW maka akan tampil kotak create data set for Lot
Sizing. Kemudian Title diisikan Gudang Putut eko Haryanto (2016080126),
Number of Period diisi 8 dikarenakan jumlah baris ada 8. Lalu Row names
diklik January, February, March, April,… dan Set Start Month “March” Lalu
klik OK
Tentukan total biaya yang dikeluarkan oleh Gudang PT. Putut Eko Haryanto
(2016080451) dengan menggunakan teknik ukuran Lot for Lot ?
Berdasarkan hasil diatas Total Demand (44000), Order Receipt (40994), Order
Release (40994), Inventory (-117964), Holding Cost $156.00 (0), Stockout Cost
$76.00 (151954), Setup Cost $206.00 (412), dan Total Cost = (8965676).
2. Cafe’ IS ANIN NAZURA menjual berbagai jenis makanan. Adapun makanan yang
dijual oleh afe’ IS ANIN NAZURA tersebut yang ditunjukkan dalam tabel sebagai
berikut ini data waktu dalam satuan bulan (1 bulan = 4 minggu), yaitu:
Penyelesaian Soal 1
1. Buka software POM-QM atau POM for Windows 3 kemudian pilih Module :
Job Shop Scheduling
2. Masukkan judul “PT IS ANIN NAZURA”, dan Number of Job yang telah
ditentukan. Dan mengganti TEXT BOX menjadi “Any Decision
Sciences” pada sudut kanan atas
3. Isi data tabel yang ada pada PT. IS ANIN NAZURA, sesuai dengan soal modul
IV dengan mengganti NIM (2016080334) atau ditambahkan NIM terakhir ( 4 ),
kemudian klik Solve untuk mengetahui penjadwalan produksinya
4. Pilih metode First Come First Served (FCFS) dan Earliest Due Date (EDD)
untuk mengetahui penjadwalan dalam satuan hari. Maka akan di dapat hasil
seperti dibawah ini:
5. Kemudian buat diagram Gantt FCFS dan EDD PT Coolan Dry dengan cara
klik Windows – Gantt Diagram, maka akan muncul diagram seperti berikut.
Penyelesaian Soal 2
1. Buka software POM-QM kemudian pilih Module : Job Shop Scheduling
2. Masukkan judul, dan Number of Job yang telah ditentukan
3. Isi data tabel yang ada pada Cafe IS ANIN NAZURA, sesuai dengan soal
modul IV dengan mengganti NIM (2016080334) atau ditambahkan NIM
terakhir (4), kemudian klik Solve untuk mengetahui waktu kerja proses
4. Pilih metode First Come First Served (FCFS) dan Earliest Due Date (EDD)
untuk mengetahui waktu kerja proses dalam satuan minggu di Cafe IS
ANIN NAZURA. Maka akan di dapat hasil seperti dibawah ini.
5. Kemudian buat diagram Gantt FCFS dan EDD Cafe IS ANIN NAZURA
dengan cara klik Windows – Gantt Diagram, maka akan muncul
diagram seperti berikut
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Line balancing merupakan penyeimbang penugasan elemen-elemen
tugas dari suatu lini perakitan ke stasiun kerja untuk meminimumkan
banyaknya stasiun kerja dan meminimumkan total harga idle time pada semua
stasiun untuk tingkat keluaran tertentu dimana yang dalam penyeimbangan
tugas ini adalah kebutuhan waktu atau unit produk yang di spesifikasikan untuk
setiap tugas dan hubungan skuensial harus di pertimbangkan.
Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk menetapkan produk yang di
produksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan
sumber-sumber yang di butuhkan. Material Requirement Planning (MRP)
adalah suatu prosedur logis berupa aturan keputusan dan teknik transaksi
berbasis komputer yang dirancang untuk mengolah jadwal induk produksi
menjadi “kebutuhan bersih” untuk semua item (Baroto,2002).
Manajemen persediaan merupakan bagian dari manajemen keuangan
yang dalam kegiatannya bertugas untuk mengawasi aktiva perusahaan.
Sebelum membuat keputusan tentang persediaan tentu bagian ini harus
memahami konsep persediaan.
DAFTAR PUSTAKA