Modul production planning (PP) digunakan untuk administrasi proses produksi, termasuk di dalamnya adalah
tahap perencanaan produksi.
Struktur Organisasi
Page 1 of 4
Modul Production Planning | alexandra widjaja
Work center → unit organisasi yang menunjukkan dimana dan kapan sebuah proses dalam produksi
(operasi) dilakukan.
Sebuah work center memiliki kapasitas produksi dan untuk setiap aktivitas yang dilakukan di work center
akan menimbulkan biaya.
Work center dapat berupa mesin, orang, lini produksi, atau sekelompok orang.
Master Data
Master Data Bill Of Material (BOM)
BOM merupakan daftar bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi material/barang tersebut.
BOM terdiri dari 2 jenis, single level dan multi level BOM
Dari gambar di atas, yang dimaksud multi level BOM adalah BOM yang memiliki BOM lain di dalamnya.
Seperti contoh di atas, BOM untuk membuat sebuah sepeda terdiri dari wheel, frame,dll (lihat kotak biru).
Maka BOM di level itu disebut single level BOM. Tetapi ternyata komponen “wheel” merupakan barang
rakitan, sehingga ada BOM lain untuk membuat “wheel” tersebut. BOM untuk membuat “wheel” itu juga
disebut single level BOM. Jadi saat digabungkan, untuk membuat sebuah sepeda, ada 2 BOM yang harus
dipenuhi. Pertama harus membuat Wheel terlebih dahulu (lihat kotak kuning), baru kemudian bisa dilanjutkan
dengan proses produksi sepeda selanjutnya (lihat kotak biru).
BOM dapat dibuat untuk setiap jenis barang dan untuk setiap variasi barang.
Contoh : dalam studi kasus GBI, DXTR warna hitam, merah, dan silver memiliki BOM masing-masing karena
ada 1 komponen yang berbeda kode materialnya.
Page 2 of 4
Modul Production Planning | alexandra widjaja
No urut
aktivitas/operasi Nama work center
No 20 artinya aktivitas
ke-2 Waktu pengerjaan
Keterangan aktivitas
Contoh : memasang
sadel ke frame
Dari master data rounting inilah bisa dihitung biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.
Page 3 of 4
Modul Production Planning | alexandra widjaja
Penjelasan lebih detil tentang masing-masing langkah akan dibahas di guideline pengerjaan case study PP
Page 4 of 4