SISTEM PERUSAHAAN
Bab II berikut ini berisikan tentang penjelasan sistem perusahaan PT Sygma Exa
Grafika yang terdiri dari data umum perusahaan, struktur organisasi, aliran proses
produksi, sistem perencanaan produksi, sistem tata letak mesin produksi, waktu baku,
sistem perencanaan kerja dan lingkungan kerja, sistem pengendalian kualitas,
pemasaran, perancangan produk, sistem informasi manajmen, manajemen sumber daya
manusia.
2.1 DATA UMUM PERUSAHAAN
Pada Sub bab ini berisi penjelasan mengenai nama, alamat, bidang usaha
perusahaan, sejarah perusahaan, deskripsi bisnis, visi dan misi perusahaan dan produk
serta jasa perusahaan dari perusahaan PT Sygma Examedia Grafika.
2.1.1 Profil Perusahaan
II-1
Bab II Sistem Perusahaan II-2
kontribusi dalam program wakaf Quran, beasiswa tahfidz, mencetak guru Al Quran di
masyarakat, serta menyiapkan guru beserta metode baca Al Quran-nya melalui Sygma
Foundation.
PT SEG (PT Sygma Exa Grafika) juga menginisiasi terbentuknya Quran
Epicentrum, yakni ide sekaligus gerakan dan sarana untuk berupaya membumikan Al
Quran dengan cara menyebarkan Al Quran dan nilai–nilainya secara mudah dan
menyenangkan, sehingga terbentuk masyarakat Qurani yang menjadi dasar
terbentuknya peradaban Qurani di tengah–tengah masyarakat. Quran Epicentrum
diharapkan menjadi salah satu alternatif solusi bagi permasalahan umat saat ini. Quran
Epicentrum diharapkan menjadi pusat kegiatan Al Quran yang tersebar di seluruh
Indonesia, melalui usaha kerjasama sinergis dengan berbagai pihak, mulai dari lembaga-
lembaga pendidikan dan pengajaran Quran, perusahaan-perusahaan umum dan Islam,
agen dan reseller serta mitra-mitra lain yang peduli terhadap penyebaran nilai-nilai Al
Quran.
(sumber : http://syaamilquran.com/tentang-kami)
1. Al Quran Wanita
Berikut ini merupakan gambar produk yang dihasilkan oleh PT SEG antara lain
jenis produk AL-Quran Wanita yang dapat dilihat pada gambar 2.2.
Berikut ini merupakan gambar produk yang dihasilkan oleh PT SEG antara lain
jenis produk AL-Quran Bukhara yang dapat dilihat pada gambar 2.8.
Gambar 2.9 Syaamil Quran Digital –Syaamil Note & Syaamil tabz
(http://syaamilquran.com/)
Ciri utama organisasi fungsional ialah memiliki struktur piramidal, dengan konsep jalur
pertanggung jawaban dan jalur otoritas yang vertikal.
Kondisi perusahaan PT SEG saat ini dirasa cocok dengan menggunakan struktur
organisasi fungsional dimana setiap bagian divisi yang ada pada PT SEG memiliki
fungsi manajemen yang berbeda. Setiap Pengarahan komunikasi yang dilakukan
mengalir dari atasan dan bawahaan, Serta pertanggung jawaban hasil tugas akan
diserahkan kepada kepala unit bagian masing-masing. Oleh karena itu struktur
organisasi dengan jenis fungsional sangat cocok digunakan oleh perusahaan PT SEG.
Berikut ini terdapat Struktur Organisasi yang terdapat pada PT Sygma Exa
Grafika yang dapat dilihat pada Gambar 2.10.
ditinjau persatuan produk. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada produk Syamil
quran A5 1 batch proses permesinan menghasilkan 24 unit produk jadi.
Berikut ini merupakan penjelasan proses produksi berdasarkan peta aliran proses
dalam pembuatan produk:
1. O-1 (Mesin Cutting)
Operasi O-1 ini merupakan proses pemotongan kertas dari ukuran plano menjadi
ukuran A1, bahan baku yang digunakan untuk proses O-1 ini berupa kertas jenis
QPP, dimana pengerjaanya menggunakan mesin otomatis. Kertas yang akan
dipotong terlebih dahulu disusun diatas meja mesin pemotong, kertas yang telah
disusun diatas meja pemotong akan diarahkan ke area pisau pemotong yang
kemudian operator akan menekan tombol pada mesin dan secara otomatis kertas
akan terpotong sesuai dengan ukuran yang telah diatur. Komponen ini
merupakan bagian utama dalam pembuatan isi al-Quran. Dalam proses
pemotongan index banyaknya kertas yang digunakan sebanyak 530 lembar
persekalipotong. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut
adalah 10 menit.
2. O-2 (Mesin Printing)
Operasi O-2 ini merupakan proses percetakan bahan baku berupa kertas yang
telah lolos uji kualitas. Bahan baku atau kertas yang telah diproses dalam mesin
pemotong akan diletakan pada mesin printing dimana mesin printing akan secara
otomatis mencetak huruf atau tulisan yang telah diatur. Index bahan baku yang
dibutuhkan dalam proses ini sekitar 6300 lembar/jam dan dikonversikan ke
dalam menit sekitar 105 lembar. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proses adalah 10 menit yang berarti sebanyak 1050 lembar untuk 10 menit.
3. O-3 & I-1 ( Meja QC in line)
Operasi O-3 ini merupakan proses pemeriksaan dari segi tulisan, huruf, warna
huruf, yang tidak sesuai dengan komposisi warna. Dimana proses ini merupakan
proses gabungan dalam operasi penyortiran serta pemeriksaan dari hasil
percetakan yang kemudian akan diperiksa dari segi kecacatan. Proses dilakukan
secara manual oleh operator. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proses adalah 20 menit.
4. O-4 (Mesin Lipat)
Operasi O-4 merupakan proses pelipatan kertas menjadi A5. Proses ini dilakukan
secara otomatis oleh mesin. Dimana kertas akan diletakan pada bagian meja
mesin lipat yang kemudian mesin akan secara otomatis melakukan proses
pelipatan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Waktu yang dubutuhkan
untuk menyelesaikan proses adalah 8 menit.
5 O-5 (Meja Penyusun)
Operasi O-5 merupakan proses penyusunan dimana dilakukan setelah proses
lipat, penyusunan dilakukan berdasarkan halaman dilihat dari juz1 hingga juz 30
setelah disusun hingga 10 tumpukan Al-quran kemudian akan diikat
menggunakan tali yang telah disediakan. Proses ini dilakukan secara manual oleh
operator. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah 5 menit.
6 O-6 (Mesin Jahit)
Operasi O-6 merupakan proses penjahitan terhadap isi Al-Quran dalam bentuk
plat dengan mengunakan mesin otomatis. Proses dalam penjahitan dilakukan
ketika al-quran yang telah disusun sesuai dengan halaman yang telah ditentukan,
kertas yang sudah disusun kemudian akan disimpan diatas penutup rel mesin
jahit yang kemudian mesin sceara otomatis menjahit tumpukan al-quran yang
telah disusun. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah 16
menit.
7 O-7 ( Mesin Cutting)
Operasi O-7 merupakan proses pemotongan kertas yang digunakan dalam
pembuatan pembatas al-quran menjadi ukuran A5. jenis bahan baku yang
digunakan dalam proses ini adalah jenis kertas Art paper 150gram. Proses ini
dilakukan dengan menggunakan mesin otomatis dimana prosesnya hampir sama
dengan proses O-1. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah
10 menit.
8. O-8 (Mesin Printing)
Operasi O-8 merupakan proses pencetakan kertas yang telah dipotong untuk
pembuatan pembatas al-quran. Dimana kertas yang telah dipotong akan diletakan
diatas meja mesin printing yang kemudian mesin akan secara otomatis mencetak
huruf atau tulisan sesuai dengan proses yang telah diatur. Waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan proses adalah 10 menit.
9. O-9 ( Meja Perakitan)
Operasi O-9 merupakan proses pemasangan dan pemberian Sheetblat serta
pembatas kertas pada al-quran. Dimana al-quran yang telah disusun sesuai
dengan halaman akan dirakit atau dipasang aksesoris, sheetblat serta pembatas
kertas. proses ini dilakukan secara manual oleh operator. Waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan proses adalah 10 menit.
10. O-10 (Meja Press)
Operasi O-10 merupakan proses pemberian Bloklem dimana produk yang telah
lolos dari O-9 akan ditekan agar isi kertas yang telah diberi lem melekat secara
merata. Proses ini dilakukan secara semi otomasti.Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses adalah 12 menit.
11. O-11 (Meja Cutting)
Operasi O-11 merupakan proses pemotongan pada produk setengah jadi untuk
mendapatkan sisi yang rapih. Dimana produk setengah jadi akan ditempatkan
pada meja pemotong yang kemudian beberapa bagian yang tidak simetris akan
dipotong agar mendaptakan sisih yang rapi. Proses ini dilakukan secara manual
oleh operator. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah 10
menit.
12. I-2 (Meja QC WIP)
Setelah pinggiran isi Al-Qur’an dipotong atau dirapikan, kemudian isi Al-Qur’an
akan diperiksa oleh operator quality qontrol bagian QC work in process di meja
QC WIP . pemeriksaan ini dilakukan secara manual oleh operator dan diperiksa
secara sensus dengan waktu penyelesaian 7 menit.
Operasi O-21 merupakan proses perapatan plastik dengan cara menempel bagian
atas plastik yang masih terbuka dengan menggunakan mesin welding. Proses ini
dilakukan secara semi otomatis oleh mesin perapatan Cover Plastic, dimana
produk yang telah dikemas akan diarahkan pada area perapatan pada mesin, yang
kemudian operator akan menekan tuas mesin. Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses adalah 10 menit.
24. O-22 ( Mesin Shrink)
Operasi O-21 merupakan proses perapihan plastik. Proses ini dilakukan secara
otomatis oleh mesin Shrink Cover Plastic. Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses adalah 16 menit.
25. O-23 & I-3 ( Meja Packing & Diperiksa)
Operasi O-23 & I-3 merupakan proses pemeriksaan kembali terhadap kemasan
serta proses terakhir dimana produk jadi akan dikemas kedalam kardus yang siap
dikirim. Proses ini dilakukan secara manual oleh operator. Waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah 12 menit.
kimia, pelumas, plastik serta benang yang dipesan didapatkan dari beberapa distributor
sekitar bandung.
PT Sygama Exa Grafika menerapkan sistem First in First out (FIFO), artinya
barang yang pertama kali dipesan atau datang, maka yang pertama kali digunakan. Hal
ini dilakukan untuk menjaga kualitas pada bahan baku, semakin lama bahan baku yang
tidak digunakan maka kualitas pada bahan baku yang dihasilkan semakin menurun.
Bahan baku seperti kertas dan tinta merupakan bahan baku yang sifatnya mudah rusak
dalam jangka waktu yang terlalu lama disimpan, dimana dipengaruhi oleh kelembapan
suhu, cahaya, kondisi lingkungan serta kondisi pabrik.
PT SEG menerapkan sistem First in First out (FIFO) untuk bahan baku kertas
dan tinta. Sistem First in First out pada bahan baku kertas dan tinta dilakukan ketika
bahan baku dari suplier masuk maka akan diberikan tanda berupa tanggal (Kanban)
kedatangan barang pada saat bahan baku masuk. Semua bahan baku yang masuk pada
tanggal tersebut akan digunakan untuk proses produksi, sehingga tidak akan terjadinya
penumpukan terhadap bahan baku kertas dan tinta pada gudang. Untuk pemesanan
selanjutnya akan dilakukan jika stock bahan baku diperkirakan akan habis terpakai pada
waktu yang telah ditentukan. hal tersebut di gunakan untuk meminimasi ongkos simpan
dan agar kualitas bahan baku yang digunakan tetap terjaga dengan baik, sehingga akan
menghindari kerusakan terhadap kertas dan tinta.
Sedangkan untuk bahan baku penunjang seperti lem, kain, pelumas dan
aksesoris sendiri pemesanan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan proses pengiriman
dari suplier dilakukan satu minggu dua kali pengiriman, dimana PT SEG akan
melakukan stock barang terhadap bahan baku penunjang. Berikut ini merupakan
gambar persediaan bahan baku yang dapat dilihat pada gambar 2.13.
Bahan baku yang masuk akan dilakukan pengecekan oleh bagian logistik untuk
menghindari terjadinya kecacatan terhadap bahan baku yang akan digunakan, jika
terdapat kecacatan pada bahan baku, maka bahan baku tersebut akan dikembalikan
kepada supplier untuk diganti dengan bahan baku yang memiliki kualitas yang telah
disepakati. Bahan baku yang telah masuk kedalam storage akan langsung disimpan
untuk kemudian diproses menjadi barang setengah jadi dan barang produk jadi. Untuk
konsumen sendiri yang akan melakukan pemesanan PT SEG menerapkan strategi make
to order, yaitu jika ada pemesanan maka barang dari konsumen baru akan diproduksi.
Dari penerapan strategi tersebut, maka perusahaan akan melakukan pemesanan bahan
baku kepada suplier dimana jumlah bahan baku yang dipesan sesuai dengan jumlah
permintaan dari konsumen.
Pemesanan bahan baku dilakukan setelah adanya order production dari bagian
PPIC dan disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Dalam pemesanan bahan baku waktu
dilakukan setiap 2 hari setelah ada order dari konsumen. Jangka waktu (lead time) antar
pesan bahan baku sendiri pada PT SEG selama 7 hari mulai dari pemesanan bahan
baku kepada suplier hingga bahan baku sampai ke gudang. Kebutuhan akan bahan baku
akan disesuaikan dengan jumlah permintaan konsumen. Dalam satu bulan terdapat 4
kali pemesanan/perminggu, dimana permintaan konsumen dalam satu minggu sebanyak
43 rim, sehingga permintaan minggu ke-1 pada bulan januari masih dapat depenuhi
dimana PT SEG memiliki persediaan awal sebanyak 90 rim. Untuk pemesanan di
minggu berikutnya PT SEG akan melakukan pemesanan sebanyak 449 rim dimana
bahan baku tersebut akan datang di minggu ke-2 sehingga untuk kebutuhan di minggu
ke-2 perusahaan akan memiliki persediaan awal sebanyak 496 rim.
Frekuensi Pemesanan akan bahan baku berdasarkan hasil rancangan tahun 2017
dilakukan sebanyak 4 kali dalam satu tahun. Bahan baku yang telah sampai akan
dilakukan pengecekan oleh divisi logistik. Pola penyimpanan bahan baku kertas dan tinta
yaitu ketika barang datang, akan langsung masuk ke gudang bahan baku, dan kemudian
akan dipakai dalam memproduksi produk untuk satu kali pemesanan.
Sedangkan pola penyimpanan bahan baku penunjang seperti kain, lem, plastik,
dan pelumas akan langsung masuk kedalam gudang, dan akan dilakukan proses
pemeriksaan secara visual oleh divisi logistik. Setelah selesai pengecekan, bahan baku
akan di simpan digudang yang telah disediakan. Untuk pemesanan bahan baku kembali
akan dilakukan ketika persediaan digudang hampir habis. Untuk penyimpanan bahan
baku PT SEG sendiri menerapkan sistem safety stock yang bertujuan untuk
mengantisipasi terhadap kekurangan persediaan ketika permintaan konsumen yang
meningkat, sehingga akan menjamin kelancaran proses produksi selain itu juga dapat
menangggulangi terjadinya keterlambatan datangnya bahan baku yang diharapkan agar
proses produksi tidak terganggu dengan adanya ketidakpastian pesan dari bahan yang
akan dipesan.
ditetapkan, jika kebutuhan konsumen mendesak biasanya produk akan dikirim terlebih
dahulu sesuai dengan produk yang mampu diproduksi oleh PT SEG. Untuk sisa produk
yang belum tersedia akan dikirim di hari selanjutnya dengan perjanjian yang telah
disepakatin.
Untuk pelayanan sendiri konsumen akan menentukan order terhadap produk
kepada divisi marketing, yang kemudian dari divisi marketing akan masuk ke divisi
purchasing dimana mulai adanya transaksi pembelian produk, dan proses kemudian
akan dimulai proses produksi melalui bagian PPIC untuk melakukan penjadwalan.
Dalam melakukan produksi produk, PT SEG menerapkan sistem penjadwalan flow shop
dimana berdasarkan proses layout sesuai dengan proses mesin dengan urutan pola aliran
dari satu mesin ke mesin lainya yang memiliki routing proses yang sama sesuai dengan
proses yang terdapat pada Operation prosces Chart (OPC), dalam menentukan
penjadwalan dilakukan oleh divisi PPIC dimana untuk menentukan ukuran pesanan
serta jumlah pesanan yang dibutuhkan oleh konsumen sebelum dilakukan proses
pengerjaan produk.
2.5 SISTEM TATA LETAK FASILITAS
Berikut ini menjelaskan mengenai sistem tata letak mesin produksi yang
terdapat pada perusahaan PT SEG, dimana berisikan mengenai sistem tata letak mesin,
layout stasiun kerja, jenis mesin dan jumlah mesin.
2.5.1 Sistem Tata Letak Mesin
Tata letak mesin merupakan salah satu bagian terpenting dalam dunia
manufaktur terutama pada bagian proses produksi, tata letak mesin memiliki peranan
dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem
produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi
dengan memaksimalkan agar aliran bahan dan produk lancar. PT SEG sendiri
menggunakan jenis tata letak product layout dimana untuk proses produksinya
dilakukan dalam jumlah yang besar, dan setiap produk akan melalui tahapan operasi
yang sama sejak awal hingga proses akhir. PT SEG menggunakan jenis tata letak
product layout dengan mempertimbangkan aliran material, persediaan barang, mesin
yang tersedia serta skill tenaga kerja yang dimiliki. Berikut ini merupakan gambar dari
layout lantai produksi pada PT SEG yang dapat dilihat pada Gambar 2.13.
Berikut ini merupakan jenis mesin yang digunakan pada PT Sygma Exa Grafika
dalam melakukan proses produksi yang dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Jenis Mesin PT Sygma Exa Grafika
Dalam perhitungan waktu baku membutuhkan nilai dari waktu normal dan waktu
siklus, dimana untuk mencari nilai waktu normal perlu memperhatikan penyesuain dan
kelonggaran terhadap pekerja. Dimana untuk perhitungan penyesuain digunakan metode
Penyesuain schummard yang dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Penyesuain Schummard
Kelas Nilai Penyesuain
Superfast 100
Fast + 95
Fast 90
Fast- 85
Exellent 80
Good+ 75
Good 70
Good- 65
Normal 60
Fair+ 55
Fair 50
Fair- 45
Poor 40
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai penyesuain, dan kelongaran setiap
proses stasiun kerja operasi.
1. Operasi Pemotongan Kertas
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses
pemotongan kertas. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi berdiri dimana
operator hanya meletakan kertas ke arah meja mesin pemotong dan mesin akan
secara otomatis melakukan proses pemotongan Untuk faktor penyesuian kinerja
Waktu normal merupakan waktu yang dibutuhkan oleh rata-rata operator untuk
menormalkan ketidakwajaran operator, nilai waktu normal didapat dari nilai perkalian
antara waktu siklus dengan nilai penyesuain. Penyesuaian didapatkan dari pengamatan
secara Objektif. Hasil perhitungan waktu normal dengan metode schummard dapat
dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. Waktu Normal Perusahaan
= 16 × (70/60)
= 18,67
Setelah mengetahui keadaan pada setiap proses dalam menghitung waktu siklus
dan waktu normal, maka mulai menghitung waktu baku yang terdapat pada perusahaan
PT. Sygma Exa Media Grafika untuk produk AL-Quran jenis Cordova. Dimana untuk
menghitung waktu baku dibutuhkan data atau nilai kelonggaran operator dalam bekerja.
Berikut ini merupakan nilai kelonggaran proses salah satu contoh perhitungan operasi
pada meja pengemasan dengan kelonggaran waktu seoarang pekerja pria untuk
keperluan priadi dalam posisi duduk, sikap kerja dan gerakan kerja ringan, dapat dilihat
pada tabel 2.5 dan nilai kelonggaran pada setiap proses dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 2.5 Waktu Kelonggaran Operasi Meja Welding
pemotong.
Pengarahan dan
Melepas bahan baku
berupa kertas ke
arah mesin
pemotong.
mesin. Kemudian
dilanjutkan dengan
menjangkau,
mengarahkan dan
memegang untuk.
Tabel 2.5 Sistem Perencanaan Kerja (Lanjutan)
Aspek
No Stasiun keja
Antropometri Biomekanika Ekonomi Gerakan
Memakai mesin foil
dimana tuas yang
terdapat pada mesin.
Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
persiapan adalah dikeluarkan tergolong gerakan
dilakukan dengan cukup berat. Dimana menjangkau,
posisi berdiri dimana pekerjaan dilakukan memegang,
dimensi yang secara semi otomatis mengarahan dan
Penyablonan digunakan adalah melepaskan cover
17
cover mata ke lantai. yang kemudian
dilanjutkan dengan
gerakan menjangkau
mesin, memegang
untuk memakai
mesin.
Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
Posisi operator ketika
dikeluarkan tergolong gerakan
persiapan adalah
cukup berat. Dimana menjangkau,
dilakukan dengan
Fabarikasi pekerjaan dilakukan memegang,
18 posisi berdiri dimana
hardcover secara manual dengan mengarahkan
dimensi yang
frekuensi yang sering. lapisan kertas cover
digunakan adalah
dan kemudian
mata ke lantai.
merakit.
Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
persiapan adalah dikeluarkan tergolong gerakan
dilakukan dengan cukup berat. Dimana menjangkau,
posisi berdiri dimana pekerjaan dilakukan memegang,
dimensi yang secara semi otomatis mengarahan dan
digunakan adalah dengan frekuensi yang melepaskan cover
19 Cover dipilung
mata ke lantai. sering. ke arah mesin yang
kemudian
dilanjutkan dengan
gerakan memengang
untuk memakai
mesin.
20 Penggabungan Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
persiapan adalah dikeluarkan tergolong gerakan mulai
dengan posisi duduk sedang. Dimana dengan menjangkau,
dimana dimensi yang pekerjaan dilakukan memegang,
digunakan adalah secara semi otomatis membawa,
tinggi mata duduk, untuk proses cassingin mengarahkan dan
tinggi bahu duduk, dan proses inspeksi melepas lembaran
pantat popliteal. dilakukan secara AL-Quran untuk
manual. digabungkan.
Operator sudah
melakukan gerakan
yang efektir karena
tidak ada proses
mencari dan
menunggu.
Tabel 2.5 Sistem Perencanaan Kerja (Lanjutan)
Aspek
No Stasiun keja
Antropometri Biomekanika Ekonomi Gerakan
Pekerjaan dilakukan Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
dengan posisi duduk dikeluarkan pekerja gerakan dengan
dikursi selama 8 jam tidak terlalu besar, mulai menjangkau,
dan dilakukan secara Namun dalam proses memegang
Pemeriksaan terus menerus. pengerjaanya memeriksa produk
21 Produk Finish membutuhkan jadi dan melepas.
Good ketelitian yang tinggi,
karena pemeriksaan
dilakukan secara terus
menerus dengan kontak
mata.
Pekerjaan dilakukan Pekerjaan yang Operator melakukan
dengan posisi duduk dilakukan ringan dan gerakan dengan
Pemasangan dan dimensi yang tidak memerlukan mulai menjangkau,
22
plastic cover digunakan hanya banyak tenaga.proses memegang,
Siku ke ujung jari. ini dilakukan secara membawa, merakit
manual oleh operator dan melepas.
Pekerjaan dilakukan Pekerjaan yang Operator melakukan
dengan posisi duduk dilakukan ringan dan gerakan dengan
dan dimensi yang tidak memerlukan mulai menjangkau,
digunakan hanya banyak tenaga.proses memegang,
Siku ke ujung jari. ini dilakukan secara membawa,
Perapatan semi otomatis oleh mengarhkan dan
23
plastic cover operator dan mesin melepaskan.
Kemudia dilanjutkan
dengan gerakan
menjangkau,
memegang untuk
memakai mesin.
Pekerjaan dilakukan Pekerjaan yang Operator melakukan
dengan posisi duduk dilakukan ringan dan gerakan dengan
Plastic cover dan dimensi yang tidak memerlukan mulai menjangkau,
24
di-shrink digunakan hanya banyak tenaga.proses memegang,
Siku ke ujung jari. ini dilakukan secara membawa, dan
otomatis oleh mesin melepas.
Kegiatan dilakukan Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
dengan posisi berdiri dikeluarkan tergolong gerakan dengan
Cukup berat. mulai menjangkau,
25 Pengepakan memegang,
membawa,
mengarahkan dan
melepas.
Gambar 2.12 Layout Pengamatan Pencahayaan, Suhu, dan Kelembapan Pada Ruangan QC,
Perakitan, Penyablonan, Penyimpanan Cover, Permesinan, Sisip Isi, dan Penjahitan.
1. Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam melakukan
suatu pekerjaan, hal ini menjadi faktor penunjang kinerja pekerja dalam melaksanakan
proses produksi tersebut. Salah satu yang mempengaruhi pencahayaan adalah pada
intesitas cahaya dimana aspek penting ini menjadi aspek yang dapat menimbulkan
berbagai masalah dalam melakukan pekerjaan, oleh karena itu intesitas pencahayaan
harus sesuai dengan standard yang perlu ditetapkan. Manfaat dari intesitas cahaya yang
baik adalah dapat memberikan kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan suasanana
santai bagi mata.
Kondisi pencahayaan pada lantai produksi PT SEG sendiri pada saat ini dapat
dikatakan cukup baik dalam menerangi pabrik dan pekerja pada saat melakukan proses
Hasil pengukuran dan pengamatan yang didapatkan untuk lokasi A adalah 96,11,
lokasi B adalah 97,67, lokasi C adalah 97,44, lokasi D adalah 91,22, lokasi E adalah
100,11, lokasi F adalah 88,67 dan lokasi G adalah 86,67. Dari hasil pengukuran yang
telah dilakukan dapat dikatakan bahwa kondisi pencahayaan yang terdapat di PT SEG
masih kurang baik. Menurut IES (Illuminating Enginering Society), Intesitas cahaya
yang baik untuk jenis pekerjaan yang banyak melakukan pekerjaan dengan banyak
melakukan kontak visual adalah sebesar 100-200 lux. Dalam kegiatan produksinya, PT
SEG menghasilkan produk berupa buku islami dimana produksi ini sangat banyak
melakukan pekerjaan dengan banyak melakukan kontak visual sehingga dalam lantai
produksi membutuhkan pencahayaan yang cukup.
2. Kebisingan
Menurut Nerstrom (1996) bising dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak
disukai, suara yang menganggu atau bunyi yang menjengkelkan. Kebisingan dapat
terjadi karena adanya sumber bising. Tingkat intesitas suara bising yang terlalu tinggi
yang dihasilkan oleh suatu mesin dapat menganggu konsentarsi dan merusak
pendengaran operator. Operator yang bekera di PT SEG melakukan pekerjaan selama 6
hari dalam jangka waktu 24 jam/hari, dimana perusahaan menerapkan sistem shift kerja
dengan waktu kerja operator selama 8 jam dalam satu shift. Dari Hasil pengukuran dan
pengamatan yang telah dilakukan pada ruangan lantai produksi dengan menggunakan
Environtment Meter selama 3 hari dan diukur pada waktu pagi, siang dan sore dapat
dilihat pada tabel 2.8.
Tabel 2.8 Pengamatan Kebisingan di Ruangan QC, Perakitan, Penyablonan, Penyimpanan
Cover, Permesinan, Sisip Isi, dan Penjahitan
Hasil pengukuran dan pengamatan yang didapatkan untuk lokasi A adalah 71,58,
lokasi B adalah 74,64, lokasi C adalah 74,20 lokasi D adalah 66,03, lokasi E adalah
84,08, lokasi F adalah 79,89 dan lokasi G adalah 83,82. Dari pengamatan dan
pengukuran yang telah dilakukan tingkat intesitas kebisingan pada lantai produksi
masih berada pada tingkat yang dapat di rekomendasikan standar OSHA (Occupational
saftey and healt administration). Dimana operator masih dapat diizinkan bekerja selama
32 jam dan tidak memerlukan alat bantu earplanes untuk mengurangi kebisingan.
Berikut ini merupakan tabel tingkat kebisingan yang diizinkan untuk seorang operator
berdasarkan OSHA (Occupational Saftey and Healt Administration) yang dapat dilihat
pada tabel 2.9.
Tabel 2.9 Tingkat Kebisingan menuru OSHA (Occupational Saftey and Healt Administration)
3. Temperatur
Temperatur tubuh manusia selalu tetap (konstan), manusia memiliki temperatur
suhu normal 37o celcius. Jika suatu ruangan memiliki temperatur di luar batas
kenyamanan, maka akan menimbulkan efek samping bagi operator sendiri. Jika kondisi
panas berlebihan, akan mengakibatkan letih dan kantuk yang berdampak meningkatnya
jumlah angka kesalahan kerja. Sebaliknya, jika kondisi dingin berlebihan akan
mengakibatkan berkurangnya kewaspadaan dan konsentrasi. Dari Hasil pengukuran dan
pengamatan yang telah dilakukan pada ruangan lantai produksi dengan menggunakan
Environtment Meter selama 3 hari dan diukur pada waktu pagi, siang dan sore dapat
dilihat pada tabel 2.10.
Tabel 2.10 Pengamatan Temperatur di Ruangan QC, Perakitan, Penyablonan, Penyimpanan
Cover, Permesinan, Sisip Isi, dan Penjahitan
Hasil pengukuran dan pengamatan yang didapatkan untuk lokasi A adalah 27,91
°C, lokasi B adalah 28,55°C, lokasi C adalah 28,67°C, lokasi D adalah 28,70°C, lokasi
E adalah 29,11°C, lokasi F adalah 28,00°C dan, lokasi G adalah 31,00°C. Menurut
Sutalaksana hasil kerja optimal akan dicapai, jika sutau stasiun kerja memiliki kondisi
dengan temperatur 20°C hingga 27°C.
Dari pengamatan yang telah dilakukan lokasi A, B, C, D, dan F memiliki suhu
temperatur yang sesuai dimana dapat dikatakan masih dalam batas wajar karena lokasi
tersebut jauh dari bagian proses penggunaan mesin. Sehingga operator dapat bekerja
dengan baik dan optimal pada suhu ruangan tersebut. Namun untuk lokasi E dan G
dimana merupakan bagian permesinan memiliki suhu yang melebihin dari kondisi
temperatur normal sehingga akan dapat menimbulkan pengaruh terhadap performansi
pekerja yaitu aktivitas mental dan daya pekerja akan mengalami penurunan serta dapat
membuat kesalahan dalam melakukan pekerjaanya karena kelelahan fisik.
4. Ventilasi
Ventilasi atau sirkulasi udara merupakan bagian terpenting dalam suatu pabrik,
hal ini berguna untuk menukar udara kotor dengan udara bersih, terutama udara dari
proses produksi yang biasanya mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh,
Ventilasi atau sirkulasi udara yang tidak dapat mengalir dengan baik dari luar dan ke
dalam ruangan pabrik, akan mengakibatkan udara tidak dapat tergantikan secara terus-
menerus oleh udara luar sehingga akan mengakibatkan kelelahan pada pegawai, rasa
sejuk dan segar dari proses penukaran udara melalui ventilasi akan membantu
mempercepat pemulihan tubuh akibat bekerja oleh karena itu ventilasi atau saluran
udara merupakan hal terpenting dalam bagian komponen proses manufakture.
Dalam pengamatan Sirkulasi udara yang terdapat pada PT SEG dirasa sudah
cukup baik, dikarenakan memiliki bangunan yang cukup tinggi dimana langit-langit
pada lantai produksi yang dibuat tinggi, sehingga membantu ruangan agar tidak pengap.
Ventilasi pada bagian produksi sendiri menggunakan 5 jendela dengan ukuran 1 x 1.5
meter yang memudahkan udara masuk kedalam ruangan, sehingga suhu serta cahaya di
dalam ruangan tetap terjaga kelembapanya.
5. Getaran
Kawasan lantai produksi PT. SEG dan pada lingkungan sekitar tidak terdapat
mesin-mesin yang meberikan getaran mekanis yang cukup besar, selain itu getaran yang
diakibatkan dari mesin yang digunakan dalam proses produksi ini dapat dikatakan tidak
berpengaruh kepada kerja operator sehingga tidak menganggu kenyamanan dan
kelancaran para operator serta pekerja.
6. Kelembaban
Tingkat kelembaban pada lantai produksi PT Sygma Examedia Grafika berkisar
antara 50%-60% dimana tingkat kelembaban masih dalam tingkat batas rendah
(Grandjean, 1993). Dan tingkat kelembaban rendah ini baik untuk keadaan kondisi
mesin karena tidak menimbulkan karat. Selain itu juga untuk menjaga kondisi bahan
baku (kertas) tidak reject.
7. Bau
Bau yang dihasilkan pada lantai produksi hanya berasal dari proses spot uv
dimana proses ini menggunakan bahan kimia berupa obat-obatan yang digunakan untuk
membersihkan serta mengkilatkan permukaan cover buku atau al-quran. Bau yang
berasal dari bahan kimia ini tidak terlalu menyengat hal ini disebabkan bau yang
dihasilkan oleh bahan kimia ini tidak terlalu pekat atau menyengat.
8. Warna
Warna sangat berpengaruh pada tempat dimana operator bekerja, hal ini akan
mempengaruhi pada kemampuan mata manusia dalam melihat objek. Warna yang
kurang baik akan memvisualisasikan efek psikologis seperti efek ilusi atau efek psikis.
Oleh karena itu PT SEG sangat memperhatikan kondisi warna yang terdapat pada
lingkungan pabrik, dari pengamatan yang dilakukan untuk kondisi warna yang ada di
sekitar pabrik cukup baik dimana kondisi warna dalam ruangan terasa lembut, terasa
cerah, membagi cahaya, dan menimbulkan efek kebersihan. Berikut ini merupakan tabel
daftar warna dan pengaruh yang menggambarkan sifat almiah yang ditimbulakn oleh
warna pada ruangan kerja dapat dilihat pada tabel 2.8
Tabel 2.8 Daftar Warna dan Pengaruh
produk al-quran yang berkualitas. Untuk itu pengendalian kualitas bahan baku perlu
dilakukan agar terhindar terjadinya kecacatan pada produk yang dihasilkan selain itu
hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan standar.
Proses awal pemeriksaan bahan baku, terutama bahan baku jenis kertas, tinta,
pita dan plastik akan diawali dengan pemeriksaan terhadap aspek kebersihan, kecacatan,
warna, ukuran, dan ketebalan yang telah diterima. Dimana pengujian kualitas akan
langsung dilakukan ketika bahan baku telah ditempatkan di gudang. hal ini dilakukan
untuk memeriksa kelayakan dari bahan baku tersebut, proses pemeriksaan bahan baku
dilakukan dengan melihat beberapa kiteria yaitu kondisi bahan baku yang tidak
mengalami kontaminasi, bahan baku sesuai dengan yang dipesan, bahan baku tidak
mengalamin perubahaan warna, dan kuantitas agar bahan baku yang harus dipenuhi
tersebut sesuai dengan standar. Pemeriksaan pada bahan baku dilakukan oleh operator
logistik.
Uji kualitas yang dilakukan dengan cara pemeriksaan manual secara visual
untuk setiap bahan baku penilaian yang dilakukan bagian logistik dilakukan dengan
teknik sampling sekitar kurang dari 20% dari jumlah bahan baku yang dipesan untuk
kertas, plastik dan karton. Sedangkan untuk bahan baku berupa lem, dan pelumas
dilakukan dengan mengambil beberapa sendok dari setiap wadah. Sedangkan untuk
bahan baku pita dilakukan dengan teknik sampling dengan mengambil 2-3 gulungan
pita yang akan diperiksa dari jumlah bahan baku yang dipesan dan pada bahan baku
tinta penilaian dilakukan dengan mengambil beberapa tetes tinta dari setiap tabung
untuk di uji pada kertas. Sehingga apabila terdapat bahan baku yang tidak sesuai dari
segi kualitas, maka akan dikembalikan kembali ke suplier dan meminta bahan baku
yang sesuai kualitas yang dipesan. Apabila pihak supplier tidak dapat mengirimkan
bahan baku yang diminta maka perusahaan akan mencari supplier lain yang dapat
menyediakan bahan baku yang diminta. Pengujian kualitas bahan baku dilakukan
selama 1 hari setelah bahan baku diterima oleh PT SEG
2.8.2 Sistem Pengendalian Kualitas Barang Setengah Jadi
Proses pengendalian kualitas barang setengah jadi yang dilakukan oleh PT SEG
dilakukan dengan cara pemeriksaan atau inspeksi, pemeriksaan ini dilakukan secara
bersamaan dalam operasi pemasangan sheetblat, pemasangan aksesoris, proses laminasi
dan proses jahit benang, pemeriksaan dilakukan oleh beberapa pekerja yang bertugas
pada bagian perakitan. Spesifikasi kecacatan dilihat dari Blokem Tidak rata, bagian
Sheetblat yang sobek, Skipblade beda warna serta warna yang pudar. Dalam
pengendalian kualitas PT SEG pada Barang setengah jadi dilakukan secara populasi
dengan melihat atau memeriksa produk secara satu-persatu.
2.8.3 Sistem Pengendalian Kualitas Produk Jadi
Proses pengendalian kualitas pada produk jadi, hampir sama dilakukan pada
proses pengedalian produk barang setengah jadi dimana dilakukan dengan cara
pemeriksaan secara langsung terhadap produk, tetapi dalam pengendalian kualitas
produk jadi dilakukan secara sampling dengan melihat kecacatan kesalahan huruf,
halaman yang kosong, ketebalan huruf, isi AL-Quran yang lepas, serta isi terbalik.
Proses sampling ini hanya melihat beberapa produk saja jika terdapat satu atau dua
produk mengalamin kecacatan makah semua produk akan dianggap mengalamin rework
maupun reject untuk pengujian tersebut dilakukan oleh bagian tim quality control jika
produk telah sesuai dengan standarisasi maka produk akan lanjut ketahap finishing,
yang kemudian produk jadi akan siap di kirim.
2.9 PEMASARAN
Pada sub bab ini menjelaskan mengenai pemasaran yang diterapkan oleh PT
SEG yang terdiri dari 4P (yaitu Product, Price, Place, dan Promotion). Dalam bauran
pemasaran (marketing mix) sebagai berikut:
1. Product
Produk yang dihasilkan oleh PT SEG meliputi Al-Quran, buku Islami, buku
anak-anak, Al-Quran Terjemahan, Al-Quran Wanita dan berbagai jenis Al-Quran lainya
yang melalui berbagai jenis proses mulai dari pemotongan, pelapisan zat, penjahitan
serta pengepresan produk tersebut dibuat dengan menggunakan metode make to order
dan make to stock.
2. Place
PT SEG berolokasi di jalan Babakan Sari No 71 Kiaracondong Bandung 4 Jawa
barat. dimana tempat tersebut merupakan lokasi dalam pembuatan produk sekaligus
kantor untuk memasarkan produk. Tempat tersebut merupakan salah satu daerah di
bandung yang dapat dikatakan daerah straregis, dikarenakan daerah tersebut bertempat
ditengah kota, sehingga memudahkan untuk ditujuh.
3. Price
PT SEG sendiri merupakan bagian dari perusahaan sygma creative media
corporation dimana di dalamnya terdapat beberapa unit bisnis yang di pegang oleh
beberapa perusahaan, sehingga dalam penentuan harga pada setiap produk yang
dipasarkan secara luas bukanlah hak bagi perusahaan PT SEG, penentuan harga produk
ditentukan oleh perusahaan yang bekerja sama dengan PT SEG yaitu Perusahaan yang
14. Setelah diproduksi tim produksi memberikan kabar kepada tim PPIC bahwa
barang sudah siap untuk diberikan kepada konsumen.
15. Setelah menerima kabar dari tim produksi, maka tim PPIC memberikan kabar
kepada tim marketing bahwa barang sudah siap untuk diterima oleh konsumen.
16. Setelah menerima kabar dari tim PPIC, tim marketing memberi konfirmasi
kepada konsumen bahwa barang telah selesai diproduksi dan dapat diambil.
17. Pelanggan menerima barang dari tim marketing melalui pengiriman pos atau
pelanggan mengambil langsung di PT Sygma.
tertentu, Pemidahan terhadap karyawan ini juga dapat dilakukan berdasarkan perintah
atau permintaan dari atasan tujuan dari pemindahan karyawan ini digunakan untuk
menghargai kemampuan dan prestasi karyawan yang telah diberikan kepada
perusahaan.
2.12.4 Pelatihan dan Orientasi
PT Sygma Exa media Grafika menerapkan pelatihan dan orientasi untuk tenaga
kerja baru serta tenaga kerja lama, tujuan pelatihan dan orientasi yang dilakukan
bertujuan untuk memberikan pembinaan kepada pekerja dalam rangka meningkatkan
kemampuan atau skill, memberikan wawasan mengenai cara kerja dalam proses
produksi maupun pelayanan, dan memberikan keterampilan sesuai dengan tuntunan
pekerjaan yang akan diberikan, sedangkan orientasi sendiri bertujuan untuk
mengenalkan lingkungan PT SEG terhadap pegawai baru sehingga pegawai dapat
menyesuaikan dan beradaptasi dengan mudah pada lingkungan kerja.
Sistem pelatihan dan orientasi yang dilakukan oleh PT SEG terhadap karyawan
baru akan dilakukan setelah adanya proses reqruitmen dan penempatan oleh divisi
HRD. Setelah pegawai baru ditempatkan sesuai posisinya, maka tahap selanjutnya
pegawai akan diberikan pelatihan selama satu hari sesuai job description. Tahap
pelatihan ini dilakukan dan digabungkan secara langsung dengan proses orientasi
dimana pegawai akan diajak keliling area pabrik serta kantor. Untuk pegawai lama
sendiri perusahaan memberikan beberapa pelatihan seperti pelatihan Kaizen, 5S dan
etose kerja yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali.
2.12.5 Sistem Penilaian Prestasi Kerja
PT SEG mempunyai sistem penilaian prestasi kerja berdasarkan dari kontribusi
dan hasil karyawan tersebut dalam pekerjaanya. Dimana pemberian reward tersebut
bertujuan untuk memotivasi para karyawan, salah satu penilaian yang dilakukan untuk
karyawan adalah dilihat dari performansi kerja, absensi, serta prestasi dan dedikasi
untuk meningkatkan produksi perusahaan. Jika karyawan tersebut memiliki kompetensi
yang bagus dan meningkat, maka perusahaan akan memberikan tunjangan kompetensi
berupa upah sesuai dengan kompetensi tersebut.