Anda di halaman 1dari 63

BAB II

SISTEM PERUSAHAAN

Bab II berikut ini berisikan tentang penjelasan sistem perusahaan PT Sygma Exa
Grafika yang terdiri dari data umum perusahaan, struktur organisasi, aliran proses
produksi, sistem perencanaan produksi, sistem tata letak mesin produksi, waktu baku,
sistem perencanaan kerja dan lingkungan kerja, sistem pengendalian kualitas,
pemasaran, perancangan produk, sistem informasi manajmen, manajemen sumber daya
manusia.
2.1 DATA UMUM PERUSAHAAN
Pada Sub bab ini berisi penjelasan mengenai nama, alamat, bidang usaha
perusahaan, sejarah perusahaan, deskripsi bisnis, visi dan misi perusahaan dan produk
serta jasa perusahaan dari perusahaan PT Sygma Examedia Grafika.
2.1.1 Profil Perusahaan

Gambar 2.1 Logo PT Sygma Exa Grafika


Berikut ini merupakan data umum perusahaan PT Sygma Exa Grafika yang
dapat dilihat sebagai berikut:
Nama Perusahaan : PT Sygma Exa Grafika (SEG)
Alamat Perusahaan : JL. Babakan Sari No 71 Kiaracondong Bandung 4
Jawa Barat, Jawa Barat – 40265
Telp : 022-720898
Fax. : 022 87240636
Bidang Usaha : Percetakan Al Quran
Didirikan : 14 Januari 2008
Bidang Usaha : Industri percetakan dan Industri Kreatif

II-1
Bab II Sistem Perusahaan II-2

2.1.2 Sejarah Perusahaan


Syaamil Quran adalah PT sygma examedia arkanleema yang bergerak dibidang
industri percetakan dimana memproduksi berbagai macam buku-buku islami dan
umum. Buku-buku itu meliputi buku anak, referensi islam, fiksi islam, buku parenting,
motivasi, bisnis, kajian wanita, dan sebagainya. PT Sygma examedia arkanleema sendiri
berdiri dengan akta pendirian no.10 pada tanggal 14 januari 2008. Syaamil quran
memiliki tagline: memudahkan dan menyenangkan. Maknanya adalah, semua quran
terbitan syamil quran dibuat untuk memudahkan umat islam dalam membaca,
mempelajari, dan cara yang menyenangkan. Sebagai penerbit quran, PT Sygma
examedia arkanleema tidak hanya mencetak lembaran-lembaran quran, melainkan juga
berupaya membangun budaya kerja Qurani dan Islami di dalam perusahaan, lingkungan
sekitar, maupun masyarakat umum. PT Sygma examedia arkanleema Berstrategi
mengembangkan perusahaan secara massif dan berkelanjutan, selain mendirikan
beberapa anak perusahaan, Sygma juga membentuk beberapa unit bisnis untuk
mencapai tujuannya. Salah satunya adalah dengan membuat anak perusahaan yaitu PT
Sygma Exa Grafika .
SEG (PT Sygma Exa Grafika) merupakan anak perusahaan Sygma CMC dan
sudah mewujud menjadi perusahaan berskala nasional yang bergerak di bidang
percetakan buku dan produk berbasis cetak lainnya. SEG berkomitmen untuk selalu
memberikan pelayanan jasa cetak yang memiliki keunggulan pada bentuk dan kemasan
produk yang menarik dan berkualitas. Setiap produk yang dihasilkan oleh SEG
memiliki keunikan yang memberi nilai tambah produk tersebut dibandingkan dengan
produk lain. Tenaga profesionalnya senantiasa menjaga komitmen untuk menghadirkan
produk cetak yang memberikan kepuasan dan solusi bagi semua pelanggannya.
Sebagai penerbit Quran, PT SEG tidak hanya mencetak lembaran-lembaran
Quran, melainkan juga berupaya membangun budaya kerja Qurani dan islami di dalam
perusahaan, lingkungan sekitar, maupun masyarakat umum. Di internal perusahaan,
misalnya, semua karyawan diwajibkan mengikuti kelompok tahsin (belajar baca dan
memperbaiki cara baca Quran), atau tahfiz (menghafal Quran), pengajian bulanan,
diberi waktu khusus untuk shalat dhuha dan tilawah, doa bersama di pagi hari,
dianjurkan untuk shaum sunnah Senin-Kamis, dan sebagainya. Nuansa kekeluargaan
yang islami dan qurani, itulah yang ingin dibangun oleh PT SEG di internal perusahaan.
Sedangkan untuk lingkungan sekitar dan masyarakat umum, PT SEG memberi

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-3

kontribusi dalam program wakaf Quran, beasiswa tahfidz, mencetak guru Al Quran di
masyarakat, serta menyiapkan guru beserta metode baca Al Quran-nya melalui Sygma
Foundation.
PT SEG (PT Sygma Exa Grafika) juga menginisiasi terbentuknya Quran
Epicentrum, yakni ide sekaligus gerakan dan sarana untuk berupaya membumikan Al
Quran dengan cara menyebarkan Al Quran dan nilai–nilainya secara mudah dan
menyenangkan, sehingga terbentuk masyarakat Qurani yang menjadi dasar
terbentuknya peradaban Qurani di tengah–tengah masyarakat. Quran Epicentrum
diharapkan menjadi salah satu alternatif solusi bagi permasalahan umat saat ini. Quran
Epicentrum diharapkan menjadi pusat kegiatan Al Quran yang tersebar di seluruh
Indonesia, melalui usaha kerjasama sinergis dengan berbagai pihak, mulai dari lembaga-
lembaga pendidikan dan pengajaran Quran, perusahaan-perusahaan umum dan Islam,
agen dan reseller serta mitra-mitra lain yang peduli terhadap penyebaran nilai-nilai Al
Quran.
(sumber : http://syaamilquran.com/tentang-kami)

2.1.3 Deskripsi Bisnis


PT Sygma Exa Grafika merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri percetakan dan kreatif yang memproduksi berbagai macam al-Quran serta buku.
Setiap produk yang dihasilkan oleh SEG (PT Sygma Exa Grafika) memiliki keunikan
yang memberi nilai tambah produk tersebut dibandingkan dengan produk lain. SEG
memiliki komitmen untuk menghadirkan produk cetak yang memberikan kepuasan dan
solusi bagi semua pelanggannya, PT Sygma Exa Grafika merupakan perusahaan yang
telah dipercaya menjadi perusahaan trend setter lahirnya segudang inovasi al-Quran.

2.1.4 Visi Perusahaan


1. Menjadi “Koporasi media berbasis nilai keluarga yang paling berpengaruh
di Indonesia.
2. Berfokus kepada industri media kreatif,dengan kualitas internasional,
jaringan global, dan profitabillitas tinggi.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-4

2.1.5 Misi Perusahaan


1. Menghasilkan produk-produk berbasis buku dan media belajar dengan nilai-
nilai kebenaran universal yang dapat dipertanggungjawabkan sumber-
sumber keberanarannya.
2. Menciptakan dan mengelola organisasi bisnis dengan standar pengeloaan
internasional.
3. Menciptakan sistem distribusi terintegrasi dan mengimplementasikannya
berdasarkan semangat memberikan kemudahan kepada setiap pelanggan
dalam mendapatkan produk.
4. Melahirkan SDM-SDM tangguh, ulet, professional, kreatif, inovatif, jujur,
amanah, berdaya saing tinggi dan ramah.
5. Menciptakan sistem pelayanan dalam seluruh unsur perusahaan.

2.1.6 Produk dan jasa


PT Sygma Examedia Arkanleema yang bergerak dibidang Percetakan memiliki
produk yang diproduksi. Adapun jenis produksi yang dihasilkan antara lain:
1. AL-Quran Wanita
2. AL-Quran Kajian Komprehensif
3. AL-Quran Anak
4. AL-Quran Tilawah
5. AL-Quran Terjemah Perkata
6. AL-Quran Tajwid
7. AL-Quran Hafalan
8. AL-Quran Komprehensif
9. AL-Quran Digital

1. Al Quran Wanita
Berikut ini merupakan gambar produk yang dihasilkan oleh PT SEG antara lain
jenis produk AL-Quran Wanita yang dapat dilihat pada gambar 2.2.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-5

Gambar 2.2. Syaamil Quran Yaasmina (http://syaamilquran.com/)


2. Al Quran Kajian
Berikut ini merupakan gambar produk yang dihasilkan oleh PT SEG antara lain
jenis produk AL-Quran Fadhilah yang dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Syaamil Quran Fadhilah (http://syaamilquran.com/))


3. Al Quran Anak
Berikut ini merupakan gambar produk yang dihasilkan oleh PT SEG antara lain
jenis produk AL-Quran Anak yang dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. My First Al Quran (http://syaamilquran.com/)


4. Al Quran Tilawah/Cordova
Berikut ini merupakan gambar produk yang dihasilkan oleh PT SEG antara lain
jenis produk AL-Quran Cordova yang dapat dilihat pada gambar 2.5.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-6

Gambar 2.5. Syaamil Quran Cordova (http://syaamilquran.com/)


5. Al Quran Tajwid/Bukhara
Berikut ini merupakan gambar produk yang dihasilkan oleh PT SEG antara lain
jenis produk AL-Quran Bukhara yang dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6. Syaamil Quran Bukhara (http://syaamilquran.com/)


6. Al Quran Hafalan/Tikrar
Berikut ini merupakan gambar produk yang dihasilkan oleh PT SEG antara lain
jenis produk AL-Quran Bukhara yang dapat dilihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Syaamil Quran Tikrar (http://syaamilquran.com/)

7. Al Quran Komperhensif/ Al Quran Miracle The Guidance

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-7

Berikut ini merupakan gambar produk yang dihasilkan oleh PT SEG antara lain
jenis produk AL-Quran Bukhara yang dapat dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8. Syaamil Quran Miracle The Guidance (http://syaamilquran.com/)


8. AL-Quran Digital
Berikut ini merupakan gambar produk yang dihasilkan oleh PT SEG antara lain
jenis produk AL-Quran Digital yang dapat dilihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9 Syaamil Quran Digital –Syaamil Note & Syaamil tabz
(http://syaamilquran.com/)

2.2 STRUKTUR ORGANISASI


Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menunjukan hubungan diantara
fungsi-fungsi dalam suatu organisasi serta tanggung jawab dan wewenang dari setiap
anggota dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi.

2.2.1 Struktur Organisasi PT SYGMA EXA GRAFIKA


Struktur organisasi adalah gambaran secara struktural dari sebuah organisasi
yang menggambarkan jalur pertanggung jawaban dan jalur koordinasi antar setiap
bagian dalam organisasi tersebut. PT Sygma exa grafika memiliki struktur organisasi
dengan jenis fungsional, yaitu pengelompokan berdasarkan fungsi masing-masing unit.
PT Sygma exa grafika memiliki jumlah pekerja yang tersedia saat ini adalah 214 orang.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-8

Ciri utama organisasi fungsional ialah memiliki struktur piramidal, dengan konsep jalur
pertanggung jawaban dan jalur otoritas yang vertikal.
Kondisi perusahaan PT SEG saat ini dirasa cocok dengan menggunakan struktur
organisasi fungsional dimana setiap bagian divisi yang ada pada PT SEG memiliki
fungsi manajemen yang berbeda. Setiap Pengarahan komunikasi yang dilakukan
mengalir dari atasan dan bawahaan, Serta pertanggung jawaban hasil tugas akan
diserahkan kepada kepala unit bagian masing-masing. Oleh karena itu struktur
organisasi dengan jenis fungsional sangat cocok digunakan oleh perusahaan PT SEG.
Berikut ini terdapat Struktur Organisasi yang terdapat pada PT Sygma Exa
Grafika yang dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Struktur Organisasi


2.2.2 Job Description
PT Sygma Exa Grafika di pimpin oleh seorang Managing Director yang
bernama bapak Halfino Berry. Dalam sub bab ini menjelaskan mengenai uraian jabatan
mengenai job description untuk masing-masing divisi antara lain wewenang, tugas, dan
tanggung jawab yang dapat dilihat sebagai berikut.
1. Managing Direktur PT SEG (Sygma Exa Grafika)
Direktur bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :
 Merupakan tangan kanan Pimpinan yang bertugas sebagai kepala pimpinan
untuk anak perusahaan Sygma Exa Grafika yang bergerak di bidang
percetakan Al Quran.
 Mengambil dan memberikan pendapat dalam keputusan-keputusan yang
yang dibuat.
 Melakukan pengawasan terhadap kinerja seluruh divisi dan karyawan.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-9

 Memberikan intruksi-intruksi berupa tugas yang akan diberikan kepada


seluruh divisi serta karyawan.
2. Operating Director
Operating Director bertanggung jawab kepada Manajer Direktur PT Sygma
Examedia Grafika (SEG). Opearting Directo memiliki bawahan langsung yaitu manajer
produksi dan administrasi sales. Operating Director bertugas dan bertanggung jawab
sebagai berikut:
 Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi seluruh pelaksanaan
operasional perusahaan.
 Membuat standar perusahaan mengenai semua proses operasional, produksi,
proyek dan kualitas hasil produksi.
 Membuat strategi dalam pemenuhan target perusahaan dan cara mencapai
target tersebut.
 Mengawasi seluruh karyawan apakah tugas yang dilakukan sesuai dengan
standar operasional perusahaan
3. Manajer Produksi
Manajer Produksi bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :
 Bertanggung jawab kepada direktur dalam memastikan terlaksananya proses
pruduksi dengan baik.
 Menganalisa kegagalan produksi, mendiskusikannya dengan bagian-bagian
terkait serta mencari sebab-sebab dan jalan keluar
 Membuat laporan berkala dan laporan-laporan lain yang diminta oleh atasan
atau bagian-bagian lain.
 Bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan pada produk yang siap
dikirim, dengan melihat tingkat kualitas produk dimana bertanggung jawab
untuk menolak atau memproses ulang produk yang diproduksi maupun
menghentikan proses produksi bila diperlukan.
 Bertanggung jawab dalam memelihara, menjaga, dan memotivasi karyawan
bawahaanya pada bagian produksi.
 Memastikan bahan baku, produk setengah jadi dan produk jadi apakah telah
dijalankan dengan benar sesuai dengan ketentuan yang dibuat.
4. Finance & ACC Directur
Finance & ACC Directur bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut:
 Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan,
dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan
penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan
operasional perusahaan.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-10

 Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan prosedur


keuangan dan akuntasi, serta mengontrol pelaksanaanya untuk memastikan
semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan teratur,
serta mengurangi risiko keuangan.
 Mengelola fungsi akuntasi dalam memperoses data dan informasi keuangan
untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara
akurat dan tepat waktu.
5. Manajer Keuangan
Manajer Keuangan bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :
 Mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelanjaan terhadap bahan
baku dan investasi.
 Merencanakan, dan mengatur keuangan, dalam bentuk laporan.
 Merencanakan, mengatur dan mengontrol arus kas perusahaan dan anggaran
perusahaan.
 Melakukan perencanaan terhadap pengembangan sistem dan prosedur
keuangan perusahaan
 Melakukan analisis keuangan dalam pengeluaran yang dilakukan.
6. Administrasi Sales
Administrasi Sales bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut:
 Menangani permintaan pelanggan
 Mengejar harga jual
 Mempertahankan hubungan pelanggan yang baik
 Menjawab permintaan pelanggan melalui telepon
 Memproduksi laporan
 Menumbuhkan bisnis
 Mempertahankan catatan klien
 Mendukung perwakilan penjualan saat mereka berada di lapangan
 Menangani panggilan masuk dan korespondensi,
 Memperbarui repetisi status pesanan dan rincian pengiriman sehingga
mereka dapat terus menginformasikan pelanggan
7. Administrasi Produksi
 Mengumpulkan data hasil produksi
 Membuat laporan harian dan menyusun jadwal (shift) kerja operator
produksi
 Membuat laporan bulanan serta melakukan evaluasi hasil produksi

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-11

 Membuat laporan akhir tahun serta melakukan evaluasi hasil produksi.


 Mengontrol proses produksi serta kesesuainnya dengan data tertulis
 Mengarsipkan data
8. Supervisor Production
Supervisor Production bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :
 Melakukan penyusunan rencana dan jadwal produksi dimana bekerja sama
dengan bagian PPIC
 Memberikan pengarahan kerja kepada setiap seksi di bawahnya serta
mengkoordinir dan mengawasi kinerja setiap bawahaanya.
 Memonitor pelaksanaan rencana produksi agar dapat dicapai hasil produksi
sesuai jadwal, volume, dan mutu yang ditetapkan.
 Bertanggung jawab atas pengendalian bahan baku dan efisiensi penggunaan
tenaga kerja, mesin, dan peralatan.
 Bertanggung jawab dalam menjaga produk setengah jadi dan produk jadi
yang siap dikirim.
 Membuat laporan harian dan berkala mengenai kegiatan di bagiannya sesuai
dengan sistem pelaporan yang berlaku.
9. Supervisor Logistik
Supervisor Logistik bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :
 Bertanggung jawab dalam bagian Logistik untuk semua area, untuk
menunjang pengadaan kebutuhan barang di setiap tempat.
 Melakukan penganalisaan terhadap total kebutuhan barang serta mengatur
pengadaan, penyediaan dan pengiriman barang, agar alokasi barang di setiap
tempat dapat memenuhi kebutuhan dengan efisien, efektif dan tepat waktu.
 Mengumpulkan informasi tingkat persediaan (stock level) di setiap tempat,
melakukan stock opname secara berkala dan menganalisa jumlah dan jenis
persediaan barang di gudang untuk mengontrol akurasi data persediaan dan
tingkat persediaan yang baik di setiap tempat.
10. Supervisor PPIC
 Bertanggung jawab kepaada manager produksi dalam membantu
terlaksananya proses produksi dengan baik.
 Bertanggung jawab dalam memastikan berjalanya proses produksi dengan
baik.
 Mengawasi, mengkordinir dan mengarahkan kegiatan proses produksi yang
dilakukan operator.
11. Supervisor Maintenance

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-12

 Menyusun rencana pemeliharaan peralatan dan mesin produksi yang


meliputi prefentive, maintenance, overhaule dan perbaikan peralatan mesin
yang rusak.
 Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan peralatan dan mesin untuk menjaga
proses produksi, mengurangi peralatan dan mesin berhenti karena rusak,
menjaga konsistensi kwalitas dan memperpanjang umur peralatan dan
mesin.
 Mengajukan rencana kebutuhan spare part, suku cadang, pelumas dan
pembantu lainya.
12. Staff
Staff bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :
 Melakukan pengaturan administarasi keuangan perusahaan
 Menyusun dan membuat anggaran pengeluaran perusahaan secara periodik
 Menyusun dan membuat anggaran pendapatan perusahaan secara periodik
(bulanan atau tahunan )
 Melakukan pembayaran gaji karyawan
 Menyusun dan membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbankan
dan kemampuan keuangan perusahaan
13. Supervisor Quality Control
Supervisor Quality Control bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :
 Memantau perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan.
 Bertanggung jawab untuk memperoleh kualitas dalam produk dan jasa
perusahaannya.
 Tugas utama Quality Control tetap sama disemua industri namun, metode
untuk menentukan kualitas suatu produk bervariasi setiap perusahaan.
 Dalam produk material, Quality Control harus memverifikasi kualitas
produk dengan bantuan parameter seperti berat badan, tekstur dan sifat fisik
lain dari perusahaan.
 Dalam industri mekanik Quality Control menjamin kualitas setiap bagian
secara individual. Demikian juga, untuk setiap industri metode ini bervariasi
setiap produk.
 Quality Control memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi
produk.
 Bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
supervisor packing dan supervisor porduksi.
14. Operator Produksi
Operator Produksi bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-13

 Memimpin, mengawasi dan mengatur operator produksi.


 Menjaga agar produksi tetap bisa beroperasi dan membuat laporan.
15. Staff Logistik
Staff Logistik bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :
 Merekapitulasi semua kebutuhan barang sebuah perusahaan
 Melakukan pemesanan kebutuhan barang
 Mendistribusikan barang ke setiap unit yang memerlukannya
 Membuat formulir pengadaan, pemesanan, dan pendistribusian
 Melakukan inventarisasi barang secara berkala
 Melaksanakan pencatatan pengadaan dan pendistribusian barang
 Melakukan perawatan barang.
2.3 ALIRAN PROSES PRODUKSI
Sub bab ini berisikan peta operasi yang menjelaskan alur proses pembuatan
suatu produk jadi, mulai dari bahan baku hingga menjadi produk jadi yang memiliki
suatu nilai tambah. Salah satu produk yang dibuat oleh PT Sygma Exa Grafika adalah
Al-quran. Al-quran merupakan produk unggulan yang diproduksi oleh PT Sygma Exa
Grafika. Gambar produk yang dibuat perusahaan PT Sygma Exa Grafika dapat dilihat
pada gambar 2.10.

Gambar 2.11 Produk Al-quran


2.3.1 Peta Aliran Proses
Berikut ini adalah gambar peta proses operasi produk Syaamil Quran Bukhara
dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-14

Peta Proses Operasi

Nama Produk : Syaamil Qur’an Bukhara

Dipetakan oleh : M. Reza Ferdiansyah

Tanggal Dipetakan : 16 januari 2018

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-15

Gambar 2.12 Peta Proses Operasi Pencetakan AL-Quran


Aliran produksi setiap melalui proses permesinan menggunakan satuan batch.
Hal ini dikarenakan proses percetakan, proses pemotongan, serta proses pelipatan
dilakukan secara terotomasi sesuai dengan kapasitas mesin yang tersedia. Namun untuk
proses bagian press, sablon, laminasi, dan pengepakan dilakukan secara semi otomatis

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-16

ditinjau persatuan produk. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada produk Syamil
quran A5 1 batch proses permesinan menghasilkan 24 unit produk jadi.
Berikut ini merupakan penjelasan proses produksi berdasarkan peta aliran proses
dalam pembuatan produk:
1. O-1 (Mesin Cutting)
Operasi O-1 ini merupakan proses pemotongan kertas dari ukuran plano menjadi
ukuran A1, bahan baku yang digunakan untuk proses O-1 ini berupa kertas jenis
QPP, dimana pengerjaanya menggunakan mesin otomatis. Kertas yang akan
dipotong terlebih dahulu disusun diatas meja mesin pemotong, kertas yang telah
disusun diatas meja pemotong akan diarahkan ke area pisau pemotong yang
kemudian operator akan menekan tombol pada mesin dan secara otomatis kertas
akan terpotong sesuai dengan ukuran yang telah diatur. Komponen ini
merupakan bagian utama dalam pembuatan isi al-Quran. Dalam proses
pemotongan index banyaknya kertas yang digunakan sebanyak 530 lembar
persekalipotong. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut
adalah 10 menit.
2. O-2 (Mesin Printing)
Operasi O-2 ini merupakan proses percetakan bahan baku berupa kertas yang
telah lolos uji kualitas. Bahan baku atau kertas yang telah diproses dalam mesin
pemotong akan diletakan pada mesin printing dimana mesin printing akan secara
otomatis mencetak huruf atau tulisan yang telah diatur. Index bahan baku yang
dibutuhkan dalam proses ini sekitar 6300 lembar/jam dan dikonversikan ke
dalam menit sekitar 105 lembar. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proses adalah 10 menit yang berarti sebanyak 1050 lembar untuk 10 menit.
3. O-3 & I-1 ( Meja QC in line)
Operasi O-3 ini merupakan proses pemeriksaan dari segi tulisan, huruf, warna
huruf, yang tidak sesuai dengan komposisi warna. Dimana proses ini merupakan
proses gabungan dalam operasi penyortiran serta pemeriksaan dari hasil
percetakan yang kemudian akan diperiksa dari segi kecacatan. Proses dilakukan
secara manual oleh operator. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proses adalah 20 menit.
4. O-4 (Mesin Lipat)
Operasi O-4 merupakan proses pelipatan kertas menjadi A5. Proses ini dilakukan
secara otomatis oleh mesin. Dimana kertas akan diletakan pada bagian meja
mesin lipat yang kemudian mesin akan secara otomatis melakukan proses

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-17

pelipatan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Waktu yang dubutuhkan
untuk menyelesaikan proses adalah 8 menit.
5 O-5 (Meja Penyusun)
Operasi O-5 merupakan proses penyusunan dimana dilakukan setelah proses
lipat, penyusunan dilakukan berdasarkan halaman dilihat dari juz1 hingga juz 30
setelah disusun hingga 10 tumpukan Al-quran kemudian akan diikat
menggunakan tali yang telah disediakan. Proses ini dilakukan secara manual oleh
operator. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah 5 menit.
6 O-6 (Mesin Jahit)
Operasi O-6 merupakan proses penjahitan terhadap isi Al-Quran dalam bentuk
plat dengan mengunakan mesin otomatis. Proses dalam penjahitan dilakukan
ketika al-quran yang telah disusun sesuai dengan halaman yang telah ditentukan,
kertas yang sudah disusun kemudian akan disimpan diatas penutup rel mesin
jahit yang kemudian mesin sceara otomatis menjahit tumpukan al-quran yang
telah disusun. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah 16
menit.
7 O-7 ( Mesin Cutting)
Operasi O-7 merupakan proses pemotongan kertas yang digunakan dalam
pembuatan pembatas al-quran menjadi ukuran A5. jenis bahan baku yang
digunakan dalam proses ini adalah jenis kertas Art paper 150gram. Proses ini
dilakukan dengan menggunakan mesin otomatis dimana prosesnya hampir sama
dengan proses O-1. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah
10 menit.
8. O-8 (Mesin Printing)
Operasi O-8 merupakan proses pencetakan kertas yang telah dipotong untuk
pembuatan pembatas al-quran. Dimana kertas yang telah dipotong akan diletakan
diatas meja mesin printing yang kemudian mesin akan secara otomatis mencetak
huruf atau tulisan sesuai dengan proses yang telah diatur. Waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan proses adalah 10 menit.
9. O-9 ( Meja Perakitan)
Operasi O-9 merupakan proses pemasangan dan pemberian Sheetblat serta
pembatas kertas pada al-quran. Dimana al-quran yang telah disusun sesuai
dengan halaman akan dirakit atau dipasang aksesoris, sheetblat serta pembatas
kertas. proses ini dilakukan secara manual oleh operator. Waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan proses adalah 10 menit.
10. O-10 (Meja Press)

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-18

Operasi O-10 merupakan proses pemberian Bloklem dimana produk yang telah
lolos dari O-9 akan ditekan agar isi kertas yang telah diberi lem melekat secara
merata. Proses ini dilakukan secara semi otomasti.Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses adalah 12 menit.
11. O-11 (Meja Cutting)
Operasi O-11 merupakan proses pemotongan pada produk setengah jadi untuk
mendapatkan sisi yang rapih. Dimana produk setengah jadi akan ditempatkan
pada meja pemotong yang kemudian beberapa bagian yang tidak simetris akan
dipotong agar mendaptakan sisih yang rapi. Proses ini dilakukan secara manual
oleh operator. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah 10
menit.
12. I-2 (Meja QC WIP)
Setelah pinggiran isi Al-Qur’an dipotong atau dirapikan, kemudian isi Al-Qur’an
akan diperiksa oleh operator quality qontrol bagian QC work in process di meja
QC WIP . pemeriksaan ini dilakukan secara manual oleh operator dan diperiksa
secara sensus dengan waktu penyelesaian 7 menit.

13. O-12 (Mesin Cutting)


Operasi O-12 merupakan proses pemotongan pada kertas yang digunakan untuk
pembuatan Cover Al-quran jenis A5. Dimana kertas dengan ukuran plano akan
dipotong menjadi ukuran A5. Untuk jenis bahan baku yang digunakan dalam
operasi ini adalah jenis kertas Art Carton 260 gram. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan mesin otomatis. Dimana cara pengoprasianya sama dengan O-1.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah 10 menit.

14. O-13 ( Mesin Printing)


Operasi O-13 merupakan proses pencetakan kertas yang telah dipotong untuk
pencetakan tampilan Cover al-quran. Pada proses ini dilakukan secara otomatis
oleh mesin printing. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses
adalah 10 menit.
15. O-14 ( Mesin Laminasi)
Operasi O-14 merupakan proses laminasi pada pembuatan cover agar bahan
tersebut tidak rapuh. Dimana proses ini merupakan proses pelapisan cover
dengan menggunakan plastik bening sehingga permukaan cover menjadi lebih
halus. Proses ini dilakukan secara semi otomatis oleh mesin laminasi dan
operator. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah 8 menit.
16. O-15 (Mesin Foil)

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-19

Operasi O-15 merupakan proses untuk memunculkan atau menimbulkan tulisan


yang terdapat pada cover dengan menggunakan mesin foil. Pada proses ini
dilakukan secara semi otomatis. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proses adalah 10 menit.
17. O-16 (Meja Sablon)
Operasi O-16 merupakan proses untuk melakukan penyablonan pada tampilan
tulisan yang terdapat pada cover. Proses ini membutuhkan bahan lain yaitu stiker
yang akan ditempelkan pada tulisan yang terdapat pada tampilan cover. Pada
proses ini dilakukan secara manual oleh operator dengan menggunakan alat
bantuan mesin sablon. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses
adalah 15 menit.
18. O-17 ( Meja Kerja)
Operasi O-17 merupakan proses dalam pemberian fabrikasi Hardcover agar
cover pada al-quran terlihat kuat dan kokoh. Dimana proses ini dilakukan dengan
melapisin kertas cover dengan kertas yang tebal sehingga cover akan menjadi
tebal. Pada proses ini dilakukan secara manual oleh operator. Waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah 10 menit
19. O-18 (Mesin Pilung)
Operasi O-18 merupakan proses pembentukan bagian tengah cover sehingga
menjadi dua bagian yaitu bagian depan dan bagian belakang cover serta
membentuk bagian tengah menjadi melengkung. Pada proses ini dilakukan
secara semi otomatis oleh mesin pilung. Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses adalah 14 menit.
20. O-19 & I-2 ( Mesing CassingIn)
Operasi O-19 & I-2 merupakan proses penggabungan antara isi alquran dengan
cover. Proses ini dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mesin
CassingIn, kemudian diperiksa. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proses adalah 12 menit
21. I-4 (Meja QC FG)
Setelah proses penggabungan isi dan cover, selanjutnya dilakukan pemeriksaan
produk jadi. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan secara manual dan
dilakukan secara sensus dengan waktu penyelesaian 7 menit.
22. O-20 ( Meja Pengemasan)
Operasi O-20 Merupakan proses pengemasan produk jadi dimana proses ini
dilakukan secara manual oleh operator. Waktu yang dibutuhkan dalam proses
pengemasan ini sekitar 6 menit.
23. O-21 ( Mesin Welding)

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-20

Operasi O-21 merupakan proses perapatan plastik dengan cara menempel bagian
atas plastik yang masih terbuka dengan menggunakan mesin welding. Proses ini
dilakukan secara semi otomatis oleh mesin perapatan Cover Plastic, dimana
produk yang telah dikemas akan diarahkan pada area perapatan pada mesin, yang
kemudian operator akan menekan tuas mesin. Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses adalah 10 menit.
24. O-22 ( Mesin Shrink)
Operasi O-21 merupakan proses perapihan plastik. Proses ini dilakukan secara
otomatis oleh mesin Shrink Cover Plastic. Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses adalah 16 menit.
25. O-23 & I-3 ( Meja Packing & Diperiksa)
Operasi O-23 & I-3 merupakan proses pemeriksaan kembali terhadap kemasan
serta proses terakhir dimana produk jadi akan dikemas kedalam kardus yang siap
dikirim. Proses ini dilakukan secara manual oleh operator. Waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proses adalah 12 menit.

2.4 SISTEM PERANCANAAN PRODUKSI


Sistem persedian produksi sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan hal ini
berguna untuk mengoptimalkan sumber daya yang menganggur, sehingga seluruh
sumber daya yang terdapat pada perusahaan dapat di manfaatkan atau di proses dengan
hasil produk yang memiliki kualitas tinggi. Sub bab ini menjelaskan mengenai sistem
perencanaan produksi pada perusahaan, yang akan disiapkan dalam pelaksanaan
produksi dengan mempersiapkan persediaan bahan baku, sistem persediaan produk jadi
dan sistem penjadwalan produksi yang bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan.

2.4.1 Sistem Persediaan Bahan Baku


PT Sygma Exa Grafika memproduksi buku-buku islami. Perusahaan
mendapatkan bahan baku dari beberapa supplier lokal yang berasal dari tanggerang,
persediaan bahan baku utama yang digunakan PT SEG yaitu kertas yang berasal dari PT
Cakrawala Megah indah, PT Nore dan PT Karya Grafika. Kertas yang digunakan
terdapat beberapa jenis kertas yaitu kertas QPP, Art Paper 150 gr, Art Carton 210gr dan
Art Carton 260gr. Untuk bahan baku penunjang seperti tinta didapatkan dari perusahaan
PT sakata inx, sedangkan untuk bahan baku penunjang lainya seperti ivory, lem, bahan

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-21

kimia, pelumas, plastik serta benang yang dipesan didapatkan dari beberapa distributor
sekitar bandung.
PT Sygama Exa Grafika menerapkan sistem First in First out (FIFO), artinya
barang yang pertama kali dipesan atau datang, maka yang pertama kali digunakan. Hal
ini dilakukan untuk menjaga kualitas pada bahan baku, semakin lama bahan baku yang
tidak digunakan maka kualitas pada bahan baku yang dihasilkan semakin menurun.
Bahan baku seperti kertas dan tinta merupakan bahan baku yang sifatnya mudah rusak
dalam jangka waktu yang terlalu lama disimpan, dimana dipengaruhi oleh kelembapan
suhu, cahaya, kondisi lingkungan serta kondisi pabrik.
PT SEG menerapkan sistem First in First out (FIFO) untuk bahan baku kertas
dan tinta. Sistem First in First out pada bahan baku kertas dan tinta dilakukan ketika
bahan baku dari suplier masuk maka akan diberikan tanda berupa tanggal (Kanban)
kedatangan barang pada saat bahan baku masuk. Semua bahan baku yang masuk pada
tanggal tersebut akan digunakan untuk proses produksi, sehingga tidak akan terjadinya
penumpukan terhadap bahan baku kertas dan tinta pada gudang. Untuk pemesanan
selanjutnya akan dilakukan jika stock bahan baku diperkirakan akan habis terpakai pada
waktu yang telah ditentukan. hal tersebut di gunakan untuk meminimasi ongkos simpan
dan agar kualitas bahan baku yang digunakan tetap terjaga dengan baik, sehingga akan
menghindari kerusakan terhadap kertas dan tinta.
Sedangkan untuk bahan baku penunjang seperti lem, kain, pelumas dan
aksesoris sendiri pemesanan dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan proses pengiriman
dari suplier dilakukan satu minggu dua kali pengiriman, dimana PT SEG akan
melakukan stock barang terhadap bahan baku penunjang. Berikut ini merupakan
gambar persediaan bahan baku yang dapat dilihat pada gambar 2.13.

Gambar 2.13 Persediaan Bahan Baku

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-22

Bahan baku yang masuk akan dilakukan pengecekan oleh bagian logistik untuk
menghindari terjadinya kecacatan terhadap bahan baku yang akan digunakan, jika
terdapat kecacatan pada bahan baku, maka bahan baku tersebut akan dikembalikan
kepada supplier untuk diganti dengan bahan baku yang memiliki kualitas yang telah
disepakati. Bahan baku yang telah masuk kedalam storage akan langsung disimpan
untuk kemudian diproses menjadi barang setengah jadi dan barang produk jadi. Untuk
konsumen sendiri yang akan melakukan pemesanan PT SEG menerapkan strategi make
to order, yaitu jika ada pemesanan maka barang dari konsumen baru akan diproduksi.
Dari penerapan strategi tersebut, maka perusahaan akan melakukan pemesanan bahan
baku kepada suplier dimana jumlah bahan baku yang dipesan sesuai dengan jumlah
permintaan dari konsumen.
Pemesanan bahan baku dilakukan setelah adanya order production dari bagian
PPIC dan disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Dalam pemesanan bahan baku waktu
dilakukan setiap 2 hari setelah ada order dari konsumen. Jangka waktu (lead time) antar
pesan bahan baku sendiri pada PT SEG selama 7 hari mulai dari pemesanan bahan
baku kepada suplier hingga bahan baku sampai ke gudang. Kebutuhan akan bahan baku
akan disesuaikan dengan jumlah permintaan konsumen. Dalam satu bulan terdapat 4
kali pemesanan/perminggu, dimana permintaan konsumen dalam satu minggu sebanyak
43 rim, sehingga permintaan minggu ke-1 pada bulan januari masih dapat depenuhi
dimana PT SEG memiliki persediaan awal sebanyak 90 rim. Untuk pemesanan di
minggu berikutnya PT SEG akan melakukan pemesanan sebanyak 449 rim dimana
bahan baku tersebut akan datang di minggu ke-2 sehingga untuk kebutuhan di minggu
ke-2 perusahaan akan memiliki persediaan awal sebanyak 496 rim.
Frekuensi Pemesanan akan bahan baku berdasarkan hasil rancangan tahun 2017
dilakukan sebanyak 4 kali dalam satu tahun. Bahan baku yang telah sampai akan
dilakukan pengecekan oleh divisi logistik. Pola penyimpanan bahan baku kertas dan tinta
yaitu ketika barang datang, akan langsung masuk ke gudang bahan baku, dan kemudian
akan dipakai dalam memproduksi produk untuk satu kali pemesanan.
Sedangkan pola penyimpanan bahan baku penunjang seperti kain, lem, plastik,
dan pelumas akan langsung masuk kedalam gudang, dan akan dilakukan proses
pemeriksaan secara visual oleh divisi logistik. Setelah selesai pengecekan, bahan baku
akan di simpan digudang yang telah disediakan. Untuk pemesanan bahan baku kembali
akan dilakukan ketika persediaan digudang hampir habis. Untuk penyimpanan bahan

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-23

baku PT SEG sendiri menerapkan sistem safety stock yang bertujuan untuk
mengantisipasi terhadap kekurangan persediaan ketika permintaan konsumen yang
meningkat, sehingga akan menjamin kelancaran proses produksi selain itu juga dapat
menangggulangi terjadinya keterlambatan datangnya bahan baku yang diharapkan agar
proses produksi tidak terganggu dengan adanya ketidakpastian pesan dari bahan yang
akan dipesan.

2.4.2 Sistem Persediaan Produk Jadi


PT Sygma Exa Grafika merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
percetakan. untuk sistem persediaan produk jadi sendiri, PT SEG memiliki sistem
produksi make to order (MTO), produksi dibuat berdasarkan jumlah permintaan
pelanggan. Perusahaan SEG sendiri menerima pemesanan Custom untuk beberapa
produk yang diproduksi dimana produksi dibuat setelah adanya pemesanan dari
pelanggan dan dapat disesuaikan dengan keinginan pelanggan (custom). Sistem ini
dilakukan ketika perusahaan telah melakukan kesepakatan dengan pelanggan, dimana
dilihat dari kesepakatan jumlah produk, dan batas waktu penyelesaian pengiriman. oleh
karena itu sistem make to order sangat cocok digunakan agar produk yang akan
diproduksi sesuai dengan permintaan konsumen. Produk yang telah selesai akan
disimpan ke gudang penyimpanan yang kemudian akan siap dikirm ke konsumen. Selain
itu tujuan dalam penggunaan make to order sendiri agar menghindari biaya ongkos
simpan dalam gudang, dimana sistem pengiriman PT Sygma Exa Grafika sendiri
dilakukan pengiriman setiap hari.

2.4.3 Sistem Penjadwalan Produksi


PT Sygma Exa Grafika menerapkan sistem fist in first serve dimana pekerjaan
akan diselesaikan berdasarkan order pertama yang masuk. Tetapi PT SEG juga tidak
selalu menerapkan sistem first in first serve. PT SEG tidak menutup kemungkinan untuk
menerima dan menyelesaikan pesanan konsumen yang memiliki kondisi jangka waktu
lead time paling cepat, maka akan diprioritaskan untuk dikerjakan terlebih dahulu.
Selain itu juga PT SEG akan menyelesaikan pesanan yang memiliki proses produksi
yang lebih cepat untuk dikerjakan. PT SEG melakukan penjadwalan produksi dengan
aturan kombinasi hal ini disesuaikan dengan perjanjian yang telah disepakati, tetapi
terkadang penjadwalan yang dilakukan tidak selalu sesuai dengan tanggal yang

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-24

ditetapkan, jika kebutuhan konsumen mendesak biasanya produk akan dikirim terlebih
dahulu sesuai dengan produk yang mampu diproduksi oleh PT SEG. Untuk sisa produk
yang belum tersedia akan dikirim di hari selanjutnya dengan perjanjian yang telah
disepakatin.
Untuk pelayanan sendiri konsumen akan menentukan order terhadap produk
kepada divisi marketing, yang kemudian dari divisi marketing akan masuk ke divisi
purchasing dimana mulai adanya transaksi pembelian produk, dan proses kemudian
akan dimulai proses produksi melalui bagian PPIC untuk melakukan penjadwalan.
Dalam melakukan produksi produk, PT SEG menerapkan sistem penjadwalan flow shop
dimana berdasarkan proses layout sesuai dengan proses mesin dengan urutan pola aliran
dari satu mesin ke mesin lainya yang memiliki routing proses yang sama sesuai dengan
proses yang terdapat pada Operation prosces Chart (OPC), dalam menentukan
penjadwalan dilakukan oleh divisi PPIC dimana untuk menentukan ukuran pesanan
serta jumlah pesanan yang dibutuhkan oleh konsumen sebelum dilakukan proses
pengerjaan produk.
2.5 SISTEM TATA LETAK FASILITAS
Berikut ini menjelaskan mengenai sistem tata letak mesin produksi yang
terdapat pada perusahaan PT SEG, dimana berisikan mengenai sistem tata letak mesin,
layout stasiun kerja, jenis mesin dan jumlah mesin.
2.5.1 Sistem Tata Letak Mesin
Tata letak mesin merupakan salah satu bagian terpenting dalam dunia
manufaktur terutama pada bagian proses produksi, tata letak mesin memiliki peranan
dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem
produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi
dengan memaksimalkan agar aliran bahan dan produk lancar. PT SEG sendiri
menggunakan jenis tata letak product layout dimana untuk proses produksinya
dilakukan dalam jumlah yang besar, dan setiap produk akan melalui tahapan operasi
yang sama sejak awal hingga proses akhir. PT SEG menggunakan jenis tata letak
product layout dengan mempertimbangkan aliran material, persediaan barang, mesin
yang tersedia serta skill tenaga kerja yang dimiliki. Berikut ini merupakan gambar dari
layout lantai produksi pada PT SEG yang dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-25

Gambar 2.11 Denah Produksi PT Sygma Exa Grafika

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-26

Berikut ini merupakan jenis mesin yang digunakan pada PT Sygma Exa Grafika
dalam melakukan proses produksi yang dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Jenis Mesin PT Sygma Exa Grafika

Perpindahan barang atau bahan baku yang dilakukan oleh PT SEG


menggunakan alat bantu Forklift, dimana alat bantu ini berguna dalam memindahkan
bahan baku atau barang yang tersedia pada saat proses penerimaan bahan baku yang
akan dipindahkan ke dalam gudang. Sedangkan untuk perpindahan bahan baku dari
gudang menuju proses permesinan menggunakan alat Manual Pallet Jack.

2.6 WAKTU BAKU PRODUK


Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan seoarang pekerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dengan sikap kondisi dan waktu yang
terbaik. Penggunaan waktu baku sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan dimana
bertujuan meningkatkan performansi dan produktifitas pekerja, dengan
memperhitungkan nilai setiap penyesuian dan scrap yang digunakan operator yang telah
disediakan oleh perusahaan. Dalam penentuan waktu baku ini juga dibutuhkan data
waktu siklus, serta perlu memperhatikan kelonggaran dan penyesuain yang mungkin
terjadi pada operator. Berikut ini merupakan data waktu siklus dalam proses pembuatan
produk yang dapat dilihat pada tabel 2.2.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-27

Tabel 2.2 Waktu Siklus Perusahaan

Dalam perhitungan waktu baku membutuhkan nilai dari waktu normal dan waktu
siklus, dimana untuk mencari nilai waktu normal perlu memperhatikan penyesuain dan
kelonggaran terhadap pekerja. Dimana untuk perhitungan penyesuain digunakan metode
Penyesuain schummard yang dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Penyesuain Schummard
Kelas Nilai Penyesuain
Superfast 100
Fast + 95
Fast 90
Fast- 85
Exellent 80
Good+ 75
Good 70
Good- 65
Normal 60
Fair+ 55
Fair 50
Fair- 45
Poor 40
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai penyesuain, dan kelongaran setiap
proses stasiun kerja operasi.
1. Operasi Pemotongan Kertas
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses
pemotongan kertas. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi berdiri dimana
operator hanya meletakan kertas ke arah meja mesin pemotong dan mesin akan
secara otomatis melakukan proses pemotongan Untuk faktor penyesuian kinerja

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-28

operator yaitu exellent kerena operator sangat terampil dalam melakukan


pekerjaanya seperti sangat baik dalam penggunaan mesin yang digunakan dan
hal ini dapat dilihat dari performansi kerja serta minimnya kesalahan yang
dilakukan operator dalam melakukan pekerjaan. Untuk faktor kelonggaran faktor
tenaga yang dikeluarkan tergolong ringan dikarenakan operator hanya meletakan
bahan baku berupa kertas ke atas meja mesin pemotong dan operator hanya
menekan tombol, mesin akan secara otomatis bekerja sehingga operator tidak
memerlukan tenaga yang besar. Untuk sikap kerja operator berdiri diatas dua
kaki dalam melakukan pekerjaanya. Gerakan kerja operator normal karena
operator dapat bergerak bebas dalam melakukan pekerjaanya. Untuk kelelahan
mata operator adalah pandangan terputus-putus dikarenakan operator tidak
hanya fokus terhadap penggunaan mesin saja tetapi operator setiap waktu harus
memperhatikan bahan baku pada saat di proses. Untuk keadaan atmosfer di area
kerja cukup baik karena memiliki ventilasi yang baik. Untuk keadaan suhu di
bagian lantai produksi normal dengan suhu optimal 29°C. Dan untuk keadaan
lingkungan area kerja cukup baik, bersih, dan cerah dengan tingkat kebisingan
yang yang tidak terlalu tinggi. Dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
sebesar 1% karena operator yang melakukan pekerjaanya pria maka kebutuhan
pribadinya rendah. (tabel perhitungan kelonggaran dapat dilihat pada lampiran).
2. Operasi Pencetakan Kertas
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses
pencetakan kertas. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi berdiri dimana
operator hanya meletakan kertas ke arah meja mesin printing dan mesin akan
secara otomatis melakukan proses percetakan. Untuk faktor penyesuain kinerja
operator yaitu exellent kerena operator sangat terampil dalam melakukan
pekerjaanya seperti sangat baik dalam penggunaan mesin yang digunakan dan
hal ini dapat dilihat dari performansi kerja serta minimnya kesalahan yang
dilakukan operator dalam melakukan pekerjaan. Untuk faktor kelonggaran faktor
tenaga yang dikeluarkan tergolong ringan dikarenakan operator hanya meletakan
bahan baku berupa kertas ke atas meja mesin printing dan operator hanya
menekan tombol, mesin akan secara otomatis bekerja sehingga operator tidak
memerlukan tenaga yang besar. Untuk sikap kerja operator berdiri diatas dua
kaki dalam melakukan pekerjaanya. Gerakan kerja operator normal karena

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-29

operator dapat bergerak bebas dalam melakukan pekerjaanya. Untuk kelelahan


mata operator adalah pandangan terputus-putus dikarenakan operator tidak
hanya fokus terhadap penggunaan mesin saja tetapi operator setiap waktu harus
memperhatikan bahan baku pada saat di proses. Untuk keadaan atmosfer di area
kerja cukup baik karena memiliki ventilasi yang baik. Untuk keadaan suhu di
bagian lantai produksi normal dengan suhu optimal 29°C. Dan untuk keadaan
lingkungan area kerja cukup baik, bersih, dan cerah dengan tingkat kebisingan
yang yang tidak terlalu tinggi. Dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
sebesar 1% karena operator yang melakukan pekerjaanya pria maka kebutuhan
pribadinya rendah. (tabel perhitungan kelonggaran dapat dilihat pada lampiran).
3. Operasi Penyortiran dan Pemeriksaan
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses
penyortiran dan pemeriksaan. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi
duduk dimana operator melakukan pekerjaan penyortiran terhadap bahan baku
yang telah di proses dan melakukan pemeriksaan tulisan, warna, ketebalan huruf
pada bahan baku yang telah selesai pada saat proses printing. Untuk faktor
penyesuain kinerja operator yaitu Good dimana di tinjau dari gerakan operator
yang stabil, dan ketelitian dalam bekerja. Untuk faktor kelonggaran faktor
tenaga yang dikeluarkan tergolong sangat ringan dikarenakan operator hanya
melakukan peryortiran dan pemeriksaan terhadap produk setengah jadi. Untuk
sikap kerja operator duduk dalam melakukan pekerjaanya. Gerakan kerja
operator normal karena operator dapat bergerak bebas dalam melakukan
pekerjaanya. Untuk kelelahan mata operator adalah pandangan terus menerus
dengan fokus berubah-ubah dikarenakan operator harus memiliki ketelitian yang
tinggi pada saat bekerja terutama proses pemeriksaan terhadap hasil proses
printing. Untuk keadaan atmosfer di area kerja cukup baik karena memiliki
ventilasi yang baik. Untuk keadaan suhu di bagian lantai produksi normal
dengan suhu optimal 28°C. Dan untuk keadaan lingkungan area kerja cukup
baik, bersih, dan cerah dengan tingkat kebisingan yang yang tidak terlalu tinggi.
Dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi sebesar 1% karena operator yang
melakukan pekerjaanya pria maka kebutuhan pribadinya rendah. (tabel
perhitungan kelonggaran dapat dilihat pada lampiran).

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-30

4. Operasi Pelipatan Kertas


Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses
pelipatan kertas. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi berdiri dimana
operator hanya meletakan kertas ke arah meja mesin pelipatan dan mesin akan
secara otomatis melakukan proses pelipatan kertas. Untuk faktor penyesuian
kinerja operator yaitu exellent kerena operator sangat terampil dalam melakukan
pekerjaanya seperti sangat baik dalam penggunaan mesin yang digunakan dan
hal ini dapat dilihat dari performansi kerja serta minimnya kesalahan yang
dilakukan operator dalam melakukan pekerjaan. Untuk faktor kelonggaran faktor
tenaga yang dikeluarkan tergolong ringan dikarenakan operator hanya meletakan
bahan baku berupa kertas ke atas meja mesin lipat dan operator hanya menekan
tombol, mesin akan secara otomatis bekerja sehingga operator tidak memerlukan
tenaga yang besar. Untuk sikap kerja operator berdiri diatas dua kaki dalam
melakukan pekerjaanya. Gerakan kerja operator normal karena operator dapat
bergerak bebas dalam melakukan pekerjaanya. Untuk kelelahan mata operator
adalah pandangan terputus-putus dikarenakan operator tidak hanya fokus
terhadap penggunaan mesin saja tetapi operator setiap waktu harus
memperhatikan bahan baku pada saat di proses. Untuk keadaan atmosfer di area
kerja cukup baik karena memiliki ventilasi yang baik. Untuk keadaan suhu di
bagian lantai produksi normal dengan suhu optimal 29°C. Dan untuk keadaan
lingkungan area kerja cukup baik, bersih, dan cerah dengan tingkat kebisingan
yang yang tidak terlalu tinggi. Dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
sebesar 1% karena operator yang melakukan pekerjaanya pria maka kebutuhan
pribadinya rendah. (tabel perhitungan kelonggaran dapat dilihat pada lampiran)
5. Operasi Penyusunan Kertas
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses
penyusunan kertas. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi duduk dimana
operator melakukan peyusunan terhadap produk setengah jadi yang berdasarkan
halaman dilihat dari jusz 1 hingga juz 30. Untuk faktor penyesuian kinerja
operator yaitu Good dimana di tinjau dari gerakan operator yang stabil, dan
ketelitian dalam bekerja. Untuk faktor kelonggaran faktor tenaga yang
dikeluarkan tergolong dapat diabaikan dikarenakan operator hanya melakukan
penyusunan terhadap produk setengah jadi. Untuk sikap kerja operator duduk

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-31

dalam melakukan pekerjaanya. Gerakan kerja operator normal karena operator


dapat bergerak bebas dalam melakukan pekerjaanya. Untuk kelelahan mata
operator adalah pandangan yang terputus-putus dikarenakan pandangan operator
tidak terlalu fokus terhadap satu objek saja. Untuk keadaan atmosfer di area
kerja cukup baik karena memiliki ventilasi yang baik. Untuk keadaan suhu di
bagian lantai produksi normal dengan suhu optimal 28°C. Dan untuk keadaan
lingkungan area kerja cukup baik, bersih, dan cerah dengan tingkat kebisingan
yang yang tidak terlalu tinggi. Dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
sebesar 2% karena operator yang melakukan pekerjaanya wanita maka
kebutuhan pribadinya cukup tinggi.
6. Operasi Penjahitan Produk Mesin Otomatis
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses
penjahitan produk. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi duduk dimana
operator hanya meletakan kertas ke arah mesin jahit otomatis dan mesin akan
secara otomatis melakukan proses penjahitan. Untuk faktor penyesuain kinerja
operator yaitu exellent kerena operator sangat terampil dalam melakukan
pekerjaanya seperti sangat baik dalam penggunaan mesin yang digunakan dan
hal ini dapat dilihat dari performansi kerja serta minimnya kesalahan yang
dilakukan operator dalam melakukan pekerjaan. Untuk faktor kelonggaran
faktor tenaga yang dikeluarkan tergolong dapat diabaikan operator hanya
mengarahkan produk setengah jadi yang telah disusun ke arah mesin jahit dan
operator hanya menekan tombol, mesin akan secara otomatis bekerja sehingga
operator tidak memerlukan tenaga yang besar. Untuk sikap kerja poisis operator
duduk dalam melakukan pekerjaanya. Gerakan kerja operator normal karena
operator dapat bergerak bebas dalam melakukan pekerjaanya. Untuk kelelahan
mata operator adalah pandangan yang hampir terus-menerus dikarenakan
operator harus fokus terhadap produk setengah jadi yang akan dijahit. Untuk
keadaan atmosfer di area kerja tinggi karena panas yang dihasilkan oleh mesin
cukup tinggi. Untuk keadaan suhu di bagian lantai produksi normal dengan suhu
optimal 31°C. Dan untuk keadaan lingkungan area kerja tidak terlalu cukup baik
dikarenakan ruangan yang sempit serta ukuran mesin yang cukup besar dengan
tingkat kebisingan yang cukup tinggi. Dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-32

sebesar 1% karena operator yang melakukan pekerjaanya pria maka kebutuhan


pribadinya rendah. (tabel perhitungan kelonggaran dapat dilihat pada lampiran).
7. Operasi Perakitan
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses
perakitan Al-quran. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi duduk dimana
operator melakukan perakitan alquran dengan sheetblat serta aksesoris lainya..
Untuk faktor penyesuian kinerja operator yaitu Good dimana di tinjau dari
gerakan operator yang stabil, dan ketelitian dalam bekerja. Untuk faktor
kelonggaran faktor tenaga yang dikeluarkan tergolong dapat diabaikan
dikarenakan operator hanya melakukan proses perakitan terhadap produk
setengah jadi. Untuk sikap kerja operator duduk dalam melakukan pekerjaanya.
Gerakan kerja operator normal karena operator dapat bergerak bebas dalam
melakukan pekerjaanya. Untuk kelelahan mata operator adalah pandangan terus-
menerus dengan fokus beruba-ubah dikarenakan pandangan operator tidak
terlalu fokus terhadap satu objek saja. Untuk keadaan atmosfer di area kerja
cukup baik karena memiliki ventilasi yang baik. Untuk keadaan suhu di bagian
lantai produksi normal dengan suhu optimal 28°C. Dan untuk keadaan
lingkungan area kerja cukup baik, bersih, dan cerah dengan tingkat kebisingan
yang yang tidak terlalu tinggi. Dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi sebesar
2% karena operator yang melakukan pekerjaanya wanita maka kebutuhan
pribadinya cukup tinggi.
8. Operasi Pemberian Blocklem
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses press.
Pada operasi ini posisi operator dalam posisi berdiri dimana operator
mengarahkan kertas ke arah mesin press proses ini dilakukan secara semi
otomatis. Untuk faktor penyesuaian kinerja operator yaitu Good kerena operator
sangat terampil dalam melakukan pekerjaanya seperti sangat baik dalam
penggunaan mesin yang digunakan. Untuk faktor kelonggaran faktor tenaga
yang dikeluarkan tergolong ringan operator hanya mengarahkan produk
setengah jadi ke arah mesin yang kemudian operator akan menekan tuas pada
mesin tesebut sehingga tidak memerlukan tenaga yang besar. Untuk sikap kerja
poisis operator berdiri dalam melakukan pekerjaanya. Gerakan kerja operator
normal karena operator dapat bergerak bebas dalam melakukan pekerjaanya.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-33

Untuk kelelahan mata operator adalah pandangan terputus-putus dikarenakan


operator tidak hanya fokus terhadap produk setengah jadi saja tetapi operator
juga harus membawa bahan baku berupa lem. Untuk keadaan atmosfer di area
kerja cukup baik dikarenakan terdapat ventilasi yang cukup. Untuk keadaan
suhu di bagian lantai produksi sedang dengan suhu optimal 27°C. Dan untuk
keadaan lingkungan area kerja tidak terlalu cukup baik dikarenakan ruangan
yang penuh dengan bahan baku serta produk setengah jadi. Dan kelonggaran
untuk kebutuhan pribadi sebesar 1% karena operator yang melakukan
pekerjaanya pria maka kebutuhan pribadinya rendah. (tabel perhitungan
kelonggaran dapat dilihat pada lampiran).
9. Operasi Perapihan Produk Setengah Jadi
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses
perapihan produk setengah jadi. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi
berdiri dimana pekerjaan dilakukan adalah proses pemotongan pada produk
setengah jadi untuk mendapatkan sisi yang rapih untuk menghilangkan bagian
yang tidak simetris proses ini dilakukan secara manual. Untuk faktor penyesuian
kinerja operator yaitu Good dimana di tinjau dari gerakan operator yang stabil,
dan ketelitian dalam bekerja. Untuk faktor kelonggaran faktor tenaga yang
dikeluarkan tergolong ringan dikarenakan operator hanya melakukan proses
perapihan terhadap produk setengah jadi. Untuk sikap kerja operator berdiri
diatas dua kaki dalam melakukan pekerjaanya. Gerakan kerja operator normal
karena operator dapat bergerak bebas dalam melakukan pekerjaanya. Untuk
kelelahan mata operator adalah pandangan terputus-putus dikarenakan operator
membawa alat potong. Untuk keadaan atmosfer di area kerja cukup baik karena
memiliki ventilasi yang baik. Untuk keadaan suhu di bagian lantai produksi
normal dengan suhu optimal 27°C. Dan untuk keadaan lingkungan area kerja
cukup baik, bersih, dan cerah dengan tingkat kebisingan yang yang tidak terlalu
tinggi. Dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi sebesar 2% karena operator
yang melakukan pekerjaanya wanita maka kebutuhan pribadinya cukup tinggi.
(tabel perhitungan kelonggaran dapat dilihat pada lampiran).
10. Operasi Pemeriksaan work in process
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses work in
process. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi duduk dimana operator

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-34

melakukan pemeriksaan terhadap isi Al-quran dimana dilakukan secara manual.


Untuk faktor kinerja operator yaitu Good dimana di tinjau dari gerakan operator
yang stabil, dan ketelitian dalam bekerja. Untuk faktor kelonggaran faktor
tenaga yang dikeluarkan tergolong ringan dikarenakan operator hanya
melakukan proses pengecekan terhadap isi Al-quran. Untuk sikap kerja operator
duduk dalam melakukan pekerjaanya. Gerakan kerja operator normal karena
operator dapat bergerak bebas dalam melakukan pekerjaanya. Untuk kelelahan
mata operator adalah pandangan yang hampir terus-menerus dimana
pandanganyang memiliki ketelitian yang tinggi. Untuk keadaan atmosfer di area
kerja cukup baik karena memiliki ventilasi yang baik. Untuk keadaan suhu di
bagian lantai produksi normal dengan suhu optimal 27°C. Dan untuk keadaan
lingkungan area kerja cukup baik, bersih, dan cerah dengan tingkat kebisingan
yang yang tidak terlalu tinggi. Dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi sebesar
2% karena operator yang melakukan pekerjaanya wanita maka kebutuhan
pribadinya cukup tinggi. (tabel perhitungan kelonggaran dapat dilihat pada
lampiran).
11. Operasi Laminasi
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran operasi
laminasi. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi berdiri dimana pekerjaan
operator adalah proses laminasi pada cover. Untuk faktor penyesuian kinerja
operator yaitu Good dimana di tinjau dari gerakan operator yang stabil, dan
ketelitian dalam bekerja erta terampilan dalam penggunaan mesin. Untuk faktor
kelonggaran faktor tenaga yang dikeluarkan tergolong ringan dikarenakan
operator hanya melakukan proses laminasi terhadap cover. Untuk sikap kerja
operator berdiri diatas dua kaki dalam melakukan pekerjaanya dimana oeprator
membawa peralatan lain dalam proses laminasi sehingga pandangan operator
tidak terfokus dalam satu objek. Gerakan kerja operator normal karena operator
dapat bergerak bebas dalam melakukan pekerjaanya. Untuk kelelahan mata
operator adalah pandangan yang terpuus-putus. Untuk keadaan atmosfer di area
kerja cukup baik karena memiliki ventilasi yang baik. Untuk keadaan suhu di
bagian lantai produksi rendah dengan suhu optimal 27°C. Dan untuk keadaan
lingkungan area kerja tidak cukup baik, bersih, dan cerah dengan tingkat
kebisingan yang yang tidak terlalu tinggi. Dan kelonggaran untuk kebutuhan

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-35

pribadi sebesar 1% karena operator yang melakukan pekerjaanya pria maka


kebutuhan pribadinya rendah. (tabel perhitungan kelonggaran dapat dilihat pada
lampiran).
12. Operasi Pilung
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses pilung.
Pada operasi ini posisi operator dalam posisi berdiri dimana operator hanya
meletakan kertas ke arah meja mesin pilung dan operator akan memmutar tuas
pada mesin tersebut. Untuk faktor penyesuian kinerja operator yaitu fast kerena
operator sangat terampil dalam melakukan pekerjaanya seperti sangat baik
dalam penggunaan mesin yang digunakan dan hal ini dapat dilihat dari
performansi kerja yang cukup cepat serta minimnya kesalahan yang dilakukan
operator dalam melakukan pekerjaan. Untuk faktor kelonggaran faktor tenaga
yang dikeluarkan tergolong ringan dikarenakan operator hanya meletakan bahan
baku berupa kertas ke atas meja mesin lipat dan operator hanya menekan
tombol, mesin akan secara otomatis bekerja sehingga operator tidak memerlukan
tenaga yang besar. Untuk sikap kerja operator berdiri diatas dua kaki dalam
melakukan pekerjaanya. Gerakan kerja operator normal karena operator dapat
bergerak bebas dalam melakukan pekerjaanya. Untuk kelelahan mata operator
adalah pandangan terputus-putus dikarenakan operator tidak hanya fokus
terhadap penggunaan mesin saja tetapi operator setiap waktu harus
memperhatikan bahan baku pada saat di proses. Untuk keadaan atmosfer di area
kerja cukup baik karena memiliki ventilasi yang baik. Untuk keadaan suhu di
bagian lantai produksi rendah dengan suhu optimal 27°C. Dan untuk keadaan
lingkungan area kerja cukup baik, bersih, dan cerah dengan tingkat kebisingan
yang yang tidak terlalu tinggi. Dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
sebesar 1% karena operator yang melakukan pekerjaanya pria maka kebutuhan
pribadinya rendah. (tabel perhitungan kelonggaran dapat dilihat pada lampiran).
13. Operasi CassingIn (Penggabungan Cover dan Isi Al-quran)
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses
CassingIn. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi duduk dimana operator
bekerja untuk menggabungkan cover serta isi alquran. Untuk faktor penyesuian
kinerja operator yaitu Good kerena ditinjau dari keterampilan penggunaan
mesin, kecepatan, serta performansi dalam bekerja. Untuk faktor kelonggaran

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-36

faktor tenaga yang dikeluarkan tergolong sedang dikarenakan operator tidak


hanya menggunakan mesin dalam pengerjaanya tetapi juga operator melakukan
pemeriksaan terhadap alquran setelah proses penggabungan. Untuk sikap kerja
operator berdiri duduk dalam melakukan pekerjaanya. Gerakan kerja operator
normal karena operator dapat bergerak bebas dalam melakukan pekerjaanya.
Untuk kelelahan mata operator adalah pandanganyang hampir terus-
menerus.Untuk keadaan atmosfer di area kerja cukup baik karena memiliki
ventilasi yang baik. Untuk keadaan suhu di bagian lantai produksi rendah
dengan suhu optimal 27°C. Dan untuk keadaan lingkungan area kerja cukup
baik, bersih, dan cerah dengan tingkat kebisingan yang yang tidak terlalu tinggi.
Dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi sebesar 1% karena operator yang
melakukan pekerjaanya pria maka kebutuhan pribadinya rendah. (tabel
perhitungan kelonggaran dapat dilihat pada lampiran).
14. Operasi Meja Packing
Berikut penjelasan mengenai faktor penyesuain dan kelonggaran proses
packing. Pada operasi ini posisi operator dalam posisi berdiri dimana produk
jadi dikemas kedalam kardus yang siap dikirim. Untuk faktor penyesuian kinerja
operator yaitu Good dimana di tinjau dari gerakan operator yang stabil, dan
kecepatan dalam bekerja. Untuk faktor kelonggaran faktor tenaga yang
dikeluarkan tergolong berat dikarenakan operator tidak hanya mengangkat
produk jadi dalam frekuensi sering tetapi operator harus menyusun operator
secara rapih. Untuk sikap kerja operator berdiri diatas dua kaki dalam
melakukan pekerjaanya. Gerakan kerja operator normal karena operator dapat
bergerak bebas dalam melakukan pekerjaanya. Untuk kelelahan mata operator
adalah membawa alat ukur dikarenakan pandangan operator harus membawa
produk jadi yang siap dikirim. Untuk keadaan atmosfer di area kerja cukup baik
karena memiliki ventilasi yang baik. Untuk keadaan suhu di bagian lantai
produksi normal dengan suhu optimal 28°C. Dan untuk keadaan lingkungan area
kerja cukup baik, bersih, dan cerah dengan tingkat kebisingan yang yang tidak
terlalu tinggi. Dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi sebesar 2% karena
operator yang melakukan pekerjaanya wanita maka kebutuhan pribadinya cukup
tinggi.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-37

Waktu normal merupakan waktu yang dibutuhkan oleh rata-rata operator untuk
menormalkan ketidakwajaran operator, nilai waktu normal didapat dari nilai perkalian
antara waktu siklus dengan nilai penyesuain. Penyesuaian didapatkan dari pengamatan
secara Objektif. Hasil perhitungan waktu normal dengan metode schummard dapat
dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. Waktu Normal Perusahaan

Contoh Perhitungan : Operasi Meja Welding

Waktu Normal (Wn) = Waktu Siklus × (

= 16 × (70/60)
= 18,67
Setelah mengetahui keadaan pada setiap proses dalam menghitung waktu siklus
dan waktu normal, maka mulai menghitung waktu baku yang terdapat pada perusahaan
PT. Sygma Exa Media Grafika untuk produk AL-Quran jenis Cordova. Dimana untuk
menghitung waktu baku dibutuhkan data atau nilai kelonggaran operator dalam bekerja.
Berikut ini merupakan nilai kelonggaran proses salah satu contoh perhitungan operasi

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-38

pada meja pengemasan dengan kelonggaran waktu seoarang pekerja pria untuk
keperluan priadi dalam posisi duduk, sikap kerja dan gerakan kerja ringan, dapat dilihat
pada tabel 2.5 dan nilai kelonggaran pada setiap proses dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 2.5 Waktu Kelonggaran Operasi Meja Welding

Setelah nilai kelonggaran pada operasi meja pengemasan didapatkan, berikut


adalah hasil perhitungan waktu baku pada proses produksi untuk menghasilkan 1 batch.
Berikut tabel Waktu baku yang dapat dilihat pada tabel 2.6.
Tabel 2.6 Waktu Baku Perusahaan

Contoh Perhitungan: Operasi Meja Welding


Waktu Baku (Wb) = Waktu Normal (Wn) × (1+ Kelonggaran)
= 11,67 X (1 + 17,5%)
= 13,71

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-39

Waktu baku yang didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan metode


schummard adalah 268,56 menit. Sehingga waktu yang dibutuhkan perusahaan dalam
melakukan proses produksi untuk satu produk mencapai 4 jam 48 menit.
2.7 SISTEM PERANCANGAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
Sumber daya manusia atau tenaga kerja sangat berperan dalam proses produksi,
hal ini dikarenakan tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan dalam
mengel
olah bahan baku menjadi produk jadi, dimana produktivitas tenaga kerja yang baik akan
mempengaruhi waktu produksi dan kualitas produk. Maka dari itu sistem yang baik
perlu diperhatikan mulai dari sistem perancangan kerja serta lingkungan kerja yang
terdapat pada perusahaan PT SEG. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai
beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja.

2.7.1 Sistem Perancangan Kerja


Sistem perancangan kerja sangat diperlukan untuk menciptakan kondisi dan
situasi kerja yang ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sehat, dan Efisiesnsi) agar
menciptakan hasil produktif yang tinggi. Berikut ini merupakan analisa pada setiap
stasiun kerja dilihat dari segi antropometri, dan biomekanika untuk masing-masing
proses operasi pada mesin yang berada di lantai produksi.
Tabel 2.5 Sistem Perancangan Kerja
Aspek
No Stasiun keja
Antropometri Biomekanika Ekonomi Gerakan
1 Mesin Cutting Posisi operator Gaya (tenaga) yang Operator
(Pemotongan) ketika persiapan dikeluarkan tergolong melakukan gerakan
adalah berdiri dan ringan. Operator hanya yang dimulai dari
dimensi tubuh yang menekan tombol serta Mencari, Memilih,
digunakan hanya mengarahkan kertas ke Pengarahan,
mata ke lantai. arah pisau pemotong Menjangkau,dan
Dimana mesin mesin dan proses Memegang untuk
Potong yang tersedia pengerjaan dilakukan memakai dalam
memiliki ukuran secara otomatis. menggunakan
yang cukup tinggi. tombol Mesin.
Hal ini membuat Kemudian Operator
operator merasa melakukan gerakan
lelah dikarenakan Menjangkau,
tidak tersedianya Memegang,
fasilitas kursi. Membawa,
Pengarahan dan
Melepas bahan
baku berupa kertas
ke arah mesin

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-40

pemotong.

Tabel 2.5 Sistem Perancangan Kerja (Lanjutan)


Aspek
No Stasiun keja
Antropometri Biomekanika Ekonomi Gerakan
Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator
persiapan adalah dikeluarkan tergolong melakuakan gerakan
berdiri dan dimensi ringan. Operator hanya dimulai dengan
tubuh yang menekan tombol pada menjangkau,
digunakan hanya mesin dan bahan baku memegang,
mata ke lantai. berupa kertas yang membawa,
Dimana mesin cetak telah diletakan pada mengarahkan,
yang tersedia mesin cetak akan melepas bahan baku
memiliki ukuran secara otomatis kertas, dan
yang cukup tinggi. melakukan proses menunggu waktu
Hal ini membuat percetakan. Dan proses percetakan.
operator merasa lelah operator akan Operator
Percetakan dikarenakan tidak melakukan pengecekan menggunakan kedua
2 dengan mesin tersedianya fasilitas terhadap hasil tangannya saat
cetak kursi. percetakan. memasukan kertas
dan mengambil
kertas. Pemakaian
kedua tangan sudah
seimbang. Kegiatan
ini tidak ada
gerakkan mencari
tetapi ada gerakan
menunggu, oleh
karena itu operator
melakukan gerakan
yang kurang efektif
pada pekerjaan ini.
Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
persiapan adalah dikeluarkan pekerja gerakan dimulai
dengan cara duduk tidak terlalu besar, dengan menjangkau,
dan dimensi tubuh Namun dalam proses memegang,
yang digunakan pengerjaanya memeriksa dan
adalah tinggi bahu membutuhkan melepas bahan baku
duduk, pantat ketelitian yang tinggi. kertas untuk
Pemeriksaan popliteal, tinggi dilakukan
3 pada meja QC popliteal, tebal paha penyortiran serta
in Line dan jangkaun tangan pemeriksaan
horizontal. Dimana terhadap hasil
meja Qc yang percetakan.
tersedia memiliki
ukuran yang cukup
tinggi. Hal ini
membuat operator
merasa lelah.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-41

Tabel 2.5 Sistem Perancangan Kerja (Lanjutan)


Aspek
No Stasiun keja
Antropometri Biomekanika Ekonomi Gerakan
Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
persiapan adalah dikeluarkan tergolong gerakan yang
berdiri dan dimensi ringan. Pengerjaan dimulai dari
tubuh yang dilakukan oleh mesin Mencari, Memilih,
digunakan hanya otomatis. Operator Pengarahan,
mata ke lantai. hanya melakukan Menjangkau,dan
Dimana mesin lipat pengecekan terhadap Memegang untuk
yang tersedia hasil pelipatan memakai dalam
memiliki ukuran menggunakan
Pelipatan
sejajar dengan tubuh tombol Mesin.
4 dengan Mesin operator. Namun Kemudian Operator
tidak tersedia melakukan gerakan
Lipat
fasilitas berupa kursi Menjangkau,
yang terdapat pada Memegang,
mesin lipat sehingga Membawa dan
membuat operator melepaskan bahan
merasa lelah. baku yang telah di
proses pelipatan
yang kemudian akan
dipindahkan ke
pallet.
Posisi operator ketika Pekerjaan yang Operator melakukan
persiapan adalah dilakukan ringan gerakan mulai
duduk dikursi yang dikarenakan operator dengan menjangkau,
tidak terdapat hanya menyusun memegang,
senderan. Dimensi halaman berdasarkan membawa, dan
tubuh yang jus 1 hingga jus 30. melepas bahan baku
digunakan adalah Sehingga operator tidak kertas. Operator
tinggi bahu duduk, memerlukan tenaga sudah melakukan
panta popliteal, tebal yang berat dalam gerakan yang efektif
paha, dan jangkaun melakukan proses karena tidak ada
Penyusunan tengan horizontal. penyusunan ini. proses mencari dan
5
pada meja Hal ini membuat menunggu sehingga
operator mudah gerakan yang
terkena cidera pada dilakukan cukup
bagian punggung dan cepat.
leher selain itu
membuat operator
mudah merasa lelah
dikarenakan operator
bekerja dengan
frekuensi yang cukup
lama

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-42

Tabel 2.5 Sistem Perancangan Kerja (Lanjutan)


Aspek
No Stasiun keja
Antropometri Biomekanika Ekonomi Gerakan
Pekerjaan dilakukan Pekerjaan yang Operator melakukan
dengan posisi duduk dilakukan oleh operator gerakan di mulai
di kursi yang tidak tergolong ringan dengan menjangkau,
terdapat senderan. dikarenakan operator memegang,
Mesin jahit memiliki hanya mengangkat membawa dan
ukuran yang rendah. produk setengah jadi ke mengarahkan bahan
Sehingga arah mesin jahit baku kertas ke arah
menyebabkan otomatis. mesin jahit otomatis
operator mudah lelah yang kemudian
Penjahitan
pada bagian dilanjutkan dengan
6 dengan mesin
punggung. melakukan gerakan
Jahit
mencari,
menjangkau,
mengarahkan, dan
memegang serta
memilih tombol
untuk ditekan
sehingga mesin jahit
secara otomatis akan
berjalan.
7 Pemotongan Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakuakan
Bahan Baku persiapan adalah dikeluarkan tergolong gerakan dimulai
(Pembatas) berdiri dan dimensi ringan. Operator hanya dengan menjangkau,
tubuh yang menekan tombol pada memegang,
digunakan hanya mesin dan bahan baku membawa,
mata ke lantai. berupa kertas yang mengarahkan,
Dimana mesin telah diletakan pada melepas bahan baku
potong yang tersedia mesin potong akan kertas, dan
memiliki ukuran secara otomatis menunggu waktu
yang cukup tinggi. melakukan proses proses pemotongan.
Hal ini membuat pemotongan Dan Operator
operator merasa lelah operator akan menggunakan kedua
dikarenakan tidak melakukan pengecekan tangannya saat
tersedianya fasilitas terhadap hasil memasukan kertas
kursi. pemotongan. dan mengambil
kertas. Pemakaian
kedua tangan sudah
seimbang. Kegiatan
ini tidak ada
gerakkan mencari
tetapi ada gerakan
menunggu, oleh
karena itu operator
melakukan gerakan

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-43

yang kurang efektif


pada pekerjaan ini

Tabel 2.5 Sistem Perencanaan Kerja (Lanjutan)


Aspek
No Stasiun keja
Antropometri Biomekanika Ekonomi Gerakan
Kegiatan dilakukan Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
dengan posisi duduk dikeluarkan tergolong gerakan yang
di kursi yang tidak ringan. Operator hanya dimulai dari
terdapat senderan menekan tombol pada Mencari, Memilih,
sehingga mesin dan bahan baku Pengarahan,
menyebabkan berupa kertas yang Menjangkau,dan
operator merasa lelah telah diletakan pada Memegang untuk
Percetakan pada bagian mesin cetak akan memakai dalam
punggung serta secara otomatis menggunakan
dengan mesin lengan. melakukan proses tombol Mesin.
8
cetak percetakan. Dan Kemudian Operator
operator akan melakukan gerakan
(pembatas) melakukan pengecekan Menjangkau,
terhadap hasil Memegang,
percetakan. Membawa,
Pengarahan dan
Melepas bahan baku
berupa kertas ke
arah mesin
pemotong.
Pekerjaan dilakukan Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
dengan posisi duduk dilakukan ringan tetapi gerakan yang
dimensi yang memiliki frekuensi dimulai dari
digunakan hanya yang sering, hal ini Menjangkau,
siku ke ujung jari. menyebabkan operator mengarahkan,
Fasilitas yang merasa lelah pada memegang, dan
digunakan berupa bagian pergelangan merakit Sheetblat
kursi yang tidak tangan yang berdampak terhadap produk
memiliki sandaran pada cidera pada setengah jadi.
sehingga bagian lengan.
Pengelaman
9 mengakibatkan
Sheetblat
operator merasa
kelelahan terutama
pada bagian
punggung. Selain itu
ukuran meja yang
digunakan tidak
sesuai dengan postur
operator dimana
meja yang tersedia
cukup tinggi.
10 Pengeperesan Kegiatan dilakukan Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
dengan mesin dengan posisi berdir. dikeluarkan tergolong gerakan dimulai
press Dimensi yang ringan dan pekerjaan dengan menjangkau,

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-44

dilakukan semi memegang,


otomatis. Namun membawa dan
digunakan adalah frekuensi pekerjaan melepaskan produk
mata ke lantai. yang dilakukan cukup setengah jadi ke arah
sering mesin press.
Kemudian -
Tabel 2.5 Sistem Perencanaan Kerja (Lanjutan)
Aspek
No Stasiun keja
Antropometri Biomekanika Ekonomi Gerakan
akan dilakukan
proses press dimana
ekonomi gerakan
nya adalah
Menjangkau,
memegang untuk
memakai dan
melepaskan.
Kegiatan dilakukan Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
dengan posisi berdiri. dikeluarkan tergolong gerakan dimulai
Dimensi yang Cukup berat dengan menjangkau,
digunakan adalah dikarenakan dikerjakan memegang,
Perapihan di mata ke lantai secara manual dengan memeriksa dan
11
Meja Cutting frekuensi yang cukup mengarahkan ke
sering. selain itu arah produk
dibutuhkan tingkat setengah jadi. Untuk
ketelitan dalam proses dimulai proses
perapihan ini. perapihan.
Pekerjaan dilakukan Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
dengan posisi duduk dikeluarkan pekerja gerakan mulai
dikursi selama 8 jam tidak terlalu besar, dengan menjangkau,
dan dilakukan secara Namun dalam proses memegang,
Pemeriksaan terus menerus. pengerjaanya memeriksa dan
12 produk Work membutuhkan melepas produk
In Process ketelitian yang tinggi, setengah jadi.
karena pemeriksaan
dilakukan terus
menerus dengan kontak
mata.
13 Pemotongan Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
dengan mesin persiapan adalah dikeluarkan tergolong gerakan yang
Potong berdiri dan dimensi ringan. Operator hanya dimulai dari
(Cover) tubuh yang menekan tombol serta Mencari, Memilih,
digunakan hanya mengarahkan kertas ke Pengarahan,
mata ke lantai. arah pisau pemotong Menjangkau,dan
Dimana mesin mesin dan proses Memegang untuk
Potong yang tersedia pengerjaan dilakukan memakai dalam
memiliki ukuran secara otomatis. menggunakan
yang cukup tinggi. tombol Mesin.
Hal ini membuat Kemudian Operator
operator merasa lelah melakukan gerakan
dikarenakan tidak Menjangkau,
tersedianya fasilitas Memegang,
kursi. Membawa,

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-45

Pengarahan dan
Melepas bahan baku
berupa kertas ke
arah mesin
pemotong.

Tabel 2.5 Sistem Perencanaan Kerja (Lanjutan)


Aspek
No Stasiun keja
Antropometri Biomekanika Ekonomi Gerakan
Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
persiapan adalah dikeluarkan tergolong gerakan yang
berdiri dan dimensi ringan. Operator hanya dimulai dari
tubuh yang menekan tombol pada Mencari, Memilih,
digunakan hanya mesin dan bahan baku Pengarahan,
mata ke lantai. berupa kertas yang Menjangkau,dan
Dimana mesin telah diletakan pada Memegang untuk
Potong yang tersedia mesin cetak akan memakai dalam
memiliki ukuran secara otomatis menggunakan
Percetakan
yang cukup tinggi. melakukan proses tombol Mesin.
14 dengan mesin
Hal ini membuat percetakan. Dan Kemudian Operator
cetak (Cover)
operator merasa lelah operator akan melakukan gerakan
dikarenakan tidak melakukan pengecekan Menjangkau,
tersedianya fasilitas terhadap hasil Memegang,
kursi. percetakan. Membawa,
Pengarahan dan
melepas bahan baku
berupa kertas ke
arah mesin
pemotong.
Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
persiapan adalah dikeluarkan tergolong gerakan yang
dilakukan dengan ringan. Dimana dimulai dari
posisi beridiri pekerjaan dilakukan menjangkau,
dimana dimensi yang secara semi otomatis. memegang,
digunakan adalah membawa,
Proses mata ke lantai. mengarahkan dan
Laminasi Dimana mesin melepaskan produk
15
dengan mesin laminasi yang setengah jadi ke arah
(cover) tersedia memiliki mesin yang
ukuran yang cukup kemudian
tinggi. dilanjutkan dengan
gerakan
menjangkau,
memegang untuk
memakai mesin.
16 Pemunculan Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
tulisan dengan persiapan adalah dikeluarkan tergolong gerakan
mesin foil dilakukan dengan ringan. Dimana menjangkau,
posisi beridiri pekerjaan dilakukan memegang
dimana dimensi yang secara semi otomatis. membawa,
digunakan adalah mengarahkan dan
mata ke lantai. melepaskan produk
setengah jadi ke arah

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-46

mesin. Kemudian
dilanjutkan dengan
menjangkau,
mengarahkan dan
memegang untuk.
Tabel 2.5 Sistem Perencanaan Kerja (Lanjutan)
Aspek
No Stasiun keja
Antropometri Biomekanika Ekonomi Gerakan
Memakai mesin foil
dimana tuas yang
terdapat pada mesin.
Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
persiapan adalah dikeluarkan tergolong gerakan
dilakukan dengan cukup berat. Dimana menjangkau,
posisi berdiri dimana pekerjaan dilakukan memegang,
dimensi yang secara semi otomatis mengarahan dan
Penyablonan digunakan adalah melepaskan cover
17
cover mata ke lantai. yang kemudian
dilanjutkan dengan
gerakan menjangkau
mesin, memegang
untuk memakai
mesin.
Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
Posisi operator ketika
dikeluarkan tergolong gerakan
persiapan adalah
cukup berat. Dimana menjangkau,
dilakukan dengan
Fabarikasi pekerjaan dilakukan memegang,
18 posisi berdiri dimana
hardcover secara manual dengan mengarahkan
dimensi yang
frekuensi yang sering. lapisan kertas cover
digunakan adalah
dan kemudian
mata ke lantai.
merakit.
Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
persiapan adalah dikeluarkan tergolong gerakan
dilakukan dengan cukup berat. Dimana menjangkau,
posisi berdiri dimana pekerjaan dilakukan memegang,
dimensi yang secara semi otomatis mengarahan dan
digunakan adalah dengan frekuensi yang melepaskan cover
19 Cover dipilung
mata ke lantai. sering. ke arah mesin yang
kemudian
dilanjutkan dengan
gerakan memengang
untuk memakai
mesin.
20 Penggabungan Posisi operator ketika Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
persiapan adalah dikeluarkan tergolong gerakan mulai
dengan posisi duduk sedang. Dimana dengan menjangkau,
dimana dimensi yang pekerjaan dilakukan memegang,
digunakan adalah secara semi otomatis membawa,
tinggi mata duduk, untuk proses cassingin mengarahkan dan
tinggi bahu duduk, dan proses inspeksi melepas lembaran
pantat popliteal. dilakukan secara AL-Quran untuk
manual. digabungkan.
Operator sudah

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-47

melakukan gerakan
yang efektir karena
tidak ada proses
mencari dan
menunggu.
Tabel 2.5 Sistem Perencanaan Kerja (Lanjutan)
Aspek
No Stasiun keja
Antropometri Biomekanika Ekonomi Gerakan
Pekerjaan dilakukan Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
dengan posisi duduk dikeluarkan pekerja gerakan dengan
dikursi selama 8 jam tidak terlalu besar, mulai menjangkau,
dan dilakukan secara Namun dalam proses memegang
Pemeriksaan terus menerus. pengerjaanya memeriksa produk
21 Produk Finish membutuhkan jadi dan melepas.
Good ketelitian yang tinggi,
karena pemeriksaan
dilakukan secara terus
menerus dengan kontak
mata.
Pekerjaan dilakukan Pekerjaan yang Operator melakukan
dengan posisi duduk dilakukan ringan dan gerakan dengan
Pemasangan dan dimensi yang tidak memerlukan mulai menjangkau,
22
plastic cover digunakan hanya banyak tenaga.proses memegang,
Siku ke ujung jari. ini dilakukan secara membawa, merakit
manual oleh operator dan melepas.
Pekerjaan dilakukan Pekerjaan yang Operator melakukan
dengan posisi duduk dilakukan ringan dan gerakan dengan
dan dimensi yang tidak memerlukan mulai menjangkau,
digunakan hanya banyak tenaga.proses memegang,
Siku ke ujung jari. ini dilakukan secara membawa,
Perapatan semi otomatis oleh mengarhkan dan
23
plastic cover operator dan mesin melepaskan.
Kemudia dilanjutkan
dengan gerakan
menjangkau,
memegang untuk
memakai mesin.
Pekerjaan dilakukan Pekerjaan yang Operator melakukan
dengan posisi duduk dilakukan ringan dan gerakan dengan
Plastic cover dan dimensi yang tidak memerlukan mulai menjangkau,
24
di-shrink digunakan hanya banyak tenaga.proses memegang,
Siku ke ujung jari. ini dilakukan secara membawa, dan
otomatis oleh mesin melepas.
Kegiatan dilakukan Gaya (tenaga) yang Operator melakukan
dengan posisi berdiri dikeluarkan tergolong gerakan dengan
Cukup berat. mulai menjangkau,
25 Pengepakan memegang,
membawa,
mengarahkan dan
melepas.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-48

2.7.2 Lingkungan Kerja


Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
operator. Berikut ini merupakan keadaan lingkungan yang terdapat pada lantai produksi
perusahaan pada bagian produksi dilihat dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
lingkungan kerja di PT SEG. Berikut ini merupakan gambar dena yang dilakukan
pengamatan untuk posisi pengukuran pencahayaan dan temperature yang dapat dilihat pada
gambar 2.12.

Gambar 2.12 Layout Pengamatan Pencahayaan, Suhu, dan Kelembapan Pada Ruangan QC,
Perakitan, Penyablonan, Penyimpanan Cover, Permesinan, Sisip Isi, dan Penjahitan.

1. Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam melakukan
suatu pekerjaan, hal ini menjadi faktor penunjang kinerja pekerja dalam melaksanakan
proses produksi tersebut. Salah satu yang mempengaruhi pencahayaan adalah pada
intesitas cahaya dimana aspek penting ini menjadi aspek yang dapat menimbulkan
berbagai masalah dalam melakukan pekerjaan, oleh karena itu intesitas pencahayaan
harus sesuai dengan standard yang perlu ditetapkan. Manfaat dari intesitas cahaya yang
baik adalah dapat memberikan kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan suasanana
santai bagi mata.
Kondisi pencahayaan pada lantai produksi PT SEG sendiri pada saat ini dapat
dikatakan cukup baik dalam menerangi pabrik dan pekerja pada saat melakukan proses

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-49

produksi. Untuk sumber pencahayaan sendiri PT SEG menggunakan sumber cahaya


buatan dan Cahaya matahari untuk menerangi pabrik, cahaya tersebut dihasilkan dari
lampu neon serta intesitas cahaya matahari yang masuk. Pengukuran dilakukan pada
area quality control, Perakitan, Penyablonan, Penyimpanan Cover, Permesinan, Sisip
Isi, dan Penjahitan Permesinan. Berikut ini merupakan Hasil pengukuran yang
dilakukan selama 3 hari yang diukur pada waktu pagi, siang, dan sore yang dapat dilihat
pada tabel 2.7.
Tabel 2.7 Pengamatan Pencahayaan di Ruangan QC, Perakitan, Penyablonan, Penyimpanan
Cover, Permesinan, Sisip Isi, dan Penjahitan

Hasil pengukuran dan pengamatan yang didapatkan untuk lokasi A adalah 96,11,
lokasi B adalah 97,67, lokasi C adalah 97,44, lokasi D adalah 91,22, lokasi E adalah
100,11, lokasi F adalah 88,67 dan lokasi G adalah 86,67. Dari hasil pengukuran yang
telah dilakukan dapat dikatakan bahwa kondisi pencahayaan yang terdapat di PT SEG
masih kurang baik. Menurut IES (Illuminating Enginering Society), Intesitas cahaya
yang baik untuk jenis pekerjaan yang banyak melakukan pekerjaan dengan banyak
melakukan kontak visual adalah sebesar 100-200 lux. Dalam kegiatan produksinya, PT
SEG menghasilkan produk berupa buku islami dimana produksi ini sangat banyak
melakukan pekerjaan dengan banyak melakukan kontak visual sehingga dalam lantai
produksi membutuhkan pencahayaan yang cukup.
2. Kebisingan
Menurut Nerstrom (1996) bising dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak
disukai, suara yang menganggu atau bunyi yang menjengkelkan. Kebisingan dapat
terjadi karena adanya sumber bising. Tingkat intesitas suara bising yang terlalu tinggi
yang dihasilkan oleh suatu mesin dapat menganggu konsentarsi dan merusak
pendengaran operator. Operator yang bekera di PT SEG melakukan pekerjaan selama 6
hari dalam jangka waktu 24 jam/hari, dimana perusahaan menerapkan sistem shift kerja

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-50

dengan waktu kerja operator selama 8 jam dalam satu shift. Dari Hasil pengukuran dan
pengamatan yang telah dilakukan pada ruangan lantai produksi dengan menggunakan
Environtment Meter selama 3 hari dan diukur pada waktu pagi, siang dan sore dapat
dilihat pada tabel 2.8.
Tabel 2.8 Pengamatan Kebisingan di Ruangan QC, Perakitan, Penyablonan, Penyimpanan
Cover, Permesinan, Sisip Isi, dan Penjahitan

Hasil pengukuran dan pengamatan yang didapatkan untuk lokasi A adalah 71,58,
lokasi B adalah 74,64, lokasi C adalah 74,20 lokasi D adalah 66,03, lokasi E adalah
84,08, lokasi F adalah 79,89 dan lokasi G adalah 83,82. Dari pengamatan dan
pengukuran yang telah dilakukan tingkat intesitas kebisingan pada lantai produksi
masih berada pada tingkat yang dapat di rekomendasikan standar OSHA (Occupational
saftey and healt administration). Dimana operator masih dapat diizinkan bekerja selama
32 jam dan tidak memerlukan alat bantu earplanes untuk mengurangi kebisingan.
Berikut ini merupakan tabel tingkat kebisingan yang diizinkan untuk seorang operator
berdasarkan OSHA (Occupational Saftey and Healt Administration) yang dapat dilihat
pada tabel 2.9.
Tabel 2.9 Tingkat Kebisingan menuru OSHA (Occupational Saftey and Healt Administration)

3. Temperatur
Temperatur tubuh manusia selalu tetap (konstan), manusia memiliki temperatur
suhu normal 37o celcius. Jika suatu ruangan memiliki temperatur di luar batas
kenyamanan, maka akan menimbulkan efek samping bagi operator sendiri. Jika kondisi
panas berlebihan, akan mengakibatkan letih dan kantuk yang berdampak meningkatnya

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-51

jumlah angka kesalahan kerja. Sebaliknya, jika kondisi dingin berlebihan akan
mengakibatkan berkurangnya kewaspadaan dan konsentrasi. Dari Hasil pengukuran dan
pengamatan yang telah dilakukan pada ruangan lantai produksi dengan menggunakan
Environtment Meter selama 3 hari dan diukur pada waktu pagi, siang dan sore dapat
dilihat pada tabel 2.10.
Tabel 2.10 Pengamatan Temperatur di Ruangan QC, Perakitan, Penyablonan, Penyimpanan
Cover, Permesinan, Sisip Isi, dan Penjahitan

Hasil pengukuran dan pengamatan yang didapatkan untuk lokasi A adalah 27,91
°C, lokasi B adalah 28,55°C, lokasi C adalah 28,67°C, lokasi D adalah 28,70°C, lokasi
E adalah 29,11°C, lokasi F adalah 28,00°C dan, lokasi G adalah 31,00°C. Menurut
Sutalaksana hasil kerja optimal akan dicapai, jika sutau stasiun kerja memiliki kondisi
dengan temperatur 20°C hingga 27°C.
Dari pengamatan yang telah dilakukan lokasi A, B, C, D, dan F memiliki suhu
temperatur yang sesuai dimana dapat dikatakan masih dalam batas wajar karena lokasi
tersebut jauh dari bagian proses penggunaan mesin. Sehingga operator dapat bekerja
dengan baik dan optimal pada suhu ruangan tersebut. Namun untuk lokasi E dan G
dimana merupakan bagian permesinan memiliki suhu yang melebihin dari kondisi
temperatur normal sehingga akan dapat menimbulkan pengaruh terhadap performansi
pekerja yaitu aktivitas mental dan daya pekerja akan mengalami penurunan serta dapat
membuat kesalahan dalam melakukan pekerjaanya karena kelelahan fisik.
4. Ventilasi
Ventilasi atau sirkulasi udara merupakan bagian terpenting dalam suatu pabrik,
hal ini berguna untuk menukar udara kotor dengan udara bersih, terutama udara dari
proses produksi yang biasanya mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh,
Ventilasi atau sirkulasi udara yang tidak dapat mengalir dengan baik dari luar dan ke

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-52

dalam ruangan pabrik, akan mengakibatkan udara tidak dapat tergantikan secara terus-
menerus oleh udara luar sehingga akan mengakibatkan kelelahan pada pegawai, rasa
sejuk dan segar dari proses penukaran udara melalui ventilasi akan membantu
mempercepat pemulihan tubuh akibat bekerja oleh karena itu ventilasi atau saluran
udara merupakan hal terpenting dalam bagian komponen proses manufakture.
Dalam pengamatan Sirkulasi udara yang terdapat pada PT SEG dirasa sudah
cukup baik, dikarenakan memiliki bangunan yang cukup tinggi dimana langit-langit
pada lantai produksi yang dibuat tinggi, sehingga membantu ruangan agar tidak pengap.
Ventilasi pada bagian produksi sendiri menggunakan 5 jendela dengan ukuran 1 x 1.5
meter yang memudahkan udara masuk kedalam ruangan, sehingga suhu serta cahaya di
dalam ruangan tetap terjaga kelembapanya.
5. Getaran
Kawasan lantai produksi PT. SEG dan pada lingkungan sekitar tidak terdapat
mesin-mesin yang meberikan getaran mekanis yang cukup besar, selain itu getaran yang
diakibatkan dari mesin yang digunakan dalam proses produksi ini dapat dikatakan tidak
berpengaruh kepada kerja operator sehingga tidak menganggu kenyamanan dan
kelancaran para operator serta pekerja.
6. Kelembaban
Tingkat kelembaban pada lantai produksi PT Sygma Examedia Grafika berkisar
antara 50%-60% dimana tingkat kelembaban masih dalam tingkat batas rendah
(Grandjean, 1993). Dan tingkat kelembaban rendah ini baik untuk keadaan kondisi
mesin karena tidak menimbulkan karat. Selain itu juga untuk menjaga kondisi bahan
baku (kertas) tidak reject.
7. Bau
Bau yang dihasilkan pada lantai produksi hanya berasal dari proses spot uv
dimana proses ini menggunakan bahan kimia berupa obat-obatan yang digunakan untuk
membersihkan serta mengkilatkan permukaan cover buku atau al-quran. Bau yang
berasal dari bahan kimia ini tidak terlalu menyengat hal ini disebabkan bau yang
dihasilkan oleh bahan kimia ini tidak terlalu pekat atau menyengat.

8. Warna
Warna sangat berpengaruh pada tempat dimana operator bekerja, hal ini akan
mempengaruhi pada kemampuan mata manusia dalam melihat objek. Warna yang
kurang baik akan memvisualisasikan efek psikologis seperti efek ilusi atau efek psikis.
Oleh karena itu PT SEG sangat memperhatikan kondisi warna yang terdapat pada
lingkungan pabrik, dari pengamatan yang dilakukan untuk kondisi warna yang ada di

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-53

sekitar pabrik cukup baik dimana kondisi warna dalam ruangan terasa lembut, terasa
cerah, membagi cahaya, dan menimbulkan efek kebersihan. Berikut ini merupakan tabel
daftar warna dan pengaruh yang menggambarkan sifat almiah yang ditimbulakn oleh
warna pada ruangan kerja dapat dilihat pada tabel 2.8
Tabel 2.8 Daftar Warna dan Pengaruh

2.8 SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS


Kualitas dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau aset dari jumlah
karakteristik yang terukur sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan derajat
kebaikan suatu produk. Dalam PT SEG pengendalian kualitas terhadap produk yang
telah jadi akan dilakukan pengecekan ulang kembali dimana proses pengecekan
dilakukan secara sampling, produk yang tidak memenuhi standar yang telah ditentukan
akan dikembalikan kepada divisi revisi untuk dilakukan perbaikan terhadap produk
rework. Sub bab ini berisikan tentang sistem pengendalian kualitas yang dilihat dari
mulai bahan baku,produk setengah jadi, hingga produk jadi. Pengendalian kualitas ini
bertujuan untuk meminimasi kerugian yang terjadi akibat adanya kesalahan pada saat
proses produksi.
2.8.1 Sistem pengendalian bahan baku
Proses awal yang dilakukan oleh PT Sygma Exa Grafika untuk mendapatkan
produk yang baik di awalin dengan melihat kualitas pada bahan baku (raw material)
yang akan digunakan dalam produksi. Bahan baku (raw material) merupakan
komponen terpenting untuk menghasilkan produk yang baik dan berkualitas oleh karena
itu Bahan baku (raw material) perlu melalui proses pengendalian kualitas terlebih
dahulu sebelum diolah lebih lanjut menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi.
Bahan baku yang terdapat pada PT Sygma Exa Grafika adalah kertas dengan jenis QPP,
Art Paper dan Art cover, selain itu terdapat juga tinta, lem, pita, plastik laminasi doff ,
benang nylon, capital ban serta plastik shrink. Bahan baku yang digunakan didapatkan
dari beberapa suplier yang telah menjalin kerjasama dengan piha PT SEG. Namun
pihak perusahaan akan melakukan uji kualitas terlebih dahulu agar dapat menghasilkan

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-54

produk al-quran yang berkualitas. Untuk itu pengendalian kualitas bahan baku perlu
dilakukan agar terhindar terjadinya kecacatan pada produk yang dihasilkan selain itu
hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan standar.
Proses awal pemeriksaan bahan baku, terutama bahan baku jenis kertas, tinta,
pita dan plastik akan diawali dengan pemeriksaan terhadap aspek kebersihan, kecacatan,
warna, ukuran, dan ketebalan yang telah diterima. Dimana pengujian kualitas akan
langsung dilakukan ketika bahan baku telah ditempatkan di gudang. hal ini dilakukan
untuk memeriksa kelayakan dari bahan baku tersebut, proses pemeriksaan bahan baku
dilakukan dengan melihat beberapa kiteria yaitu kondisi bahan baku yang tidak
mengalami kontaminasi, bahan baku sesuai dengan yang dipesan, bahan baku tidak
mengalamin perubahaan warna, dan kuantitas agar bahan baku yang harus dipenuhi
tersebut sesuai dengan standar. Pemeriksaan pada bahan baku dilakukan oleh operator
logistik.
Uji kualitas yang dilakukan dengan cara pemeriksaan manual secara visual
untuk setiap bahan baku penilaian yang dilakukan bagian logistik dilakukan dengan
teknik sampling sekitar kurang dari 20% dari jumlah bahan baku yang dipesan untuk
kertas, plastik dan karton. Sedangkan untuk bahan baku berupa lem, dan pelumas
dilakukan dengan mengambil beberapa sendok dari setiap wadah. Sedangkan untuk
bahan baku pita dilakukan dengan teknik sampling dengan mengambil 2-3 gulungan
pita yang akan diperiksa dari jumlah bahan baku yang dipesan dan pada bahan baku
tinta penilaian dilakukan dengan mengambil beberapa tetes tinta dari setiap tabung
untuk di uji pada kertas. Sehingga apabila terdapat bahan baku yang tidak sesuai dari
segi kualitas, maka akan dikembalikan kembali ke suplier dan meminta bahan baku
yang sesuai kualitas yang dipesan. Apabila pihak supplier tidak dapat mengirimkan
bahan baku yang diminta maka perusahaan akan mencari supplier lain yang dapat
menyediakan bahan baku yang diminta. Pengujian kualitas bahan baku dilakukan
selama 1 hari setelah bahan baku diterima oleh PT SEG
2.8.2 Sistem Pengendalian Kualitas Barang Setengah Jadi
Proses pengendalian kualitas barang setengah jadi yang dilakukan oleh PT SEG
dilakukan dengan cara pemeriksaan atau inspeksi, pemeriksaan ini dilakukan secara
bersamaan dalam operasi pemasangan sheetblat, pemasangan aksesoris, proses laminasi
dan proses jahit benang, pemeriksaan dilakukan oleh beberapa pekerja yang bertugas
pada bagian perakitan. Spesifikasi kecacatan dilihat dari Blokem Tidak rata, bagian

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-55

Sheetblat yang sobek, Skipblade beda warna serta warna yang pudar. Dalam
pengendalian kualitas PT SEG pada Barang setengah jadi dilakukan secara populasi
dengan melihat atau memeriksa produk secara satu-persatu.
2.8.3 Sistem Pengendalian Kualitas Produk Jadi
Proses pengendalian kualitas pada produk jadi, hampir sama dilakukan pada
proses pengedalian produk barang setengah jadi dimana dilakukan dengan cara
pemeriksaan secara langsung terhadap produk, tetapi dalam pengendalian kualitas
produk jadi dilakukan secara sampling dengan melihat kecacatan kesalahan huruf,
halaman yang kosong, ketebalan huruf, isi AL-Quran yang lepas, serta isi terbalik.
Proses sampling ini hanya melihat beberapa produk saja jika terdapat satu atau dua
produk mengalamin kecacatan makah semua produk akan dianggap mengalamin rework
maupun reject untuk pengujian tersebut dilakukan oleh bagian tim quality control jika
produk telah sesuai dengan standarisasi maka produk akan lanjut ketahap finishing,
yang kemudian produk jadi akan siap di kirim.

2.9 PEMASARAN
Pada sub bab ini menjelaskan mengenai pemasaran yang diterapkan oleh PT
SEG yang terdiri dari 4P (yaitu Product, Price, Place, dan Promotion). Dalam bauran
pemasaran (marketing mix) sebagai berikut:
1. Product
Produk yang dihasilkan oleh PT SEG meliputi Al-Quran, buku Islami, buku
anak-anak, Al-Quran Terjemahan, Al-Quran Wanita dan berbagai jenis Al-Quran lainya
yang melalui berbagai jenis proses mulai dari pemotongan, pelapisan zat, penjahitan
serta pengepresan produk tersebut dibuat dengan menggunakan metode make to order
dan make to stock.
2. Place
PT SEG berolokasi di jalan Babakan Sari No 71 Kiaracondong Bandung 4 Jawa
barat. dimana tempat tersebut merupakan lokasi dalam pembuatan produk sekaligus
kantor untuk memasarkan produk. Tempat tersebut merupakan salah satu daerah di
bandung yang dapat dikatakan daerah straregis, dikarenakan daerah tersebut bertempat
ditengah kota, sehingga memudahkan untuk ditujuh.
3. Price
PT SEG sendiri merupakan bagian dari perusahaan sygma creative media
corporation dimana di dalamnya terdapat beberapa unit bisnis yang di pegang oleh
beberapa perusahaan, sehingga dalam penentuan harga pada setiap produk yang
dipasarkan secara luas bukanlah hak bagi perusahaan PT SEG, penentuan harga produk
ditentukan oleh perusahaan yang bekerja sama dengan PT SEG yaitu Perusahaan yang

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-56

menjadi main distributor. Sehingga perusahaan PT SEG hanya berfokus dalam


pembuatan produk sesuai dengan produk konsumen yang dinginkan.
4. Promotion
Produk yang dibuat berdasarkan dari permintaan konsumen, sehingga segala
sesuatu yang berkaitan dengan produk akan langsung berkaitan dengan konsumen mulai
dari penetapan harga per produk, design komposisi bahan baku yang digunakan serta
pendistribusiam barang jadi. Untuk Promosi yang dilakukan sendiri PT SEG hanya
melakukan promosi secara berkala. Pemasaran hanya berdasarkan pengenalan produk
kepada anak perusahaan yang menjadi konsumen PT SEG, dimana yang mengatur
strategi pemasaran adalah PT SDI (Sygma Daya Insani). Sygma Daya Insani merupakan
anak perusahaan Sygma CMC yang diproyeksikan untuk melakukan distribusi secara
direct selling atas produk-produk inovatif Sygma Innovation. PT SDI juga melakukan
kerjasama dengan penulis-penulis Islami untuk meningkatkan brandnya.

2.10 PERANCANGAN PRODUK


Perancangan produk yang dilakukan oleh PT SEG dilakukan berdasarkan
keinginanan konsumen atau Pre Order (PO) PT SEG sendiri hanya menerima proses
manufaktur atau pembuatan produk, Untuk perancangan produk sendiri PT SEG
bekerjasama dengan PT Sygma Media Innovasi dan PT Sygma Daya Insani (SDI). PT
Sygma Media Innovasi (SDI) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
sebagai penerbit, baik buku ataupun Al-Quran dan produk-produk sejenis. Perusahaan
ini merupakan perusahaan yang berfokus dalam Research & Development sehingga
perusahaan ini yang memberikan perancangan dan Design produk yang kemudian akan
dibuat oleh PT SEG dimana berfokus dalam penerimaan atau pembuatan produk, begitu
juga dengan perusahaan PT Sygma Daya Insani (SDI). Dalam perancangan yang
dilakukan oleh PT Sygma Media Inovasi dimana produk dirancang untuk memenuhi
kebutuhan konsumen, dengan melihat pangsa pasar saat ini dimana mereka telah
mengembangkan produk trend yang ada dengan kualitas terbaik dan inovatif.
2.11 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Sistem informasi manajemen merupakan sistem yang berhubungan dengan
interaksi sumber daya manusia yang bertujuan untuk mengelolah kebutuhan transaksi
harian, membantu, melakukan manajemen dan mendukung kegiatan operasi yang
menghasilkan output berupa informasi dan produk. Tujuan sistem infromasi manajemen

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-57

dibuat yaitu untuk menampilkan informasi dalam mendukung manajemen operasional


dalam pengambilan keputusan terhadap sumber daya tersebut.
Berikut ini merupakan sistem informasi yang ada di perusahaan PT SEG yang
dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi yang dilakukan oleh PT SEG telah menggunakan sistem


informasi berbasis komputerisasi hal ini digunakakan oleh PT SEG agar dapat
memudahkan dalam peng-inputan data yang dilakukan.berikut ini merupakan
penjelasan tentang sistem informasi manajemen yang dilakukan oleh PT Sygma
Examedia Grafika adalah sebagai berikut:

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-58

1. Pemesanan produk Al Quran dilakukan oleh konsumen melalui bagian


marketing. Pemesanan ditentukan berdasarkan type Al Quran yang telah tersedia
di Syaamil Quran.
2. Setelah melakukan proses pemesanan, konsumen membuat perjanjian kontrak
kepada tim marketing untuk megkonfimasi kapan ada keputusan barang siap
diproduksi.
3. Setelah bernegosiasi dan menemukan titik temu, maka tim marketing menerima
kontrak dari pelanggan.
4. Setelah menerima kontrak, tim marketing langsung membuat list permintaan
barang. Sebagai contoh, konsumen memerlukan Al Quran Fadhila 150 buah,
maka tim marketing membuat dokumen permintaan atas permintaan konsumen.
5. Setelah tim marketing membuat dokumen permintaan, tim PPIC menerima
dokumen yang diberikan oleh tim marketing.
6. Setelah mengecek permintaan dari tim marketing, tim PPIC membuat dokumen
list kebutuhan barang dan jangka waktu pembuatan produk.
7. Setelah membuat dokumen list kebutuhan barang dan jangka waktu pembuatan
produk, tim logistik menerima dokumen list kebutuhan barang.
8. Setelah menerima dokumen dari tim PPIC, tim logistik memberi konfirmasi ke
bagian gudang mengenai persediaan bahan baku. Jika cukup maka logistik
langsung mengkonfirmasi kepada PPIC bahwa barang siap di produksi. Jika
tidak maka tim logistik memberi dokumen kepada tim pembelian untuk membeli
barang-barang yang dibutuhkan.
9. Jika bahan tersedia di bagian logistik, maka tim logistik mengirim dokumen
kepada tim PPIC untuk menerima proyek pembuatan Al Quran
10. Setelah tim PPIC menerima dokumen dari tim logistik, tim PPIC memberi
dokumen kepada tim marketing bahwa Al Quran siap diproduksi dan selesai
pada waktu yang telah ditentukan oleh tim PPIC.
11. Setelah PPIC memberikan dokumen kepada tim marketing dan tim marketing
menerima dokumen, tim marketing menghubungi konsumen untuk
mengkonfirmasi ketersediaan barang dan waktu selesai dalam mengerjaan
produk.
12. Jika konsumen setuju maka tim marketing memberi info kepada tim PPIC bahwa
konsumen jadi memesan dengan jangka waktu yang telah disepakati.
13. Setelah tim PPIC menerima info, tim PPIC memberikan konfirmasi kepada tim
logistik dan tim logistik memberikan list bahan kepada tim produksi untuk
dikerjakan dengan jangka waktu yang telah disepakati.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-59

14. Setelah diproduksi tim produksi memberikan kabar kepada tim PPIC bahwa
barang sudah siap untuk diberikan kepada konsumen.
15. Setelah menerima kabar dari tim produksi, maka tim PPIC memberikan kabar
kepada tim marketing bahwa barang sudah siap untuk diterima oleh konsumen.
16. Setelah menerima kabar dari tim PPIC, tim marketing memberi konfirmasi
kepada konsumen bahwa barang telah selesai diproduksi dan dapat diambil.
17. Pelanggan menerima barang dari tim marketing melalui pengiriman pos atau
pelanggan mengambil langsung di PT Sygma.

2.12 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


Sub bab ini menjelaskan tentang manajemen sumber daya manusia dari PT
Sygma Exagrafika diantaranya berisi mengenai perencanaan kebutuhan sumber daya,
rekrutmen, seleksi dan penempatan, pelatihan dan orientasi.
2.12.1 Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia
PT Sygma Exagrafika memiliki perencanaan kebutuhan sumber daya manusia
yang berbeda sesuai dengan jumlah permintaanya. Untuk bagian operator mesin, divisi
inspeksi serta divisi perakitan alquran memiliki sifat yang tidak tetap, dimana pada
bagian produksi terdapat pegawai tetap dan pegawai kontrak dengan perjanjian yang
sudah disepakati. Untuk pegawai kontrak yang telah habis masa kerjanya makah status
kerja akan diberhentikan tetapi jika pekerja tersebut memiliki kemampuan yang baik
maka kontrak tersebut akan diperpanjang. Perpanjangan kontrak tidak hanya dilihat dari
kemampuan pegawai tetapi juga dilihat dari permintaan yang meningkat. Untuk pekerja
sendiri PT Sygma Exagrafika tidak menerapkan pemabagian tipe pegawai sehingga
pegawai yang terdapat di bagian produksi maupun Office merupakan pegawai yang siap
terjun dalam bekerja. Saat ini jumlah karyawan yang bekerja di PT SEG adalah
sebanyak 200 karyawan. Dimana kebutuhan sumber daya manusia dalam hal pencariaan
pekerja bagian produksi dilakukan dengan cara menyebarkan berita dari mulut-kemulut.
Perencanaan sumber daya dilakukan oleh perusahaan agar produksi dapat berjalan
dengan baik dan perusahaan dapat mengeluarkan biaya hanya untuk kebutuhan tertentu,
oleh karena itu perusahaan harus memeperhatian beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dalam merencanakan kebutuhan sumber daya manusia antara lain melihat
efektifitas dan melihat jumlah sumber daya yang tersedia.
PT Sygma Examedia Exagrafika membagi sistem kerja ke dalam 3 shift kerja
yaitu :

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-60

1. Pukul 07.00- 15.00 WIB


2. Pukul 15.00- 21.00 WIB
3. Pukul 21.00- 07.00 WIB
Penjadwalan berdasarkan shift pada bagian produksi ini berguna agar
tercapainya target produksi dan untuk meminimasi kelebihan tenaga kerja yang
mengganggur. Beberapa usaha yang dilakukan oleh PT Sygma Exagrafika dalam
merencanakan kebutuhan sumber data manusia antara lain:
1. Memiliki daftar inventaris sumber daya manusia yang up to date dan lengkap.
2. Meramalakan ketersedian dan kebutuhan tenaga kerja di masa depan.
3. Menentukan Job Specification dan Job description.
2.12.2 Rekrutmen, Seleksi dan Penempatan
Proses rekrutmen, Seleksi dan Penempatan yang ada di PT Sygma Exagrafika
dilakukan berdasarkan kebijakan perusahaan, dimana proses rekrutmen ini dilakukan
apabila terdapat kekurangan tenaga kerja pada bagian tertentu dan saat permitaan
sedang meningkat. Penempatan kerja pada PT Sygma Exagrafika dikelompokkan
berdasarkan status kepegawaian masing-masing. Pada PT Sygma Exagrafika terdapat
dua jenis perekrutmen yang dilakukan yaitu:
1. Pegawai Tetap
Proses seleksi yang diterapkan dengan melihat berkas lamaran yang diajukan para
pelamar. Pegawai tetap akan dikontrak ketika semua persyaratan telah terpenuhi untuk
menduduki suatu job. Setelah memenuhi syarat maka akan dilakukan pemanggilan
untuk melakukan negoisasi mengenai upah dan perjanjian masa kontrak yang diberikan
oleh perusahaan kepada pelamar.
2. Pegawai Kontrak
Pegawai Kontrak di kontrak sesuai dengan form perjanjian kerja dengan melakukan
negoisasi upah dan perjanjian masa kontrak sesuai dengan PKWT (perjanjian kerja
waktu tertentu), dan penempatan akan dilakukan sesuai perjanjian PKWT tersebut.
2.12.3 Pemindahan Karyawan
Sistem pemindahan karyawan yang diterapkan oleh PT SEG ini dilakukan
dengan cara melihat potensi dan kinerja pekerja, apabila pekerja mempuyai kompetensi,
kemampuan, dan disiplin yang baik serta pekerja dapat meningkatkan potensi tersebut
secara maksimal, maka pemindahan dan kenaikan pekerjaan dapat dilakukan.
Perusahaan biasanya melakukan pemindahan karyawan dengan beberapa alasan

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-61

tertentu, Pemidahan terhadap karyawan ini juga dapat dilakukan berdasarkan perintah
atau permintaan dari atasan tujuan dari pemindahan karyawan ini digunakan untuk
menghargai kemampuan dan prestasi karyawan yang telah diberikan kepada
perusahaan.
2.12.4 Pelatihan dan Orientasi
PT Sygma Exa media Grafika menerapkan pelatihan dan orientasi untuk tenaga
kerja baru serta tenaga kerja lama, tujuan pelatihan dan orientasi yang dilakukan
bertujuan untuk memberikan pembinaan kepada pekerja dalam rangka meningkatkan
kemampuan atau skill, memberikan wawasan mengenai cara kerja dalam proses
produksi maupun pelayanan, dan memberikan keterampilan sesuai dengan tuntunan
pekerjaan yang akan diberikan, sedangkan orientasi sendiri bertujuan untuk
mengenalkan lingkungan PT SEG terhadap pegawai baru sehingga pegawai dapat
menyesuaikan dan beradaptasi dengan mudah pada lingkungan kerja.
Sistem pelatihan dan orientasi yang dilakukan oleh PT SEG terhadap karyawan
baru akan dilakukan setelah adanya proses reqruitmen dan penempatan oleh divisi
HRD. Setelah pegawai baru ditempatkan sesuai posisinya, maka tahap selanjutnya
pegawai akan diberikan pelatihan selama satu hari sesuai job description. Tahap
pelatihan ini dilakukan dan digabungkan secara langsung dengan proses orientasi
dimana pegawai akan diajak keliling area pabrik serta kantor. Untuk pegawai lama
sendiri perusahaan memberikan beberapa pelatihan seperti pelatihan Kaizen, 5S dan
etose kerja yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali.
2.12.5 Sistem Penilaian Prestasi Kerja
PT SEG mempunyai sistem penilaian prestasi kerja berdasarkan dari kontribusi
dan hasil karyawan tersebut dalam pekerjaanya. Dimana pemberian reward tersebut
bertujuan untuk memotivasi para karyawan, salah satu penilaian yang dilakukan untuk
karyawan adalah dilihat dari performansi kerja, absensi, serta prestasi dan dedikasi
untuk meningkatkan produksi perusahaan. Jika karyawan tersebut memiliki kompetensi
yang bagus dan meningkat, maka perusahaan akan memberikan tunjangan kompetensi
berupa upah sesuai dengan kompetensi tersebut.

2.12.6 Perencanaan Karir

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-62

Perencanaan karir yang diterapkan oleh PT SEG ditentukan berdasarkan


penilaian prestasi kerja yang dilakukan setiap pegawai, hasil penilaian prestasi yang
dihasilkan oleh pegawai akan menentukan golongan serta jabatan yang mereka
tempatkan. Tujuan dilakukan perencanaan karir ini adalah untuk memicu semangat
karyawan serta memotivasi karyawan agar bekerja secara produktif, efisien, dan efektif
dalam melakukan pekerjaan serta membantu pekerja untuk menggali potensi yang
mereka miliki. Potensi serta motivasi dalam bekerja yang mereka miliki akan sangat
membantu dalam kenaikan karir dan jabatan mereka. Kenaikan jabatan pada PT SEG
harus memiliki kualifikasi yang perlu dipenuhi, dimana kualifikasi tersebut akan
dibandingkan terhadap kandidat-kandiat pegawai lainya. Semakin besar penilaian
prestasi kerja yang dilakukan serta kualifikasi yang telah terpenuhi maka semakin besar
bagi pegawai untuk di promosikan pada tingkat jabatan yang lebih tinggi.
2.12.7 Sistem Perupahan
Upah merupakan kebijakan dan strategi yang diberikan oleh perusahaan dalam
betuk kompensasi yang diteima pekerja. Kompensasi sendiri merupakan bayaran atau
upah yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa atas hasil kerja mereka (Zaenuddin
Kabai, 2015). Pada perusahaan PT Sygma Exa Grafika terdapat tiga jenis pekerja
diantarnya pekerja tetap, pekerja kontrak dan pekerja lepas harian. Sistem perupahan
yang diterapkan oleh PT Sygma Exa Grafika terdapat dua jenis sistem pembayaran yaitu
pembayaran yang dilakukan selama dua minggu sekali untuk pegawai kontrak serta
pegawai lepas harian dan jenis pembanyaran satu bulan sekali untuk pekerja tetap.
Untuk Sistem perupahan pegawai tetap dilakukan berdasarkan golongan
pekerjaan, dimana Upah yang diberikan kepada pegawai tetap terutama pada bagian
office berupa gaji pokok sesuai standar UMR kota bandung yang berdasarkan
posisi/jabatan yang ditempatkan. Tetapi untuk bagian operator sendiri perupahan
diberikan setiap hari dan ditentukan berdasarkan jumlah jam bekerja dikalikan dengan
kehadiran.
Sedangkan untuk pegawai kontrak maupun pegawai lepas harian sistem
perupahan akan diberikan sesuai perjanjian antara kedua pihak. Untuk tunjangan sendiri
PT SEG menyediakan bagi pegawai tetap dimana pembayaran perupahan akan
dilakukan pada akhir tahun, serta PT SEG juga memberikan bonus bagi pekerja yang
memiliki kinerja yang sangat baik. Untuk pegawai yang lembur, perusahaan akan
memberikan uang lembur sesuai dengan jam lembur yang dilakukan.

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)


Bab II Sistem Perusahaan II-63

Laporan Kerja Praktek Muhammad Reza Ferdiansyah (13-2014-189)

Anda mungkin juga menyukai