MODUL - TM 6
FUNGSI PRODUKSI
Menghubungkan input dengan output maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah
input tertentu atau sebaliknya, jumlah input minimum yang diperlukan untuk memproduksi
tingkat output tertentu.
Fungsi produksi ini ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam proses produksi
seperti :
- Tingkat teknologi pabrik (mesin dengan system komputerisasi)
- Peralatan untuk menunjang proses produksi.
- Tenaga kerja.
- Bahan baku untuk membuat produk jadi.
- Dan lain-lain yang digunakan dalam perusahaan.
INPUT PROSES
- Modal (C) OUTPUT
- Tenaga kerja (L) (Finished
- Energi (E)
- Material (M) Goods)
TEORI
PRODUKSI
EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN INPUT :
PRODUKTIFITAS
- Efisiensi Teknis
- Efisiensi Biaya
- Efisiensi Ekonomi
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang dapat dibedakan menjadi 3 tahap :
1. Tahap pertama : Produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.
2. Tahap kedua : Produksi total pertambahannya semakin lambat.
3. Tahap ketiga : Produksi total semakin lama berkurang atau negative.
Dalam analisis ekonomi keadaan itu dinamakan Produksi Marginal Pekerja (TK/L) yang
semakin bertambah (lihat tabel dibawah ini).
Tabel : Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi Pertanian
Tanah Tenaga Produksi Produksi Produksi
(hektar) Kerja Total Marginal Rata-rata Tahap
(orang) (unit) (unit) (unit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 1 150 150 150
1 2 400 250 200 Pertama
1 3 810 410 270
1 4 1.080 270 270
1 5 1.290 210 258
1 6 1.440 150 240 Kedua
1 7 1.505 65 215
1 8 1.520 15 180
1 9 1.440 -80 160 Ketiga
1 10 1.300 -140 130
Penjelasan Tabel :
Tahap Pertama :
1. Kolom 1 : Bahwa produksi pertanian pada sebidang tanah 1 ha yang luasnya tetap.
2. Kolom 2 : Tenaga kerja (L) jumlahnya berubah-ubah ( L).
3. Kolom 3 : TP mengalami pertambahan yang semakin cepat karena TK ditambah dari
1menjadi 2 dan menjadi 3.
4. Kolom 4 : Menunjukan MP, yaitu tambahan produksi yg diakibatkan oleh pertambahan
satu TK yang digunakan. Jadi pertambahan L. TP. MP dapat dihitung
dengan menggunakan perasamaan, yaitu : MP = TP : L
5. Kolom 5 : Besarnya produksi rata-rata (AP) yang dihasilkan oleh setiap TK, dapat dihitung
Tahap Ketiga :
1. Kolom 2 : Tenaga kerja terus ditambah dari 8 menjadi 9 dan menjadi 10, dimana produksi
totalnya terus berkurang sampai menjadi negative.
Total Produksi
1.520
TP
410
270 AP
Jumlah TK
0 3 4 8
MP
Dalam teori produksi dua factor produksi yaitu tenaga kerja dan modal diubah-ubah dan
dapat dipertukarkan penggunaannya atau sebalikanya dalam usaha mencapai tingkat
produksi yang ditentukan sebanyak 1.000 unit.
Modal
6 A
IQ3 4.000
3 B IQ2 = 3.000
2 C IQ1 = 2.000
D
1 IQ = 1.000
TK
0 1 2 3 6
Misalkan :
Upah tenaga kerja (L) adalah Rp 10.000,- dan biaya modal per unit Rp 20.000,-
Modal
0 TK
4 8 10 12 14
Penjelasan :
1. Titik A pada TC menunjukan dana sebesar Rp 80.000,- dpt digunakan
untuk memperoleh 2 unit modal dan 4 TK.
2. Beberapa garis biaya yaitu TC1, TC2, TC3 menunjukan biaya sama, apabila
jumlah uang yang tersedia adalah Rp 100.000 dan Rp 120.000 dan Rp 140.000,-
SKALA HASIL
Skala hasil (return to scale) adalah derajat sejauh mana output berubah akibat perubahan
tertentu dalam kuantitas semua input yang dipakai dalam produksi. Terdapat 3 (tiga) tipe
dalam skala hasil yaitu : tetap, meningkat, dan menurun. Jika kuantitas semua input yang
digunakan dalam produksi ditingkatkan secara proporsional, kita akan mendapatkan : Skala
hasil tetap (constant return ti scale), jika output meningkat dalam proporsi yang sama :
Skala hasil meningkat (increasing return to scale), jika output meningkat proporsi yang
Skala hasil meningkat muncul karena sejalan skala operasi yang semakin mingkat,
semakin besar pembagian dan spesialisasi tenaga kerja yang dapa tterjadi dan lebih
terspesialisasi sehingga produktivitas mesin dapat digunakan. Skala hasil menurun, di lain
pihak, timbul terutama karena dengan skala operasi operasi yang meningkat, makin sulit
memperoleh perusahaan yang efektif dan mengkoordinasikan ke berbagai operasi dan divisi
pada perusahaan tersebut. Dalam dunia nyata kekuatan untuk skala hasil yang meningkat
atau menurun sering beriperasi beriringan, di mana yang pertama biasanya terjadi pada
tingkat output yang lebih besar.
Sebagai contoh : bahwa dengan mengadakan 1L dan 1K, kita memperoleh 3Q. Dengan 2 L
dan 2K, diperoleh 18Q. Sehingga diperoleh skala hasil meningkat pada kisaran output ini.
Bagaimana juga, menggandakan jumlah tenaga kerja dan modal yang digunakan dari 3L
dan 3K menjadi 6L dan 6K hanya meningkatkan output dari 33 menjadi 39 unit, sehingga
kita memperoleh skala hasil menurun pada kisaran output yang lebih besar. Pada
kenyataannya sebagian besar industri tampaknya beroperasi di kisaran skala hasil
meningkat dimana kekuatan dari skala hasil meningkat / menurun lebih kurang seimbang.
Lebih jauh lagi, kebanyakan inovasi melibatkan penggunaan ide-ide secara komersil yang
mungkin telah ada bertahun-tahun. Sebagai contoh : Butuh waktu seperempat abad
sebelum perusahaan (terutama perusahaan Jepang) mampu menyempurnakan layer video
datar (ditemukan pada pertengahan tahun 1960-an oleh George Heilmeier dari RCA, dan
memperkenalnya secara komersil dalam bentuk PC Portabel.
Inovasi dapat dibahas dengan isokum. Suatu produk baru atau produk hasil pengembangan
membutuhkan peta Isokuan baru produk baru atau produk hasil pengembangan. Di pihak
lain, proses inoivasi dapat ditunjukan dengan pergeseran menuju titik origin Isokuan produk
menggambarkan bahwa masing-masing tingkat output dapat diproduksi dengan lebih sedikit
input setelah dibandingkan inovasi sebelumnya.
Jika perusahaan tidak agresif dan berkesinambungan mengembangkan produk atau proses
produksi, mereka pasti akan dikalahkan oleh perusahaan lain yang lebih inovatif. Inilah yang
diperlihatkan pada saat Xerox Corporation, penemu mesin foto kopy di tahun 1959,
kehilangan daya saingnya terhadap pesaing dari Jepang di tahun 1970-an sebelum
mengkaji kembali keunggulannya dan belajar kembali bagaimana caranya bersaing selama
tahun 1980-an.
Inovasi produk yang bisa juga gagal karena perencanaan yang buruk dan masalah produksi
yang tidak diharapkan. Hal ini terjadi sebagai contoh ketika (Weyerhauser (didorong oleh uji
pasar, yang menunjukan bahwa produknya lebih baik daripada pesaingnya dan dapat
diproduksi dengan biaya yang lebih murah) memperkenalkan popok bayi UltraShoft pada
tahun 1990 : proyek tersebut gagal dalam setahun karena masalah produksi.
Menurut model siklus produksi (product cycle model), perusahaan yang memperkenalkan
inovasi bagaimanapun juga secara berkala kehilangan pasar ekspornya dan bahkan pasar
domestiknya karena diambil oleh perusahaan Imitator asing yang bisa membayar upah lebih
murah dan secara umum mengeluarkan biaya lebih rendah. Sementara itu, secara teknologi
berbagai perusahaan unggulan memperkenalkan produk-produk dan teknologi yang jauh
lebih maju.
Sementara banyak perusahaan AS tetap menjadi pelopor di dunia dalam industri teknologi
tinggi (seperti Microsoft dalam peranti lunak. Intel dalam chip computer. Boeng dalam
pesawat terbang komersil, IBM dalam jaringan computer, Hewlett=Packard dalam printer