Anda di halaman 1dari 17

ARSITEKTUR PRODUK

DEFINISI ARSITEKTUR PRODUK


• Merupakan susunan elemen-elemen
fungsional dari suatu produk yang ditampilkan
dalam bentuk fisik (“chunks”) dan interaksi
antar “chunks” tersebut.

• Berupa skema, sketsa, diagram fungsi.

• Terdiri atas arsitektur modular dan integral.


Elemen-elemen Produk

• Elemen Fisik (Physical Element):


Bagian/komponen pada produk yang mampu
menjalankan fungsi-fungsi produk tsb.
• Elemen Fungsional (Functional Element):
Proses transformasi dan operasi masing-
masing bagian (individu) yang mampu
menentukan performansi produk secara
keseluruhan.
 Organisasi dari elemen fisik akan membentuk
“building block” utama yang disebut “chunks”.
• Arsitektur Modular: Implementasi tiap “chunks”
secara fisik pada satu atau serangkaian elemen
fungsional yang spesifik, disertai interaksi antar
“chunks” tsb.
• Arsitektur Integral: Implementasi elemen
fungsional menggunakan lebih dari satu “chunks”,
dimana:
- satu “chunks” mengimplementasikan banyak
elemen fungsional.
- Interaksi antar “chunks” sulit didefinisikan dan
dapat mengubah fungsi (modifikasi kadang
menyebabkan desain ulang seluruh produk).
Implikasi Arsitektur Produk
Keputusan tentang bagaimana membagi produk
menjadi “chunks-chunks” dan sejauh mana
modularity atau integrality arsitektur suatu
produk berkaitan dengan isu-isu:
- Product change
- Product variety
- Component standardization
-Product perfoemance
- Manufactuability
- Product Development Management
Tahap pembuatan Arsitektur Produk
• Membuat Skema Produk
• Mengelompokkan Elemen-elemen yang ada
pada skema
• Membuat lay out geometri awal
• Mengidentifikasi interaksi-interaksi
fundamental dan insidental
ILUSTRASI: SINTERSTATION 2000
• Fungsi Produk :
Alat untuk membuat prototipe suatu produk
secara langsung dari input file CAD

• Teknologi:
Proses fusi dengan sinar laser terhadap bahan
baku bubuk plastik (wax).

• Masalah:
Tim kesulitan Menetapkan arsitektur produk yang
dapat mengubah teknologi fusi menggunakan
laser menjadi suatu produk komersial yang
sukses.
Tahap I. Membuat Skema Produk
• Berupa diagram yang menggambarkan
pemahaman tim terhadap unsur-unsur pokok
dari elemen produk
• Jumlah ideal elemen pada skema : 30 elemen.
• Skema tidak harus unik/khusus.
Deskripsi Skema Produk
• Elemen berupa konsep fisik: Piston/cylinder
part.
• Elemen berupa konsep fungsional:
“mengirim bubuk plastik/wax”
• Beberapa elemen berhubungan dengan
komponen penting:
“laser dapat digunakan oleh tim”
Tahap II. Mengelompokkan Elemen
Pada Skema
• Yaitu menandai tiap elemen pada skema menjadi suatu “chunks” dengan tanda
kelompok. Misal: garis terputus-putus.
Alasan pengelompokan:
- Integrasi geometri dan presisi, yaitu pengelompokan elemen yang memiliki hubungan
secara fisik dan integrasi geometris pada “chunks” yang sama. Contoh: Komponen laser
dikelompokkam ke dalam satu “chunks”.
- Pembagian ruang berdasarkan kesamaan fungsi. Contoh: Pendingin laser dan control
atmosphere temperature berbagi refrigerator pada “chunk” yang sama.
- Kapabilitas vendor, yaitu pengelompokan berdasarkan kesamaan vendor. Contoh:
kelompok laser cooling, control atmosphere temp. dan provider atm. inert
dikelompokkan pada “chunk atmospheric control unit” karena didesain oleh satu
vendor.
- Pemusatan perubahan, yaitu pengelompokan elemen pada satu “chunks” berdasarkan
kemungkinan elemen tsb mengalami banyak perubahan pada masa yad. Contoh:
Control Cabinet chunk.
- Akomodasi Variasi, yaitu mengelompokkan elemen-elemen yang diperkirakan dapat
divariasi oleh perusahaan pada masa yad, sesuai keinginan pelanggan. Contoh:
“atmosphere control unit chunk”.
- Kemampuan standarisasi, yaitu pengelompokan elemen-elemen yang berguna bagi
produk lain menjadi satu chunk.
- Kemudahan pemindahan, yaitu pengelompokan elemen-elemen yang mudah
ditransmisi dari jarak jauh seperti sinyal digital. Contoh: elemen dengan interaksi
elektronik da interaksi dg fluida diletakkan berjauhan, tetapi elemen yang mengalami
interaksi dg fluida dan listrik diletakkan dalam satu chunk.
Tahap III. Membuat Lay Out Geometri
• Yaitu membuat bentuk 2 atau 3 dimensi dengan
mempertimbangkan feasibility ruang antar chunks.
• Lay out dibuat dalam beberapa versi, lalu dipilih yang
terbaik.
• Apabila ditemukan bahwa pengelompokan pada tahap
II secara geometris tidak layak, maka beberapa elemen
dapat dipindahkan ke chunk yang lain.
• Setelah dibuat lay out 3 dimensi, maka tim membuat
detail lay out berdasarkan posisi chunk yang telah
diperbaiki.
Tahap IV. Identifikasi Interaksi
Fundamental dan Insidental
• Interaksi Fundamental adalah interaksi yang direncanakan
dan tergambar oleh garis-garis penghubung antar elemen.
• Interaksi Insidental adalah interaksi yang tidak
direncanakan, yang timbul akibat desain susunan fisik
produk.
Contoh: Process chamber mungkin mentransfer panas ke
kaki meja laser, sehingga menyebabkan penyebaran panas,
yang pada akhirnya akan menurunkan kerja laser  Harus
diidentifikasi oleh tim sehingga kerugian terdeteksi.
• Dokumentasi interaksi antar chunk:
- Dengan interaction graph (jika interaksi < 10)
- Dengan interction matrix (jika interaksi > 10)

Anda mungkin juga menyukai