PENDAHULUAN
Tata Letak Pabrik, Tujuan Dan Prinsip Yang Mendasarinya
Tataletak (layout) atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang ada
adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam dunia industri. Kita tidak dapat
menghindarinya, sekalipun kita cuma sekedar mengatur peralatan atau mesin didalam
bangunan yang ada serta dalam ruang lingkup kecil serta sederhana. pertanyaan yang
timbul adalah apakah kita telah meletakkan atau mengtur semua fasilitas produksi tersebut
dengan sebaik-baiknya?
Tataletak adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Tataletak pabrik (plant
layout} atau tataletak fasilitas (facilities layout) dapat didefinisikan sebagai tata cara
pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi.
Pengaturan tersebut akan coba memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin
atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan material, penyimpanan
material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja dan
sebagainya. Dalam tataletak pabrik ada dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan
mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik (departement
layout). Bilamana kita menggunakan istilah tataletak pabrik seringkali hal ini akan kita
artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada (the existing
arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tataletak pabrik yang baru
sama sekali (the new plant layout).
Pada umumnya tataletak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan
efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun
kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan dan suatu desain produk yang bagus akan tidak
ada artinya akibat perencanan layout yang sembarangan saja. Karena aktivitas produksi
suatu industri secara normalnya harus berlangsung lama dengan tataletak yang tidak
berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang dibuat didalam perencanaan tataletak ini akan
menyebabkan kerugian-kerugian yang tidak kecil. Tujuan utama dalam design tataletak
pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut
elemen-elemen biaya sebagai berikut:
1. Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun fasilitas
produksi lainnya.
2. Biaya pemindahan bahan.
3. Biaya produksi, maintenance, safety, dan biaya penyimpanan produk setengah jadi.
Selain itu pengaturan tataletak pabrik yang optimal akan dapat pula memberikan
kemudahan didalam proses supervisi serta menghadapi rencana perluasan pabrik kelak
dikemudian hari.
Secara garis besar tujuan utama dari tataletak pabrik adalah mengatur area kerja dan
segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi aman, dan nyaman
sehingga akan dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Lebih spesifik
lagi suatu tataletak yang baik akan dapat memberikan keuntungan-keuntungan alam sistem
produksi, yaitu:
Mesin Mesin
Perata Drill
Dari diagram tersebut diatas dapatlah tata letak berdasarkan produk yang dibuat
(product lay out) atau seringkali disebut pula dengan flow/line layout didefinisikan
sebagai metode pengaturan dan penempatan semua fasilitas produksi yang diperlukan
kedalam satu departemen secara khusus. Dengan tataletak menurut tipe ini, suatu produk
akan dapat dikerjakan sampai selesai didalam departemen tersebut tanpa perlu dipindah-
pindahkan ke departemen yang lain. Disini bahan baku akan dipindahkan dari satu operasi
ke operasi berikutnya secara langsung sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
utama dari tataletak ini adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan [yang akhirnya
juga berkaitan dengan biaya] dan juga memudahkan pengawasan didalam aktivitas
produksinya.
Tataletak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material Tetap [Fixed Material Location Lay-
Out Atau Fixed Position Lay-Out]
Untuk tataletak pabrik yang berdasarkan proses tetap, material atau komponen
produk yang utama akan tinggal tetap pada posisi/lokasinya sedangkan fasilitas produksi
seperti tools, mesin, manusia serta komponen-komponen kecil lainnya akan bergerak
menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut. Pada proses perakitan maka
lay-out tipe ini sering dijumpai karena disini tools dan peraltan kerja lainnya akan cukup
mudah untuk diindahkan. Berikut skema diagram dari tataletak fasilitas produksi yang
disusun berdasarkan posisi material yang tetap:
Meskipun tataletak tipe ini seringkali dikaitkan dengan kegiatan produksi untuk
menghasilkan produk-produk dalam skala ukuran yang besar seperti perakitan pesawat
terbang, pembuatan kapal [ship building] dan sebagainya; tetapi pada dasarnya tidak
terbatas aplikasinya untuk kasus yang lain. Sebagai contoh, dalam perakitan komputer
sistem seringkali dijumpai bahwa materials, sub assemblies, atau komponen-komponen
Contoh mengenai tataletak berdasarkan proses ini banyak dijumpai baik dalam sektor
industri manufakturing maupun jasa. Rumah sakit, bank, universitas, dan lain-lain sektor
industri jasa umumnya akan mengatur segala fasilitas yang dijumpai berdasarkan
kelompok-kelompok fungsionalnya. Untuk hal yang sama dalam sektor industri
manufakturing beberapa bengkel permesinan yang menganut pola job-lot production
akan mengatur tataletak mesinnya berdasarkan kelompok-kelompok mesin yang meiliki
fungsi jenis seperti kelompok mesin bubut, kelompok mesin drill, kelompok kerja bangku,
dan lain-lain.
Dalam praktek sehari-hari sering dijumpai adanya pabrik yang mengatur dan
menempatkan mesin serta fasilitas produksi lainnya kedalam satu departemen dengan cara
mengkombinasikan kedua tipe lay-out product & process lay-out.
Untuk kombinasi lay-out ini maka mesin-mesin akan disusun dan diatur dalam
masing-masing departemen menurut tipe mesin yang serupa [sesuai dengan prinsip
pengaturan tataletak berdasarkan proses]; sedangkan pengaturan antara masing-masing
departemen satu terhadap lainnya akan didasarkan menurut urutan pengerjaan produk yang
akan dibuat [sesuai dengan prinsip pengaturan tataletak menurut aliran produk]. Kombinasi
Departemen Departemen
1 1
Mesin Bubut Shaper & Planner
Departemen Mesin Perata
1 2 2
Departemen
Departemen Departemen
2 Mesin Drill 3 2 Mesin 1 Profiling
Broaching
3 Departemen Perlakuan Panas
Departemen
Perakitan 4
Depatemen Mesin Gerinda 3
Tujuan Umum
Tujuan dari Praktikum Tataletak Fasilitas ini adalah untuk mengaplikasikan mata kuliah
Perencanaan Tataletak Fasilitas. Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan
praktikan mampu merencanakan dan menyusun sebuah pabrik dari mulai perencanaan
lokasi sampai pembuatan tataletak fasilitas pabrik secara keseluruhan dalam bentuk
Template.
Tujuan Khusus
1. Praktikan harus berpakaian rapi dan sopan serta bertingkah laku sebagai mahasiswa
yang berbudi pekerti baik.
2. Praktikan diharapkan hadir 5 [lima] menit sebelum praktikum dimulai, dan toleransi
keterlambatan yang diizinkan adalah 15 [lima belas] menit setelah mendapat
persetujuan asisten praktikum.
3. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum sesuai jadwal, harus melapor terlebih
dahulu kepada asisten praktikum.
4. Praktikan harus menjaga keamanan dan keteriban selama di dalam ruangan
laboratorium.
5. Selama mengikuti kegiatan praktikum tidak diperkenankan keluar ruangan
laboratorium tanpa seizin asisten praktikum.
6. Sebelum praktikum dimulai setiap praktikan harus menyerahkan tugas-tugas yang telah
diberikan.
7. Keterlambatan menyerahkan tugas nilainya dikurangi 10% per hari dari nilai tugas
yang sebenarnya.
8. Laporan Pendahuluan dikumpulkan pada saat masuk praktikum.
9. Jurnal harian dikumpulkan 2x24 jam, sedangkan
10. Laporan Mingguan merupakan hard copy dari jurnal tangan tiap modul yang telah
diketik rapih dan dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum.
w O-N M
Bagian dari
Produk utama
w I-N M
[Mt]
Keterangan:
W = waktu yang dibutuhkan untuk suatu operasi atau pemeriksaan, biasanya dalam
menit
O-N = nomor urut untuk kegiatan operasi tersebut
I-N = nomor urut untuk kegiatan pemeriksaan tersebut
M = menunjukkan mesin atau tempat dimana kegiatan tersebut dilaksanakan
Routing Sheet
Pada analisis proses ini kita menentukan langkah-langkah yang perlu diambil dalam
suatu operasi manufaktur dari sebuah benda kerja. Langkah-langkah operasi ini secara
spesifik diatur dalam proses “routing”. Proses routing ini akan menyimpulkan langkah-
langkah operasi yang diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi produk yang
dikehendaki, dimana untuk itu beberapa informasi harus menyertai didalam langkah ini,
yaitu sebagai berikut:
1. Nama dan nomor komponen yang akan dibuat
2. Nomor dari gambar kerja dari komponen tersebut
3. Macam operasi kerja dan nomor operasinya
4. Mesin dan/atau peralatan produksi yang dipakai
5. Waktu standar yang ditetapkan untuk masing-masing operasi kerja
Mesin, perkakas, peralatan pembantu seperti jigs & fixture, dan lain-lain yang harus
dicantumkan secara spesifik didalam proses routing ini karena pada akhirnya perencanaan
tataletak pabrik akan ditunjukkan untuk mengatur semua fasilitas produksi ini. Waktu
operasi dimana juga perlu dicantumkan dalam proses routing akan sangat membantu
didalam penentuan dan peralatan produksi lainnya yang dibutuhkan. Penetapan jumlah
mesin yang dibutuhkan akan menentukan jumlah stasiun kerja tersebut. Hal ini sebenarnya
bukan saja akan menentukan luas area stasiun kerja tersebut, akan tetapi informasi
mengenai waktu standar operasi akan pula berguna didalam menganalisis keseimbangan
lintas kerja [line balancing], model antrian [queing model] dalam optimalisasi sistem
hubungan antara manusia-mesin, dan juga untuk model-model programa linear.
Multi Product Process Chart [MPPC] adalah suatu diagram yang menunjukkan
urutan-urutan proses untuk masing-masing komponen yang akan diproduksi. Informasi
yang didapat dari diagram ini adalah jumlah mesin aktual. Penyusunan MPPC ini
didasarkan kepada OPC dan routing sheet, selanjutnya dimuat pula mengenai gudang dan
penyimpanan bahan dan barang. Gudang terbagi atas:
Receiving : gudang bahan baku
Shipping : gudang barang jadi
Kom p
Kom p. 1 Kom p. 2 Kom p. 3 Assem bl y JM T JM A
Peral atan
Recei vi ng
M esi n Gunti ng
M esi n Potong
M esi n Serut
M ej a Kerj a
M ej a Assem bl i ng
Shi ppi ng
Sedangkan data yang diperlukan untuk menyusun luas lantai model rak adalah:
Nomor komponen
Nama komponen
Jumlah komponen per assembling
Tipe material
Ukuran kemasan [kardus, kaleng]
Unit yang tersedia [kapasitas dari satu kemasan material/isi]
Produksi per jam
Efisiensi bahan
Ruang ganti pakaian dan kamar mandi untuk pabrik kecil biasanya berada pada
lokasi yang sama, sedangkan pada pabrik besar fasilitas ini perlu dipisahkan agar mudah
dicapai oleh pegawai yang datang atau meninggalkan pabrik. Seringkali ruang ganti
pakaian dekat pintu masuk pegawai, dengan tempat absensi pegawai yang ditempatkan
sepanjang jalur antara pintu masuk dan ruang ganti pakaian tetapi tidak terlalu dekat
sehingga tidak menimbulkan masalah lalu lintas.
OMH = J x F x C
Dimana :
OMH = Ongkos Material Handling
J = Jarak
F = Frekuensi
C = Cost
Perhitungan ongkos material handling [OMH] yang dihitung dalam praktikum ini
adalah ongkos yang terjadi dalam pabrik saja. Sedangkan OMH dari sumber ke pabrik atau
dari pabrik [barang jadi] ke pasar tidak diperhitungkan.
Data yang dibutuhkan untuk menghitung OMH adalah jarak, frekuensi, dan cost.
Receiving Mesin
[R] A
Mesin Mesin
C B
Kalau ada dua pilihan, maka diambil jarak yang paling dekat.
FREKUENSI
Frekuensi disini adalah jumlah rit dalam pengangkutan. Jumlah frekuensi ini dipengaruhi
oleh alat angkut yang dipakai dan kapasitas dari alat angkut tersebut.
Contoh :
Bahan yang harus diangkut dari receiving ke mesin A adalah 1500 Kg. Alat angkut yang
tersedia dan kapasitas alat angkut yang ada adalah sebagai berikut:
Contoh, diketahui berat bahan sebesar 1.500 kg, jika menggunakan roda dorong, maka
jumlah frekuensinya adalah 1.500 200 = 8 kali, jika menggunakan lift truck 1.500 800
= 2 kali, jika menggunakan walky pallet 1.500 1300 = 1 kali, atau bisa dicampur
sebagian dengan roda dorong. Penggunaan alat angkut tergantung pada ongkos dan
kemudahan pengangkutan.
ONGKOS
Ongkos adalah biaya yang harus dikeluarkan dalam pemindahan bahan. Satuannya adalah
meter/gerakan. Besarnya ongkos tergantung pada peralatan yang digunakan.
Untuk mengisi kolom dari-ke adalah dengan menelusuri OPC sejak proses yang paling
awal. Contohnya dari receiving menuju ke meja ukur, mesin gergaji, dan seterusnya
sesuai dengan langkah-langkah dengan proses yang terjadi.
Kolom ke yang merupakan daerah tujuan dari kolom [1]
Nama komponen [3], potongan per material [4], produksi per jam [5], material per jam
[6], dan material per periode [7], datanya bisa dilihat dari routing sheet atau dari
perhitungan luas lantai sebelumnya.
Berat per bentuk [8] adalah berat satu unit material, datanya bisa diambil dari
karakteristik material.
Total berat [9], adalah material per periode [7] dikalikan dengan berat per bentuk [10].
Alat angkut [10] adalah alat yang cocok digunakan untuk mengangkut total bahan atau
barang tersebut, datanya dapat dilihat dari bank data.
Cost [11] adalah ongkos angkut per meter gerakan yang disesuaikan dengan alat yang
digunakan dalam pengangkutan.
Jarak [12], adalah jarak yang ditempuh dari satu tempat [mesin] ke tempat [mesin] lain.
Ongkos material handling [13] adalah jarak x cost x frekuensi.
Inflow-Outflow
Inflow adalah koefisien ongkos yang masuk ke suatu area dari suatu atau beberapa
area lain. Sedangkan outflow adalah koefesien ongkos yang keluar dari suatu area ke area
lain. Data yang digunakan dalam perhitungan inflow - outflow adalah data hasil
perhitungan dari OMH dan FTC.
Definisi Inflow-outflow
Inflow, untuk mencari koefisien ongkos yang masuk ke suatu area [M] dari beberapa area
lain [P,Q,R,S].
Outflow, untuk mencari koefisien ongkos yang keluar dari suatu area [M] ke beberapa area
lain [P,Q,R,S].
Referensi perhitungan Inflow-Outflow yaitu dari OMH dan FTC, yaitu ongkos yang
dibutuhkan untuk material handling dari mesin [M] ke mesin lainnya [P,Q,R,S] dan
sebaliknya.
Pengisiannya berdasarkan kepada from to chart. Jumlah kolom yang terisi pada
outflow harus sama dengan jumlah kolom yang terisi pada from to chart.
Contoh untuk mengisi kolom dari receiving [1] ke mesin las [2]:
Outflow X ij
C ij Yj
dimana:
i = baris
j = kolom
Cij = harga koefesien ongkos pada baris ke-i, kolom ke-j.
Inflow X ij
C ij Xj
Tabel 7-4. Contoh Tabel Skala Prioritas
Catatan:
Jumlah prioritas ditentukan oleh banyaknya kolom yang terisi pada FTC atau Outflow-
Inflow. Skala prioritas disusun berdasarkan pada tabel outflow.
UKURAN JARAK
Beberapa macam pengukuran jarak yang digunakan dalam praktek sehari-hari adalah
sebagai berikut :
1. Eucledian
2. Squre Eucledian
3. Rectilinier
4. Tchebychev
5. Aisle distance
Material O 6 O
6 O 6 I
3. Ruang Penyimpanan Derajat hubungan
Alat & Perkakas A 6 A U [atas]
4. Ruang 1,2,8 A 6 U U
Maintenance A 6 U U O
4 E O Alasan penetapan
6. Ruang
derajat hubungan
Ganti Pakaian I 4 E 4,5
[bawah]
4 X 1,4
7. Kantin
O 9
8. Kantor 6
Administrasi
Gambar 9-1. Contoh Peta Hubungan Aktivitas dalam Sebuah Industri Manufaktur
DERAJAT
[NILAI] DESKRIPSI KODE WARNA
KEDEKATAN
A Mutlak perlu didekatkan Merah
E Sangat penting untuk didekatkan Oranye
I Penting untuk didekatkan Hijau
O Cukup/Biasa Biru
U Tidak Penting -
X Tidak dikehendaki berdekatan Coklat
ARC sangat berguna untuk perencanaan dan analisis hubungan aktivitas antar
masing-masing departemen. Sebagai hasilnya maka data yang didapat selanjutnya akan
dimanfaatkan untuk penentuan letak masing-masing departemen tersebut, yaitu lewat apa
yang disebut dengan ARC. Pada dasarnya diagram ini menjelaskan mengenai hubungan
pola aliran bahan dan lokasi dari masing-masing departemenpenunjang terhadap
departemen produksinya. Untuk membuat ARC ini, maka terlebih dahulu data yang
diperoleh dari ARC dimasukkan ke dalam lembaran kerja [worksheet] seperti terlihat pada
Tabel 9-3 dibawah ini.
Dengan data yang disusun secara lebih sistematik dalam worksheet ini, suatu ARC
akan lebih mudah dibuat. Cara yang dapat dipergunakan untuk membuat diagram [yang
selanjutnya akan dipakai sebagai landasan untuk perencanaan tataletak departemen-
departemen yang ada], yaitu dengan membuat Activity Template Block Diagram [ATBD]
Pada ATBD, data yang telah dikelompokkan dalam worksheet kemudian dimasukkan
kedalam suatu activity template. Tiap-tiap template akan menjelaskan mengenai
departemen yang bersangkutan dan hubungannya dengan aktivitas departemen-departemen
yang lain. Template idsini hanya bersifat memberikan penjelasan mengenai hubungan
aktivitas antara departemen yang satu dengan departemen yang lain; untuk itu skala luasan
dari masing-masing departemen tidak perlu diperhatikan benar.
Pada dasarnya disini semua kode yang tercantum dalam worksheet dimasukkan
dalam ATBD kecuali kode huruf U [Unimportant], karena dianggap tidak memberikan
pengaruh apa-apa dari antar departemen. Seperti halnya dalam worksheet, maka disini
kode angka yang menjelaskan mengenai alasan pemilihan derajat hubungan antara
departemen tidak dimasukkan kedalam diagram ini. Langkah selanjutnya adalah
A- 2 E- A - 4,5 E- A - 4,5 E-
1. 2. 3.
Penerimaan & Penyimpanan Penyimpanan
Pengiriman Material Alat & Perkakas
O - 3,4,8 O - 3,4,8 O - 1,2
I- 5 X- I- X- I- X-
4. 5. 6.
Maintenance Produksi Ganti Pakaian
O - 1,2,8 O- O-
I- X- I- 1 X- I- 7 X- 8
A- E- 5 A- E- 5
8.
7.
Kantor
Kantin
Administrasi
O-8 O - 1,2,4,7
I- 6 X- I- 6 X- 6
Luas Karakter
Total Ruangan Ukuran
Jumlah Karakter Lantai Total Denah pada
Nama Fasilitas Ruangan Ruangan +Allow + Allow Penempatan Skala
P L P L P L P L
[m] [m] [m2] [m] [m] [m] [m]
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
1. Pabrikasi
2. Gudang
3. Kantor
4. Maintenance
5. Produksi
6. Pabrik
KARAKTERISTIK MATERIAL
Ukuran
Berat Berat
Nama Komponen/ Diterima Ukuran Dipakai
Nama Material Perbentuk Perbentuk
Komponen Asembling PXL XT P X L X T (Cm)
Kg Kg
(Cm)
Kayu Press Pintu 5 300 x 100 x 1.5 40 44 x 25.5 x 1.5 2
Alas Lemari 6 300 x 100 x 1.5 40 44 x 40 x 1.5 3
Samping 2 300 x 100 x 1.5 40 147 x 44 x 1.5 10
Penghubung 2 300 x 100 x 1.5 40 8 x 44 x 1.5 1
Triplek 0.1 Cm Tutup 1 300 x 100 x 0.1 4 150 x 50 x 0.1 2
Belakang
Aple J M, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi Ketiga, ITB, Bandung, 1990
Sutalaksana I Z, Anggawisastra R, Tjakraatmadja J H, Teknik Tata Cara Kerja, ITB,
Bandung, 1979
Wignjosoebroto S, Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi Ketiga, Guna Widya,
Surabaya, Indonesia, 2000
LAB.SISTEM MANUFAKTUR
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS SANGGA BUANA – YPKP
Buatlah peta proses operasi (OPC) untuk satu produk yang akan kalian pilih, seperti :
1. Kursi Kuliah
2. Meja Komputer,
3. Meja kantor,dll.
Setelah itu lengkapi OPC tersebut dengan informasi seperti persen scap yang akan
ditimbulkan oleh tiap proses, penomoran operasi, nama mesin, nama alat, dan informasi
lainnya harus terlihat jelas dan lengkap didalam OPC.
1. ROUTING SHEET
Keterangan :
Kolom [1] - [3] : lihat OPC
Kolom [4] : kapasitas mesin teoritis (KMT) adalah kemampuan setiap mesin per-jam dalam
melakukan suatu operasi tertentu secara teoritis, dimana mesin bekerja dengan
kapasitas penuh tanpa delay.
Kolom [5] : Kapasitas Mesin Aktual (KMA) adalah kapasitas mesin teoritis yang telah
disesuaikan dengan besarnya efesiensi mesin (dengan mempertimbangkan
delay pada mesin)
Kolom [6] : % scrap adalah besarnya persentase jumlah buangan bahan baku (lihat OPC)
Kolom [7] : Jumlah yang diharapkan (JH) adalah data jumlah bahan tanpa cacat yang di
harapkan tersedia per-jam ( lihat JIP (jadwal induk produksi laporan Praktikum
P3 )
Kolom [8] : Jumlah yang harus disiapkan (JS) adalah jumlah bahan yang harus tersedia
dengan mempertimbangkan persen scrap sebelum melakukan operasi tertentu.
𝐉𝐇 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐦 [𝟕]
𝐉𝐒 = atau 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐦 [𝟖] =
(𝟏 − % 𝐒𝐜𝐫𝐚𝐩) (𝟏 − 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐦 [𝟔])
Kolom [9] : Jumlah Mesin Teoritis ( JMT ) adalah jumlah mesin secara teoritis untuk setiap
operasi.
𝐉𝐒 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐦 [𝟖]
𝐉𝐌𝐓 = atau 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐦 [𝟗] =
𝐊𝐌𝐀 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐦 [𝟓]
Untuk menghitung JMA yang harus diperhatikan adalah tipe layout yang digunakan. Jika layout
yang digunakan adalah layout by product, maka untuk perhitungan JMA adalah dengan cara
membulatkan masing-masing mesin yang telah dihitung dalam JMT, lalu dijumlahkan. Sedangkan
jika layout by process, maka jumlah masing-masing mesin secara teoritis dijumlahkan seluruhnya
baru dibulatkan.
able MPPC
Komponen JMA
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JMT
Peralatan Proses Produk
1 Receiving
0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69
2 M.Ukur 6.90 7 6
2.75
5 Mesin Tap 2.75 3 2
11 Meja Rakit
12 Palu
60 57
13 Shipping
Keterangan :
No 1 – 10 : komponen-komponen produk ( OPC )
Lingkaran merah : nilai diperoleh dari kolom JMT ( Routing sheet )
Luas lantai atau ruangan diperlukan untuk menghitung kebutuhan area yang diperlukan. Luas
lantai secara garis besarnya dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:
1. Luas lantai produksi
2. Luas lantai perkantoran
3. Luas lantai fasilitas penunjang
LUAS LANTAI
1. Daftar Karakteristik Komponen
a. Daftar Karakteristik Komponen Utama
Tabel Karakteristik Komponen Utama
No Nama Komp Ukuran Diterima (Cm) Ukuran Dipakai (Cm) Berat Harga
Type/Jenis
Komp Komponen Ass P l t p l t (Kg) (Rp )
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
B1 Dudukan 1 Besi Persegi 130,05 70 4,5 130 70 4 9 70.000
Keterangan :
(1) : kode untuk tiap komponen utama produk
Keterangan :
Keterangan :
(1) – (10) : lihat kolom (1) – (10) pada tabel komponen utama (18) : kebutuhan level
kolom (5) kolom (6) kolom (7)
(11) : PM = + + (19)-(20) : dimensi panjang dan lebar rak dalam satuan meter
Kolom (8) kolom (9) kolom (10)
(21) : luas kebutuhan tempat ;
(12) : lihat routing sheet kolom [8] (JS) – pembulatan ke atas
kolom (12)
∑ kolom (18)
(13) : MJ = 𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐚𝐫𝐞𝐚 = [∑ kolom (17) + ] x (kolom 19 x kolom 20)
Kolom (11) 4
(14) : Mm = kolom (13) x 8 jam x 6 hari (22) : Allow area = kolom [21] x 150 %
(15) : kapasitas box atau pallet (alat bantu penyimpanan) (23) : luas lantai = kolom [21] + kolom [22]
Luas box = pj = 100cm (disesuaikan dengan pj komponen
yang diterima); L = 60 cm; T =60cm
Pj box L box T box
𝐊𝐚𝐩. 𝐛𝐨𝐱 = + +
Kolom (5) kolom (6) kolom (7)
Pallet = pj =150cm (sesuaikan dengan pj komponen yang
diterima); L = 60cm; Tinggi max 60 cm
Pj box L box T box
𝐊𝐚𝐩. 𝐩𝐚𝐥𝐥𝐞𝐭 = + +
Kolom (5) kolom (6) kolom (7)
kolom (14)
(16) : 𝐊𝐞𝐛. 𝐛𝐨𝐤/𝐩𝐚𝐥𝐥𝐞𝐭 =
Kolom (15)
(17) : kebutuhan rak/lemari penyimpanan
1 rak terdiri dari 4 level
ukuran rak = pj = 200cm ; L= 60cm ; T = 70cm
Pj rak L rak 4 x T rak
𝐊𝐚𝐩. 𝐫𝐚𝐤 = + +
Pj box/pallet L box/pallet T box/pallet
kolom (16)
𝐊𝐞𝐛. 𝐫𝐚𝐤 =
Kap.rak
Ukuran Kemasan
Kebutuhan Tempat Luas Allow Luas
No Nama Komp (Cm) Isi Kemasan/ Kemasan/ Kap Keb.
Type/Jenis Prod/Jam Area 150% Lantai
Komp Komponen Ass Kemasan Jam Minggu Box Box P L
P L T Rak Level (𝒎𝟐 ) (𝒎𝟐 ) (𝒎𝟐 )
(𝒎𝟐 ) (𝒎𝟐 )
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
R1 Ring 5 Baja 100 50 4 100 160 2 56 16 3
1 1 1 0,5 0,5 0,75 1,3
Br Bearing 5 Baja 100 50 4 100 160 2 56 92 1
Keterangan :
(1) – (8) : lihat kolom (1) – (10) pada tabel komponen pendukung Pj rak L rak 4 x T rak
𝐊𝐚𝐩. 𝐫𝐚𝐤 = box + box + box
Pj L T
pallet pallet pallet
(9) : lihat routing sheet kolom [8] (JS) – pembulatan ke atas
kolom (16)
kolom (9) 𝐊𝐞𝐛. 𝐫𝐚𝐤 =
(10) : KJ = Kap.rak
Kolom (8)
(18) : kebutuhan level
(11) : Mm = kolom (10) x 8 jam x 6 hari
(19)-(20) : dimensi panjang dan lebar rak dalam satuan meter
(15) : kapasitas box atau pallet (alat bantu penyimpanan)
(21) : luas kebutuhan tempat ;
Luas box = pj = 100cm (disesuaikan dengan pj komponen
∑ kolom (18)
yang diterima); L = 60 cm; T =60cm 𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐚𝐫𝐞𝐚 = [∑ kolom (17) + ] x (kolom 19 x kolom 20)
4
Pj box L box T box
𝐊𝐚𝐩. 𝐛𝐨𝐱 = + +
Kolom (5) kolom (6) kolom (7) (22) : Allow area = kolom [21] x 150 %
Pallet = pj =150cm (sesuaikan dengan pj komponen yang (23) : luas lantai = kolom [21] + kolom [22]
diterima); L = 60cm; Tinggi max 60 cm Asumsi:
Pj box L box T box
𝐊𝐚𝐩. 𝐩𝐚𝐥𝐥𝐞𝐭 = + + Tinggi Maks= 200 cm (4 Level)
Kolom (5) kolom (6) kolom (7)
kolom (14) 1 Rak = 4 Level
(16) : 𝐊𝐞𝐛. 𝐛𝐨𝐤/𝐩𝐚𝐥𝐥𝐞𝐭 =
Kolom (15)
L 1 Level Rak = 50 cm
(17) : kebutuhan rak/lemari penyimpanan T 1 Revel Rak = 50 CM
1 rak terdiri dari 4 level P = 200 cm L = 80 cm T = 50 cm ; Untuk Komponen 4 dan 10 P = 360 cm ; L = 80
ukuran rak = pj = 200cm ; L= 60cm ; T = 70cm cm; T = 50 cm
Total
Keterangan :
(1) : kode produk (18) : kebutuhan rak/lemari penyimpanan
(2) : Isi dengan dus isi (dus yang telah berisikan produk) dan dus 1 rak terdiri dari 4 level
kosong
ukuran rak = pj = 200cm ; L= 60cm ; T = 70cm
(3) – (5) : dimensi ukuran produk jadi
Pj rak L rak 4 x T rak
(6) – (8) : dimensi ukuran kemasan dus isi dan dus kosong 𝐊𝐚𝐩. 𝐫𝐚𝐤 = box + box + box
Pjpallet Lpallet Tpallet
(9) : isi kemasan dalam dus
(10) : lihat routing sheet kolom [8] (JS) untuk produk kolom (11)
𝐊𝐞𝐛. 𝐫𝐚𝐤 =
(11) : Produksi per periode = kolom (10) x 8 jam x 6 hari Kap.rak
(12) – (17) : kapasitas box atau pallet (alat bantu penyimpanan) (19) : dimensi panjang dan lebar rak dalam satuan meter
Luas box = pj = 100cm (disesuaikan dengan pj (20) : Total luas lantai kolom [18] x kolom [191
komponen yang diterima); L = 60 cm; T =60cm (21) : Allow area = kolom [20] x 100 %
(22) : luas lantai = kolom [20] + kolom [21]
Pj box L box T box
𝐊𝐚𝐩. 𝐛𝐨𝐱 =
Kolom (5)
+ kolom (6) + kolom (7) Asumsi:
Tinggi Maks= 200 cm (4 Level)
Pallet = pj =150cm (sesuaikan dengan pj komponen
1 Rak = 4 Level
yang diterima); L = 60cm; Tinggi max 60 cm
L 1 Level Rak = 50 cm
Pj box L box T box
𝐊𝐚𝐩. 𝐩𝐚𝐥𝐥𝐞𝐭 =
Kolom (5)
+ kolom (6) + kolom (7) T 1 Revel Rak = 50 CM
P = 200 cm L = 80 cm T = 50 cm ; Untuk Komponen 4 dan 10 P = 360 cm ; L = 80
kolom (11)
𝐊𝐞𝐛. 𝐛𝐨𝐱/𝐩𝐚𝐥𝐥𝐞𝐭 = cm; T = 50 cm
Kap.box/pallet
Ukuran Luas
Luas Allow. Luas + Jumlah
No Nama Ruangan (m) Lantai
(m2) Allow. Ruangan
P L 50% (m2)
1 Dewan Komisaris
2 Direktur Utama
3 Sekretaris
Manajer
4
Operasional
.
.
n
∑ - -
Ukuran Luas
N Luas Allow Luas + Juml.
Nama Ruangan (m) Lantai
o (m2) Allow Ruangan
P L 50% (m2)
1 Balai Pengobatan
2 Kantin & Dapur
3 Loker
4 Masjid
5 Ruang Cleaning service
6 Ruang Ganti
7 Toilet Pria
8 Toilet Wanita
9 Ruang Serbaguna
∑
Tabel Maintenance
1 Oli Pelumas 3 2 6 3 9 1 9
∑ 1 9
Luas
No Nama Ruangan
Lantai (m2)
1 Luas Lantai Storage
2 Luas Lantai Produksi
3 Luas Lantai Warehousing
4 Luas Lantai Pelayanan Pabrik
5 Luas Lantai Pelayanan Pabrik
6 Luas Lantai Pelayanan Produksi
7 Luas Lantai Personil Kantor
8 Luas Lantai Pelayanan Personil Kantor
9 Luas Lantai Maintance
Total
Pengumpulan Data
Informasi yang diperlukan dalam perhitungan OMH adalah :
- Berat beban benda
- Ukuran tiap departemen
- Ukuran tiap mesin
- Alat angkut yang digunakan
- Jarak pengangkutan
- Frekuensi pegiriman / kedatangan barang
Pengolahan Data
Beberapa asumsi dalam perhitungan OMH adalah
1. Perhitungan jarak di asumsikan bahwa semua peralatan/departemen :
- Letaknya saling berdampingan/berdekatan
- Mempunyai titik pusat
- Berbentuk bujursangkar
2. Perhitungan luas lantai :
- Luas lantai receiving adalah 30% dari luas lantai Storage
- Luas lantai Shipping adalah 40 % dari luas lantai warehousing
(1) –(2) : Lihat aliran produk di OPC. Kolom ini merupakan tempat penyimpanan
atau stasiun kerja tempat terjadinya proses produksi
(3) : Nama komponen yang mengalami perpindahan dari kolom [1] ke kolom [2]
(4)–(6) : Dapat dilihat dari :
Tabel storage komponen utama = kolom [11] –[13]
Tabel storage komponen pendukung = kolom [8] –[10]
(7) : Berat bentuk diambil dari tabel karakteristik komponen kolom [11]
(8) : Total berat = kolom [6] x kolom [7]
(9) : Alat angkut yng digunakan =
Rece
3857280 3857280
iving
Storage 2625600
.
.
.
.
Jangka
53602560 53602560
Sorong
Ware
38413440 38413440
housing
Shipping 0
Keterangan :
Data nilai di peroleh dari OMH
Tabel OUTFLOW
Receiving
Storage
.
.
.
.
Palu
Meja Rakit
Jangka
Sorong
Ware
housing
Shipping
Total
Keterangan :
Outflow X ij
Rumus Outflow =
C ij Xj
dimana:
i = baris
j = kolom
Cij = harga koefesien ongkos pada baris ke-i, kolom ke-j (OMH)
Receiving 1
Storage
.
.
.
.
Palu 1
Meja Rakit 1
Jangka
1
Sorong
Ware
1
housing
Shipping
Total 1 1 1 1 1 1 1
Keterangan :
Inflow X ij
Rumus Inflow =
C ij Yj
Cara Pengerjaan :
Tabel FTC
Ke
1 2 3 … Yi Total
Dari
1 X1
2 X2
3 X3
… ..
Xi Xi
Total Y1 Y2 Y3 .. Yj
3. SKALA PRIORITAS
Tabel Skala Perioritas
Kode PRIORITAS
Nama Mesin
Mesin
1 2 3 4
Receiving 1 2 - - -
Storage 2 3 - - -
Mesin Las 3 4 5 2 -
Mesin Potong 4 1 2 3 4
Shipping 5 2 4 - -
4. ARD
Contoh ARD :
2 2 3 4,7,8
1 2 3 4
7 8 9 5
Penitik Mesin Bor Kikir Mesin Bubut
MC1 MC4 MC6 MC7
10 8 11 12
6 10 11 12
Mesin Tap Mesin Bending Palu Meja Rakit
MC3 MC5 MP MJ2
15 14 13
Ongkos materiakl handling dilakukan untuk metode pengukuran jarak yang digunakan.
Pada modul 5 terdapat pengukur jarak yang digunakan adalah metode linier atau garis
lurus maka pada modul 8 ini, metode pengukuran jarak yang digunakan adalah metode
aisle distance.
Ukuran jarak aisle sangat berbeda dengan ukuran jarak seperti metode suclidean, linier,
dll. Aisle distance akan mengukur jarak sepanjang lintasan yang dilalui alat pengangkut
pemindah bahan. Dari gambar (a) ukuran jarak aisle antara departemen K dan M
merupakan jumlah dari a, b dan d. Sedang gambar (b) jarak aisle departemen 1 dengan
departemen 3 merupakan jumlah dari a, c, f dan h. Aisle distance pertama kali
diaplikasikan pada masalah tata letak dari proses manufaktur. Berdasarkan gambar (a),
untuk mengetahui jarak dari Dept.K ke Dept. M adalah a + b + d.
a Dept K
Dept 1 Dept 2 Dept 3
c Dept L a d h
b
c f
b e g
d Dept M
Dept 4 Dept 5 Dept 6
(a) (b)
Diagram ARC
Material O 6 O
6 O 6 I
3. Ruang Penyimpanan Derajat hubungan
Alat & Perkakas A 6 A U [atas]
4. Ruang 1,2,8 A 6 U U
Maintenance A 6 U U O
4 E O Alasan penetapan
6. Ruang
derajat hubungan
Ganti Pakaian I 4 E 4,5
[bawah]
4 X 1,4
7. Kantin
O 9
8. Kantor 6
Administrasi
DERAJAT
[NILAI] DESKRIPSI KODE WARNA
KEDEKATAN
A Mutlak perlu didekatkan Merah
E Sangat penting untuk didekatkan Oranye
I Penting untuk didekatkan Hijau
O Cukup/Biasa Biru
U Tidak Penting -
X Tidak dikehendaki berdekatan Coklat
2. Work Sheet
Tabel Lembaran Kerja [Work Sheet] Pembuatan ARD
Derajat Kedekatan
NO. NAMA DEPARTEMEN
A E I O U X
7 Kantin - 5 6 7 1,2,3,4 -
Pada proses ini akan terjadi beberapa alternatif tetapi kesimpulannya adalah ambil yang
terbaik, yaitu yang keeratan hubungannya paling dekat. Untuk pembuatan ATBD ukuran setiap
kotak masing-masing adalah 3 x 3 cm, dengan menggunakan kertaas warna sebagai berikut:
Produksi dengan warna biru
Fasilitas penunjang produksi dengan warna kuning
Fasilitas penunjang pabrik dengan warna ungu
Fasilitas ruangan kantor dengan warna oranye
A- 2 E- A - 4,5 E- A - 4,5 E-
1. 2. 3.
Penerimaan & Penyimpanan Penyimpanan
Pengiriman Material Alat & Perkakas
O - 3,4,8 O - 3,4,8 O - 1,2
I- 5 X- I- X- I- X-
4. 5. 6.
Maintenance Produksi Ganti Pakaian
O - 1,2,8 O- O-
I- X- I- 1 X- I- 7 X- 8
A- E- 5 A- E- 5
8.
7.
Kantor
Kantin
Administrasi
O-8 O - 1,2,4,7
I- 6 X- I- 6 X- 6
Keterangan :
Kolom 1 =nama fasilitas yang diambil dari Kolom 6 = {[allowance 100] x kol 3} x kol 8
pembuatan ARC
Kolom 2 = jumlah ruangan/mesin yang didapat dari Kolom 7 = {[allowance 100] x kol 4} x kol 9
perhitungan luas lantai
Kolom 3 & 4 = karakteristik ukuran ruangan/mesin Kolom 8&9 = denah penempatan yang diinginkan
Kolom 5 = luas total dari luas lantai yang dihitung Kolom 10 = kol 6 200cm [dijadikan meter]
Kolom 11 = kol 7 200cm [dijadikan meter]
Luas Karakter
Denah Ukuran
Karakter Total Ruangan
Penempat pada
Jumlah Ruangan Lantai Total
Nama Fasilitas an Skala
Ruangan +Allow + Allow
P L P L P L P L
[m] [m] [m2] [m] [m] [m] [m]
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]
1. Pabrikasi
2. Gudang
3. Kantor
4. Maintenance
5. Produksi
6. Pabrik
Keterangan :