Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN AKHIR ASPEK KHUSUS

EVALUASI PENERAPAN SISTEM PERENCANAAN


PRODUKSI DI PT TIRTA INVESTAMA PLANT
CITEUREUP BOGOR

GRACIA BENEDICTA SIMANJUNTAK

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI

1. Saya menyatakan bahwa laporan akhir berjudul Evaluasi Penerapan Sitem


Perencanaan Produksi di PT Tirta Investama Plant Citeureup Bogor adalah
hasil karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan pembimbing lapangan
serta belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.
2. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka dibagian akhir laporan akhir ini.
3. Saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian
Bogor.

Bogor, September 2019

Gracia Benedicta Simanjuntak


NIM J3K216188
RINGKASAN

GRACIA BENEDICTA SIMANJUNTAK, Evaluasi Penerapan Sistem


Perencanaan Produksi di PT Tirta Investama Plant Citeureup Bogor. Dibimbing
oleh AHMAD SYAMSUL HUDA.
PT Tirta Investama Plant Citeureup Bogor (TIV) merupakan perusahaan yang
memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK). PT Tirta Investama Plant
Citeurep memproduksi berbagai air minum dalam kemasan seperti Aqua cup
220 ml, botol 600 ml, gallon 19 liter, beverages Mizone dan Levite. Produk Aqua
cup 220 ml merupakan air minum yang dikemas di dalam gelas bening yang terbuat
dari resin Polypropylene. Produk cup 120 ml merupakan produk khusus untuk
maskapai penerbangan Garuda, sehingga tidak diproduksi setiap hari dan tidak
dijual secara luas seperti jenis produk Aqua lainnya.
Tujuan dilakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Tirta Investama
Plant Citeureup adalah mengidentifikasi penerapan aspek perencanaan
produksi pada produk Aqua cup 220 ml di PT Tirta Investama Plant Citeureup
Bogor.
PT Tirta Investama Plant Citeureup menggunakan metode make to stock
(MTS) dalam merencanakan produksi Aqua cup 220 ml, karena produk Aqua
220 ml diproduksi dan disimpan, kebutuhan konsumen diambil dari persediaan
gudang dan aliran produksi untuk produk 220 ml adalah continuous production
dapat dilihat dari sistem produksi yang berulang-ulang atau terus menerus, aliran
produksi continuous biasanya proses operasinya mengikuti urutan yang telah
ditentukan, perencanaan dan pengendalian dilakukan secara rutin dan biasanya
biaya per unit rendah karena volume produksi tinggi.. Peramalan dilakukan dari
bulan Januari sampai Juni dengan membandingkan nilai error terkecil atau
paling mendekati nol dari metode exponential smoothing dan moving average.
Metode dengan nilai error paling mendekati nol adalah moving average N=3
dengan nilai error (MAPE) 0.1323. Kapasitas desain mesin filler adalah 832 464
karton perbulan.
Jadwal Produksi Induk atau master production schedule merupakan
penjadwalan lanjutan setelah perencanaan agregat dan penjadwalan sebelum
membuat Material Requirement Planning. Tingkat produksi dari metode yang
sudah dipilih dalam perencanaan agregat akan di breakdown menjadi perminggu
dan dijadikan gross requirement dalam Jadwal Produksi Induk.
MRP atau Material Requirement Planning merupakan sistem informasi
yang menerjemahkan Master Production Schedule atau JPI untuk produk akhir
menjadi beberapa tahapan kebutuhan seperti komponen dan bahan baku. Data
yang dibutuhkan dalam membuat Material Requirement Planning adalah JPI,
dan Bill of Material.

Kata kunci : Agregat, material requirement planning, mix strategy, moving average,
perencanaan produksi
EVALUASI PENERAPAN SISTEM PERENCANAAN
PRODUKSI DI PT TIRTA INVESTAMA PLANT
CITEUREUP BOGOR

GRACIA BENEDICTA SIMANJUNTAK

Laporan Akhir Aspek Khusus


Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Pada
Program Studi Manajemen Industri

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
Judul Laporan Akhir :Evaluasi Penerapan Sistem Perencanaan Produksi di PT
Tirta Investama
Plant Citeureup Bogor
Nama :Gracia Benedicta Simanjuntak
NIM :J3K216188

Disetujui oleh

Ir Achmad Syamsul Huda, MM


Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Arief Darjanto, DipAgEc, MEc Ir Pramono D Fewidarto, MS


Dekan Ketua Program Studi

Tanggal lulus
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
senantiasa memberikan berkat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Akhir Aspek Khusus yang berjudul
Penerapan Perencanaan Produksi di PT Tirta Investama Plant Citeureup Bogor.
Laporan Akhir Aspek Khusus adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor dengan gelar Ahli Madya dari
Program Studi Manajemen Industri dan Penulis juga bertujuan untuk memberikan
informasi tentang perencanaan produksi berdasarkan Praktik Kerja Lapangan di PT
Tirta Investama Plant Citeureup Bogor.
Pembuatan Laporan Akhir ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan
berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyusun laporan, diantaranya :
1. Bapak Ir Achmad Syamsul Huda, MM sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam pembuatan
Laporan Akhir.
2. Bapak Ir Purana Indrawan, MP sebagai dosen penguji yang telah memberikan
kritik dan saran dalam Laporan Akhir Aspek Khusus.
3. Bapak Ir Pramono D Fewidarto, MS selaku Ketua Program Studi Manajemen
Industri.
4. Seluruh tim dosen Program Studi Manajemen Industri.
5. Ibu Hotmarita Simanjuntak sebagai pembimbing lapangan dan seluruh karyawan
PT Tirta Investama Plant Citeureup Bogor yang sudah memberi kesempatan dan
membimbing saat Praktik Kerja Lapangan.
6. Bapak Okto P Simanjuntak dan Ibu Irene Longkutoy selaku orang tua penulis
yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa Laporan Akhir Aspek Khusus ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
butuhkan untuk perbaikan. Semoga laporan akhir ini berguna bagi penulis dan para
pembaca.

Bogor, September 2019

Gracia Benedicta Simanjuntak


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL i
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN ii
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
1.4 Ruang Lingkup 2
2 TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Perencanaan Produksi 3
2.2 Peramalan 3
2.2.1 Mengukur Tingkat Akurasi Peramalan 4
2.2.2 Perencanaan Kapasitas 5
2.2 Komponen Material Requirement Planning 5
2.3.1 Jadwal Produksi Induk 5
2.3.2 Bill Of Material 6
2.3.3 Penjadwalan Material Requirement Planning 6
3 TATA LAKSANA PRAKTIK KERJA LAPANGAN 8
Kebutuhan Data dan Informasi 8
Kerangka Kajian 8
Jenis dan Metode Pengumpulan Data 10
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 10
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 11
4.1 Perencanaan Produksi 11
4.2 Peramalan (forecasting) 13
4.2.1 Ketentuan Safety Stock 17
4.2.2 Perencanaan Kapasitas 17
4.4 Komponen Material Requirement Planning 19
4.4.1 Jadwal Produksi Induk 19
4.4.2 On hand Inventory 19
4.4.3 Bill Of Material 20
4.4.4 Penjadwalan Material Requirement Planning 20
4.5 Identifikasi Permasalahan dan Solusi 23
5 SIMPULAN DAN SARAN 24
Simpulan 24
5.2 Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 26
ii

DAFTAR TABEL

1 Data permintaan aktual Aqua cup 220 ml tahun 2017-2018 14


2 Data permintaan aktual per Triwulan 14
3 Presentase kebutuhan bahan baku produk Aqua cup 220 ml 15
4 Perbandingan nilai error metode peramalan 16
5 Hasil forecasting produk Aqua 220 ml per bulan 17
6 Safety stock Produk Aqua 220 ml 17
7 Jadwal Produksi Induk produk Aqua 220 ml 19
8 MRP level 0 finished good 21
9 MRP level 2 cup Aqua 220 ml 21
10 MRP level 2 polypropylen 22
11 Identifikasi permasalahan aspek perencanaan dan solusi 23

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka praktik kerja lapangan 9


2 Struktur organisasi Logistik di PT TIV Plant Citeureup 11
3 Alur perencanaan produksi di PT TIV Plant Citeureup 12
4 Grafik permintaan aktual produk Aqua cup 220 ml 16
5 Bill of material produk Aqua cup 220 ml 20

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kebutuhan data dan informasi 28


2 Waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan 30
3 Peramalan permintaan dengan metode exponential smoothing 31
4 Peramalan permintaan dengan metode moving average 34
5 Flowchart why analysis perencanaan produksi 35
1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan produksi merupakan upaya yang dilakukan perusahaan untuk


menghasilkan jumlah produk yang sesuai dengan data prakiraan permintaan
pelanggan. Perencanaan produksi dilakukan dengan menentukan arah awal dari
tindakan-tindakan yang harus dilakukan, berapa banyak melakukannya, sumber
daya apa saja yang harus digunakan dan kapan harus mulai bertindak (Nasution,
2003).
Perencanaan produksi dapat didefinisikan sebagai penentu dalam
memproduksi produk karena dengan adanya perencanaan, perusahaan dapat
beroperasi dengan baik. Perusahaan juga dapat mengoptimalkan sumber daya
manusia, material dan peralatan yang ada, menguasai dan tetap mempunyai pangsa
pasar serta dapat mengoptimalkan keuntungan perusahaan. Perencanaan produksi
umumnya dilakukan dengan taksiran berdasarkan pengalaman tahun lalu atau
peramalan, kemudian menetapkan jadwal dan menetapkan semua kebutuhan untuk
produksi.
Produksi harus disesuaikan dengan tingkat permintaan karena akan
mengakibatkan kerugian jika produksi melebihi atau kurang dari tingkat
permintaan. Oleh karena itu perusahaan yang menyadari pentingnya memiliki
perencanaan produksi untuk dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan
permintaan konsumen dapat dikatakan perusahaan itu berjalan dengan efisien dan
dapat menghasilkan keuntungan yang optimal.
Perusahaan dikatakan sudah efisien dalam perencanaan produksi jika sumber
daya material dan sumber daya manusia dijadwalkan dengan optimal, peralatan atau
mesin juga digunakan dengan optimal tidak ada yang waktu menganggur serta
inventory dikontrol dengan optimal seperti memastikan pengadaan material pada
jumlah yang tepat dan waktu yang tepat. Perusahaan dapat tetap bersaing dengan
perusahaan manufaktur yang bergerak dalam air mineral kemasan lainnya yaitu
dengan menjaga konsistensi produktifitas. Salah satu metode yang membuat
perusahaan tetap konsisten adalah dalam hal merencanakan produksi yaitu
membuat peramalan, agregat, jadwal produksi dan membuat rencana material.
Praktik Kerja Lapangan di PT Tirta Investama Plant Citeureup Bogor
dilaksanakan untuk mempelajari, mengindentifikasi dan mengevaluasi perencanaan
produksi di PT Tirta Investama Plant Citeureup Bogor. Praktik Kerja Lapangan
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan terkait permsalahan yang
berkaitan dengan perencanaan produksi di PT Tirta Investama Plant Citeureup. Hal
itulah yang menjadi salah satu alasan Penulis dalam mengambil topik Evaluasi
Penerapan Sistem Perencanaan Produksi di PT Tirta Investama Plant Citeureup
Bogor dalam laporan akhir aspek khusus.
2

1.2 Tujuan

Melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan merupakan kegiatan aplikatif


yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang dipelajari
di perguruan tinggi pada perusahaan atau dunia kerja yang sebenarnya dan dapat
dimanfaatkan juga oleh mahasiswa sebagai tempat untuk melatih keterampilan dan
kemampuan yang dimiliki. Tujuan penulisan Laporan Akhir Aspek Khusus, yaitu :
1. Mengidentifikasi penerapan sistem perencanaan produksi.
2. Menyusun Material Requierment Planning berdasarkan Master Production
Schedule.

1.3 Manfaat

Praktik Kerja Lapangan di PT Tirta Investama Plant Citeureup Bogor


diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan diantaranya sebagai
berikut:
1. Memberikan saran atau masukan untuk perusahaan dalam membuat peramalan
serta menghitung tingkat akurasi peramalan.
2. Memberikan saran atau masukan untuk perusahaan dalam membuat
perencanaan kapasitas dan perencanaan agregat.
3. Memberikan saran atau masukan untuk perusahaan dalam membuat jadwal
produksi dan perencanaan kebutuhan material.

1.4 Ruang Lingkup


Batasan atau ruang lingkup berfungsi untuk membuat sebuah kegiatan ilmiah
menjadi lebih fokus dan konsisten pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selain itu batasan juga dapat memudahkan mahasiswa dalam pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Aspek khusus yang menjadi kajian penulis
dalam kegiatan PKL adalah aspek perencanaan yaitu Perencanaan Produksi di PT
Tirta Investama Plant Citeureup Bogor, yang mencakup beberapa kajian sebagai
berikut :
1. Peramalan (forecasting) berdasarkan permintaan tahun sebelumnya
2. Perhitungan tingkat ketelitian prakiraan (forecasting)
3. Perencanaan kapasitas
4. Perencanaan agregat
5. Jadawal Produksi Induk (JPI)
6. Material Requierment Planning (MRP)
3

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Produksi

Perencanaan adalah usaha–usaha atau tindakan–tindakan yang akan atau


perlu diambil oleh pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, dengan
mempertimbangkan masalah–masalah yang mungkin timbul dimasa yang akan
datang (Assauri 2008). Perencanaan produksi merupakan upaya yang dilakukan
perusahaan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pelanggan.
Perencanaan produksi digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang harus
diproduksi dengan didasarkan pada hasil prakiraan permintaan dan persediaaan
yang ada.
Tujuan perencanaan produksi antara lain :
1. Supaya perusahaan dapat berjalan dengan efisien.
2. Supaya perusahaan dapat mengelolah fasilitas dan persediaan yang ada di
perusahaan dengan baik.
3. Untuk mencapai keuntungan maksimum.
4. Supaya menguasai pasar, sehingga output dari perusahaan tetap mempunyai
pangsa pasar.

2.2 Peramalan

Setiap pengambilan keputusan pasti didasari dengan memperkirakan atau


meramalkan masa depan, dan setiap perusahaan menginginkan peramalan yang
akurat. Ada berbagai metode dalam melakukan prakiraan atau peramalan, metode
tersebut digunakan sesuai dengan keadaan.

1. Moving Average
Rata-rata bergerak adalah metode peramalan yang menghitung rata-rata
suatu nilai yang diperoleh melalui penjumlahan dan pencarian nilai rata-rata
dari sejumlah periode. Kemudian digunakan untuk memperkirakan nilai pada
periode selanjutnya. Metode ini lebih baik digunakan untuk menghitung data
yang stabil atau tidak ada perubahan yang drastis. Rumus metode moving
average sebagai berikut:
Σ At-1
MA =
n
A t-1 :Permintaan aktual periode sebelumnya
n : Jumlah periode yang digunakan sebagai dasar prakiraan

2. Exponential Smoothing
Menurut Trihendradi (2005) exponential smoothing merupakan salah
satu peramalan dengan memberi nilai pembobot pada serangkaian pengamatan
sebelumnya untuk memprediksi nilai masa depan. Metode ini dikatakan juga
sebagai suatu prosedur yang secara terus menerus memperbaiki peramalan
4

dengan menghaluskan nilai masa lalu dengan cara menurun. Exponential


smoothing dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

ES= Ft-1 + α(At-1 -Ft-1 )

Ft-1 : Prakiraan sebelumnya


α : Konstanta penghalusan (0 ≤ α ≥ 1)
A t-1 : Permintaan aktual periode sebelumnya

2.2.1 Mengukur Tingkat Akurasi Peramalan

Model-model peramalan akan diuji lagi tingkat akurasinya menggunakan


beberapa teknik atau standard error of estimate. Teknik yang digunakan penulis
yaitu Mean Error (ME), Mean Absolute Deviation (MAD), Mean Square Error
(MSE) dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE).

1. ME (Mean Error)
Σ (Dt -Ft )
ME =
n

Dt : Demand actual
Ft : Forecasting
n : Jumlah periode yang digunakan sebagai dasar prakiraan

2. MAD (Mean Absolute Devitiation)


Metode ini mengukur akurasi dengan menjumlah kesalahan-kesalahan yang
diabsolutkan.
Σ (|Dt-Ft |)
MAD =
n
⅀| Dt- Ft | : Jumlah kesalahan abolute
n : Jumlah periode yang digunakan sebagai dasar prakiraan

3. MSE (Mean Squared Error)


Metode selanjutnya dalam mengukur tingkat ketelitian adalah Mean Square
Error, dengan teknik ini masing-masing kesalahan dari setiap periode akan
dikuadratkan.
Σ (Dt − Ft)2
MSE =
n
⅀ (Dt- Ft )2 : Jumlah kesalahan kuadrat
n : Jumlah periode yang digunakan sebagai dasar prakiraan

4. MAPE (Mean Absolute Percentage Error)


Metode MAPE digunakan untuk mengukur error forecasting dalam bentuk
presentase.
5

100 n Dt  Ft
MAPE  
n t 1 Dt

Dt : Demand actual
Ft : Forecasting
n : Jumlah periode yang digunakan sebagai dasar prakiraan

2.2.2 Perencanaan Kapasitas


Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003), perencanaan kapasitas adalah
keputusan strategi jangka panjang untuk membangun sumber daya perusahaan
secara keseluruhan, mempengaruhi biaya dan menentukan kapan dan bagaimana
meningkatkan kapastias.

Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah ouput maksimum yang dapat


dihasilkan suatu fasilitas produksi dalam selang waktu tertentu. Strategi kapasitas
atau perencanaan kapasitas ditujukan untuk mengetahui jumlah sumber daya yang
dimiliki. Tujuan perencanaan kapasitas adalah melihat apakah pabrik mampu
memenuhi permintaan pasar seperti yang diramalkan. Jika tidak, harus diputuskan
apakah pabrik akan mempertinggi sumber daya yang dimilikinya atau tidak.
Kapasitas dilihat dari tiga perspektif, yaitu (Kusuma 2004) :
1. Kapasitas desain menunjukkan ouput maksimum pada kondisi ideal, tidak ada
konflik penjadwalan, tidak ada produk cacat atau rusak, dan perawatan yang
dilakukan hanya perawatan rutin.
2. Kapasitas efektif memperlihatkan ouput maksimum pada tingkat operasi
tertentu. Biasanya kapasitas efektif lebih rendah daripada kapasitas desain.
3. Kapasitas aktual menunjukkan ouput nyata yang dapat dihasilkan oleh fasilitas
produksi. Kapasistas aktual diusahakan sama dengan kapasitas efektif.
Heizer dan Render (2011) menyatakan bahwa utilisasi adalah presentase
kapasitas desai yang sesungguhnya telah dicapai dan efisiensi adalah presentase
kapasitas efektif yang di capai.
Ouput aktual x 100
Utilisas = Kapasitas Desain

Ouput aktual x 100


Efisisensi =
Kapasitas Efektif

2.3 Komponen Material Requirement Planning

2.3.1 Jadwal Produksi Induk


Jadwal Produksi Induk (JPI) atau Master Production Schedule (MPS) adalah
suatu perencanaan yang terdiri dari tahapan waktu (kapan dibutuhkan) dan tahapan
kuantitas (berapa jumlah yang dibutuhkan) yang akan diproduksi oleh sebuah
perusahaan. Master Production Schedule merupakan penjadwalan lanjutan setelah
perencanaan agregat, dapat dikatakan bahwa perencanaan agregat adalah dasar dari
Jadwal Produksi Induk dan JPI adalah dasar dalam membuat MRP. JPI dibuat
6

berdasarkan forecast yang dibuat oleh perusahaan. Istilah-istilah yang digunakan


dalam membuat JPI adalah sebagai berikut:
1. Gross requirement (GR)
Gross requirement atau kebutuhan kasar adalah total dari semua item yang
dibutuhkan pada suatu periode.
2. Custom order (CO)
Custom Order adalah data pesanan khusus atau permintaan yang sudah pasti dari
pelanggan.
3. On Hand inventory (OH)
On Hand inventory adalah persediaan atau stock di dalam gudang. Menghitung
inventory adalah dengan mengurangi gross requirement dengan inventory
periode sebelumya, jika data inventory negatif maka akan ditambahkan dengan
JPI R.
4. JPI Release (JPI R)
JPI R merupakan suatu jumlah produk yang diharapkan untuk diselesaikan dan
tersedia pada suatu periode. Data JPI R berasal dari data On hand inventory yang
negatif ditambahkan dengan safety stock.
5. JPI Scheduled (JPI S)
JPI S merupakan rencana untuk memproduksi produk yang dibutuhkan sesuai
data JPI R. Produksi akan dilakukan sesuai dengan lead time, jika lead time
menunjukan waktu 1 minggu maka JPI S dijadwalkan satu minggu sebelum
produk dibutuhkan.

2.3.2 Bill Of Material


Bill of material (BOM) merupakan daftar atau rangkaian struktur dari semua
komponen yang dibuat di perusahaan maupun yang dibeli dari pihak luar (vendor).
Komponen tersebut dipakai untuk memproduksi atau merakit sebuah finished
goods. Daftar tersebut disesuaikan dengan jumlah kebutuhan produksi.
Perencanaan produksi menggunakan BOM yang dihubungkan dengan jadwal
produksi induk. Daftar kebutuhan dalam sebuah BOM dicatat dalam bentuk level.
Level 0 merupakan produk jadi atau produk utama. Level 1 merupakan komponen
yang dibutuhkan untuk membuat produk jadi atau digunakan untuk membuat
produk level 0. Level 2 adalah komponen pembentuk langsung produk level 1 dan
begitu juga seterusnya.

2.3.3 Penjadwalan Material Requirement Planning


Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu kebutuhan material
untuk sejumlah produk jadi dengan menggunakan tenggang waktu sehingga dapat
ditentukan kapan dan berapa banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen
produk yang akan dibuat. Input penting dalam membuat MRP adalah master
production schedule atau JPI, bill of materials dan inventory file. Istilah-istilah yang
digunakan dalam membuat MRP adalah sebagai berikut:
1. Gross requirement pada MRP sama dengan yang ada di JPI perbedaannya
adalah GR di setaip level berbeda, level 0 GR sama dengan JPI, level 1 GR
diambil dari PORel level 0 dan GR pada level 2 juga diambil dari PORel level 1.
2. Schedule receipts (SR) atau penerimaan yang dijadwalkan merupakan jumlah
item yang akan diproduksi.
7

3. Project on hand (PoH) adalah inventory yang tersedia di dalam gudang. Cara
menghitung PoH sama dengan cara menghitung inventory di JPI.
4. Net requirements (NR) atau kebutuhan bersih adalah jumlah yang direncanakan
untuk diproduksi oleh perusahaan pada periode waktu terakhir.
5. Planned order receipts (PORec) adalah rencana mendapat material atau
komponen untuk proses produksi.
6. Planned order release (PORel) adalah rencana untuk memproduksi komponen
yang dibutuhkan untuk proses produksi.
7. Lead time (LT) adalah waktu tenggang yang diperlukan untuk memproduksi
atau membuat suatu komponen.
8. Safety Stock (SS) adalah stok pengaman yang ditetapkan oleh perusahaan untuk
mengatasi fluktuasi dalam permintaan dan penawaran MRP untuk
mempertahakan tingkat stock pada semua periode.
3 TATA LAKSANA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Kebutuhan Data dan Informasi

Selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan, penulis mencari berbagai data


sebagai bahan penulisan laporan akhir. Kebutuhan data dan informasi harus sesuai
dengan rencana kegiatan yang telah ditentukan berdasarkan asperk perencanaan
produksi. Kebutuhan data dan informasi dapat dilihat pada Lampiran 1.

Kerangka Kerja Praktik Kerja Lapangan

Kerangka kajian PKL tahapan yang penulis lakukan selama Praktik Kerja
Lapangan. Kerangka kajian aspek khusus terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan
pertama menentukan permasalahan yang berkaitan dengan aspek khusus Penerapan
Perencanaan Produksi dengan cara mempelajari, mengamati dan mendiskusikan
penerapan perencanaan produksi pada produk Aqua cup 220ml.
Tahapan kedua adalah menentukan tujuan aspek khusus perencanaan
produksi yaitu melakukan peramalan atau forecasting, membuat perencanaan
agregat dan membuat rencana kebutuhan material atau Material Requirement
Planning.
Tahapan ketiga adalah menentukan lingkup kerja aspek khusus yang
disesuaikan dengan literatur. Tahapan-tahapan tersebut berkaitan dengan
peramalan berdasarkan data permintaan tahun sebelumnya, perhitungan tingkat
akurasi nilai error, merencanakan kapasitas, membuat perencanaan agregat,
membuat jadwal produksi serta membuat material requirement planning.
Tahapan keempat adalah hasil pencapaian tujuan kajian perencanaan
produksi yaitu mampu memberikan sousi alternatif dari permasalahan yang terjadi
di perusahaan yang berkaitan dengan asper khusus perencanaan produksi. Solusi
alternatif berasal dari pengetahuan mengenai beberapa teori yang dipelajari pad saat
perkuliahan.
Tahapan kelima adalah penerapan hasil pencapaian tujuan kajian aspek
khusus yang berkaitan dengan penerapan perencanaan produksi. Tahapan-tahapan
terebut berkaitan dengan peramalan, akurasi nilai error, perencanaan kapasitas,
perencanaan agregat, jadwal produksi induk dan rencana kebutuhan material.
Tahapan keenam adalah mengevaluasi akar masalah dan penetapan solusi
terkait masalah penerapan perencanaan produksi pada produk Aqua cup 220 ml
menggunakan why-why analysis.
Tahapan keenam yaitu melakukan konfirmasi pemecahan masalah kepada PT
Tirta Investama Plant Citeureup Bogor dan mengajukan saran untuk penetapan
prioritas pemecahan masalah.
Tahapan ketujuh adalah kerangka kajian diakhiri dengan pelaporan.
Pelaporan dituangkan dalam Laporan Akhir Aspek Khusus dengan arahan dari
Dosen Pembimbing dan saran dari Dosen Penguji saat sidang pemaparan hasil
Praktik Kerja Lapangan (Gambar 1).
9

Evaluasi Penerapan Sistem Perencanaan Produksi di PT Tirta Investama Plant


Citeureup

Tujuan dari kajian aspek khusus :


1. Mengidentifikasi penerapan sistem perencanaan
produksi.
2. Menyusun Material Requirement Planning
berdasarkan Master Production Schedule.

Aspek Perencanaan Produksi:


a. Peramalan berdasarkan data permintaan tahun sebelumnya
b. Perhitungan tingkat akurasi metode peramalan
c. Perencanaan kapasitas
d. Jadwal Produksi Induk
e. Material Requirement Planning

Mengidentifikasi Masalah yang Terkait dengan Aspek Perencanaan Produksi

Mengevaluasi dan Mendiskusikan Akar Masalah Terkait Perencanaan


Produksi

Solusi atau pemecahan masalah


1. Pendekatan Teoritis
2. Pendekatan Praktis

Konfirmasi solusi pemecahan masalah

Pelaporan

Gambar 1 Kerangka praktik kerja lapangan


10

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
ialah data yang diperoleh langsung dari observasi langsung, wawancara dan
kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari internet atau dokumen
perusahaan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Observasi langsung adalah melakukan pengamatan secara langsung pada
proses produksi dan perencanaan produksi.
2. Wawancara secara mendalam dengan PPIC, kepala bagian produksi, staff
ketenagakerjaan dan staff maintenance.
3. Studi literatur dilakukan dengan mencari data-data dan membaca literatur yang
ada pada perusahaan yang berkaitan dengan aspek yang dipelajari.

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT Tirta Investama Plant


Citeureup Bogor, Jl. Desa Cicadas No.77-17, Cicadas, Gn. Putri, Bogor, Jawa
Barat. PKL dilaksanakan selama 45 hari kerja (360 jam kerja) dengan rata-rata 8
jam kerja per hari dimulai dari 1 Februari hingga 12 April 2019. Jadwal
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dapat dilihat pada Lampiran 2.
11

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan Produksi


Perencanaan produksi untuk produk Aqua cup 220 ml di PT Tirta Investama
Plant Citeureup menggunakan metode make to stock (MTS). Make to stock adalah
memproduksi produk akhir untuk disimpan dan kebutuhan konsumen diambil dari
persediaan gudang. Karakteristik metode make to stock adalah sebagai berikut:
1. Tingkat persedian tergantung pada variasi permintaan
2. Bila ada permintaan tak terduga, permasalahan akan cepat ditangani
3. Pembeli atau customer perusahaan make to stock tidak bersedia menunggu lama
untuk mendapatkan finished good yang mereka butuhkan.
Aliran produksi untuk produk 220 ml adalah continuous production dapat
dilihat dari sistem produksi yang berulang-ulang atau terus menerus, aliran produksi
continuous biasanya proses operasinya mengikuti urutan yang telah ditentukan,
perencanaan dan pengendalian dilakukan secara rutin dan biasanya biaya per unit
rendah karena volume produksi tinggi. Ukuran lot produksi produk Aqua 220 ml
adalah medium karena hasil produk merupakan kebutuhan konsumen sehari-hari.

4.1.1 Struktur Organisasi


Setiap departemen di PT Tirta Investama Plant Citeureup Bogor memiliki
fungsi dan tugas yang berbeda-beda. PPIC di Perusahaan ini dibawahi oleh
departmen logistic. Departemen Logistik bertanggung jawab dalam melaksanakan
tata administrasi penerimaan dan pengeluaran barang dari dan ke gudang sesuai
dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Departemen logistik juga bertanggung
jawab dalam merencanakan kapasitas produksi, jadwal produksi, jadwal material
datang, mengendalikan persediaan, penyimpanan produk jadi dan scrap (Gambar

Gambar 2 Struktur organisasi Logistik di PT TIV Plant Citeureup


2).
12

4.1.2 Alur Perencanaan Produksi


Alur Perencanaan Produksi di PT Tirta Investama Plant Citeureup untuk produk
220 ml dimulai dari Head Office yang memberikan data forecast kepada PPIC,
biasanya Head Office memberi data forecast per triwulan. Setelah itu PPIC
membuat rencana kasar data kebutuhan material dan jadwal produksi dan data akan
dibagi atau breakown menjadi jadwal per minggu. Lalu PPIC membuat simulasi
rencana produksi bersama dengan bagian produksi, PPIC membagikan hasil
simulasi produksi berupa jadwal produksi dan kebutuhan material kepada tim
produksi. Setelah melihat jadwal produksi dan kebutuhan material, tim produksi
memesan material kepada pemasok material. Setelah material sampai di pabrik,
bagian produksi siap untuk memprouksi material menjadi produk jadi (Gambar 3).

Gambar 3 Alur perencanaan produksi di PT TIV Plant Citeureup

4.1.3 Jenis Hasil Produksi


PT Tirta Investama Plant Citeureup Bogor menghasilkan berbagai jenis
produk, antara lain produk cup 220 ml, botol 600 ml, gallon 19 liter, beverages
Mizone dan Levite, dan produksi pesanan khusus cup 120 ml. Produk-produk
tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Cup 220 ml
Produk cup 220 ml memiliki bentuk dan ukuran seperti gelas bening yang
terbuat dari resin Polypropylene. Pada sisi badan kemasan terdapat logo timbul
Aqua dan sisi atas ditutup lid dengan informasi produk seperti isi bersih, pabrik
produksi, kode poduksi, call center, SNI, BPOM, halal, dan juga logo Aqua.
Bagian sisi bawah terdapat kode Best Before (BB). Produk ini kemudian
dikemas lagi ke dalam carton box dengan isi 48 buah produk dan dilengkapi
sedotan. Aqua cup 220 ml termasuk jenis produk dengan penjualan tertinggi
diantara jenis produk lain yang diproduksi di perusahaan ini, yakni dengan
13

jumlah 521 413 carton box pada tahun 2017 dan 555 456 carton box pada tahun
2018.
2. Cup 120 ml
Produk cup 120 ml merupakan produk khusus untuk maskapai penerbangan
Garuda, sehingga tidak diproduksi setiap hari dan tidak dijual secara luas seperti
jenis produk Aqua lainnya. Spesifikasi produk ini tidak berbeda jauh dengan
ukuran 220 ml, hanya ukurannya yang lebih kecil, yakni 120 ml dan tidak ada
logo timbul Aqua pada sisi badan kemasan. Setiap cartoon box berisi 96 buah
produk dan dilengkapi sedotan.
3. Botol 600 ml
Produk botol 600 ml terbuat dari resin Polyethylene terephthalate dan memiliki
corak seperti aliran air pada sisi dinding botol. Bagian atas terdapat screw cap
berwarna biru tua dengan logo Aqua sebagai penutupnya. Sisi dinding botol
dilapis label dengan informasi yang sama seperti pada lid. Produk ini kemudian
dikemas lagi ke dalam carton box dengan isi 24 buah produk.
4. 5 Gallon 19 liter
Produk 5 gallon 19 liter berfungsi sebagai kebutuhan air minum dengan ukuran
yang lebih besar dan dikonsumsi dalam jangka waktu lebih lama, sehingga lebih
sulit jika dibawa berpergian. Badan gallon berwarna biru transparan dengan
corak timbul sisi dinding dan ada logo Aqua. Terdapat juga label dengan
informasi yang sama seperti produk Aqua lainnya serta bagian atas ditutup oleh
cap shield.
5. Mizone
Mizone merupakan salah satu hasil dari perkembangan produk Aqua. Minuman
isotonik dengan berbagai rasa ini masuk ke dalam jenis beverage oleh
perusahaan. Mizone memiliki isi bersih 500 ml dengan hampir seluruh bagian
kemasannya berwarna biru tua dan dilapisi label pada sisi botolnya dan screw
cap sebagai tutup botolnya. Mizone kemudian dikemas lagi ke dalam carton
box dengan isi 12 buah produk. Setiap pabrik Aqua Grup sudah memiliki jadwal
produksi varian rasa Mizone, jadi tidak semua varian rasa dapat diproduksi di
pabrik yang sama setiap harinya.
6. Levite
Levite juga merupakan salah satu beverage yang diproduksi di PT Tirta
Investama Plant Citeureup Bogor, tapi tidak diproduksi setiap hari. Produk unik
ini bukan minuman isotonik seperti Mizone, melainkan air mineral dengan
tambahan sensasi rasa buah dan kadar gula yang rendah. Botol kemasan dilapisi
label dengan informasi tentang produk tersebut dan logo VIT. Screw cap
berwarna merah, warna khas dari VIT, sebagai tutup botolnya. Produk ini
kemudian dikemas lagi ke dalam carton box dengan isi 12 buah produk.

4.2 Peramalan (forecasting)

Perencanaan produksi diawali dengan membuat peramalan atau prakiraan


yang dihitung berdasarkan data permintaan tahun sebelumnya. Metode yang
penulis gunakan dalam membuat forecasting produk Aqua cup 220 ml adalah
exponential smoothing dan moving average. Peramalan permintaan yang penulis
lakukan dihitung dengan rumus melaui Microsoft Excel. Penulis akan menyajikan
14

data permintaan produk Aqua cup 220 ml yang didapat dari PT Tirta Investama
Plant Citeureup Bogor yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Data permintaan aktual Aqua cup 220 ml tahun 2017-2018

No. Tahun Periode Demand


(karton)
1 2017 Januari 533 489
2 Februari 501 413
3 Maret 310 400
4 April 479 789
5 Mei 652 480
6 Juni 550 413
7 Juli 659 330
8 Agustus 579 413
9 September 450 918
10 Oktober 503 190
11 November 332 978
12 Desember 703 143
13 2018 Januari 542 671
14 Februari 413 245
15 Maret 555 100
16 April 437 000
17 Mei 591 000
18 Juni 478 390
19 Juli 656 270
20 Agustus 578 901
21 September 657 500
22 Oktober 562 910
23 November 516 617
24 Desember 675 868

Data permintaan aktual Aqua cup 220 ml selama dua tahun (2017-2018) dibagi
menjadi delapan Triwulan dengan tujuan meminimalkan data permintaan aktual
yang berfluktuatif yaitu dengan menjumlahkan data permintaan aktual per tiga
bulan yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Data permintaan aktual per Triwulan

Data Permintaan Produk Aqua 220 ml


Periode
Aktual 2017-2018 (karton)
Triwulan 1 1 345 302
Triwulan 2 1 682 682
Triwulan 3 1 689 661
Triwulan 4 1 539 311
Triwulan 5 1 511 016
Triwulan 6 1 506 390
Triwulan 7 1 892 671
Triwulan 8 1 755 395
15

Presentase permintaan dibutuhkan untuk menghitung hasil forecasting secara lebih


rinci menjadi hasil forecast per bulan. Rincian presentase dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3 Presentase kebutuhan bahan baku produk Aqua cup 220 ml

Demand Presentase total


Periode (karton) permintaan
January 533 489 39.7
February 501 413 37.3
March 310 400 23.1
Triwulan 1 1 345 302 100
April 479 789 28.5
May 652 480 38.8
June 550 413 32.7
Triwulan 2 1 682 682 100
July 659 330 39.0
August 579 413 34.3
September 450 918 26.7
Triwulan 3 1 689 661 100
October 503 190 32.7
November 332 978 21.6
December 703 143 45.7
Triwulan 4 1 539 311 100
January 542 671 35.9
February 413 245 27.3
March 555 100 36.7
Triwulan 5 1 511 016 100
April 437 000 29.0
May 591 000 39.2
June 478 390 31.8
Triwulan 6 1 506 390 100
July 656 270 34.7
August 578 901 30.6
September 657 500 34.7
Triwulan 7 1 892 671 100
October 562 910 32.1
November 516 617 29.4
December 675 868 38.5
Triwulan 8 1 755 395 100

Permintaan tertinggi terjadi pada Triwulan 7 dengan nilai permintaan sebesar 1 892
671 karton dan permintaan terendah terjadi pada Triwulan 1 dengan nilai
permintaan sebesar 1 345 302 karton.
Grafik permintaan aktual produk Aqua cup 220 ml berfuktuatif yang tinggi dan
hampir tidak pernah stabil serta tidak membentuk kecenderungan (trend) pada
beberapa Triwulan (Gambar 4).
16

Permintaan Aktual Produk Aqua Cup 220 ml (karton)


2100000
1900000
1700000
1500000
1300000
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4 Triwulan 5 Triwulan 6 Triwulan 7 Triwulan 8

Gambar 4 Grafik permintaan aktual produk Aqua cup 220 ml


Berdasarkan Gambar 4 Permintaan aktual atau penjualan terbesar terdapat
pada Triwulan 7, dan penjualan terkecil terdapat pada Triwulan 1. Data permintaan
aktual produk Aqua 220 ml berfluktuasi tinggi dan tidak stabil, maka dilakukan
peramalan atau forecasting dengan menggunakan metode moving average dan
exponential smoothing. Metode exponential smoothing menggunakan nilai
pembobot (penghalusan) α = 0.1 sampai α = 0.9 yang dapat dilihat pada Lampiran
3 dan metode moving average menggunakan pergerakan n = 2 sampai n = 7 yang
dapat dilihat pada Lampiran 4. Kemudian dilakukan pemilihan metode berdasarkan
tingkat akurasi atau nilai error yang paling mendekati nol atau yang terendah
dengan menggunakan mean absolute devitiation (MAD), mean squared error
(MSE) dan mean absolute percentage error (MAPE). Perbandingan nilai error dari
metode peramalan moving average dan exponential smoothing dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4 Perbandingan nilai error metode peramalan

Metode MAD MSE MAPE


MA n=2 126 372 30576 908 086.8 0.216
MA n=3 145 103 35 248 071 168.5 0.084
MA n=4 156 656 35 690 772 223 0.089
MA n=5 160 550 37 556 228 173 0.089
MA n=6 232 692 67 199 066 628 0.125
MA n=7 160 105 25 633 473 792.3 0.091
ES α =0.1 237 706 74 170 431 099.6 0.139
ES α =0.2 188 097 55 868 969 320.8 0.108
ES α =0.3 161 626 47 283 355 743.5 0.092
ES α =0.4 156 658 43 351 719 998 0.090
ES α =0.5 155 123 41 682 412 567 0.090
ES α =0.6 150 819 41 137 888 526 0.088
ES α =0.7 150 506 41 194 836 740 0.088
ES α =0.8 151 739 41 643 846 875 0.088
ES α =0.9 151 478 42 439 458 548 0.088

Berdasarkan Tabel 4, hasil perhitungan tingkat akurasi atau nilai error data
peramalan menunjukkan bahwa metode yang tepat untuk forecasting kebutuhan
material produk Aqua 220 ml adalah metode Moving Average n=3 karena memiliki
17

tingkat akurasi atau nilai kesalahan yang paling mendekati nol atau yang terkecil.
Mean Absolute Error (MAD) = 145 103, Mean Squared Error (MSE) = 35 248 071
168 dan Mean Absolute Percentage Eror (MAPE) = 0.084. Hasil perhitungan
forecasting Triwulan 8 dengan metode moving average adalah sebesar 1 718 152
karton. Hasil forecast masih dalam Triwulan jadi harus diuraikan menjadi
forecasting per bulan yaitu bulan Januari- Maret dengan mengalikan hasil forecast
Triwulan 8 dengan presentase permintaan aktual bulan Januari-Maret yang dapat
dilihat pada Tabel 5.
.
Tabel 5 Hasil forecasting produk Aqua 220 ml per bulan

Presentase Permintaan Hasil Forecast per bulan


Bulan
Aktual (%) (karton)
Jan 40 681345.3
Feb 37 640379.4
Mar 0.23 396427.3

4.2.1 Ketentuan Safety Stock


PT Tirta Investama Plant Citeureup Bogor memiliki kententuan dalam
menetapkan safety stock, untuk produk jadi Aqua 220ml dan cup atau gelas Aqua
220ml safety stock setara dengan produksi selama 3 hari sesuai data peramalan
permintaan. Penulis akan menyajikan data safety stock yang dapat dilihat ada Tabel
6.
Tabel 6 Safety stock Produk Aqua 220 ml

Bulan Forecast Safety stock


(2019) (karton) [(forecast/26hari)*3hari)]
Januari 681 345 78 617
Februari 640 379 73 890
Maret 396 427 45 742

4.2.2 Perencanaan Kapasitas


Hal yang diperlukan dalam membuat perencanaan agregat salah satunya
adalah data perencanaan kapasitas yang berfungsi untuk mengetahui kapasitas atau
kemampuan produksi dari mesin-mesin yang dipakai dan tenaga kerja atau operator
serta mengusahakan fasilitas pabrik digunakan secara efisien dalam beroperasi
sehingga memungkinkan pabrik menghasilkan produk sesuai jadwal.

1. Perhitungan Kapasitas Desain dan Efektif


a. Kapasitas desain memperlihatkan ouput maksimum pada kondisi mesin
ideal, tidak ada produk yang rusak ataupun cacat, tidak ada konflik
penjadwalan dan hanya melakukan perawatan rutin dan yang terjadwalkan.
Mesin filler Aqua cup 220 ml di PT Tirta Investama Plant Citeureup ada 3
18

buah dengan kapasitas desain yang berbeda. Mesin di line 1 dan line 2
memiliki kapasitas desain 22 000 cup/jam. Satu karton berisi 48 cup maka
satu jam mesin mampu menghasilkan 458.3 karton, kedua mesin ditotalkan
kapasitas desainnya menjadi 916,6 karton/jam. Mesin di line 3 memiliki
kapasitas desain 30 000 cup/jam atau 625 karton/jam, jika dijumlahkan
ketiga mesin mampu menghasilkan 1 541.6 karton/jam.

b. Kapasitas Efektif
Kapasitas efektif memperlihatkan ouput maksimum yang diharapkan dapat
dicapai pada kondisi atau tingkat operasi tertentu. Data efisinsi mesin filler
produk Aqua cup 220 ml telah dihitung dan ditetapkan oleh PT Tirta
Investama Plant Citeureup Bogor. Mesin filler Aqua cup 220 ml line 1
memiliki efisiensi 99% x 22 000 cup/jam sama dengan 21 780 cup/jam. Satu
karton Aqua cup 220 ml berisikan 48 cup Aqua artinya mesin filler Aqua cup
220 ml di line 1 dapat memproduksi 453.75 karton/jam. Mesin filler Aqua
cup 220 ml line 2 memili efisiensi 85% x 22,000 cup/jam sama dengan 18
700 cup/jam. Satu karton Aqua cup 220 ml berisikan 48 cup Aqua artinya
mesin filler Aqua cup 220 ml di line 2 dapat memproduksi 389.5 karton/jam.
Mesin filler Aqua cup 220 ml line 3 memiliki efisiensi 99% x 30,000 cup/jam
sama dengan 29,700 cup/jam. Mesin filler Aqua cup 220 ml di line 3 dapat
memproduksi 618.75 karton/jam atau dibulatkan menjadi 619 karton/jam.
Jika dijumlahkan, ketiga mesin memiliki kapasitas efektif 1462.25
karton/jam.

c. Ouput aktual menunjukkan ouput nyata yang dapat dihasilkan oleh mesin
filler. Ouput aktual produk Aqua cup 220 ml yang dihasilkan PT Tirta
Investama Plant Citeureup dalam sehari adalah 30 000 cup dapat dilihat
sebagai berikut : Ouput aktual harian
Total jam kerja efektif
Ouput aktual per jam =
Ouput aktual per jam = 30 000
7.5 jam x 3 shift
Ouput aktual per jam = 1333.33 cup/jam

2. Utilitas dan efisiensi


a. Utilitas = Ouput aktual x 100
Kapasitas Desain
Utilitas = 1333.3 x 100 = 86.5 %
1541.6
Ouput aktual x 100
b. Efisiensi=
Kapasitas Efektif
1333.33 x 100 = 91.2%
Efisiensi=
1462.25

Kapasitas desain dioptimalkan sebesar 86.5% dari kapasitas desain yang


ditetapkan pada awal pembelian mesin. Efisiensi yang dicapai adalah sebesar
91.2% dari kapasitas efektif yang ditetapkan. Efisiensi dan utilisas menentukan
perlu atau tidaknya peningkatan performa dalam proses produksi.
19

4.4 Komponen Material Requirement Planning


MRP atau Material Requirement Planning adalah suatu sistem informasi
berbasis komputer yang menerjemahkan Master Production Schedule atau JPI
untuk produk akhir menjadi beberapa tahapan kebutuhan seperti komponen dan
bahan baku (Stevenson, 2005). MRP dapat diartikan juga sebagai suatu rencana
produksi untuk sejumlah produk jadi dengan menggunakan leadtime sehingga dapat
ditentukan kapan dan berapa banyak komponen dan bahan baku yang harus dipesan
untuk produk yang akan dibuat. Komponen dasar MRP terdiri atas jadwal produksi
induk, bill of material dan catatan persediaan.

4.4.1 Jadwal Produksi Induk


Jadwal Produksi Induk atau master production schedule merupakan
penjadwalan lanjutan setelah perencanaan agregat dan penjadwalan sebelum
membuat MRP. JIP adalah ringkasan atau rincian jadwal produksi barang jadi untuk
periode mendatang berdasarkan forecast. Master production schedule biasanya
disusun perbulan dan dibreakdown menjadi jadwal mingguan. Tingkat produksi
dari metode mix strategy (level-chase) akan di breakdown menjadi perminggu dan
dijadikan gross requirement dalam Jadwal Produksi Induk. Hasil perhitungan
Jadwal Produksi Induk dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Jadwal Produksi Induk produk Aqua 220 ml

Safety Production
Periode Week GR OH JPI R JPI S
stock (month)
LT=0 70 000
January 78617 681345 1 170336 78617 178953 178953
2 170336 78617 170336 170336
3 170336 78617 170336 170336
4 170336 78617 170336 170336
February 73890 640379 1 160095 73890 155368 155368
2 160095 73890 160095 160095
3 160095 73890 160095 160095
4 160095 73890 160095 160095
March 45742 396427 1 99107 45742 70958 70958
2 99107 45742 99107 99107
3 99107 45742 99107 99107
4 99107 45742 99107 99107

4.4.2 On hand Inventory


Manajemen persediaan yang baik membuat perencanaan berjalan dengan
baik. On hand inventory adalah persediaan yang berada di gudang penyimpanan.
On hand inventory yang tercatat per Desember 2018, produk jadi Aqua 220 ml
adalah 70 000 box , material cup (gelas) 220ml memiliki persediaan 2 900 000 cup
20

dan persediaan akhir biji plastik adalah 21 000. Persediaan akhir akan menjadi
persediaan awal bulan Januari 2019.

4.4.3 Bill Of Material


Data lain yang dibutuhkan dalam membuat Material Requirement Planning
(MRP) adalah Bill of Material (Gambar 4).

Produk akhir
AQUA 220 ML
LT = 0
Level 0

BOX
STRAW LID CUP (1) WATER Level 1
LT= 1
LT = 1 LT = 1 LT = 1 LT = 0

SCRAP (50%) RESIN POLYPROPYLENE


LT = 0 (50%) 0.0065 kg
LT = 2 Level 2

Gambar 5 Bill of material produk Aqua cup 220 ml

Gambar 4 menunjukkan leadtime untuk membuat produk jadi Aqua cup 220 ml
adalah 0 minggu karena pabrik setiap hari memproduksi produk Aqua 220 ml dan
dalam proses produksi di PT Tirta Investama Plant Citeureup tidak ada batas
minimum atau maksimum untuk produksi, dan lot size yang digunakan adalah lot
for lot. Leadtime untuk membuat cup (level 1) adalah 1 minggu. Kebutuhan kotor
cup sama dengan rencana produksi level 0 (PORel level 0). Leadtime untuk
memesan material level 2 resin polypropylene (biji plastik) adalah 2 minggu. Satu
cup Aqua 220 ml membutuhkan 0.0065 resin polypropylene.

4.4.4 Penjadwalan Material Requirement Planning


Rencana kebutuhan material disusun untuk bulan Januari 2019 sampai bulan
Juni 2019 sesuai dengan jadwal produksi induk yang telah disusun. MRP level 0
adalah produk jadi atau gabungan dari material level 1 dan level 2. MRP level 1
adalah gabungan dari MRP level 2. Penulis hanya mengambil salah satu material
dalam setiap level untuk pembuatan laporan aspek khusus. Dari material level 1
penulis memilih material cup (gelas) 220 ml, dari level 2 penulis memilih
polypropylene. Perhitungan Material Requirement Planning level 0 dapat dilihat
pada Tabel 8 dan perhitungan Material Requirement Planning level 1 dapat dilihat
pada Tabel 9.
21

Tabel 8 MRP level 0 finished good

Item:
Finished
good Aqua
220ml (lv Safety Projected
0) Week GR Stock on Hand NR PORec PORel
Lot size:
L4L LT: 0 70 000
Jan 1 170336 78 617 170 336 78 617 178 953 178 953
2 170336 170 336 78 617 170 336 170 336
3 170336 170 336 78 617 170 336 170 336
4 170336 170 336 78 617 170 336 170 336
Feb 1 160095 73 890 160 095 73 890 155 368 155 368
2 160095 160 095 73 890 160 095 160 095
3 160095 160 095 73 890 160 095 160 095
4 160095 160 095 73 890 160 095 160 095
Mar 1 99107 45 742 99 107 45742 70 958 70 958
2 99107 99 107 45742 99 107 99 107
3 99107 99 107 45742 99 107 99 107
4 99107 99 107 45 742 99 107 99 107
Kebutuhan kotor atau gross requirement pada MRP level 0 sama dengan gross
requirement pada JPI. PORel pada MRP level 0 akan dipakai menjadi gross
requirement MRP level 1.
Tabel 9 MRP level 2 cup Aqua 220 ml
W
Item:
e
Cup 220 GR (cup) SS PoH NR PORec PORel
e
ml (lv 1)
k
Lot size: 2 900
Lt::1
L4L 000
Jan 1 8 589 748 3773605 9463353 9463353 8176144
2 8 176 144 3773605 8176144 8176144 8176144
3 8 176 144 3773605 8176144 8176144 8176144
4 8 176 144 3773605 3773605 8176144 8176144 7230778
Feb 5 7 457 666 3546717 7230778 7230778 7684553
6 7 684 553 3546717 7684553 7684553 7684553
7 7 684 553 3546717 7684553 7684553 7684553
8 7 684 553 3546717 3546717 7684553 7684553 2054887
Mar 9 3 406 007 2195597 2054887 2054887 4757127
10 4 757 127 2195597 4757127 4757127 4757127
11 4 757 127 2195597 4757127 4757127 4757127
12 4 757 127 2195597 2195597 4757127 4757127 8752820
Kebutuhan kotor atau gross requirement pada MRP level 1 diambil dari Planned
Order Release produk level 0, tetapi satuan produk level 0 adalah karton dan dalam
satu karton ada 48 cup, jadi PORel level 0 harus dikalikan dengan 48 untuk menjadi
22

gross requirement level 1. Safety stock material level 1 juga diperlakukan sama,
yaitu dikalikan 48 cup, karena peraturan di PT Tirta Investama Plant Citeureup
safety stock untuk level 1 sama dengan peraturan safety stock level 0 yaitu safety
stock adalah persediaan selama 3 hari kedepan. Planned Order Release level 1
digunakan menjadi GR produk level 2 yang dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 MRP level 2 polypropylen
Item:
W
Poly
e
Propylen GR SS PoH NR PORec PORel
e
lvl
k
2
Lot size LT:
21 000
: L4L 2
Jan 1 43 933 20 107 43 040 43 040 43 933

2 43 933 20 107 43 933 43 933 44 010


3 43 933 20 107 43 933 43 933 43 972
4 44 010 20 107 20 107 44 010 44 010 43 933
Feb 5 43 933 20 146 43 972 43 972 43 933

6 43 933 20 146 43 933 43 933 44 798

7 43 933 20 146 43 933 43 933 44 365

8 44 798 20 146 20 146 44 798 44 798 43 933

Mar 9 43 933 20 578 44 365 44 365 43 933

10 43 933 20 578 43 933 43 933 44 753

11 43 933 20 578 43933 43933 44 713

12 44 753 20 578 20 578 44 753 44 753 44 673

Kebutuhan kotor atau gross requirement pada MRP level 2 diambil dari planned
order release produk level 1, tetapi Polypropylen yang dibutuhkan untuk membuat
satu cup 220 ml adalah 0.0065 sehingga Planned Order Release produk level 1 akan
dikalikan dengan 0.0065 untuk menjadi gross requirement MRP level 2. Safety
stock material level 1 juga diperlakukan sama yaitu dikalikan dengan 0.0065 dan
menjadi safety stock level 2.
23

4.5 Identifikasi Permasalahan dan Solusi

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai aspek perencanaan yang telah


dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL), terdapat beberapa masalah serta
solusi yang ditemukan. Permasalahan dan solusi yang teridentifikasi dapat dilihat
pada Tabel 11 dan flowchart why analysis dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 11 Identifikasi permasalahan aspek perencanaan dan solusi

No Permasalahan Lokasi Hasil Why Analysis Solusi

1 Dari tiga buah mesin Area Kapasitas mesin Menyesuaikan


filler, seringkali satu produk filler terlalu besar mesin dengan
mesin menganggur atau -si cup (dari 3 mesin filler forecast, jika
tidak terpakai sehingga 220 ml jumlah kapasitas kapasitas lebih
akan terdapat biaya desainnya adalah besar dari
tambahan yang akan 832 464 karton permintaan, akan
dibebankan pada perbulan) lebih baik jika
produksi yang ada. Jika sementara yang mesin yang jarang
terus dibiarkan maka diproduksi tidak dipakai dijual atau
akan berakibat pada sebanyak itu (rata- disewakan.
kerugian seperti biaya rata demand aktual
listrik sementara mesin periode 2017-2018
tersebut jarang dipakai, adalah 538 434
atau biaya maintenance karton perbulan.
padahal mesin jarang
dipakai, dsb.

2 Jumlah material lid PPIC -Pihak vendor -Mengevaluasi


yang datang kurang menganggap pemasok, dan
dari jumlah pesanan jumlah kekurangan diberikan sanksi
yang dilakukan oleh bahan baku lid jika kurang dari
admin planner yang dipesan masih standar penilaian.
sehingga proses bisa diatasi pada -Admin planner
produksi harus pengiriman berkomunikasi
direncanakan ulang. berikutnya. rutin kepada
-PPIC tidak follow vendor mengenai
pengecekan dan
up vendor terus
meminta untuk
menerus
konfirmasi
kesanggupan
pengiriman ke
pihak perusahaan.
5 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pengamatan dan analisis yang dilakukan selama Praktik Kerja


Lapangan di PT Tirta Investama Plant Citeureup, kesimpulan yang dapat diperoleh
dari adalah sebagai berikut:
1. Membuat peramalan atau forecast
Forecast dibuat dengan metode exponential smoothing dan moving average,
kedua metode dibandingkan dan dilihat nilai error terkecil. Didapatkan nilai
error terkecil dari masing-masing metode. Nilai error yang paling mendekati
nol dari metode exponential smoothing adalah α = 0.1 dengan nilai error
(MAPE) 0.1768, metode moving average nilai error paling mendekati nol
adalah N=12 dengan nilai error (MAPE) 0.1323. Nilai error yang paling
menedekati nol dari kedua metode ini adalah perhitungan forecast
menggunakan metode moving average N = 12 dengan nilai MAPE 0.1323,
sehingga metode ini yang dipilih untuk menghitung peramalan untuk bulan
Januari 2019 hingga Juni 2019.
2. Membuat perencanaan agregat
Kapasitas produksi mesin filler adalah 832 464 karton perbulan, kapasitas
tenaga kerja line Aqua cup 220 ml satu orang mampu memproduksi 12 613
karton per bulan.Biaya penyimpanan produk Aqua cup 220 ml adalah Rp 164
perkarton perbulan. Perencanaan agregat untuk produk Aqua cup 220ml
dihitung dengan metode level strategy, chase strategy dan mix strategy.
Didapatkan biaya yang paling minimum yaitu dengan metode mix strategy
(level-chase) dengan total biaya Rp 1,131,508,492.
3. Membuat Material Requierment Planning (MRP)
JPI dibuat berdasarkan data perencanaan agregat yang terpilih. Leadtime untuk
membuat produk jadi Aqua cup 220 ml adalah 0 minggu, leadtime untuk
membuat cup (level 1) adalah 1 minggu dan leadtime untuk memesan material
level 2 resin polypropylene adalah 2 minggu. MRP dibuat berdasarkan data
jadwal produksi induk, data persediaan, dan bill of material.

5.2 Saran
Setelah penulis melakukan pengamatan di PT Tirta Investama Plant
Citeureup, masih ada beberapa hal yang harus ditingkatkan, hal tersebut harus
diberikan alternatif solusi. Solusi yang penulis berikan untuk PT Tirta Investama
Plant Citeureup adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan tindak lanjut jika mesin filler banyak yang menganggur bahkan
tidak terpakai, karena akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada
produksi yang ada. Tindak lanjut yang dapat dilakukan perusahaan adalah
seperti menyewakan mesin atau menjual mesin.
2. Membuat evaluasi pemasok, dan jika pemasok tidak sesuai standar harus
diberikan sanksi yang tegas dan admin planner harus berkomunikasi dengan
rutin dengan vendor supaya tidak terjadi kesalahan mengenai barang terutama
jumlah pesanan yang akan dikirimkan ke perusahaan.
25

DAFTAR PUSTAKA

Dwiningsih. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta (ID): PT


Gunawidya.
Kusuma, Hendra. 2004. Manajemen Produksi : Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Edisi 3. Yogyakarta (ID): ANDI.
Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri. Yogyakarta (ID): CV Andi
Offset.
Prasetya, Hery, dan Fitri Lukiastuti. 2011. Manajemen Operasi. Yogyakarta (ID):
CAPS
Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta
(ID): Salemba Empat.
Syamsul, Mohammad, dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Operasi. Cetakan
kedua. Jakarta (ID): Grasindo.
Vincentius, Novy. 2001. Perencanaan Produksi dan Penjadwalan. Jakarta (ID):
Candi Mas.
LAMPIRAN
27
28

Lampiran 1 Kebutuhan data dan informasi

Metode Metode
Aspek yang Data dan Hasil yang
Pengumpulan Pengolahan
No dipelajari Informasi diharapkan
Data data
1 Identifikasi a. Jenis produk Wawancara Pengumpulan a) Mengetahui
jenis b. Tipe data melalui tipe produksi
perusahaan produksi wawancara b) Volume
c. Volume/ produksi
ukuran c) Aliran
produksi produksi

2 Prakiraan a. Metode Observasi Kualitatif d) Dapat


permintaan prakiraan lapangan dan mengetahui
permintaan kuantitatif Metode
b. Permintaan prakiraan
aktual 5 secara
periode kualitatif/ku
sebelumnya antitatif di
(thn/bln jika perusahaan
kuantitatif) e) Dapat
c. Mekanisme membuat
prakiraan prakiraan
berdasarkan permintaan
bahan baku / secara
permintaan kuantitatif
(demand) /
kapasitas
mesin.

3 Perencanaan a. Data Wawancara Trial error Dapat


Agregat sebelumnya dan dan grafik membuat
b. Jumlah TK Observasi perencanaan
produksi di lapangan agregat
lini yang dengan
diamati metode
c. Gaji TK grafik
produksi
d. Jumlah
Persediaan
awal
e. Biaya
penyimpan
an per unit
29

Lampiran 1 Kebutuhan data dan informasi

Metode Metode
Aspek yang Data dan Hasil yang
Pengumpulan Pengolahan
No dipelajari Informasi diharapkan
Data data
f. Safety stock
produk
g. Hari kerja

4. Jadwal a. Data Wawancara JIP Dapat


Produksi sebelumnya dan membuat
Induk (JPI) b. Customer Observasi jadwal
Oder lapangan Induk
c. On Hand dan Studi Perusahaan
d. Contoh JPI literatur (JPI)
perusahaan perusahaan

a. Data
sebelumnya
5. Material b. Struktur Wawancara MRP a. Menerapkan
Requirement Produk Observasi dependent /
Planning c. Contoh lapangan independent
(MRP) BOM dan Studi b. Menerapkan
d. Leadtime literatur lot for lot
e. Penerimaan atau lainnya
yang (misal
dijadwalkan periodik)
f. Penerimssn c. Dapat
pesanan membuat
terencana MRP
g. Kebijakan
perusahaan
untuk sistem
Q atau P
30

Lampiran 2 Waktu pelaksanaan praktik kerja lapangan

Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Melapor kepada pihak
manajemen perusahaan
2 Mempelajari keadaan
umum perusahaan dan
mempelajari aspek umum
3 Mengamati proses
produksi
4 Mempelajari aspek
Perencanaan :
a.Perencanaan produksi

b.Perencanaan SDM

c.Prakiraan permintaan
d.perencanaan kapasitas
e.perencanaan agregat
f.jadwal produksi induk
g.MRP
31

Lampiran 3 Peramalan permintaan dengan metode exponential smoothing


Exponential smoothing α = 0.1
Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302 1345302
Triwulan 2 1682682 1345302 337380 337380.0 113825264400.0 0.201
Triwulan 3 1689661 1379040.0 310621 310621.0 96485405641.0 0.184
Triwulan 4 1539311 1410102.1 129208.9 129208.9 16694939839.2 0.084
Triwulan 5 1511016 1423023.0 87993.0 87993.0 7742769808.9 0.058
Triwulan 6 1506390 1431822.3 74567.7 74567.7 5560343225.5 0.050
Triwulan 7 1892671 1439279.1 453391.9 453391.9 205564249534.1 0.240
Triwulan 8 1755395 1484618.3 270776.7 270776.7 73320045248.3 0.154
Total 1663939.3 1663939.3 519193017696.9 0.970
Rata-rata 237705.6 237705.6 129798254424.2 0.2425
Next forecast 1511695.9

Exponential smoothing α = 0.2


Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302 1345302.0
Triwulan 2 1682682 1345302.0 337380.0 337380.0 113825264400.0 0.201
Triwulan 3 1689661 1412778.0 276883.0 276883.0 76664195689.0 0.164
Triwulan 4 1539311 1468154.6 71156.4 71156.4 5063233261.0 0.046
Triwulan 5 1511016 1482385.9 28630.1 28630.1 819683771.2 0.019
Triwulan 6 1506390 1488111.9 18278.1 18278.1 334088793.4 0.012
Triwulan 7 1892671 1491767.5 400903.5 400903.5 160723597710.3 0.212
Triwulan 8 1755395 1571948.2 183446.8 183446.8 33652721620.7 0.105
Total 1316677.9 1316677.9 391082785245.6 0.758
Rata-rata 329169.5 329169.5 97770696311.4 0.1083
Next forecast

Exponential smoothing α = 0.3


Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302 1345302.0
Triwulan 2 1682682 1345302.0 337380.0 337380.0 113825264400.0 0.201
Triwulan 3 1689661 1446516.0 243145.0 243145.0 59119491025.0 0.144
Triwulan 4 1539311 1519459.5 19851.5 19851.5 394082052.3 0.013
Triwulan 5 1511016 1525415.0 -14398.9 14398.9 207329761.1 0.010
Triwulan 6 1506390 1521095.3 -14705.3 14705.3 216244818.7 0.010
Triwulan 7 1892671 1516683.7 375987.3 375987.3 141366460664.9 0.199
Triwulan 8 1755395 1629479.9 125915.1 125915.1 15854617482.4 0.072
Total 1073174.7 1131383.1 330983490204.4 0.647
Rata-rata 153310.7 161626.2 82745872551.1 0.1617
Next forecast 1667254.4

Exponential smoothing α = 0.4


Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302 1345302
Triwulan 2 1682682 1345302.0 337380.0 337380.0 113825264400.0 0.201
Triwulan 3 1689661 1480254.0 209407.0 209407.0 43851291649.0 0.124
Triwulan 4 1539311 1564016.8 -24705.8 24705.8 610376553.6 0.016
Triwulan 5 1511016 1554134.5 -43118.5 43118.5 1859203317.5 0.029
Triwulan 6 1506390 1536887.1 -30497.1 30497.1 930072376.5 0.020
Triwulan 7 1892671 1524688.3 367982.7 367982.7 135411302236.9 0.194
Triwulan 8 1755395 1671881.4 83513.6 83513.6 6974529455.7 0.048
Total 899962.0 1096604.8 303462039989.2 0.631
Rata-rata 128566.0 156657.8 75865509997.3 0.1578
Next forecast 1696935.4
32

Lampiran 3 Peramalan permintaan dengan metode exponential smoothing

Exponential smoothing α = 0.5


Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302 1345302.0
Triwulan 2 1682682 1345302.0 337380.0 337380.0 113825264400.0 0.201
Triwulan 3 1689661 1412778.0 276883.0 276883.0 76664195689.0 0.164
Triwulan 4 1539311 1468154.6 71156.4 71156.4 5063233261.0 0.046
Triwulan 5 1511016 1482385.9 28630.1 28630.1 819683771.2 0.019
Triwulan 6 1506390 1488111.9 18278.1 18278.1 334088793.4 0.012
Triwulan 7 1892671 1491767.5 400903.5 400903.5 160723597710.3 0.212
Triwulan 8 1755395 1571948.2 183446.8 183446.8 33652721620.7 0.105
Total 1316677.9 1316677.9 391082785245.6 0.758
Rata-rata 329169.5 329169.5 97770696311.4 0.1083
Next forecast

Exponential smoothing α = 0.6


Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302 1345302.0
Triwulan 2 1682682 1345302.0 337380.0 337380.0 113825264400.0 0.201
Triwulan 3 1689661 1412778.0 276883.0 276883.0 76664195689.0 0.164
Triwulan 4 1539311 1468154.6 71156.4 71156.4 5063233261.0 0.046
Triwulan 5 1511016 1482385.9 28630.1 28630.1 819683771.2 0.019
Triwulan 6 1506390 1488111.9 18278.1 18278.1 334088793.4 0.012
Triwulan 7 1892671 1491767.5 400903.5 400903.5 160723597710.3 0.212
Triwulan 8 1755395 1571948.2 183446.8 183446.8 33652721620.7 0.105
Total 1316677.9 1316677.9 391082785245.6 0.758
Rata-rata 329169.5 329169.5 97770696311.4 0.1083
Next forecast

Exponential smoothing α = 0.7


Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302 1345302.0
Triwulan 2 1682682 1345302.0 337380.0 337380.0 113825264400.0 0.201
Triwulan 3 1689661 1412778.0 276883.0 276883.0 76664195689.0 0.164
Triwulan 4 1539311 1468154.6 71156.4 71156.4 5063233261.0 0.046
Triwulan 5 1511016 1482385.9 28630.1 28630.1 819683771.2 0.019
Triwulan 6 1506390 1488111.9 18278.1 18278.1 334088793.4 0.012
Triwulan 7 1892671 1491767.5 400903.5 400903.5 160723597710.3 0.212
Triwulan 8 1755395 1571948.2 183446.8 183446.8 33652721620.7 0.105
Total 1316677.9 1316677.9 391082785245.6 0.758
Rata-rata 329169.5 329169.5 97770696311.4 0.1083
Next forecast

Exponential smoothing α = 0.8


Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302 1345302.0
Triwulan 2 1682682 1345302.0 337380.0 337380.0 113825264400.0 0.201
Triwulan 3 1689661 1412778.0 276883.0 276883.0 76664195689.0 0.164
Triwulan 4 1539311 1468154.6 71156.4 71156.4 5063233261.0 0.046
Triwulan 5 1511016 1482385.9 28630.1 28630.1 819683771.2 0.019
Triwulan 6 1506390 1488111.9 18278.1 18278.1 334088793.4 0.012
Triwulan 7 1892671 1491767.5 400903.5 400903.5 160723597710.3 0.212
Triwulan 8 1755395 1571948.2 183446.8 183446.8 33652721620.7 0.105
Total 1316677.9 1316677.9 391082785245.6 0.758
Rata-rata 329169.5 329169.5 97770696311.4 0.1083
Next forecast
33

Lampiran 3 Peramalan permintaan dengan metode exponential smoothing

Exponential smoothing α = 0.9


Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302 1345302.0
Triwulan 2 1682682 1345302.0 337380.0 337380.0 113825264400.0 0.201
Triwulan 3 1689661 1412778.0 276883.0 276883.0 76664195689.0 0.164
Triwulan 4 1539311 1468154.6 71156.4 71156.4 5063233261.0 0.046
Triwulan 5 1511016 1482385.9 28630.1 28630.1 819683771.2 0.019
Triwulan 6 1506390 1488111.9 18278.1 18278.1 334088793.4 0.012
Triwulan 7 1892671 1491767.5 400903.5 400903.5 160723597710.3 0.212
Triwulan 8 1755395 1571948.2 183446.8 183446.8 33652721620.7 0.105
Total 1316677.9 1316677.9 391082785245.6 0.758
Rata-rata 329169.5 329169.5 97770696311.4 0.1083
Next forecast
34

Lampiran 4 Peramalan permintaan dengan metode moving average

Moving Average N= 2
Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302 1513992.0 175669.0 175669.0 30859597561.0 0.1040
Triwulan 2 1682682 1686171.5 -146860.5 146860.5 21568006460.3 0.0954
Triwulan 3 1689661 1614486.0 -103470.0 103470.0 10706040900.0 0.0685
Triwulan 4 1539311 1525163.5 -18773.5 18773.5 352444302.3 0.0125
Triwulan 5 1511016 1508703.0 383968.0 383968.0 147431425024.0 0.2029
Triwulan 6 1506390 1699530.5 55864.5 55864.5 3120842360.3 0.0318
Triwulan 7 1892671 1513992.0 175669.0 175669.0 30859597561.0 0.1040
Triwulan 8 1755395 1686171.5 -146860.5 146860.5 21568006460.3 0.0954
Total 346397.5 884605.5 214038356607.8 1.5150
Rata-rata 57732.9 126372.2 30576908086.8 0.2164
Next forecast 1824033.0

Moving Average N= 3
Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302
Triwulan 2 1682682
Triwulan 3 1689661
Triwulan 4 1539311 1572548.3 -33237.3 33237.3 1104720327.11111 0.0216
Triwulan 5 1511016 1637218.0 -126202.0 126202.0 15926944804.0 0.0835
Triwulan 6 1506390 1579996.0 -73606.0 73606.0 5417843236.0 0.0489
Triwulan 7 1892671 1518905.7 373765.3 373765.3 139700524401.8 0.1975
Triwulan 8 1755395 1636692.3 118702.7 118702.7 14090323073.8 0.0676
Total 259422.7 725513.3 176240355842.7 0.4191
Rata-rata 51884.5 145102.7 35248071168.5 0.0838
Next forecast 1718152.0

Moving Average N= 4
Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302
Triwulan 2 1682682
Triwulan 3 1689661
Triwulan 4 1539311
Triwulan 5 1511016 1564239.0 -53223.0 53223.0 2832687729.0 0.0352
Triwulan 6 1506390 1605667.5 -99277.5 99277.5 9856022006.3 0.0659
Triwulan 7 1892671 1561594.5 331076.5 331076.5 109611648852.3 0.1749
Triwulan 8 1755395 1612347.0 143048.0 143048.0 20462730304.0 0.0815
Total 321624.0 626625.0 142763088891.5 0.3575
Rata-rata 80406.0 156656.3 35690772222.9 0.0894
Next forecast 1666368.0

Moving Average N= 5
Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302
Triwulan 2 1682682
Triwulan 3 1689661
Triwulan 4 1539311
Triwulan 5 1511016
Triwulan 6 1506390 1553594.4 -47204.4 47204.4 2228255379.4 0.0313
Triwulan 7 1892671 1585812.0 306859.0 306859.0 94162445881.0 0.1621
Triwulan 8 1755395 1627809.8 127585.2 127585.2 16277983259.0 0.0727
Total 387239.8 481648.6 112668684519.4 0.2661
Rata-rata 129079.9 160549.5 37556228173.1 0.0887
Next forecast 1640956.6
35

Lampiran 4 Peramalan permintaan dengan metode moving average


Moving Average N= 6
Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302
Triwulan 2 1682682
Triwulan 3 1689661
Triwulan 4 1539311
Triwulan 5 1511016
Triwulan 6 1506390
Triwulan 7 1892671 1545727.0 346944.0 346944.0 120370139136.0 0.1833
Triwulan 8 1755395 1636955.2 118439.8 118439.8 14027994120.0 0.0675
Total 465383.8 465383.8 134398133256.0 0.2508
Rata-rata 232691.9 232691.9 67199066628.0 0.1254
Next forecast 1649074.0

Moving Average N= 7
Bulan Aktual Forecast ME MAD MSE MAPE
Triwulan 1 1345302
Triwulan 2 1682682
Triwulan 3 1689661
Triwulan 4 1539311
Triwulan 5 1511016
Triwulan 6 1506390
Triwulan 7 1892671
Triwulan 8 1755395 1595290.4 160104.6 160104.6 25633473792.3 0.091
Total 160104.6 160104.6 25633473792.3 0.1
Rata-rata 160104.6 160104.6 25633473792.3 0.1
Next forecast 1653875.1
36

Lampiran 5 Flowchart why analysis perencanaan produksi

MASALAH

1 Dari tiga buah mesin filler, seringkali satu mesin


menganggur atau tidak terpakai sehingga akan terdapat
biaya tambahan yang akan dibebankan pada produksi
yang ada. Jika terus dibiarkan maka akan berakibat
pada kerugian seperti biaya listrik sementara mesin
tersebut jarang dipakai, atau biaya maintenance
padahal mesin jarang dipakai, dsb

MENGAPA?

Penggunaan mesin didasarkan pada perencanaan


kapasitas, dalam perencanaan kapasitas hanya 2 mesin
yang dipakai karena mengikuti data permintaan atau
forecast

MENGAPA?

Rata-rata demand produk Aqua cup 220 ml adalah 538


434 karton perbulan sedangkan jumlah kapasitas dari
ketiga mesin filler adalah 832 464 karton perbulan

SOLUSI

Menyesuaikan mesin dengan forecast, jika kapasitas


lebih besar dari permintaan, akan lebih baik jika mesin
yang jarang dipakai dijual atau disewakan supaya
tidak memberatkan biaya
37

MASALAH
Jumlah material bahan baku lid yang datang tidak
sesuai dengan pesanan yang dilakukan oleh admin
planner (jumlah kurang), sehingga proses produksi
harus direncanakan ulang

MENGAPA?

Pihak vendor menganggap jumlah kekurangan


bahan baku lid yang dipesan masih bisa diatasi pada
pengiriman berikutnya

MENGAPA?

Admin planner tidak berkomunikasi rutin kepada


vendor mengenai pengecekan

SOLUSI

-Memberikan penilaian supplier dan memberikan


sanksi yang tegas.
-Admin planner berkomunikasi rutin kepada vendor
mengenai pengecekan dan meminta untuk
konfirmasi kesanggupan pengiriman ke pihak
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai