IV-1
IV-2
Produksi kerupuk selain memiliki bahan baku utama yaitu berupa tepung
dan ikan juga memiliki bahan baku tambahan yaitu seperti bumbu, minyak
goreng dan bawang. Bahan baku tambahan tersebut digunakan sebagai
pendukung bahan baku utama dalam membuat produk kerupuk ikan. Proses
produksi kerupuk ikan secara keselurahan atau umum ditunjukkan pada Gambar
4.2.
=
Gambar 4.14 Flowchart Proses Pencetakkan Kerupuk Putih
Adonan siap dicetak, kemudian ditempatkan pada lubang yang ada di alat cetak
kerupuk tersebut. Setelah itu, hidupkan tombol daya untuk menghidupkan alat.
Dan secara otomatis, buram akan terbentuk langsung di atas wadah anyaman
bambu yang bergerak di alat ini.
Umur : 19 tahun
Operator ini adalah operator yang bekerja pada saat melakukan proses
pencetakkan yang dijadikan sebagai objek penelitian. Penulis melakukan
pengamatan berupa perhitungan waktu kerja operator dalam melakukan proses
kerja pencetakkan kerupuk ikan berwarna putih. Penulis melakukan pengamatan
waktu kerja operator dengan alat bantu stopwatch yaitu dengan cara mengklik
start pada saat operator mulai meletakkan wadah anyaman bambu diatas buram
mesin cetak yang akan membentuk cetakkan kerupuk dan klik stop pada saat
operator memindahkan hasil cetakkan tersebut ke dalam baki yang nantinya akan
dilanjutkan ke proses selanjutnya yaitu pengukusan. Berikut adalah data
pengamatan pengukuran waktu kerja dalam proses pencetakkan kerupuk dengan
menggunakan metode jam henti yang dilakukan di CV. Kerupuk Saputra pada
tanggal 13 Oktober 2020.
IV-16
Lembar Pengamatan
Nama Operator : Alan Nama Pengukur :Ghina Farhah Azizah
Umur Operator : 19 tahun Tanggal Pengukuran : 13 Oktober 2020
Massa Kerja Operator : 3 tahun Jam : 10.00 - 11 WIB
Stasiun Kerja : pencetakan
Elemen Kerja Elemen Kerja
Pengamatan Ke- Pengamatan Ke-
Waktu Aktual (Detik) Waktu Aktual (Detik)
1 30.18 16 32.24
2 35.61 17 28.5
3 29.58 18 30.14
4 27.21 19 30.47
5 25.63 20 31.27
6 42.58 21 47.07
7 26.14 22 37.57
8 27.66 23 30.88
9 33 24 28.83
10 24.91 25 30.2
11 30.9 26 28.88
12 34.43 27 25.47
13 30.47 28 27.93
14 25.63 29 25.69
15 27.63 30 30
Ʃ 916.7
Rata-Rata 30.56
detik
b. Standar deviasi
yang terjadi pada waktu hasil pengamatan. Nilai n merupakan banyak data
yang diambil.
operator dengan kecepatan atau tempo kerja yang masuk dalam rata-rata
BKA =
BKB =
Hasil uji keseragaman yang dilakukan, seluruh sampel data yang ada
berada dalam range antara 28,74 sampai 32,38 sehingga dapat disimpulkan
bahwa data yang diambil telah seragam atau lolos uji keseragaman data.
2. Uji kecukupan data
Uji kecukupan digunakan untuk menentukan bahwa jumlah sampel data
yang diambil telah cukup untuk dilakukan pengolahan data pada proses
selanjutnya. Dimana nilai N’ merupakan banyaknya data yang diambil
untuk mencapai tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95%. Berikut
ini adalah uji kecukupan data pada proses pencetakkan kerupuk ikan
berwarna putih.
= 28,72
Menggunakan Tingkat Ketelitian 5% dan Tingkat Keyakinan 95%, karena
pada umumnya penelitian menggunakan tingkat keberhasilan 95% dan
ketelitian 5% maksudnya, rata-rata hasil pengukuran data menyimpang
sebesar 5% dari rata-rata sebenarnya dan kemungkinan keberhasilannya
IV - 19
sebesar 95%. Semakin tinggi ketelitian maka semakin besar pula tingkat
keyakinan dan semakin banyak pengukuran yang harus dilakukan.
1. Metode Shumard
Memberikan patokan-patokan penilaian melalui kelas-kelas kinerja kerja
dengan setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri. Disini pengukur diberi
patokan untuk menilai performansi kerja operator menurut kelas-kelas superfast,
fast+, fast, fast-, excellent, dan seterusnya.
a. Waktu siklus
b. Waktu normal
Waktu pekerja yang diselesaikan dengan kondisi wajar atau biasa juga
dengan kecepatan waktu yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lama,
dan dengan kemampuan rata-rata operator.
P =
=1
Wₙ
= 30,56 × 1
= 30,56 detik
penyesuaian sebesar 60, karena operator melakukan operasi dengan kerja yang
normal atau wajar dengan kecepatan mengoperasikan mesin cetak tidak terlalu
cepat maupun terlalu lambat.
2. Metode Westinghouse
Mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan
kewajaran atau ketidakwajaran. Keempat faktor tersebut adalah keterampilan
(skill), usaha (effort), kondisi kerja (condition), dan konsistensi (consistency).
Setiap faktor terbagi dalam kelas-kelas dengan nilainya masing-masing.
Keterampilan didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang
ditetapkan. Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan operator
ketika melakukan pekerjaannya. Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya
seperti keadaan pencahayaan, suhu, dan kebisingan ruangan. Konsistensi adalah
salah satu faktor yang harus diperhatikan karena pada pada setiap pengukuran
waktu angka-angka yang dicatat tidak pernah semuanya sama.
a. Waktu siklus
b. Waktu normal
Waktu pekerja yang diselesaikan dengan kondisi wajar atau biasa juga
dengan kecepatan waktu yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lama,
dan dengan kemampuan rata-rata operator.
Tabel 4.7 Tabel Penyesuaian Metode Westinghouse
IV-22
Keterampilan :0
Usaha : 0,05
Kondisi Kerja : -0,03
Konsistensi : 0,01 +
Jumlah = 0,03
P = (1 + 0,03 ) = 1,03
Waktu Normal = Ws × p
= 30,56 × 1,03 = 31,48 detik
faktor usaha pada kelas good sebesar 0,05. Nilai faktor kondisi kerja
pada kelas Fair sebesar -0,03. Nilai faktor konsistensi pada kelas good
sebesar 0,01. Pasa faktor keterampilan diberikan nilai 0 karena
operator melakukan gerakan-gerakannya tidak cepat tetapi tidak lambat
serta gerakan-gerakannya pun juga cukup menunjukkan tiadanya
keragu-raguan. Pada faktor usaha diberikan nilai sebesar 0,05 karena
operator melakukan tugasnya penuh dengan perhatian, tempat kerjanya
diatur dengan baik dan rapih oleh operator dan kecepatan bekerjanya
cukup baik serta berirama. Faktor kondisi kerja diberikan nilai sebesar
-0,03 karena kondisi yang kurang nyaman untuk operator dan suhu
ruangan kerja yang cenderung panas. Pada faktor konsistensi diberikan
nilai sebesar 0,01 karena tidak memerlukan banyak pengawasan serta
kualitas hasil yang baik.
Keadaan Tempratur
Normal 0%
Tempat Kerja
Kurang Baik – adanya
Keadaan Atmosfer debu-debu yang tidak 5%
beracun tetapi banyak
Keadaan Lingkungan yang Keadaan-keadaan yang
5%
Baik luar biasa (kebersihan)
Kebutuhan Pribadi Pria 2%
Kelonggaran Tak Mati lampu, mesin tidak
5%
Terhindarkan menyala
L (Allowance) 26%
Wb = Wn (1+l)
= 30,56 (1 + 0,26 )
= 38,50 detik
b. Waktu baku (Metode Westinghouse)
Wb = Wn (1 + I)
= 31,48 (1 + 0,26)
= 39,66 detik
Setelah didapat waktu siklus dan waktu normal dari tiap metode,
menghitung waktu baku didapat dari perkalian antara nilai waktu normal dan
faktor kelonggaran, nilai faktor kelonggaran sebesar 5% atau 0,05. Pada metode
Shummard hasil waktu baku yang didapat sebesar 38,50 detik dan pada metode
Westinghouse hasil waktu baku yang didapat sebesar 39,66 detik. Sehingga dapat
IV - 25