(SOP)
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Manajemen Bisnis Jasa
Yang dibina oleh Bapak Mohammad Hari
Oleh
Chintya Maharani Putri
Iqbal Fajarudin P.
Masnur Hadi Saputro
Sarah Chrisanti C.H.
Talita Ivadah
Yeni Winarti
(130413615041)
(110413423589)
(130413615044)
(130413614963)
(130413604604)
(130413611649)
Daftar Isi
Cover................................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................2
I. PENDAHULUAN........................................................................................3
II. PEMBAHASAN.........................................................................................4
III. KESIMPULAN.........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................27
I
PENDAHULUAN
Merancang suatu sistem delivery jasa adalah suatu proses kreatif
yang dimulai dari perencanaan konsep dan strategi dengan tujuan
melakukan diferensiasi dengan pesaing yang ada. Dalam merancang suatu
sistem jasa, termasuk didalamnya isu mengenai lokasi, rancangan fasilitas,
lay out pelanggan, arus kerja, prosedur dan tugas penyedia jasa, kualitas
jasa, keterlibatan pelanggan, pemilihan peralatan, dan kecukupan
kapastitas pelayanan. Proses perancangan jasa tidak pernah berhenti, pada
saat jasa mulai dioperasikan, modifikasi sistem penyampaiannya sudah
harus diperkenalkan sebagai suatu kondisi yang telah dijamin.
Terdapat beberapa faktor mendasar yang mempengaruhi
pengembangan sistem delivery jasa yang baru (inovatif), seperti teknologi,
manusia, dan sistem. Pengembangan suatu sistem jasa harus mencakup
aspek-aspek seperti lokasi, desain fasilitas, layout yang mendukung
pelayanan konsumen seta memiliki alur kerja yang dapat efisien. Ide-ide
untuk merancang suatu
II
PEMBAHASAN
Kontak konsumen
inovasi informal
Ketidakberwujudan jasa membuat penelitian pasar lebih sulit
distribusi
harus
Beragam
Tidak terpisahkan
jasa
Segmen konsumen yang berbeda mungkin memerlukan jasa
pada
tahapan
perancangan jasa
Untuk mencapai kepuasan konsumen, kualitas jasa yang
Kompleks
Keunikan karakteristik jasa membuat banyak orang mengandalkan katakata untuk menjelaskan jasa (Zeithaml dan Bitner, 2003). Shostack (1992)
menyebutkan bahwa ada empat kemungkinan yang terjadi jika orang hanya
mengandalkan kata-kata untuk menjelaskan jasa sebagai berikut:
1. Terlalu sederhana. Menyebutkan jasa portofolio manajemen sebagai
kegiatan pembelian dan penjualan saham sama seperti menyebutkan
pesawat ulang-alik sebagai benda yang terbang diudara.
2. Tidak lengkap. Baik karyawan maupun konsumen sering melewatkan
elemen jasa yang tidak mereka pahami sepenuhnya. Seorang penjual
asuransi pendidikan mungkin dapat menjelaskan manfaat produk tersebut
dengan baik, tetapi barangkali ia tidak dapat menjelaskan secara detail
bagaimana pengurusan klaim dilakukan, bagaimana laporan pembayaran
premi dilakukan, dan bagaimana system pendukung yang digunakan oleh
perusahaan asuransi atau bank untuk menyediakan jasa tersebut.
3. Subjektif. Setiap orang yang menguraikan produk jasa dengan kata-kata
akan terjebak pada pengalaman pribadi dan pemahamannya terhadap jasa
tersebut. Karyawan yang bekerja pada area fungsional yang berbeda,
seperti pemasaran, keuangan, operasi dan sumber daya manusia (SDM),
akan menafsirkan jasa secara berbeda pula.
4. Bias. Penafsiran yang bias merupakan resiko keempat ketika individu
hanya mengandalkan kata-kata untuk menjelaskan jasa. Setiap orang akan
menafsirkan kata tanggap, cepat, atau fleksibel secara berbeda. Jika
seorang manajer meminta karyawan lini depan mereka untuk bersikap
lebih tanggap dan fleksibel dalam melayani konsumen, setiap karyawan
akan menafsirkan tanggap dan fleksibelsecara berbeda kecuali kedua
konsep tersebut didefinisikan dengan jelas.
PAKET JASA
Konsep jasa
interaksi
jasa Layanan
yang terdiri
atasmemfasilitasi
jasa utama, jasa
yang memfasilitasi
jasa pendukung
utama
Layanan utama
yang
perangkat
fisik layanan
perangka
(facilitating services), dan jasa pendukung (supporting services), dapat
dikembangkan berdasarkan konsep jasa yang telah ditentukan oleh
pihak manajemen. Jasa utama menggambarkan layanan yang
disediakan penyedia jasa dan menjadi alas an keberadaan mereka di
pasar. facilitating services merupakan jasa layanan yang harus
disediakan untuk menyajikan jasa layanan utama. Contoh layanan
yang memfasilitasi jasa utama ini adalah layanan Check in pada jasa
penerbangan, layanan penerimaan tamu pada hotel, dan kartu ATM
(perangkat fisik) untuk pengambilan uang tunai. Sementara itu,
layanan
pendukung
(supporting
services)
dilakukan
untuk
konsumen
dalam
memberikan
informasi
atau
jasa asuransi
Manfaat
dikomunikasikan
yang
dengan
akan
diperoleh
jelas.
konsumen
Perusahaan
juga
perlu
perlu
komprehenfif.
Kajian
tentang
permintaan,
proyeksi
seringkali
produksi-konsumsi
jasa
dilakukan
secara
bersamaan.
Pada tahap ini, organisasi penyedia jasa dapat membuat blue print
konsep
jasa
penyampaian
yang
jasa
dikembangkan.
dijelaskan
Proses
sedetail
produksi
mungkin.
dan
Dalam
secara
nasional
atau
melakukan
penundaan
dan
(ELEMEN)
RANCANGAN
JASA
(SERVICE
DESIGN ELEMENTS)
11
DALAM
MENGADOPSI
12
serta
menghubungi
pemakai
yang
telah
13
10. Analisis hasil akhir; bandingkan apa yang diharapkan dengan apa
yang tercapai, identifikasi lagi keunggulan-keunggulan kompetitif
yang mungkin ada.
F. SERVICE BLUEPRINT
Service Blueprint merupakan sebuah teknik yang sering digunakan
dalam menterjemahkan konsep pelayanan baru. Service Blueprint adalah
adalah gambar atau peta yang secara akurat menggambarkan sistem jasa
sehingga semua orang yang terlibat dalam penyajiannya
dapat
14
Contohnya pada Hotel Service Blueprint ini, pada bagian baris atas
sebelah kiri kita lihat adanya Physical Evidence yang berupa segala hal
yang dapat dilihat pelanggan dihotel kita mulai dari parking area, kereta
barang, Meja registrasi di lobby,elevator, dekorasi kamar, dll. Dari sini
manajer hotel dapat menanyakan apakah pelayanan evidence yang
diberikan hotel sudah sesuai dengan harapan konsumen.
Di baris kedua ada Customer Actions menjelaskan segala hal yang
dilakukan oleh customer. Mulai dari masuk hotel, memberikan tas pada
bellboy, melakukan cek in, tidur, makan, dan lain sebagainya hingga cek
out dan pergi. Semua aktifitas pada garis inilah yang disebut sebagai
service encounter yang sangat menentukan kepuasan seorang pelanggan.
Dalam tahapan ini manajer bisa juga menanyakan pada pelanggan
15
bagaimana interaksi dengan para staff (clerk, bell boy, room service)
apakah berjalan dengan baik, dan apakah sudah dilayani dengan baik.
Dibaris ketiga dan keempat ada Onstage Contact dan Backstage
Contact. Onstage Contact adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas
front liner dalam melayani dan memenuhi kebutuhan atau keinginan
konsumen. Pada bagian ini terjadi kontak antara customer dan staff yang
sangat menentukan kepuasan pelanggan.
Sedangkan untuk Backstage Contact adalah kegiatan yang dilakukan oleh
petugas backstage, karyawan di back office yang mendukung pekerjaan
staff front liner dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Pada bagian ini
tidak terjadi kontak antara customer dengan karywan.
Dibaris keempat terdapat Support Process merupakan pendukung
dalam usaha pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan
blueprint jasa sebetulnya adalah suatu sistem delivery jasa yang
memungkinkan manajemen untuk melakukan testing tentang konsep jasa
di atas kertas komitmen akhir dibuat. Blueprint juga digunakan untuk
memfasilitasi suatu cara pemecahan masalah maupun untuk mendapatkan
ide-ide baru dalam mengatasi service failure (kegagalan suatu jasa)
maupun pemanfaat peluang berdasarkan hasil penelitian persepsi
konsumen.
1. Strategi Memposisikan Jasa Melalui Struktur Proses
Mempersiapkan service blueprint adalah tahap awal dalam
mengembangkan struktur proses pelayanan yang akan memposisikan
perusahaan tersebut dalam persaingan di pasar. Service blueprint
secara langsung akan menunjukkan tingkat kompleksitas dari struktur
delivery dari pelayanan perusahaan. Sebagai contoh, proses dan
tingkat kompleksitas pelayanan pada restoran fast food tentunya akan
lebih ringkas dibandingkan dengan pada sebuah restoran warung
jogja. Seberapa khusus (spesifik) suatu jasa, dapat diukur dari tingkat
kompleksitas pelayanannya.
Begitupula pada jasa pengacara yang lebih spesifik dari biro
hukum biasa, karena interaksi dengan klien membutuhkan penilaian
(judgement) dan adaptasi dari situasi yang sangat berbeda.
16
secara
langsung
di
dalam
prosesnya.
Hal
tersebut
17
maupun telepon
Tanpa interaksi sama sekali, biasanya terjadi di bank terkait
kredit konsumen, transfer, dll.
oprasi.
Pada
dasarnya
pendekatan
ini
berusaha
yang
menunjang
keberhasilan
dalam
hal
pendekatan
kebebasan
ini,
bertindak.
syarat
keterampilan
yang
dibutuhkan
untuk
Machines).
Setandar jasa
Menu yang terbatas pada suatu restoran memungkinkan
pelayanan dan ketersedianaan hidangan secara tepat dan efesien.
Adanya
pembatasan
pilihan
jasa
memungkinkan
usaha
Selain
itu,
setandardisasi
juga
bermanfaat
akan
sehingga
tidak
banyak
pengaruh
terhadap
proses
penyampaian jasa.
Pemisahan oprasi kontak tinggi dengan oprasi tanpa kontak
langsung
Oprasi kontak tinggi membutuhkan karyawan yang
terampil dalam menjalankan public relations. Misalnya, karyawan
reservasi dan ticketing pesawat harus murah senyum dan
komunikatif terhadap setiap calon penumpang. Sedangkan oprasi
tanpa kontak langsung tidak harus secara fisik berhubungan
langsung dengan pelanggan. Oleh karena itu, oprasi jenis ini
dapat dijadwalkan agar dapat mencapai kapasitas optimum.
Sebagai contoh, bagian penanganan bagasi dan petugas
kebersihan pesawat dapat beroprasi seperti pabrik manufaktur.
20
Partisipasi pelanggan
Sebagian besar besar sistem jasa, pelanggan hadir pada saat
jasa tersebut diberikan. Bahkan tidak jarang pelanggan juga
memainkan peranan penting dalam meningkatkan produktivitas.
Terlebih lagi apabila ada sebagian aktifitas jasa yang dapat
dialihkan kepada pelanggan. Selain itu, partisipasi pelanggan juga
dapat
meningkatkan
costumization.
Berdasarkan
tinggkat
21
yang
dipilihny
dari
rak-rak
pajangan.
Lalu
kebijaksanaan
perusahaan.
Elemen-elemen
tersebut
22
I. SERVICE BENCHMARK
Teknologi baru software dan
23
III
KESIMPULAN
Kita telah mengetahui bahwa inovasi dalam jasa pelayanan dapat berupa
radikal maupun bertahap dan sering adalah hasil dari penerapan teknologi,
dalam pengembangan jasa desain dari sistem delivery jasa digambarkan
dalam diagram visual yang disebut service blueprint dimana kompleksitas
dari sistem tersebut dapat dimonitor dari banyaknya prosedur pelayanan
yang diberikan, dan karena konsumen melihat jasa sebagai produk,
implementasi teknologi baru membutuhkan perhatian pada level customer
acceptance.
24
DAFTAR PUSTAKA
Alfansi, Lizar, Pemasaran Jasa Finansial Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2012.
Jasfar, Farida, Manajemen Jasa: Pendekatan Terpadu, Ghalia
Indonesia, Bogor, 2010
http://www.csia.com.au/service-standards-iccs-certification/icss/creating-adeliberate-signature-service-experience-2
Diakses pada tanggal 24 Januari 2015
https://prezi.com/hkxlo0q30qn_/service-blueprint/
Diakses pada tanggal 24 Januari 2015
http://165991.blogspot.com/2011/06/pendekatan-pendekatan-dalam-sistem.html?
m=1
Diakses pada tanggal 23 Januari 2015
25