yang meliputi daerah penelitian Lampung Timur dan Way Kanan, total data
Data geolisrik yang digunakan ialah data dengan format excel dimana
Timur dan Way Kanan, secara rinci terdapat 4 data geolistrik di Lampung
Timur dan 5 data geolistrik di Way Kanan. Berdasarkan data tersebut akan
Pada Tabel 6. terlihat bahwa data yang terukur berupa nilai resistivitas
semu, nilai arus, nilai tegangan. Dimana data yang terukur pada alat berupa
nila arus dan tegangan, kemudian dimasukkan kedalam program excel untuk
Data
AB/2 MN/2
No K (m) I
(m) (m) V (mV) Rho (Ohm.m)
(mA)
1 1,5 0,5 6,3 43,0 2439,0 356,2
2 2,5 0,5 18,8 41,0 618,0 284,0
3 4 0,5 49,5 73,0 238,0 161,2
4 6 0,5 112,3 66,0 56,2 95,6
5 8 0,5 200,2 40,0 8,2 41,0
6 10 0,5 313,2 48,0 3,9 25,4
7 12 0,5 451,4 63,0 2,8 20,1
8 15 0,5 705,7 51,0 1,3 18,0
9 15 5 62,8 51,0 12,2 15,0
10 20 5 117,8 73,0 8,3 13,4
11 25 5 188,4 61,0 4,3 13,3
12 30 5 274,8 69,0 3,7 14,7
13 40 5 494,6 38,0 1,3 16,9
14 50 5 777,2 46,0 0,9 15,2
15 60 5 1122,6 47,0 0,7 16,7
16 75 5 1758,4 86,0 0,9 18,4
17 75 10 867,4 88,0 1,5 14,8
18 100 10 1554,3 29,0 0,4 21,4
19 125 10 2437,4 23,0 0,3 31,8
20 150 10 3516,8 28,0 0,2 25,1
21 175 10 4792,4 34,0 0,2 28,2
22 200 10 6264,3 40,0 0,1 15,7
23 250 10 9796,8 122,0 0,1 8,0
24 300 10 14114,3 153,0 0,1 9,2
dengan format excel, dimana dalam data tersebut terdapat nilai log
resisitivitas dan log sp per kedalaman. Selain data nilai resistivitas dan sp,
metode well logging didukung juga dengan data hasil cutting pemboran.
Setelah didapat data pengukuran berupa data geolistrik dan data well
Pegolahan dan pemodelan data yang dilakukan ialah 1D geolistrik dan well
logging. Untuk proses dan hasil pengolahan data penelitian ini secara rinci
lampung timur sebanyak 8 data yang terbagi menjadi 4 data geolistrik dan 4
data well logging pada 4 titik pengukuran, secara rinci adalah sebagai berikut.
A. Metode Geolistrik
a. Titik SK-01
01 yang berada pada desa Jaya Asri, Lampung Timur. Dimana dari
meter. Dimana grafik hasil pemodelan dapat terbaca dan dari hasil
perlapisannya.
47
b. Titik SK-02
lalu data rho dan jarak elektroda diinput kedalam software resty dan
c. Titik SK-03
titik lainnya, hal ini disebabkan perbedaan jenis litologi pada daerah
penelitiian.
49
d. Titik SK-04
suatu sumur, dimana dari data tersebut diinput kedalam software log
a. Sumur SK-01
Grafik log terbaca dengan cukkup baik, untuk hasil grafik log
b. Sumur SK-02
c. Sumur SK-03
Gambar 21.
d. Sumur SK-04
cukup bagus dimana data logging yang berupa log sp dan log
diambil per tiga meter pemboran. Setelah data logging dan data
terbagi menjadi 5 data geolistrik dan 5 data well logging. Pengolahan dan
nantinya diinterpretasi dan menjadi dasar pendugaan akuifer air tanah dalam.
Untuk lebih jelas pengolahan dan pemodelan data pada daerah Way Kanan
a. Titik SK-05
tepatnya terletak pada desa Sri Numpi. Pada titik ini meiliki
pada Gambar 23. Grafik nilai resistivitas pada titik SK-05 dapat
terbaca.
59
b. Titik SK-06
c. Titik SK -07
d. Titik SK-08
e. Titik SK-09
hingga 300 meter. Setelah didapat data pengukuran pada titik SK-09
SK-09 (Gambar 27.) grafik yang dihasilkan tidak begitu bagus, hal
maksimal.
software Log Plot. Berdasarkan ( Tabel 7.) data penelitian berupa data
dimana dari data tersebut diinput kedalam software log plot beserta
prospek akuifer air tanah dalam. Hasil dari pengolahan dan pemodelan
adalah grafik log dan hasil litologi perkedalaman, grafik log yang
a. Sumur SK-05
meter. Data logging yang dimiliki dimulai dari 38 meter dan hanya
sumur arus listrik terhambat oleh casing pvc, grafik logging seperti
b. Sumur SK-06
acuan.
c. Sumur SK-07
d. Sumur SK-08
pada saat interpretasi zona akuifer air tanag juga diperhatikan data
e. Sumur SK-09
5. 3. Pembahasan
memperoleh zona akuifer air tanah dalam secara tepat. Kedua metode tersebut
memiliki parameter penentuan zona akuifer yang berbeda, dimana secara umum
dari kedua metode tersebut menghasilkan target berupa zona akuifer air tanah yang
yaitu Lampung Timur dan Way Kanan, penjelasan dari hasil interpretasi ke 2
pemodelan geolistrik dan well logging. Interpretasi berupa zona akuifer air
A. Metode Geolistrik
selain itu dapat dilihat dari kurva ataupun grafik dari pemodelan 1D
geolistrik, dimana dari grafik tersebut dapat juga dilihat nilai resisistivitas
akuifer yang berbeda beda, berikut adalah hasil interpretasi dari metode
a. Titik SK-01
litologi batuan berupa lapisan batupasir tufan yang sedikit basah. Lalu
lapisan ini tersusun oleh batu pasir, lempung dan sisipan batu basalt.
b. Titik SK-02
dari pemodelan data geolistrik bahwa titik SK-02 terdiri dari 4 lapisann
c. Titik SK-03
meter dengan nilai tahanan jenis sebesar 20.26 Ωm. Dimana lapisan
batupasir dan lapisan batu beku basaltik. Lapisan ketiga berada pada
lapisan batu beku basaltik dan tersisipkan batu pasir basah yang
ini diasumsikan sebagai lapisan batu pasir yang merupakan akuifer air
tanah.
d. Titik SK-04
meter dengan nilai tahanan jenis sebesar 196.49 Ωm. Dimana lapisan
Penentuan zona akuifer air tanah dalam dengan metode well logging
parameter yang perlu diperhatikan ialah defleksi kurva log serta didukung
dengan sampel cutting perkedalaman dasi suatu sumur. Adapun jenis log
yang digunakan dalam penentuan zona akuifer air tanah dalam ialah berupa
log SP dan log resisitivity. Untuk penentuan zona akuifer air tanah dalam
dengan log resisitivity ditunjukkan oleh defleksi kurva log yang cenderung ke
arah kanan, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai resistivitas zona akuifer
memiliki nilai yang besar. Nilai resistivitas pada metode logging berbeda
dengan nilai resistivitas pada metode geolistrik, jika pada geolistrik nilai
resistivitas pada zona akuifer cenderung kecil sedangkan pada metode well
permukaan bumi. pada metode well logging, jenis resistivitas yang terukur
sehingga pada zona akuifer nilai resistivitas well logging cenderung bernilai
78
zona akuifer dengan metode well logging juga harus memperhatikan kondisi
a. Sumur SK-01
log yang meliputi log SP dan log resistivitas. Selain itu pada hasil
litologi perlapisan serta didapat zona prospek akuifer air tanah. Dari
sumur SK-01 terdiri dari lapisan Top soil, lapisan batupasir lempungan,
lapisan batu basaltik, batu lempung, dan lapisan batupasir. Top soil
berada pada kedalaman 0 sampai 7 meter, lapisan ini tersusun oleh tanah
sampai 36.5 meter. Lapisan batu basaltik berada pada kedalaman 12.5
sampai 18 meter.
log SP dan log resistivitas, dari interpretasi kedua jenis log tersebut dan
zona akuifer air tanah dalam. Akuifer pertama berada pada kedalaman
18 sampai 33.5 meter dan akuifer kedua berada pada kedalaman 36.5
hasil pengolahan data well logging, untuk kurva log SP memiliki nilai
yang tinggi dan ditunjukkan dengan defleksi kearah kanan dan untuk
nilai log resisitivitas memiliki nilai yang cenderung tinggi dan defleksi
kurva kearah kanan. Untuk penentuan zona akuifer dengan metode well
Berdasarkan kedalaman akuifer air tanahnya, akuifer air tanah pada titik
b. Sumur SK-02
Pengukuran metode well logging pada titik SK-02
memiliki lapisan berupa lapisan top soil, lapisan batu lempung, lapisan
80
batu lempung pasiran, lapisan batu pasir lempungan dan lapisan batu
pasir. Top soil berada pada kedalaman 0 sampai 7 meter, lapisan ini
32 sampai 46 meter.
kurva log yang dilakukan didapat zona akuifer air tanah dalam pada
untuk zona akuifer air tanah, serta didukung dengan data litologi
perlapisan yaitu tersusun oleh batu pasir dimana batu pasir merupakan
c. Sumur SK-03
akuifer air tanah dalam. Dari hasil cutting pemboran beserta dengan
81
kurva defleksi log titik SK-03 tersusun oleh lapisan batuan yang
terdiri dari lapisan top soil, lapisan batu lempung pasiran, lapisan batu
pasir, dan lapisan batu beku basaltik. Lapisan top soil berada pada
meter sampai 39 meter, dimana batuan beku basaltik ini berongga dan
interpretasi kurva log yang dilakukan didapat zona akuifer air tanah
reisitivitas yang tinggi untuk zona akuifer air tanah, serta didukung
dengan data litologi perlapisan yaitu tersusun oleh batu pasir dimana
resistivitas yang tinggi, hal ini didukung juga oleh hasil core batuan
kedalaman akuifer air tanahnya, akuifer air tanah pada titik SK-03
d. Sumur SK-04
rekaman log yang meliputi log SP dan log resistivitas. Selain itu pada
hasil litologi perlapisan serta didapat zona prospek akuifer air tanah.
pada sumur SK-04 terdiri dari lapisan Top soil, lapisan batupasir, dan
sampai 48 meter.
log SP dan log resistivitas, dari interpretasi kedua jenis log tersebut
83
terdapat 2 zona akuifer air tanah dalam. Akuifer pertama berada pada
defleksi kurva hasil pengolahan data well logging, untuk kurva log SP
kanan dan untuk nilai log resisitivitas memiliki nilai yang cenderung
A. Metode Geolistrik
selain itu dapat dilihat dari kurva ataupun grafik dari pemodelan 1D
geolistrik, dimana dari grafik tersebut dapat juga dilihat nilai resisistivitas
yang terukur pada metode geolistrik adalah resistivitas semu yang kemudian
berbeda beda, berikut adalah hasil interpretasi dari metode geolistrik pada
a. Titik SK-05
dengan material pasir dan kerikil lepasan. Lapisan kedua berada pada
85
lapisan batupasir basah dan diikuti oleh lapisan lempung yang lembab.
b. Titik SK-06
SK-06 ( Gambar 24. ), dapat diketahui bahwa titik SK-06 terdiri dari
kering.
memiliki kandungan air dan termasuk jenis akuifer air tanah resapan
dalam.
c. Titik SK-07
diduga lapisan ini tersusun oleh batupasir kuarsa yang kering dan
air dan diduga merupakan zona akuifer air tanah dalam. Lapisan
konglomerat.
d. Titik SK-08
kedua berada pada kedalaman 2.29 meter – 3.41 meter, dengan nilai
e. Titik SK-09
geolistrik pada titik SK-09 ( Gambar 27. ), titik SK-09 terdiri dari 3
Penentuan zona akuifer air tanah dalam dengan metode well logging
parameter yang perlu diperhatikan ialah defleksi kurva log serta didukung
dengan sampel cutting perkedalaman dasi suatu sumur. Adapun jenis log yang
digunakan dalam penentuan zona akuifer air tanah dalam ialah berupa log SP
dan log resisitivity. Untuk penentuan zona akuifer air tanah dalam dengan log
resisitivity ditunjukkan oleh defleksi kurva log yang cenderung ke arah kanan,
hal tersebut menunjukkan bahwa nilai resistivitas zona akuifer memiliki nilai
yang besar. Nilai resistivitas pada metode logging berbeda dengan nilai
resistivitas pada metode geolistrik, jika pada geolistrik nilai resistivitas pada
zona akuifer cenderung kecil sedangkan pada metode well logging nilai
tersebut adalah jenis resitivitas yang terukur pada bawah permukaan bumi.
90
pada metode well logging, jenis resistivitas yang terukur merupakan resistvitas
akuifer nilai resistivitas well logging cenderung bernilai besar dan ditunjukkan
a. Sumur SK-05
lapisan penyusun serta kurva nilai dari log SP dan log resistivity serta
rekomendasi posisi akuifer air tanah dalam. Titik SK-05 tersusun oleh
lapisan top soil, lapisan batu lempung, lapisan batupasir, dan lapisan
meter.
titik SK-05 data logging untuk nilai resistivitas dan potensial diriya
kasar.
b. Sumur SK-06
butir pasir halus hingga sangat halus. Lapisan batu lempung berada
pasir.
c. Sumur SK-07
lapisan penyusun serta kurva nilai dari log SP dan log resistivity serta
rekomendasi posisi akuifer air tanah dalam. Titik SK-07 tersusun oleh
kurva log sp lebih cenderung kearah kanan yang berarti nilai log sp
batupasir.
d. Sumur SK-08
e. Sumur SK-09
lapisan penyusun serta kurva nilai dari log SP dan log resistivity serta
rekomendasi posisi akuifer air tanah dalam. Titik SK-09 tersusun oleh
lapisan top soil, lapisan batupasir, dan lapisan batu lempung pasiran.
46 m – 80 m
2 SK-02 50 m – 80 m
30 m – 80 m
3 SK-03 30 m – 90 m
48 m – 70m, 79 m – 85 m
4 SK-04 50 m – 100 m
35 m – 43 m, 46 m – 60 m
5 SK-05 30 m – 100 m
35 m – 40 m, 58 m – 68 m,
6 SK-06 30 m – 150 m
71 m – 80 m
21 m – 31 m, 40 m – 56 m, 60
7 SK-07 20 m – 100 m
m – 70 m
10 m – 33 m, 46 m – 63 m
8 SK-08 15 m – 90 m
33 m – 64 m
9 SK-09 30 m – 100 m
Pendugaan awal zona akuifer air tanah dilakukan dengan metode geolistrik
Pada titik SK-01 (Tabel 8.) bahwa selisih kedalaman batas atas dan
well logging akuifer paling atas pada kedalaman 18 m, dan batas bawah
general/ umum, dengan metode well logging dapat diketahui ketebalan suatu
berada pada kedalaman 80 meter, dimana selisih batas atas ialah 4 meter,
soil hingga batu lempung, dimana pada pemodelan geolistrik masih terbaca
tidak begitu tinggi, yaitu 94.04 Ωm – 30.20 Ωm, dimana pada kedalaman 4
lapisan yang lembab dan mengandung air sehingga terbaca sebagai lapisan
diperoleh dengan tepat batas perlapisan baik lapisan akuifer, top soil, hingga
lapisan penyekat dan penentuan dimana posisi dan ketebalan akuifer air
dan metode well logging zona prospek akuifer air dalam pada titik SK-02
logging zona akuifer berada pada kedalaman 30 – 80 meter, dilihat dari hasil
dipengaruhi oleh litologi pada lapisan tersebut ialah batu beku berupa
99
juga tersusun oleh lapisan batu pasir, hal tersebut diketahui dari hasil
memiliki litologi berupa batu beku basaltik dan batu pasir, dimana pada
pada metode well logging yang tinggi dan didukung hasil sampel yang
Pada titik SK-04 kedalaman zona akuifer air tanah dengan metode
metofde well logging akuifer air tanah dalam berada pada kedalaman 48 –
ketebalan lapisan tidak terlalu terbaca sehingga dengan metode well logging
dapat diketahui batas suatu lapisan dan ketebalan lapisan dan jenis litologi
soil dan lapisan batu lempung, yang telah dipastikan dalam pemodelan
metode well logging. Berdasarkan dari korelasi data geolistrik dan well
logging zona akuifer air tanah dalam pada titik SK-05 berada pada
kedalaman 35 m – 43 m dan 46 m – 60 m.
pada kedalaman 30 meter – 150 meter, sedangkan pada metode well logging
80 m. Dari metode well logging diketaui secara jelas batas perlapisan dan
ketebalan suatu akuifer air tanah dalam dan perbandingan dengan metode
geolistrik dan metode well logging tidak begitu signifikan. Dimana pada
metode geolistrik batas atas dari pendugaan akuifer dimulai dari 20 meter
data geolistrik, lalu dengan metode well logging untuk memperjelas tebal
geolistrik dan metode well logging zona akuifer air tanah dalam berada pada
dengan metode geolistrik dan well logging diketahui bahwa nilai perbedaan
dan selisih batas akuifer menurut metode geolistrik dan well logging hanya
dan bukan sebagai target produksi. Selisih batas atas dan bawah akuifer
tersebut masih bisa ditoleransi karena tidak terjadi perbedaan yang terlalu
well logging diperoleh secara pasti posisi akuifer air tanah dalam berada
30 m – 100 m, dan pada metode well logging akuifer berada pada kedalaman
102
geolistrik dan well logging tidak terlalu signifikan dan masih dapat
penampang litologi dapat diketahui pola sebaran akuifer air tanah dalam
103
yang dicirikan dengan jenis litologi berupa batu pasir. Berdasarkan hasil
menebal ke arah barat laut dari arah titik SK-02 sampai titik SK-04.
sebaran akuifer air tanah lebih dominan berada pada litologi batu pasir.
Zona sebaran akuifer menebal dari ke arah barat laut dari titik SK-07 ke SK-
09.