SATUAN OPERASI
ACARA I
PRINSIP KEKEKALAN MASSA DAN ENERGI
Disusun oleh :
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah:
1. Mempelajari prinsip kekekalan massa
2. Mempelajari prinsip kekekalan energi
3. Melakukan analisis neraca massa
4. Melakukan analisis neraca energi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Neraca massa merupakan perhitungan semua bahan yang ada dalam proses.
Ada kalanya bahan yang dikenakan proses berubah bentuk menjadi senyawa lain
atau menjadi konsumsi dalam sistem itu, tetapi jumlah massanya tidak berubah.
Massa yang tumbuh dan massa yang terambil diartikan bila terjadi reaksi kimia,
maka bahan yang satu bisa terambil dan membentuk senyawa lain (Brown et al.,
1978). Terdapat tiga kategori pada neraca massa yang dapat dilihat, diantaranya
adalah massa masuk (massa yang terakumulasi atau massa yang tersimpan dan
massa yang keluar atau meninggalkan sistem). Apabila massa yang terakumulasi
sama dengan nol atau keadaan steady state, maka massa masuk sama dengan massa
keluar. Apabila massa yang terakumulasi tidak sama dengan nol, kemudian
konsentrasi komponen dalam sistem dapat berubah dengan waktu, proses yang
demikian dikatakan proses yang belum seimbang (unsteady state) (Yuliani, 2019).
Suatu sistem apapun, jumlah materi akan tetap walaupun terjadi perubahan
bentuk ataupun keadaan fisik. oleh sebab itu dalam suatu proses pengolahan akan
terjadi jumlah bahan yang masuk akan sama dengan jumlah bahan yang keluar
sebagai produk yang dikehendaki ditambah dengan jumlah yang hilang atau produk
samping (Wirakartakusumah et al., 1989).
1. Bak air
2. Stopwatch
3. Gelas ukur atau ember sudah ditera
4. Busur
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Air
2. Minyak
3. Susu
𝑚̇akumulasi =
dṁ𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 ……..........(3.4)
dt
Q=
𝑉𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ……..........(3.7)
𝑡
Q=
V cairan ……..........(3.18)
𝑡
Laju massa cairan dapat dihitung dengan persamaan berikut.
𝑚̇input = Q x ρcairan ……..........(3.17)
Gambar 3.4.1 Pengukuran lama pengisian dan laju aliran massa ke bak
air
Grafik pada gambar 4.1.1 di atas merupakan grafik laju massa terapung vs
waktu. Dihasilkan bahwa bukaan 90° memiliki kelerengan yang lebih tinggi
dibandingkan bukaan 45°. Hal ini dapat disebabkan karena semakin besar bukaan
kran akan menyebabkan semakin besar debit air yang mengalir. Semakin besar laju
aliran massa ke bak air maka waktu pengisian menjadi semakin kecil yang
berdampak pada waktu pengisian yang semakin cepat.
Gambar 4.1.2 Grafik hubungan antara laju aliran massa (m) dan waktu (s)
Grafik pada gambar 4.1.2 di atas merupakan Grafik hubungan antara laju
aliran massa (m) dan waktu (s). Fenomena yang terjadi pada percobaan 1 terjadi
juga pada percobaan ke-2, yaitu pengukuran pasokan dan pengatusan massa tanpa
ada perubahan volume akumulasi, dimana bukaan 90° kelerengannya lebih tinggi
daripada bukaan 45°.
Gambar 4.1.3 Grafik hubungan antara laju aliran massa (m) dan waktu (s)
Grafik pada gambar 4.1.3 di atas merupakan grafik hubungan antara laju
aliran massa (m) dan waktu (s). dihasilkan bahwa bukaan 90° memiliki kelerangan
yang lebih tingi dibandingkan dengan bukaan 45°. Hal tersebut terjadi karena
semakin besar bukaan akan berdampak pada semakin besarnya debit keluar dan
semakin cepatnya laju aliran massa keluar dari bak air. Sehingga, semakin cepatnya
penurunan tingkat air dan waktu pengutusan menjadi semakin singkat.
Gambar 4.1.4 Grafik hubungan antara laju aliran massa (m) dan waktu (s)
Grafik pada gambar 4.1.4 di atas merupakan grafik hubungan antara laju
aliran massa (m) dan waktu (s). Dihasilkan bahwa bukaan 90° memiliki kelerengan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan bukaan 45°. Sehingga, semakin besar nilai
tinggi maksimal yang didapatkan pada bukaan 90° daripada bukaan 45° dengan
waktu yang didapatkan juga lebih cepat. Dari hasil yang didapatkan pada percobaan
1-4 dihasilkan kesimpulan jumlah massa diawal tidak sama persis dengan jumlah
massa diakhir. Hal tersebut dapat terjadi karena selama proses, ada massa yang
dikonsumsi oleh sistem, ataupun juga kaitannya dengan waktu.
Prinsip dari neraca massa dan energi menyatakan bahwa jumlah massa
bahan atau energi yang masuk ke dalam suatu sistem sama dengan yang keluar
dalam keadaan steady state. Persamaan atau ketepatan prinsip kekekalan neraca
massa dan energi dengan percobaan yang telah dilakukan adalah massa dan energi
dalam sistem tersebut kuantitasnya (jumlah) adalah konstan. Praktikum ini juga
dapat dihasilkan data yang menunjukan bahwa laju massa yang tertampung pada
bukaan penuh (90°) lebih besar dibandingkan dengan bukaan setengah (45°).
Permanfaat prinsip kekekalan massa dan energi dalam bidang Energi dan
Mesin Pertanian adalah mahasiswa dapat mengetahui input energi yang dapat
diberikan kepada sebuah mesin, dan mengharapkan output yang diinginkan serta
memprediksi kemungkinan yang terjadi.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
waktu alir, Ketinggian air, Volume tertampung, Debit cairan, Laju massa tertampung,
t (s) h (m) V (m³) Q (m³/s) ṁ (kg/s)
12 0,02 0,00043 3,56374E-05 0,0285
20 0,04 0,00086 4,27649E-05 0,0342
26 0,06 0,00128 4,93441E-05 0,0395
32 0,08 0,00171 5,34562E-05 0,0428
40 0,1 0,00214 5,34562E-05 0,0428
48 0,12 0,00257 5,34562E-05 0,0428
53 0,14 0,00299 5,6482E-05 0,0452
60 0,16 0,00342 5,70199E-05 0,0456
77 0,2 0,00428 5,55389E-05 0,0444
JUMLAH 0,019672 0,000457 0,365725
Tabel 2. Hasil perhitungan laju massa cairan pada bukaan kran 90˚
Laju massa tertampung, ṁ Kecepatan fluida keluar nozel
t (s) t (s) ketinggian air, h(m) Volume tertampung, V (mᶾ) Debit cairan, Q (mᶾ/sekon)
h out bukaan (cm) (kg/sekon) (v2)
5 0,19 1,92 5 0,0019 4,06061E-05 7,57433E-06 0,006059468 0,192976683
10 0,26 2,04 10 0,0026 5,55662E-05 8,86042E-06 0,007088337 0,225743217
15 0,3 2,51 15 0,003 6,41149E-05 9,51762E-06 0,007614095 0,242487113
20 0,35 2,71 20 0,0035 7,48007E-05 1,02802E-05 0,008224163 0,261916017
25 0,43 2,86 25 0,0043 9,1898E-05 1,13947E-05 0,00911574 0,290310179
30 0,51 3,04 30 0,0051 0,000108995 1,24095E-05 0,009927566 0,316164514
35 0,55 3,11 35 0,0055 0,000117544 1,28869E-05 0,010309534 0,328329103
40 0,63 3,28 40 0,0063 0,000134641 1,37923E-05 0,011033872 0,351397211
45 0,7 3,35 45 0,007 0,000149601 1,45384E-05 0,011630723 0,370405184
50 0,75 3,62 50 0,0075 0,000160287 1,50487E-05 0,012038942 0,38340579
55 0,82 3,74 55 0,0082 0,000175247 1,57353E-05 0,012588228 0,40089899
60 0,9 3,87 60 0,009 0,000192345 0,000016485 0,013188 0,42
65 0,95 3,94 65 0,0095 0,00020303 1,69367E-05 0,013549382 0,43150898
70 1,09 4 70 0,0109 0,000232951 1,81418E-05 0,014513459 0,462212073
75 1,19 4,2 75 0,0119 0,000254322 1,89558E-05 0,015164607 0,482949273
80 1,2 4,4 80 0,012 0,00025646 1,90352E-05 0,015228191 0,484974226
85 1,21 4,64 85 0,0121 0,000258597 1,91144E-05 0,01529151 0,48699076
90 4,89 90 0 0 0 0 0
95 5,07 95 0 0 0 0 0
100 5,16 100 0 0 0 0 0
105 5,3 105 0 0 0 0 0
110 5,55 110 0 0 0 0 0
115 5,58 115 0 0 0 0 0
120 5,61 120 0 0 0 0 0
Tabel 3. Hasil perhitungan laju massa cairan pada bukaan kran 45˚
Laju keran tertampung, ṁ Kecepatan fluida keluar nozel
t (s) ketinggian air, h(m) Volume tertampung, V (mᶾ) Debit cairan, Q (mᶾ/sekon)
(kg/sekon) (v2)
5 0,0192 0,000410335 4,81558E-05 0,038524614 0,613449264
10 0,0204 0,000435981 4,96378E-05 0,039710263 0,632329028
15 0,0251 0,000536428 5,50598E-05 0,044047832 0,701398603
20 0,0271 0,000579171 5,72114E-05 0,045769095 0,728807245
25 0,0286 0,000611228 5,87734E-05 0,047018709 0,74870555
30 0,0304 0,000649697 6,05947E-05 0,048475743 0,77190673
35 0,0311 0,000664658 6,12883E-05 0,049030675 0,780743236
40 0,0328 0,000700989 6,29411E-05 0,050352913 0,80179798
45 0,0335 0,000715949 6,36092E-05 0,050887379 0,810308583
50 0,0362 0,000773653 6,61229E-05 0,05289833 0,842330102
55 0,0374 0,000799299 6,72099E-05 0,05376795 0,856177552
60 0,0387 0,000827082 6,8368E-05 0,054694438 0,870930537
65 0,0394 0,000842042 6,89836E-05 0,055186873 0,87877187
70 0,04 0,000854865 6,95069E-05 0,05560549 0,885437745
75 0,042 0,000897608 7,12233E-05 0,056978672 0,907303698
80 0,044 0,000940352 7,28994E-05 0,05831953 0,928654941
85 0,0464 0,000991643 7,48612E-05 0,059888946 0,953645636
90 0,0489 0,001045072 7,68515E-05 0,061481168 0,978999489
95 0,0507 0,001083541 7,82531E-05 0,062602497 0,996855055
100 0,0516 0,001102776 7,89446E-05 0,063155697 1,00566396
105 0,053 0,001132696 8,00084E-05 0,064006726 1,019215384
110 0,0555 0,001186125 8,18737E-05 0,065498925 1,04297651
115 0,0558 0,001192537 8,20946E-05 0,06567571 1,045791566
120 0,0561 0,001198948 8,2315E-05 0,065852021 1,048599065
1,270905584
Tabel 4. Hasil perhitungan laju massa cairan pada bukaan kran 90˚
waktu alir, t ketinggian Volume tertampung, Debit cairan, Q Laju massa tertampung , m
(detik) air , h (m) V (m3) (m3/sekon) (kg/sekon)
9 0,18 0,003846893 0,000427433 0,341946
16 0,16 0,00341946 0,000213716 0,170973
22 0,14 0,002992028 0,000136001 0,108801
29 0,12 0,002564595 8,84343E-05 0,070747448
35 0,1 0,002137163 6,10618E-05 0,048849429
41 0,08 0,00170973 4,17007E-05 0,033360585
48 0,06 0,001282298 2,67145E-05 0,021371625
54 0,04 0,000854865 1,58308E-05 0,012664667
61 0,02 0,000427433 7,00709E-06 0,005605672
Tabel 6. Hasil perhitungan laju massa cairan pada bukaan kran 90o
Laju massa tertampung, ṁ
t (s) ketinggian air, h(m) Debit cairan, Q (mᶾ/sekon)
Kecepatan , v (m/s) (kg/sekon)
5 0,003 0,242610799 9,52247E-06 0,007617979
10 0,006 0,343103483 1,34668E-05 0,010773449
15 0,011 0,464564312 1,82341E-05 0,014587319
20 0,015 0,54249424 2,12929E-05 0,017034319
25 0,018 0,594272665 2,33252E-05 0,018660162
30 0,022 0,656993151 2,5787E-05 0,020629585
35 0,026 0,714226855 2,80334E-05 0,022426723
40 0,029 0,75430763 2,96066E-05 0,02368526
45 0,033 0,804648992 3,15825E-05 0,025265978
50 0,036 0,840428462 3,29868E-05 0,026389454
55 0,041 0,896894643 3,52031E-05 0,028162492
60 0,044 0,929128624 3,64683E-05 0,029174639
65 0,046 0,950010526 3,72879E-05 0,029830331
70 0,049 0,980499873 3,84846E-05 0,030787696
75 0,053 1,01973526 4,00246E-05 0,032019687
80 0,056 1,048198454 4,11418E-05 0,032913431
85 0,057 1,057515957 4,15075E-05 0,033206001
90 0,06 1,084988479 4,25858E-05 0,034068638
95 0,064 1,120571283 4,39824E-05 0,035185938
100 0,066 1,137945517 4,46644E-05 0,035731489
105 0,068 1,15505844 4,5336E-05 0,036268835
110 0,071 1,180262683 4,63253E-05 0,037060248
115 0,074 1,204939833 4,72939E-05 0,037835111
120 0,075 1,213053997 4,76124E-05 0,038089896
125 0,077 1,229121638 4,8243E-05 0,038594419
130 0,079 1,244981928 4,88655E-05 0,039092433
135 0,081 1,260642693 4,94802E-05 0,039584181
140 0,084 1,283775681 5,03882E-05 0,040310556
145 0,085 1,291394595 5,06872E-05 0,04054979
150 0,086 1,298968822 5,09845E-05 0,040787621
0,896323661
Tabel 7. Hasil perhitungan laju massa cairan pada bukaan kran 45˚
Debit cairan, Q Laju massa tertampung, ṁ
t (s) ketinggian air, h(m)
Kecepatan , v (m/s) (mᶾ/sekon) (kg/sekon)
5 0,002 0,198090888 1,55501E-05 0,012440108
10 0,005 0,313209195 2,45869E-05 0,019669537
15 0,008 0,396181776 3,11003E-05 0,024880216
20 0,011 0,464564312 3,64683E-05 0,029174639
25 0,014 0,524099227 4,11418E-05 0,032913431
30 0,017 0,57752922 4,5336E-05 0,036268835
35 0,02 0,626418391 4,91738E-05 0,039339075
40 0,023 0,671758885 5,27331E-05 0,042186458
45 0,025 0,700357052 5,4978E-05 0,043982423
50 0,028 0,741188235 5,81833E-05 0,046546621
55 0,03 0,767202711 6,02254E-05 0,04818033
60 0,033 0,804648992 6,31649E-05 0,050531957
65 0,035 0,828673639 6,50509E-05 0,052040705
70 0,036 0,840428462 6,59736E-05 0,052778907
75 0,039 0,874745677 6,86675E-05 0,054934029
80 0,041 0,896894643 7,04062E-05 0,056324984
85 0,043 0,918509662 7,2103E-05 0,057682407
90 0,045 0,939627586 7,37608E-05 0,059008612
95 0,046 0,950010526 7,45758E-05 0,059660661
100 0,048 0,970443198 7,61798E-05 0,060943833
105 0,05 0,990454441 7,77507E-05 0,062200539
110 0,051 1,000309952 7,85243E-05 0,062819465
115 0,052 1,010069305 7,92904E-05 0,063432352
120 0,053 1,01973526 8,00492E-05 0,064039374
125
130
135
140
145
150
1,131979498
Tabel 8. Hasil perhitungan laju massa cairan pada bukaan kran 90˚