Anda di halaman 1dari 10

MODUL KONTROL LAJU ALIRAN

Baskara R. Gunarso (121320055)


Asisten: Ajeng Retno FOTO
Tanggal Percobaan: 30/10/2023 2x3
TF3106-Laboratorium Teknik Fisila III
Laboratorium Teknik Fisika III – JTPI ITERA

diinginkan dan suatu keadaan yang berlangsung.


ABSTRAK Agar keadaaan yang diinginkan sama dengan
Praktikum Kontrol laju aliran bertujuan untuk dapat keadaan yang berlangsung, maka pengontrolan
mengoperasikan, mengidentifikasi dan menganalisis system harus dilakukan Kegiatan proses yang berjalan di
kendali aliran. Terdapat percobaan yang akan dilakukan industri tidak terlepas dari peralatan–peralatan
pada praktikum kontrol laju aliran yaitu analisis sistem, yang memberlangsungkan proses tersebut,
analisis pompa, analisis parameter laju aliran,system control, diantaranya unsur perpipaan yang berfungsi
pengukuran control P, pengukuran control I, pengukuran sebagai media transportasi (pengaliran) fluida
control PI, pengukuran control PID. Transduser pengukuran tersebut agar dapat berjalan sesuai dengan proses
terintergrasi mengubah perbedaan tegangan media konduktif yang diharapkan. Pipa merupakan saluran
menjadi sinyal tegangan standar paling relevan digunakan tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran
adalah kontrol dengan Ketika komponen yaitu Kp, Ki, Kd, dan digunakan untuk mengalirkan fluida dengan
Ti, dan Td yang ideal untuk mendapatkan hasil yang stabil tampang aliran penuh. Fluida yang dialirkan
terhadap setpoint dari grafik system. Dan untuk kombinasi melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas, tekanan
ketiga kontrol masingmasing kontroler P, I dan D dapat bisa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan
saling menutupi untuk mendapatkan hasil yang stabil, panel atmosfer. . Sebagaimana kita ketahui penggunaan
menggunakan linearity sensor. Sistem control laju aliran pipa sudah begitu luas baik dikalangan masyarakat
adalah untuk mengatur laju aliran dari suatu fluida. Kerja maupun pada industri skala kecil, menengah,
kontrolller diferensial hanyalah efektif pada lingkup yang maupun skala besar, yang berfungsi untuk
sempit. Gangguan dapat disimulasikan dengan menutup menyalurkan cairan dari satu tempat ke tempat
sebagian atau seluruhnya katup manual V104. Kesimpulan lainnya. [1]
dari praktikum kontrol laju aliran diambil berdasarkan
tujuan dari praktikum ialah untuk mengukur kecepatan 1.2 Tujuan Pratikum
aliran media penghantar listrik dalam diameter pipa yang • Mengoperasikan sistem kendali aliran
ditentukan . • Mengidentifikasi sistem kendali aliran
• Menganalisis dan mensimulasikan sistem
Kata kunci: Kontrol, PID, system kontrol, laju aliran. kendali aliran

1. PENDAHULUAN 2. STUDI PUSTAKA


1.1 Latar Belakang 2.1 Laju Aliran
Perkembangan industri saat ini sudah berkembang Debit atau laju aliran merupakan suatu koefesien
dengan pesat, baik itu berupa industri gas dan yang menyatakan jumlah volume air yang
pengilangan minyak, industri air minum, pabrik mengalir dari suatu sumber dalam satuan waktu
yang memproduksi bahan kimia serta obat obatan, tertentu melalui suatu penampang air, sungai,
dan penyediaan energi listrik bagi manusia melalui saluran, pipa atau kran dan sebagainya, biasanya
pembangkit. Dalam menjalankan keberlangsungan diukur dalam satuan liter/detik atau liter/menit.
industri tersebut sangat dibutuhkan suatu alat Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan
pengontrol Hampir semua proses industri dalam tekanan, kecepatan, debit, gradien kecepatan,
menjalankan proses produksinya membutuhkan turbulensi dan viskositas. Terdapat banyak cara
bantuan sistem pengendali, Ada banyak melaksanakan pengukuran-pengukuran, misalnya
pengendalian yang harus dikendalikan di dalam langsung, tak langsung, gravimetrik, volumetrik,
suatu proses. elektronik, elektromagnetik dan optik.
Diantaranya yang paling umum, adalah tekanan Pengukuran debit secara langsung terdiri dari atas
didalam sebuah vessel atau pipa, aliran didalam penentuan volume atau berat fluida yang melalui
pipa, suhu di unit proses seperti mixing process, suatu penampang dalam suatu selang waktu
atau permukaan zat cair disebuah tangki. Setiap tertentu. Metoda tak langsung bagi pengukuran
proses selalu mempunyai keadaan yang debit memerlukan penentuan tinggi tekanan,

Laporan Praktikum - Laboratorium Teknik Fisika III, JTPI ITERA


1
perbedaan tekanan atau kecepatan dibeberapa 2.3 Pompa
dititik pada suatu penampang dan dengan besaran
Pompa adalah suatu alat atau mesin untuk
perhitungan debit. Metode pengukuran aliran
memindahkan cairan dari satu tempat ketempat
yang paling teliti adalah penentuan gravimerik
lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
atau penentuan volumetrik dengan berat atau
menambahkan energi pada cairan yang
volume diukur atau penentuan dengan
dipindahkan dan berlangsung secara terus
mempergunakan tangki yang dikalibrasikan untuk
menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip
selang waktu yang diukur. Pengukuran laju aliran
membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk
merupakan salah satu hal yang sangat penting
(suction) dengan bagian keluar (discharge).
dalam proses plant boiler. Pengukuran debit air
Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah
ditujukan untuk mengetahui kecepatan aliran pada
tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga
satuan waktu. Untuk mengetahui debit maka harus
(penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan),
mengetahui satuan ukuran volume dan satuan
dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan
ukuran waktu terlebih dahulu, karena debit
cairan dan mengatasi hambatan yang ada
berkaitan dengan satuan volume dan satuan
sepanjang pengaliran.
waktu.
Pengubah energi mekanik menjadi energi tekan
Secara garis besar jenis aliran dapat dibedakan atau
fluida tersebut di atas dapat dicapai dengan
dikelompokkan sebagai berikut:
beberapa cara, antara lain :
• Aliran Tunak (steady) Suatu aliran dimana
1. Mengubah energi mekanis dengan
kecepatannya tidak terpengaruh oleh menggunakan alat semacam sudut atau
perubahan waktu sehingga kecepatan konstan
impeler dengan bentuk tertentu.
pada setiap titik (tidak mempunyai percepatan).
2. Dengan menggunakan gerak bolak –balik
• Aliran Tidak Tunak (unsteady) Suatu aliran piston atau alat semacamnya.
dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap 3. Dengan penukaran energi menggunakan
waktu. fluida perantara, baik gas atau cair. Fluida
perantara ini diberi kecepatan tinggi dan
2.2 Macam Macam Aliran Fluida
dicampur dengan fluida yang dipompa yang
Adapun macam aliran fluida dapat diaktegorikan berkecepatan rendah. Cara ini biasa
sebagai berikut: digunakan pada pompa jet (jet pump).
4. Dengan menggunakan udara atau gas
• Aliran Laminar
bertekanan tinggi yang diinjeksikan ke
Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan dalam suatu saluran yang berisi fluida yang
fluida yang bergerak dalam lapisan–lapisan atau dipompa. Cara ini digunakan pada air/gas
lamina–lamina dengan satu lapisan meluncur lift pump. [3]
secara lancar. Aliran laminar ini mempunyai nilai
bilangan Reynoldsnya kurang dari 2300 (Re < 2.4 Respon Orde Dua
2300). Menentukan respon orde dua yaitu :
• Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari
aliran laminer ke aliran turbulen. Keadaan
peralihan ini tergantung pada viskositas fluida,
kecepatan dan lain-lain yang menyangkut geometri
aliran dimana nilai bilangan Reynoldsnya antara
2300 sampai dengan 4000 (2300<Re<4000)
• Aliran Turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang
dimana pergerakan dari partikel-partikel fluida
sangat tidak menentu karena mengalami
percampuran serta putaran partikel antar lapisan,
yang mengakibatkan saling tukar momentum dari
satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain dalam
skala yang besar. Dimana nilai bilangan Untuk menentukan respon order-dua, kita
Renoldsnya lebih besar dari 4000 (Re>4000). [2] perlu mendefinisikan beberapa ukuran kinerja

Laporan Praktikum - Laboratorium Teknik Fisika III, JTPI ITERA


2
bedasarkan kurva respon underdamped.
Spesifikasi-spesifikasi tersebutadalah :
1. PeakTimeTp: waktu yang diperlukan
untuk mencapai peak pertama, atau
maksimum.
2. Persen Overshoot % OS: jumlah
gelombangyang melakukan overshootjg
gygterhadap steadystateatau nilai akhir
pada waktu puncak, diekspresikan dalam
bentuk prosentase terhadap nilai steady-
state.3Settling timeT: besarnya waktu
yang diperlukan oleh osilasi teredam
3. Settling time Ts : besarnya waktu yang
diperlukan oleh osilasi teredam (damped)
transien untuk bertahan pada ±2% nilai
akhir.
4. Rise Time Tr: waktu yang diperlukan
untuk perubahan dari 10% menjadi 90%
nilai akhir.
5. Steady State(stabil)Ketika nilai = Set
point.

Laporan Praktikum - Laboratorium Teknik Fisika III, JTPI ITERA


3
3 METODOLOGI 3.2 Kontrol I

3.1 Kontrol P

Gambar 3.2 Kontrol I

Gambar 3.1 Kontrol P

Laporan Praktikum - Laboratorium Teknik Fisika III, JTPI ITERA


4
3.3 Kontrol PI 3.4 Kontrol PID

Gambar 3.4 Kontrol PID


Gambar 3.3 Kontrol PI

Laporan Praktikum - Laboratorium Teknik Fisika III, JTPI ITERA


5
4 HASIL DAN ANALISIS respon sistem yang lambat. Kalau nilai Kp
dinaikkan, respon sistem menunjukkan semakin
4.1 Kontrol P
cepat mencapai keadaan mantabnya atau setpoint.
Namun jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai
harga yang berlebihan, akan mengakibatkan sistem
bekerja tidak stabil, atau respon sistem akan
berosilasi.pada grafik Kp = 1 dan Kp = 2
menghasilkan grafik Underdumped sehingga pada
grafik dari kondisi awal overshoot teredam hingga
menyesuaikan hingga sama dengan nilai setpoint,
sedangkan grafik pada nilai Kp = 5 dan Kp = 10
menghasilkan grafik Undamped sehingga
Gambar 4.1.1 Nilai P=1 peredaman tidak terjadi, hasil pergerak terus
hingga akhir system.

4.2 Kontrol I

Gambar 4.1.2 Nilai P=2

Gambar 4.2.1 Nilai I=10

Gambar 4.1.3 Nilai P=5

Gambar 4.2.2 Nilai I=5

Gambar 4.1.4 Nilai P=10

Untuk perhitungan PID nilai Kp yang terbaik


adalah Ketika bernilai Kp = 1, karena pada saat Kp Gambar 4.2.3 Nilai I=2
bernilai 1 grafik lebih stabil dibandingkan dengan
yang lain, akibat dari ketidaksesuaian antara nilai
P terhadap setpoint, karena Kp berlaku sebagai
Gain (penguat) saja tanpa memberikan efek
dinamik kepada kinerja kontroler, Kalau nilai Kp
kecil, kontroler proporsional hanya mampu
melakukan koreksi kesalahan yang
kecil(presisi)berarti kesalahan/error system akan
semakin kecil juga, sehingga akan menghasilkan

Laporan Praktikum - Laboratorium Teknik Fisika III, JTPI ITERA


6
Gambar 4.2.4 Nilai I=1 Gambar 4.3.3 Nilai P=2, nilai I=2

Parameter Ti identik sekali dengan


pengendalian Integral. Pengendalian Integaral
ini mempunyai sifat dapat mengeluarkan
output pada saat input sama dengan nol. Jika
nilai Ti mempunyai harga yang besar maka
reaksi pengendali akan semakin cepat atau
pengendali semakin sansitif, begitu juga
dengan sebaliknya, dengan begitu dari
pengujian tersebut jika nilai Ti semakin kecil
pada percobaan Tik ke 4 yaitu dengan waktu 1 Gambar 4.3.4 Nilai P=2, nilai I=1
s maka akan semakin lama waktu mencapai
risetime menujua kesetpoint pada grafik, , Respons sistem saat nilai parameter diubah dapat
semakin besar maka semakin cepat dan dilihat pada tabel dibawah Ketika parameter
sensitive terhadap perubahan dari system dirubah akan berpengaruh terhadap nilai dari
mulai dari Ti = 10 second, Ti = 5 second, Ti = 2 waktu untuk mencapai settling timenya, dan
second, dan Ti = 1 second sehingga untuk perubahan dari antara rise-time menuju ke settling
menganalisis pengaruh nilai Ti terhadap time dan kondisi steadystate. Pada grafik terlihat
grafik PID Ketika rise-time menuju ke set-time terlihat efek
perubahan tidak berubah drastis pada
grafiksehingga pada grafik tersebut system akan
4.3 Kontrol PI lebih stabil tidak terjadi perubahan secara cepat,
pada system tersebut semakin halus maka akan
semakin baik perubahan tersebut dan aman
digunakan.
4.4 Kontrol PID

Gambar 4.3.1 Nilai P=1, nilai I=2

Gambar 4.4 Kontrol PID

Pada percobaan diatas kontrol PID yang paling


baik bedasarkan dari linearitas dari nilai grafik
terlihat bahwa grafik Critically Dumped sehingga
tidak terjadi overshoot atau underdumped dan
Gambar 4.3.2 Nilai P=1, nilai I=1 overdumped. karena menurut beberapa jurnal saat
ini kontrol yang paling relevan digunakan adalah
kontrol dengan Ketika komponen yaitu Kp, Ki, Kd,
Ti, dan Td yang ideal untuk mendapatkan hasil
yang stabil terhadap setpoint dari grafik system.

Laporan Praktikum - Laboratorium Teknik Fisika III, JTPI ITERA


7
Dan untuk kombinasi ketiga kontrol masingmasing
kontroler P, I dan D dapat saling menutupi untuk
mendapatkan hasil yang stabil, Penyetelan
konstanta Kp, Ti, dan Td akan mengakibatkan
penonjolan sifat dari masing-masing elemen. Satu
atau dua dari ketiga konstanta tersebut dapat
disetel lebih menonjol dibanding yang lain.
Konstanta yang menonjol itulah akan memberikan
kontribusi pengaruh pada respon sistem secara
keseluruhan.

Laporan Praktikum - Laboratorium Teknik Fisika III, JTPI ITERA


8
5 KESIMPULAN
Dari hasil yang ditemukan dapat disimpulkan
bahwa;
• Kontrol (Derivatif) atau kontroler
diferensial umumnya dipakai untuk
mempercepat respon awal suatu sistem,
tetapi tidak memperkecil kesalahan pada
keadaan tunaknya. Kerja kontrolller
diferensial hanyalah efektif pada lingkup
yang sempit, yaitu pada periode peralihan.
Oleh sebab itu kontroler diferensial tidak
pernah digunakan tanpa ada kontroler lain
sebuah system.
• Berdasarkan hasil pengukuran nilai kurva
yang dihasilkan berbeda karena
menggunakan kontrol yang berbeda.
Pengukuran yang menunjukkan hasil
paling baik ditunjukkan.pada grafik
kontrol PID karen agrafiknya stabil dengan
arah yang menentu dan semua komponen
PID saling menutupi untuk mengurangi
kesalahan satu sama lain, sehingga
menghasilkan system yang lebih stabil
dibandingkan dari system lainnya.

Laporan Praktikum - Laboratorium Teknik Fisika III, JTPI ITERA


9
6. DAFTAR PUSTAKA

[1] A. W. E. B. A. K. F. B. S. Afgan Suffan Aviv,


“Water Level Control Sistem Otomatis
Sederhana pada Tandon Air di Kawasan
Perumahan,” vol. 15, 2019.
[2] S. I. DIOTAMA, “PERANCANGAN SISTEM
PENGENDALIAN LAJU ALIRAN PADA
ALAT UJI KEBOCORAN PIPA SEBAGAI
PENUNJANG PRAKTIKUM SISTEM
INSTRUMENTASI INDUSTRI,” FINAL
PROJECT, 2018.
[3] EKPLORASI DI BIDANG ILMIAH DAN
TEKNOLOGI, “LAJU ALIRAN FLUIDA,” 18
January 2017. [Online]. Available:
https://tosuhar.blogspot.com/2017/01/laju-
aliran-fluida.html. [Accessed 06 November
2023].

Laporan Praktikum - Laboratorium Teknik Fisika III, JTPI ITERA


10

Anda mungkin juga menyukai