Anda di halaman 1dari 7

Nama Asisten : Sarah Rahmalia A.

Tanggal Praktikum : 03 Mei 2022


Tanggal Pengumpulan : 17 Juni 2022

ALIRAN MASSA STASIONER AND TAK STASIONER


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Devara Andra Arkana Kusmanto (240210217002)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022)7795780 Email: devara21001@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK
Aliran massa dalam suatu operasi pengolahan pangan dibagi menjadi dua, yaitu
aliran steady state (stasioner) dan unsteady state (tak stasioner). Suatu system operasi
dikatakan stasioner apabila kelajuan aliran massa pada setiap titik tertentu setiap saat
adalah konstan. Apabila kecepatan aliran massa pada setiap tempat tertentu dan setiap
saat tidak konstan maka suatu system operasi tersebut tak stasioner. Tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat menentukan aliran massa pada system steady
state (stasioner) dan unsteady state (tak stasioner). Untuk membedakan aliran stasioner
dan tak stasioner dilakukan uji pemekatan dan pengenceran larutan gula dengan
mengukur derajat brix pada selang waktu tertentu dengan refraktometer. Hasil analisi
yang didapatkan bahwa Keadaan stasioner adalah ketika tangki pengaduk dijalankan, dan
keadaan tak stasioner adalah ketika komponen yang terdapat pada tangki pengaduk
tersebut mengalami perubahan konsentrasi seiring dengan berjalannya waktu.
Kata kunci : Pemekatan, pengenceran, stasioner, tak stasioner

ABSTRACT
Mass flow in a food processing operation is divided into two, namely steady state
(stationary) and unsteady state (non-stationary) flows. An operating system is said to be
stationary if the mass flow rate at any given point at any time is constant, and unsteady
state is the opposite The purpose of this practicum is for students to be able to determine
the mass flow in a steady state (stationary) and unsteady state (non-stationary) system.
To distinguish between stationary and non-stationary flows, a test of concentration and
dilution of the sugar solution was carried out by measuring the degree of brix at certain
time intervals with a refractometer. The results of the analysis show that the stationary
state is when the stirring tank is running, and the non-stationary state is when the
components in the stirring tank experience changes in concentration over time.
Keywords : Concentration, dilution, steady, unsteady

PENDAHULUAN proses pengolahan pangan, karena tidak


Aliran massa dalam suatu proses selamanya aliran suatu bahan yang
operasi pengolahan pangan terbagi stasioner tetapi komponennya tidak
menjadi dua, yaitu berupa aliran stasioner yang penyebabnya bisa jadi
stasioner (steady state) dan tak stasioner karena adanya pertumbuhan komponen,
(unsteady state). Membedakan kedua terjadi pemekatan atau pengenceran
jenis aliran ini sangat penting dalam komponen, atau bahkan karena adanya

1
reaksi kimia. Maka dari itu, perlu
diketahui perbedaan dari operasi
stasioner (steady state) dan tak stasioner
(unsteady state).
Toledi (1993) menerangkan Sebaliknya, bilamana total hasil
bahwasanya perhitungan neraca massa perhitungan keseluruhan tidaklah
dimanfaatkan guna mengidentifikasi menghasilkan 0, maka ini mempunyai
aliran masuk dan aliran keluar pada arti bahwasanya jumlah nilai dan
suatu mekanisme proses melalui konsentrasi komponen pada sistem
penetapaan jumlah komponen atau nilai dapat saja silih berganti sejalan dengan
keseluruhan aliran yang berada pada waktu, sehingga proses ini di nyatakan
proses tersebut. sebagai keadaan tak stasioner (unsteady
Merujuk atas azas kekekalan state). Dengan rumus perhitungan
energi, mengemukakan bahwa energi sebagai berikut:
tidak bisa dibuat ataupun dilenyapkan,
sehingga wujud terakhir akan suatu
mekanisme pengolahan pangan dengan
memanfaatkan proses apapun, rumusan Maka pengumpulan total nilai
perhitungannya adalah sebagai berikut: tersebut ialah akumulasi komponen x
sebesa (dx/dt V) yang mana V merujuk
Inflow = Outflow + Akumulasi pada volume tangka

Inflow bisa meliputi pembuatan


bahan melalui penggunaan reaksi kimia
atau proses perkembangbiakkan Melalui proses pengadukan,
mikroba, dan outflow bisa berbentuk maka persasmaannya mengalami
penipisan bahan dengan menggunakan perubahan menjadi:
reaksi kimia atau biologis. Bila
akumulasi memiliki hasil 0, menjadikan Xf . F = Xr . R + dx/dt V
arus masuk sama dengan arus keluar,
sehingga proses ini disebut keadaan R(Xf – Xr) = dx/dt V
stasioner (steady state).
Adapun pengertian dari total 𝒅𝒙 𝑹
akumulasi 0 ini ialah apabila suatu = 𝒅𝒕
(𝑿𝒇 − 𝑿𝒓) 𝑽
mekaniseme prosedur berkelanjutan
yang mana F adalah alir laju umpan yang 𝑹
memiliki komponen x (cm3 /detik). − 𝐥𝐧(𝑿𝒇 − 𝑿𝒓) = 𝑽
t+C
Bilamana komponen ini berwujud
persen (%) dan t ialah waktu operasinal Agar bisa menguji perbedaan
(detik) maka sistem disebut stasioner anta operasi stasioner dan tak stasioner,
apabila : kita memanfaatkan uji coba pemekatan
dan pengenceran larutan gula dan garam
melalui pengujukatn derajat brix dalam
periode waktu yang ditentukan dengan
refraktometer. Bisa diperlihatkan
atau dengan kata lain bahwasanya pada suatu mekanisme

2
prosedur pengolahan pangan, sistem
operasi stasioner dan tak stasioner bisa Operasi Pemekatan Larutan Gula
saja berjalan pada satu proses Pertama, letakkan larutan gula
pengolahan. Keadaan stasioner ialah pekat pada tangka persediaan. Kedua,
terjadi pada saat tangki pengaduk letakkan air biasa pada tangka pengaduk
dijalankan, sedangkan keadaan tak untuk membuat larutan gula pekat.
stasioner ialah saat komponen yang Kemudian, jalankan operasi dan
berada pada tangki pengaduk mengalami mengecek kandungan gula setiap 10
transformasi konsentrasi beriring dengan detik menggunakan refraktometer.
bergulirnya waktu. Terakhir buatlah grafik konsentrasi
Oleh karena itu, praktikum ini terhadap waktu.
bertujuan untuk menentukan model
neraca massa pada sistem stasioner Operasi Pengenceran Larutan Gula
(steady state) dan tak stasioner (unsteady Pertama, letakkan air biasa pada
state) dengan menggunakan larutan tangka persediaan. Kedua, letakkan
gula. Serta dapat menentukan model larutan gula pekat yang sudah dibuat
persamaan aliran massa pada sistem sebelumnya. Kemudian, jalankan
stasioner (steady state) dan tak stasioner operasi dan mengecek kandungan gula
(unsteady state). setiap 10 detik menggunakan
refraktometer. Terakhir buatlah grafik
METODOLOGI konsentrasi terhadap waktu.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
praktikum kali ini meliputi Gelas ukur Praktikum aliran massa stasioner
100 ml, stopwatch, tangki berpengaduk, dan tak stasioner dilakukan untuk
reftaktometer, timbangan ohaus, menguji mana yang termasuk aliran
salometer. stasioner dan tak stasioner. Metode yang
Bahan yang digunakan meliputi digunakan meliputi pemekatan dan
air, gula pasir, kertas tisu, dan aquades. pengenceran larutan gula. Konsentrasi
hasil pemekatan dan pengenceran
Prosedur ditentukan dengan mencari derajat brix
Pemasangan Tangki Kontinyu dari masing-masing larutan yang keluar
Pasangkan peralatan tangka dari tangka pengaduk tiap 10 detik.
untuk pembuatan larutan gula dan Untuk mengetahui derajat brix masing-
garam. Sebelum digunakan, tangka diuji masing larutan hasil pemekatan dan
terlebih dahulu dengan air biasa. pengenceran, partisipan menggunakan
Tenentukan volume maksimum dalam alat yang bernama refraktometer.
tangki (V) ketika pengaduk sedang Refraktometer merupakan alat
berjalan dan tenentukan laju alir input (F yang digunakan untuk mengukur kadar
ml/detik), ouput (R ml/detik) sehingga atau konsentrasi bahan terlarut.
tercapai kondisi steady state F=R. Dalam Refraktometer terdiri dari sebuah
praktikum ini akan dilakukan 4 uji yang teleskop, dua prisma pembias P dan P’,
akan dibagi perkelompok, yaitu operasi dan skala. Prinsip kerja dari
pemekatan gula, operasi pengenceran refraktometer adalah memanfaatkan
gula, operasi pemekatan garam, dan refraksi atau pembiasan cahaya. Ketika
operasi pengenceran garam. melalui suatu larutan, refractometer

3
memakai prinsip ini untuk menentukan diperoleh data peningkatan konsentrasi
jumlah zat terlarut dalam larutan dengan yang berbading lurus dengan kenaikan
melewatkan cahaya ke dalamnya. waktunya. Pemekatan didefinisikan
Sumber cahaya ditransmisikan oleh serat sebagai peningkatan komposisi senyawa
optic ke dalam salah satu prisma dan terlarut (solute) dalam pelarutnya
secara internal akan dipantulkan ke melalui metode evaporasi atau
interface prisma dan sampel larutan. vaporisasi (vaporization) tanpa
Bagian cahaya ini akan dipantulkan mengubahnya menjadi produk kering,
kembali ke sisi yang berlawanan pada meskipun hasil akhir dari proses
sudut tertentu yang tergantung dari pemekatan dapat berupa ekstrak dengan
indeks bias larutannya. viskositas tinggi. Terjadi peningkatan
konsentrasi yang berbanding lurus
Pemekatan Larutan Gula dengan kenaikan waktunya dikarenakan
Dalam praktikum pemekatan adanya pemekatan yang meningkatkan
larutan gula, didapatkan data dalam konsentrasi atau membuang sebanyak
bentuk grafik sebagai berikut : mungkin pelarut dengan cara proses
vacum atau penguapan biasa.
Pada grafik ln(𝑋𝑓 − 𝑋)/(𝑋𝑓 −
𝑋) terhadap waktu dapat diketahui slope,
intercept dan R2-nya. Slope pada data
grafik ln(𝑋𝑓 − 𝑋)/(𝑋𝑓 − 𝑋) terhadap
waktu yaitu -0.0039 serta interceptnya
0.9504. R2 bernilai 0.9629, nilai dari R2
hampir mendekati 1 yang menyatakan
bahwa akurasi data hampir menunjukkan
titik 100% dan data dari grafik tersebut
dapat dikatakan mendekati akurat.
Hasil dari operasi pemekatan
larutan gula, aliran massa yang terjadi
adalah tak stasioner. Hal ini terjadi
karena pemekatan atau perubahan
konsentrasi yang terpengaruhi oleh
waktu. Serta nilai R pada aliran massa
pemekatan gula yaitu 7.8, tidak sama
dengan nilai F.

Pengenceran Larutan Gula


Dalam praktikum pemekatan
larutan gula, didapatkan data dalam
bentuk grafik sebagai berikut :

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Pada grafik konsentrasi


pemekatan gula terhadap waktu

4
hampir mendekati 1 yang menyatakan
bahwa akurasi data hampir menunjukkan
titik 100% dan data dari grafik tersebut
dapat dikatakan mendekati akurat.
Hasil dari operasi pengenceran
larutan gula, aliran massa yang terjadi
adalah tak stasioner. Hal ini terjadi
karena pemekatan atau perubahan
konsentrasi yang terpengaruhi oleh
waktu. Serta nilai R pada aliran massa
pengenceran gula yaitu 15.18, tidak
sama dengan nilai F.

KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat
diketahui bahwa dalam pengoperasian
pemekatan dan pengenceran gula
dilakukan dengan menggunakan tabung
kontinyu. Pada pemekatan larutan gula
diidentifikasi aliran massa yang terjadi
adalah tak stasioner. Begitu juga
pengenceran larutan gula teridentifikasi
aliran massa yang terjadi adalah tak
stasioner. Aliran massa tak stasioner
terjadi apabila nilai R yang didapat tidak
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022) sama dengan nilai F.

Pada grafik konsentrasi DAFTAR PUSTAKA


pengenceran gula terhadap waktu
Ghurri, A. 2014. Dasar-dasar Mekanika
diperoleh data penurunan konsentrasi
Fluida. Universitas Udayana,
yang berbading lurus dengan kenaikan
Bali
waktunya. Proses pengenceran adalah
mencampur larutan pekat (konsentrasi Mugisidi, D. & Heriyani, O. 2020.
tinggi) dengan caramenambahkan Analisis Karakteristik Aliran
pelarut agar diperoleh volume akhir yang Fluida Pada Kekarasan
lebih besar. Terjadi penurunan Permukaan Luar Pipa Silinder.
konsentrasi yang berbanding lurus Universitas Muhammadiyah
dengan kenaikan waktunya dikarenakan Prof. Dr. HAMKA, Jakarta.
adanya pengenceran yang menurunkan
konsentrasi atau kepekatan larutan gula. Regina, O., Sudrajad, H., Syaflita, D.
Pada grafik ln(𝑋𝑓 − 𝑋)/(𝑋𝑓 − 2018. Measurement Of Viscosity
𝑋) terhadap waktu dapat diketahui slope, Uses An Alternative Viscometer.
intercept dan R2-nya. Slope pada data Jurnal Geliga Sains. 6(2), 127-
grafik ln(𝑋𝑓 − 𝑋)/(𝑋𝑓 − 𝑋) terhadap 132.
waktu yaitu -0.00759 serta interceptnya Sukoyo, A., Argo, B. D., Yulianingsih,
1.21041. R2 bernilai 0.9589, nilai dari R2 R. 2014. Analisis Pengaruh Suhu

5
Pengolahan dan Derajat Brix Susanto, E. & Rahayu, S. S. 2012.
terhadap Karakteristik Penentuan Densitas Bahan
Fisikokimia dan Sensoris Gula Pangan. Universitas Mercu
Kelapa Cair dengan Metode Buana, Yogyakarta.
Pengolahan Vakum. Jurnal
Bioproses Komoditas Tropis.
2(2), 170-179

6
LAMPIRAN
Tabel 1. Tabel pemekatan larutan gula
X Waktu (s) Xf - X Xf – X0 ln(𝑋𝑓 − 𝑋0)/(𝑋𝑓 − 𝑋)
20.1 10 27.9 -50 0.911
20.5 20 27.5 -50 0.892
22 30 26 -50 0.821
23 40 25 -50 0.777
23.5 50 24.5 -50 0.755
24.1 60 23.9 -50 0.730
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
Tabel 2. Tabel pengenceran larutan gulan
X Waktu (s) Xf - X Xf - X0 ln(𝑋𝑓 − 𝑋0)/(𝑋𝑓 − 𝑋)
34 10 13 50 1.139
32 20 15 50 1.022
32 30 15 50 1.022
29 40 18 50 0.868
28 50 19 50 0.821
26.6 60 20.4 50 0.759
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Anda mungkin juga menyukai