Semester VI 2023/2024
LAPORAN PRAKTIKUM
CONTINOUS STIRRED TANK REAKTOR (CSTR)
Nama Anggota :
Jusra Risnawati 43220030
Adhalia Felove Makhayala 43220033
Yensi Hardiningsih 43220038
Hardiansyah 43220041
A.Nurul Afiqa 43220048
Syawal Muhajirin 43220050
Kelas : 3B D4 TKI
I. TUJUAN
1. Menentukan Orde Reaksi
2. Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan fungsi T sebagai suhu
3. Menentukan nilai konversi (Xa)
B. Bahan :
- Etil Asetat 0,1 N
- NaOH 0,1 N
- HCl 0,01 N
- Indikator PP
- Aquadest
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Reaktor
kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil
seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri.
Reaktor CSTR beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam kontrol
temperatur, tetapi waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir
dari feed masuk dan keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit
mencapai konversi reaktan per volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan
reaktor dengan volume yang sangat besar
Ada dua model teoritis paling populer yang digunakan dalam pereaksian
kimia yang beroperasi dalam keadaan tunak (steady-state), yaitu CSTR
(Continuos Stirred Tank Reactor) dan plug Flow Reaktor (PFR). Perbedaannya
adalah pada dasar asumsi konsentrasi komponen-komponen yang terlibat dalam
reaksi. CSTR merupakan reaktor model berupa tangki berpengaduk dan
diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga
konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran
konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang
keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada reaksi homogen di mana
semua bahan baku dan katalis cair.
Reaktor industri kimia merupakan peralatan yang komplek dalam transfer
panas, transfer massa, difusi dan friksi yang mungkin ditemui selama reaksi
kimia, ini harus dijaga dan terkontrol. Continous stirred tank reactor sering
digunakan secara multiply dan secara seri. Reaktan secara terus-menerus
dimasukkan ke dalam vessel pertama dan overflow diantara masing-masing saat
terjadi pencampuran dalam masing-masing vessel. Biasanya komposisi uniform
dalam individual vessel, tapi ada gradient konsentrasi dalam sistem secara
keseluruhan.
Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sangat bergantung pada
aktifnya pengadukan dan pencampuran zat cair dalam proses itu. Istilah
pengadukan dan pencampuran sebetulnya tidak sama satu sama lain. Pengadukan
(agitator) menunjukkan gerakan yang tereduksi menurut cara tertentu. Pada suatu
bahan didalam bejana, dimana gerakan ini biasanya mempunyai semacam pola
sirkulasi. Pencampuran (mixing) ialah peristiwa menyebarnya bahan secara acak,
dimana bahan yang satu menyebar kedalam bahan yang lain dan sebaliknya,
sedang bahan-bahan itu terpisah dalam dua fase atau lebih.
Istilah pencampuran digunakan untuk berbagai ragam operasi, dimana
derajat homogenitas bahan yang ”bercampur” tersebut sangat berbeda-beda.
Tujuan dari pengadukan antara lain adalah untuk membuat suspensi partikel zat
padat, untuk meramu zat cair yang mampu bercampur (miscible), untuk menyebar
(dispersi) gas di dalam zat cair yang lain, sehingga membentuk emulsi atau
suspensi butiran-butiran halus, dan untuk mempercepat perpindahan kalor antara
zat cair dengan kumparan atau material kalor. Kadang-kadang pengaduk
digunakan untuk beberapa tujuan sekaligus, misal dalam hidrogenasi katalitik
pada zat cair. Dalam bejana hidrogenasi gas hidrogen didispersikan melalui zat
cair dimana terdapat partikel-partikel katalis padat dalam keadaan suspensi,
sementara kalor dikeluarkan melalui kumparan atau mantel.
Continued Stirred Tank Reactor (CSTR), juga dikenal sebagai tong-atau
reaktor backmix, adalah tipe reaktor umum yang ideal teknik kimia . CSTR sering
mengacu pada model yang digunakan untuk memperkirakan variabel unit operasi
kunci ketika menggunakan continuous agitated tank reaktor untuk mencapai
output yang ditentukan. Model matematika bekerja untuk semua cairan: cairan,
gas, dan slurries. Perilaku CSTR sebuah sering didekati atau dimodelkan dengan
yang dari Reaktor Continuous Ideal Stirred Tank Reactor (CISTR). Jika waktu
tinggal adalah 5-10 kali waktu pencampuran, pendekatan ini berlaku untuk tujuan
rekayasa. Model CISTR sering digunakan untuk menyederhanakan perhitungan
teknik dan dapat digunakan untuk menggambarkan reaktor riset. Dalam
prakteknya hal itu hanya dapat didekati, khususnya dalam reaktor ukuran industri.
Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) bisa berbentuk dalam tanki satu
atau lebih dari satu dalam bentuk seri. Reaktor ini digunakan untuk reaksi fase
cair dan biasanya digunakan dalam industri kimia organik. Keuntungan dari
reaktor ini adalah kualitas produk yang bagus, kontrol yang otomatis dan tidak
banyak membutuhkan banyak tenaga operator. Karakteristik dari reaktor jenis ini
adalah beroperasi pada kondisi steady state dengan aliran reaktan dan produk
secara kontinu. Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) adalah reaktor yang
dirancang untuk mempelajari proses-proses pening dalam ilmu kimia. Reaktor
jenis ini merupakan salah satu dari 3 tipe reaktor yang bisa bersifat interchangble
pada unit service reaktor (CEX Mk II). Reaksi dimonitor oleh probe konduktivitas
sebagai konduktivitas dari larutan yang berubah dengan konversi dari reaktan
menjadi produk. Artinya, ini merupakan proses titrasi yang tidak akurat dan tidak
efisien di mana ini digunakan untuk memonitor perkembangan reaksi yang tidak
begitu penting.
Coil stainless didalam reaktor CSTR berguna sebagai pemindah panas
permukaan untuk memanaskan atau mendinginkan reaktan kimia. Coil itu
dihubungkan untuk memanaskan sirkulator air atau disebut juga CW-16 chiller.
Coil inlet ini berada pada posisi didepan reaktor dan return reaktor itu berada pada
bagian belakang dari reaktor. Agitator (pengaduk) turbin bekerja pada sambungan
dengan mengatur baffle (suatu alat untuk mencegah aliran) untuk menghasilkan
pengadukan dan perpindahan panas yang sempurna. Agitator ini bekerja dengan
menggunakan motor listrik yang ditaruh pada penutup reaktor. Motor ini
dijalankan dengan variable speed unit yang ditaruh didepan sevice unit. Tombol
untuk plug motor listrik ini diletakkan pada bagian belakang service unit
Agitator (pengaduk) biasanya juga digunakan untuk beberapa tujuan
sekaligus, misalnya dalam hidrogenasi katalitik pada zat cair. Dalam bejana
hidrogenasi, gas hidrogen didispersikan melalui zat cair dimana terdapat pertikel-
partikel katalis padat dalam keadaan suspensi, sementara kalor reaksi diangkut
keluar melalui kumparan atau mantel (McCabe, 2003: 253).
NaOH + CH3COOC2H5 → CH3COONa + C2H5OH
Reaksi ini terjadi berasarkan persamaan molar dan reaksi order pertama
yang bergantung kepada larutan Na hidroksida dan etil asetat. Konsentrasi yang
digunakan berkisar antara 0 sampai 0.1 M dengan temperature berkisar 20-40 o C.
Reaksi ini berlangsung dalam reaktor CSTR atau reaktor tubular yang bisa
mencapai keadaan steady state ketika konversi dan konsentrasi reagen telah
tercapai. Keadaan steady state akan bervariasi berdasarkan konsentrasi
reagen, flowrate, dan volume reaktor secara temperature reaksi. Kecepatan reaksi
dihitung dengan mengonversikan reaktan menjadi produk dalam waktu tertentu.
Agar reaksi bisa terjadi, partikel dari reaktan-reaktan tersebut harus
berkontak agar menghasilkan suatu interaksi. Kecepatan reaksi bergantung pada
frekuensi tumbukan dan efffisiensi tumbukan partikel dari larutan yang bereaksi.
Faktor-faktor ini didukung dengan pengadukan reaktan dengan
menggunakan stirred (pengaduk) dan baffle di dalam reaktor. Pengadukan yang
tidak sempurna akan menghasilkan kecepatan reaksi yang kurang pula.
Berdasarkan reaksi antara NaOH dan etil asetat, jika konsentrasi awal dari kedua
larutan tersebut sama (ao) dan konversi (xa) maka konsentrasi dari masing-masing
larutan adalah:
NaOH + CH3COOC2H5 → C2H5OH + CH3COONa
(ao - xa) (ao - xa) (xa) (xa)
T =35°C
VII. PERHITUNGAN
A. Menentukan Orde Reaksi dan Konstanta Kecepatan Reaksi
Reaksi : NaOH + CH3COOHC2H5 CH3COONa + C2H5OH
A + B C+ D
Asumsi Orde 1
−dC A
−r a = =k . C A
dt
CA t
=¿ ∫ ¿∫ k . dt
CA 0 0
CaA
=−ln CA ∫ ¿¿k .c
CA 0
CA 0
= ln =k . t
CA
Asumsi orde 2
−dC A
-rA = =k . C A .C b, dimana CA = Cb
dt
−dCa
= 𝑘. 𝐶A2
dt
t
−dC A
=-
Ca
2 = k .∫ dt
0
CA t
= ∫ CA . dCA=k ∫ dt
−2
CA 0 0
1 1
= = - = k2 . t
CA CAo
1 1
= =k.t+
CA CAo
1. Orde Satu
Konversi HCl ke Ca
V HCl ×C HCl =V a ×C A
V HCl × C HCl
C A=
Va
Dengan :
Va = Volume NaOH = 10 ml
Volume
Suhu Waktu Ca Xa (CA0- Ln
HCl Ln (1-Xa)
(°C) (menit) (M) CA/CA0) (CA0/CA)
(ml)
0 - 0.05 0 0 0
5 5.4 0.010 0.8 1.583 -1.6094
10 4.4 0.008 0.84 1.788 -1.8325
35
15 3.5 0.007 0.86 2.017 -1.9661
20 3.4 0.006 0.88 2.046 -2.1202
25 3.4 0.006 0.88 2.046 -2.1202
0 - 0.05 0 -
5 9.9 0.019 0.62 0.977 -0.9675
10 9.4 0.018 0.64 1.029 -1.0216
40
15 7.7 0.015 0.7 1.228 -1.2039
20 7.3 0.014 0.72 1.282 -1.2729
25 7.3 0.014 0.72 1.282 -1.2729
0 - 0.05 0
5 9.8 0.019 0.62 0.987 -0.9675
10 6.6 0.013 0.74 1.383 -1.3470
45
15 6.2 0.012 0.76 1.445 -1.4271
20 6 0.011 0.78 1.478 -1.5141
25 6 0.011 0.78 1.478 -1.5141
2. Orde Satu
Konversi HCl ke Ca
V HCl ×C HCl =V a ×C A
V HCl × C HCl
C A=
Va
Dengan :
Va = Volume NaOH = 10 ml
Ca = Konsentrasi Akhir NaOH
Volume
Suhu Waktu Ca
HCl 1/Ca
(°C) (menit) (M)
(ml)
0 - 0.05 20
5 5.4 0.010 100
10 4.4 0.008 125
35
15 3.5 0.007 142.85
20 3.4 0.006 166.66
25 3.4 0.006 166.66
0 - 0.05 20
5 9.9 0.019 52.63
10 9.4 0.018 55.55
40
15 7.7 0.015 66.66
20 7.3 0.014 71.42
25 7.3 0.014 71.42
0 -- 0.05 20
5 9.8 0.019 52.63
10 6.6 0.013 76.92
45
15 6.2 0.012 83.33
20 6 0.011 90.90
25 6 0.011 90.90
Waktu (t) vs 1/Ca
200
150 f(x) = 5.43537542857143 x + 52.2562238095238
R² = 0.844631018753921
100
!/Ca
f(x) = 2.71878988571429 x + 35.1328214285714
50 f(x)
R² ==0.829832126185509
1.85511388571429 x + 33.0962347619048
0 R² = 0.79372722032472
0 5 10 15 20 25 30
Waktu(t)
1. Orde Satu
Konversi Konduktivitas ke CA
ΛA
CA =
(0.195 ×(1+0.0184) ×(T −294 K)×1000)
8.47
¿
(0.195 ×(1+0.0184)×(308−294 K )× 1000)
= 0.0345 M
Ln Ca
Ln 0.0345 = -3.3656 M
Perhitungan diatas sama untuk waktu 10, 15, 20, dan 20 menit sehingga diperoleh
tabel sebagai berikut :
Suhu Waktu CA
Konduktivitas Ln CA
(K) (menit) (M)
5 9.43 0.0345 -3.3656
10 8.94 0.0324 -3.4290
308 15 8.85 0.0304 -3.4913
20 8.67 0.0293 -3.5295
25 8.57 0.0285 -3.5577
2. Orde dua
Konversi Konduktivitas ke CA
ΛA
CA =
(0.195 ×(1+0.0184) ×(T −294 K)×1000)
8.47
¿
(0.195 ×(1+0.0184)×(308−294 K )× 1000)
= 0.0345 M
Perhitungan diatas sama untuk waktu 10, 15, 20, dan 25 menit sehingga
diperoleh data pada tabel berikut :
Suhu Waktu CA
Konduktivitas 1/CA
(K) (menit) (M)
308 5 0.0345 28.9530
10 0.0324 30.8467
15 0.0304 32.8289
20 0.0293 34.1073
25 0.0285 35.0832
Suhu 40°C
1. Orde Satu
Konversi Konduktivitas ke CA
ΛA
CA =
(0.195 ×(1+0.0184) ×(T −294 K)×1000)
9.43
¿
(0.195 ×(1+0.0184)×(313−294 K )× 1000)
= 0.0358 M
Ln Ca
Ln 0.0358 = -3.3289
Perhitungan diatas sama untuk waktu 10, 15, 20, dan 20 menit sehingga
diperoleh tabel sebagai berikut :
Suhu Waktu CA
Konduktivitas Ln CA
(K) (menit) (M)
313 5 9.43 0.0358 -3.3289
10 8.94 0.0339 -3.3822
15 8.85 0.0336 -3.3923
20 8.67 0.0329 -3.4129
25 8.57 0.0325 -3.4245
2. Orde dua
Konversi Konduktivitas ke CA
ΛA
CA =
(0.195 ×(1+0.0184) ×(T −294 K)×1000)
8.47
¿
(0.195 ×(1+0.0184)×(313−294 K )× 1000)
= 0.0358 M
1/CA = 27.9079
Perhitungan diatas sama untuk waktu 10, 15, 20, dan 25 menit sehingga
diperoleh data pada tabel berikut :
Suhu Waktu CA 1/
Konduktivitas
(K) (menit) (M) CA
5 9.43 0.0358 27.9079
10 8.94 0.0339 29.4375
308 15 8.85 0.0336 29.7369
20 8.67 0.0329 30.3543
25 8.57 0.0325 30.7085
Suhu 45°C
Konversi Konduktivitas ke CA
ΛA
CA =
(0.195 ×(1+0.0184) ×(T −294 K)×1000)
9.96
¿
(0.195 ×(1+0.0184)×(318−294 K )× 1000)
= 0.0356 M
Ln Ca
Ln 0.0356 = -3.3350
Perhitungan diatas sama untuk waktu 10, 15, 20, dan 20 menit sehingga
diperoleh tabel sebagai berikut :
Konversi Konduktivitas ke CA
ΛA
CA =
(0.195 ×(1+0.0184) ×(T −294 K)×1000)
8.47
¿
(0.195 ×(1+0.0184)×(308−294 K )× 1000)
= 0.0356 M
1/CA = 1/0.0356 = 28.0793
Perhitungan diatas sama untuk waktu 10, 15, 20, dan 25 menit sehingga
diperoleh data pada tabel berikut :
V HCl ×C HCl =V a ×C A
V HCl × C HCl
C A=
Va
C A=0.054 M
Slope = 2757.6
Maka, Ea = -Slope × R
Ea = - (2757.6 × 0.008313 Kj/gmol.K)
Ea = - 22.9239
Intercept = Ln A = -11.728
Maka, A = e-11.728
A =
Dengan demikian,
Penentuan konversi reaksi pada 308K dan laju alir NaOH 4ml/Menit dan
Etil Asestat 35 ml/menit
Q NaOH
CA0 = × NaOHµ
Q NaOH +Q EtAC
35 ml /menit
CA0 = × 0.1 M
35 ml/ menit +35 ml/menit
= 0.05 M
CA = 0.054 M ( sesuai hasil perhitungan pada bagian B)
CA 0−CA
XA = ×100%
CA 0
0.05−0.054
XA = ×100%
CA 0
XA =
Perhitungan diatas sama untuk suhu 308,313, dan 3018 pada masing-
masing laju alir NaOH dan Etil Asetat sehingga diperoleh tabel berikut :
VIII. PEMBAHASAN
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dan perhitungan dapat diperoleh :
1. Dapat menentukan
X. DAFTAR PUSTAKA
XI. LAMPIRAN