Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA 2


(STK5228)

PERCOBAAN 1
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR (CSTR)
DOSEN PEMBIMBING: Dr. Ir. DONI RAHMAT WICAKSO, S.T., M.Eng.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VIII (DELAPAN)

BUYA HAMKAH SAPUTRA 2010814310011


MUHAMMAD ZIKRI MURSIDI 2010814310013
SITI PATIMAH HIJRIATUL ARIFIANI 2010814320017
SOPHIA HAYATI 2010814320019
ZELVA NOVRIZA 2010814220045

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2022

ABSTRAK

Reaktor merupakan sebuah alat industri kimia, dimana dalam alat ini terjadi reaksi
yang mengubah bahan mentah menjadi produk yang lebih berharga. Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk menentukan konstanta kecepatan reaksi pada reaktor CSTR. Pada percobaan hal yang
dilakukan yaitu mengkalibrasi pompa dan melakukan pengamatan konduktivitas. Kalibrasi
dilakukan agar kecepatan alir yang dihasilkan kedua pompa samadan dari hasil percobaan didapat
besar speed pada pompa tangki I sebesar 9,2 dan speed tangki II sebesar 10,2. Kemudian
melakukan pengambilan data konduktivitas pada waktu 0 detik, pada saat reagen mulai menyentuh
sensor konduktimeter dan tiap 14 detik sampai konstan. Dari hasil percobaan diperoleh nilai
konduktivitas konstan yaitu sebesar 0,00935 S/cm pada waktu 1218 s hingga 1288 s. Dari
perhitungan diperoleh besarnya konversi NaOH (X a) dan derajat konversi CH 3COONa (Xc) pada
keadaan kesetimbangan tersebut yaitu 0,2778 dan 0,2137. Sedangkan reaksi merupakan orde dua
dengan nilai konstanta kecepatan reaksinya pada keadaan konstan adalah sebesar 0,0178.

Kata Kunci : CSTR, konversi, konstanta kecepatan reaksi, konduktivitas.


PERCOBAAN 1

CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR (CSTR)

1.1. PENDAHULUAN

1.1.1. Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan konstanta kecepatan
reaksi pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR).

1.1.2. Latar Belakang


Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) atau yang disebut dengan
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) merupakan salah satu jenis reaktor
yang umumnya berbentuk bejana dan bekerja secara kontinu (alir). Continuous
Stirred Tank Reactor (CSTR) banyak digunakan untuk reaksi-reaksi homogen
fasa cair tanpa katalis maupun dengan katalis. Reaksi yang berlangsung di
dalamnya adalah secara isothermal (Sumarni dan Purwanti, 2009)
Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) memiliki perbedaan dengan
reaktor lain seperti PFK (Plug Flow Reactor) dan PBR (Packed Bed Reactor).
Pada reaktor ini terjadi proses pengadukan (stirred) yang memungkinkan adanya
distribusi sifat fisika dan kimia secara merata dari zat yang bereaksi di setiap
tempat di dalam reaktor (Nasrul dkk., 2018). Adanya pengaduk yang berputar
secara kontinu menyebabkan larutan dalam reaktor dapat diasumsikan bercampur
dengan sempurna (Isdaryani, 2019).
Aplikasi reaktor dalam industri paling banyak digunakan untuk
memproduksi reaksi polimer, salah satunya seperti pada polimerisasi adisi. Dapat
pula ditemukan pada industri kimia organik seperti pada pabrik asam asetat dan
asam formiat. Kemudian digunakan pada pembentukan barium sulfat (BaSO 4)
serta penanganan limbah (Agustinah, 2014). Oleh karena itu percobaan ini penting
dilakukakan oleh praktikan agar mengetahui kecepatan reaksi pada CSTR.

1.2 DASAR TEORI

Reaktor merupakan unit operasi yang banyak digunakan di industri yaitu


pada pembuatan bahan-bahan kimia atau industri makanan. Reaktor digunakan
sebagai tempat untuk meraksikan reaktan-reaktan dalam kondisi operasi tertentu,
sehingga dihasilkan produk dengan spesifikasi yang diinginkan. Dalam
pengoperasiannya reaktor dapat dioperasikan secara batch, semi batch dan
kontinu. Jenis reaktor yang paling banyak digunakan dalam industri proses adalah
Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) atau reaktor Alir Tangki Berpengaduk
yang dioperasikan secara kontinu (Dewi, 2012).
Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) atau yang disebut dengan
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) merupakan salah satu jenis reaktor
yang umumnya berbentuk bejana dan bekerja secara kontinu (alir). Continuous
Stirred Tank Reactor (CSTR) banyak digunakan untuk reaksi-reaksi homogen
fasa cair tanpa katalis maupun dengan katalis. Reaksi yang berlangsung di
dalamnya adalah secara isothermal (Purwanti, 2009). Continuous Stirred Tank
Reactor (CSTR) memiliki perbedaan dengan reaktor lain seperti PFR (Plug Flow
Reactor) dan PBR (Packed Bed Reactor). Pada reaktor ini terjadi proses
pengadukan (stirred) yang memungkinkan adanya distribusi sifat fisika dan kimia
secara merata dari zat yang bereaksi di setiap tempat di dalam reaktor (Nasrul
dkk., 2018).
CSTR biasanya dilengkapi dengan jacket yang berfungsi sebagai
pendingin atau pemanas, untuk menopang kebutuhan reaksi eksotermis atau
endotermis. Jacket ini digunakan untuk memenuhi sejumlah energi yang akan
dipindahkan atau ditambahkan pada reaktor sehingga temperatur proses tetap
berada pada set point. Skema proses pada CSTR diilustrasikan pada Gambar 1.1
sebagai berikut (Dewi, 2012).
Gambar 1.1 CSTR dengan Jacket pada Reaksi Eksotermik

Berdasarkan Gambar 1.1., panas reaksi dipindahkan dengan menggunakan media


pendingin (coolant) yang mengalir di dalam jacket pada sekeliling reaktor.
Sejumlah aliran fluida umpan, F, dengan konsentrasi Cao diumpankan ke dalam
reaktor. Aliran fluida tercampur sempurna di dalam reaktor dan dikeluarkan
melalui aliran keluaran dengan konsentrasi Ca. Jacket pada sekeliling reaktor
mempunyai aliran keluaran dan masukan dengan temperatur masukan T j0 dan
temperatur keluran Tj. Temperatur pada jacket lebih rendah dibandingkan dengan
temperatur pada reaktor.
Pengendalian suhu pada CSTR sangat penting dilakukan karena bila suhu
terlalu tinggi atau suhu di atas kondisi steady state akan sangat berbahaya untuk
dioperasikan atau juga dapat menguraikan produk menjadi komponen-komponen
penyusunnya. Jika suhu terlalu rendah akan mengakibatkan produk tidak dapat
bercampur dengan sempurna. Ketika mempertahankan suhu dalam tangki CSTR
dapat dilakukan dengan mengalirkan steam yang dilewatkan pada sebuah coil atau
pipa yang terpasang dalam tangki tersebut atau dengan mensirkulasi condensate
melalui alat penukar panas. Suatu kontrol dirancang untuk menjaga suhu keluaran
tangki CSTR dengan pengendalian aliran atau flow steam ke dalam tangki dengan
mengatur bukaan valve sehingga mencapai nilai suhu kerja yang diinginkan
(Agustinah, 2014).
Reaktor industri kimia merupakan peralatan yang kompleks dalam transfer
panas, transfer massa, difusi dan friksi yang mungkin ditemukan selama reaksi
kimia, hal ini harus dijaga dan terkontrol. Continuous Stirred Tank Reactor
(CSTR) sering digunakan secara multi dan secara seri. Rangkaian secara terus
menerus dimasukkan ke dalam vessel pertama dan overflow di dalam masing-
masing vessel. Biasanya pencampuran senyawa setiap vessel akan tetapi ada
gradien konsentrasi dalam sistim keseluruhan (Perry, 1997).
Pencampuran sempurna (CSTR ideal) digunakan konsep waktu di dalam
reaktor berpengaduk. Jika waktu yang diperlukan sedikit dan waktu hingga di
reaktor maka bila dikatakan pencampuran ini sempurna. Hal ini dikarenakan
waktu tinggal sebanding dengan waktu reaksi kimia. Rasio 1:10 sering digunakan
dalam perbandingan waktu campuran, waktu reaksi dan mixer harus
memperkerjakan dengan baik, yang berpengaruh pada waktu pencampuran yang
lebih kecil. Seringkali distribusi waktu tinggal digunakan untuk mementukan
apakah reaktor tercampur dengan baik. Biasanya kondisi pencampuran terjadi
dalam aliran kontinu, turbulen, stirred vessel tanpa reaksi yang sangat besar,
seperti netralisasi asam basa (Paul dkk., 2004)
Pengadukan dengan pengaduk pada reaktor berfungsi untuk menggerakkan
bahan di dalam reaktor. Alat pengaduk terdiri dari sumbu pengaduk dan sirip
pengaduk yang dirangkai menjadi satu kesatuan. Suatu alat pengaduk biasanya
bergerak turbulen yang menghasilkan pengadukan yang sebaik mungkin. Tujuan
pengadukan adalah sebagai berikut (McCabe dkk., 1993):
1. Untuk mencampurkan zat cair yang mampu bercampur (miscible).
2. Menghasilkan turbulen yang cukup sehingga terjadi transfer massa atau panas.
3. Mendispersikan gas melalui cairan dalam bentuk gelembung kecil.
4. Mendispersikan cairan agar membentuk emulsi pada suspensi padatan.
5. Agar terjadi transfer panas yang merata antara zat cair dengan mantel pemanas.
Persamaan dari CSTR yang memiliki komposisi reagen secara
keseluruhan, sehingga perhitungan reaktor dapat dibagi. Contoh bentuk persamaan
dengan memilih reaktan A untuk pertimbangan, maka persamaan neraca massanya
menjadi (Levenspiel, 1976):

Input + Output + Massa hilang dalam reaksi + Akumulasi ...(1.1)

Jika FAO = VoCAO adalah kecepatan umpan molar dari komponen A ke reaktor,
maka mempertimbangkan reaktor secara keseluruhan :

mole
Input A = =F AO ( 1−X AO )=F AO ...(1.2)
waktu

mole
Output A = =F A =F AO ( 1− X A ) ...(1.3)
waktu

Kehilangan massa A oleh reaksi moles/waktu:

(−r A ) v= ( mol A bereaksi


)
( waktu )( volume fluida )
.(volume reaktor) ...(1.4)

Kemudian ketiga persamaan tersebut disubtitusikan menjadi:

F AD X A=( −r A ) v ...(1.5)

Persamaan dapat disubtitusikan kembali menjadi

∆ XA F AO
V=
−r A
...(1.6)

Keterangan :
V = Volume reaktor
XA = Konversi kecepatan A setelah keluar reaktor
XAO = Laju alir molar komponnen A
FA = Laju alir molar komponen A keluar reaktor

Dimana XA dan rA pada kondisi aliran keluar, yang sama dengan kondisi di dalam
reaktor. Pada kasus dengan asumsi campuran tidak berubah XA = 1-CA/CAO dalam
kasus tersebut mixed reactor juga dapat ditulis dalam persamaan konsentrasi atau
sebagai berikut :

v XA C AO−C A
= = ...(1.7)
F AO −r A C AO−¿(−rA) ¿
Keterangan :
V = Volume reaktor
XA = Konversi kecepatan A setelah keluar reaktor
FAO = Laju alir molar komponen A masuk reaktor
CAO = Konstanta komponen A sebelum masuk reaktor
CA = Konstanta komponen A setelah keluar reaktor

Sifat fisika dan kimia dari senyawa natrium hidroksida yaitu (Labchem,
2015):
1. Bentuk fisik = padatan
2. Warna = putih
3. Bau = tidak berbau
4. Berat molekul = 40 g/mol
5. pH = 14
6. Titik didih = 138 oC
7. Densitas = 2,130 kg/m3
8. Kelarutan = larut dalam air
Sifat fisika dan kimia dari etil asetat yaitu (Sciencelab, 2005):
1. Rumus kimia = CH3COOCH2CH3
2. Berat molekul = 88,11 g/mol
3. Ambang bau = 0,1-101,5 rpm
4. pH = 14
5. Titik didih = 77 oC pada 1,013 hPa
6. Densitas = 0,90 g/cm3 pada 20 oC
7. Kelarutan = 85,3 g/l pada 20 oC
8. Viskositas = 0,44 mPa.s pada 20 oC
Sifat fisika dan kimia dari akuades sebagai berikut (Smartlab, 2017):
1. Rumus kimia = H2O
2. Bentuk = cair
3. Warna = tidak berwarna
4. Bau = tidak berbau
5. pH = netral pada 20 oC
6. Titik didih = 100 oC pada 1,013 hPa
7. Densitas = 1,00 g/cm3 pada 20 oC
8. Kelarutan dalam air= larut sepenuhnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya sebagai berikut
(Hasni, 2010):
1. Luas Permukaan
Pada reaksi-reaksi zat padat, luas permukaan zat padat tersebut akan
mempengaruhi laju reaksi. Oleh karena itu, luas permukaan zat padat akan
mempengaruhi seberapa cepat reaksi tersebut berlangsung. Zat padat yang
berbentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih besar dibandingkan
dengan zat padat dalam bentuk batangan atau kepingan untuk massa zat padat
yang sama.
2. Suhu
Perubahan suhu akan mempengaruhi laju reaksi kimia. Pada umumnya,
kenaikan suhu akan meningkatkan laju reaksi. Jika suhu naik, maka partikel-
partikel zat yang terlibat dalam reaksi akan menyerap kalor (energi), sehingga
energi kinetik partikel-partikel tersebut meningkat.
3. Konsentrasi
Meningkatkan konsentrasi zat-zat pereaksi (dalam bentuk larutan) akan
meningkatkan frekuensi tumbukan antara partikel-partikel zat peraksi tersebut.
Hal ini karena dalam larutan pekat, sehingga mudah bertumbukan. Oleh
karena itu, semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin banyak
partikel yang terdapat dalam larutan. Jadi, apabila suatu larutan direaksikan
dengan zat tertentu maka zat tersebut akan mudah bereaksi dengan zat terlarut.
4. Tekanan
Pada dasarnya, tekanan mempengaruhi reaksi-reaksi yang melibatkan gas.
Semakin besar tekanan maka semakin cepat laju reaksinya. Semakin kecil
tekanan gas maka semakin lambat laju reaksinya. Agar dua buah zat kimia
bereaksi, maka harus terdapat tumbukan diantara partikel-partikelnya. Dengan
demikian, meningkatkan tekanan partikel-partikel tersebut bersama-sama
sehingga kita akan meningkatkan frekuensi tumbukan diantara partikel-
partikel tersebut. Hal ini terjadi karena semakin besar tekanan gas maka
volume gas semakin kecil, sehingga jarak antara partikel-partikelnya menjadi
lebih rapat dan partikel-partikel tersebut lebih mudah bertumbukan.
5. Katalis
Katalis merupakan zat yang meningkatkan laju reaksi kimia tanpa mengalami
perubahan apapun. Adanya katalis dalam suatu reaksi akan menyebabkan
reaksi tersebut berlangsung dengan cara yang berbeda. Kemampuan katalis
dalam menurunkan harga energi aktivasi, sehingga reaksi zat dengan
menggunakan katalis dapat berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan
reaksi tanpa katalis.
Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3COOCH2CH3. Secara
struktural senyawa ini berasal dari asam karboksilat yang gugus hidrogennya
diganti dengan gugus alkil. Senyawa ini tidak dapat menghantarkan arus listrik
atau nilai konduktivitasnya sama dengan 0 (Nurpitriani, 2017).
Ketika panas reaksi terjadi ion hidroksil menjadi berkurang dan ion asetat
mulai terbentuk. Baik NaOH maupun natrium asetat (CH 3COONa) sama-sama
mempunyai sifat dapat menghantarkan arus listrik. Adapun nilai konduktivitas
diketahui sebesar 0,0221 s/cm. Hubungan antara nilai konduktivitas NaOH
dengan konsentrasi NaOH dapat diketahui dengan kurva kalibrasi sebagai acauan
penentu konsentrasi NaOH dengan melihat nilai konduktivitas (Nurpitriani, 2017).
Reaksi pemmbentukan NaOH dan CH3COOC2H5 menjadi natrium asetat
(CH3COONa) mengalami proses saponifikasi dimana etil asetat (CH 3COOC2H5)
dengan larutan NaOH merupakan orde kedua, sehingga terjadi reaksi irreversible
yaitu (Sukarya dan Sanusi, 2017).

NaoH(aq) + CH3COOC2H5(aq) CH3COONa(aq) + C2H5OH(aq) …(1.8)


(Natrium hidroksida) (Etil asetat) (Natrium asetat) (Etanol)

Kalibrasi Kalibrasi (Calibration) adalah kegiatan untuk menentukan


kebeneran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukurnya (yang telah diketahui nilainya) yang mampu tertelusur
(tractable) ke standar nasional untuk satuan ukur ataupun standar internasional.
Mengukur adalah suatu proses empiris dan obyektif pada sifat-sifat obyek maupun
kejadian. Pengukuran dan kalibrasi dapat dilakukan dengan memonitoring
keluaran arus, sehingga dapat diketahui laju aliran air (Maulana dkk., 2014).
Flowrate dalam volume fluida digerakkan oleh impeller atau tingkat
sirkulasi yang penting dalam mencapai seluruh volume mixer dalam waktu yang
wajar. Aliran turbulensi dalam aliran bergerak penting untuk pencampuran, bahan
entrains dari cairan massal dalam tangki ke aliran mengalir. Beberapa sistem
agitasi memerlukan turbulensi tinggi dengan tingkat sirkulasi rendah, turbulensi
rendah lainnya dan tingkat sirkulasi tinggi. Hal ini tergantung pada jenis cairan
yang dicampur dan jumlah pencampuran yang dibutuhkan. Agitator bertindak
sebagai impeller prump sentrifugal tanpa casing dan memberikan aliran pada
tekanan tertentu. Tingkat sirkulasi Q dalam m3/s dari tepi impeller adalah laju
aliran tegak lurus terhadap area debit impeller. Kecepatan cairan telah diukur
dalam mixer dan telah digunakan untuk menghitung tingkat sirkulasi
(Geankoplis, 1993).
1.3 METODOLOGI PERCOBAAN

1.3.1 Alat dan Deskripsi Alat


Alat utama yang digunakan dalam percobaan ini adalah seperangkat alat
CEX MK II Armfield. Sedangkan alat-alat pendukung yang digunakan pada
percobaan ini adalah gelas beker 1000 mL, gelas ukur (1000 mL, 25 mL dan 10
mL), labu ukur 500 mL, pipet volume 1 mL, propipet, pengaduk kaca, sudip,
stopwatch, piknometer, gelas arloji dan neraca o’hauss.

Deskripsi Alat:

Gambar 1.2 Rangkaian Alat CEK MK II Armfield

Keterangan Gambar :
1. Tangki 1 untuk NaOH 10. Sensor suhu
2. Tangki 2 untuk Etil Asetat 11. Konduktimeter
3. Control speed pompa tangki 1 12. Tutup reaktor
4. Control speed pompa tangki 2 13. Baffle
5. Reaktor 14. Agitator
6. Control speed agitator 15. Coil
7. Tombol on/off 16. Overflow
8. Pembaca suhu 17. Saluran pengeluaran produk
9. Pembaca konduktivitas 18. Saluran masuk reagen

1.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah natrium
hidroksida (NaOH) 0,18 M, etil asetat (CH3COOC2H5) 0,2 M dan akuades.

1.3.3 Prosedur Percobaan


1.3.3.4 Kalibrasi Pompa
Vessel I dan II diisi dengan akuades masing-masing 2000 mL. Kecepatan
kedua pompa ditentukan yaitu 4, 6, 8, 10 dan 12. Air yang keluar dari outlet pada
pompa ditampung dengan gelas ukur selama 6 detik dan volumenya diukur
sebanyak 3 kali. Pengambilan data dirata-ratakan dan dihitung flowratenya,
sehingga didapatkan grafik hubungan antara kecepatan pompa dan flowrate
dengan skala 9,2 dan 10,2 pada masing-masing pompa.

1.3.3.2 Pembuatan Larutan NaOH 0,11 N


NaOH padat ditimbang sebanyak 8 gram dan dimasukkan ke dalam gelas
beker 1000 mL. Kemudian ditambahkan akuades sebanyak 1000 mL dan diaduk
dengan pengaduk kaca hingga homogen. Larutan NaOH dimasukkan ke dalam
vessel I dan ditambahkan akuades sebanyak 1000 mL.

1.3.3.3 Pembuatan Larutan CH3COOC2H5 0,10 N


Etil asetat diambil sebanyak 0,295 mL menggunakan pipet volume 1 mL
dan dimasukkan ke dalam labu ukur 500 mL. Akuades ditambahkan hingga tanda
tera, lalu dikocok hingga homogen. Etil asetat dimasukkan ke dalam vessel II dan
ditambahkan akuades sebanyak 1500 mL.

1.3.3.4 Pengukuran Nilai Konduktivitas


Reagen NaOH 0,10 N dan etil asetat 0,13 N masing-masing dimasukkan
ke dalam vessel I dan vessel II sebanyak 2000 mL. Kecepatan pompa diatur
dengan skala 9,2 dan 10,2 pada masing-masing pompa I dan pompa II sesuai
dengan grafik kalibrasi yang diperoleh. Agitator speed controller diatur dengan
skala 11. Nilai konduktivitas dan temperatur dicatat saat reagen menyentuh
konduktimeter. Pengambilan data konduktivitas dilakukan setiap 14 detik hingga
nilai konstan sebanyak 6 kali. Kemudian operaasi dihentikan. Reagen di dalam
reaktor ditampung dan diukur volumenya menggunakan gelas ukur lalu dihitung
densitasnya dengan piknometer. Akuades dimasukkan ke dalam masing-masing
vessel sebanyak 2000 mL. Pompa I, pompa II dan agitator dinyalakan pada skala
maksimum. Operasi dihentikan ketika reaktor sudah overflow. Volume akuades
yang terdapat dalam reaktor diukur menggunakan gelas ukur dan dihitung
densitasnya.
1.4. PEMBAHASAN

Percobaan Continuous Stirred Tank Reactor bertujuan untuk menentukan


konstanta kecepatan reaksi pada reaktor CSTR. Adapun umpan yang digunakan
pada percobaan ini adalah NaOH dengan konsentrasi 0,18 M dan etil asetat
dengan konsentrasi 0,2 M, yang akan diukur nilai konduktivitasnya. Reaktor ini
memiliki dua pompa peristatik yang digunakan untuk dapat mengalirkan pompa
harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi pompa bertujuan untuk memperkecil
perbedaan dalam pengendalian nilai flowrate karena sebelum pompa dikalibrasi.
Pompa I yang dihhubungkan dengan vessel I menghasilkan flowrate yang lebih
besar dibandingan dengan flowrate dari pompa II yang dihubungkan dengan
vessel II, pada kecepatan yang sama. Hal ini dilihat dari volume akuades yang
berkurang pada vessel I yang jauh lebih besar dibandingkan dengan vessel II.
Masing-masing pompa memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga
kalibrasi awal perlu untuk dilakukan. Berikut adalah hubungan antara speed
dengan flowrate pada pompa I dan pompa II yang ditunjukkan oleh Gambar 1.3.
1.4
1.2
Flowrate (mL/s)

1.0
0.8
0.6 Pompa 1
0.4 Pompa 2
0.2
0.0
4 6 8 10 12

Speed (rpm)

Gambar 1.3 Hubungan antara Speed Pompa (rpm) terhadap Flowrate (mL/s)

Gambar 1.3 menunjukkan hubungan speed pompa terhadap flowrate. Dimana


dapat dilihat bahwa semakin besar speed pompa maka flowrate yang dihasilkan
juga semakin besar. Dari Gambar 1.3 dapat ditentukan skala kecepatan untuk
masing-masing pompa dengan menghasilkan flowrate yang sama. Flowrate yang
digunakan sebesar 1,0 mL/s dan skala speed yang diperoleh yaitu 9,2 dan 10,2.
Skala tersebut digunakan untuk mengalirkan reagen NaOH 0,10 M dan etil asetat
0,13 M ke dalam reactor CSTR.
Operasi ini dijalankan dengan aliran reaktor dan produk secara kontinu
dimana selalu ada aliran yang masuk dan keluar dari reaktor. Reagen yang
digunakan adalah NaOH 0,10 M dan etil asetat 0,13 M. Kedua reagen ini dialirkan
ke dalam reaktor agar bereaksi dan dilakukan dengan agitator pada skala
kecepatan 11. Pengadukan bertujuan untuk menghasilkan keterbulenan yang
merata sehingga terjadi transfer massa yang merata (McCabe dkk., 1999). Adapun
reaksi yang terjadi di dalam reaktor dapat dijabarkan sebagai berikut.

NaoH(aq) + CH3COOC2H5(aq) CH3COONa(aq) + C2H5OH(aq) …(1.8)


(Natrium hidroksida) (Etil asetat) (Natrium asetat) (Etanol)

Reaksi ini merupakan reaksi hidrolisis antara asam (etil asetat) dan basa (natrium
hidroksida) untuk membentuk alkohol dan garam dari asam yang disebut dengan
reaksi saponifikasi atau penyabunan. Reaksi saponifikasi etil asetat dengan
natrium hidroksida merupkan contoh reaksi orde 2 dengan batasan konsentrasi
0-0,1 M temperatur 20-40℃ (Sukarya dan Sanusi, 2017).
Percobaan ini dilakukan dengan pengambilan data berupa nilai
konduktivitas campuran reagen NaOH dan etil asetat. Konduktivitas adalah
kemampuan zat untuk menghantarkan arus listrik. Larutan yang memiliki nilai
konduktivitas rendah memiliki derajat disosiasi yang rendah juga. Hal ini
menandakan bahwa zat-zat di dalam hanya sedikit yang terdisosiasi. Hubungan
antara waktu terhadap konduktivitas dapat dilihat pada Gambar 1.4.

0.0160
Konduktivitas (S/cm)

0.0120

0.0080

0.0040

0.0000
0 150 300 450 600 750 900 1050 1200 1350

Waktu (s)

Gambar 1.4 Hubungan antara Waktu (s) terhadap Nilai Konduktivitas (s/cm)

Gambar 1.4 menunjukkan hubungan keseluruhan antara konduktivitas dan


waktu. Dimana dapat dilihat bahwa semakin lama reaksi maka nilai konduktivitas
larutan akan semakin turun. Pada awal aliran umpan masuk ke dalam reaktor, nilai
konduktivitas yang didapat tinggi dan semakin turun seiring dengan
bertambahnya waktu. Hal ini dikarenakan pada mulanya reagen yang dimasukkan
sebagai umpan yaitu NaOH dan CH3COOC2H5 belum bereaksi sempurna sehingga
nilai konduktivitasnya meningkat. Kemudian nilai konduktivitas yang lebih
didapat semakin menurun. Hal ini disebabkan karena reaksi yang terjadi antara
NaOH dengan CH3COOC2H5 adalah reaksi eksotermis yang bersifat reversible,
dimana semakin menurunnya suhu menyebabkan nilai konduktivitas juga
menurun dikarenakan ion-ion yang bergerak atau berpindah per satuan luas
semakin kecil sehingga arus listrik yang dihasilkan juga kecil. Seiring dengan
berjalannya waktu, nilai konduktivitas semakin konstan dimana reaksi telah
mencapai kondisi steady state, yaitu kondisi dimana tidak adanya perubahan sifat
terhadap waktu tertentu. Dalam hal ini, tidak ada lagi ion-ion yang berpindah
ataupun jika ada nilainya sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Nilai
konduktivitas yang sangat konstan didapat pada pengambilan data ke 88 saat t =
1218 s sebesar 0,000935 s/cm.
Nilai konduktivitas yang didapat digunakan untuk menghitung derajat
konversi NaOH (Xa) dan natrium asetat (Xc). Derajat konversi NaOH (Xa) yang
didapat dari hasil perhitungan menghasilkan grafik hubungan antara waktu
terhadap konversi NaOH (Xa) yang ditunjukkan oleh Gambar 1.5.

0.3000
0.2500
0.2000
Xa

0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
0 150 300 450 600 750 900 1050 1200 1350

Waktu (s)

Gambar 1.5 Hubungan antara Waktu (s) terhadap Konversi NaOH (Xa)

Gambar 1.5 menunjukkan bahwa konversi NaOH (Xa) berbanding lurus terhadap
waktu. Dimana pada saat awal reaksi, NaOH belum terkonversi secara sempurna
dan setelah itu nilai konversi NaOH akan terus meningkat. Hal ini dikarenakan
seiring dengan berjalannya waktu, maka nilai konversi NaOH akan meningkat.
Konversi NaOH (Xa) dapat dikatakan sebagai jumlah mol NaOH yang bereaksi
dimana nilainya dinyatakan sebagai persentase dari jumlah mol mula-mula.
Konversi NaOH mengalami penurunan pada detik ke 14 dan 28. Keadaan konstan
terjadi pada waktu t = 1218 s dengan nilai Xa sebesar 0,2778. Keadaan konstan ini
menunjukkan bahwa tidak ada lagi umpan yang bereaksi atau umpan telah habis
bereaksi.
Seiring berjalannya proses, diperoleh derajat konversi CH 3COOC2H5 yang
didapat dari nilai konduktivitas. Hubungan antara waktu (s) dengan konversi
CH3COOC2H5 (Xc) dapat dilihat pada Gambar 1.6.
0.2500

0.2000

0.1500
Xc

0.1000

0.0500

0.0000
0 150 300 450 600 750 900 1050 1200 1350
Waktu (s)

Gambar 1.6 Hubungan antara Waktu (s) terhadap Konversi Natrium Asetat (Xc)

Gambar 1.6 menunjukkan hubungan antara waktu (s) terhadap konversi natrium
asetat (Xc). Dimana terdapat hubungan yang berbanding lurus terhadap nilai
konversi dengan waktu. Terjadinya penurunan nilai konversi pada awal reaksi
yaitu pada detik ke 14 sampai detik ke 84, hal ini karena natrium asetat belum
terbentuk secara sempurna. Semakin lama waktu operasi berjalan maka semakin
meningkat konversi natrium asetat (Xc). Hal ini dikarenakan natrium asetat yang
terbentuk sebagai produk semakin banyak. Seiring dengan berjalannya waktu,
nilai konversi natrium asetat (Xc) menjadi konstan dimana reaktan telah bereaksi
secara sempurna atau telah mencapai kondisi steady state, yaitu kondisi dimana
tidak adanya perubahan sifat terhadap waktu. Nilai Xc adalah jumlah natrium
asetat yang terbentuk sebagai produk. Nilai Xc konstan pada t = 1218 s dengan
nilai Xc sebesar 0,2137.
Konstanta kecepatan reaksi (k) merupakan fungsi dari konversi yang
dipengaruhi oleh suhu (Perry, 1997). Konstanta laju reaksi (k) dapat dihitung dari
konsentrasi NaOH pada keadaan steady state. Laju perubahan dalam reaktor
adalah nol dan volume dapat diasumsikan konstan sehingga rumus untuk
perhitungan k didasarkan pada volume reaktor konstan. Hubungan antara waktu
(s) dengan konstanta kecepatan reaksi (k) dapat dilihat pada Gambar 1.7.

0.0300

0.0200
k (s-1)

0.0100

0.0000
0 150 300 450 600 750 900 1050 1200 1350

Waktu (s)

Gambar 1.7 Hubungan antara Waktu (s) terhadap Konstanta Kecepatan Reaksi
(k) (mol/dm3s)

Gambar 1.7 menunjukkan hubungan antara waktu terhadap konstanta kecepatan


reaksi. Dimana nilai konstanta kecepatan reaksi berbanding lurus terhadap waktu.
Semakin lama waktu operasi maka nilai konstanta kecepatan reaksi juga akan
semakin besar. Pada saat awal percobaan reagen pada CSTR dalam keadaan
unsteady state, sehingga terjadi penurunan konstanta kecepatan reaksi yang
menyatakan reaksi berlangsung per satuan waktu dan dipengaruhi oleh
konsentrasi pereaksi. Saat konstanta kecepatan reaksi mencapai keadaan konstan
maka kecepatan reaksi telah habis bereaksi secara sempurna. Nilai k konstan
diperoleh pada t = 1218 s dengan nilai k sebesar 0,0178 1/s.
Pengukuran volume fluida bertujuan untuk mengetahui perbedaan volume
reaktor yang berisi akuades dan volume reaktor yang berisi etil asetat.
Berdasarkan hasil pengukuran fluida, diperoleh volume etil asetat sebesar 1158
mL dan akuades sebesar 1140 mL. Berdasarkan teori densitas air adalah 1,00
g/cm3 dan etil asetat lebih besar dibandingkan dengan densitas akuades, dimana
densitas akuades dan etil asetat yang didapatkan dari hasil percobaan adalah 0,95
g/mL dan 1,015 g/mL. Perbedaan volume ini terjadi karena adanya gaya adhesi
dan kohesi pada cairan dengan dinding tangki. Pada natrium asetat, gaya kohesi
yang terjadi lebih besar daripada gaya adhesinya. Sehingga membentuk miniskus
cembung yang mengakibatkan volume mencapai overflow lebih kecil daripada
akuades yang gaya adhesinya lebih besar dibandingkan gaya kohesi. Pada akuades
akan membentuk miniskus cekung yang menyebabkan akuades overflow lebih
besar (Perry, 1997).
Faktor–faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya luas permukaan,
suhu, konsentrasi, tekanan, dan katalis. Luas permukaan zat berbentuk padat yang
berbentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih besar dibandingkan
dengan bentuk padatan. Kenaikan suhu akan meningkatkan laju reaksi, karena
partikel-partikel zat yang terlibat akan menyerap kalor (energi) sehingga akan
meningkatkan energi kinetik. Meningkatkan konsentrasi zat-zat pereaksi (dalam
bentuk larutan) akan meningkatkan frekuensi tumbukan antara partikel-partikel
zat pereaksi. Tekanan mempengaruhi reaksi-reaksi dengan kondisi gas. Katalis
merupakan zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mengalami perubahan
apapun. Kemampuan katalis dalam menurunkan harga energi aktivasi, sehingga
reaksi zat dengan menggunakan katalis dapat berlangsung lebih cepat
dibandingkan proses tanpa menggunakan katalis (Hasni, 2010).
1.5 PENUTUP

1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:
1. Nilai speed pompa untuk mencapai flowrate 1,0 mL/s adalah 9,2 pada
pompa I dan 10,2 pada pompa II.
2. Nilai konduktivitas semakin menurun seiring dengan berjalannya waktu
operasi dan nilai konstan pada t = 1218 s dengan nilai konduktivitas
sebesar 0,00935 s/cm
3. Nilai konversi NaOH (Xa) steady state diperoleh pada t = 1218 s dengan
nilai 0,2778. Sedangkan nilai konversi etil asetat (Xc) steady state
diperoleh pada t = 1218 s dengan nilai sebesar 0,2137.
4. Nilai konstanta kecepatan reaksi semakin meningkat seiring bertambahnya
waktu operasi dan konstan pada t = 1218 dengan nilai k = 0,0178
mol/dm3s.
5. Perbedaan volume pada natrium asetat dan akuades masing-masing yaitu
sebesar 1198 mL dan 1140 mL pada CSTR disebabkan adanya pengaruh
gaya adhesi dan gaya kohesi yang mengakibatkan dua zat atau lebih saling
rapat apabila dicampurkan.

1.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah menambahkan
katalis pada saat proses pencampuran berlangsung. Katalis yang dapat digunakan
yaitu asam sulfat atau asam klorida. Sehingga dapat dilihat konstanta laju reaksi
yang berbeda yang dihasilkan apabila reaksi berlangsug disertai dengan bantuan
katalis.
DAFTAR PUSTAKA

Agustinah, M. (2014): Pengukuran Level Ketinggian Air menggunakan Kontrol


PID. Jurnal Teknik Elektro. 4. 79-84

Dewi, I. M. (2012): Pengendalian Proses Variabel Jamak Continuous Stirred Tank


Reactor (CSTR) menggunakan Model Predictive Control pada Unisim
R390.1. Fakultas Teknik Program Studi Ekstensi Teknik Kimia. Universitas
Indonesia. Depok

Geankoplis, C. J. (1993): Transport Processes and Unit Operation Third. Prentice


Hall International. New York

Hasni, D. R. (2010): Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap


Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Kimia. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta

Isdaryani, F. (2019): Desain Pengendali pH pada Continous Stirred Tank Reactor


(CSTR) menggunakan Kontrol Fuzzy.

Labchem. (2015): MSDS Sodium Hydroxide.

Levenspiel, O. (1976): Chemical Reaction Engineering. Second. John Willey and


Sons. Singapore
Maulana, Z. S., Munfarida, S. dan Purnawan, D. (2014): Pengaruh Pengadukan
terhadap Konstanta Reaksi Penyabunan Etil Asetat DENGAN NaOH pada
Reaktor Ideal Aliran Kontinu. Jurnal Teknik Kimia.

McCabe, W. L., Smith, J. C. dan Harriot, P. (1993): Unit Operation of Chemical


Engineering. Fifth. McGraw-Hill Book. New York

McCabe, W. L., Smith, J. C. dan Harriot, P. (1999): Operasi Teknik Kimia. 1.


Erlangga. Jakarta

Nasrul, S. M., Yonita, R. dan Novi, S. (2018): Aplikasi Kontrol PID pada Reaktor
Pabrik Asam Formiat dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun. Jurnal
Teknologi Kimia Unimal. 7. 135

Nurpitriani, A. (2017): Rancang Bangun Sistem dan Uji Karakteristik CSTR


Jamak. Diploma III Program Studi Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia.
Politeknik Negeri Bandung. Bandung

Paul, E. L., Atiemo-Obeng, V. A. dan Kresta, S. M. (2004): Handbook of


Industrial Mixing: Science and Practice. John Willey and Sons. New Jersey

Perry, R. H. (1997): Perry's Chemical Engineers Handbook. Edisi Ke-7. McGraw


Hill International Inc. New York

Sciencelab. (2005): MSDS Ethyl Acetate.

Smartlab. (2017): MSDS Water.

Sukarya, A. dan Sanusi, M. R. E. (2017): Revitalisasi Simulator Continuous


Stirred Tank Reactor (CSTR) dan Plug Flow Reactor (PFR). Diploma III
Program Studi Teknik Kimia. Politeknik Negeri Bandung. Bandung
Sumarni dan Purwanti, A. (2009): Pemanfaatan Metoda Newton-Raphson dalam
Perancangan Reaktor Alir Tangki Berpengaduk. Jurnal Teknologi. 2. 185-
193
LAMPIRAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Kalibrasi Pompa 1

Kecepatan Volume
No Rata-rata (mL) Flowrate (mL/s)
(rpm) (mL)

1 2,1
2 4 1,9 1,93 0,32
3 1,8

4 2,8
5 6 3,6 3,40 0,57
6 3,8

7 4,1
8 8 5,2 4,90 0,82
9 5,4

10 5,6
11 10 6,8 6,47 1,08
12 7

13 8,8
14 12 9,0 8,80 1,47
15 8,6
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Kalibrasi Pompa 2

Kecepatan Volume
No Rata-rata (mL) Flowrate (mL/s)
(rpm) (mL)

1 0,9

2 4 0,8 0,87 0,14

3 0,9

4 2,0

5 6 2,2 2,07 0,34

6 2,0

7 3,2

8 8 3,0 3,33 0,56

9 3,8

10 5,4

11 10 5,6 5,60 0,93

12 5,8

13 8,2

14 12 7,4 8,00 1,33

15 8,4
Tabel 1.3 Hasil Pengukuran Volume Reaktor
Nama Bahan Volume Reaktor (mL)
Akuades 1140
Natrium Asetat 1198

B. Perhitungan
1. Menghitung reaktor yang diperlukan
a. Etil Asetat (CH3COOC2H5)

Diketahui : c = 0,2 M = 0,2 mol/L


BM = 88.11 gr/m
ρ = 0,901 gr/mL
Ditanya : V CH3COOC2H5 yang diambil dalam 2 L akuades ?
Jawab :
C . BM .V akuades
V=
ρ .% CH 3 COOC 2 H 5
mol gr
0 ,13 . 88 ,11 .1 , 9 L
L mol
=
gr
0,901 . 99 , 5 %
L
= 0,255 mL
b. Natrium Hidroksida (NaOH)

Diketahui : C = 0,18 M = 0,18 mol/L


BM = 40 gr/mol
V =2L
Ditanya : MNaOH = …?
Jawab :

MNaOH = C .BM . V
= 0,10 mol/L. 40 gr/mol . 2 L
= 8 gram
2. Menghitung a1,c1,x1,xc dan k
Diketahui : Fa = 1 mL/detik = 0,001 dm3/ detik
Fb = 1 mL/detik = 0,001 dm3/ detik
aµ = 0,10 mol/dm3
bµ = 0,13 mol/dm3

T = 27,3oC = 301 K
V = 1170 mL = 1,17 dm3
Ditanya: a1, c1, xa, xc, dan k = ?
Jawab :
Fa
a0 = aμ
Fa+ Fb

3
dm
0,001 3
detik dm
= 3
0 ,1 0
dm detik
(0,001+ 0,001)
detik
= 0,0500 mol/dm3

Fa
b0 = bμ
Fa+ Fb
3
dm
0,001 3
detik dm
= 3
0 ,13
dm detik
(0,001+ 0,001)
detik
= 0,0650 mol/dm3

Syarat yang berlaku bo< ao


Coo = b0 = 0,0650 mol/dm3
Λc∞ = 0,07 ( 1+ 0,0284 x ( 303 – 294 ) ) x 0,0650
= 0,0056 mol/L
Λao = 0,195 ( 1+ 0,0184 x ( 303 – 294 ) ) x 0,0500
= 0,0113 mol/L

Asumsi Co = 0
Λo = Λ∞ = 0,0113 mol/L
Untuk a0>bo,
ao= (ao - bo )
= 0,0500 – 0,0650
= -0,150 mol/dm3
Λao = 0,195 (1 + (0,0184 (T – 294)) c∞
= 0,195 (1 + (0,0184 (303 – 294)) . (-0,0150)
= -0,0033
Λ∞ = Λc∞ + Λa∞
= 0,0056 mol/L + (-0,0033) mol/L
= 0,0022 mol/L
pada t = 0 , Λ1 = 0,01059

a1 = (a∞ - ao)
[ Λ0 − Λ1
Λ 0 − Λ∞ ] + ao
0.0112−0,01059
=((-0,0150) – 0,0500) [ ¿+ 0,0500
0,0112−0,0022
= 0,0451

C 1 = C∞
[ Λ0 − Λ1
Λ 0 − Λ∞ ]
0,0112−0,01059
= 0,0650
0,0112−0,01059
= 0,0049

a0 −a 1
Xa = a0

0,0500−(−0,0451)
=
0,0451
= 0,0988
C1
Xc = C∞
0,0049
=
0,0650
= 0,0760

F ( a0 −a1 )
V a 2
= (
( Fa+ Fb )
V )( a0 −a 1
a 2 )
k= 1 1

( 0,001+0,001 ) .(0,0500−0,0451)
=
1,198 . 0,04512
= 0,0041 M-1s-1

Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 1.4 hasil perhitungan
konduktivitas berikut.
Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Konduktivitas
Waktu Conductivity Conductivity Suhu
No. K a1 c1 Xa Xc k
t(s) (mS/cm) (S/cm) °C
30 0,098
1 0 10,59 0,01059 29,3 0,0451 0,0049 0,0760 0,0041
3 8
30 0,039
2 14 11 0,011 29,3 0,0480 0,0020 0,0305 0,0014
3 7
30 0,000
3 28 11,27 0,01127 29,3 0,0500 0,0000 0,0005 0,0000
3 7
30 0,003
4 42 11,25 0,01125 29,3 0,0498 0,0002 0,0028 0,0001
3 6
30 0,007
5 56 11,22 0,01122 29,3 0,0496 0,0004 0,0061 0,0003
3 9
30 0,009
6 70 11,21 0,01121 29,3 0,0495 0,0005 0,0072 0,0003
3 4
30 0,012
7 84 11,19 0,01119 29,3 0,0494 0,0006 0,0094 0,0004
3 3
30 0,015
8 98 11,17 0,01117 29,3 0,0492 0,0008 0,0116 0,0005
3 1
30 0,016
9 112 11,16 0,01116 29,3 0,0492 0,0008 0,0128 0,0006
3 6
30 0,018
10 126 11,15 0,01115 29,3 0,0491 0,0009 0,0139 0,0006
3 0
30 0,023
11 140 11,11 0,01111 29,3 0,0488 0,0012 0,0183 0,0008
3 8
30 0,026
12 154 11,09 0,01109 29,3 0,0487 0,0013 0,0205 0,0009
3 7
30 0,029
13 168 11,07 0,01107 29,3 0,0485 0,0015 0,0227 0,0010
3 6
30 0,031
14 182 11,06 0,01106 29,3 0,0484 0,0016 0,0239 0,0011
3 0
30 0,032
15 196 11,05 0,01105 29,3 0,0484 0,0016 0,0250 0,0012
3 5
30 0,035
16 210 11,03 0,01103 29,3 0,0482 0,0018 0,0272 0,0013
3 3
30 0,038
17 224 11,01 0,01101 29,3 0,0481 0,0019 0,0294 0,0014
3 2
30 0,041
18 238 10,99 0,01099 29,3 0,0479 0,0021 0,0316 0,0015
3 1
30 0,042
19 252 10,98 0,01098 29,3 0,0479 0,0021 0,0327 0,0015
3 6
30 0,045
20 266 10,96 0,01096 29,3 0,0477 0,0023 0,0350 0,0017
3 4
30 0,046
21 280 10,95 0,01095 29,3 0,0477 0,0023 0,0361 0,0017
3 9
30 0,048
22 294 10,94 0,01094 29,3 0,0476 0,0024 0,0372 0,0018
3 3
30 0,051
23 308 10,92 0,01092 29,3 0,0474 0,0026 0,0394 0,0019
3 2
30 0,055
24 322 10,89 0,01089 29,3 0,0472 0,0028 0,0427 0,0021
3 5
30 0,058
25 336 10,87 0,01087 29,3 0,0471 0,0029 0,0449 0,0022
3 4
30 0,059
26 350 10,86 0,01086 29,3 0,0470 0,0030 0,0461 0,0023
3 9
30 0,061
27 364 10,85 0,01085 29,3 0,0469 0,0031 0,0472 0,0023
3 3
30 0,064
28 378 10,83 0,01083 29,3 0,0468 0,0032 0,0494 0,0024
3 2
30 0,067
29 392 10,81 0,01081 29,3 0,0466 0,0034 0,0516 0,0026
3 1
30 0,070
30 406 10,79 0,01079 29,3 0,0465 0,0035 0,0538 0,0027
3 0
30 0,072
31 420 10,77 0,01077 29,3 0,0464 0,0036 0,0560 0,0028
3 9
30 0,074
32 434 10,76 0,01076 29,3 0,0463 0,0037 0,0572 0,0029
3 3
30 0,077
33 448 10,74 0,01074 29,3 0,0461 0,0039 0,0594 0,0030
3 2
30 0,080
34 462 10,72 0,01072 29,3 0,0460 0,0040 0,0616 0,0032
3 1
30 0,085
35 476 10,68 0,01068 29,3 0,0457 0,0043 0,0660 0,0034
3 8
30 0,087
36 490 10,67 0,01067 29,3 0,0456 0,0044 0,0671 0,0035
3 3
30 0,090
37 504 10,65 0,01065 29,3 0,0455 0,0045 0,0694 0,0036
3 2
30 0,091
38 518 10,64 0,01064 29,3 0,0454 0,0046 0,0705 0,0037
3 6
30 0,094
39 532 10,62 0,01062 29,3 0,0453 0,0047 0,0727 0,0038
3 5
30 0,098
40 546 10,59 0,01059 29,3 0,0451 0,0049 0,0760 0,0041
3 8
30 0,101
41 560 10,57 0,01057 29,3 0,0449 0,0051 0,0782 0,0042
3 7
30 0,106
42 574 10,54 0,01054 29,3 0,0447 0,0053 0,0816 0,0044
3 0
30 0,108
43 588 10,52 0,01052 29,3 0,0446 0,0054 0,0838 0,0046
3 9
30 0,114
44 602 10,48 0,01048 29,3 0,0443 0,0057 0,0882 0,0049
3 7
30 0,119
45 616 10,45 0,01045 29,3 0,0440 0,0060 0,0916 0,0051
3 0
30 0,124
46 630 10,41 0,01041 29,3 0,0438 0,0062 0,0960 0,0054
3 8
30 0,127
47 644 10,39 0,01039 29,3 0,0436 0,0064 0,0982 0,0056
3 7
30 0,132
48 658 10,36 0,01036 29,3 0,0434 0,0066 0,1016 0,0059
3 0
30 0,136
49 672 10,33 0,01033 29,3 0,0432 0,0068 0,1049 0,0061
3 3
30 0,139
50 686 10,31 0,01031 29,3 0,0430 0,0070 0,1071 0,0063
3 2
30 0,142
51 700 10,29 0,01029 29,3 0,0429 0,0071 0,1093 0,0064
3 1
30 0,146
52 714 10,26 0,01026 29,3 0,0427 0,0073 0,1127 0,0067
3 5
30 0,147
53 728 10,25 0,01025 29,3 0,0426 0,0074 0,1138 0,0068
3 9
30 0,150
54 742 10,23 0,01023 29,3 0,0425 0,0075 0,1160 0,0070
3 8
30 0,153
55 756 10,21 0,01021 29,3 0,0423 0,0077 0,1182 0,0072
3 7
30 0,156
56 770 10,19 0,01019 29,3 0,0422 0,0078 0,1204 0,0073
3 6
30 0,162
57 784 10,15 0,01015 29,3 0,0419 0,0081 0,1249 0,0077
3 3
30 0,168
58 798 10,11 0,01011 29,3 0,0416 0,0084 0,1293 0,0081
3 1
30 0,171
59 812 10,09 0,01009 29,3 0,0415 0,0085 0,1315 0,0083
3 0
30 0,173
60 826 10,07 0,01007 29,3 0,0413 0,0087 0,1337 0,0085
3 9
30 0,176
61 840 10,05 0,01005 29,3 0,0412 0,0088 0,1360 0,0087
3 8
30 0,182
62 854 10,01 0,01001 29,3 0,0409 0,0091 0,1404 0,0091
3 5
30 0,188
63 868 9,97 0,00997 29,3 0,0406 0,0094 0,1448 0,0095
3 3
30 0,194
64 882 9,93 0,00993 29,3 0,0403 0,0097 0,1493 0,0100
3 1
30 0,197
65 896 9,91 0,00991 29,3 0,0402 0,0098 0,1515 0,0102
3 0
30 0,199
66 910 9,89 0,00989 29,3 0,0400 0,0100 0,1537 0,0104
3 8
30 0,202
67 924 9,87 0,00987 29,3 0,0399 0,0101 0,1559 0,0106
3 7
30 0,204
68 938 9,86 0,00986 29,3 0,0398 0,0102 0,1571 0,0108
3 2
30 0,208
69 952 9,83 0,00983 29,3 0,0396 0,0104 0,1604 0,0111
3 5
30 0,214
70 966 9,79 0,00979 29,3 0,0393 0,0107 0,1648 0,0116
3 3
30 0,220
71 980 9,75 0,00975 29,3 0,0390 0,0110 0,1693 0,0121
3 0
30 0,222
72 994 9,73 0,00973 29,3 0,0389 0,0111 0,1715 0,0123
3 9
30 0,225
73 1008 9,71 0,00971 29,3 0,0387 0,0113 0,1737 0,0126
3 8
30 0,230
74 1022 9,68 0,00968 29,3 0,0385 0,0115 0,1770 0,0130
3 1
30 0,231
75 1036 9,67 0,00967 29,3 0,0384 0,0116 0,1781 0,0131
3 6
30 0,234
76 1050 9,65 0,00965 29,3 0,0383 0,0117 0,1804 0,0134
3 5
30 0,237
77 1064 9,63 0,00963 29,3 0,0381 0,0119 0,1826 0,0136
3 4
30 0,240
78 1078 9,61 0,00961 29,3 0,0380 0,0120 0,1848 0,0139
3 2
30 0,243
79 1092 9,59 0,00959 29,3 0,0378 0,0122 0,1870 0,0142
3 1
30 0,246
80 1106 9,57 0,00957 29,3 0,0377 0,0123 0,1892 0,0144
3 0
30 0,247
81 1120 9,56 0,00956 29,3 0,0376 0,0124 0,1904 0,0146
3 5
30 0,248
82 1134 9,55 0,00955 29,3 0,0376 0,0124 0,1915 0,0147
3 9
30 0,253
83 1148 9,52 0,00952 29,3 0,0373 0,0127 0,1948 0,0152
3 2
30 0,260
84 1162 9,47 0,00947 29,3 0,0370 0,0130 0,2003 0,0159
3 4
30 0,264
85 1176 9,44 0,00944 29,3 0,0368 0,0132 0,2037 0,0164
3 8
30 0,269
86 1190 9,41 0,00941 29,3 0,0365 0,0135 0,2070 0,0168
3 1
30 0,272
87 1204 9,39 0,00939 29,3 0,0364 0,0136 0,2092 0,0171
3 0
30 0,277
88 1218 9,35 0,00935 29,3 0,0361 0,0139 0,2137 0,0178
3 8
30 0,277
89 1232 9,35 0,00935 29,3 0,0361 0,0139 0,2137 0,0178
3 8
30 0,277
90 1246 9,35 0,00935 29,3 0,0361 0,0139 0,2137 0,0178
3 8
30 0,277
91 1260 9,35 0,00935 29,3 0,0361 0,0139 0,2137 0,0178
3 8
30 0,277
92 1274 9,35 0,00935 29,3 0,0361 0,0139 0,2137 0,0178
3 8
30 0,277
93 1288 9,35 0,00935 29,3 0,0361 0,0139 0,2137 0,0178
3 8

Anda mungkin juga menyukai