Anda di halaman 1dari 10

Laboratorium Kimia Analisis Kualitatif

Semester I 2020/2021

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT ASAM BASA

Pembimbing : Dra. Sri Indriati


Kelompok : 2 (dua)
Tgl praktikum : 11 November 2020
Nama : Nurfatihah Rezky
NIM : 432 20 040
Kelas : 1B D4 Teknologi Kimia Industri

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2020
SIFAT ASAM DAN BASA

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat mengenal sifat-sifat
bahan terhadap asam dan basa.

II. PERINCIAN KERJA


1. Melakukan sifat-sifat bahan terhadap NaOH 30%, KOH 30%, NH 3
(amoniak) 24%.
2. Menganalisa sifat-sifat suatu bahan terhadap H2SO4 98%, HCL 37%, asam
asetat.

III. PERALATAN
1. Tabung reaksi dan rak tabung reaksi.
2. Pengaduk kaca 6 buah.
3. Zat-zat dan bahan
1) NaOH 30% 500 ml
2) KOH 30% 500 ml
3) Amoniak 32% 500 ml
4) H2SO4 98% 500 ml
5) HCL 37% 500 ml
6) Asam Asetat 500 ml
7) Kain
8) Aluminium
9) Baja
10) Daging
11) Kayu
12) Karet busa
IV. DASAR TEORI
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia  yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat - zat yang berasal
mengandung asam, misalnya zat asam sitrat pada jeruk dan asam cuka
bahasa. Basa umumnya mempunyai sifat licin dan terasa pahit, misalkan
pada sabun. Asam didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air,
mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai ion
positif. Sedangkan basa didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan
dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan ion OH- sebagai ion
negative.
Asam memiliki sifat spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat
merusak permukaan logam dan lantai marmer atau disebut korosif. Asam
dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hidrogen, sebagai
indikator sederhana terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan kertas
lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Basa merupakan semua zat yang dapat menetralkan asam. Selain itu, basa
memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa
digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai indikator sederhana
senyawa basa dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana basa dapat
mengubah kertas lakmus merah menjadi biru 
Sedangkan untuk menentukan besarnya derajat keasaman/pH larutan
asam basa dapat digunakan pH meter atau dapat juga dengan indikator asam-
basa yang lain seperti larutan indikator contohnya metil jingga, metil merah,
bromtimol biru, dan fenolptalein serta dapat juga menggunakan indikator
universal. Perubahan warna indikator pada pH tertentu disebut trayek pH atau
jarak pH. Namun indikator tersebut hanya dapat dipergunakan di laboratorium
saja bahkan seperti pH meter sangat jarang digunakan karena harganya yang
tidak terjangkau, oleh karena itu dapat digunakan indikator alami yang dibuat
dari bahan-bahan alami untuk menentukan apakah sifat suatu larutan asam
ataupun basa.
V. PROSEDUR KERJA
1. Sepotong bahan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Tuangkan perlahan-lahan basa atau asam, sampai tabung reaksi terisi
kurang lebih setinggi 3 cm.
3. Amati perubahan yang terjadi.
4. Aduklah sekali-kali menggunakan batang pengaduk.

VI. DATA PENGAMATAN

Pengamatan reaksi
Reagen Bahan
Kelarutan Warna Uap Suhu Gelembung
Tidak terjadi
Tidak ada
Ikan Tidak larut perubahan Turun Tidak ada
uap
warna
Tidak ada
Tidak ada
Kain Tidak larut perubahan Tetap Tidak ada
uap
warna
Tidak terjadi
Tidak ada Ada
Aluminuim Tidak larut perubahan Tetap
uap gelembung
Asam warna
asetat Tidak terjadi
Tidak ada Ada
Baja Tidak larut perubahan Tetap
uap gelembung
warna
Tidak terjadi
Tidak ada
Kayu Tidak larut perubahan Tetap Tidak ada
uap
warna
Tidak terjadi
Tidak ada Ada
Karet busa Tidak larut perubahan Tetap
uap gelembung
warna
Tidak terjadi
Tidak ada
Ikan Larut perubahan Turun Tidak ada
uap
warna
Tidak terjadi
Tidak ada
Kain Tidak larut perubahan Tetap Tidak ada
uap
warna
Warna larutan Tidak ada Ada
Aluminuim Larut Tetap
KOH putih uap gelembung
Terjadi
Tidak ada Ada
Baja Larut perubahan Tetap
uap gelembung
warna
Warna larutan
Tidak ada Ada
Kayu Larut merah Tetap
uap gelembung
kecoklatan
Tidak terjadi
Tidak ada
Karet busa Tidak larut perubahan Tetap Tidak ada
uap
warna
NaOH Terjadi
Tidak ada
Ikan Larut perubahan Turun Tidak ada
uap
warna
Tidak terjadi
Tidak ada
Kain Tidak larut perubahan Tetap Tidak ada
uap
warna
Ada
Warna larutan Tidak ada
Aluminuim Larut Tetap gelembung
putih uap
(berbusa)
Warna larutan Tidak ada Ada
Baja Larut Tetap
keruh uap gelembung
Warna larutan Tidak ada Ada
Kayu Larut Tetap
cokelat uap gelembung
Karet busa Tidak larut Tidak terjadi Tidak ada Tetap Tidak ada
perubahan uap
warna
Warna daging Ada
Tidak ada
Ikan Tidak larut putih (larutan Tetap gelembung
uap
keruh) air
Tidak terjadi
Tidak ada
Kain Tidak larut perubahan Tetap Tidak ada
uap
warna
Warna larutan Tidak ada Ada
Aluminuim Larut Tetap
keruh uap gelembung
H2SO4
Tidak ada Ada
Baja Tidak larut Warna bening Tetap
uap gelembung
Tidak terjadi
Tidak ada Tidak ada
Kayu Tidak larut perubahan Tetap
uap gelembung
warna
Tidak ada
Tidak ada Ada
Karet busa Tidak larut perubahan Turun
uap gelembung
warna
Warna lebih Tidak ada
Ikan Larut Tetap Tidak ada
bening uap
Tidak terjadi
Tidak ada
Kain Tidak larut perubahan Turun Tidak ada
uap
warna
Tidak terjadi
Tidak ada Ada
Aluminuim Tidak larut perubahan Turun
Amonia uap gelembung
warna
k
Tidak ada Ada
Baja Tidak larut Warna bening Turun
uap gelembung
Warna larutan Tidak ada Ada
Kayu Larut Turun
cokelat jernih uap gelembung
Tidak ada
Tidak ada Ada
Karet busa Tidak larut perubahan Turun
uap gelembung
warna
Ada
Terbentuk
Ikan Larut Warna bening Tetap gelembung
uap
gas
Ada
Warna larutan
Kain Larut Ada uap Tetap gelembung
jadi pink
gas
Ada
Warna larutan
Aluminuim Larut Ada uap Tetap gelembung
putih susu
gas
Warna cairan
HCL Ada
putih
Baja Larut Ada uap Tetap gelembung
(endapan
gas
hitam)
Warna larutan
Ada
cokelat
Kayu Larut Ada uap Tetap gelembung
(warna kayu
gas
hitam)
Ada
Warna cairan
Karet busa Larut Ada uap Tetap gelembung
bening
gas

VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan pengujian sifat asam dan basa pada
berbagai sampel diantaranya daging, kain, baja, aluminium, kayu, dan karet
busa. Dimana masing-masing sampel di reaksikan dengan larutan larutan
seperti asam asetat, NaOH, KOH HCL, H2SO4, dan Amoniak. Campuran
antara daging ikan dengan asam asetat hanya terjadi perubahan pada suhu
dimana suhunya turun Ketika direaksikan dengan asam asetat. Kemudian
pada campuran kedua daging larut didalam KOH dan NaOH dan suhunya
yang turun. Campuran berikutnya daging yang tidak larut didalam H 2SO4 dan
suhunya tetap sedangkan campuran amoniak dagingnya larut tetapi suhunya
tetap. Dan pada HCL dagingnya larut, terdapat uap dan gelembung gas tetapi
suhunya tetap.
Untuk sampel kain hanya terjadi perubahan pada saat direaksikan
dengan HCL dimana kain larut dan terdapat uap serta gelembung gas.
Sampel aluminium Ketika direaksikan ke semua larutanb terdapat ada
gelembung dan aluminium hanya tidak larut pada asam asetat dan amoniak.
Sampel baja Ketika direkasikan dengan semua larutan selalu terdapat
gelembung dan warnanya berubah bening. Untuk sampel kayu tidak terjadi
perubahan pada saat bereaksi dengan asam asetat dan H 2SO4 saja. Untuk
sampel terkahir yaitu karet busa mengahsilkan gelembung Ketika bereaksi
dengan H2SO4 dan HCL.

VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukaqn percobaan mengenai asam dan basa kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa ternyata basa lebih relatif aman jika
dibandingkan dengan asam apabila terjadi kontak langsung dengan tubuh
manusia. Lebih tepatnya asam bersifat korosif atau merusak, sedangkan
basa bersifat kaustik dan pahit. Pada bahan sintetis lebih mudah bereaksi
atau lebih mudah larut dalam Asam, sedangkan pada Basa bahan tersebut
sukar berekasi dan tidak terjadi daya bakar.

IX. DAFTAR PUSTAKA


1. https://www.slideshare.net/nurwiji/laporan-praktikum-ipa-1-asam-basa
2. https://www.academia.edu/10130224/Laporan_Asam_Basa_Kimdas_2_
3. https://www.studocu.com/id/document/universitas-diponegoro/kimia-
dasar/practical/laporan-praktikum-kimia-dasar-percobaan-iv-reaksi-asam-
basa-analisis-kuantitatif/2799556/view.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai