BAB I
PENDAHULUAN
Nilai k dan n, dapat dicari dengan melakukan trendline menggunakan excel, dengan
𝑑ℎ
membuat grafik hubungan 𝑙𝑛 [−𝐴 𝑑𝑡 ] versus ln ℎ.
Ketika n=1, maka harga q dapat didekati dengan q = k h, dan k =1/R, pada kondisi ini
maka dikatakan debit berubah secara linear, yang mana besarnya berbanding lurus dengan
perubahan h, dan berbanding terbalik dengan harga hambatan berupa R. Tetapi ketika harga
n tertentu maka 0>n>1 maka menjadi tidak linear.
Pada praktikum ini akan dilakukan pada single tank dan double tank yang disusun seri.
Penjabaran permodelan/persamaan matematika tersaji pada persamaan berikut:
2.5.1 Single Tank
q (t )
h(t) Hambatan
linear, R
q1
# Model matematika
Neraca Massa:
Input - Output = Accumulation
Unsteady State
𝑑(𝜌𝐴ℎ)
𝜌 . 𝑞(𝑡) − 𝜌 . 𝑞1 = 𝑑𝑡
(5)
𝐴𝑑(ℎ)
𝑞 (𝑡) − 𝑞1 = (6)
𝑑𝑡
Steady State
𝐴𝑑 (ℎ)𝑠
𝑞 𝑠 − 𝑞1𝑠 = =0 (7)
𝑑𝑡
Maka, dengan mengurangkan kondisi unsteady state dan steady state (Persamaan (6)
- Persamaan (7)) diperoleh:
𝐴𝑑(ℎ𝑡−ℎ𝑠)
(𝑞 (𝑡) − 𝑞𝑠) − (𝑞1 − 𝑞1𝑠) = (8.a)
𝑑𝑡
𝐴𝑑(𝐻)
(𝑄 ) − (𝑄1) = (8.b)
𝑑𝑡
Dilaplacekan:
𝐻(𝑠)
𝑄(𝑠) − = 𝐴. 𝑠𝐻(𝑠) + 𝐻 (0) 0 (10)
𝑅
Jika nilai n = tertentu dimana 0>n>1, maka silahkan turunkan mengacu referensi yang
ada (pada kasus linierisasi) di buku Process Systems Analysis and Control, Donald R.
Coughanowr, 1991.
A1 h1 R1
(linear)
q1
A2 h2
R2
(linear) q2
Asumsi :
ρ : konstan
A : seragam
R : linier
H2(s) / Q (s) = ?
Neraca massa tangki 1:
Input – output = accumulation
Unsteady state:
ρ. q – ρ. q1 = d(ρA1h)/dt (14)
q – q1 = A1d (h1)/dt (15)
Steady state:
qs – h1s/R1 = A1d (h1)s/dt = 0 (16)
maka dengan mengurangkan kondisi unsteady state dan steady state didapat
persamaan:
(q – qs) – q1 = A1d (h1-h1s)/dt (17)
Selisih antara steady state dan unsteady sate:
Q – Q1 = A1d (H)/dt (18)
Jika orde (n=1), maka harga q1 = h1/R1 (19)
Maka menjadi:
𝐻1 𝐴𝑑(𝐻1)
𝑄 − 𝑅1 = (20)
𝑑𝑡
Dilaplacekan:
Q(s) – H1(s)/R1 = A1.sH1(s) + H1(0)
R1.Q(s) – H1(s) = R1.A1.sH1(s)
H1(s) (1 + τ1s) = R.1Q(s) (21)
Maka :
H1(s)/Q(s) = R1 / (1 + τ1s) atau Q1(s)/Q(s) = 1 / (1 + τ1s) (22)
Jika nilai n = tertentu dimana 0>n>1, maka silahkan turunkan mengacu referensi yang
ada (pada kasus linierisasi) di buku Process Systems Analysis and Control, Donald R.
Coughanowr, 1991
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Berikut merupakan alat-alat yang digunakan pada percobaan pengendalian level:
a. Bak penampung
b. Busur
c. Level meter
d. Penggaris
e. Pompa
f. Stopwatch
g. Tangki
h. Ball Valve
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah fluida berupa air.
3.2 Prosedur Percobaan mencari harga k dan n
Pada percobaan pengendalian level terdapat dua prosedur percobaan yaitu percobaan
tangki tunggal dan percobaan tangki seri. Percobaan pertama yaitu percobaan tangki tunggal
dengan membuka valve pada bagian atas tangki dan menutup valve bagian bawah tangki.
Kemudian nyalakan pompa untuk mengisi tangki hingga penuh dan mengatur bukaan valve
sesuai dengan variasi yang ditentukan. Mengamati waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan
setiap 1 cm dengan menggunakan stopwatch. Lalu mencatat data yang didapatkan dan
mengamati tangki hingga kosong.
Percobaan kedua yaitu tangki dipasang seri. Lalu membuka valve pada bagian atas tangki
dan menutup valve bagian bawah tangki. Kemudian nyalakan pompa untuk mengisi tangki
atas dan bawah hingga penuh, dan mengatur bukaan valve bawah sesuai dengan variasi yang
ditentukan. Mengamati waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan setiap 1 cm dengan
menggunakan stopwatch. Lalu mencatat data yang didapatkan dan mengamati tangki hingga
kosong.
3.3 Prosedur Percobaan Uji Response pada Normal Operasi
Mengisi tangki dengan level 50%, dan catat ketinggiannya dalam cm, lalu atur bukaan
valve pada line input dan output, agar level ditangki tetap (tetap 50%), ketika telah stabil
(tunak/steady state) beri tanda dengan spidol bukaan valve tersebut, lakukan hal-hal berikut:
- Perbesar bukaan valve input pada bukaan tertentu selama 1 menit atau waktu tertentu, lalu
catat peningkatan levelnya.
- Kembalikan bukaan valve ke kondisi semula sesuai tanda yang ada, catat waktu penurunan
level setiap 1 cm, sampai level kembali ke 50%
Catatan:
Untuk percobaan tangki double series pada prinsipnya sama.
3.4 Prosedur Percobaan Uji Perubahan Set Point
Mengisi tangki dengan level 50%, dan catat ketinggiannya dalam cm, lalu atur bukaan
valve pada line input dan output, agar level ditangki tetap (tetap 50%), ketika telah stabil
(tunak/steady state) beri tanda dengan spidol bukaan valve tersebut, lakukan hal-hal berikut :
- Perkecil bukaan valve input pada bukaan tertentu untuk mencapai level tertentu misal
ditargetkan 40%. Cacat penurunan level pada tiap waktu tertentu misal setiap 1 cm, sampai
level menuju 40%.
Catatan:
Percobaan ini dilakukan untuk yang single tank saja
3.5 Gambar Alat
Berikut ini adalah gambar rangkaian alat pengontrolan level :
Aulia,R., dan Marcella. 2019. Efflux Time. Surabaya: Univeritas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur.
Coughanowr, D. R., & Koppel, L. B. (1991). Process systems analysis and control (Vol. 2). New
York: McGraw-Hill.
Fahrina, Ummi. 2012. STUDI SISTEM PENGENDALIAN KADAR OKSIGEN DI DALAM AIR
PADA THERMAL DEAERATOR DI PABRIK KELAPA SAWIT MURINI SAM SAM-
I. Skripsi. FMIPA. Universitas Sumatera Utara.
Kusmara, T. 2008. Dinamika Proses. Cilegon: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Harriot, P. 1992. Process Control. New York: Mc Graw Hill Book Inc.
Tiples,P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Alih Bahasa Prasetio, L. Jakarta : Erlangga
Modul Pengendalian Temperatur
I. TUJUAN
1. Memahami fungsi dari setiap alat proses, variabel proses, dan media transmisinya
dalam sistem pengendalian suhu.
2. Memahami konsep umpan-balik (feedback) yang diaplikasikan pada sistem
kendali.
3. Dapat menerapkan konsep sistem pengendalian proses pada alat Heat Exchanger Plate
and Frame
:
1. Keselamatan (safety)
2. Proteksi lingkungan
3. Proteksi peralatan
4. Operasi yang lancar
5. Kualitas produk
6. Profit
7. Memonitor dan mendiagnosis
Berikut ini merupakan persamaan yang dapat digunakan dalam menentukan nilai
koefisien perpindahan panas menyeluruh (U).
Q hot > Q cold
Q loss = Q hot - Q cold
Q = m. Cp. dT
Prosedur Pengaturan Temperatur Air Panas Masuk Heat Exchanger (Setting Hot
Water
Inlet)
Catatan :
Hindari kesalahan pada saat menekan tombol “MODE” agar tidak terjadi
kesalahan pengaturan.