PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Keran air
X terkalibrasi Q
keran
W-
r+ e U M+ C
GC GV GP
y-
Keterangan gambar :
r+ = nilai acuan atau setpoint value (SV)
e = sinyal galat (error) dengan e = r –y
y = sinyal pengukuran
u = sinyal kendali
M+ = variabel termanipulasi
W- = variabel gangguan
C = variabel proses
GC = komputer
GV = pompa A
GP = orifice
H = transmiter
PC PT
Keterangan :
AIR GV
y
y
Settling time
variabel
proses
offset
Maximum error
(overshoot)
a. Mode Manual
1. Memastikan bahwa peralatan telah terhubung dengan benar, seperti kabel USB dan
selang pembuangan di bawah tangki.
2. Menyalakan Komputer dan alat.
3. Mengklik dua kali ikon PTC-40.
4. Pilih Section 10 : Pressure Control lalu klik load.
5. Mengklik “ sampel “, pilih “ sampel configuration “ pada menu “ sampel “
6. “Configuration” diisikan parameter :
Sampling operation : Automatic
Automatic sampling parameter :
1. Sampel Interval : 5 sec
7. Mengklik OK
8. Mengklik ikon View Graph lalu klik Format dan pilih Graph Data.
9. Mengklik ikon View Diagram
10. Mengklik icon “control” dan memilih mode operasi “manual” kemudian set
“manual output” dan klik “apply”, Setelah itu tutup screen.
11. Kemudian memvariasikan nilai kolom “ bukaan PSV “ pada 70 – 100 dengan
kelipatan 10, mencatat “pressure ( mmH2O )” pada setiap variasi.
b. Mode automatic
1. Menyalakan komputer dan alat
2. Mengklik dua kali ikon PCT 40
3. Pilih section 10 : pressure control lalu klik load
4. Mengklik “sample”, pilih ”sampel configuration” pada menu “sampel
configuration” diisikan parameter :
Sampling operation : Automatic
Automatic sampling parameter :
1. Sampel interval : 5 sec
5. Mengklik icon “PID” lalu setting :
Set Point : 63 mmH2O
Propotional band (P) :5%
Derivative Time (D) :0s
Integral Time (I) :0s
Pilih “mode of operation” : Automatic
6. Pilih icon “ Go” pada taskbar untuk memulai percobaan.
7. Amati respon yang terjadi pada setpoint tercapai
8. Setelah 5 menit pilih icon “STOP” untuk menghentikan “record data” percobaan
9. Buka grafik table data, buat analisa dari kondisi operasi dan data yang di “record”
selama percobaan
10. Lakukan langkah diatas dengan set proposional band (P) pada 5 % dan integral
time (I) pada 5 s, proposional band (P) pada 10 % dan integral time (I) pada 0 s,
proposional band (P) pada 10 % dan integral time (I) pada 5 s, proposional band
(P) pada 15 % dan integral time (I) pada 0 s, proposional band (P) pada 15 % dan
integral time (I) pada 5 s,
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
PB 5 % teredam 22 91 90 s
PB 10 % Kontinyu 5 7 105 s
PB 15 % kontinyu 18 7 105 s
PB 5 %, I 5 s Kontinyu 40 8 30 s
PB 10 %, I 5 s Tidak stabil 10 9 -
PB 15 %, I 5 s Kontinyu 11 1 100 s
PB 5 % Kontinyu 50 19 45 s
PB 10 % kontinyu 51 19 20 s
PB 15 % kontinyu 31 25 50 s
PB 5 %, I 5 s Kontinyu 29 29 60 s
PB 10 %, I 5 s Tidak stabil 27 21 -
PB 15 %, I 5 s Tidak stabil 44 3 -
3.3 Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk mngenenali peralatan yang digunakan dlama
pressure control, memahami prinsip kerja sistem pressure control dan memahami respon
dari pengendalian propotional, integral dan derivativ pada pressure control.
Tujuan pertama yaitu mengenali peralatan yang digunakan dalam pressure control.
Alat yang digunakan yaitu strainer, PSV, Transmitter dan manometer sensor. Strainer
berfungsi sebagai alat penyaring kotoran. Alat penyaring ini dipasang pada jalur pipa
sebelum PSV agar aliran lancar dan mempunyai mutu bagus. PSV sebagai unit pengendali
akhir yang bekerja dengan cara apabila ada tekanan yang masuk ke disc bagian PSV
sampai over pressure, maka disc akan terbuka. Disc mempunyai kemampuan untuk
menahan pressure dari sistem bertekanan tergantung dari settingan spring dan kekuatan
spring diatur olehadjuster screw. Manometer sensor sebagai unit pengukur yang berfungsi
mengukur tekanan yang masuk. Transmitter berfungsi untuk mengubah sinyal listrik
menjadi sinyal standar. Hasil sinyal yang sudah diterjemahkan ini disebut sinyal
pengukuran.komputer sebagai unit pengevaluasi dan unit membandingkan. Komputer akan
membandingkan sinyal pengukuran dan nilai acuan (setpoint).
Tujuan kedua pada praktikumadalah memahami prinsip kerja sistem pressure
control. Variabel proses ini adalah tekanan dengan setpoint 63 mmH2O. air dialirkan dari
PDAM menuju ke strainer untuk disaring agar tidak ada kotoran yang mengganggu sistem,
lalu air masuk ke PSV lalu air masuk ke PSV maka laju alir masuk ke PSV inilah yang
disebut gangguan. Karena tekanan dan laju alir pada PDAM tidak stabil. Setelah ada
tekanan di PSV, maka PSV akan membuka dan masuk melewati manometer sensor.
Manometer tersebut akan membaca tekanan dari laju alir tersebut. Sensor dikirim ke
transmitter untuk diubah menjadi sinyal standar agar dapat dibaca oleh komputer,
komputer akan menerjemahkan menjadi sinyal pengukur. Lalu dibandingkan dengan nilai
acuan, apabila tidak sesuai maka komputer kakan mengirim sinyal pengendalinke PSV
sehingga akan mengatur bukaan PSV agar laju alir keluar PSV ini disebut Manipulated
Variabel.
Tujuan ketiga yaitu memahami respon pengendalian propotional, integral dan
derivativ pada pressure control. Metode yang digunakan dalam proses pengendalian ini,
yaiut metode Variasi Propotional dan variasi Propotional Integral. Pada metode
pengendalian proposional yang divariasikan adalah nilai proposional band (PB) yaitu 5%,
10%, 15% dengan integral time dan derivative time 0 s. pada grafik dengan variasi PB 5%,
10%, 15% menunjukan osilasi kontinyu sehingga terdapat settling time pada masing-
masing PB yaitu 45 s, 20 s, 50 s. Pada propotional band 5 % terdapat offset sebesar 19 dan
overshoot sebesar 50, . Pada propotional band 10 % terdapat offset sebesar 19 dan
overshoot sebesar 51 dan . Pada propotional band 15 % terdapat offset sebesar 25 dan
overshoot sebesar 31.pada grafik dengan PB 5% osilasi kontinyu dengan settling time 60 s,
pada PB 10% dan 15% osilasi tidak stabil sehingga tidak terdapat settling time. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai proposional band maka semakin
besar nilai offset dan nilai overshoot semakin kecil. Selanjutnya metode pengendalian
propotional integral dengan variasi proposional band yaitu 5%, 10%, 15% dan integral
time masing-masing 5 s dan derivative 0 s. Pada propotional band 5 % dan I 5 s terdapat
offset sebesar 29 dan overshoot sebesar 29, . Pada propotional band 10 % dan I 5 s terdapat
offset sebesar 21 dan overshoot sebesar 27 dan Pada propotional band 15 % I 5 s terdapat
offset sebesar 3 dan overshoot sebesar 44. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
semakin besar nilai proposional band dengan integral 5 s, maka semakin kecil nilai offset
dan semakin besar nilai overshoot. Jadi, dari kedua metode pengendalian yang digunakan
dengan masing-masing data dapat disimpulkan bahwa pengendalian yang baik yaitu
pengendalian propotional integral dengan PB 5%, 10%, 15% dengan integral time 5 s
karena dapat dilihat pada grafik pressure lebih stabil mendejati setpoint dan offset yang
kecil.
Tujuan keempat yaitu membandingkan respon antara flow control dengan pressure
control pada nilai PID yang sama dengan variasi PB antara flow control dan pressure
control nilai settling time kecenderungan lebih cepat pada presure control, nilai offset
kecenderungan lebih kecil terhadap flow control nilai overshoot kecenderungan lebih besar
pada pressure control dan tanggapan osilasi yang baik (kontinyu) terjadi pada pressure
control.
Pada nilai PID yang sama dengan variasi PI antara flow control dan pressure
controlnilai settling time kecenderungan lebih banyak pada flow control, nilai offset
kecenderungan lebih kecil pada flow control, nilai overshoot kecenderungan lebih besar
terhadap pressure control dan tanggapan osilasi yang baik terjadi pada flow control karena
lebih banyak memiliki osilasi kontinyu.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan