Anda di halaman 1dari 16

TANTANGAN KETAHANAN

PANGAN
NK, 2021
 Peran ketahanan pangan untuk meningkatkan daya saing bangsa fokus dalam
pemenuhan kebutuhan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat karena akan
menentukan kestabilan ekonomi, sosial, dan politik dalam suatu negara.
 Situasi ketahanan pangan mempertimbangkan tiga indikator yaitu

Konsumsi
pangan
Distribusi
pangan
Ketersediaan
pangan
Ruang lingkup tantangan ketahanan
pangan
Ketersediaan Pangan
Tantangan dalam stagnasi produksi diakibatkan oleh beberapa hal yaitu:
 laju pertumbuhan penduduk,
 lambatnya penemuan dan pemasyarakatan teknologi inovasi,
 rendahnya insentif finansial untuk menerapkan teknologi, skala usaha dan legalitas
kepemilikan lahan,
 perubahan iklim,
 bencana alam,
Perubahan iklim global merupakan tantangan
terkait ketersediaan pangan. Upaya yang selama
ini dilakukan untuk mengatasi tantangan
perubahan iklim adalah penyesuaian dalam
proses usahatani pangan seperti penyesuaian
waktu tanam, pola tanam, penggunaan varietas
yang lebih tahan terhadap cekaman iklim, dan
pengelolaan air secara efisien.
 Kesenjangan yang cukup lebar terjadi
antara rata-rata ketersediaan pangan
yang lebih dari cukup dan kondisi gizi
masyarakat.

 Beberapa hal yang dapat menjadi penyebabnya adalah hambatan


distribusi, belum tertatanya sistem logistik pangan, rendahnya daya beli
masyarakat, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pola pangan
dan gizi yang beragam bergizi seimbang dan aman, dan terjadinya
pemborosan pangan.
Ketahanan pangan memastikan tiga kondisi berikut:
1. ketersediaan pangan fisik yang berarti ekonomi nasional pangan
memastikan setidaknya kebutuhan fisiologis terpenuhi. Ketersediaan fisik
pangan terkait kebutuhan dalam mempertahankan cadangan pangan;
2. ketersediaan pangan ekonomi yang berarti rumah tangga dengan tingkat
ekonomi terlemah dapat mengakses makanan pokok (baik karena
berbagai jenis bantuan pangan). Konsumen harus memiliki daya beli untuk
dapat membeli makanan pokok dan jasa di pasar. Daya beli konsumen
tergantung dari pendapatan dan harga pasar;
3. produk sehat adalah produk yang bebas dari berbagai bahan yang
membahayakan kesehatan seperti residu pestisida, antibiotik, dioxin,
pewarna berbahaya, bakteri dan bahan beracun dan memenuhi rasio
konsumen pangan seperti rasio makanan seimbang (energi dan gizi).
Akses keterjangkauan

1. Akses fisik, ekonomi, social, Terkait keterjangkauan fisik, kondisi infrastruktur


mempengaruhi ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan. Gangguan distribusi
pangan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (i) dukungan infrastruktur, yaitu
kurangnya dukungan akses terhadap pembangunan sarana jalan, jembatan, dan
lainnya; (ii) sarana transportasi, yakni kurangnya perhatian pemerintah dan
masyarakat di dalam pemeliharaan sarana transportasi kita; (iii) sistem transportasi,
yakni sistem transportasi negara kita yang masih kurang efektif dan efisien. Selain itu
juga kurangnya koordinasi antara setiap moda transportasi mengakibatkan bahan
pangan yang diangkut sering terlambat sampai ke tempat tujuan; dan (iv)
masalah keamanan dan pungutan liar, yakni pungutan liar yang dilakukan oleh
preman sepanjang jalur transportasi di Indonesia masih sering terjadi
2. Kesesuaian dengan preferensi, Perubahan selera pangan pada saat ini
dibentuk dan dipengaruhi secara kuat oleh perkembangan pesat teknologi
informasimedia yang dimanfaatkan oleh media promosi/periklanan, termasuk
pengiklan yang menjajakan makanan dan minuman yang mencitrakan
produknya berlabel tren masakini, keren, dan global.
3. Kesesuaian dengan kebiasaan, kepercayaan dan budaya, Permasalahan
mengenai kepercayaan ini adalah bagaimana suatu nilai kepercayaan dan
kebudayaan makan dapat mempengaruhi pola kebiasaan makan serta
mengetahui bagaimana strategi mewujudkan kebiasaan makan yang baru
untuk mewujudkan ketahanan pangan. Kebiasaan makan masyarakat
bukanlah soal pemenuhan kebutuhan biologis saja namun dipengaruhi juga
oleh suatu nilai kepercayaan dan kebudayaan makan masyarakat serta
berbagai faktor pendukung lainnya.
Kecukupan Konsumsi
Kecukupan konsumsi meliputi:
 Kecukupan Asupan
 Kualitas Pengelohan Pangan
 Kualitas Sanitasi dan Kesehatan
 Kualitas Air
 Kualitas Pengasuhan Anak
Kecukupan Asupan

 Konsumsi pangan
dengan gizi cukup
dan seimbang
merupakan salah
satu faktor penting
yang menentukan
tingkat kesehatan
dan intelegensia
manusia.
Kualitas Pengelohan Pangan
Pengolahan pangan memegang peranan yang vital dalam
membangun ketahanan pangan khususnya untuk mengatasi
food losses dan food waste.
Pengolahan pangan yang sehat menentukan produksi
makanan berkualitas, bergizi, aman, memadai dan terjangkau
bagi konsumen. Pengolahan pangan merupakan dasar untuk
menghindari kerugian setelah panen dan menjembatani
kesenjangan diantara musim.
Kualitas Sanitasi dan Kesehatan

Tantangan signifikan terhadap sanitasi dan kebersihan adalah kerangka


peraturan yang tidak terkoordinasi, ketinggalan zaman atau tidak lengkap,
mandat yang tidak jelas, infrastruktur yang terbatas, kurangnya peralatan dan
personil yang terampil, sumber daya yang tidak memadai, dan kesadaran
dan kemampuan yang terbatas untuk mematuhi standar.
Perbaikan keamanan pangan dan kebersihan harus mencapai
keseimbangan antara perolehan akses pasar dan perlindungan kesehatan
masyarakat. Untuk mencapai hal ini, sektor ini memerlukan integrasi yang
efektif di tingkat nasional dalam ketahanan pangan, gizi, kesehatan,
pembangunan ekonomi, pertanian, dan pengentasan kemiskinan.
Kualitas Air

 Pentingnya air untuk kebutuhan manusia, menjadikan ketahanan air


(water security) sebagai salah aspek ketahanan pangan. Air yang
berkualitas yang mendorong ketahanan air adalah air yang memenuhi
baik syarat dalam jumlah maupun mutu. Ketahanan jumlah menunjukkan
ketersediaan air harus mampu memenuhi kebutuhan manusia disemua
kondisi Berdasarkan FAO
Kualitas Pengasuhan Anak

Rendahnya pendidikan umum dan pendidikan gizi ibu


menyebabkan kurang adanya pemahaman peranan zat gizi
bagi keluarga. Para ibu biasanya berperan mengatur makanan
dalam keluarga, sehingga sasaran utama pendidikan gizi
keluarga adalah para ibu. Pendidikan formal maupun informal
ibu yang baik dapat mempermudah menerima segala informasi
dari luar, serta dapat meningkatkan pengetahuan ibu dalam
mengatur makanan serta kesehatan maupun gizi keluarga.

Anda mungkin juga menyukai