Anda di halaman 1dari 36

Tantangan

Ketahanan Pangan

Dr. Arham Rusli, S.Pi., M.Si


Capaian Pembelajaran

Setelah menyelesaikan perkuliahan ini


mahasiwa diharapkan mampu merumuskan
strategi penyelesaian tantangan ketahanan
pangan dari sub sistem ketersediaan pangan,
keterjangkauan pangan, dan kecukupan
konsumsi pangan.
Ketahanan pangan adalah kondisi dimana semua
orang, setiap saat, memiliki akses fisik, sosial dan
ekonomi terhadap pangan yang cukup, aman dan
bergizi yang memenuhi kebutuhan pangan dan
preferensi pangan untuk kehidupan yang aktif dan
sehat (FAO, 2003).
Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi
negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan (Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2012 tentang Pangan )
Ketahanan pangan terkait dengan ketersediaan
pangan baik kuantitas maupun kualitas, dan akses
pangan, serta kecukupan konsumsi pangan mulai
dari level negara sampai ke level rumah tangga atau
individu.
Ketahanan pangan memiliki tiga subsistem utama
yaitu ketersediaan pangan, distribusi
(keterjangkauan) pangan dan kecukupan konsumsi
pangan.
Ketersediaan Pangan
• Ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup
pangan yang berasal dari tanaman, ternak, dan ikan
untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral serta turunannya, yang
bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia.
• Ketersediaan pangan (food availabillity) secara umum
diartikan sebagai ketersediaan pangan dalam jumlah
yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang baik
yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan
pangan maupun bantuan pangan.
• Ketersediaan pangan dalam arti sempit
mencakup tersedianya pangan dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
energi seluruh anggota keluarga baik jumlah,
mutu, dan keamanannya, agar mampu
menjalankan aktivitas sehari-hari.
Tantangan Ketersediaan Pangan(1)

• Peningkatan jumlah penduduk


Diperkirakan penduduk Indonesia mencapai 305
juta jiwa di tahun 2035. Peningkatan jumlah
penduduk selalu diiringi oleh peningkatan jumlah
kebutuhan pangan.
• Ketersediaan pangan sangat ditentukan oleh kondisi
iklim yang kondusif.
Musim kemarau yang berkepanjangan, curah hujan
yang tidak menentu, bahaya banjir dan berbagai
bencana alam, kebakaran hutan, khususnya di
wilayah-wilayah produksi tanaman pangan
Tantangan Ketersediaan Pangan(2)

• Semakin berkurangnya investasi di sektor


pertanian yang sudah berlangsung selama 30
tahun terakhir.
• Beberapa komoditi pangan penting diantaranya
beras, jagung, kedelai, gula pasir dan garam,
sangat tergantung pada impor untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri
Tantangan Ketersediaan Pangan(3)

• Berlanjutnya konversi lahan pertanian kepada


kegiatan non pertanian,
• Semakin langkanya ketersediaan sumber daya air
untuk pertanian.
• Terbatasnya kemampuan petani berlahan sempit
dalam menerapkan teknologi tepat guna
menyebabkan tingkat produktifitas usaha tani
relative rendah (adopsi teknologi)
Tantangan Ketersediaan Pangan(4)

• Pengendalian hama dan penyakit tanaman pangan


belum optimal
• Perubahan pola konsumsi masyarakat dunia
• Wabah penyakit yang berkepanjangan
• Kebijakan pangan yang belum pro pada produksi
pertanian dalam negeri
• Kerjasama pentaheliks dalam pengembangan
produksi pertanian belum optimal
Strategi Mengatasi Tantangan
Ketersediaan Pangan

• Pemanfaatan lahan atau tanah yang masih


kosong
• Pengembangan bibit unggul sehingga mampu
menciptakan hasil panen yang maksimal
• Perbaikan kesuburan tanah kembali, agar dapat
menghasilkan panen tanaman yang maksimal.
• Menerapkan aturan yang melarang pembangunan
di lahan pertanian.
Keterjangkauan Pangan(1)

• Keterjangkauan pangan → Pemerataan distribusi pangan


dengan harga yang terjangkau. Dengan kata lain bahwa
pangan mudah diperoleh rumah tangga dengan harga yang
terjangkau.
• Keterjangkauan pangan → prasyarat untuk menjamin agar
seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam
jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu, dengan
harga yang terjangkau.
• Stabilitas pasokan dan harga merupakan indikator penting
yang menunjukkan kinerja subsistem keterjangkauan
pangan.
Keterjangkauan Pangan(2)

• Keterjangkauan pangan mempresentasikan


kesamaan derajat keleluasaan akses dan
kontrol yang dimiliki oleh setiap rumah tangga
dalam memenuhi hak pangan mereka.
• Prinsip keterjangkauan pangan merupakan
salah satu dimensi keadilan pangan yang
penting untuk diperhatikan.
Tantangan Keterjangkauan Pangan(1)

• Kondisi Sarana dan Prasarana yang Kurang


Memadai
Kondisi sarana dan prasarana yang kurang
memadai menyulitkan distribusi dan
penyimpanan stok pangan sehingga memicu
biaya lebih besar sekaligus memperbesar jumlah
stok pangan yang terbuang sebelum sampai ke
tangan konsumen (food loss) maupun sampah
makanan (food waste).
Tantangan Keterjangkauan Pangan(2)

• Kelembagaan yang Tidak Efisien


Panjangnya rantai distribusi menyebabkan
tingginya biaya transportasi yang pada
akhirnya akan memengaruhi harga jual di
tingkat konsumen atau rumah tangga
Tantangan Keterjangkauan Pangan(3)

• Bervariasinya kemampuan produksi pangan


antar wilayah dan antar musim (Geografi
Wilayah)

Indonesia merupakan negara kepulauan dimana


antar wilayah memiliki kemampuan produksi
pangan yang berbeda. Hal ini menyebabkan
terjadinya fluktuasi harga pangan antara daerah
penghasil pangan dan daerah pengguna pangan.
Tantangan Keterjangkauan Pangan(4)

• Peraturan Pemerintah yang Menghambat


Peraturan-peraturan pemerintah daerah, seperti biaya
retribusi dan pungutan lainnya dapat mengakibatkan
biaya tinggi yang mengurangi efisiensi kinerja
subsistem keterjangkauan pangan.
• Keamanan Jalur Distribusi
Keamanan di sepanjang jalur distribusi, di lokasi
pemasaran maupun pada proses transaksi sangat
mempengaruhi besarnya biaya distribusi.
Tantangan Keterjangkauan Pangan(5)

• Besaran dan Ketimpangan Pendapatan


Rumahtangga
✓ Salah satu faktor utama yang mempengaruhi
akses pangan tingkat rumahtangga adalah
pendapatan rumahtangga.
✓ Jumlah pendapatan rumahtangga belum
semuanya mencukupi kebutuhannya sehingga
masih ditemukan penduduk yang miskin dan
atau rawan pangan.
✓ Masih adanya ketimpangan pendapatan yang
berdampak pada yang kaya semakin kaya dan
yang miskin semakin miskin.
Tantangan Keterjangkauan Pangan(6)

• Kenaikan Harga Pangan dan Non Pangan


✓ Daya beli rumahtangga dipengaruhi oleh variabel pendapatan
rumahtangga dan harga pangan di pasaran.
✓ Kenaikan harga tanpa dibarengi kenaikan pendapatan akan
menurunkan daya beli rumahtangga.
✓ Kenaikan harga pangan dipicu terutama oleh kenaikan premium
dan terbatasnya pasokan pangan pada periode tertentu.
✓ Kenaikan premium akan meningkatkan harga input produksi
dan biaya transportasi, yang pada akhirnya berdampak pada
kenaikan harga pangan dan non pangan.
Strategi Mengatasi Tantangan
Keterjangkauan Pangan(1)
▪ Perbaikan sarana dan prasarana distribusi
➢ Tol laut menghubungkan jalur antar pulau
➢ Pembangunan jalur rel kereta api
➢ Perbaikan sarana jalan
➢ Pembangunan gudang penyimpanan
komoditi non beras
▪ Perbaikan sistem distribusi pangan →
diperlukan intervensi pemerintah untuk
memotong rantai distribusi pangan
Strategi Mengatasi Tantangan
Keterjangkauan Pangan(2)
▪ Pengaturan distribusi pangan antar daerah
penghasil dan daerah pengguna
▪ Penyediaan fasilitas penyimpanan bahan pangan
untuk menampung hasil panen pada musim
tertentu.
▪ Peraturan tentang insentif pajak dan
pengurangan retribusi bagi transportasi untuk
distribusi pangan.
▪ Peningkatan peran aparat keamanan untuk
menjamin keamananan pada jalur distribusi
pangan.
Strategi Mengatasi Tantangan
Keterjangkauan Pangan(3)
▪ Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
✓ Dengan teknologi informasi, rantai
distribusi bisa dipotong sehingga logistik
jadi lebih efisien.
✓ Teknologi informasi memungkinkan pelaku
usaha di hulu menjangkau konsumen
secara langsung melalui aplikasi berbasis
ponsel.
Kecukupan Konsumsi Pangan(1)
• Konsumsi pangan merupakan kegiatan mendasar
dan perilaku utama bagi pemenuhan kebutuhan
dasar individu dan rumah tangga.
• Konsumsi pangan sebagai bentuk kegiatan sehari-
hari akan mencerminkan gambaran pola
konsumsi pangan masyarakat dalam memenuhi
kecukupan pangan.
• Kecukupan konsumsi pangan tidak hanya dinilai
dari aspek kuantitas, namun aspek kualitas jauh
lebih penting. Oleh karena itu konsumsi gizi
seimbang harus dipenuhi dari beragamnya
makanan yang dikonsumsi.
Kecukupan Konsumsi Pangan(2)

• Tingkat kecukupan konsumsi pangan dapat


digunakan sebagai indikator untuk melihat
kondisi gizi masyarakat dan juga keberhasilan
pemerintah dalam pembangunan pangan,
pertanian, kesehatan, dan sosial ekonomi
secara terintegrasi.
Tantangan Kecukupan Konsumsi Pangan(1)

• Laju Pertumbuhan Penduduk Masih Tinggi


Kuantitas kebutuhan pangan setiap tahun akan
meningkat selaras dengan pertumbuhan
penduduk yang cukup tinggi.
Jumlah penduduk yang besar menyebabkan
penambahan permintaan pangan akan semakin
meningkat dan akan berdampak pada
pemenuhan kecukupan konsumsi pangan
masyarakat.
Tantangan Kecukupan Konsumsi Pangan(2)

• Pendapatan Rumah Tangga yang Tidak Merata

Pendapatan menjadi faktor penting dalam


menentukan pengeluaran rumah tangga,
termasuk pola konsumsi pangan keluarga.
Apabila pendapatan meningkat, pola konsumsi
akan lebih beragam sehingga konsumsi pangan
yang bernilai gizi tinggi juga akan meningkat
Tantangan Kecukupan Konsumsi Pangan(3)

• Gaya Hidup dan Cara Pandang Masyarakat Terhadap


Pangan yang Terus Mengalami Perubahan
Pola konsumsi pangan dipengaruhi oleh sumber daya
pangan di sekitarnya, daya beli masyarakat, pengetahuan
tentang pangan dan gizi, dan selera konsumen.
Perubahan selera pangan pada saat ini dibentuk dan
dipengaruhi secara kuat oleh perkembangan pesat
teknologi informasi media yang dimanfaatkan oleh media
promosi/periklanan, termasuk pengiklan yang menjajakan
makanan dan minuman yang mencitrakan produknya
berlabel tren masa kini, keren, dan global.
Iklan melalui televisi dan media online cenderung
menawarkan produk pangan yang mencerminkan budaya
konsumerisme dan gaya hidup konsumtif.
Tantangan Kecukupan Konsumsi Pangan(4)

• Persaingan Pemanfaatan Bahan Pangan


Persaingan permintaan atas komoditas pangan untuk
konsumsi manusia (food), pakan ternak (feed), bahan baku
energi bio (biofuel), dan bahan baku industri nonpangan
akan terus berlangsung dan semakin ketat.
Persaingan permintaan ini disebabkan oleh peningkatan
permintaan untuk produk ternak, semakin tingginya harga
energi berbahan baku fosil, dan peningkatan permintaan
produk industri yang memanfaatkan bahan pangan dalam
proses produksinya.
Tantangan Kecukupan Konsumsi Pangan(5)

• Tuntutan konsumen terhadap keamanan, nilai gizi, cita


rasa, dan ketersediaan pangan semakin meningkat

Dinamika pasar dan pola konsumsi masyarakat


menyebabkan aspek keamanan dan mutu pangan menjadi
isu yang penting.
Konsumen semakin menuntut jaminan agar produk pangan
harus benar-benar aman untuk kesehatan tubunya, yaitu
pangan yang bebas dari cemaran racun, logam barat,
pestisida, pengawet dan mikroba berbahaya bagi
kesehatan.
Konsumen menghendaki informasi mengenai kandungan
fitokimia dan manfaat produk pangan perlu ditunjukkan
dalam label produk.
Strategi Pemenuhan Kecukupan Konsumsi
Pangan(1)

• Penanganan Kerawanan Pangan Kronis dan Transien


Gejala kecenderungan kerawanan pangan baik
kerawanan pangan kronis maupun transien serta gizi
buruk di masyarakat perlu diprediksi, diantisipasi dan
ditanggulagi lebih awal.
Untuk tercapainya tujuan tersebut perlu diperkuat
sistem informasi pangan dan gizi yang handal dengan
data yang selalu terbaharui.
Sistem informasi pangan diperlukan dalam perbaikan
perencanaan, pemantauan dan evaluasi tentang
pasokan dan harga pangan, serta menjadi sistem
peringatan dini terhadap masalah pangan, yaitu
kerawanan pangan dan gizi
Strategi Pemenuhan Kecukupan Konsumsi
Pangan(2)

• Pengembangan Diversifikasi Konsumsi


Pangan
Pengembangan diversifikasi pangan ditujukan
agar pola konsumsi pangan masyarakat lebih
beragam sehingga gizi pangan lebih baik.
Dalam konsumsi karbohidrat diversifikasi
pangan diarahkan agar mengurangi konsumsi
beras dan peningkatan sumber karbohidrat
lain seperti umbi-umbian.
Strategi Pemenuhan Kecukupan Konsumsi
Pangan(3)

• Pengembangan Pangan Lokal


Penyediaan bahan pangan yang diproduksi secara lokal
dan mengembalikan budaya pangan lokal secara
otomatis akan menanggulangi permasalahan pangan
ditingkat lokal /wilayah dan sekaligus menjadi sumber
pertumbuhan ekonomi masyarakat dan wilayah.
Strategi pengembangan pangan lokal harus
memperhatikan preferensi konsumen melalui
penciptaan produk pangan yang bergengsi, bermutu,
bergizi, aman, dan lezat sesuai selera masyarakat,
dengan didukung oleh bentuk-bentuk penyajian,
kemasan dan promosi berstandar global.
Strategi Pemenuhan Kecukupan Konsumsi
Pangan(4)

• Perbaikan Sistem Mutu Dan Gizi Pangan


Perbaikan sistem mutu dan gizi pangan harus
dilakukan melalui penerapan standardisasi
dan sertifikasi mutu produk pangan
Kepentingan akan sistem jaminan mutu juga
berkaitan dengan keterbukaan pasar global.
Dimana penerapan sistem standar dan
sertifikasi menjadi daya saing dan sekaligus
proteksi produk pada era perdagangan bebas
dunia.
Strategi Pemenuhan Kecukupan Konsumsi
Pangan(5)

• Pengembangan Produk Pangan Fungsional


Produk pangan fungsional semakin
dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan
masyarakat yang semakin sadar akan
pentingnya pangan untuk kesehatan.
Berbagai produk pangan fungsional dapat
dikembangkan dengan memanfaatkan sumber
bahan baku pangan yang tersedia di
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai