NIM : 2105030054
Kelas : E1
Pilar ketahanan pangan merupakan konsep dasar yang menjadi sangga utama dalam
pencapaian ketahanan pangan suatu negara atau wilayah. Secara umum terdapat tiga pilar
utama ketahanan pangan, yaitu: ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan
pangan.
• Penyaluran bantuan Raskin (beras miskin) dan BST (bantuan sosial tunai)
untuk rumah tangga miskin.
• Konsumsi DAP untuk menstabilkan harga daging ayam.
• Pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) komoditas pangan
untuk menjamin daya beli masyarakat.
• Pemerintah menyalurkan bantuan sosial berupa beras, uang tunai, atau
voucher belanja untuk memenuhi akses pangan rumah tangga miskin dan
rentan.
3. Pemanfaatan Pangan (Utilization)
Pemanfaatan pangan adalah kemampuan untuk memanfaatkan pangan
yang dikonsumsi secara biologis. Hal ini dipengaruhi status gizi individu, akses
terhadap air bersih dan sanitasi yang layak, pengetahuan tentang praktik kesehatan
dan gizi yang baik, serta kesehatan lingkungan. Dengan kata lain, aspek
pemanfaatan pangan melihat apakah tubuh dapat memanfaatkan pangan yang
dikonsumsi secara optimal. Pemanfaatan pangan merujuk pada penggunaan
pangan oleh rumah tangga, dan kemampuan individu untuk menyerap dan
memetabolisme zat gizi (konversi zat gizi secara efisien oleh tubuh). Pemanfaatan
pangan juga meliputi cara penyimpanan, pengolahan dan penyiapan pangan
termasuk penggunaan air dan bahan bakar selama proses pengolahannya. Selain
itu perlu diperhatikan kondisi higienis, budaya atau kebiasaan pemberian makan
terutama untuk individu yang memerlukan jenis pangan khusus, distribusi pangan
dalam rumah tangga sesuai kebutuhan masing-masing individu (pertumbuhan,
kehamilan, menyusui, dan lain-lain) dan status kesehatan.
• Program penyantunan gizi melalui suplemen zat gizi dan paket MPASI di
Posyandu.
• Jalinan Gerakan Sanitasi Total melalui pembangunan sarana air bersih dan
sanitasi.
• Kampanye gizi seimbang untuk meningkatkan pengetahuan pola makan
sehat.
• Pemerintah meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat melalui promosi
gizi seimbang dan empat sehat lima sempurna.
• NGO melakukan kampanye pentingnya sanitasi dan air bersih bagi
kesehatan dan daya serap nutrisi tubuh.
• Dinas Kesehatan menyelenggarakan posyandu untuk memantau status gizi
balita dan meningkatkan imunisasi anak.
Ketiga pilar tersebut saling terkait dan harus terpenuhi secara berimbang untuk
mencapai ketahanan pangan nasional. Jika salah satu pilar terganggu, maka akan
berdampak pada daya dukung pencapaian keamanan pangan di tingkat rumah
tangga dan masyarakat. Oleh karena itu, pilar-pilar ini menjadi acuan utama dalam
penyusunan kebijakan ketahanan pangan suatu negara.