Anda di halaman 1dari 16

KETAHANAN PANGAN

H. DJASURO SURYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Pertemuan ke 3 dan 4
KONSEP KETAHANAN PANGAN 

• Konsep ketahanan pangan mencakup berbagai aspek. Konsep


food security muncul pada tahun 1970-an karena ketahanan
pangan mulai menjadi isu yang berkembang secara internasional.
• Tahun 1970-an konsep ketahan pangan difokuskan pada
ketersediaan pangan di tingkat nasional maupun internasional.
Dan penyediaan beras sebagai bahan pokok masyarakat
Indonesia.
• Tahun 1980-an terjadi pergeseran konsep ketahanan pangan
yaitu ditejkankan pada akses pangan di tingkat rumah tangga dan
individu,
• Tahun 1990-an ketahanan pangan konsepnya diperluas lagi,
terjadinya akses pangan untuk segenap rumah tangga serta
individu pada setiap waktu serta mereka dapat bekerja dan hidup
sehat, disini sudah memperhatikan aspek lingkungan.
• Pada tahun 1995 Committe on Work Food Security
memberikan definsisi yang lebih luas dengan menambahkan
persyaratan harus diterima oleh budaya setempat.
• Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Dunia tahun 1996, kethanan
pangan terwujud apabila semua orang, setiap saat, memi;liki
akses secara fisik maupun ekonomi terhadap pangan yang
cukup, aman dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan sleranya bagi kehidupan yang aktif dan sehat.
• UU RI no. 7 tahun 1996, mendefisikan ketahan pangan sebagai
kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup dalam jumlah
maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
• Secara umum ketahan pangan mencakup empat aspek yaitu :
kecukupan (sufficiency), akses (accessibilty), keterjaminan
(security), dan waktu (time).
• Secara teoritis ada dua ketidaktahanan pangan yaitu yang bersifat
kronis dan yang bersifat transitor.
• Ketidaktahanan pangan kronis adalah ketidakcukupan pangan
secara menetap atau permanen, akibat ketidakmampuan rumah
tangga untuk memperoleh pangan yang dibutuhkan melalui
pembelian di pasar atau melalui produksi sendiri. Akar masalahnya
kemiskinan.
• Ketidaktahanan pangan transitor adalah penurunan akses terhadap
pangan yang dibutuhkan rumah tangga secara temporer,
Penyebabnya adalah bencana alam, sehingga terjadi ketidak
stabilan harga pangan , produksi dan pendapatan.

• Ketersediaan pangan menyangkut masalah produk, stok, impor dan


ekspor, yang harus dikelola sedemikian rupa, sehingga walaupun
produksi pangan sebagaian bersifat musiman, terbatas dan tersebar
antar wilayah, pangan yang tersedia bagi keluarga harus cukup
volume dan jenisnya, serta stabil dari waktu kewaktu.
• Sementara itu untuk sub sistem mengenai distribusi dalam pangan
mencakup upaya memperlancar proses mengenai peredaran
pangan, antar wilayah atau daerah dan antar waktu serta mengenai
stabilitas harga pangan. Hal dapat ditunjukan sebagai upaya dalam
meningkatkan daya akses masyarakat terhadap segala sumber
pangan yang cukup.
• Surplus pangan tingkat wilayah, belum menjamin kecukupan pangan
bagi individu/masyarakatnya. Sedangkan subsistem konsumsi
menyangkut pendidikan masyarakat agar mempunyai pengetahuan
gizi dan kesehatan yang baik, sehingga dapat mengelola konsumsi
individu secara optimal sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
• Konsumsi pangan tanpa memperhatikan asupan zat gizi yang cukup
dan berimbang tidak efektif bagi pembentukan manusia yang sehat,
daya tahan tubuh yang baik, cerdas dan produktif (Thaha, dkk,
2000). Apabila ketiga jikalau sub sistem diatas tidak tercapai, maka
ketahanan pangan tidak mungkin terbangun dan akibatnya
menimbulkan kerawanan pangan (Suryana, 2003).
• Aspek Ketahanan Pangan
1. Kecukupan (sufficiency)
2. Akses (access)
3. Keterjaminan (security)
4. Waktu (time)
• Dengan adanya aspek tersebut, maka ketahanan pangan dipandang
menjadi suatu sistem, yang merupakan rangkaian dari tiga komponen
utama yaitu ;
• ketersediaan dan stabilitas pangan (food availability dan stability),
kemudahan memperoleh pangan (food accessibility) dan
pemanfaatan pangan (food utilization).
Pilar Ketahanan Pangan
• Ketersediaan pagan mempunyai hubungan dengan suplai
pangan melalui distribusi produksi dan pertukaran. Produksi
pangan di tentukan oleh berbagai jenis faktor, yaitu :
1. kepemilikan lahan dan penggunaannya
2. jenis dan manajemen tanah
3. pemilihan,pemuliaan, dan manajemen tanaman pertanian
4. pemuliaan dan manajemen hewan ternak
5. pemanenan.
• Produksi sebuah tanaman seperti pertanian, banyak di
pengaruhi berbagai faktor seperti cuaca, curah hujan dan
temperatur. Pemanfaatan lahan, air dan energi untuk
menumbuhkan produksi bahan pangan sering sekali
berkompetisi dengan kebutuhan lainya.
• Akses pangan
• Akses terhadap bahan pangan lebih kepada besarnya alokasi dab
kemapuan membeli bahan pangan, dan juga faktor selera pada suatu
individu atau rumah tangga. Kemiskinan membatasi akses terhadap
bahan pangan suatu individu atau rumah tangga terhadap peningkatan
harga bahan pangan. PBB menyatakan, penyebab malnutrisi dan
kelaparan bukan disebabkan oleh kelangkaan bahan pangan namun
ketidakmampuan mengakses bahan pangan karena kemiskinan.
• Terdapat dua perbedaan mengenai akses kepada bahan pangan.
1. Akses langsung, yaitu rumah tangga memproduksi bahan pangan
sendiri
2. Akses ekonomi, yaitu rumah tangga membeli bahan pangan yang
diproduksi di tempat lain
• Kemampuan akses kepada suatu bahan pangan tidak selalu
menyebabkan seseorang membeli bahan pangan tersebut karena ada
faktor selera dan budaya, meski lokasinya dapat mempengaruhi akses
kepada bahan pangan dan jenis akses yang digunakan pada rumah
tangga tersebut.
• Pemanfaatan pangan
• Saat bahan pangan sudah didapatkan, maka banyak faktor yang
mempengaruhi dari kualitas dan jumlah pangan yang dijangkau oleh anggota
keluarga. Akses terhadap fasilitas kesehatan juga dapat mempengaruhi
pemanfaatan pangan sebab kesehatan suatu individu mempengaruhi
bagaimana suatu makanan dicerna.

• Stabilitas pangan
• Kerawanan terhadap pangan dapat berlangsung secara musiman, transisi,
ataupun kronis (permanen). Pada ketahanan pangan transisi, pangan
memungkinkan tidak adanya bahan pangan pada suatu periode waktu tertntu.
Stabilitas pangan mengacu pada suatu kemampuan dalam mendapatkan
bahan pangan sepanjang waktu tertentu.

• Waktu ketersediaan pangan


• Bahwa waktu yang tepat dimana masyarakat membutuhkan pangan selalu ada
pangan yang dibutuhkannya, sehingga tidak menyebabkan gejolak harga
karena kekurangan pangan apada waktu tertentu
PILAR KETERSEDIAAN PANGAN

• Ketersediaan (food availabillity) yaitu ketersediaan pangan


dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua
orang baik yang berasal dari produksi sendiri, impor,
cadangan pangan maupun bantuan pangan.
• Ketersediaan pangan adalah keberadaan fisik makanan
didaerah yang menjadi perhatian melalui semua bentuk
produksi dalam negeri, impor komersial dan bantuan
makanan (World Wood Programme)
• Ketersediaan pangan adalah kondisi tersediany pangan dari
hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional
serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat
memenuhi kebutuhan . ( UU no.18 Tahun 2012 pasal 1 ayat
7.)
• Ketersediaan pangan pada dasarnya tidak terlepas dari
istilah penganekaragaman dalam suatu bentuk konsumsi
masyarakat terhadap pangan. dimana ketersediaan pangan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
• Jadi ketersediaan pangan menunujukkan kondisi dimana
keberadaan pangan secara fisik , baik pangan yang dihasilkan
dalam negeri maupun yang diimpor atau pangan yang
disediakan untuk menghadapi kondisi-kondisi yang dapat
mempengaruhi kebutuhan seluruh penduduk , baik jumlah
maupun mutunya , serta aman untuk dikonsumsi.
• Pilar ketersediaan pangan diartikan bahwa pangan tersedian
cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk , baik
jumlah maupun mutunya , serta aman untuk dikonsumsi.
• Ketersediaan pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
: produksi pangan , perdagangan , stock, dan trnsfer pangan.
• Produksi pangan adalah suatu kegiatan atau suatu proses
menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat,
mengawetkan , mengemas, mengemas kembali, dan atau
mengubah bentuk pangan.
• Produksi pangan meliputi hasil pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, dan perairan.
• Impor pangan adalah kegiatan memasukkan pangan ke dalam
daerah pabean negara Republik Indonesia yang mel;iputi
wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, tempat-
tempat tertentu di Zona Ekonomi Ekslusifdan landas kontinen.
• Masalah Ketersediaan Pangan di Indonesia
• Upaya mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup menghadapi kendala
kemampuan produksi pangan yang semakin terbatas disebabkan oleh
berlanjutnya konversi lahan pertanian kepada kegiatan non pertanian, semakin
langkanya ketersediaan sumber daya air untuk pertanian, curah hujan yang tidak
menentu.
• Terbatasnya kemampuan petani berlahan sempit dalam menerapkan teknologi
tepat guna menyebabkan tingkat produktifitas usaha tani relative rendah

• Tantangan untuk mencapai ketahanan pangan


• Degradasi lahan
• Di perkirakan 40% dari lahan pertanian di dunia terdegradasi secara serius.
Pertanian intensif membawa terjadinya penurunan kesuburan tanah dan
penurunan hasil.
• Hama dan penyakit
• Penyakit dan hama bisa mempengaruhi sebuah produksi budidaya pertenakand
dan tanaman sehingga dapat berdampak bagi ketersediaan suatu bahan pangan.
Contoh penyakit tanaman Ug99, salah satu tipe penyakit karat batang pada
gandum dapat menyebabkan kehilangan hasil pertanian hingga 100%.
• Krisis air global
• Tingginya muka air tanah terus menurun di berbagai negara
dikarenakan pemompaan yang berlebihan. Di berbagai negara di dunia
sudah melakukan importasi gandum yang disebabkan oleh terjadinya
defisit air, negara-negara besar sudah mengalaminya seperti China dan
India.
• Perebutan lahan
• Kepemilikan lahan lintas batas negara semakin meningkat. Perusahaan
Korea Utara Daewoo Logistics telah mengamankan satu bidang lahan
yang luas di Madagascar untuk mebudidayakan jagung dan tanaman
pertanian lainnya untuk produksi biofuel.
• Perubahan iklim
• Fenomena cuaca yang ekstrim seperti kekeringan dan banjir di
perkirakan akan meningkat karena perubahan iklim terjadi. Kejadian ini
akan memiliki dampak di sektor pertanian. Diperkirakan pada tahun
2040, hampir seluruh kawasan sungai Nil akan menjadi padang pasir di
mana aktivitas budidaya tidak dimungkinkan karena keterbatasan air.
• Mengatasi Ketersediaan Pangan
• Solusi yang bisa diberikan dalam mengatasi ketersediaan pangan,
antara lain ialah mengelola lahan dengan bijak dan baik dengan
menerapkan sistem pembagunan berkelanjutan, artinya ialah
dengan memaksimalkan hasil dengan sebesar-besarnya yang
kemudian memperhatikan keadaan dan unsur tanah kepada
generasi penerus.

• Mengatasi Ketersediaan Pangan secara khusus ;


1. Memanfaatkan lahan atau tanah yang masih kosong
2. Membuat bibit unggul atau tanaman unggul sehingga mampu
menciptakan hasil penan yang maksimal
3. Melakukan penyuburan tanah kembali, agar dapat menghasilkan
panen tanaman yang maksimal.
4. Melakukan atau membuat aturan yang melarang pembangunan di
lahan pertanian.

Anda mungkin juga menyukai