Anda di halaman 1dari 16

Materi Geografi Kelas XI Kurtilas Ketahanan Pangan (Potensi SDA Pertanian dan Perkebunan)

Materi Geografi Ketahanan pangan

Menurut Wikipedia Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan

seseorang untuk mengaksesnya. Ketahanan pangan merupakan ukuran kelentingan

terhadap gangguan pada masa depan atau ketiadaan suplai pangan penting akibat

berbagai faktor seperti kekeringan, gangguan perkapalan, kelangkaan bahan bakar,

ketidak stabilan ekonomi, peperangan, dan sebagainya.

World Health Organization mendefinisikan tiga komponen utama ketahanan pangan, yaitu

ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan. Ketersediaan pangan adalah

kemampuan memiliki sejumlah pangan yang cukup untuk kebutuhan dasar. Akses pangan

adalah kemampuan memiliki sumber daya, secara ekonomi maupun fisik, untuk

mendapatkan bahan pangan bernutrisi. Pemanfaatan pangan adalah kemampuan dalam

memanfaatkan bahan pangan dengan benar dan tepat secara

proporsional. FAO menambahkan komponen keempat, yaitu kestabilan dari ketiga

komponen tersebut dalam kurun waktu yang panjang

Kebijakan sebuah negara dapat mempengaruhi akses masyarakat kepada bahan pangan,

seperti yang terjadi di India. Majelis tinggi India menyetujui rencana ambisius untuk

memberikan subsidi bagi dua pertiga populasi negara itu. Rancangan Undang-Undang

Ketahanan Pangan ini mengusulkan menjadikan pangan sebagai hak warga negara dan

akan memberikan lima kilogram bahan pangan berharga murah per bulan untuk 800 juta

penduduk miskinnya.
Sejarah

Ketahanan pangan adalah sebuah kondisi yang terkait dengan ketersediaan bahan pangan

secara berkelanjutan. Kekhawatiran terhadap ketahanan pangan telah ada dalam sejarah.

Sejak 10 ribu tahun yang lalu lumbung telah digunakan di Tiongkok dengan kekuasaan

penggunaan secara terpusat di peradaban di Tiongkok Kuno dan Mesir Kuno. Mereka

melepaskan suplai pangan di saat terjadinya kelaparan. Namun ketahanan pangan hanya

dipahami pada tingkat nasional, dengan definisi bahwa negara akan aman secara pangan

jika produksi pangan meningkat untuk memenuhi jumlah permintaan dan kestabilan harga.

Definisi baru mengenai ketahanan pangan dibuka pada tahun 1966 di World Food Summit

yang menekankan ketahanan pangan dalam konteks perorangan, bukan negara.

Pilar ketahanan pangan

Ketersediaan pangan berhubungan dengan suplai pangan melalui produksi, distribusi, dan

pertukaran.Produksi pangan ditentukan oleh berbagai jenis faktor, termasuk kepemilikan

lahan dan penggunaannya; jenis dan manajemen tanah; pemilihan, pemuliaan, dan

manajemen tanaman pertanian; pemuliaan dan manajemen hewan ternak; dan pemanenan.

Produksi tanaman pertanian dapat dipengaruhi oleh perubahan temperatur dan curah hujan.

Pemanfaatan lahan, air, dan energi untuk menumbuhkan bahan pangan seringkali

berkompetisi dengan kebutuhan lain. Pemanfaatan lahan untuk pertanian dapat berubah

menjadi pemukiman atau hilang akibat desertifikasi, salinisasi, dan erosi tanah karena

praktik pertanian yang tidak lestari.

Produksi tanaman pertanian bukanlah suatu kebutuhan yang mutlak bagi suatu negara

untuk mencapai ketahanan pangan. Jepang dan Singapuramenjadi contoh bagaimana

sebuah negara yang tidak memiliki sumber daya alam untuk memproduksi bahan pangan

namun mampu mencapai ketahanan pangan.

Distribusi pangan melibatkan penyimpanan, pemrosesan, transportasi, pengemasan, dan

pemasaran bahan pangan. Infrastruktur rantai pasokan dan teknologi penyimpanan pangan
juga dapat mempengaruhi jumlah bahan pangan yang hilang selama distribusi. Infrastruktur

transportasi yang tidak memadai dapat menyebabkan peningkatan harga hingga ke pasar

global. Produksi pangan per kapita dunia sudah melebihi konsumsi per kapita, namun di

berbagai tempat masih ditemukan kerawanan pangan karena distribusi bahan pangan telah

menjadi penghalang utama dalam mencapai ketahanan pangan.

Akses
Akses terhadap bahan pangan mengacu kepada kemampuan membeli dan besarnya alokasi

bahan pangan, juga faktor selera pada suatu individu dan rumah tangga.PBB menyatakan

bahwa penyebab kelaparan dan malagizi seringkali bukan disebabkan oleh kelangkaan

bahan pangan namun ketidakmampuan mengakses bahan pangan karena

kemiskinan.Kemiskinan membatasi akses terhadap bahan pangan dan juga meningkatkan

kerentanan suatu individu atau rumah tangga terhadap peningkatan harga bahan pangan.

Kemampuan akses bergantung pada besarnya pendapatan suatu rumah tangga untuk

membeli bahan pangan, atau kepemilikan lahan untuk menumbuhkan makanan untuk

dirinya sendiri.Rumah tangga dengan sumber daya yang cukup dapat mengatasi

ketidakstabilan panen dan kelangkaan pangan setempat serta mampu mempertahankan

akses kepada bahan pangan.

Terdapat dua perbedaan mengenai akses kepada bahan pangan. (1) Akses langsung, yaitu

rumah tangga memproduksi bahan pangan sendiri, (2) akses ekonomi, yaitu rumah tangga

membeli bahan pangan yang diproduksi di tempat lain. Lokasi dapat mempengaruhi akses

kepada bahan pangan dan jenis akses yang digunakan pada rumah tangga tersebut.Meski

demikian, kemampuan akses kepada suatu bahan pangan tidak selalu menyebabkan

seseorang membeli bahan pangan tersebut karena ada faktor selera dan budaya. Demografi

dan tingkat edukasi suatu anggota rumah tangga juga gender menentukan keinginan

memiih bahan pangan yang diinginkannya sehingga juga mempengaruhi jenis pangan yang

akan dibeli. USDA menambahkan bahwa akses kepada bahan pangan harus tersedia dengan
cara yang dibenarkan oleh masyarakat sehingga makanan tidak didapatkan dengan cara

memungut, mencuri, atau bahkan mengambil dari cadangan makanan darurat ketika tidak

sedang dalam kondisi darurat.

Pemanfaatan

Ketika bahan pangan sudah didapatkan, maka berbagai faktor mempengaruhi jumlah dan

kualitas pangan yang dijangkau oleh anggota keluarga. Bahan pangan yang dimakan harus

aman dan memenuhi kebutuhan fisiologis suatu individu. Keamanan pangan mempengaruhi

pemanfaatan pangan dan dapat dipengaruhi oleh cara penyiapan, pemrosesan, dan

kemampuan memasak di suatu komunitas atau rumah tangga. Akses kepada fasilitas

kesehatan juga mempengaruhi pemanfaatan pangan karena kesehatan suatu individu

mempengaruhi bagaimana suatu makanan dicerna. Misal keberadaan parasit di dalam usus

dapat mengurangi kemampuan tubuh mendapatkan nutrisi tertentu sehingga mengurangi

kualitas pemanfaatan pangan oleh individu. Kualitas sanitasi juga mempengaruhi

keberadaan dan persebaran penyakit yang dapat mempengaruhi pemanfaatan pangan

sehingga edukasi mengenai nutrisi dan penyiapan bahan pangan dapat mempengaruhi

kualitas pemanfaatan pangan.

Stabilitas

Stabiitas pangan mengacu pada kemampuan suatu individu dalam mendapatkan bahan

pangan sepanjang waktu tertentu. Kerawanan pangan dapat berlangsung secara transisi,

musiman, ataupun kronis (permanen). Pada ketahanan pangan transisi, pangan

kemungkinan tidak tersedia pada suatu periode waktu tertentu. Bencana alam dan

kekeringan mampu menyebabkan kegagalan panen dan mempengaruhi ketersediaan

pangan pada tingkat produksi.Konflik sipil juga dapat mempengaruhi akses kepada bahan

pangan. Ketidakstabilan di pasar menyebabkan peningkatan harga pangan sehingga juga

menyebabkan kerawanan pangan. Faktor lain misalnya hilangnya tenaga kerja atau

produktivitas yang disebabkan oleh wabah penyakit. Musim tanam mempengaruhi stabilitas
secara musiman karena bahan pangan hanya ada pada musim tertentu saja. Kerawanan

pangan permanen atau kronis bersifat jangka panjang dan persisten.

Tantangan untuk mencapai ketahanan pangan

Degradasi lahan

Pertanian intensif mendorong terjadinya penurunan kesuburan tanah dan penurunan hasil.

Diperkirakan 40% dari lahan pertanian di dunia terdegradasi secara serius. Di Afrika, jika

kecenderungan degradasi tanah terus terjadi, maka benua itu hanya mampu memberi

makan seperempat penduduknya saja pada tahun 2025.

Hama dan penyakit

Karat batang pada gandum

hama dan penyakit mampu mempengaruhi produksi budi daya tanaman dan peternakan

sehingga memiliki dampak bagi ketersediaan bahan pangan. Contoh penyakit

tanaman Ug99, salah satu tipe penyakit karat batang pada gandum dapat menyebabkan

kehilangan hasil pertanian hingga 100%. Penyakit ini telah ada di berbagai negara di Afrika

dan Timur Tengah. Terganggunya produksi pangan di wilayah ini diperkirakan mampu

mempengaruhi ketahanan pangan global.

Keanekaragaman genetika dari kerabat liar gandumdapat digunakan untuk memperbarui

varietas modern sehingga lebih tahan terhadap karat batang. Gandum liar ini dapat diseleksi

di habitat aslinya untuk mencari varietas yang tahan karat, lalu informasi genetikanya
dipelajari. Terakhir varietas modern dan varietas liar disilangkan dengan pemuliaan

tanaman modern untuk memindahkan gen dari varietas liar ke varietas modern.

Krisis air global

Kanal irigasi telah menjadikan kawasan padang pasir yang kering di Mesir menjadi lahan

pertanian

Berbagai negara di dunia telah melakukan importasi gandum yang disebabkan oleh

terjadinya defisit air,dan kemungkinan akan terjadi pada negara besar seperti China dan

India. Tinggi muka air tanah terus menurun di beberapa negara dikarenakan pemompaan

yang berlebihan. China dan India telah mengalaminya, dan negara tetangga mereka

(Pakistan, Afghanistan, dan Iran) telah terpengaruh hal tersebut. Hal ini akan

memicu kelangkaan air dan menurunkan produksi tanaman pangan. Ketika produksi

tanaman pangan menurun, harga akan meningkat karena populasi terus bertambah.

Pakistan saat ini masih mampu memenuhi kebutuhan pangan di dalam negerinya, namun

dengan peningkatan populasi 4 juta jiwa per tahun, Pakistan kemungkinan akan melirik

pasar dunia dalam memenuhi kebutuhan pangannya, sama seperti negara lainnya yang telah

mengalami defisit air seperti Afghanistan, Ajlazair, Mesir, Iran, Meksiko, dan Pakistan.

Secara regional, kelangkaan air di Afrika adalah yang terbesar dibandingkan negara lainnya

di dunia. Dari 800 juta jiwa, 300 juta penduduk Afrika telah hidup di lingkungan dengan

stres air. Karena sebagian besar penduduk Afrika masih bergantung dengan gaya hidup

berbasis pertanian dan 80-90% penduduk desa memproduksi pangan mereka sendiri,

kelangkaan air adalah sama dengan hilangnya ketahanan pangan.


Investasi jutaan dolar yang dimulai pada tahun 1990an oleh Bank Dunia telah

mereklamasi padang pasir dan mengubah lembah Ica yang kering di Perumenjadi

pensuplai asparagus dunia. Namun tinggi muka air tanah terus menurun karena digunakan

sebagai irigasi secara terus menerus. Sebuah laporan pada tahun 2010 menyimpulkan bahwa

industri ini tidak bersifat lestari. Mengubah arah aliran air sungai Ica ke lahan asparagus juga

telah menyebabkan kelangkaan air bagi masyarakat pribumi yang hidup sebagai

penggembala hewan ternak.

Perebutan lahan

Kepemilikan lahan lintas batas negara semakin meningkat. Perusahaan Korea

Utara DaewooLogistics telah mengamankan satu bidang lahan yang luas

di Madagascar untuk mebudidayakan jagung dan tanaman pertanian lainnya untuk

produksi biofuel. Libya telah mengamankan 250 ribu hektare lahan di Ukraina dan sebagai

gantinya Ukraina mendapatkan akses ke sumber gas alam di Libya. China telah memulai

eksplorasi lahan di sejumlah tempat di Asia Tenggara. Negara di semenanjung Arab telah

mencari lahan di Sudan, Ethiopia, Ukraina, Kazakhstan, Pakistan, Kamboja, dan Thailand.

Qatar berencana menyewa lahan di sepanjang panyai di Kenya untuk menumbuhkan

sayuran dan buah, dan sebagai gantinya akan membangun pelabuhan besar dekat Lamu,

pulau di samudra Hindia yang menjadi tujuan wisata.

Perubahan iklim

Fenomena cuaca yang ekstrem seperti kekeringandan banjir diperkirakan akan meningkat

karena perubahan iklim terjadi. Kejadian ini akan memiliki dampak di sektor pertanian.

Diperkirakan pada tahun 2040, hampir seluruh kawasan sungai Nil akan menjadi padang

pasir di mana aktivitas budi daya tidak dimungkinkan karena keterbatasan air. Dampak

dari cuaca ekstrem mencakup perubahan produktivitas, gaya hidup, pendapatan ekonomi,

infrastruktur, dan pasar. Ketahanan pangan pada masa depan akan terkait dengan

kemampuan adaptasi budi daya bercocok tanam masyarakat terhadap perubahan iklim.
Di Honduras, perempuan Garifuna membantuk meningkatkan ketahanan pangan lokal

dengan menanam tanaman umbi tradisional sambil membangun metode konservasi tanah,

melakukan pelatihan pertanian organik dan menciptakan pasar petani Garifuna. Enam belas

kota telah bekerja sama membangun bank benih dan peralatan pertanian. Upaya untuk

membudidayakan spesies pohon buah liar di sepanjang pantai membantu

mencegah erosi tanah.

Diperkirakan 2.4 miliar penduduk hidup di daerah tangkapan air hujan di sekitar Himalaya.

Negara di sekitar Himalaya (India, Pakistan, China, Afghanistan, Bangladesh, Myanmar, dan

Nepal) dapat mengalami banjir dan kekeringan pada dekade mendatang. Bahkan di India,

sungan Ganga menjadi sumber air minum dan irigasi bagi 500 juta jiwa Sungai yang

bersumber dari gletser juga akan terpengaruh. Kenaikan permukaan laut diperkirakan akan

meningkat seiring meningkatnya temperatur bumi, sehingga akan mengurangi sejumlah

lahan yang dapat digunakan untuk pertanian.

Semua dampak dari perubahan iklim ini berpotensi mengurangi hasil pertanian dan

peningkatan harga pangan akan terjadi. Diperkirakan setiap peningkatan 2.5% harga

pangan, jumlah manusia yang kelaparan akan meningkat 1%. Berubahnya periode dan

musim tanam akan terjadi secara drastis dikarenakan perubahan temperatur dan

kelembaban tanah.

Sumber daya alam pertanian dan perkebunan


A. Sumber daya alam pertanian

Secara umum, pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang

meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, holtikultura, peternakan dan

perikanan. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan

dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat

penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat

di berbagai wilayah Indonesia. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia


adalah sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor - sektor ini sangat penting untuk

dikembangkan di negara kita.

Secara umum, di Indonesia terdapat beberapa bentuk pertanian sebagai berikut:

1. Sawah

Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan

banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut.

Yang pada masa sekarang sudah hampir punah. Sawah merupakan cara bertani yang lebih

baik di bandingkan cara lain karena sudah menerapkan saptausaha tani.

2. Ladang (Huma)

Ladang merupakan sistem pertanian pada lahan kering yang sering disebut juga“HUMA“.

Pada sistem pertanian ini berpindah-pindah yaitu melakukan pembukaan hutan

dengan cara pembakaran lahan yang telah terbuka ditanami padi dan palawija. Hal ini

merugikan karena unsur-unsur hara yang bersifat meyuburkan tanah akan hilang akibat

pengolahan tanah yang salah. Sistem ini berakibat pada tanah longsong dan banjir.

3. Tegalan

Tegalan merupakan sistem pertanian lahan kering yang sudah menetap. Jenis tanaman

yang ditanam pada lahan ini diantaranya palawija dan padi gogo.Tegalan adalah suatu

daerah dengan lahan kering(dry farming) yang bergantung pada pengairan air hujan,

ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar

rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang

tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi

tanaman pertanian.

Jenis pertanian tanaman pangan, antara lain padi, jagung, ketela pohon, kedelai, dan

kacang tanah.

1 . Padi

Syarat-syarat agar tanaman padi agar tumbuh subur adalah sebagai berikut:
a. Membutuhkan banyak air

b. Membutuhkan intensitas matahari

c. Tinggi tempat tidak lebih dari 1.300 m dpal

d. Tumbuh baik di daerah beriklim muson

Daerah penghasil padi antara lain Aceh, Sumatera Barat, Tapanuli, Lampung, Jawa,

bali, lombok, Sulawesi Selatan, Minahasa, Kalimantan Tengah, dan NTB.

2 . Jagung

Banyak pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara umum para

ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan. Jagung

secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah menjadikan jagung sebagai bahan

makanan sejak 10.000 tahun yang lalu). Jagung yang telah direkayasa genetika juga

sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

Syarat-syarat agar tanaman jagung agar tumbuh subur adalah sebagai berikut:

a. Tanah banyak mengandung unsur hara

b. Ketinggian tempat sampai 1.500 m dpal

c. Curah hujan sekitar antara 400-1.500 meter per tahun.

d. Waktu tumbuh dan menjelang panen tidak memerlukan banyak air

Daerah persebaran penghasil jagung antara lain Jawa, Madura, Sulawesi, dan Nusa

Tenggara.

3 . Ketela Pohon

Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu,

singkong atau kasape.

Di Indonesia, ketela pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan

jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi

atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Kayunya bisa digunakan sebagai

pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan sebagai kayu bakar untuk
memasak] Dengan perkembangan teknologi, ketela pohon dijadikan bahan dasar pada

industri makanan dan bahan baku industri pakan. Selain itu digunakan pula pada industri

obat-obatan.

Syarat-syarat agar tanaman ketela pohon agar tumbuh subur adalah sebagai berikut:

a. Terletak pada ketinggian 1.500 m dpal

b. Curah hujan besar

c. Temperatur daerahnya panas

Daerah persebaran ketela pohon, antara lain, Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara,

Sumatra, Kalimantan, Maluku, dan Papua.

Ketela pohon di gunakan sebagai makanan pokok, makanan ternak, dan bahan

tepung tapioka.

4 . Kedelai

Kedelai (Glycine Max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun Sebelum Masehi dan

baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai berfungsi sebagai zat

pembangun bagi tubuh, mengurangi gejala menopouse, mencegah osteoporosis, mencegah

atherosclerosis, mencegah kanker, meringankan diabetes.

Syarat-syarat agar tanaman kedelai agar tumbuh subur adalah sebagai berikut:

a. Di daerah beriklim tropis

b. Waktu tumbuh dan masa tidak terlalu banyak air

c. Tumbuh di dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian 500 m dpal.

Daerah penghasil kedela terbesar terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

5 . Kacang Tanah

Syarat-syarat agar tanaman pai agar tumbuh subur adalah sebagai berikut:

a. Tumbuh di daerah tropis basah

b. Kondisi tanah gembur

c. Saaat tumbuh perlu air banyak dan saat masak hanya perlu air sedikit
d. Curah hujan tidak terlalu banyak

Daerah penghasil terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Dan Lombok.
B. Sumber Daya Alam Perkebunan

Lahan perkebunan adalah lahan usaha pertanian yang luas, biasanya terletak di

daerah tropis atau subtropis, yang digunakan untuk menghasilkan komoditi perdagangan

(pertanian) dalam skala besar dan dipasarkan ke tempat yang jauh, bukan untuk konsumsi

lokal.

Perkebunan dapat ditanami oleh tanaman keras/industri seperti kakao, kelapa,

dan teh, atau tanaman hortikultura seperti pisang, anggur, atau anggrek. Dalam

pengertian bahasa Inggris, "perkebunan" dapat mencakup plantation dan orchard.

Ukuran luas perkebunan sangat relatif dan tergantung ukuran volume komoditi yang

dipasarkannya. Namun demikian, suatu perkebunan memerlukan suatu luas minimum untuk

menjaga keuntungan melalui sistem produksi yang diterapkannya. Selain itu, perkebunan

selalu menerapkan cara monokultur, paling tidak untuk setiap blok yang ada di dalamnya.

Penciri lainnya, walaupun tidak selalu demikian, adalah terdapat instalasi pengolahan atau

pengemasan terhadap komoditi yang dipanen di lahan perkebunan itu, sebelum produknya

dikirim ke pembeli.

Jenis-jenis perkebunan yang ada di Indonesia antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Karet

Sejarah karet bermula ketika Christopher Columbus menemukan benua Amerika pada

1476. Saat itu, Columbus tercengang melihat orang-orang Indian bermain bola dengan

menggunakan suatu bahan yang dapat melantun bila dijatuhkan ke tanah). Bola tersebut

terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput yang dicampur dengan suatu bahan (lateks)

kemudian dipanaskan diatas unggun dan dibulatkan seperti bola. Karet mempunyai arti

penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu salah satu
komoditi penghasil devisa negara, tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk, dan

sumber penghasilan bagi petani Daerah - daerah penghasil karet adalah :

Sumatera : Aceh, Tapanuli, Riau, Jambi, Palembang, dan Lampung

Jawa : Banten, Bogor, Malang, dan Gunung Kidul.

Kalimantan : Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur.

Syarat-syarat agar karet tumbuh subur, antara lain sebagai berikut:

a. Tumbuh pada ketinggian 700 meter dpal

b. Di daerah tropis suhu rata-rata bulanan 24 C

c. Hujan rmerata sepanjang tahun minimum 1.500 mm per tahun

2. Kopi

Syarat-syarat agar kopi tumbuh subur, antara lain sebagai berikut:

a. Memerlukan curah hujan yang cukup saat tumbuh

b. Membutuhkan udara kering dan panas waktu mulai tua

c. Terletak pada ketinggian 650-1.500 m dpal

Daerah penghasil kopi di Indonesia, antara lain sebagai berikut:

Jawa : priangan, Kedu Utara, Besuki, Malang, Kediri, Blitar, Jember.

Sumatera :Bengkulu, Lampung, Palembang, Aceh, Sumatera, Barat, Riau

Sulawesi :Minahasa dan Padang

Nusa Tenggara:Bali, Flores, dan Timor

3. Teh

Syarat-syarat agar teh tumbuh subur, antara lain sebagai berikut:

a. Tumbuh di derah pegunungan dengan ketinggian 800-3.000m dpal

b. Terletak di daerah tropis dan subtropis yang sejuk

c. Curah hujan besar dan merata sepanjang tahun

d. Tanah termasuk vulkanis muda


Daerah penghasik teh di Indonesia, antara lain di Bogor, Priangan, Sukabumi,

Pekalongan, Wonsobo, Malang, Jember, Banyuwangi, Bengkulu, Pematang Siantar, dan

Sumatera Barat.

4. Tembakau

Tembakau (Tobacco) adalah sejenis tanaman herbal. Tanaman ini berasal dari Amerika

Utara dan Amerika Selatan.

Syarat-syarat agar tembakau tumbuh subur, antara lain sebagai berikut:

a. Tumbuh di dataran rendah dan pegunungan pada ketinggian 2.000 m dpal

b. Memerlukan musim kering waktu menanam

c. Jenis tanah nya vulkania muda

d. Angin tidak terlalu kencang

e. Bisa tumbuh di daerah tropis dan di luar daerah tropis

Daerah penghasil tembakau di Indonesia, antara lain:

(1). Bojonegoro : Jawa Timur

(2). Boyolali ; Jawa Tengah

(3). Deli Serdang : Sumatera Utara

(4). Klaten : Jawa Tengah

5. Tebu

Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat

tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur

tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun). Daerah -

daerah penghasil tebu, antara lain Aceh Barat, Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan

Timur, Lampung, dan DI Yogyakarta. Tebu dapat diolah menjadi gula pasir. Pabrik gula

terdapat di :

(1). Cot Girek : DI Aceh

(2). Madukismo : Jawa Tengah


(3). Mojokerto : Jawa Timur

Syarat-syarat agar tebu dapat tumbuh subur, antara lain sebagai berikut:

a. Ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpal

b. Intensitas matahari cukup

c. Berada di daerah angin muim

d. Banyak memerlukan air waktu tumbuh

e. Memerlukan musim kering dan panas waktu mulai tua

6. Kelapa

Kelapa merupakan jenis tumbuhan dari keluarga Arecaceae dan satu-satunya spesies

dalam genus Cocos, pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Kelapa adalah pohon serba guna

bagi masyarakat tropika. Semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang, dari batang, buah

dan daun semuanya dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Syarat-syarat agar kelapa dapat tumbuh subur, antara lain sebagai berikut:

a. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpal

b. Terletak di daerah tropis

Daerah - daerah penghasil kelapa, antara lain:

(1). Bone : Sulawesi Selatan

(2). Halmahera : Maluku

(3). Kepulauan Alor : NTT

(4). Kepulauan Solor : NTT

(5). Minahasa : Sulawesi Utara

(6). Pulau Buru : Maluku

(7). Pulau Seram : Maluku

(8). Sangihe Talaud : Sulawesi Utara


Selain itu, kelapa banyak terdapat di Aceh, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan

Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Papua, Riau, Sulawesi Tenggara, Sumatera

Selatan, dan DI Yogyakarta.

Hasil Perkebunan

Hasil perkebunan dapat di olah menjadi produk industri

Contohnya sebagai berikut:

§ Kelapa sawit di olah menjadi minyak kelapa dan margarin

§ Kopi, coklat dan teh untuk bahan baku pembuatan minuman

§ Cengkeh dan tembakau untuk bahan pembuatan rokok dan obat-obatan

§ Karet menjadi bahan baku untuk pembuatan ban

§ Tebu menjadi bahan dasar pembuatan gula pasir

§ Rosela menjadi bahan dasar pembuatan karung goni

§ Kina di gunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat malaria

Anda mungkin juga menyukai