Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN KETAHANAN PANGAN MELALUI PROGRAM DIVERSIFIKASI

PANGAN DI SUMATERA UTARA DALAM RANGKA MENDUKUNG


PERTAHANAN NEGARA

FOOD SECURITY MANAGEMENT THROUGH FOOD DIVERSIFICATION


PROGRAMS IN NORTH SUMATERA IN SUPPORTING STATE DEFENSE

Maria Dyah Ayu Pitaloka1, Agus Sudarya2, Edy Saptono3

Program Studi Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan


mdiah08@gmail.com, agus.sudarya6795@gmail.com, edy.saptono31@gmail.com

Abstrak - Masalah ketahanan pangan merupakan permasalahan sangat penting, di mana


ketahanan pangan mengindikasikan pada ketersediaan akses terhadap sumber makanan untuk
dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Diversifikasi konsumsi pangan merupakan cara
alternatif yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan beragam sumber
karbohidrat dari jenis tanaman selain beras. Tulisan ini ditulis dengan tujuan untuk analisis
manajemen ketahanan pangan melaui program diversifikasi pangan yang dilakukan oleh Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara, dan di Perum Bulog Sumatera Utara sebagai
informasi tambahan mengenai kesiapannya dalam mendata pangan lokal yang dimiliki dan
memodifikasi gudangnya agar dapat menyimpan berbagai jenis pangan lokal. Tulisan ini ditulis
berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan menggunakan desain penelitian fenomenologi.
Pada penelitian ini proses pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan metode
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis melalui
empat tahap, yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen ketahanan pangan
Pemda Sumatera Utara dalam memenuhi kebutuhan pangan rakyat terdiri dari 4 fungsi, yaitu
perencanaan ketahanan pangan dengan cara pengolahan pangan lokal dalam peningkatan minat
masyarakat dalam konsumsi pangan lokal, pengorganisasian ketahanan pangan dengan cara
pemerintah dan masyarakat bersama-sama dalam peningkatan produksi dan konsumsi pangan
lokal, pelaksanaan ketahanan pangan dengan cara peningkatan ketersediaan bahan pangan
sumber karbohidrat non beras dan pengembangan teknologi, serta pengawasan ketahanan
pangan dilakukan dengan penyusunan peta ketahanan dan kerentanan pangan. Kendala yang
dihadapi dari program diversifikasi pangan di Sumatera Utara yaitu terjadinya konversi lahan
pertanian ke nonpertanian, permasalahan irigasi, dan ketergantungan masyarakat terhadap
beras masih sangat tinggi.

Kata Kunci: diversifikasi pangan, kemandirian pangan, manajemen ketahanan pangan, pangan
lokal, pertahanan negara

Abstract - The problem of food security is a very important issue, where food security indicates the
availability of access to food sources to meet the food needs of the community. Diversification of
food consumption is an alternative way that people can do to get various sources of carbohydrates
from plants other than rice. This thesis is written with the aim of analyzing food security
management through the food diversification program carried out by the Food Security and Animal

58 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


Husbandry Office of North Sumatra, and at the North Sumatra Bulog Public Corporation as
additional information regarding its readiness to record local food owned and modify its warehouse
so that it can store various types. local food. This thesis is written based on the results of qualitative
research using a phenomenological research design. In this study, the data collection process was
carried out using interviews, observation, and documentation studies. The data obtained were then
analyzed through four stages, namely data collection, data condensation, data presentation, and
drawing conclusions or verification. The results showed that the food security management of the
North Sumatra Regional Government in meeting the people's food needs consists of 4 functions,
namely food security planning by way of local food processing in increasing public interest in local
food consumption, organizing food security by means of the government and society together in
increasing local food production and consumption, implementing food security by increasing the
availability of food sources of non-rice carbohydrates and developing technology, as well as
monitoring food security by preparing maps of food security and vulnerability. The obstacles faced
by the food diversification program in North Sumatra, namely the conversion of agricultural land to
non-agricultural land, irrigation problems, and community dependence on rice is still very high.

Keywords: food diversification, food independence, food security management, local food, national
defense

Pendahuluan dan keselamatan segenap bangsa dari


Sistem pertahanan bangsa
segala ancaman. Hal ini berarti perlu
Indonesia yaitu sistem pertahanan yang
adanya pembangunan kekuatan dari
bersifat semesta dengan melibatkan
dalam untuk mendukung kemandirian
seluruh warga negara, wilayah, dan
pangan sebagai bagian dari terwujudnya
sumber daya nasional lainnya, yang
ketahanan pangan. Kemandirian pangan
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah
merupakan syarat mutlak bagi
yang diselenggarakan secara total,
ketahanan nasional. Salah satu langkah
terpadu, terarah, dan berkelanjutan
strategis untuk memelihara ketahanan
untuk menegakkan kedaulatan negara,
nasional yaitu dengan mewujudkan
keutuhan wilayah, dan keselamatan
kemandirian pangan.
segenap bangsa dari segala ancaman,
Sedangkan kenyataannya kondisi di
baik itu ancaman militer, ancaman
Indonesia masih mengalami
nirmiliter, ataupun ancaman hibrida.
ketergantungan beberapa jenis pangan
Pada hakekatnya sistem pertahanan
dari luar negeri. Hal itu disebabkan
bangsa Indonesia bersifat semesta, di
karena berkurangnya lahan pertanian
mana adanya pelibatan seluruh warga
sebagai akibat dari pertumbuhan dan
negara, wilayah, dan sumber daya
kebutuhan penduduk yang semakin
nasional lainnya dalam menegakkan
meningkat dan berkurangnya sumber
kedaulatan negara, keutuhan wilayah,

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 59
daya manusia pengelola pertanian. sumber makanan sehingga dapat
Permasalahan tersebut yang masih memenuhi kebutuhan (Rosales dan
menjadi penyebab dari berkurangnya Mercado, 2020). Kondisi pandemi Covid-
ketahanan pangan di Indonesia. 19 ini mengakibatkan ketersediaan akses
Ketergantungan pangan ini diprediksi terhadap makanan akan diperparah
masih dapat berkembang seiring dengan dengan semakin memburuknya pandemi
bertambahnya jumlah penduduk di itu sendiri serta adanya larangan
Indonesia (Kementerian Pertahanan perpindahan penduduk yang
Republik Indonesia, 2015). mengikutinya. Hal ini juga sesuai dengan
Ketersediaan pangan yang cukup, dengan Burgui (2020), yang menyatakan
aman, bergizi, dan terjangkau bagi bahwa wabah suatu penyakit yang
masyarakat harus dapat terpenuhi. terjadi di dunia akan meningkatkan
Kekurangan pangan yang terjadi dapat jumlah penduduk yang mengalami
mengganggu kegiatan ekonomi, sosial, kelaparan dan malnutrisi.
dan politik suatu negara sehingga dapat Berdasarkan Undang- Undang
mengganggu kestabilan suatu negara. Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
Pengalaman menunjukkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi
kelangkaan pangan, terutama beras, terpenuhinya pangan bagi negara
yang menyebabkan melonjaknya harga- sampai dengan perseorangan, yang
harga pada tahun 1966 dan 1998 sangat tercermin dari tersedianya pangan yang
berpengaruh terhadap terjadinya krisis cukup, baik jumlah maupun mutunya,
ekonomi, sosial, dan politik, dan aman, beragam, bergizi, merata, dan
berujung pada jatuhnya rezim terjangkau serta tidak bertentangan
pemerintahan saat itu (Suryana, 2003). dengan agama, keyakinan, dan budaya
Masalah ketahanan pangan masyarakat, untuk dapat hidup sehat,
merupakan permasalahan sangat aktif, dan produktif secara
penting dan juga rentan bermasalah berkelanjutan. Ketahanan pangan
pada kondisi bencana, termasuk pastinya tidak terlepas dari sifat produksi
bencana wabah penyakit yang terjadi pangan yang bergantung pada musiman
saat ini yaitu pandemi Covid-19. dan dapat berfluktuasi tergantung dari
Ketahanan pangan mengindikasikan iklim atau cuaca ataupun kondisi lainnya
pada ketersediaan akses terhadap seperti kasus pandemi Covid-19 yang

60 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


mempengaruhi produksi dan rawan pangan dan kelaparan, serta
penyebaran komoditi pangan. Perilaku meningkatnya konversi lahan pertanian
produksi tersebut dapat memengaruhi untuk kepentingan lain.
kondisi ketersedian pangan nasional. Kelangkaan pangan harus diatasi,
Apabila perilaku produksi yang rentan salah satu caranya dengan
tersebut tidak dilengkapi dengan mengembangkan pangan lokal untuk
kebijakan pangan yang tangguh maka menguatkan diversifikasi pangan.
dapat merugikan produsen dan Kekurangan pangan ini perlu disikapi
konsumen, khususnya produsen berskala melalui kebangkitan pertanian dengan
produksi kecil dan konsumen kebijakan tegas dan komprehensif,
berpendapatan rendah. mengurangi ketergantungan produk
Kebutuhan pangan bagi beras dengan cara melakukan
masyarakat harus selalu tercukupi, di diversifikasi dari pangan lokal seperti ubi
mana saat ini kondisi pertumbuhan kayu dan jagung. Selain itu, pemerintah
masyarakat yang semakin tinggi tetapi juga harus mampu membangun image
tidak diikuti dengan kondisi produk pangan lokal sebagai pangan
pertumbuhan pangan yang tinggi pula. pokok yang setara dengan beras.
Dalam menghadapi persoalan pangan Kearifan lokal masyarakat
saat ini dan ke depan diperlukan Indonesia merupakan salah satu cara
pemikiran dan rencana aksi bersama dalam mewujudkan ketahanan pangan.
melalui pendekatan suatu institusi untuk Untuk mewujudkan ketahanan pangan,
terwujudnya ketahanan pangan, maka masyarakat harus memperkuat
kedaulatan pangan, serta kemandirian kearifan lokal sesuai dengan kondisi
pangan nasional. Dampak dan resiko dari sosial budaya daerahnya. Hal tersebut
terjadinya kekurangan pangan di dikarenakan dalam perwujudan
Indonesia yang tidak segera dilakukan ketahanan pangan nasional berawal dari
penanganan yang serius dapat ketahanan pangan daerah, dan
menyebabkan kemiskinan dan ketahanan pangan daerah berawal dari
kesenjangan yang semakin melebar, kearifan lokal. Tradisi yang dimiliki oleh
ketimpangan dalam ketersediaan setiap daerah yang merupakan landasan
pangan yang dapat mengancam berperilaku masyarakat sehari-hari
perekonomian, meningkatnya daerah terutama dalam hal pengelolaan pangan,

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 61
dapat menjaga ketersediaan pangan pangan melalui berbagai langkah
masyarakat dan dapat mendukung strategis di antaranya, yaitu percepatan
ketahanan pangan. pertanaman, perluasan areal tanam
Ketahanan pangan minimal baru, penguatan cadangan pangan.
mengandung unsur pokok, yaitu Selain itu, juga dapat dilakukan dengan
ketersediaan pangan, aksesibilitas mengembangkan pangan lokal untuk
masyarakat, dan stabilitas harga pangan. menguatkan diversifikasi pangan.
Jika salah satu dari unsur tersebut tidak Pangan lokal dapat meningkatkan
terpenuhi, suatu negara belum dapat ketahanan pangan nasional. Oleh sebab
dikatakan mempunyai ketahanan itu, proses manajemen ketahanan
pangan yang baik. Walaupun pangan pangan nasional dapat ditingkatkan
tersedia cukup di tingkat nasional dan dengan adanya diversifikasi pangan.
regional, tetapi jika akses individu untuk Berdasarkan Undang- Undang
memenuhi kebutuhan pangannya tidak Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
merata, maka ketahanan pangan masih Pembangunan Nasional, dalam hal
dikatakan rapuh. Aspek distribusi pangan memperkuat landasan pembangunan
sampai ke pelosok rumah tangga ekonomi yang berkelanjutan dapat
perdesaan, merupakan hal yang sangat dilakukan dengan salah satu caranya
penting dalam upaya memperkuat yaitu dengan program pembangunan
strategi ketahanan pangan (Arifin, 2005). ketahanan pangan dengan program
Kebijakan ketahanan pangan yang peningkatan diversifikasi pangan.
dilakukan oleh pemerintah untuk Diversifikasi pangan merupakan upaya
mewujudkan ketahanan pangan untuk mendorong masyarakat agar
dilaksanakan berdasarkan Peraturan memvariasikan makanan pokok yang
Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2002 dikonsumsi sehingga tidak terfokus pada
tentang Ketahanan Pangan, yang satu jenis saja, sehingga dapat
menyatakan bahwa penyediaan pangan mengurangi konsumsi beras sebagai
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan pokok dengan adanya
konsumsi rumah tangga yang terus penambahan pangan lokal lainnya,
berkembang dari waktu ke waktu. seperti ubi kayu dan jagung. Upaya
Kementerian Pertanian dalam diversifikasi pangan masih belum
mengantisipasi terjadinya kelangkaan menunjukkan hasil yang baik. Oleh sebab

62 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


itu, perlu adanya dukungan sarana dan pangan. Saat ini, Bulog sedang
prasana dalam menunjang produksi melakukan identifikasi berbagai jenis
pangan lokal, sehingga upaya pangan unggulan di setiap daerah.
diversifikasi pangan dapat berjalan Nantinya, Bulog akan memodifikasi
dengan baik. gudangnya agar dapat menyimpan
Usaha diversifikasi pangan hingga berbagai jenis pangan lokal sesuai
saat ini belum menunjukkan hasil yang dengan karakteristiknya. Menurut
sesuai dengan yang diharapkan oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi
pemerintah. Salah satu kebijakan Waseso, sumber karbohidrat tidak hanya
pemerintah di bidang konsumsi pangan didapatkan dari beras, tetapi juga dapat
yaitu mengembangkan diversifikasi diperoleh dari pangan lokal. Oleh sebab
pangan dengan menggali sumber itu, Bulog sedang mencoba untuk
karbohidrat dan teknologi pengolahan berperan dalam penyerapan produksi
pangan pokok yang berasal dari bahan pangan lokal (Kompas, 2020). Oleh
pangan lokal. Diversifikasi konsumsi sebab itu, perlu dilakukan analisis
pangan merupakan cara alternatif yang kesiapan dan manajemen ketahanan
dapat dilakukan oleh masyarakat untuk pangan melaui program diversifikasi
mendapatkan beragam sumber pangan yang dilakukan oleh Dinas
karbohidrat dari jenis tanaman selain Ketahanan Pangan dan Peternakan
beras. Upaya yang dilakukan masyarakat Sumatera Utara, serta di Perum Bulog
melalui model perencanaan dengan Sumatera Utara sebagai informasi
memberdayakan kemampuan sumber tambahan mengenai kesiapannya dalam
daya ekonomi terlihat sebagai suatu mendata pangan lokal yang dimiliki dan
karakteristik masyarakat pedesaan memodifikasi gudangnya agar dapat
dalam pemenuhan kebutuhan sehari- menyimpan berbagai jenis pangan lokal
hari. yang sesuai dengan karakteristiknya.
Perum Bulog sedang melakukan Indonesia termasuk negara yang
pembangunan sistem penyerapan dan memiliki kekayaan sumber pangan lokal.
penyaluran pangan lokal. Hal tersebut Akan tetapi, konsumsi dan pengolahan
dilakukan dalam upaya untuk produk pangan lokal masih sangat
mewujudkan kemandirian pangan rendah. Hal tersebut dikarenakan banyak
melalui program diversifikasi sumber masyarakat Indonesia yang masih

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 63
tergantung pada beras sebagai bahan masyarakat sehingga mencapai status
pangan pokok dan sebagai sumber gizi yang baik dan dapat mengurangi
utama karbohidrat. Padahal pangan lokal tingginya konsumsi beras di masyarakat.
seperti umbi- umbian memiliki Penganekaragaman pangan tersebut
kandungan gizi yang tinggi dan dapat dapat mendukung ketahanan pangan,
dijadikan sebagai bahan pangan pokok. sehingga pemberdayaan dan
Selain itu, pangan lokal sangat penting pemanfaatan potensi pangan lokal harus
dan merupakan bagian dalam menjaga terus dilakukan untuk mengurangi
ketahanan pangan nasional. Peningkatan ketergantungan masyarakat terhadap
ketahanan pangan harus didukung pangan pokok beras.
dengan adanya diversifikasi konsumsi Upaya diversifikasi pangan, melalui
pangan yang bertumpu pada pemanfaatan sumber pangan lokal yang
keanekaragaman sumber daya pangan, memiliki kandungan karbohidrat tinggi
khususnya pangan lokal. dapat dilakukan untuk mengurangi
Potensi sumber daya alam sebagai ketergantungan pada beras. Produksi
sumber bahan pangan yang besar beras yang tidak dapat memenuhi
menjamin ketersediaan pangan yang kebutuhan konsumen dalam negeri
beragam sepanjang waktu dan di setiap mengharuskan pemerintah untuk
daerah, maka peluang untuk melakukan impor beras. Seharusnya,
mengembangkan diversifikasi pangan pemerintah dapat melakukan
akan semakin terbuka melalui penganekaragaman pangan agar
pemanfaatan pangan lokal untuk ketergantungan terhadap beras dapat
memenuhi kebutuhan pangan dikurangi. Oleh sebab itu, pemerintah
masyarakat. Semakin meningkatnya harus berupaya dalam mengedukasi
pengetahuan yang didukung dengan masyarakat agar mengurangi konsumsi
perkembangan teknologi informatika beras dan mengalihkannya ke konsumsi
serta strategik komunikasi publik, dapat pangan yang lebih beragam. Salah satu
memberikan peluang bagi percepatan caranya dengan meningkatkan minat
proses peningkatan kesadaran terhadap masyarakat dalam konsumsi pangan
pangan yang beragam gizi, seimbang lokal.
dan aman yang diharapkan dapat Peneliti lebih memfokuskan pada
mengubah perilaku konsumsi program diversifikasi pangan lokal dalam

64 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


mendukung ketahanan pangan nasional. tingkat pengambil kebijakan, kejadian
Fenomena yang terjadi bahwa dalam rawan pangan dapat disebabkan oleh
memenuhi kebutuhan karbohidratnya, masalah kebijakan stabilitas harga
masyarakat hanya mengkonsumsi beras pangan dan manajemen cadangan atau
saja sebagai bahan pangan pokok. stok pangan. Pengelolaan pangan terkait
Padahal jumlah produksi pangan lokal manajemen ketahanan pangan nasional
seperti ubi kayu dan jagung sangat terhadap kebutuhan rakyat khususnya di
banyak dan dapat menjadi sumber era pandemi Covid-19 masih perlu terus
karbohidrat serta menjadi bahan pangan dikaji terkait kesiapan dan
pokok yang dapat dikonsumsi sehari- pelaksanaannya. Pada penelitian ini
hari oleh masyarakat. Ketahanan pangan dapat diuraikan menjadi beberapa
di Sumatera Utara dapat terwujud rumusan masalah sebagai berikut:
dengan adanya program diversifikasi a. Bagaimana manajemen
pangan dengan pemanfaatan pangan ketahanan pangan Pemda
lokal seperti ubi kayu dan jagung sebagai Sumatera Utara dalam
bahan pangan pokok. Dengan demikian memenuhi kebutuhan pangan
peneliti melakukan penelitian mengenai rakyat?
“Manajemen Ketahanan Pangan melalui b. Bagaimana kendala yang
Program Diversifikasi Pangan di dihadapi dari program
Sumatera Utara dalam Rangka diversifikasi pangan di Sumatera
Mendukung Pertahanan Negara”. Utara?
Ketersediaan pangan tingkat Berdasarkan rumusan masalah di
nasional dan regional tidak menjamin atas maka tujuan penelitian yang akan
terpenuhinya ketahanan pangan tingkat dicapai dalam penelitian ini yaitu:
rumah tangga atau individu. Hal tersebut a. Menganalisis manajemen
dikarenakan ketahanan pangan rumah ketahanan pangan Pemda
tangga atau individu sangat ditentukan Sumatera Utara dalam
oleh akses untuk mendapat pangan memenuhi kebutuhan pangan
tersebut. Oleh sebab itu, tingkat rakyat.
pendapatan dan daya beli konsumen b. Menganalisis kendala yang
merupakan faktor penentu akses rumah dihadapi dari program
tangga terhadap pangan. Selain itu, pada

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 65
diversifikasi pangan di Sumatera pandemi Covid-19 dalam mendukung
Utara. pertahanan negara.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Hasil Penelitian
Manajemen Ketahanan Pangan dalam
metode penelitian kualitatif. Penelitian Memenuhi Kebutuhan Pangan Rakyat
Pelaksanaan manajemen
kualitatif berkaitan dengan
ketahanan pangan melalui program
pengembangan atas penjelasan dari
diversifikasi pangan yang dilakukan di
fenomena sosial yang terjadi. Pada
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
penelitian ini, peneliti menggunakan
Prov. Sumut serta di Perum Bulog Kantor
desain penelitian fenomenologi.
Wilayah Sumut terdiri dari 4 fungsi, yaitu
Pendekatan fenomenologi dilakukan
perencanaan ketahanan pangan,
untuk menangkap dan melihat berbagai
pengorganisasian ketahanan pangan,
persoalan yang terjadi di masyarakat dan
pelaksanaan ketahanan pangan, dan
mengungkap makna yang terkandung di
pengawasan ketahanan pangan. Berikut
dalamnya. Fenomenologi berupaya
adalah uraian hasil manajemen
mengungkapkan dan memahami realitas
ketahanan pangan yang telah dilakukan
penelitian berdasarkan perspektif subjek
pada penelitian ini:
penelitian. Selanjutnya, data penelitian
akan diolah dan dianalisis lebih lanjut Perencanaan ketahanan pangan
Untuk menghadapi tantangan
dengan berdasarkan teori-teori yang
ketahanan pangan di tengah pandemi
dipelajari dan dijadikan sebagai bahan
Covid-19 ini, Dinas Ketahanan Pangan
pembahasan sehingga dapat
dan Peternakan Prov. Sumut tengah
menghasilkan suatu kesimpulan yang
melakukan gerakan diversifikasi pangan
diharapkan dapat menjadi masukan dan
lokal. Gerakan diversifikasi pangan lokal
referensi bagi pemerintah untuk
merupakan salah satu strategi dalam
membuat suatu langkah strategis dan
mendukung ketahanan pangan.
kebijakan untuk menjamin terpenuhinya
Diversifikasi pangan berarti konsumsi
kebutuhan pangan bagi rakyat, serta
pangan masyarakat tidak hanya
dapat menjadi masukan bagi pemerintah
bergantung pada pangan pokok beras,
untuk dapat melakukan manajemen
tetapi juga pangan lokal seperti jagung
ketahanan pangan dengan baik di era

66 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


dan ubi yang dapat menjadi bahan provinsi di bidang ketersediaan dan
pangan pengganti beras. distribusi pangan, konsumsi dan
Perencanaan program diversifikasi keamanan pangan, peternakan dan
karbohidrat pengganti beras tahun 2020- kesehatan hewan, serta tugas
2024, yaitu dengan target konsumsi pembantuan. Dinas Ketahanan Pangan
beras di tahun 2024 turun menjadi 85 dan Peternakan Sumatera Utara juga
kg/kap/tahun dan meningkatkan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
konsumsi pangan lokal seperti ubi kayu, 1) Perumusan kebijakan teknis di
jagung, kentang, talas, sagu, dan pisang bidang ketersediaan dan distribusi
sebagai sumber karbohidrat. pangan, konsumsi dan keamanan
Perencanaan kegiatan yang pangan, peternakan dan kesehatan
dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan hewan.
dan Peternakan Prov. Sumut dalam 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
mendukung ketahanan pangan, yaitu: ketersediaan dan distribusi pangan,
1) Pengembangan Koorporasi Usaha konsumsi dan keamanan pangan,
Tani peternakan dan kesehatan hewan.
2) Pemberdayaan Masyarakat Miskin 3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
melalui Program Aksi Gerakan di bidang ketersediaan dan distribusi
Masyarakat Mandiri Pangan (Gema pangan, konsumsi dan keamanan
Pangan) pangan, peternakan dan kesehatan
3) Pengembangan Lumbung Pangan hewan.
Masyarakat 4) Pelaksanaan administrasi di bidang
4) Pemberdayaan dan Penanganan ketersediaan dan distribusi pangan,
Daerah Rawan Pangan/Miskin konsumsi dan keamanan pangan,
(PDRP) peternakan dan kesehatan hewan.
5) Percepatan Penganekaragaman 5) Pelaksanaan tugas lain yang
Konsumsi Pangan (P2KP) diberikan oleh Gubernur, sesuai
Pengorganisasian ketahanan pangan dengan tugas dan fungsinya.
Dinas Ketahanan Pangan dan
Pengorganisasian ketahanan
Peternakan Sumatera Utara memiliki
pangan dilakukan dengan cara
tugas pokok dalam melaksanakan urusan
pemerintah dan masyarakat bersama-
pemerintahan daerah atau kewenangan
sama dalam peningkatan produksi dan

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 67
konsumsi pangan lokal dalam rendah. Kabupaten- kabupaten di
mendukung ketahanan dan kemandirian Sumatera Utara yang termasuk
pangan, di mana Dinas Ketahanan dalam kelompok rawan pangan,
Pangan dan Peternakan Sumatera Utara yaitu Nias, Nias Selatan, Nias Barat,
memiliki tugas pokok dalam Nias Selatan, Nias Utara, dan Padang
melaksanakan urusan pemerintahan Lawas Utara. Cadangan pangan yang
daerah atau kewenangan provinsi di sedikit mengakibatkan daerah
bidang ketersediaan dan distribusi tersebut menjadi rawan pangan.
pangan, serta konsumsi dan keamanan Daerah- daerah tersebut
pangan. Sedangkan Perum Bulog Kantor mengandalkan pangan lokal pisang
Wilayah Sumut menjadi perusahaan sebagai makanan pokok. Akan
pangan yang unggul dan terpercaya tetapi, akibat kurangnya variasi
dalam mendukung terwujudnya asupan pangan dan gizi
kedaulatan pangan. mengakibatkan terjadinya stunting
Beberapa daerah yang ada di dan banyak balita yang mengalami
Sumatera Utara masih mengalami gizi buruk.
kerawanan pangan, yaitu kondisi dimana 2) Kerawanan pangan transien
tidak tersedianya bahan pangan. Kerawanan pangan transien dibagi
Kerawanan pangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) Berulang
menjadi dua, yaitu: (cyclical), dimana terdapat suatu
1) Kerawanan pangan secara kronis pola yang berulang terhadap kondisi
(bersifat menahun) rawan pangan, misalnya ”musim
Kelompok rawan pangan paceklik” yang terjadi pada periode
dibagi menjadi 3 Prioritas, yaitu sebelum panen, dan (2) Temporal
Prioritas 1 adalah tingkat kerentanan (temporary), yang merupakan hasil
terhadap kerawanan pangan dan dari suatu gangguan mendadak dari
gizi kategori tinggi, Prioritas 2 adalah luar pada jangka pendek seperti
tingkat kerentanan terhadap terjadinya bencana alam seperti
kerawanan pangan dan gizi kategori gempa, tsunami, banjir, serta adanya
sedang, dan Prioritas 3 adalah pandemi covid-19 seperti yang
tingkat kerentanan terhadap terjadi saat ini.
kerawanan pangan dan gizi kategori

68 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


Perum Bulog Kantor Wilayah terpenuhinya kebutuhan pokok
Sumut memiliki kapasitas gudang untuk masyarakat. Hal tersebut dapat terlihat
penyimpanan beras yaitu sebanyak dari adanya program pemberian bantuan
119.750 ton. Jumlah kapasitas gudang beras dan juga dilakukannya operasi
yang dapat digunakan, yaitu sebesar pasar dalam menjamin stabilisasi harga
84.750 ton. Jumlah gudang yang dimiliki kebutuhan pokok konsumen.
tersebut hanya dapat menyimpan beras Upaya dalam meningkatkan
saja yang diperoleh dari dalam negeri, ketahanan pangan dan gizi, sangat
karena ketika ada beras hasil impor maka penting untuk mengetahui siapa, berapa
jumlah gudang yang dimiliki tidak dapat banyak, dimana mereka berada dan
menampung seluruh beras dari hasil mengapa rumah tangga rentan terhadap
impor tersebut. Oleh sebab itu, Perum kerawanan pangan dan gizi. Oleh sebab
Bulog melakukan penyewaan gudang itu, Dinas Ketahanan Pangan dan
agar dapat menampung seluruh beras Peternakan Prov. Sumut melakukan
tersebut. penyusunan peta ketahanan dan
Pelaksanaan ketahanan pangan kerentanan pangan (Food Security and
dapat dilakukan dengan cara Vulnerability Atlas/ FSVA). FSVA
peningkatan ketersediaan bahan pangan berfungsi untuk menggambarkan
sumber karbohidrat non beras, visualisasi geografis dari hasil analisa
pengembangan teknologi dalam data kerentanan terhadap kerawanan
menghasilkan pangan berbasis sumber pangan.
daya lokal, dan pengembangan gerai Kendala yang Dihadapi dari Program
Diversifikasi Pangan di Sumatera Utara
atau outlet yang menjual pangan
Beras adalah makanan pokok bagi
berbahan baku pangan lokal dengan
sebagian besar masyarakat Provinsi
penampilan yang lebih menarik dan
Sumatera Utara. Minat masyarakat
harga yang terjangkau.
dalam konsumsi makanan pokok selain
Pengawasan ketahanan pangan
beras masih rendah. Belum adanya
Perum Bulog Kanwil Sumut akan
teknologi pengolahan pangan yang baik
selalu melakukan pengawasan dalam
di Sumatera Utara, menyebabkan
menjaga kualitas dan kuantitas dari
pangan lokal yang ada hanya langsung
beras. Selain itu, Perum Bulog Kanwil
dikonsumsi tanpa ada pengolahan
Sumut juga akan selalu menjamin

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 69
menjadi pangan turunan seperti tepung pemberantasan monopoli perdagangan
atau pun pembuatan beras analog. yang sangat merugikan para petani.
Pangan lokal seperti ubi biasanya hanya Adanya perubahan minat masyarakat
diolah dengan digoreng, direbus, atau dalam konsumsi pangan lokal dapat
dikukus saja sehingga minat masyarakat menguntungkan para petani dimana
untuk mengkonsumsi pangan lokal ubi harga pangan lokal dapat lebih baik
tersebut sangat rendah, masyarakat dibandingkan saat ini.
akan lebih memilih untuk mengkonsumsi Kendala yang dihadapi juga dapat
nasi dibandingkan dengan ubi. dilihat dari segi masyarakat. Masyarakat
Strategi yang dapat dilakukan di Sumatera Utara masih mengandalkan
dalam melakukan diversifikasi pangan beras sebagai makanan pokok sumber
lokal, yaitu dengan cara: karbohidrat. Mereka menganggap
1) Strategi digitalisasi dan inovasi bahwa jika tidak makan nasi sama halnya
produksi dengan belum makan. Nasi merupakan
2) Strategi nilai tambah produk makanan utama yang harus tersedia
3) Strategi segmen pasar dalam menu makanan mereka.
4) Strategi distribusi: digitalisasi dan Adanya pengolahan pangan lokal
komunitas menjadi produk seperti beras analog
5) Strategi literasi dapat meningkatkan konsumsi pangan
Kendala yang dihadapi dapat lokal. Masyarakat masih banyak yang
dilihat dari segi para petani, di mana para mengkonsumsi beras dibandingkan
petani mengharapkan adanya bantuan pangan lokal yang lain, dikarenakan
dari pemerintah agar dapat membantu proses pengolahan beras yang lebih
mengatasi masalah pertanian, salah mudah dan lebih enak untuk dikonsumsi
satunya yaitu permasalahan tidak adanya serta dapat lebih membuat kenyang. Hal
irigasi yang sangat menyulitkan para tersebut yang menjadikan beras masih
petani, dimana mereka hanya terus diminati dan menjadi makanan
mengandalkan air hujan untuk pokok dibandingkan dengan pangan
penyiraman pertanian mereka. Selain itu, lokal lainnya.
penetapan harga hasil panen yang lebih Kendala yang dihadapi dari
baik sehingga tidak merugikan para program diversifikasi pangan di
petani, di mana perlu adanya Sumatera Utara yaitu pertumbuhan luas

70 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


panen yang sangat terbatas karena laju Pembahasan
Manajemen Ketahanan Pangan dalam
perluasan lahan pertanian baru sangat
Memenuhi Kebutuhan Pangan Rakyat
rendah, di mana banyak terjadi konversi Ketahanan pangan dilaksanakan
lahan pertanian ke nonpertanian yang sebagai upaya dalam meningkatkan
sulit dikendalikan, kemudian adanya pertumbuhan ekonomi dan penurunan
degradasi sumber daya air dan kinerja kemiskinan sebagai perwujudan
irigasi, serta turunnya tingkat kesuburan pembangunan sosial, budaya, dan
fisik dan kimia lahan pertanian, serta ekonomi sebagai bagian pembangunan
adanya gejala stagnan dalam secara keseluruhan. Ketahanan pangan
pertumbuhan produktivitas pangan. memiliki 3 komponen utama, yaitu:
Selain itu, jumlah produksi pangan 1) Ketersediaan Pangan
lokal yang tidak sebanyak beras Ketersediaan pangan merupakan
mengakibatkan jumlah masyarakat yang kemampuan masyarakat dalam
mengkonsumsi beras masih tinggi. Hal menyediakan pangan bagi
tersebut dikarenakan para petani yang kebutuhannya sehari- hari.
lebih suka menanam beras dibandingkan Ketersediaan pangan yang cukup di
ubi dan jagung, karena harga jual beras tingkat nasional atau wilayah
lebih tinggi dibandingkan pangan lokal merupakan unsur penting dalam
sehingga dapat lebih menguntungkan membangun ketahanan pangan dan
para petani. Di sisi lain, tingkat gizi. Akan tetapi, ketersediaan pangan
ketergantungan masyarakat terhadap yang cukup di tingkat nasional dan
konsumsi beras masih sangat tinggi, provinsi tidak menjamin ketahanan
karena adanya anggapan masyarakat pangan di tingkat rumah tangga atau
bahwa beras lebih mudah untuk individu. Pangan dapat tersedia
disimpan dan memiliki rasa yang enak. secara fisik namun ada sebagian
Kendala lainnya karena produk pangan rumah tangga yang tidak dapat
lokal di pasaran yang masih dalam mengakses kebutuhan pangan
bentuk belum siap olah sehingga mereka yang dapat disebabkan
membuat masyarakat kurang karena tidak didapatnya distribusi
menyukainya. pangan yang cukup, baik dari segi
jumlah maupun keragamannya.

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 71
2) Akses Pangan bakar selama proses pengolahannya.
Akses pangan merupakan Kondisi higienis, budaya, atau pun
kemampuan rumah tangga dalam kebiasaan pemberian pangan perlu
mengakses dan memperoleh pangan diperhatikan terutama pada individu
yang cukup, baik itu berasal dari yang memerlukan jenis pangan
produksi sendiri, pembelian, barter, khusus dan kebutuhan masing-masing
pinjaman, hadiah, dan bantuan individu.
pangan dari kombinasi diantara Berikut adalah uraian hasil
kelimanya. Keterediaan pangan di manajemen ketahanan pangan yang
suatu daerah sudah tercukupi tetapi telah dilakukan pada penelitian ini:
tidak menjamin semua rumah tangga Perencanaan ketahanan pangan
Negara memiliki kewajiban untuk
memiliki kemampuan dalam
menjamin ketersediaan pangan dalam
mengakses pangan tersebut. Akses
jumlah yang cukup dan juga terjamin
pangan mengau kepada kemampuan
mutunya bagi setiap warga negaranya.
dalam membeli kebutuhan pangan.
Hal tersebut dikarenakan setiap warga
Kasus penyebab terjadinya kelaparan
negara memiliki hak atas pangan untuk
atau pun kekurangan gizi seringkali
keberlangsungan hidupnya. Penyediaan
bukan disebabkan karena kelangkaan
pangan oleh negara harus diupayakan
pangan, namun karena
dan terus ditingkatkan melalui produksi
ketidakmampuan dalam mengakses
pangan dalam negeri, dimana produksi
pangan karena faktor kemiskinan.
ini harus mengalami peningkatan dari
3) Pemanfaatan Pangan
tahun ke tahun seiring dengan
Pemanfaatan pangan merujuk kepada
bertambahnya jumlah penduduk.
penggunaan pangan oleh rumah
Hal tersebut sesuai dengan
tangga, dan kemampuan individu
penelitian Handewi Purwati Saliem dkk.
dalam menyerap dan metabolisme zat
(2005), yang menyatakan bahwa
gizi yang diperoleh dari pangan yang
pemantapan ketahanan pangan
dikonsumsi. Pemanfaatan pangan
merupakan prioritas utama dalam
tidak hanya meliputi cara
pembangunan suatu negara. Hal itu
penyimpanan, pengolahan, dan
dikarenakan pangan merupakan
penyiapan pangan, tetapi juga
kebutuhan yang paling dasar bagi
termasuk penggunaan air dan bahan

72 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


sumber daya manusia suatu bangsa. dan Peternakan Prov. Sumut dalam
Oleh karena itu, program ketahanan mendukung ketahanan pangan, yaitu:
pangan perlu dijadikan sebagai salah 1) Pengembangan Koorporasi Usaha
satu fokus utama dalam kebijaksanaan Tani
operasional pembangunan pertanian. Kegiatan ini merupakan kegiatan
Perum Bulog Pusat telah yang membantu masyarakat dalam
meluncurkan produk pangan baru mengembangkan UKM yang
berupa beras singkong. Produk beras terdapat di kabupaten atau kota.
singkong tersebut diberi nama Besita Salah satu bentuk bantuan yang
atau Beras Singkong Petani. Hal tersebut dilakukan yaitu di Kabupaten
dapat memacu Perum Bulog Kantor Samosir, dengan memberikan
Wilayah lainnya, khususnya di Sumatera bantuan dalam bentuk bibit kentang
Utara ini untuk ikut dalam dan ubi jalar, pupuk serta alat yang
mengembangkan produk beras dari digunakan untuk UKM Samosir.
bahan pangan lokal singkong. Produk yang mereka hasilkan berupa
Adanya produk pangan baru keripik kentang dan keripik ubi jalar.
tersebut yang berasal dari bahan baku Selain itu, kegiatan lain yang
pangan lokal dapat meningkatkan dilakukan yaitu dengan melakukan
produksi dan konsumsi masyarakat pertemuan dan saling bertukar
terhadap pangan lokal. Pangan beras pengetahuan antar UKM yang ada di
singkong ini diharapkan dapat menarik Sumatera Utara.
minat masyarakat untuk 2) Pemberdayaan Masyarakat Miskin
mengkonsumsinya dan mulai beralih dari melalui Program Aksi Gerakan
beras ke beras singkong, di mana hal Masyarakat Mandiri Pangan (Gema
tersebut dapat mendukung program Pangan)
diversifikasi pangan dan dapat Kegiatan ini dilakukan dengan cara
menurunkan impor beras dalam pemberian bantuan yang dapat
pemenuhan kebutuhan beras meningkatkan pola konsumsi
masyarakat. pangan masyarakat. Pemberian
Perencanaan kegiatan yang bantuan tersebut dalam bentuk
dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan pemanfaatan lahan pekarangan.
Jenis bantuan yang diberikan kepada

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 73
masyarakat dalam bentuk ternak, suatu kawasan yang terhimpun
yaitu ayam, kambing, dan babi. dalam suatu kelompok masyarakat
3) Pengembangan Lumbung Pangan yang diberdayakan untuk
Masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai sumber pangan dan gizi
melakukan pemberdayaan lumbung keluarga. Bantuan yang diberikan
pangan melalui kegiatan yang berupa bibit sayuran dan hewan
dikelola oleh kelompok masyarakat ternak seperti ayam dan itik, serta
untuk dapat dimanfaatkan terutama benih ikan lele. Pemberian bantuan
pada masa sulit, seperti terjadinya tersebut bertujuan untuk
gagal panen, paceklik, dan bencana meningkatkan pola konsumsi tiap
alam. keluarga dalam penganekaragaman
4) Pemberdayaan dan Penanganan makanan dan pemenuhan gizi
Daerah Rawan Pangan/Miskin pangan, serta dapat memenuhi
(PDRP) kebutuhan keluarga tanpa harus
Dinas Ketahanan Pangan dan membeli.
Peternakan melaksanakan kegiatan Pengorganisasian ketahanan pangan
Urusan pangan mempunyai peran
pemberdayaan dan penanganan
strategis dalam pembangunan daerah
desa rawan pangan/miskin melalui
karena: (1) akses terhadap
beberapa kegiatan diantaranya,
pangan dengan gizi yang cukup
yaitu gerakan masyarakat mandiri
merupakan hak paling mendasar
pangan, pengembangan akses
bagi manusia; (2) kualitas pangan dan
pangan, penanganan daerah rawan
gizi yang dikonsumsi merupakan unsur
pangan transien dan kronis, dan
penting dalam pembentukan sumber
penanggulangan gizi buruk.
daya manusia yang berkualitas; dan (3)
5) Percepatan Penganekaragaman
ketahanan pangan merupakan salah satu
Konsumsi Pangan (P2KP)
pilar utama yang menopang ketahanan
Percepatan penganekaragaman
nasional yang berkelanjutan.
konsumsi pangan (P2KP) dilakukan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
melalui kegiatan Kawasan Rumah
Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan
Pangan Lestari (KRPL). Kawasan
Pangan dan Gizi, Pemerintah
Rumah Pangan Lestari merupakan

74 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


Kabupaten/Kota dan/atau Pemerintah terwujudnya ketahanan pangan. Adanya
Desa melaksanakan kebijakan dan pengolahan pangan dari pangan lokal
bertanggung jawab dapat terus meningkatkan jumlah
terhadap penyelenggaraan ketahanan produksi pangan lokal. Pengolahan
pangan diwilayahnya masing-masing, pangan lokal tersebut juga dapat
dengan memperhatikan pedoman, meningkatkan minat masyarakat untuk
norma, standar, dan kriteria yang mengkonsumsi dan mulai beralih dari
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. konsumsi beras menjadi konsumsi
Pemerintah Kabupaten/Kota dan/atau pangan lokal sebagai makanan pokok.
Pemerintah Desa mendorong Pelaksanaan ketahanan pangan
Ketersediaan pangan di tingkat
keikutsertaan masyarakat dalam
nasional dan regional tidak menjamin
penyelenggaraan ketahanan pangan.
adanya ketahanan pangan di tingkat
Oleh karena itu, pemerintah dan
rumah tangga atau individu. Hal ini
masyarakat bersama-sama mempunyai
sesuai dengan penelitian Handewi
kewajiban untuk membangun ketahanan
Purwati Saliem dkk. (2005), yang
pangan.
menyatakan bahwa di samping adanya
Perum Bulog Kanwil Sumut harus
ketersediaan pangan, ketahanan pangan
berperan serta dalam mengenalkan
rumah tangga/individu sangat
bahan pangan non beras sebagai sumber
ditentukan juga oleh akses untuk
makanan karbohidrat. Hal tersebut
mendapatkan pangan tersebut. Dalam
bertujuan untuk mengurangi
hal ini tingkat pendapatan dan daya beli
ketergantungan masyarakat terhdap
merupakan faktor penentu akses rumah
beras dan juga untuk meningkatkan
tangga terhadap pangan. Selain itu, di
konsumsi pangan lokal yang dapat
tingkat pengambil kebijakan, kejadian
mendukung kebutuhan pangan
rawan pangan antara lain terkait dengan
masyarakat.
masalah kebijakan stabilitas harga
Perum Bulog Kanwil Sumut harus
pangan dan manajemen cadangan atau
dapat memposisikan diri sebagai
stok pangan.
promotor dan fasilitator produk dan
Kondisi suatu desa belum dapat
hasil olahan pangan lokal seperti umbi-
dikatakan mandiri pangan apabila masih
umbian dan jagung untuk mendukung
terdapat masalah ketahanan pangan
program diversifikasi pangan agar

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 75
yang tercermin dari belum adanya dengan adanya pemanfaatan pangan
peningkatan pendapatan dan lokal.
kesejahteraan. Pada rumah tangga Adanya ketergantungan konsumsi
miskin, pengeluaran pangan akan lebih pangan pokok beras dapat menimbulkan
besar dari pada pengeluaran non pangan permasalahan ketahanan pangan
sehingga dapat berpengaruh pada nasional. Ketergantungan pangan beras
pemenuhan gizi dalam penentuan dapat dikurangi dengan
ketahanan pangan rumah tangga. dikembangkannya diversifikasi pangan
Pemenuhan gizi yang didapat dari sebagai upaya alternatif sekaligus
pangan yang dikonsumsi dapat peningkatan pola pangan yang
menentukan tingkat konsumsi. Semakin memenuhi kecukupan nutrisi dan mutu
tinggi nilai gizi pangan yang dilihat dari gizi (Elizabeth, 2011). Diversifikasi pangan
energi yang dikonsumsi, maka tingkat dapat dilakukan dengan adanya
konsumsi energi juga akan meningkat pemanfaatan pangan lokal sebagai
(Arida dkk., 2015). varian makanan pengganti beras. Di
Kondisi masyarakat di beberapa Sumatera Utara produksi pangan lokal
daerah di Sumatera Utara masih banyak seperti ubi dan jagung cukup besar,
yang mengalami stunting dan gizi buruk sehingga perlu diikuti dengan
yang terjadi pada balita. Hal tersebut peningkatan minat masyarakat dalam
diakibatkan karena kurangnya variasi konsumsi pangan lokal. Peningkatan
asupan pangan dan gizi. Padahal kondisi minat masyarakat dalam konsumsi
masyarakat yang masih mengalami pangan lokal ini dapat dilakukan dengan
stunting tersebut dapat mengganggu adanya pengolahan pangan lokal
pertahanan negara. Oleh sebab itu, perlu tersebut menjadi produk makanan lain,
adanya kekuatan dari dalam dengan misalnya menjadi produk beras.
adanya pelibatan seluruh warga negara, Perum Bulog Pusat telah
wilayah, dan sumber daya nasional menghasilkan produk beras dari
lainnya dalam mendukung pertahanan singkong yang diberi nama Beras Besita.
negara, yang dapat diwujudkan melalui Adanya peluncuran beras singkong
kemandirian pangan agar ketahanan tersebut diharapkan dapat memfasilitasi
pangan dapat tercapai. Peningkatan pemasaran produk dan hasil olahan
ketahanan pangan ini dapat dilakukan singkong petani, sehingga dapat

76 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


membantu mensejahterahkan para perseorangan. Pengembangan
petani. Hal tersebut dapat menjadi suatu penganekaragaman konsumsi pangan
pemicu bagi Perum Bulog Kanwil Sumut terus dilakukan untuk memperbaiki
untuk ikut dalam pembuatan produk konsumsi pangan masyarakat baik dari
beras singkong. Pembuatan beras segi jumlah maupun mutu dan
singkong dapat menjadi suatu langkah keseimbangan gizinya.
dalam melancarkan program diversifikasi Jumlah penduduk yang semakin
pangan yang dapat mendukung meningkat dari tahun ke tahun
ketahanan pangan. mengakibatkan kebutuhan pangan juga
Oleh sebab itu, Perum Bulog semakin meningkat. Produksi pangan
Kanwil Sumut harus mulai selain beras harus terus ditingkatkan
mempersiapkan gudangnya dan juga untuk mendukung kebutuhan pangan
mulai fokus pada penyediaan pangan masyarakat. Pangan lokal seperti umbi-
lokal. Selain berfokus pada penyiapan umbian dapat berpotensi menjadi
gudang dan penyediaan pangan lokal, pangan pokok sumber karbohidrat. Oleh
juga harus mulai mempersiapkan sebab itu, produksi pangan lokal dan
teknologi dalam mengolah pangan lokal pengolahan pangan lokal harus terus
menjadi produk olahan seperti beras ditingkatkan dalam mendukung
singkong. Perum Bulog Kanwil Sumut ketahanan pangan.
perlu menjalin kerja sama dengan Badan Terjaganya ketahanan pangan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi dapat dilihat dari tiga pilar, yaitu
(BPPT) Sumut dalam pengolahan produk ketersediaan pangan, akses pangan, dan
beras dari bahan baku singkong. pemanfaatan pangan. Ketersediaan
Pengawasan ketahanan pangan pangan dilihat dari kondisi tersedianya
Pangan merupakan kebutuhan
pangan dari hasil produksi dalam negeri,
pokok manusia yang harus selalu dapat
cadangan pangan, serta pemasukan
terpenuhi dalam jumlah yang cukup,
pangan, termasuk didalamnya bantuan
dengan mutu yang layak, aman
pangan, apabila kedua sumber utama
dikonsumsi, dan dengan harga yang
tidak dapat memenuhi kebutuhan. Akses
terjangkau oleh masyarakat. Kebutuhan
pangan berhubungan dengan
pangan bagi masyarakat harus dapat
kemampuan rumah tangga untuk
terpenuhi sampai dengan tingkat
memperoleh cukup pangan, baik yang

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 77
berasal dari produksi sendiri, stok, 1) Strategi digitalisasi dan inovasi
pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan produksi
bantuan pangan. Usaha tani dan agroindustri pangan
Pilar ketiga dari ketahanan pangan lokal harus disentuh dengan
adalah pemanfaatan pangan. teknologi 4.0 serta memiliki daya
Pemanfaatan pangan meliputi: (a) tarik bagi generasi digital. Selain itu,
pemanfaatan pangan yang bisa diakses perlu diintegrasikan dengan
oleh rumah tangga dan (b) kemampuan komunitas, edukasi, dan pariwisata
individu untuk menyerap zat gizi, yaitu 2) Strategi nilai tambah produk
pemanfaatan makanan secara efisien Pangan lokal harus ditingkatkan nilai
oleh tubuh. Pemanfaatan pangan oleh tambahnya, perlu adanya
rumah tangga tergantung pada: (i) penambahan kreasi olahan pangan
fasilitas penyimpanan dan pengolahan lokal, inovasi baru terhadap olahan
makanan yang dimiliki oleh rumah pangan lokal, dan penggunaan
tangga; (ii) pengetahuan dan praktek teknologi dalam pembuatan olahan
yang berhubungan dengan penyiapan pangan lokal.
makanan, pemberian makanan untuk 3) Strategi segmen pasar
balita dan anggota keluarga lainnya yang Pasar pangan lokal harus dapat
sedang sakit atau sudah tua; (iii) membus berbagai pasar, baik itu
distribusi makanan dalam keluarga; dan pasar tradisonal, pasar modern,
(iv) kondisi kesehatan masing-masing pasar industri (pangan, pakan,
individu yang mungkin menurun karena bioenergi), dan juga dilakukannya
penyakit, kebersihan, air dan sanitasi ekspor. Hal tersebut dapat
yang buruk dan kurangnya akses ke menguntungkan petani, karena
fasilitas kesehatan dan pelayanan dapat meningkatkan harga jual hasil
kesehatan. panen para petani.
Kendala yang Dihadapi dari Program 4) Strategi distribusi: digitalisasi dan
Diversifikasi Pangan di Sumatera Utara
komunitas
Strategi yang dapat dilakukan
Pangan lokal segar, olahan, dan
dalam menghadapi kendala dari program
fungsional harus mudah untuk
diversifikasi pangan lokal, yaitu dengan
diakses oleh masyarakat, baik secara
cara:
fisik ataupun virtual. Hal tersebut

78 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


penting untuk meminimalisir dan dapat dijadikan sebagai bahan baku
terjadinya monopoli, sehingga dalam pembuatan makanan.
jaringan distribusinya harus berbasis Selain itu, adanya perkembangan
komunitas masyarakat. teknologi pangan diharapkan dapat
5) Strategi literasi mendukung upaya diversifikasi pangan,
Literasi, promosi, internalisasi, dan yaitu dengan cara mengolah pangan
branding harus dilakukan oleh lokal sumber karbohidrat menjadi
semua pihak baik dalam bentuk fisik produk yang dapat diterima oleh
maupun virtual, melalui beragam masyarakat. Salah satu bentuk olahan
media, dan juga melalui komunitas dari bahan pangan lokal, yaitu
yang terdapat dalam masyarakat. pembuatan beras analog. Beras analog
Krisis pangan yang dihadapi memiliki karakteristik bentuk dan rasa
Indonesia saat ini akan kian masif jika yang menyerupai beras dan cara
terus mengandalkan impor kebutuhan masaknya sama seperti beras biasanya,
pangan tanpa memperhatikan dan sehingga diharapkan pengolahan
menggenjot produksi pangan lokal. pangan lokal menjadi beras analog dapat
Diversifikasi pangan dengan lebih diterima masyarakat dan konsumsi
memanfaatkan sumber daya pangan pangan lokal dapat semakin meningkat.
lokal merupakan salah satu kebijakan Beras analog merupakan tiruan dari
dalam pembangunan pangan agar beras yang terbuat bahan-bahan seperti
ketahanan pangan dapat tercapai. umbi-umbian dan serealia yang bentuk
Masyarakat diharapkan tidak hanya maupun komposisi gizinya mirip seperti
bergantung pada satu pangan pokok beras. Khusus untuk komposisi gizinya,
beras sebagai sumber karbohidrat, beras analog bahkan dapat melebihi apa
tetapi juga dapat melihat dan yang terkandung pada beras (Mamuaja
mengkonsumsi pangan lokal yang dapat dan Lamaega, 2015). Beras analog
berpotensi menjadi pangan pokok merupakan salah satu bentuk solusi yang
sumber karbohidrat. Oleh sebab itu, dapat dikembangkan dalam mengatasi
strategi dan upaya yang dilakukan salah permasalahan ini baik dalam hal
satunya adalah dengan mengolah penggunaan sumber pangan baru
pangan lokal menjadi bentuk pangan ataupun untuk penganekaragaman
turunan seperti dalam bentuk tepung pangan, bahkan beras analog memiliki

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 79
kandungan gizi yang lebih baik pemerintah terhadap harga jual hasil
dibandingkan beras. panen yang layak.
Permasalahan ketahanan pangan Kearifan lokal masyarakat
tidak lepas dari pentingnya peran para merupakan salah satu cara dalam
petani. Petani sangat berperan penting mewujudkan ketahanan pangan. Untuk
dalam pemenuhan pangan bagi mewujudkan ketahanan pangan, maka
masyarakat. Akan tetapi, para petani masyarakat harus memperkuat kearifan
sering tidak begitu diperhatikan, di mana lokal sesuai dengan kondisi sosial budaya
dapat kita lihat dari infrastruktur daerahnya. Hal tersebut dikarenakan
pertanian yang masih belum baik, dalam perwujudan ketahanan pangan
adanya permasalahan irigasi sehingga nasional berawal dari ketahanan pangan
sering menyebabkan para petani daerah, dan ketahanan pangan daerah
kesulitan dalam penyediaan air untuk berawal dari kearifan lokal. Tradisi yang
tanamannya. Selain itu, teknologi paska dimiliki oleh setiap daerah yang
panen yang kurang, di mana para petani merupakan landasan berperilaku
hanya mengandalkan rumah mereka masyarakat sehari-hari terutama dalam
yang seadanya dalam penyimpanan hasil hal pengelolaan pangan, dapat menjaga
panen mereka. Di sisi lain, lahan-lahan ketersediaan pangan masyarakat dan
pertanian terus menyusut akibat dapat mendukung ketahanan pangan.
terjadinya pengalihan fungsi menjadi Kemandirian pangan dapat
perumahan dan industri. mendukung pertahanan negara. Hal
Petani yang masih terus berfokus tersebut dikarenakan suatu negara yang
pada penanaman padi dibandingkan mandiri pangan, atau dapat memenuhi
dengan produk pangan lokal lainnya kebutuhan pangannya sendiri, dapat
dikarenakan harga jual beras yang jauh mencegah terjadinya kekurangan
lebih tinggi dibandingkan pangan lokal pasokan pangan yang dapat
lainnya. Oleh sebab itu, seluruh elemen mengganggu keberlangsungan hidup
masyarakat harus dapat terlibat, di mana suatu negara. Kemandirian pangan dapat
perlu adanya peningkatan minat diwujudkan dengan adanya
konsumsi masyarakat terhadap pangan pemanfaatan pangan lokal.
lokal dan adanya penjaminan dari Makanan pokok masyarakat di
Sumatera Utara adalah beras.

80 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


Konsumsi beras sebagai makanan pokok pangan melalui program diversifikasi
masih sangat tinggi. Padahal di Sumatera pangan di Sumatera Utara dalam rangka
Utara produksi pangan lokal seperti ubi mendukung pertahanan negara.
dan jagung cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dan
Ketergantungan masyarakat terhadap pembahasan yang telah diuraikan, maka
beras menyebabkan semakin rendahnya dapat disimpulkan bahwa:
konsumsi pangan lokal dan semakin a. Manajemen ketahanan pangan
meningkatnya konsumsi beras, serta Pemda Sumatera Utara dalam
mengakibatkan meningkatnya memenuhi kebutuhan pangan rakyat
ketergantungan terhadap impor beras. terdiri dari 4 fungsi, yaitu
Oleh sebab itu, perlu adanya perubahan perencanaan ketahanan pangan,
pola pangan pokok dari konsumsi beras pengorganisasian ketahanan pangan,
menjadi konsumsi umbi-umbian atau pun pelaksanaan ketahanan pangan, dan
jagung. pengawasan ketahanan pangan.
Tingkat produksi dan konsumsi Perencanaan ketahanan pangan
masyarakat yang tinggi terhadap pangan dapat dilakukan dengan cara
lokal dapat mendukung ketahanan pengolahan pangan lokal dalam
pangan. Upaya diversifikasi pangan peningkatan minat masyarakat dalam
dengan pemanfaatan pangan lokal dapat konsumsi pangan lokal,
mengurangi ketergantungan masyarakat pengembangan korporasi usaha tani,
terhadap konsumsi beras sehingga dapat pemberdayaan masyarakat miskin
menurunkan impor beras. Hal tersebut melalui program aksi Gerakan
dapat mendukung terjadinya Masyarakat Mandiri Pangan (Gema
kemandirian pangan, di mana produksi Pangan), pengembangan lumbung
pangan yang beraneka ragam dapat pangan masyarakat, Pemberdayaan
diperoleh dari dalam negeri dalam dan Penanganan Daerah Rawan
menjamin kebutuhan pangan sampai Pangan/Miskin (PDRP), dan
pada tingkat perseorangan. Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP).
Kesimpulan dan Rekomendasi Pengorganisasian ketahanan pangan
Pada penelitian ini telah diuraikan
dilakukan dengan cara pemerintah
mengenai manajemen ketahanan
dan masyarakat bersama-sama dalam

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 81
peningkatan produksi dan konsumsi belum siap olah membuat masyarakat
pangan lokal dalam mendukung kurang menyukainya.
ketahanan dan kemandirian pangan. Berdasarkan hasil penelitian dan
Pelaksanaan ketahanan pangan yang pembahasan, serta kesimpulan yang
dilakukan yaitu dengan peningkatan telah di uraikan di atas, maka peneliti
ketersediaan bahan pangan sumber merekomendasikan:
karbohidrat non beras, a. Perum Bulog Kanwil Sumut dapat
pengembangan teknologi dalam mulai mengembangkan produksi
menghasilkan pangan berbasis pangan beras berbasis pangan lokal,
sumber daya lokal, dan seperti beras singkong. Dinas
pengembangan gerai atau outlet yang Ketahanan Pangan dan Peternakan
menjual pangan berbahan baku Sumut dan Perum Bulog Kanwil
pangan lokal dengan penampilan Sumut harus terus terlibat untuk
yang lebih menarik dan harga yang mengedukasi masyarakat dalam
terjangkau. Pengawasan ketahanan peningkatan konsumsi pangan lokal
pangan dilakukan dengan sebagai makanan pokok sumber
penyusunan peta ketahanan dan karbohidrat.
kerentanan pangan (Food Security b. Pemerintah harus terus menguatkan
and Vulnerability Atlas/ FSVA). kebijakan diversifikasi konsumsi
b. Kendala yang dihadapi dari program pangan melalui pangan lokal agar
diversifikasi pangan di Sumatera pangan yang dikonsumsi masyarakat
Utara yaitu banyak terjadinya konversi lebih beragam dan dapat menurunkan
lahan pertanian ke nonpertanian, tingkat konsumsi beras.
permasalahan irigasi dan degradasi c. Kebutuhan pangan masyarakat dapat
sumber daya air, ketergantungan terpenuhi dengan tidak hanya dengan
masyarakat terhadap beras yang konsumsi beras sebagai sumber
masih sangat tinggi karena anggapan makanan pokok sumber karbohidrat.
masyarakat bahwa beras lebih mudah Akan tetapi, banyak pangan lokal
untuk disimpan dan memiliki rasa yang kaya sumber karbohidrat yang
yang enak, serta pangan lokal di dapat berpotensi sebagai makanan
pasaran yang masih dalam bentuk pokok masyarakat.

82 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021


d. Perkembangan industri pengolahan Kementerian Pertahanan Republik
Indonesia. (2015). Buku Putih
hasil pertanian (agroindustri) dan
Pertahanan Indonesia. Jakarta
pengembangan teknologi pengolahan
Kompas. (2020). Bulog Garap Pangan
pangan perlu ditingkatkan agar dapat Lokal. Kompas tanggal 21 Juli 2020
hal. 9.
meningkatkan daya saing produk hasil
Mamuaja, C.F. & Lamaega, J. C. E. (2015).
pengolahan pangan lokal dan dapat Pembuatan Beras Analog dari Ubi
lebih diminati oleh masyarakat. Kayu, Pisang Goroho dan Sagu.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan,
3(2), 8-14.
Daftar Pustaka Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68
Arida, A., Sofyan, & Fadhiela, K. (2015). Tahun 2002 tentang Ketahanan
Analisis Ketahanan Pangan Rumah Pangan.
Tangga berdasarkan Proporsi Rosales, G., dan Mercado, W. (2020).
Pengeluaran Pangan dan Konsumsi Effect of changes in food price on
Energi. Agrisep, 16(1), 20-34. the quinoa consumption and rural
Burgui, D. (2020). Coronavirus: How food security in Peru. Scientia
action against hunger is Agropecuaria, 11(1), 83-93.
responding to the pandemic. Saliem, H. P., Purwoto, A., Hardono, G.
Retrieved from S., Purwantini, T. B., Supriyatna, Y.,
https://www.actionagainsthunger. Marisa, Y., & Waluyo. (2005).
org/story/coronav irus-how-action- Manajemen Ketahanan Pangan Era
against-hunger- Otonomi Daerah dan Perum Bulog.
respondingpandemic. Bogor: Pusat Analisis Sosial
Elizabeth, R. (2011). Strategi Pencapaian Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Diversifikasi dan Kemandirian Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2012
Pangan: Antara Harapan dan tentang Pangan.
Kenyataan. Iptek Tanaman Pangan,
6(2), 230-242. Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2000
tentang Program Pembangunan
Nasional.

Manajemen Ketahanan Pangan Melalui Program Diversifikasi Pangan Di Sumatera Utara Dalam
Rangka Mendukung Pertahanan Negara | Maria Dyah Ayu Pitaloka, Agus Sudarya, Edy Saptono | 83

Anda mungkin juga menyukai