Anda di halaman 1dari 20

KETAHANAN PANGAN

HARTATIK
WINDY PUTRI FANDIKA
WINNA ANGGRENY
MERRY ZULNIATI
NUR INDAH NASUTION
NINA ANNISA
SILVIA O. SURBAKTI
SERTA YUNI SOLIN
GRACE VALENTINE HURA
DIKA SARASWATI
LATAR BELAKANG
 Pangan merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi agar kelangsungan
hidupnya terjamin.

 Menurut UU Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012, pangan adalah segala


sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun
tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan
lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
pembuatan makanan atau minuman
Ketahanan Pangan
 Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan dan
merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup dan melakukan aktivitas sehari-
hari .

 UU No. 18/2012 tentang Pangan. Menjelaskan bahwa Ketahanan Pangan adalah


"kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan“

 Di Indonesia, ketahanan pangan menjadi salah satu dari 11 prioritas pembangunan


nasional, seperti tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014.
 Permasalahan dan tantangan untuk mewujudkan ketahanan pangan
Indonesia bersifat multidimensi, mencakup aspek ekonomi, sosial, politik,
dan lingkungan.

 Berbagai lembaga internasional membahas secara mendalam upaya


perwujudan ketahanan pangan seperti : FAO (Food and Agriculture
Organizatio), APEC (Asia and the Pacific Economic Cooperation), dan
ASEAN.

 Di tingkat ASEAN pada pertemuan para Menteri Pertanian dan Kehutanan


di jakarta bulan Oktober 2011 telah disepakati pembentukan ASEAN Plus
Three Emergency Rice Reserve (APTERR) yang berperan mengelola
cadangan beras yang disumbangkan oleh semua negara anggota untuk
dimanfaatkan di kawasan ini apabila terjadi keadaan darurat karena
bencana alam.
Aspek dalam penilaian indeks
ketahanan pangan

 Keterjangkauan pangan

 Ketersediaan pangan,

 kualitas dan keamanan pangan,

 sumber daya.
Indeks ketahanan pangan global (Global Food
Security Index/GFSI)
KERAWANAN PANGAN

 Istilah “Rawan pangan” (food insecurity) merupakan


kondisi kebalikan dari ketahanan pangan (food
security). Istilah ini sering diperhalus dengan istilah
“terjadingan penurunan ketahanan pangan”,
meskipun pada dasarnya pengertian sama.

 Rawan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi


ketidakmampuan untuk memperoleh pangan yang
cukup dan sesuai untuk hidup sehat dan beraktivitas
dengan baik dalam jangka panjang.
tolok ukur terpenuhinya
kebutuhan pangan
 Dari sisi kuantitas jumlahnya cukup,
 Dari sisi kualitas mutunya baik, aman dikonsumsi, jenis
pangan tersedia beragam, memenuhi kecukupan gizi,
 Dari sisi keamanan pangan rohani, pangan harus tidak
bertentangan dengan kaidah agama, keyakinan dan budaya
masyarakat,
 Dari sisi keterjangkauan ekonomi, pangan tersedia merata
ke seluruh pelosok Indonesia dengan harga terjangkau oleh
seluruh komponen masyarakat
TANTANGAN TERKAIT KETAHANAN
PANGAN

Sisi supply (penawaran, pasokan)

Sisi demand (permintaan, kebutuhan)


Tantangan dari sisi supply

 Kendala sumber daya alam.


 Dampak perubahan iklim global.
 pertanian Indonesia dicirikan atau didominasi
oleh usaha tani berskala kecil.
 adanya ketidakseimbangan produksi pangan
antarwilayah.
 proporsi kehilangan hasil panen dan pemborosan
pangan masih cukup tinggi.
Tantangan dari sisi Demand

 Adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi


 Pertumbuhan ekonomi 10 tahun terakhir cukup tinggi rata-
rata di atas 5 persen per tahun.
 Pada saat ini sedang berlangsung perubahan selera
konsumsi pangan yang mulai meninggalkan pangan lokal
dan makanan tradisional.
 Persaingan permintaan atas komoditas pangan untuk
konsumsi manusia (food), pakan ternak (feed), bahan baku
energi bio (biofuel), dan bahan baku industri non-pangan
akan terus berlangsung dan semakin ketat dalam 10 tahun
ke depan.
komponen utama dalam ketahanan
pangan
 Ketersediaan
mencakup aspek produksi, cadangan serta keseimbangan antara impor dan ekspor
pangan.

 Distribusi
cara memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang baik sepanjang waktu baik
secara fisik, ekonomi, maupun sosial

 Konsumi
pemanfaatan pangan dalam pemenuhan kaidah mutu, keragaman dan keseimbangan
gizi, keamanan dan halal, serta efisiensi untuk mencegah pemborosan.
Strategi Meningkatkan ketahanan
pangan
 Diversifikasi pangan

 Penerapan IPTEK pertanian

 Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat

 Adanya mitra kerja

 Pengembangan sarana dan prasarana

 Pengendalian pertumbuhan penduduk


Diversifikasi Pangan

usaha penganekaragaman jenis pangan


untuk menghindari ketergantungan
pada satu jenis bahan pangan
Sasaran ketahanan pangan

 Tercapainya ketahanan pangan rumah tangga dan


individu
 Tercapainya swasembada pangan komoditi
 Tercapainya status gizi masyarakat yang
memadai
 Mencapai hidup sehat dan produktif.
Kebijakan pemerintah terkait
ketahanan pangan
 Untuk mendukung pencapaiannya, di Kementerian
Pertanian melaksaakan program yang disebut Empat
Sukses Pertanian, yaitu :
 pencapaian swasembada lima komoditas pangan penting,
yaitu beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi pada
tahun 2014;
 peningkatan diversifikasi pangan;
 peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor
komoditas pertanian; dan
 peningkatan kesejahteraan petani.
Strategi pemerintah dalam
meningkatkan ketahanan pangan
 Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian

 Peningkatan kemudahan dan kemampuan mengakses


pangan

 Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan


menuju gizi seimbang

 Peningkatan status gizi masyarakat

 Peningkatan mutu dan keamanan pangan


Tujuan strategi umum
pembangunan ketahanan pangan

 mengembangkan kapasitas nasional dalam peningkatan produksi


pangan secara mandiri dan berkelanjutan;
 mempromosikan diversifikasi pangan berbasis sumber daya
pangan lokal untuk mencapai pola konsumsi pangan;
 menyediakan pangan yang cukup dari sisi jumlah, keragaman,
kualitas, dan keamanan, dengan tingkat harga terjangkau daya
beli masyarakat luas, serta menjaga stabilitas harga pangan
pokok;
 menyediakan pangan bagi kelompok masyarakat miskin dan
rawan pangan melalui pendistribusian bantuan pangan atau
pangan bersubsidi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai