Anda di halaman 1dari 4

BAB I.

PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian menjadi salah satu isu yang sangat penting dewasa

ini. Pembangunan pertanian bukan semata-mata menyediakan pangan yang cukup

bagi semua warga dan bangsa. Persoalan jati diri, kehormatan dan martabat

bangsa, bahkan kedaulatan bangsa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

semua konsep pembangunan suatu bangsa. Oleh karena itu kedaulatan pangan

akhirnya menjadi suatu isu yang mengemuka bersamaan dengan munculnya

peesoalan -persoalan penyediaan pangan (Yuwono, 2011).

Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang

untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan

jika penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman

kelaparan. Ketahanan pangan merupakan ukuran kelentingan terhadap gangguan

pada masa depan atau ketiadaan suplai pangan penting akibat berbagai faktor

seperti kekeringan, gangguan perkapalan, kelangkaan bahan bakar, ketidak

stabilan ekonomi, peperangan, dan sebagainya. Penilaian ketahanan pangan dibagi

menjadi keswadayaan atau keswasembadaan perorangan (self-sufficiency) dan

ketergantungan eksternal yang membagi serangkaian faktor risiko. Meski berbagai

negara sangat menginginkan keswadayaan secara perorangan untuk menghindari

risiko kegagalan transportasi, namun hal ini sulit dicapai di negara maju karena

profesi masyarakat yang sudah sangat beragam dan tingginya biaya produksi

bahan pangan jika tidak diindustrialisasikan. Kebalikannya, keswadayaan

perorangan yang tinggi tanpa perekonomian yang memadai akan membuat suatu

negara memiliki kerawanan produksi.

World Health Organization mendefinisikan tiga komponen utama ketahanan

pangan, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan.


Ketersediaan pangan adalah kemampuan memiliki sejumlah pangan yang cukup

untuk kebutuhan dasar. Akses pangan adalah kemampuan memiliki sumber daya,

secara ekonomi maupun fisik, untuk mendapatkan bahan pangan bernutrisi.

Pemanfaatan pangan adalah kemampuan dalam memanfaatkan bahan pangan

dengan benar dan tepat secara proporsional. FAO menambahkan komponen

keempat, yaitu kestabilan dari ketiga komponen tersebut dalam kurun waktu yang

panjang

Ketahanan pangan merupakan masalah penting bagi bangsa Indonesia.

Jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan yang terus meningkat

memerlukan penyediaan pangan yang besar juga. Permasalahan utama dalam

mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia saat ini adalah berkaitan dengan

adanya fakta bahwa pertumbuhan permintaan pangan yang lebih cepat dari

pertumbuhan penyediaannya. Meningkatnya permintaan berbanding lurus dengan

meningkatnya jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli

masyarakat dan perubahan selera. Sementara itu kapasitas produksi pangan

nasional pertumbuhannya lambat bahkan stagnan disebabkan oleh adanya

sejumlah tantangan seperti perubahan iklim global, kompetisi pemanfaatan

sumberdaya lahan dan air untuk kegiatan pertanian dan non pertanian, serta

degradasi lingkungan yang menurunkan kapasitas produksi pangan nasional dan

tenaga kerja pertanian

Kedaulatan Pangan adalah konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal.

Kedaulatan pangan merupakan konsep pemenuhan hak atas pangan yang

berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, diproduksi dengan sistem pertanian

yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Artinya, kedaulatan pangan sangat


menjunjung tinggi prinsip diversifikasi pangan sesuai dengan budaya lokal yang

ada. Kedaulatan pangan juga merupakan pemenuhan hak manusia untuk

menentukan sistem pertanian dan pangannya sendiri yang lebih menekankan pada

pertanian berbasiskan keluarga yang berdasarkan pada prinsip solidaritas.

1.2 Tujuan Praktik Lapang

Adapun tujuan dari praktik lapang di Kelurahan Balla, Kecamatan Baraka,

Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan yaitu:

1. Menganalisis tingkat ketahanan pangan dengan indikator ketersediaan pangan

rumahtangga di Kelurahan Balla, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang.

2. Menganalisis tingkat ketahanan pangan dengan indikator akses pangan

rumahtangga di Kelurahan Balla, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang.

3. Menganalisis tingkat ketahanan pangan dengan indikator penyerapan pangan

rumahtangga di Kelurahan Balla, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang.

4. Menganalisis tingkat ketahanan pangan dengan indikator status gizi

rumahtangga di Kelurahan Balla, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang.

5. Menganalisis konversi energi, protein dan vitamin A dalam rumahtanggadi

Kelurahan Balla, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang.

1.3 Kegunaan Praktik Lapang

Adapun kegunaan dalam praktik lapang ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi kepada seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa

pertanian bahwa ketahanan pangan rumahtangga di Kelurahan Balla,

Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.


2. Masyarakat di Kelurahan Balla, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang,

Sulawesi Selatan, dapat memberikan informasi kepada peserta praktik dalam

penyerapan pangan dalam rumahtangga.

3. Agar pemerintah lebih memperhatikan para rumahtangga yang ada di

Kelurahan Balla, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan

sekaligus memberikan tentang bagaimana cara penyerapan pangan yang baik

sehingga masyarakat tidak rawan pangan.

Anda mungkin juga menyukai