Anda di halaman 1dari 50

1

I.  PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki potensi besar dalam

keanekaragaman sumberdaya alam yang bisa memberikan keuntungan baik secara

finansial maupun dalam menjaga keharmonisan alam. Sektor pertanian merupakan

sektor yang sangat pentingdalam pembangunan perekonomian di Indonesia.

Membangun pertanian hendaknya tidak diartikan hanya untuk

meningkatkan produksi tanaman pangan dan perkebunan saja, akan tetapi harus

meliputi semua kegiatan usaha dalam meningkatkan kesejahteraan, derajat dan

martabat kaum tani indonesia. Salah satu kegiatan usaha yang juga diperlukan

mendapatkan perhatian dalam hal ini adalah pembuatan pupuk organik.

Pertimbangan untuk pembuatan pupuk organik ini selain menguntungkan, juga

memberikan dampak positif dalam hal penyerapan tenaga kerja.

Peranan agroindistri tersebut dapat mendorong adanya strategi pemasaran

usaha untuk meningkatkan kesejahteraan petani pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya.

Bagi petani, ketersediaan sarana produksi pertanian merupakan hal yang

sangat penting dalam meningkatkan produktivitas lahan. Salah satu sarana

produksi pertanian tersebut adalah pupuk. Sebagian besar petani sudah sangat

tergantung pada pupuk buatan, karena penggunaanya praktis, reaksinya cepat,

jumlah yang digunakan jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya pun

relative murah karena disubsidi oleh pemerintah dan mudah di peroleh. Ketika

dicabut, maka petani mulai kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pupuk dan
2

mencari altenatif lain agar kebutuhannya tercukupi. Petani mulai sadar akan

dampak negatif penggunaan pupuk buatan, sehingga mereka beralih dari pertanian

konvensional ke pertanian organik.

Produksi adalah salah satu aktivitas ekonomi yang menghasilkan hasil akhir

atau output dari suatu proses yang membutuhkan beberapa masukan atau input.

Sehingga kegiatan produksi merupakan kombinasi antara beberapa masukan atau

input yang bisa disebut faktor-faktor produksi yang akan menghasilkan keluaran

atau output agar nilai guna barang atau jasa tersebut bertambah.

Teknologi pupuk organik berkembang pesat dewasa ini. Perkembangan ini

tak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai

masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan tanah, masalah

kesehatan, sampai masalah ketergantungan petani terhadap pupuk. Oleh karena

itu, pemakaian pupuk organik kembali diinstruksikan untuk digunakan dalam

rangka mengatasi berbagai masalah tersebut.  Ada berbagai jenis pupuk organik

yang digunakan para petani di lapangan. Secara umum pupuk organik dibedakan

berdasarkan bentuk dan bahan penyusunnya. Dilihat dari segi bentuk, terdapat

pupuk organik cair dan padat. Sedangkan dilihat dari bahan penyusunnya terdapat

pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos.

PT. Balolli Jaya Lestari merupakan salah satu industri lokal yang bergerak

dalam bidang pemasaran pupuk organik dan juga bagian dari persaingan yang

terjadi di dunia bisnis, PT. Balolli Jaya Lestari bertempat di Jl. Kapasa Raya,

Kapasa. Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.


3

1.2. Sasaran Belajar

Sasaran belajar yang ingin dicapai dalam praktek kerja lapang (PKL) ini

yaitu :

1.2.1. Aspek Pengetahuan

Sasaran  yang  ingin  dicapai  pada  aspek  pengetahuan  adalah 

sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan proses produksi pupuk di PT. Balolli Jaya Lestari

2. Menganalisis pendapatan dan kelayakan usaha (R/C-Ratio) pupuk di

PT. Balolli Jaya Lestari

3. Menganalisis Masalah Yang dihadapi dalam proses produksi di PT.

Balolli Jaya Lestari

1.2.2. Aspek Keterampilan

Sasaran belajar yang ingin diperoleh pada aspek keterampilan adalah

sebagai berikut :

1. Terampil dalam proses produksi pupuk di PT. Balolli Jaya Lestari

2. Terampil dalam menganalisis pendapatan dan kelayakan usaha yang

dihasilkan di PT. Balolli Jaya Lestari

3. Terampil dalam menganalisis masalah yang dihadapi dan pengambilan

keputusan pada bagian produksi pupuk di PT. Balolli Jaya Lestari.

1.2.3. Aspek Sikap

Sasaran belajar yang ingin diperoleh pada aspek keterampilan adalah

sebagai berikut :
4

1. Membangun solidaritas dan semangat bekerja sama antar sesame

rekan kerja

2. Menghargai dan mempelajari semua ilmu yang diberikan oleh PT.

Balolli Jaya Lestari

3. Menghargai pimpinan, karyawan dan mematuhi peraturan yang berlak

di PT. Balolli Jaya Lestari

1.3. Kegunaan PKL

1.3.1. Bagi Mitra Belajar

Adapun kegunaan praktik lapang bagi mitra belajar adalah sebagai

berikut :

1. Dapat membantu menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang

ditargetkan.

2. Dapat menjalin hubungan yang teratur, sehat dan dinamis, serta

menumbuhkan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dan

bermanfaat.

3. Dapat merekrut mahasiswa apabila memerlukan tenaga kerja, karena

telah melihat kinerja mahasiswa selama Pratek Kerja Lapangan (PKL)

tersebut.

1.3.2. Bagi Mahasiswa

Adapun kegunaan praktik lapang bagi mahasiswa adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui proses produksi pupuk di PT. Balolli Jaya Lestari


5

2. Mahasiswa dapat mengetahui masalah yang dihadapi dalam proses

dan mengetahui cara pemecahan masalah tersebut dengan menerapkan

berbagai teori yang diperoleh selama perkuliahan

3. Mengetahui suasana lingkungan kerja yang akan dihadapi kelak

sehingga mampu melatih mahasiswa agar dapat bekerja secara

mandiri di lapangan serta beradaptasi dengan lingkungan kerja sesuai

dengan profesi.

4. Mengetahui manajemen personalia yang meliputi ketenagakerjaan dan

struktur organisasi perusahaan.


6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Agrosistem Kasus

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun

non- organik. Pupuk berbeda dengan suplemen.

Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau

nutrisi bagi tanaman atau menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Unsur

hara yang diperlukan oleh tanaman adalah ; C, H, O (ketersediaan di alam

melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro) dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara

mikro). Pupuk dapat diberikan lewat tanah, daun atau diinjeksi ke batang

tanaman. Jenis pupuk adalah bentuk padat dan cair.

Jenis pupuk lain yang dihasilkan dari proses pembuatan pabrik biasa disebut

dengan pupuk buatan. Kadar, hara, jenis hara dan komposisi hara didalam pupuk

buatan sudah ditentukan oleh produsen menjadi ciri khas dari penamaan/merek

pupuk. Berdasarkan ragam hara yang dikandungnya, pupuk buatan dibedakan atas

pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal merupakan jenis pupuk yang

mengandung satu macam unsur hara, misalnya pupuk N (nitrogen), pupuk P

(fosfat) atau pupuk K (kalium). Pupuk buatan yang mengandung lebih satu unsur

hara disebut pupuk majemuk, misalnya pupuk NP, NK, dan NPK.

2.3. Pupuk Organik

Pupuk Organik adalah pupuk yang tersusun dari materi mahluk hidup seperti
7

pelapukan tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat

atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya.

Dalam peraturan Menteri Pertanian Nomor 2 Tahun 2006, pupuk organik

adalah sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari tanaman atau

hewan yang telah melalui proses rekayasa. Pupuk ini dapat berbentuk padat atau

cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik. Kandungan didalamnya bisa

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Pupuk organik diketahui memberikan banyak manfaat bagi lingkungan

maupun tanaman. Berikut beberapa manfaat pupuk organik:

1. Memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.

2. Menyediakan unsur hara bagi tanaman

3. Meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman

4. Meningkatkan pertumbuhan benih.

Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada

sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah mulai sejak permulaan

manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk

primitive dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai

dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai Nil, Euphart, Indus, Cina dan

Amerika Latin. Lahan- lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai

tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui

banjir yang setiap tahun terjadi.


8

Di Indonesia pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk

Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di

Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan

pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari

pupuk organik.

Dalam bidang pertanian, ada beberapa jenis pupuk organik yang umum

digunakan berikut ini

1. Pupuk Kandang

Pupuk kendang adalah salah satu jenis pupuk organic yang sering

digunakan karena mudah didapatkan dan murah. Sumber pupuk ini berasal

dari kotoran hewan ternak maupun ungags seperti sapi, kerbau, kambing

domba, kuda, dan ayam. Jenis pupuk ini efektuf untuk menyuburkan tanah

dan tumbuhan karena mengandung banyak unsur hara atau nutrisi makro

seperti fosfor, nitrogen, dan kalium, serta mikro seperti magnesium, sulfur,

kalsium, besi, natrium, molibdenium dan tembaga. Pupuk kendang memiliki

dua jenis berdasarkan suhu dan proses penguraian, yaitu pupuk dingin dan

pupuk panas.

2. Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah jenis pupuk organic yang berbahan dasar dari tanaman

atau tumbuhan hijau. Tanaman yang dimanfaatkan sebagai pupuk hijau bias

berasal dari tanaman biasa yang dimanfaatkan sebagai pupuk.

Jenis tanaman apapun sebenarnya bias dijadikan sumber pupuk hijau.

Namun, jenis kacangan lebih sering digunakan karena tanaman ini memiliki
9

kandungan nitrogen yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan jenis

tanaman yang lainnya. Selain itu, kacang-kacangan juga mudah terurai

sehingga penyediaan hara menjadi lebih cepat. Pupuk jenis ini juga dipakai

karena efektif untuk membantu meningkatkan kualitas dan produktivitas

tanah sebagai media tanam tumbuhan.

3. Pupuk Kompos

Pupuk kompos terbentuk dari sisa bahan organik yang berasal dari

tumbuhan hewan, dan limbah organik secara alami dengan cara dekomposisi

atau fermentasi. Materi yang diuraikan melalui proses biologis ini melibatkan

bantuan mikroorganisme (Jamur, bakteri, atau kapang) dan makroorganisme

(Cacing tanah).

4. Pupuk Hayati

Pupuk hayati atau pupuk mikrobiologis adalah pupuk yang bekerja dengan

memanfaatkan organisme hidup. Pupuk ini bukanlah pupuk biasa yang secara

langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi ke

dalam tanah.

Meskipun berdasarkan elemen pembentuknya tidak termasuk golongan

organik, karena melalui proses rekayasa atau buatan banyak yang menganggap

pupuk ini sebagai pupuk organik. Fungsi dari pupuk ini antara lain untuk

membantu memperbaiki struktur tanah dan memproduksi nutrisi bagi tanah dan

tanaman, serta memangkas pertumbuhan parasit bagi tanaman.

5. Humus
10

Humus adalah unsur organik yang berasal dari proses dekomposisi atau

pelapukan dari daun-daunan dan ranting tanaman yang membusuk. Selain

5.dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan, untuk membuat humus

diperlukan bahan baku seperti limbah dari pertanian dan peternakan, makanan,

kayu, atau sampah rumahtangga. Humus dapat membantu meningkatkan kadar

air tanah, mencegah erosi, serta mempercepat proses penghancuran senyawa

beracun dalam tanah.

6. Pupuk Serasah

Pupuk serasah adalah jenis pupuk alami yang memiliki senyawa berbasis

karbon yang terbuat dari limbah organic nabati atau komponen tanaman yang

sudah tidak lagi terpakai dan berubah warna dan bentuk, seperti jerami, sabut

kelapa, dan rumput. Pupuk ini juga disebut sebagai pupuk penutup tanah

karena dapat diletakkan diatas permukaan tanah. Selain dapat membantu

menyuburkan tanah, pupuk serasah juga bermanfaat untuk menjaga

kelembapan dan tekstur tanah agar tetap baik dan mencegah penyakit pada

tanaman akibat air hujan.

7. Pupuk Organik Cair

Selain berbentuk padar, pupuk organik pun dapat ditemukan dalam

bentuk cair. Pupuk ini bias terbuat dari urin ternak atau hasil dari proses

fermentasi bahan-bahan organik seperti buah-buahan busuk dan bahan pupuk

organik lainnya. Pupuk organik cair biasanya digunakan sebagai pelengkap

dengan cara disemprotkan ke daun atau disiramkan pada permukaan tanah

dekat tanaman.
11

8. Pupuk Guano

Pupuk guano adalah jenis pupuk organik yang dihasilkan dari kotoran

kelelawar atau guano. Kotoran tersebut mengendap lama didalam gua dan

bercampur dengan tanah serta bakteri pengurai di serang kelelawar

2.2. Teori Produksi

Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan

melakukan pengalokasian input. Hubungan teknis antara input dan output

tersebut dalam bentuk persamaan disebut dengan fungsi produksi. Fungsi

produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output

yang dihasilkan dengan kombinasi input-input. Menurut Soekartawi (2011:204)

fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y) yang

merupakan hasil produksi dan variabel yang menjelaskan (X) yang merupakan

faktor produksi. Dalam bentuk matematika sederhana faktor produksi dapat

dituliskansebagai berikut:

Y = (𝑓(𝑋1, 𝑋2, . . .𝑋𝑛)

di mana : Y = hasil produksi

X1, X2, X𝑛 = faktor-faktor produksi.

Dalam teori ekonomi terdapat satu asumsi dasar mengenai sifat dari

fungsi produksi, yaitu fungsi produksi dari semua produksi di mana semua

produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut: The Law Of

Diminishing Returns. Hukum ini mengatakan bahwa apabila faktor produksi

terus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin

banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi


12

tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif

(Soekartawi, 2011).

3.3. Teori Biaya Produksi

Biaya adalah nilai dari seluruh sumberdaya yang digunakan untuk

memproduksi suatu barang. Menurut Soekartawi (2011:56) biaya dalam

usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan

biaya tidak tetap (variable cost).

1. Biaya Tetap

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan secara periodik dan

besarnya selalu konstan atau tetap, tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume

usaha atau proses bisnis yang terjadi pada periode tersebut. Biaya tetap juga biasa

disebut sebagai biaya operasional. Biaya tetap juga diartikan sebagai biaya

minimal yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan agar dapat melakukan

proses produksi baik berupa barang ataupun jasa. Biaya ini jelaslah tidak

dipengaruhi oleh banyak sedikitnya jumlah produk atau jasa yang bisa dihasilkan.

Biaya tetap merupakan jenis biaya yang bersifat statis (tidak berubah) dalam

ukuran tertentu. Biaya ini akan tetap dikeluarkan meskipun tidak melakukan

aktivitas apapun atau bahkan ketika melakukan aktivitas yang sangat banyak

sekalipun. Dalam proses produksi, biaya tetap akan selalu dibayarkan atau

dikeluarkan tanpa menghitung berapa banyak produksi yang dilakukan, baik

ketika tidak

berproduksi atau sebaliknya saat produksi dilakukan dalam kapasitas maksimal.


13

Jadi, dengan kata lain, secara total biaya ini akan selalu sama, tidak

terpengaruh oleh jumlah unit yang diproduksi atau jumlah aktivitas yang

dilakukan. Bagaimana jika dihitung per-unit produk yang dihasilkan atau per-

aktivitas yang dilakukan? Biaya tetap dan unit yang diproduksi atau aktivitas yang

dilakukan

Memiliki hubungan yang terbalik. Hubungan terbalik ini maksudnya adalah

semakin banyak unit yang diproduksi atau semakin banyak aktivitas yang

dilakukan, maka biaya tetap per-unit atau per-aktivitas yang dilakukan akan

semakin kecil jumlahnya (Assegaf, SE., MM., 2019).

Biaya tetap (fixed cost) dapat dihitung dengan formula berikut ini:

𝐹𝐶 = Σ 𝑋𝑖𝑃𝑋𝑖 𝑛𝑖=1

Keterangan:

FC = biaya tetap

Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap

Pxi= harga input

n = macam input.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang berubah secara proporsional

dengan aktivitas bisnis. Biaya variabel adalah jumlah biaya marjinal terhadap

semua unit yang diproduksi. Hal ini juga dapat dianggap biaya normal. Biaya

tetap dan biaya variabel membentuk dua komponen dari total biaya. Biaya

langsung, bagaimanapun, adalah biaya yang dapat dengan mudah dikaitkan

dengan objek biaya tertentu. Namun, tidak semua biaya variabel adalah biaya
14

langsung. Sebagai contoh, biaya overhead variabel produksi adalah biaya variabel

yang merupakan biaya tidak langsung, tidak langsung menjadi suatu biaya. Biaya

variabel kadang- kadang disebut biaya tingkat-unit karena mereka bervariasi

dengan jumlah unit yang diproduksi (Assegaf, SE., MM., 2019)

3.4. Analisis Produksi dan Pendapatan

2.4.1 Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan yang dapat menciptakan guna baik

waktu, bentuk maupun tempat dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia.

Produksi tersebut dapat berupa barang ataupun jasa tetapi produksi diartikan

juga sebagai suatu kegiatan mengubah sumber-sumber ke dalam produk atau

proses mengubah input menjadi output (Nugroho dan Setiadi, 2008).

Rumus Produksi :

Q = F (C, L, R, T)

Dengan :

Q = Jumlah Barang atau Jasa

F = Simbol Persamaan Fungsi

C = Modal

L = Tenaga Kerja

R = Sumberdaya Alam

T = Teknologi dan Kewirausahaan

2.4.2 Pendapatan
15

Mankiw (2011) menyebutkan bahwa pendapatan dirumuskan sebagai

hasil perkalian antara jumlah unit yang terjual dengan harga per unit. Apabila

dirumuskan secara matematis maka hasilnya adalah:

TR = P x Q

Dimana:

TR = total revenue

P = price

Q = quantity

3.5. Analisis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan usaha agribisnis adalah upaya untuk mengetahui tingkat

kelayakan atau kepantasan untuk dikerjakan dari suatu jenis usaha dengan melihat

beberapa parameter atau kriteria kelayakan tertentu. Dengan demikian suatu usaha

dikatakan layak kalau keuntungan yang diperoleh dapat menutup seluruh biaya

yang dikeluarkan, baik biaya yang langsung maupun yang tidak langsung.

Kelayakan merupakan kata kunci yang harus dipegang oleh para pengelola

lembaga keuangan dan merupakan kriteria yang paling pokok dalam membiayai

suatu jenis usaha. Jadi, jangan sampai terjadi suatu pembiayaan diluncurkan tanpa

ada analisis kelayakan. Maka dari itu, jika suatu usaha tidak layak, khususnya

ditinjau dan segi ekonomi tetapi tetap dibiayai maka resiko yang akan timbul

adalah kemacetan usaha akibat dari kerugian. Bila modal usaha merupakan

pinjaman dari suatu lembaga keuangan, maka akan terjadi kemacetan atau

tunggakan pengembalian. Atas dasar itulah, maka kemampuan menilai kelayakan

suatu usaha bagi pengelola usaha dan atau pengelola Lembaga Keuangan Mikro
16

(LKM) merupakan kemampuanyangsangatpokok dan sangat menentukan bagi

kelangsungan dan perkembangan usaha agribisnis dan bagi suatu LKM itu sendiri.

a. Analisis R/C- Ratio

Revenue Cost Ratio (R/C) merupakan ukuran perbandingan antara

penerimaan dengan biaya operasional. Revenue Cost Ratio (R/C) dihitung untuk

menentukan kelayakan suatu usaha. Revenue Cost Ratio (R/C) lebih dari satu

maka usaha ini layak untuk dijalankan.

Rumus Revenue Cost Ratio (R/C) adalah

R/C-Ratio = 𝑻𝒓/𝑻𝒄

Keterangan :

Tr = Total revenue (Total Penerimaan)

Tc = Total Cost (Total Biaya)

Dengan syarat:

1) R/C Rasio > 1 usaha tersebut menguntungkan

2) R/C Rasio = 1 usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi

3) R/C Rasio < 1 usaha tersebut tidak menguntungkan atau rugi (Kasmir

dan

Jakfar, 2012).
17

III. METODE PELAKSANAAN PKL

3.1. Pendekatan Kasus Agrosistem

3.1.1. Penentuan Mitra Belajar

Metode lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) , yaitu cara

pengambilan daerah penelitian dengan mempertimbangkan alasan yang diketahui

dari daerah penelitian tersebut. Penggunaan metode ini dilakukan dengan dasar

mempertimbangkan bahwa Kecamatan Tamalanrea, Jl. Kapasa Raya merupakan

salah satu penghasil pertanian di Kota Makassar

3.1.2. Metode Pendekatan Partisipatif

Metode pelaksanaan dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan

melakukan observasi langsung pada pemilik dan karyawan PT. Balolli Jaya

Lestari dimana wawancara meliputi profil usaha, jenis peralatan, struktur

organisasi, proses investasi dan pemasaran.

3.2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Praktik lapang di Jalan Kapasa Raya, Kapasa, Kecamatan Tamalanrea, Kota

Makassar, Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan mulai pada tanggal 30

September - 30 Oktober 2021.


18

3.3. Penentuan Posisi Penilaian

Tindakan mempersoalkan situasi yang kurang atau tidak mendukung

kelancaran usaha selama itu bertujuan untuk memudahkan menemukan jenis

persoalan yang di hadapi serta membutuhkan menemukan jenis persoalan yang di

hadapi serta memudahkan menemukan alternatip pemecahanya. Penetapan posisi

penilaian analisis ini sagat penting artinya mengigat yang di dekati dan

diinterprestasi pada sudut pandang yang berbeda, degan degan kata lain posisi

penilaian memberikan kejelasan dari mana sisi mana persoalan akan di selesaikan.

Penentuan posisi penilaian merupakan proses penentuan sudut pandang

dalam menilai berbagai kegiatan input untuk menghasilkan output suatu

perusahaan. Pada kegiatan praktik kerja lapang, praktikan berperan sebagai

pengamat dari kegiatan di PT. Balolli Jaya Lestari mahasiswa terjun kelapangan

untuk mengamati kegiatan-kegiatan proses produksi secara langsung, mulai dari

penyiapan bahan baku, proses pengemasan produk sampai kegiatan pemasaran

produk
19

IV. DESKRIPSI AGROSISTEM KASUS

4.1. Visi dan Misi Agrosistem Kasus

Adapun Visi dan Misi Usaha Pembuatan Pupuk di PT. Balolli Jaya Lestari

 Visi Perusahaan

“ Menjadi perusahaan pupuk yang kompetitif “

 Misi Perusahaan

 Menginspirasi dan menumbuhkan kesadaran manusia pada

lingkungan hidup untuk masa depan yang berkelanjutan

 Memberikan layanan sesuai pesanan dan produk yang lebih baik

 Membentuk perusahaan yang dikenal luas dan menghasilkan

keuntungan untuk kesejahteraan semua pihak terkait

4.2. Sejarah Singkat Agrosistem Kasus

Pada awal tahun 2015 telah terjadi kelangkaan pupuk dikalangan petani

dengan terjadinya kelangkaan pupuk tersebut maka otomatis harga pupuk

mengalami kenaikan. Melihat kenaikan, melihat keadaan ini Pak Erwin mencoba

mencari solusi untuk mengatasi kelangkaan pupuk yang terjadi. Pada Juni 2015
20

Pak Erwin berhasil meracik bahan-bahan material alami sehingga terciptalah

sebuah pupuk. Seiring berjalannya waktu, hasil penjualan pupuk Pak Erwin

semakin meningkat dan sudah dikenal diberbagai daerah.

Awalnya Pak Erwin menjual dan memproduksi pupuk di daerah Antang.

Kemudian pada tahun 2017 Pak Erwin membeli sebuah Gudang untuk proses

pembuatan pupuk di Jl. Kapasa Raya, Kapasa. Kecamatan Tamalanrea, Kota

Makassar, Sulawesi Selatan dan membeli mesin serta perlatan yang lainnya untuk

proses pembuatan pupuk.

4.3. Identifikasi Sumber Daya

4.3.1. Sumber Daya Lahan dan Bangunan

Sumber daya lahan dan bangunan merupakan sumber daya yang penting

dalam suatu perusahaan mengingat lahan dan bangunan merupakan tempat

dilakukannya kegiatan-kegiatan dalam perusahaan. Selain itu, sumber daya lahan

dan bangunan juga merupakan harta tetap yang sewaktu-waktu dapat

dipergunakan.

Berikut ini sumber daya lahan dan bangunan yang dimiliki usaha pembuatan

pupuk PT. Balolli Jaya Lestari

1. Status lahan : Milik Sendiri

2. Luas lahan : 12 meter x 32 meter

3. Jenis bangunan : Permanen

Tabel 1. Sumberdaya lahan dan bangunan PT. Balolli Jaya Lestari


Status Kepemilikan
Luas Lahan
No. Sumber Daya Lahan Nilai (Rp)
(m2)
Sewa Milik
Lahan dan
1. 12 x 32 √ 1.200.000.000
Bangunan
21

Total 1.200.000.000
Sumber : Data Primer Sereleah Diolah , 2021
Berdasarkan Tabel l, menunjukkan bahwa PT. Balolli Jaya Lestari

merupakan lahan dan bangunan status milik dengan luas lahan dan bangunan 12

m x 32 m. Harga lahan dan bangunan senilai Rp.1.200.000.000.

Layout adalah proses penentuan dan penempatan fasilitas-fasilitas yang

menjadi penentu terjadinya efisiensi dalam proses produksi.

Berikut adalah gambar denah lokasi dan tata letak PT. Balolli Jaya

Lestari

Gambar 1. Sketsa Bangunan PT. Balolli Jaya Lestari

A E
B

D
C

Keterangan :

A : Ruangan Produksi

B : Tempat Pupuk Jadi


22

C : Tempat Penyimpanan Alat

D : Toilet

E : Parkiran

4.3.2. Sumber Daya Peralatan

Sumber daya perlatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh

perusahaan untuk memperlancar kegiatan dalam menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat. Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh keseluruhan komponen

yang berkaitan dengan keberadaan perusahaan baik yang mempunyai kedudukan

didalam perusahaan maupun diluar perusahaan. Faktor yang berkaitan langsung

dengan keberhasilan perusahaan adalah tenaga kerja, sarana dan peralatan serta

faktor manajemen yang dapat mendorong terciptanya produktivitas usaha.

Setiap peralatan yang digunakan pasti akan mengalami penyusutan sepanjang

tahun dan nilainya akan berkurang sesuai dengan umur alat tersebut. Menghitung

nilai penyusutan dapat dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu

harga barang dikali dengan persentase penyusutan (amortisasi), sedangkan

persentase penyusutan (amortisasi) dapat dihitung dengan membagi 100% dengan

perkiraan masa produktif suatu barang. Umur teknis dan penyusutan alat yang

diamati pada praktek kerja lapang (PKL) dapat dilihat pada tabel 1

Nilai penyusutan alat dapat dicari dengan menggunakan rumus:

NAwal ( Rp )−NAkhir ( Rp)


NP=
LP(tahun)
NP = Nilai Penyusutan (Rp)

LP = Lama Pemakaian (Tahun)


23

Tabel 2. Sumberdaya Peralatan di PT. Balolli Jaya Lestari


No. Jenis Alat Jumlah Nilai Awal Nilai Akhir Umur Nilai Penyusutan (Rp)
(unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) Alat
(Tahun
)
1. Skop 3 Rp. 50.000 Rp. 40.000 4 tahun Rp. 2.500
2. Mesin 5 Rp. 8.000.000 Rp.6.000.000 2 tahun Rp. 1.000.000
Pencetak
3. Traktor 1 Rp. 4.000.000 Rp. 3.000.000 2 tahun Rp. 500.000
Mini
4. Saringan 3 Rp. 50.000 Rp. 35.000 3 tahun Rp. 5.000
5. Timbangan 4 Rp. 150.000 Rp. 100.000 4 tahun Rp. 12.500

Jumlah Rp.12.250.000 Rp.9.175.000 Rp. 1.520.000

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 2, menunjukan bahwa jumlah peralatan yang digunakan yaitu

sebanyak 5 macam dengan jumlah yang berbeda. Adapun total alat dan peralatan
24

harga baru yaitu Rp. 12.250.000, total harga sekarang sebesar Rp. 9.175.000 dan

total nilai penyusutan alat adalah sebesar Rp. 1.520.000. Mesin dan peralatan

yang digunakan untuk kegiatan produksi masih terbilang cukup baru.

1. Sekop3.

Gambar 1. Sekop

Skop yang berfungsi sebagai menggali dan mencampur tanah atau media

tanam lain ke wadah baru.

2. Mesun Pencetak

Gambar 2. Mesin Pencetak

Mesin Pencetak berfungsi mempercepar proses pencetakan pupuk blok.


25

3. Traktor Mini

Gambar 3. Traktor Mini

Traktor Mini digunakan untuk menarik atau mendorong instrumen pertanian

atau trailer.

4. Saringan

Gambar 4. Saringan

Saringan berfungsi untuk memisahkan kompos yang sudah matang

5. Timbangan
26

Gambar 5. Timbangan

Timbangan untuk menimbang pupuk kompos yang telah dimasukkan ke

dalam karung

4.3.3. Sumberdaya Manusia

Sumber daya manusia adalah usaha bekerja untuk memberikan kegiatan

yang bernilai ekonomi, karena kegiatan tersebut menghasilkan barang dan jasa

yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Secara singkat

sumber daya manusia sebagai tenaga kerja menurut Marwansyah 2010,

manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber

daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi

perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber

daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan

kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial.


27

Berikut ini adalah gambaran struktur organisasi di PT. Balolli Jaya

Pemilik Perusahaan
Erwin

Bendahara Wakil
Bendahara
Bahar
Sulaiman

Bagian Bagian Bagian Pemasaran Bagian


Produksi Produksi Pemasaran
Fajri
Iksan Rudi Anto

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Balolli Jaya Lestari

Gambar 2 menunjukkan struktur organisasi PT. Balolli Jaya Lestari ini

dipimpin oleh seorang Pemimpin usaha atas nama Bapak Erwin, dan selanjutnya

terdiri atas bendahara yaitu Bapak Bahar dan wakil bendahara Bapak Sulaiman.

Adapun pekerja dari PT. Balolli Jaya Lestari bagian produksi atas nama Iksan dan

Rudi, sedangkan bagian pemasaran atas nama Fajri dan Anto

Tabel 3. Sumberdaya Manusia Usaha Pupuk PT. Balolli Jaya Lestari.


Sumber : Data Primer setelah diolah, 2021

No Nama Umu Pendidikan Jabatan


Lama Gaji Per
. r Terakhir Bekerja Bulan (Rp)
(thn) (tahun)
1. Erwin 37 Strata 2 Pemimpin 6 tahun 5.000.000
2. Bahar 42 Strata 2 Bendahara 5 tahun 3.500.000
3. Sulaiman 32 Strata 1 Wakil 4 tahun 3.500.000
Bendahara
4. Iksan 29 SMA Pekerja 4 tahun 2.400.000
5. Rudi 26 SMA Pekerja 4 tahun 2.400.000
6. Fajri 25 SMA Pekerja 4 tahun 2.400.000
7. Anto 25 SMA Pekerja 4 tahun 2.400.000
28

Total Rp.21.600.000
Tabel 3 menunjukkan jumlah tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki oleh

PT. Balolli Jaya Lestari sebanyak 7 orang, 1 pemimpin usaha PT. Balolli Jaya

Lestari berumur 37 tahun atas nama bapak Erwin dengan pendidikan terakhir

strata 2 dan lama bekerja sudah 6 tahun mendapatkan gaji sebesar Rp. 5.000.000

per bulan. Bendahara PT. Balolli Jaya Lestari atas nama Bahar, umur 42 tahun

sudah 5 tahun lamanya bekerja di perusahaan tersebut dan mendapatkan gaji

sebesar Rp. 3.500.000 per bulannya. Wakil Bendahara PT. Balolli Jaya Lestari

atas nama Sulaiman, umur 32 tahun sudah 4 tahun lamanya bekerja di perusahaan

tersebut dan mendapatkan gaji sebesar Rp. 3.500.000 per bulannya. Begitupun

dengan pekerja atas nama Iksan 29 tahun sudah 4 tahun lamanya bekerja di

perusahaan tersebut dan mendapatkan gaji sebesar Rp. 2.400.000 per bulannya

dan Pekerja atas nama Rudi , umur 26 tahun sudah 4 tahun lamanya bekerja di

perusahaan tersebut dan mendapatkan gaji sebesar Rp. 2.400.000 per bulannya.

Begitupun pekerja atas nama Fajri dan Anto sudah 4 tahun lamanya bekerja di

perusahaan tersebut dan mendapatkan gaji sebesar Rp. 2.400.000

4.3.4. Sumberdaya Finansial

Sumber daya yang sangat penting dimiliki perusahaan ialah sumber daya

finansial. Hal ini menjadi sangat penting karena sumber daya finansial mencakup

masalah keuangan yang berada dalam suatu perusahaan. Dengan adanya sumber

daya finansial, suatu perusahaan dapat mengetahui dengan rinci mengenai

masalah keuangan yang terjadi pada perusahaannya tersebut, agar perusahaan


29

dapat memperhitungkan keuntungan dan kerugian, serta pemasukan dan

pengeluaran yang dilakukan untuk menunjang pengembangan perusahaan

(Sartono, 2001).

Modal yang dibutuhkan PT. Balolli Jaya Lestari Bapak Erwin pada awal

pendiriannya yaitu sebesar Rp. 5.000.000. Modal ini bersumber dari dana pribadi

pemilik usaha.

Adapun neraca keuangan Industri Tahu Gurih dirincikan pada Tabel 4

Tabel 4. Sumber Daya Finansial PT. Balolli Jaya Lestari

No. Uraian Nilai


1. Modal Kerja 576.9000.000
Sumber: Data Primer Setelah diolah,2021
Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa nilai total aktiva tetap terdiri dari

lahan, bangunan, peralatan dan aktiva lancar yaitu senilai Rp. 576.900.000,

sedangkan nilai total passiva berasal dari modal sendiri usaha tersebut yaitu

senilai Rp. 576.900.000.

4.4. Analisis Kinerja Usaha


30

4.4.1. Kinerja Proses

Peta kinerja agrosistem menggambarkan tentang bagaimana kaitan antara

subsistem yag satu dengan subsistem yang lain, dengan kata lain peta kinerja

proses merupakan suatu gambaran tentang arus uang, barang dan dan jasa yang

berlangsung di dalam agrosistem yang berasal dari dalam agrosistem ataupun

sebaliknya.

Suatu agrosistem akan berkembang jika memiliki kinerja yang terstruktur,

oleh karena itu agrosistem manapun akan selalu lebih memperhatikan dan

mengutamakan kinerja serta mencarikan solusi dari system kinerja yang berjalan

lancar. Analisis kinerja menunjukan kondisi kinerja seluruh aspek yang ada dalam

suatu perusahaan serta hasil produk dari perusahaan tersebut. Analisis kinerja juga

merupakan suatu proses yang ada dalam lingkup perusahaan dan yang berada di

luar lingkup perusahaan serta hubungannya antara proses yang satu dengan yang

lainnya.

a. Proses Investasi

Proses investasi menunjukan bagaimana seharusnya seorang pengusaha

melakukan investasi, berapa banyak investasi dan kapan investasi tersebut akan

dilakukan. Berikut ini adalah proses investasi PT. Balolli Jaya Lestari:

1. Biaya Investasi

Investasi secara umum dapat diartikan sebagai segala kekayaan (berwujud

atau tidak berwujud) yang digunakan untuk memperoleh sejumlah pendapatan

atau keuntungan. Jumlah modal awal yang diamati pada Praktek Kerja Lapang

(PKL) dapat dilihat pada Tabel 5 berikut


31

Tabel 5. Biaya Investasi PT. Balolli Jaya Lestari


No Jenis Investasi Nilai Investasi (Rp)
.
1. Lahan dan Bangunan Rp. 266.000.000
2. Modal Kerja Rp. 576.900.000
3. Peralatan Rp. 44.900.000
Total Rp. 887.800.000

Sumber: Data Primer Setelah diolah,2021


Berdasarkan tabel 5, diperoleh data bahwa total nilai investasi untuk lahan

dan bangunan PT. Balolli Jaya Lestari adalah sebesar Rp. 887.800.000

2. Modal Kerja
Menurut konsep fungsional, modal kerja ini adalah jumlah dana yang

digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan

pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama

didirikan perusahaan tersebut. Definisi ini didasarkan pada fungsi dari dana dalam

menghasilkan pendapatan. Modal kerja ini sebaiknya tersedia dalam jumlah yang

cukup agar memungkinkan perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis dan

tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutupi kerugian dan

mengatasi keadaan krisis tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.

Modal kerja ini biasanya terdiri dari Biaya Tetap dan Biaya Variabel.

b. Proses Pengadaan Bahan Baku


32

Bahan baku merupakan faktor produksi yang sangat penting untuk

melakukan suatu proses produksi dalam suatu pengusaha tahu karena merupakan

sumber bahan pokok untuk diproses menjadi suatu produk yang bermutu. Mutu

produk akhir sasngat ditentukan oleh mutu bahan baku yang digunakan dalam

proses produksi. Pengadaan bahan baku harus dilakukan terus menurus agar

bahan baku selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Kriteria bahan baku yaitu dilihat

dari fungsinya adalah jika tanpa bahan ini, produksi tidak akan jadi atau tidak

akan berfungsi sama sekali. Pemenuhan kebutuhan bahan baku pengusaha ternak

ayam potong ini didapat dari koprasi yang berasal dari makasar yang bekerja sama

degan pengusaha.

Proses pengadaan bahan baku dilakukan setiap satu atau dua bulan

setelah panen dengan cara dikirim oleh koprasi dari makas ke pengusaha. Kondisi

bahan baku yang sampai di pengusaha dalam keadaan baik.

Pemilihan Bahan

Pencampuran

Penyemprotan Larutan

Fermentasi

Pengemasan
c. Proses Produksi

Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan


33

barang atau jasa. Proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau

menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor

yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat

bagi kebutuhan manusia. Proses produksi dapat diartikan sebagai suatu cara,

metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang

atau jasa dengan menggunakan sumberdaya yang ada.

Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap

sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya. Proses dapat diartikan

sebagai usaha untuk menciptakan atau menambah faedah ekonomi suatu benda

dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan orang, badan

usaha, atau organisasi yang menghasilkan barang dan jasa disebut produsen.

Proses produksi merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk

menghasilkan produk. Kegiatan menambah daya guna sebuah benda tanpa

mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah

daya guna sebuah benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan

produksi barang (Assauri, 2013)


34

Gambar 1. Proses Produksi Usaha Pembuatan Pupuk PT. Balolli Jaya Lestari

Adapun proses produksi pupuk yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Abu sekan dicampur sampain merata dalam keadaan kering

2. Masukkan formula kemudian kembali dicampur sampai merata

3. Setelah tercampur kemudian dilakukan pengayakan agar menghasilkan serbuk

yang halus dan memisahkan campuran dari kotoran saat pencampuran

4. Setelah di ayak, campuran pupuk tersebut langsung dikemas dengan karung.

d. Proses Pengemasan dan Penyimpanan

Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan ,

memegang peranan penting dalam menjaga produk agar tetap aman, terlindung

dari kotoran , kontaminasi dan kerusakan fisik lainnya. Disamping itu

pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu produk agar mempunyai bentuk

yang memudahkan dalam penyimpanan , pengangkutan dan distribusi.

Pengemasan pada usaha pembuatan pupuk ini hanya dilakukan dengan

menggunakan karung yang didlamnya dilapisi dengan plastik yang berfungsi


35

untuk menjaga produk agar tidak lembab, selain itu juga berfungsi untuk

memudahkan pada saat penjualan.

4.4.2 Analisis Kinerja Hasil


a. Analisis Produksi dan Pendapatan
Analisis produksi adalah biaya yang dikeluarkan suatu usaha untuk

melakukan suatu proses produksi. Biaya ada dua macam yaitu biaya variabel

adalah biaya yang mempengaruhi banyak sedikitnya produk yang dihasilkan.

Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak mempengaruhi banyak sedikitnya

produk yang dihasilkan. Sedangkan pendapatan adalah total hasil penjualan

produk suatu perusahaan (Gie, 2020).

Biaya tetap adalah pengeluaran di dalam bisnis atau usaha yang tidak

bergantung pada tingkat barang atau jasa yang dihasilkan oleh usaha tersebut.

Selain itu, biaya tetap merupakan biaya minimal yang harus dikeluarkan oleh

suatu perusahaan agar dapat memproduksi barang atau jasa. Biaya ini tidak

dipengaruhi oleh banyak sedikitnya produk atau jasa yang dihasilkan, nilainya

tetap dan tidak berubah. (Gie, 2020). Adapun biaya tetap dari PT. Balolli Jaya

Lestari dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Harga/unit Nilai
No. Jenis
(Rp) (Rp)
1. Listrik 1.500.000
2. Penyusutan alat 1.520.000
3 Upah tenaga kerja 21.600.000
Total Rp. 24.620.000
Tabel 6. Biaya Tetap Usaha Pupuk PT. Balolli Jaya Lestari
36

Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa biaya tetap dari PT. Balolli Jaya

Lestari yaitu sebesar Rp. 24.620.000/bulan yang terdiri dari biaya listrik, biaya

penyusutan alat dan upah tenaga kerja.

Biaya variabel atau biaya operasional yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya

adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong. Selain itu, biaya operasional juga

termasuk biaya pengeluaran untuk melaksanakan kegiatan pokok, yaitu berupa

biaya penjualan dan administrasi untuk memperoleh pendapatan, tidak termasuk

pengeluaran yang telah diperhitungkan dalam harga pokok penjualan dan

penyusutan.

No. Jenis Jumlah Harga (Rp/st) Nilai (Rp/bulan)

1. Abu Sekam 5.000kg 10.000 50.000.000

2. Serbuk Kayu 5.000kg 10.000 50.000.000

3. Kohe Sapi 5.000kg 10.000 50.000.000

4. Karung Kemasan 3.000 lembar 2.000 6.000.000

5. Solar 150 kg 8.000 1.200.000

Total 157.200.000

Tabel 7. Biaya Variabel PT. Balolli Jaya Lestari

Sumber: Data Primer Setelah diolah,2021

Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa biaya variabel dari PT. Balolli

Jaya Lestari sebesar Rp. 5.621.667/bulan yang terdiri dari pembelian bahan baku,

dan bahan penolong.


37

Tabel 8. Analisis Produksi dan Pendapatan PT. Balolli Jaya Lestari


No. Uraian Unit Nilai (Rp)
1 Jumlah Produksi Kg 30.000
2 Harga Produk Rp 8.000
3 Biaya Tetap Rp 24.820.000
4 Biaya Variabel Rp 157.200.000
5 Total Biaya (3+4) Rp 182.020.000
6 Penerimaan (1x2) Rp 240.000.000
7 Pendapatan (6 – (3+4)) Rp 57.980.000
8 Total Biaya Pertahun Rp 2.184.240.000
9 Penerimaan Pertahun Rp 23.330.880.000
10 Pendapatan Pertahun(9-8) Rp 21.146.640.000
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan bahwa total penerimaan yang

didapatkan PT. Balolli Jaya Lestari perbulannya yaitu sebesar Rp. 240.000.000

sehingga pendapatan sebesar Rp. 57.980.000.


38

5. Peta Kinerja Agrosistem

Peta kinerja agrosistem menggambarkan tentang bagaimana kaitan antara

subsistem yang satu dengan subsistem yang lain, dengan kata lain peta kinerja

agrosistem merupakan suatu gambaran tentang arus uang, barang dan jasa yang

berlangsung didalam agrosistem yang berasal dari dalam agrosistem keluar

agrosistem ataupun sebaliknya.

Berikut peta kinerja agrosistem kasus pada usaha pupuk PT. Balolli Jaya Lestari

Pasar Input Lingkungan Sosial

7 1
6

8
Proses Pengadaan
Bahan Baku
1
1

MODAL
SENDIRI 6
1
1 Sumberdaya: 2

 Lahan
 Peralatan
 Manusia Proses Produksi
5  Finansial
2 9

13
Proses Investasi

Proses Pemasaran
4 1
0
3 1
Proses
Ketenagakerjaan 4

Pasar Benda Hasil Usaha


Modal 15

Gambar 1. Peta kinerja agrosistem pada usaha pupuk PT. Balolli Jaya Lestari
39

Penjelasan :

1. Semua modal dialokasikan ke semua sumberdaya yang dimiliki perusahaan menjadi

investasi awal dalam memulai usaha.

2. Lahan, peralatan, manusia dan finansial melalui proses investasi menjadi

sumberdaya yang dimiliki perusahaan.

3. Dengan adanya proses investasi kepada pasar benda modal tentunya mendatangkan

keuntungan bagi pasar benda modal.

4. Pasar benda modal menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan perusahaan dan

dialokasikan melalui proses investasi.

5. Sumberdaya yang ada digunakan untuk mendukung seluruh aktivitas operasional

perusahaan.

6. Perusahaan menggunakan sumberdaya tenaga kerja dan finansial dalam proses

pengadaan bahan baku.

7. Pengadaan bahan baku diperoleh pada pasar input.

8. Pasar input yang menyediakan bahan baku perusahaan.

9. Lingkungan sosial mempengaruhi proses ketenagakerjaan.

10. Sebelum semua kegiatan operasional perusahaan berlangsung maka perlu dilakukan

proses ketenagakerjaan untuk mendukung kegiatan perusahaan, baik itu dalam

proses pengadaan bahan baku, produksi maupun pemasaran,

11. Bahan baku yang telah tersedia digunakan dalam proses produksi untuk membuat

produk.

12. Alokasi sumberdaya yang ada untuk kegiatan produksi bisa berjalan.

13. Kegiatan produksi menghasilkan produk keripik pisang yang kemudian siap
40

dipasarkan.

14. Hasil usaha diinvestasikan kembali demi kelancaran usaha.


41

V. PROBLEMTISASI

5.1 Analisis Masalah Pengembangan Agrosistem (AMPA)

Analisis masalah pengembangan agrosistem (AMPA) merupakan suatu rangkaian

kegiatan analisis yang bertujuan untuk mengenai, mengurangi dan menganalisis

permasalahan yang ditentukan agrosistem kasus serta mengetahui hubungan antara

sebab akibat antara masalah. Analisis masalah dilakukan untuk meneliti sebab

timbulnya masalah-masalah tersebut. Analisis masalah ini dapat memberikan suatu

rangkaian sebab akibat yang ditujukan dalam suatu diagram. Tujuan utama penyusunan

masalah adalah untuk memudahkan seorang manajer dalam mengidentifikasi jenis-jenis

masalah yang dihadapi oleh perusahaan, serta mengantisipasi masalah dengan tindakan

pencegahan dan penanggulangan (Aswar, 2017).

Masalah adalah situasi yang memerlukan seseorang yang bertindak sepenuhnya

atau sebagian tanggung jawab. Persoalan merupakan masalah atau suatu aspek tertentu

yang ditemukan pada agrosistem kasus dan memerlukan suatu tindakan perbaikan

kendala yaitu suatu masalah yang tidak dapat dilakukan suatu tindakan kegiatan

perbaikan. Masalah atau persoalan merupakan suatu penyimpangan (deviasi) dan atau

suatu ketidakseimbang antara apa yang seharusnya terjadi dan apa yang sebenarnya

terjadi. Ketidakseimbangan ini disebabkan oleh perubahan tertentu. Proses yang

mendasari analisis masalah adalah menilai satu per satu dan komponen-komponen

(indikator) posisi dan kinerja agrosistem. Bila indikasi tersebut ada, berarti disitu

terdapat masalah (Aswar, 2017)


42

5.1.1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dimasudkan untuk melihat dan menilai situasi mana yang

memerlukan tindakan perbaikan guna mengatasinya karena masalah tersebut dapat

menimbulkan ketidakpuasan terhadap apa yang diharapkan sehingga perlu adanya

penyelesaian (Wahono, 2008).

Adapun masalah-masalah yang ditemukan dalam PT. Balolli Jaya Lestari

1. Jumlah pemasok sedikit

Pengadaan bahan baku menjadi terhambat karena belum adanya supplier tetap.

Selain itu, dengan bermitra bersama perusahaan besar atau menambah jumlah

kerjasama dengan pemasok bahan baku lainnya dapat membantu dalam penyediaan

supply bahan baku di agrosistem kasus. Yang dimana pada saat stok A kosong,

masih ada supply dari mitra yang lain. Sehingga pasokan bahan baku lancar dan

proses produksi juga tidak terhambat.

2. Tenaga kerja yang kurang

Tenaga kerja yang ada di Rumah Produksi Keripik Bachiss masih kurang,

dikarenakan masih kurangnya karyawan sehingga perlu diadakannya penambahan

Tenaga kerja yang ada di Rumah Produksi Keripik Bachiss masih kurang,

dikarenakan masih kurangnya karyawan sehingga perlu diadakannya penambahan

3. SOP belum dikuasai karyawan

Karyawan belum menguasai SOP Usaha sehingga karyawan belum kompeten

dalam bidangnya khususnya pada bagian produksi.


43

Tabel 9. Identifikasi Masalah yang dihadapi Usaha Pupuk PT. Balolli Jaya Lestari
Pengadaan
SD SD Proses Proses
No. Masalah Bahan
Finansial Manusia Produksi Pemasaran
Baku
Jumlah
1.
pemasok   
sedikit
Kurangny
2. a Tenaga   
Kerja
SOP belum
3. dikuasai    
karyawan
Sumber : Analisis Data Primer Setelah diolah, 2021
Berdasarkan tabel 9, menunjukkan bahwa dalam mengidentifikasi masalah yang

dihadapi pada PT. Balolli Jaya Lestari ini berada pada

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai masalah yang dihadapi oleh PT. Balolli

Jaya Lestari dapat dilihat pada table dibawah ini

Tabel 10. Fakta, Masalah dan Sasaran Usaha Pupuk PT. Balolli Jaya Lestari
No Fakta Masalah Sasaran
1 Jumlah pemasok sedikit Pengadaan bahan Mencari petani dan menambah
baku terhambat jaringan kemitraan untuk
menambah stok bahan baku
produksi

2 Tenaga kerja yang Bagian setiap Menambah Tenaga Kerja


berkurang proses produksi
hanya berjumlah
3 orang

3 SOP belum dikuasai Karyawan belum Memberikan edukasi kepada


karyawan kompeten dalam karyawan dengan
bidangnya mengikutkan pelatihan SOP
khususnya bagian
produksi

Sumber :Analisis Data Primer setelah diolah, 2021.

Berdasarkan tabel 10, menunjukkan bahwa beberapa fakta dan sasaran PT. Balolli

Jaya Lestari dapat dilihat dari jumlah pemasok sedikit yang menimbulkan pengadaan
44

bahan baku terhambat sehingga apabila sudah mendapat petani/supplier tetap dan

menambah jaringan kemitraan untuk penambahan stok bahan baku produksi, pengadaan

bahan bakunya tidak terhambat. Kemudian tempat produksinya yang masih sewa

sehingga tempat untuk menampung alat dan bahan baku belum memadai dan

membentuk sasaran membeli rumah khusus untuk usaha. Selanjutnya SOP belum

dikuasai karyawan yang menyebabkan karyawan tidak kompeten dibidangnya dan

membentuk sasaran menjadi Memberikan edukasi kepada karyawan dengan

mengikutkan pelatihan SOP.

5.1.1 Penentuan Masalah Utama

Masalah utama merupakan inti dari penentuan tindakan-tindakan yang akan

dilaksanakan. Apabila sebuah perusahaan dapat menemukan jalan penyelesaian

sebuah masalah utama yang dihadapinya, maka secara tidak langsung perusahaan

tersebut dapat menyelesaikan masalah-masalah lainnya (Abdul basir, 2017).

Masalah utama yang ditemukan di Usaha Pupuk PT. Balolli Jaya Lestari adalah

SOP belum dikuasai karyawan yang mengakibatkan karyawan tidak kompeten dalam

bidangnya, khususnya pada bagian produksi. Masalah utama ini adalah masalah yang

paling berpengaruh terhadap agrosistem kasus yang dianalisis.

5.1.2 Struktur Pohon Masalah


Pohon masalah adalah suatu tekhnik untuk mengidentifikasi semua masalah

dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian

hubungan sebab akibat. Pohon masalah dimulai dengan masalah utama. Sebagai hasil

analisis situasi di unit kerja, dianalisis penyebab masalah tersebut, mulailah dengan

rumusan pernyataan masalah yang dihadapi unit kerja, pikiran apa akibat yang mungkin
45

timbul dari masalah tersebut, diskusikan dan tuliskan sebagai

Alternative penyebab masalah tersebut secara bertahap, lukiskanlah dalam sebuah

bagan pohon (Yudisyus, 2013).

Akibat

Sebab

Karyawan tidak kompeten dalam


bidangnya khususnya bagian produksi

SOP belum dikuasai karyawan

Jumlah Pemasok Kurangnya Tenaga


sedikit Kerja

Keterangan:

: Masalah akibat

: Masalah utama

: Masalah antara

5.2 Analisis Sasaran Pengembangan Agrosisitem (ASPA)


46

Analisis sasaran dilakukan untuk menghasilkan tindakan yang akan dilakukan

untuk memecahkan masalah. Sasaran dapat juga diartikan sebagai ukuran yang jelas

mengenai tujuan yang dicapai (Yudisyus, 2013).

5.2.1 Penetapan Sasaran

Sasaran ialah kriteria bagi keputusan yakni perincian khusus yang harus dicapai

oleh perusahaan. Sasaran yang ditetapkan setelah menetapkan tujuan dari keputusan dan

menyetujui tindakan yang akan dicapai. Hal ini dilakukan sebelum membahas

alternative, terkadang bahkan sebelum mengidentifikasi alterntif. Sasaran merupakan

ukuran yang jelas mengenai tujuan yang ingin dicapai sebab dengan adanya ukuran

yang jelas kita dapat mengambil pilihan beralasan (Yudisyus, 2013).Berdasrakan

analisis masalah yang telah dipaparkan sebelumnya maka langkah selanjutnya ialah

menetapkan sasaran yang perlu dicapai sehubungan dengan masalah yang dihadapi PT.

Balolli Jaya Lestari yaitu:

1. Jumlah pemasok sedikit

Sebaiknya mencari petani atau supplier tetap sehingga pengadaan bahan bakunya

tidak terhambat. Selain itu, dengan bermitra bersama perusahaan besar atau menambah

jumlah kerjasama dengan pemasok bahan baku lainnya dapat membantu dalam

penyediaan supply bahan baku di agrosistem kasus yang dimana pada saat stok A

kosong, masih ada supply dari mitra yang lain. Sehingga pasokan bahan baku lancar dan

proses produksi juga tidak terhambat.

2. Tenaga kerja yang ada di PT. Balolli Jaya Lestari masih kurang, dikarenakan masih

kurangnya karyawan sehingga perlu diadakannya penambahan

3. SOP belum dikuasai karyawan


47

Sebaiknya memberikan edukasi kepada karyawan dengan mengikutkan pelatihan

SOP Usaha.

5.1.1 Penetapan Sasaran Utama

Sasaran utama yang ingin dicapai oleh PT. Balolli Jaya Lestari adalah “SOP

Usaha dikuasai oleh karyawan”.

5.1.2 Struktur Pohon Sasaran

Strukturisasi sasaran merupakan bentuk positif dari diagram masalah

pengembangan agrosistem. Tujuannya untuk mengetahui sasaran yang ingin dicapai

bila persoalan-persoalan yang menjadi penyebab masalah telah dapat dipecahkan

(Yudisyus, 2013). Struktur pohon sasaran agrosistem dapat dilihat pada

gambar berikut:

Akibat

Sebab

Karyawan kompeten dalam


bidangnya khususnya bagian produksi

SOP dikuasai karyawan

jaringan kemitraan untuk menambah stok bahan Kurangnya tenaga


baku kerja

Gambar 19. Struktur Pohon Sasaran Pengembangan PT. Balolli Jaya


48

Lestari

Keterangan:

: Sasaran akibat

: : Sasaran Utama

: Sasaran antara
49

VI. DESAIN TINDAKAN

6.1 Analisis Alternatif Tindakan Pengembangan Agrosistem

Analisis alternatif adalah suatu usaha untuk melihat berbagai kemungkinan

pilihan hubungan tindakan hasil (rangkaian tujuan) dari analisis sasaran yang

mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan.Analisis alternatif

digunakan untuk menilai masing-masing alternatif untuk mengembangkan suatu

proyek. Anlisis alternatif ini pada akhirnya mengarah akan mengarah pada salah

satu rangkaian tujuan (Ucokeren, 2011).

6.1.1 Alternatif Tindakan

Analisis tindakan merupakan hasil yang diperoleh dari evaluasi setiap

alternatif yang tersedia terhadap kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pada saat

evalusasi, setiap alternatif yang tidak dapat memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan segera gugur dari analisis alternatif.Analisis alternatif berguna untuk

melihat beberapa kemungkinan pilihan (alternative) hubungan tindakan

(rangkaian sasaran) dianalisis sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu

(Ucokeren, 2011). Setelah melalui evaluasi maka diperlukan suatu alternatif yang

dapat dilakukan untuk mencapai kedua sasaran antara agar sampai pada sasaran

utama “SOP dikuasai karyawan” adalah :

1. Untuk masalah jumlah pemasok sedikit maka tindakan yang dilakukan

yaitu mencari petani sehingga pengadaan bahan baku tidak terhambat. Selain

itu, dengan bermitra bersama perusahaan besar atau menambah jumlah

kerjasama dengan pemasok bahan baku lainnya dapat membantu dalam


50

penyediaan supply bahan baku di agrosistem kasus. Yang dimana pada saat

stok A

Anda mungkin juga menyukai