PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan dari pelaksanaan magang pada program studi Agribisnis adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan, pengalaman, kemampuan, dan keterampilan
mahasiswa sesuai dengan bidang ilmunya.
2. Mengarahkan mahasiswa untuk menemukan permasalahan maupun data yang
berguna dalam penelitian tugas akhir/skripsi.
3. Sebagai sarana bagi mahasiswa untuk merintis jaringan ke dunia kerja.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mempelajari manajemen penjualan pupuk urea bersubsidi yang
dilaksanakan di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI) di kantor penjualan
Pontianak.
2. Untuk mengetahui teknik-teknik manajemen pemasaran pupuk urea bersubsidi
serta dapat memberikan sumbangan gagasan, ide, maupun solusi untuk
memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang (PUSRI) di kantor penjualan pontianak dalam manajemen penjualan
pupuk urea bersubsidi.
1.2.3 Manfaat
Manfaat dari kegiatan praktek magang ini meliputi:
1. Membuat cara berfikir mahasiswa lebih berkembang dan kreatif.
2. Melatih mahasiswa untuk berinteraksi dengan pimpinan dan masyarakat sekitar.
3. Menambah wawasan mahasiswa dalam menghadapi masalah yang sering terjadi
di penjualan pupuk bersubsidi.
1.3 Ruang Lingkup
1.3.1 Rumusan Masalah
Adapun hal yang akan dibahas dalam laporan penelitian ini yaitu bagaimana
sistem yang diterapkan oleh PT. Pupuk Sriwidjaja (Pusri) kota Pontianak dalam
mendistribusikan pupuk Urea bersubsidi?
1.3.2 Batasan
Adapun terdapat beberapa batasan dalam laporan magang ini yaitu:
1. Laporan mengenai sistem distribusi pupuk bersubsidi dilakukan di wilayah
Kalimantan Barat.
2. Produk yang di distribusikan yaitu pupuk urea bersubsidi/PSO
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
HASIL KEGIATAN
3.5.2 Perencanaan
Adapun perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Menyusun rencana tonase penjualan pupuk non PSO per bulan dan per tahun
bersama Departemen terkait.
2. Mengevaluasi dan menyetujui rencana penjualan pupuk non PSO per bulan dan
per tahun untuk ditetapkan sebagai RKAP maupun pedoman operasional.
3.5.3 Pengorganisasian
1. Kegiatan penjualan dimonitori oleh staff penjualan dan staff administrasi
keuangan dan penjualan
2. Kegiatan penjualan dan pemasaran dilakukan pada saat adanya permintaan
Pembeli / Distributor
3. Menyiapkan stock pupuk non PSO di gudang persediaan dalam proses
penjualan.
3.5.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan penjualan dilakukan setiap hari untuk memenuhi target penjualan
pupuk non-subsidi yang sudah ditentukan sesuai hasil rapat kantor pusat PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang (PUSRI). Adapun pelaksanaan penjualan pupuk non PSO
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Penjualan Pupuk Non PSO Tunai
a. Menerima permintaan pembelian pupuk dari pembeli
b. Menyiapkan ERPB
c. Menyetujui rencana penjualan pupuk non PSO yang tertuang dalam ERPB
d. Menyiapkan SPJB dan Pakta Integritas
e. Menginformasikan persetujuan penjualan (Letter of Confirmation) / LetCo
f. Melakukan pembayaran ke rekening PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang yang
ditunjuk
g. Klarifikasi / verifikasi keabsahan pembayaran dari pembeli di rekening PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang yang ditunjuk
h. Menerbitkan SO / Faktur Pajak penjualan produk kepada Pembeli /
Distributor
i. Mengambil pupuk yang dibeli berdasarkan SO / Faktur penjualan produk di
gudang yang ditunjuk
j. Menyerahkan / mengeluarkan pupuk non PSO sesuai SO / Faktur Pajak
Penjualan pupuk yang diterima kepada pembeli.
Dalam rangka menunjang program ketahanan pangan, PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
mempunyai tugas utama melaksanakan penyaluran pupuk bersubsidi sesuai ketentuan
pemerintah melalui pupuk Indonesia (Persero) di wilayah tanggung jawabnya. Tugas utama
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI) tersebut harus terlaksana dengan baik dan
dipertanggungjawabkan.
Selain melaksanakan tugas di atas PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI) sebagai
korporasi memerlukan pendapatan untuk kelangsungan dan pengembangan perusahaan
dengan melaksanakan penjualan produk non PSO.
Agar pelaksanaan penjualan pupuk non PSO bisa terlaksana dengan tertib, efektif,
efisien, bisa dipertanggungjawabkan dan sesuai perkembangan bisnis maka diperlukan POB
Penjualan Pupuk Non PSO Dalam Negeri sebagai acuan pelaksanaan yang sesuai dengan
kebutuhan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI).
4.1 Perencanaan
4.1.1 Perencanaan Penjualan
Rencana penjualan pupuk non PSO berdasarkan RKAP disusun secara periodik
disiapkan oleh Manager Penjualan Produk Non PSO untuk diajukan GM Penjualan
ke Dirkom. Dapat disampaikan petunjuk teknis penjualan pupuk non PSO :
a. Penjualan pupuk non PSO dalam negeri 0-100 Ton dapat dilakukan langsung
oleh Are Manager Penjualan Daerah sesuai ketersediaan stok dimasing – masing
daerah wilayah tanggung jawabnya setelah mendapat persetujuan prinsip
melalui ERPB (lampiran 1) dari Manager Penjualan Komersil Wil. I/II.
b. PPD menerbitkan dokumen berupa kontrak atau SKPP (lampiran 2)
ditandatangani oleh Area Manager Penjualan Daerah, selanjutnya customer
melakukan transfer ke rekening PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sesuai nominal
komitmen yang disetujui pada Kontrak / SKPP , kantor pusat akan melakukan
validasi dan menerbitkan SO (Sales Order) untuk pengambilan pupuk di gudang
dan SO akan dikirimkan melalui email ke masing-masing PPD.
c. Bila pembeli menghendaki kode booking pesanan , PPD dapat mengajukan
terlebih dahulu ke kantor pusat.
4.2 Pengorganisasian
Staff penjualan bertanggung jawab dalam proses pengawasan penjualan pupuk non PSO,
melaporkan hasil penjualan kepada Area Manager Penjualan sebagai dasar untuk
perkiraan target penjualan, mengatur, mengawasi pelaksanaan penerimaan,
pengangkutan, penyimpanan dan penjualan pupuk serta memonitor kegiatan tersebut.
4.3 Pelaksanaan
4.3.1 Pengawasan Penjualan
Bersinergi dengan pelanggan merupakan cara dalam memenuhi kepuasan
pelanggan. Penjualan produk dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu melalui
distributor dan penjualan langsung kepada end user. Kecurangan dalam penjualan
pupuk non PSO oleh oknum tidak bertanggung jawab merupakan salah satu faktor
dalam tidak tercapainya target penjualan pupuk non PSO. Sumber penurunan
penjualan umumnya terjadi di lapangan, yaitu:
1. Pengoplosan atau mencampurkan pupuk non PSO dengan pupuk bersubsidi
2. Mengganti tampilan atau karung pupuk bersubsidi dengan karung pupuk non
PSO
3. Mengirim produk pupuk ke luar negeri tanpa persetujuan perusahaan
Pengawasan dan pengontrolan terhadap penjualan perlu dilakukan untuk
memperkecil penurunan penjualan dan mengetahui apakah kinerja penjualan sudah
sesuai dengan prosedur operasional baku (POB).
4.3.2 Bagan Alur Penjualan Pupuk Non PSO / non subsidi
1. Penjualan Pupuk Non PSO Dalam negeri Tunai
Pembeli Staf Penjualan Manager
(Distributor Produk Non Penjualan Direktur Ka. P&A/Ka.
PSO yang GM
/End User) diberi
Produk Non Komersil Gudang/Ka.
Penjualan
Otorisasi PSO UPP
Menyusun
rencana tonase
penjualan
pupuk non
PSO
Menyiapkan
Menyetujui rencana
Mengajukan ERPB
penjualan pupuk non PSO
penjualan
pembelian yang tertuang dalam
pupuk non
PSO
ERPB
Menyiapkan
SPBJ dan
Pakta
Integritas
Menandatangani SPJB
dan Pakta Integritas
Menerima
konfirmasi
dan
melakukan
Mengkonfir
pembayaran masikan
tunai atau persetujuan
transfer penjualan
(Letter of
Confirmatio
n)/ LetCo
Klarifikasi/
verifikasi
keabsahan Menerbitkan DO/Faktur Pajak
pembayaran penjualan kepada pembeli
Mengambil
pupuk yang
dibeli
berdasarkan
DO/Faktur
Pajak
Menyerahkan/
mengeluarkan
Pupuk Non
PSO
Pembeli Manager
Mgr. Penjualan GM Direktur Ka. P&A/Ka.
(Distributor Gudang/Ka.
/End User) Keuangan Produk Non Penjualan Komersil
PSO UPP
Menyusun
rencana tonase
penjualan
pupuk non
PSO
Menyiapkan
Mengevalu Menyetujui
ERPB asi rencana rencana
penjualan penjualan penjualan
Mengajukan pupuk non pupuk non
pupuk non
pembelian PSO PSO
PSO dengan
SKBDN dengan dengan
SKBDN SKBDN
Menyiapkan
SPBJ dan
Pakta
Integritas
Menandatangani SPJB
dan Pakta Integritas
Menerima
konfirmasi,
menyerahkan Mengkonfir
SKBDN dan masikan
melakukan persetujuan
menyetorkan penjualan
PPN (untuk (Letter of
SKBDN Klarifikasi/v Confirmatio
Usance) erifikasi n)/ LetCo
keabsahan
pembayaran
Mengambil
pupuk
Menyerahkan/
mengeluarkan
Pupuk Non
PSO
Mgr. Mgr
Perusahaan Direktur
Ekspeditur Logistik Penjualan GM
Perkebunan Komersil
Pemasaran Produk Non Penjualan
PSO
Menyiapkan
persyaratan
lelang
Mengikuti
pelaksanaan
pelelangan pada
perusahaan
perkebunan/ind
ustri
Melengkapi
persyaratan yang
ditetapkan oleh
perusahaan
perkebunan/indus
tri, bila
dinyatakan
sebagai
pemenang
Memeriksa
Menyiapkan kontrak
kontrak yang telah Menanda
dengan pihak disiapkan tangani
perusahaan Manager kontrak
perkebunan/in Penjualan
dustri Produk Non
PSO
Melakukan
penagihan
pembayaran
4.3.3 Penyerahan
Dalam proses penjualan pupuk non PSO kepada distributor atau pembeli
maka penyerahan dilakukan apabila pembayaran telah dipenuhi. Pengambilan
pupuk dilakukan oleh pembeli paling lambet sesuai dengan jangka waktu
berlakunya sales order (SO), serta tenggung jawab pupuk beralih kepada pembeli.
Apabila distributor / pembeli terlambat mengeluarkan pupuk dari gudang
persediaan sesuai betas waktu yang tercantum dalam SO, maka terhadap sisa pupuk
yang belum diambil pembeli dikenakan denda claim sewa gudang sebesar Rp
2000,- (Dua Ribu Rupiah) per ton per hari dan maksimal selama 5 (Lima) hari kerja
atau ditentukan lebih lanjut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan magang di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI)
di Jalan Adi Sucipto Km 4 Pontinak, sistem managemen penjualan menggunakan sistem
penjualan pupuk non PSO tunai, penjualan pupuk non PSO dengan SKBDN (Surat
Kredit Berdokumen Dalam Negeri), penjualan melalui proses tender / lelang. Tetapi
masih terdapat masalah-masalah yang sering terjadi dilapangan seperti mengoplosan
pupuk non PSO / non subsidi dicampur pupuk subsidi , mengganti karung pupuk subsidi
dengan karung pupuk non subsidi , dan dikirimnya pupuk keluar negeri tanpa persetujuan
perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan kegiatan magang yang sudah dilaksanakan , penulis menyampaikan saran
kepada pihak PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (PUSRI) yaitu:
a. peningkatan pengawasan penjualan guna memperkecil masalah yang sering
terjadi di lapangan.
b. Menerapkan sanksi terhadap pihak penjual / distributor yang melakukan
kecurangan.
c. Perusahaan sebaiknya berkerjasama dengan pihak yang berwenang dalam
pengawasan penjualan pupuk oleh oknum yang hendak membawa pupuk ke luar
negeri tanpa persetujuan perusahaan.