AgriNutri Organics
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Fathiya Rizky 12020220120009
Iman Maula Zulkarnayn 12020220130093
Muhammad Hazim 12020220120024
Nisrina Ikhfadhillah Mulyani 12020220120022
Ratna Wulandari 12020220120020
EKONOMI ISLAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Proyek AgriNutri
Orgaics.
Proposal ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan proposal ini. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan proposal ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki proposal ini.
Akhir kata kami berharap semoga proposal ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Semarang, 15 September 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
1.3 Kegunaan ................................................................................................................................ 3
1.4 Profile Bisnis ........................................................................................................................... 3
1.5 Lokasi ..................................................................................................................................... 5
1.6 Jangkauan Pelaksanaan Proyek ................................................................................................ 5
1.7 Indikator Keberhasilan Proyek ................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 6
2.1 Pupuk Organik ......................................................................................................................... 6
2.1.1 Pupuk Kandang ..................................................................................................................... 7
2.1.2 Pupuk Kompos...................................................................................................................... 8
2.1.3 Sekam Padi ........................................................................................................................... 9
BAB III ASPEK EVALUASI .......................................................................................................... 11
3.1 Analisis SWOT...................................................................................................................... 11
3.2 Aspek Hukum ........................................................................................................................ 13
3.3 Aspek Teknis dan Teknologi .................................................................................................. 16
3.4 Aspek SDM (Sumber Daya Manusia) .................................................................................... 17
3.5 Aspek Manajemen ................................................................................................................. 18
3.6 Aspek Operasional ................................................................................................................. 19
3.7 Aspek Ekonomi ..................................................................................................................... 22
3.8 Aspek Sosial Budaya ............................................................................................................. 23
3.9 Aspek Lingkungan ................................................................................................................. 23
3.10 Aspek Finansial ................................................................................................................... 24
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................................ 35
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 35
4.2 Saran ..................................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 36
iii
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka timbul tujuan umum dan
khusus dari adanya proyek bisnis AgriNutri Organics, antara lain:
a. Tujuan umum:
1. Menyediakan produk berupa pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan para
petani maupun kelompok tani dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat
tani.
b. Tujuan khusus:
1. Memaksimalkan inovasi pada produk pupuk organik dengan menciptakan nilai
tambah pada AgriNutri Organics.
2. Penguasaan terhadap sumber daya fisik dan keuangan untuk mengembangkan
perusahaan menjadi semakin besar dan semakin menguntungkan.
3. Memperluas pemasaran produk pupuk organik melalui platfom digital untuk
dijual pada masyakat tani luas.
4. Memaksimalkan pengaplikasian nilai-nilai keislaman dalam kegiatan
transaksinya, baik pada proses produksi, distribusi maupun konsumsi.
1.3 Kegunaan
7
Line of Business / Bidang Usaha
Tujuan bisnis adalah melakukan usaha dibidang perdagangan, dan jasa di
bidang perpupukan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat untuk mendapatkan keuntungan guna meningkatkan nilai usaha
dengan menerapkan prinsi-prinsip yang ada.
1. Kegiatan Usaha Utama
a. Industri
Mengolah bahan-bahan mentah tertentu menjadi bahan-bahan pokok yang
diperlukan guna pembuatan pupuk, serta mengolah bahan pokok menjadi
jenis pupuk dan hasil.
b. Perdagangan
Menyelenggarakan kegiatan distribusi dan perdagangan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang berhubungan dengan produk-produk di atas,
serta kegiatan impor barang-barang yang antara lain berupa bahan baku,
bahan penolong/ pembantu, peralatan produksi dan bahan lainnya.
c. Jasa Lainnya
Melaksanakan studi penelitian, Pendidikan, pengembangan, desain
engineering, pengoperasian, perbaikan, reparasi, pemeliharaan, konsultasi
(kecuali konsultasi di bidang hukum) dan jasa Teknik lainnya dalam sektor
industri pupuk serta jasa dalam bidang pertanian dan perkebunan.
2. Kegiatan Penunjang Kegiatan Utama
a. Pengangkutan
Menjalankan kegiatan-kegiatan usaha dalam bidang angkutan, ekspedisi,
dan pergudangan, serta kegiatan lainnya yang merupakan sarana
perlengkapan guna melancarkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha
tersebut.
b. Pertanian dan Perkebunan
Menjalankan usaha dalam bidang pertanian dan perkebunan serta industri
pengelolaan hasil pertanian dan perkebunan.
3. Produk yang dihasilkan
Pupuk Organik: Bisnis ini memiliki produk pupuk organik ada 2 jenis yaitu
pupuk kandang dan pupuk kompos dengan merk “AgriNutri Organics” yang
dihasilkan dan dikelola oleh AgriNutri Organics. Total kapasitas produksi
pupuk organik AgriNutri Organics saat ini adalah 1650 – 1900 ton/ tahun.
8
1.5 Lokasi
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas
bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses
rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk
organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada
kadar haranya; nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik.
Pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat tanah menjadi
lebih baik bagi pertumbuhan tanaman (Yuwono, 2011). Dalam pengartian khusus yaitu
pupuk mengandung satu atau lebih hara tanaman.Berdasarkan senyawanya pupuk
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik
merupakan pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong
sebagai pupuk organik. Menurut Andyana (2012), pupuk organik merupakan hasil
dekomposisi bahan-bahan organik yang diurai (dirombak) oleh mikroba, yang hasil
akhirnya dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan
dan perkembangan. Pupuk organik sangat penting bagi dunia perkebunan, yaitu sebagai
penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan efisiensi
pupuk dan produktivitas lahan. Penggunaan pupuk organik padat dan cair pada sistem
pertanian organik sangat dianjurkan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa
pemakaian pupuk organik juga dapat memberi pertumbuhan dan hasil tanaman yang
baik.
Berdasarkan keadaan fisiknya pupuk organik dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair (Sukamto, 2012). Pupuk
organik padat merupakan jenis pupuk organik yang memiliki bentuk berupa padatan
seperti pupuk kandang, pupuk hijauan, pupuk kompos dan humus. Sementara itu pupuk
organik cair adalah jenis pupuk organik yang memiliki wujud fisik yang berupa cairan.
Menurut Ayub (2010), Langkah awal yang harus dilakukan dalam mengolah kotoran
ternak menjadi pupuk organik yaitu mengumpulkan kotoran ternak dengan
memasukkan ke dalam sebuah lubang atau mengumpulkan pada tempat terbuka yang
dekat dengan kandang dan jauh dari sumber air. Kemudian Langkah selanjutnya yaitu
memasukkan sisa pakan yang ada ke dalam tempat pengumpulan. Selanjutnya hasil dari
10
kumpulan kotoran ternak dan sisa pakan yang telah dicampur pada lubang tersebut
dibiarkan kurang lebih selama tiga bulan. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan
memiliki ciri yaitu memiliki suhu yang dingin, tekstur yang remah, bau yang jauh
berkurang atau bahkan tidak berbau dan wujud yang telah berubah dari keadaan awal.
Jika belum memiliki ciri seperti yang telah tercantum, pupuk kandang tersebut belum
siap untuk digunakan. Penggunaan pupuk kendang yang belum matang akan
menghambat pertumbuhan tanaman. Untuk menjaga kualitas pupuk kendang ini dapat
disimpan dalam karung.
2.1.1 Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan hasil sampingan yang cukup penting, terdiri dari
kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang tercampur sisa makanan. Pupuk
kandang ialah zat organik yang digunakan sebagai pupuk organik dalam pertanian.
Pupuk kandang berperan dalam kesuburan tanah dengan menambahkan zat dan
nutrisi. Pemberian pupuk kandang perlu dipertimbangkan, karena pupuk kandang
dapat menyebabkan berkembangnya gulma pada lahan yang diusahakan.
Diketahui bahwa keberadaan gulma yang dibiarkan tumbuh pada suatu tanaman
dapat menurunkan hasil 20 – 30%. (Moenandir dkk., 1993).
Beberapa petani di daerah memisahkan antara pupuk kandang padat dan cair
yaitu pupuk kandang padat adalah kotoran ternak yang berupa padatan baik belum
dikompos maupun sudah dikompos sebagai sumber hara utama bagi tanaman dan
dapat memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah sedangkan pupuk kandang
cair merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan yang masih segar
dan bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air
dengan perbandingan tertentu (Widowati et al., 2005).
Kandungan hara dalam pupuk kandang sangat menentukan kualitas pupuk
kandang. Kandungan unsur-unsur hara di dalam pupuk kandang tidak hanya
tergantung pada jenis ternak, tetapi juga tergantung dari makanan dan air yang
diberikan, umur, dan bentuk fisik ternak. Ada beberapa pupuk kandang, seperti
pupuk kandang ayam mengandung beberapa unsur hara makro yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen (N), phosphor (P), kalium (K), dan
beberapa unsur hara mikro seperti mangan (Mn), kalsium (Ca), besi (Fe) dan
beberapa unsur hara yang lain yang dapat membantu dalam produksi tanaman
(Andayani & La Sarido, 2013). Pupuk kotoran sapi sifatnya lebih baik daripada
pupuk alam lainnya maupun pupuk buatan, karena merupakan humus yang
11
mengandung senyawa-senyawa organik dan merupakan sumber unsur hara makro
yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Mayun, 2007). Pupuk
kandang kambing mempunyai sifat memperbaiki aerasi tanah, menambah
kemampuan tanah menambah unsur hara, menambah kemampuan tanah menahan
air, meningkatkan daya sangga tanah, sumber energi bagi mikroorganisme tanah
dan sebagai sumber unsur hara. Pupuk kandang kambing mengandung unsur N
yang dapat mendorong pertumbuhan organ-organ yang berkaitan dengan
fotosintesis yaitu daun. (Subhan et al., 2005 ; Rizwan, 2008).
2.1.2 Pupuk Kompos
12
memperbaiki drainase dan pori-pori dalam tanah, menambah dan mengaktifkan
unsur hara (Susetya, 2016).
2.1.3 Sekam Padi
Sekam padi adalah limbah buangan hasil penggilingan padi yang cenderung
meningkat yang mengalami proses penghancuran yang alami dan lambat, sehingga
mengganggu lingkungan juga kesehatan. Sekam padi merupakan lapisan keras yang
meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang
saling bertautan (Putro dan Prasetyoko, 2007). Sekam padi yang umum ditemui
memiliki ciri fisik berwarna kekuningan atau keemasan. Pada proses penggilingan
padi, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah
penggilingan (Aziz, 1992). Sekam tersusun dari jaringan serat-serat selulosa yang
mengandung banyak silika dalam bentuk serabut-serabut yang sangat keras
(Nuryono dan Narsito, 2009). Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, dan
energi atau bahan bakar. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam
sekitar 20-30%, dedak antara 8-12%, dan beras giling antara 50-63,5% dari bobot
awal gabah (Jahiding, dkk, 2011).
13
dapat digunakan sebagai substrat untuk menghasilkan enzim dan sumber karbon
untuk produksi etanol (Widayantini, dkk, 2014).
14
BAB III
ASPEK EVALUASI
15
Produk: Perusahaan ini kekeringan, atau cuaca ekstrem
memiliki fokus yang kuat lainnya dapat memengaruhi suplai
pada penelitian dan bahan baku dan produksi produk
pengembangan produk. pupuk organik.
Hal ini memungkinkan 3. Biaya Produksi yang Tinggi:
Agrinutri Organic untuk Proses produksi pupuk organik
terus meningkatkan mungkin melibatkan biaya yang
formulasi produknya, lebih tinggi daripada pupuk kimia
memastikan bahwa konvensional. Ini dapat menjadi
mereka tetap relevan dan hambatan dalam mengikuti harga
efektif di pasar yang kompetitif di pasar. Perusahaan
berubah. perlu terus mencari cara untuk
mengoptimalkan biaya produksi.
16
Agrinutri Organic dapat
memanfaatkan dukungan ini
untuk pertumbuhan bisnisnya.
4. Kemitraan Potensial dengan
Petani Organik: Membangun
kemitraan dengan petani organik
dapat memungkinkan perusahaan
untuk mendapatkan akses lebih
besar ke pasar dan mendukung
petani dalam mengadopsi praktik
pertanian organik.
17
3.2 Aspek Hukum
Aspek hukum adalah bagian integral dari proses evaluasi yang memberikan
pemahaman mendalam tentang kepatuhan, hak, dan kewajiban hukum yang relevan
dalam konteks perusahaan atau proyek yang sedang dipertimbangkan. Peraturan
hukum, baik yang berlaku di tingkat nasional maupun daerah, memiliki dampak
signifikan terhadap setiap aspek bisnis, mulai dari pendirian perusahaan, hak dan
perlindungan merek, kontrak dan kewajiban perusahaan, hingga isu-isu terkait tenaga
kerja dan lingkungan. Pemahaman yang mendalam tentang aspek hukum adalah
pondasi yang kuat dalam menjalankan bisnis yang etis, meminimalkan risiko hukum,
dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku Dengan demikian,
kegiatan bisnis yang akan dilakukan oleh perusahaan AgriNutri Organics Perlu untuk
memperhatikan ketentuan hukum yang berlaku dan mengikat. Perusahaan AgriNutri
Organics merupakan perusahan yang memproduksi pupuk organik sehingga perlu
untuk melakukan analisa mendalam mengenai pengajuan legalitas perusahaandam
pengajuan izin usaha industri.
AgriNutri Organics merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam industri
pembuatan pupuk organik. Pembuatan legalitas perusahaan perlu untuk dilakukan
karena legalitas perusahaan menjadi pondasi yang kokoh untuk menjalankan operasi
18
dan kegiatan bisnis dengan sukses dan keberlanjutan. Regulasi yang mengatur
mengenai pengajuan legalitas perusahaan diantaranya adalah:
Pengajuan Izin Usaha Industri adalah salah satu langkah awal yang esensial dalam
memulai atau menjalankan usaha industri. Izin ini diperlukan untuk memastikan bahwa
operasi perusahaan berada dalam kerangka hukum yang berlaku. Regulasi yang
mengatur mengenai Izin Usaha Industri adalah sebagai berikut:
Sesuai regulasi yang berlaku, pembuatan Izin Usaha Industri melibatkan beberapa
tahap dan prosedur. Berikut adalah mekanisme umum untuk mendapatkan Izin Usaha
Industri bagi perusahaan AgriNutric Organics:
● Persiapan Dokumen
19
1. Surat permohonan izin usaha industri.
2. Rencana bisnis yang mencakup jenis industri, skala produksi, dan investasi yangakan dilakukan.
3. Surat keterangan domisili perusahaan.
4. Izin lingkungan (AMDAL) jika diperlukan berdasarkan jenis industri.
5. Izin prinsip (principle license) jika diperlukan.
6. Rencana tata letak dan fasilitas industri.
7. Bukti kepemilikan atau sewa lahan/tempat usaha.
● Pengajuan Permohonan Izin
Ajukan permohonan izin usaha industri ke instansi yang berwenang sesuai dengan jenis
industri Anda. Biasanya, izin usaha industri diberikan oleh Kementerian Perindustrian
atau pemerintah daerah setempat, tergantung pada skala dan jenis industri.
Setelah verifikasi dan survey selesai, izin usaha industri perusahaan akan dievaluasi.
Jika memenuhi semua persyaratan, perusahaan akan mendapatkan persetujuan untuk
menjalankan usaha industri.
● Pembayaran Biaya
Perusahaan akan membayar biaya yang terkait dengan izin usaha industri, seperti biaya
pendaftaran dan biaya izin lingkungan jika diperlukan.
● Penerbitan Izin
Setelah pembayaran selesai, izin usaha industri Anda akan diterbitkan oleh instansi
yang berwenang.
20
3.3 Aspek Teknis dan Teknologi
1. Penentuan Lokasi
1) Lokasi letak pasar yang dituju: Penjualan pupuk organik yang dilakukan oleh
AgriNutri Organics dengan dua metode. Pertama yaitu metode pemesanan yaitu
pupuk organik diantar langsung ke tempat pemesanan dengan biaya angkut di
tanggung oleh pembeli ketika sampai di tempat tujuan. Kedua yaitu penjualan di
tempat dimana biaya pengangkutan tidak ditanggung oleh penjual. Oleh karena
itu, jarak tidak menjadi masalah yang berarti bagi penjual. Sebagian besar
pembeli pupuk berlokasi di wilayah sekitar Kabupaten Semarang. Konsumen
menganggap bahwa lokasi dari usaha ini cukup terjangkau.
2) Kedekatan dengan bahan baku: Bahan baku utama dari usaha ini kotoran hewan,
tanaman, jerami, dan sekam didapat dari sekitar Bawen. Bahan bantu seperti Em4,
zeolite dll diperoleh dari toko pertanian yang berada di daerah Kecamatan
Ungaran dan kecamatan Ambarawa.
3) Fasilitas transportasi: Desa Lemahireng memiliki jalan utama desa dalam kondisi
baik dan beraspal. Lokasi usaha berada di pinggir jalan utama desa.
4) Iklim dan keadaan tanah: Berdasarkan kondisi geografisnya, maka Desa
Lemahireng cocok dijadikan lokasi pengomposan. Tingkat produksi yang lebih
tinggi dapat dilakukan pada saat musim kemarau daripada musim hujan karena
saat musim kemarau proses pematangan kompos lebih cepat.
5) Sikap masyarakat: Lokasi usaha pembuatan pupuk organik AgriNutri Organics
berada jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak menimbulkan masalah
sosial. Selama berlangsungnya usaha pembuatan pupuk organik, AgriNutri
Organics mendapat dukungan dari masyarakat.
2. Penentuan Metode Produksi
Proses pengomposan yang dilakukan AgriNutri Organics dengan metode
Jepang. Tumpukan dibuat dengan menggunakan alat bambu untuk mempercepat
proses pengomposan. Sedangkan menurut pengelola, pemilihan metode ini karena
mudah diterapkan dan menghasilkan kualitas kompos yang baik. Tumpukan
kompos yang terlalu tinggi menyebabkan kekurangan aerasi pada pengomposan.
Dalam usaha ini, bahan kompos disusun menurut aturannya dengan tinggi tumpukan
kurang lebih 1,5 meter.
21
3.4 Aspek SDM (Sumber Daya Manusia)
22
3.5 Aspek Manajemen
Dalam perencanaan struktur organisasi usaha pupuk organik ini berbentuk struktur
fungsional karena seluruh tingkatan dalam struktur ini dikelompokan menjadi unit-unit
berdasarkan fungsinya yang tentunya dengan Manajer Bagian Logistik yang
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan penyimpanan, transportasi dan
23
pengiriman barang, serta memastikan stok dikelola dan dipindahkan secara efisien.
Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 4.
24
rapen/hijauan kering, ragi kompos/EM 4, air, cangkul dan cangkul garpu. Produksi rata-
rata feses per ekor per hari sebanyak 15-18 kg.
Limbah sekam padi menjadi pupuk kompos.Sekam padi dapat berfungsi untuk
menggemburkan tanah. Abu dari sekam padi ternyata memiliki berbagai jenis unsur-
unsur kimia yang baik untuk kesuburan dan juga dapat menggemburkan tanah. Dengan
mencampurkan media tanam dengan kompos dan pupuk yang berasal dari abu sekam
padi, maka kondisi tanah tersebut akan menjadi lebih baik dan juga dapat menjadi lebih
gembur, terutama untuk keperluan penyemaian biji. Tanah yang sudah memiliki
campuran dari abu sekam padi di dalamnya akan menyebabkan tingkat kesuburan dari
tanaman yang ditanam pada area tersebut meningkat. Hal ini disebabkan kondisi tanah
yang akan lebih mampu mengikat berbagai macam unsur hara yang diperlukan oleh
tanaman, sehingga tanaman akan memperoleh asupan nutrisi dan unsur hara secara
optimal dan dapat tumbuh dengan subur. Lokasi pembuatan pupuk AgriNutri Organics
sebagian besar berada di area rumah kompos dekat dengan kandang sapi milik
kelompok yang lokasinya tidak terlalu jauh serta lokasinya berpotensi dan sangat
mumpuni untuk mengolah limbah sekam padi ini sesuai dengan desanya yang rata-rata
petani sehingga banyak sekali limbah sekam padi yang terbengkalai akhirnya diolah
menjadi pupuk organik.
Kapasitas produksi pabrik pupuk AgriNutri Organics dapat menghasilkan sampai
118 ton per satu bulannya.Waktu operasional pupuk AgriNutri Organics yaitu Senin s/d
Sabtu. Satu produksi berlangsung selama 7 jam kerja mulai dari pukul 07.00 sampai
dengan pukul 14.00 jam. Pada proses produksi pupuk organik dengan menerapkan
teknologi pertanian organik yang juga ramah lingkungan dengan sedapat mungkin
memproduksi sendiri pupuk organik yang dihasilkan dari limbah pertanian maupun
limbah ternak serta penerapan sistem pengendalian hama terpadu.
Tahap-tahap atau proses pembuatan pupuk organik dibagi menjadi beberapa tahap yang
masing-masing mempunyai beberapa proses yang berbeda, sebagaimana dijelaskan
seperti dibawah ini:
1. Pengangkutan limbah padat ternak dari kandang sapi menuju rumah kompos
menggunakan kendaraan roda tiga.
25
2. Pengambilan limbah padat ternak dari kendaraan roda tiga menggunakan Garpu untuk
diletakkan langsung ke rumah kompos dan siap dilakukan proses fermentasi.
3. Pembuatan larutan menggunakan air dan biodekomposer (Ragi Kompos/EM 4) untuk
dilakukan proses fermentasi limbah padat ternak.
4. Proses fermentasi yaitu dengan menyiramkan larutan biodekomposer terhadap limbah
padat ternak yang telah dilarutkan menggunakan alat penyiram (gembor).
5. Proses pembongkaran pupuk organik yang sudah matang setelah melalui proses
fermentasi selama kurang lebih 3 minggu.
6. Proses penghancuran/penggilingan pupuk organik yang masih berbentuk bongkahan
menggunakan mesin cultivator/APPO.
7. Pengemasan pupuk organik yang sudah digiing ke dalam karung plastik.
8. Proses penjahitan karung plastik yang telah terisi pupuk organik.
9. Pengangkutan pupuk organik dari rumah kompos menggunakan kendaraan roda tiga
untuk siap didistribusikan.
10. Pupuk organik siap untuk didistribusikan kepada calon konsumen.
Langkah-langkahnya:
Pemanfaatan limbah kotoran sapi dan limbah sekam padi yang dikelola menjadi
pupuk organik pada aspek ekonomi tentu sangat bermanfaat bagi penambahan
pendapatan petani sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan ekonominya
sehingga harapan terbesar dari proses ini adalah petani sejahtera dan mandiri secara
ekonomi.
Pemanfaatan limbah kotoran sapi dan limbah sekam padi menjadi pupuk organik
sangat potensial baik pendapatan maupun pasarnya. Hal itu disebabkan proses
pembuatannya tidak membutuhkan bahan yang mahal sehingga menekan biaya
produksi, sementara pangsa pasar potensial dikarenakan sebagian besar petani mulai
beralih menggunakan pupuk organik karena selain lebih murah juga mudah didapatkan
daripada pupuk kimia harga mahal sulit didapat.
Pemanfaatan limbah kotoran sapi dan limbah sekam padi menjadi pupuk organik
ternyata dapat menghasilkan pendapatan keuntungan ekonomi yang lumayan besar bagi
petani. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan membantu peningkatan
kesejahteraan hidup petani. Selain itu dapat juga membantu peningkatan produksi
pertanian yang berbasis pupuk organik yang sangat menunjang bagi kesehatan
masyarakat.
27
pembuatan pupuk organik,terbentuknya komunitas sosial yang solid dalam bertani
secara organik,terbentuknya pertanian terintegrasi dalam masyarakat, adanya budaya
beternak untuk mendukung pertanian organik,kesadaran kolektif untuk melestarikan
lingkungan dan lain sebagainya. Dengan menerapkan model pertanian organik akan
berimplikasi pada terbentuknya perilaku sosial untuk hidup sehat dan bersih.
Limbah kotoran sapi kalau tidak diolah atau didaur ulang akan berpotensi
mengganggu dan mencemari lingkungan. Menurut Martinez dkk (2009), kotoran ternak
dapat menghasilkan NH3 yang apabila bersatu dengan debu dalam jangka waktu lama
akan menyebabkan beberapa penyakit yang terkait dengan paru-paru dan pada
konsentrasi tinggi akan menurunkan daya tahan ternak.
Oleh karena itu dengan pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik
padat tentu akan sangat membantu untuk menjaga kesehatan lingkungan dan kesehatan
masyarakat sekitar peternakan. Sehingga, di satu sisi peternak dapat mengelolah usaha
penggemukan sapi potong dengan pemanfaatan limbah kotoran secara nyaman dan
tenang karena tidak mengganggu masyarakat, dan di satu sisi petani dapat
memanfaatkan hasil olahan limbah ternak menjadi pupuk organik bagi kebutuhan
produksi pertaniannya, sehingga terjalin hubungan simbiosis mutualisme antara
peternak dengan masyarakat sekitar.
Dari hasil pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik dapat menjaga
kesehatan lingkungan dan menjaga kesehatan masyarakat sekitar peternakan, karena
limbah kotoran sapi ini dapat menghasilkan NH3 yang apabila bersatu dengan debu
dalam jangka waktu lama akan menyebabkan beberapa penyakit yang terkait dengan
paru-paru dan mencemari udara di sekitar masyarakat karena baunya. Sehingga dengan
pemanfaatan limbah tersebut dapat membangun hubungan yang simbiosis mutualisme
yang saling memanfaatkan secara positif.
28
3.9 Aspek Finansial
Analisis kelayakan finansial akan berfokus terhadap perhitungan cost dan benefit
dari segi finansial. Tujuan dilakukannya analisis finansial adalah untuk menghindari
kerugian yang diakibatkan dari penanaman modal pada proyek yang tidak berhasil atau
kurang menguntungkan. Aspek finansial berkaitan dengan penentuan kebutuhan dana
dan alokasinya serta mencari sumber dana yang berkaitan secara efisien sehingga
mampu memberikan keuntungan secara maksimal.Untuk lebih jelasnya mengenai
analisis kelayakan usaha dari perusahaan AgriNutri Organics, akan dirincikan sebagai
berikut:
a. Pembiayaan (Investasi)
Pembiayaan atau investasi merupakan jumlah total biaya yang digunakan atau
yang dikeluarkan dalam suatu usaha yang bertujuan untuk memperoleh
keuntungan. Pembiayaan atau investasi merupakan jumlah awal yang
diperlukan untuk memulai bisnis AgriNutri Organics, termasuk biaya tetap yang
harus dipenuhi. Total investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan perushaan
AgriNutri Organiss mencapai Rp 5.082.654.000. Modal awal ini terdiri dari
dana pribadi dan pinjaman bank. Berikut ini adalah rincian biaya investasi untuk
perusahaan AgriNutri Organics:
30
31 Proyektor 1 Unit Rp 6.290.000 Rp 6.290.000
32 Layar Proyektor 1 Unit Rp 389.000 Rp 389.000
33 Meja Resepsionis 1 Unit Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
34 Pendingin Rungan 5 Unit Rp 6.800.000 Rp 34.000.000
35 Instalasi Listrik 1 Set Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
36 Peralatan Tulis 20 Set Rp 500.000 Rp 10.000.000
37 Almari Buku 4 Unit Rp 920.000 Rp 3.680.000
38 Alat Kebersihan 5 Set Rp 165.000 Rp 825.000
39 Instalasi Air 1 Set Rp 3.500.000 Rp 3.500.000
TOTAL Rp 5.082.654.000
BIAYA VARIABEL
Biaya Gaji Karyawan (Per Tahun)
1 Direktur Utama 1 Orang Rp 216.000.000 Rp 216.000.000
2 Manager Produksi 1 Orang Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
3 Staff Produksi 15 Orang Rp 38.400.000 Rp 576.000.000
4 Manajer Logistik 1 Orang Rp 108.000.000 Rp 108.000.000
5 Staff Logistik 5 Orang Rp 38.400.000 Rp 192.000.000
Manajer Pemasaran &
6 Penjualan 1 Orang Rp 110.000.000 Rp 110.000.000
7 Staff Pemasaran & Penjualan 5 Orang Rp 40.000.000 Rp 200.000.000
8 Petugas Keamanan 3 Orang Rp 33.600.000 Rp 100.800.000
9 Petugas Kebersihan 2 Orang Rp 33.600.000 Rp 67.200.000
TOTAL Rp 1.670.000.000
Biaya Operasional dan Produksi
10 Biaya Air 12 Bulan Rp 1.500.000 Rp 18.000.000
11 Biaya Listrik 12 Bulan Rp 12.000.000 Rp 144.000.000
12 Biaya Internet 12 Bulan Rp 2.000.000 Rp 24.000.000
13 Biaya Perawatan Bangunan 1 Tahun Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
14 Biaya Iuran Lingkungan 12 Bulan Rp 1.000.000 Rp 12.000.000
Biaya Bahan Baku Pupuk
15 Kompos 12 Bulan Rp 18.000.000 Rp 216.000.000
Biaya Bahan Baku Pupuk
16 Kandang 12 Bulan Rp 17.000.000 Rp 204.000.000
Biaya Perawatan Mesin
17 Produksi 4 Triwulan Rp 2.000.000 Rp 8.000.000
18 Biaya Perawatan Kendaraan 4 Triwulan Rp 1.500.000 Rp 6.000.000
19 Biaya Kemasan/Karung 800 Lusin Rp 22.000 Rp 17.600.000
20 Biaya Distribusi 12 Bulan Rp 6.000.000 Rp 72.000.000
Biaya Administrasi dan
21 Komunikasi 12 Bulan Rp 360.000 Rp 4.320.000
TOTAL Rp 728.420.000
TOTAL BIAYA VARIABEL Rp 2.398.420.000
b. Penerimaan (Revenue)
31
Penerimaan (Revenue) merupakan total pendapatan yang diperoleh oleh
Perusahaan AgroNutri Organics berasal dari penjualan pupuk kompos dan
pupuk kandang. Untuk menghitung penerimaan (revenue), didasarkan pada
seberapa banyak poroduk yang dijual dan kemudian dikalikan dengan tarif yang
berlaku. Penerimaan (Revenue) dapat menghitung Penerimaan (Revenue)
dengan menggunakan rumus berikut ini:
TR = P X Q
Keterangan:
TR : Total Revenue (Jumlah Penerimaan)
P : Price (Harga Produk yang Dijual)
Q : Quantity (Jumlah Produk yang Dijual)
32
Tahun Ke-8
1 Pupuk Kompos 990 Ton 2.850.000 2.821.500.000
2 Pupuk Kandang 870 Ton 2.450.000 2.131.500.000
TOTAL 4.953.000.000
Tahun Ke-9
1 Pupuk Kompos 1010 Ton 2.850.000 2.878.500.000
2 Pupuk Kandang 880 Ton 2.450.000 2.156.000.000
TOTAL 5.034.500.000
Tahun Ke-10
1 Pupuk Kompos 1030 Ton 2.850.000 2.935.500.000
2 Pupuk Kandang 890 Ton 2.450.000 2.180.500.000
TOTAL 5.116.00.000
c. Analsis Kelayakan
- Average Rate of Return (ARR)
Average Rate of Return (ARR) merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung seberapa besar tingkat keuntungan rata-rata yang dicapai dari
investasi dengan cara membandingkan EAT dengan rata-rata investasinya.
Apabila hasil ARR lebih besar dari keuntungan yang disyaratkan, maka rencana
investasi tersebut dinyatakan layak. ARR mampu menutup nilai investasi
(pengeluaran biaya dapat ditutup oleh investasi). Dengan proyeksi tingkat bunga
atau Tingkat bunga minimal (r) sebesar 10 %, berikut ini adalah perhitungan
ARR dari perusahaan AgroNutri Organics:
33
Tabel Perhitungan Average Rate of Return (ARR)
Tahun Ke- Penjualan Biaya Tunai (62%) Depresiasi EBT TAX (22%) EAT
1 Rp 4.382.500.000 Rp 2.717.150.000 Rp 606.265.400 Rp 1.059.084.600 Rp 232.998.612 Rp 826.085.988
2 Rp 4.464.000.000 Rp 2.767.680.000 Rp 606.265.400 Rp 1.090.054.600 Rp 239.812.012 Rp 850.242.588
3 Rp 4.545.500.000 Rp 2.818.210.000 Rp 606.265.400 Rp 1.121.024.600 Rp 246.625.412 Rp 874.399.188
4 Rp 4.627.000.000 Rp 2.868.740.000 Rp 606.265.400 Rp 1.151.994.600 Rp 253.438.812 Rp 898.555.788
5 Rp 4.708.500.000 Rp 2.919.270.000 Rp 606.265.400 Rp 1.182.964.600 Rp 260.252.212 Rp 922.712.388
6 Rp 4.790.000.000 Rp 2.969.800.000 Rp 606.265.400 Rp 1.213.934.600 Rp 267.065.612 Rp 946.868.988
7 Rp 4.871.500.000 Rp 3.020.330.000 Rp 606.265.400 Rp 1.244.904.600 Rp 273.879.012 Rp 971.025.588
8 Rp 4.953.000.000 Rp 3.070.860.000 Rp 606.265.400 Rp 1.275.874.600 Rp 280.692.412 Rp 995.182.188
9 Rp 5.034.500.000 Rp 3.121.390.000 Rp 606.265.400 Rp 1.306.844.600 Rp 287.505.812 Rp 1.019.338.788
10 Rp 5.116.000.000 Rp 3.171.920.000 Rp 606.265.400 Rp 1.337.814.600 Rp 294.319.212 Rp 1.043.495.388
TOTAL Rp 9.347.906.880
RATA-RATA (Per-Tahun) Rp 934.790.688
Hasil Perhitungan:
ARR > r
36,78% > 10%
Beradassrkan perhitungan diatas, bisnis ini mendapat nilai ARR sebesar 0,367835658
(36,78%) dan lebih besar dari nilai tingkat bunga minimal (10%). Dengan demikian
rencana bisnis dan investasi ini dapat dinyatakan layak dikarenakan ARR dapat
menutup nilai investasi.
- Payback Period
Payback period adalah metode analisis investasi yang digunakan untuk mengukur
waktu yang dibutuhkan agar investasi atau proyek bisnis menghasilkan pendapatan
yang setara dengan besarnya investasi awal. Dalam kata lain, payback period adalah
periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal atau modal yang
diinvestasikan dalam suatu proyek melalui aliran kas bersih yang dihasilkan oleh
proyek tersebut. berikut ini adalah perhitungan payback period dari perusahaan
AgroNutri Organics:
34
Tabel Perhitungan Payback Period
35
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka pengembalian modal awal dari
bisnis tersebut dapat terjadi setelah beroprasi selama 2 Tahun 4 Bulan 12 Hari.
Dengan demikian, dibutuhkan waktu selama 2 Tahun 4 Bulan 12 Hari untuk
mengembalikan modal awal sebesar Rp 5.082.654.000.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, Nilai NPV merupakan positif (NPV > 0) dengan
nilai 7.177.188.196. Dengan demikian, proyek bisnis tersebut dapat dikategorikan
layak.
36
- Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode analisis investasi yang digunakan
untuk mengukur tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu proyek atau
investasi. IRR adalah tingkat bunga atau tingkat pengembalian yang membuat nilai
sekarang dari aliran kas yang diharapkan dari investasi sama dengan atau setara dengan
biaya awal investasi. Dalam pengambilan keputusan investasi, semakin tinggi IRR
suatu proyek, semakin baik proyek tersebut dianggap, karena itu menunjukkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi. Berikut ini adalah perhitungan IRR dari perusahaan
AgroNutri Organics:
Keterangan:
P1 : tingkat bunga 1
C1 : NPV1
P2 : tingkat bunga 2
C2 : NPV2
37
Tabel Perhitungan NPV2
Perhitungan IRR
𝑃2 − 𝑃1
𝐼𝑅𝑅(%) = 𝑃1 − 𝐶1 𝑥 ( )
𝐶2 − 𝐶1
37 − 10
𝐼𝑅𝑅(%) = 10 − 7.177.188 ( )
−13.588 − 7.177.188
27
𝐼𝑅𝑅(%) = 10 − 7.177.188 ( )
−7.190.776
𝐼𝑅𝑅(%) = 10 + 26,94
Berdasarkan perhitungan diatas IRR memiliki nilai yang lebih besar dari r (36,94% >
10%). Dengan demikian, investasi atau proyek ini dapat dinyatakan layak dan
menguntungkan.
38
Perhitungan Profitability Index (PI)
Berdasarkan pehitungan diatas, maka dapat dinyatakan bahwa proyek tersebut dapat
dinyatakan layak dan dapat diterima. Dikarenakan, nilai PI lebih besar dari 1
(1,412 > 1)
39
- Gold Index Method (GIM)
Gold Index Method atau GIM adalah rasio antara Present Value emas dan Present Value emas dari
pengeluaran aliran kas. Hasil perhitungan dengan menggunakan Gold Index Method adalah
sebagai berikut:
Ct = Rp5.082.654.000
n-t1 = 10 - 0
= 10
(Ct)(n-t1) = 5.082.654.000 x 10
40
= Rp50.826.540.000
Keterangan:
Isn = Surplus investasi setelah tahun ke-2
Ct = Biaya yang dibutuhkan
(Ct)(n-t1) = Biaya yang diperlukan selama usia ekonom
ISR = Surplus investasi selama 10 tahun
Berdasarkan perhitungan diatas, proyek bisnis ini akan mendapatkan keuntungan sebesar 198,34%
selama 10 tahun beroprasi.
41
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi dari proyek AgriNutri Organics yang terletak di Desa
Lemahireng, Kecamatan Bawen, Semarang, maka dapat kami simpulkan bahwa proyek
ini layak untuk dijalankan, dengan dasar telah terpenuhinya aspek-aspek yang ada.
Aspek finansial dari proyek AgriNutri Organics juga dinilai sudak layak untuk
dijalankan. Proyek AgriNutri Organics juga sangat memperhatikan kesejahteraan para
petani maupun kelompok tani dan penerapan nilai-nilai keislaman dalam segala
aktivitasnya.
Tujuan akhir dari adanya proyek AgriNutri Organics yaitu untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan para petani atau kelompok tani. Sehingga diharapkan
para petani maupun kelompok tani dapat meningkatkan taraf kehidupannya dan secara
makro diharpkan dapat membantu pemerintah khususnya untuk mengurangi tingkat
kemiskinan serta dapat mengurangi limbah serta kotoran binatang ternak untuk didaur
ulang menjadi produk yang bermanfaat.
4.2 Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
Apiat, A. D. (2016). Analisis kelayakan usaha pupuk organik (studi kasus rumah kompos di
Gapoktan Suka Hasil Desa Cintaasih Kecamatan Cingambul Kabupaten
Majalengka). AGRIVET Journal, 4(2), 167-180.
Simanungkalit, R. D. M. (2006). Pupuk organik dan pupuk hayati Organic fertilizer and
biofertilizer.
Hapsari, N., & Welasi, T. (2013). Pemanfaatan limbah ikan menjadi pupuk organik. Jurnal
Teknik Lingkungan, 2(1), 1-6.
Rakhmawati, D. Y., Dangga, S. A., & Laela, N. (2019). Pemanfaatan kotoran sapi menjadi
pupuk organik. Jurnal Abdikarya: Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa, 3(1).
Riono, Y., & Apriyanto, M. (2020). Pemanfaatan Abu Sekam Padi dalam Inovasi Pemupukan
Kacang Hijau (Vigna Radiate L) Di Lahan Gambut. Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, 6(2), 60-60.
Nurjanah, E., Sumardi, S., & Prasetyo, P. (2020). Pemberian Pupuk Kandang Sebagai
Pembenah Tanah untuk Pertumbuhan dan Hasil Melon (Cucumis melo L.) di Ultisol. Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 22(1), 23-30.
43