Anda di halaman 1dari 43

EVALUASI PROYEK DAN BISNIS ISLAM

AgriNutri Organics

Dosen Pengampu:

Achma Hendra Setiawan, S.E., M.Si

Putri Rizka Citaningati, S.E., M.SEI

Disusun Oleh:
Fathiya Rizky 12020220120009
Iman Maula Zulkarnayn 12020220130093
Muhammad Hazim 12020220120024
Nisrina Ikhfadhillah Mulyani 12020220120022
Ratna Wulandari 12020220120020

EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Proyek AgriNutri
Orgaics.
Proposal ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan proposal ini. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan proposal ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki proposal ini.
Akhir kata kami berharap semoga proposal ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Semarang, 15 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
1.3 Kegunaan ................................................................................................................................ 3
1.4 Profile Bisnis ........................................................................................................................... 3
1.5 Lokasi ..................................................................................................................................... 5
1.6 Jangkauan Pelaksanaan Proyek ................................................................................................ 5
1.7 Indikator Keberhasilan Proyek ................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 6
2.1 Pupuk Organik ......................................................................................................................... 6
2.1.1 Pupuk Kandang ..................................................................................................................... 7
2.1.2 Pupuk Kompos...................................................................................................................... 8
2.1.3 Sekam Padi ........................................................................................................................... 9
BAB III ASPEK EVALUASI .......................................................................................................... 11
3.1 Analisis SWOT...................................................................................................................... 11
3.2 Aspek Hukum ........................................................................................................................ 13
3.3 Aspek Teknis dan Teknologi .................................................................................................. 16
3.4 Aspek SDM (Sumber Daya Manusia) .................................................................................... 17
3.5 Aspek Manajemen ................................................................................................................. 18
3.6 Aspek Operasional ................................................................................................................. 19
3.7 Aspek Ekonomi ..................................................................................................................... 22
3.8 Aspek Sosial Budaya ............................................................................................................. 23
3.9 Aspek Lingkungan ................................................................................................................. 23
3.10 Aspek Finansial ................................................................................................................... 24
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................................ 35
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 35
4.2 Saran ..................................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 36

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan sangat penting
dalam perekonomian Indonesia. Peran sektor pertanian yaitu mampu menyerap
tenaga kerja dalam jumlah yang tidak terbatas, memasok bahan pangan bagi
seluruh penduduk serta mengasilkan berbagai produk untuk diekspor (Wulandari,
2021). Pemberian pupuk pada tanaman sangatlah penting untuk mendapatkan
hasil dan mutu yang berkualitas. Pupuk merupakan salah satu komponen yang
diberikan tanaman secara langsung, maupun tidak langsung untuk mendorong
pertumbuhan tanaman, serta untuk meningkatakan produksi atau untuk
memperbaiki kualitas dan kuantitas tanaman tersebut (Sutrisno, 2004).
Pupuk terdiri dari dua jenis yakni pupuk organik dan pupuk anorganik.
Menurut peraturan mentan, No 2/Pert/HK.060/2/2006 pupuk organik adalah
pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal
dari sisa tanaman hewan yang telah mengalami rekayasa berbentuk padat atau cair
yang digunakan untuk memasok bahan organik, memiliki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-
pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara
tinggi. Misalnya, pupuk urea berkadar N 45-46% artinya setiap 100% kg urea
terdapat 45-46 kg hara nitrogen (Lingga & Marsono, 2013). Sampai saat ini
kebutuhan terhadap pupuk organik dikalangan petani selalu menjadi faktor yang
dominan selain pupuk anorganik. Hal ini dibuktikan dengan semakin
meningkatnya permintaan konsumen terhadap pupuk organik yang setiap
bulannya mengalami peningkatan (Apiat & Dinar, 2016).
Dalam penggunaan pupuk ini, masih ada masyarakat yang menggunakan
pupuk nonorganic yang dibeli di toko pertanian tetapi ada juga beberapa petani
yang banyak menggunakan pupuk organik yang dibeli di toko tetapi dengan harga
yang cukup mahal sehingga hal ini akan menyebabkan laba yang dihasilkan oleh
petani menjadi sedikit. Berdasarkan Kementerian Pertanian melalui Permentan
49/2020 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor
Pertanian Tahun Anggaran 2021, pupuk bersubsidi rata-rata naik Rp 300 sampai
Rp 450. Urea, naik dari Rp 1.800/kg menjadi Rp 2.250/kg, SP36 naik dari Rp
4
2.000 menjadi Rp 2.400, ZA naik dari Rp 1.400 menjadi Rp 1.700, Organik naik
dari Rp.500 menjadi Rp.800, dan untuk NPK tetap Rp 2.300.

Sumber: Kementerian Pertanian melalui Permentan 49/2020


Oleh karena itu, untuk mengatasi tingginya harga pupuk organik perlu adanya
solusi yang ditawarkan, salah satunya dengan adanya produk dari “AgriNutri
Organics” ini berguna mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun,
pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae dalam fotosistesis tanaman
(Marpaung, 2014).
Alasan memilih proyek “AgriNutri Organics” ini merupakan usaha untuk
meningkatkan efisiensi sektor pertanian hingga menjadi kegiatan yang sangat
produktif melalui proses modernisasi pertanian. Modernisasi di sektor industri
dalam sekala nasional dapat meningkatkan penerimaan nilai tambah sehingga
pendapatan ekspor akan lebih besar (Saragih, 2004). Penggunaan pupuk organik
ini diharapkan dapat menekan biaya produksi dan mendukung kelestarian
lingkungan.
Pandangan Islam mengenai suatu proyek bisnis “AgriNutri Organics” ini
sesuai dengan Maqasid Shariah yaitu menjaga agama (hifz al–din) yakni
memberikan waktu istirahat dan sholat bagi karyawan, menjaga jiwa (hifz nafs)
yakni karyawan telah memenuhi kebutuhan pokok dan menjaga kesehatan dengan
menggunakan perlatan yang tidak mengancam jiwa mereka, menjaga akal (hifz al-
aql) dengan memberikan pelatihan kepada karyawannya, menjaga keturunan (hifz
al-nasl) dengan menjaga keturunan dengan memberikan cuti hamil bagi karyawan
sedang mengandung, menjaga harta (hifz al-mal) yakni memberikan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan bertambahnya pendapatan.

5
1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka timbul tujuan umum dan
khusus dari adanya proyek bisnis AgriNutri Organics, antara lain:
a. Tujuan umum:
1. Menyediakan produk berupa pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan para
petani maupun kelompok tani dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat
tani.
b. Tujuan khusus:
1. Memaksimalkan inovasi pada produk pupuk organik dengan menciptakan nilai
tambah pada AgriNutri Organics.
2. Penguasaan terhadap sumber daya fisik dan keuangan untuk mengembangkan
perusahaan menjadi semakin besar dan semakin menguntungkan.
3. Memperluas pemasaran produk pupuk organik melalui platfom digital untuk
dijual pada masyakat tani luas.
4. Memaksimalkan pengaplikasian nilai-nilai keislaman dalam kegiatan
transaksinya, baik pada proses produksi, distribusi maupun konsumsi.

1.3 Kegunaan

Proyek AgriNutri Organics bersama masyarakat yang melaksanakan kegiatan


pertanian dalam hal ini bekerja sama dengan stakeholder terkait. Substansi utama dari
adanya proyek AgriNutri Organics merupakan menyediakan produk pupuk organik
yang dibutuhkan oleh konsumen khususnya di bidang pertanian dengan memanfaatkan
limbah sekam padi serta kotoran hewan ternak menjadi pupuk kompos maupun pupuk
kandang dengan tetap memperhatikan serta mengaplikasikan nilai-nilai keislaman
dalam kegiatan transaksinya

1.4 Profile Bisnis

AgriNutri Organics merupakan produsen pupuk yang sudah berkecimpung


selama 10 tahun di dunia pupuk Indonesia. Didirikan pada tanggal 8 Juli 2012
berdasarkan Akta No. 18 tanggal 8 Juli 2012 oleh dan di hadapan Notaris Koentjoro,
S.H., di Semarang. AgriNutri Organics merupakan produsen pupuk organik,
perusahaan melaksanakan kegiatan pengolahan (proses transformasi) bahan organik,
serta berbagai kegiatan untuk mendukung pertanian yang terintegrasi dengan kegiatan
perdagangan, atau menghasilkan produk berupa barang dan/ atau jasa yang mempunyai
nilai tambah atau manfaat lebih tinggi. Bekerjasama dengan beberapa Pusat Penelitian
6
Perkebunan, AgriNutri Organics mengembangkan pupuk-pupuk unggulan melalui
limbah pertanian yang ramah lingkungan untuk formulasi pupuk organik dan dapat
meningkatkan efisiensi produksi mencapai 5-30%.
AgriNutri Organics dibangun di atas tanah seluas 2300 meter2 di Desa
Lemahireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Kapasitas produksi mencapai
1650 – 1900 ton/ tahun pupuk organik. Pembangunan AgriNutri Organics ini
berlangsung 12 bulan dan diresmikan oleh kepala camat setempat.

7
Line of Business / Bidang Usaha
Tujuan bisnis adalah melakukan usaha dibidang perdagangan, dan jasa di
bidang perpupukan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat untuk mendapatkan keuntungan guna meningkatkan nilai usaha
dengan menerapkan prinsi-prinsip yang ada.
1. Kegiatan Usaha Utama
a. Industri
Mengolah bahan-bahan mentah tertentu menjadi bahan-bahan pokok yang
diperlukan guna pembuatan pupuk, serta mengolah bahan pokok menjadi
jenis pupuk dan hasil.
b. Perdagangan
Menyelenggarakan kegiatan distribusi dan perdagangan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang berhubungan dengan produk-produk di atas,
serta kegiatan impor barang-barang yang antara lain berupa bahan baku,
bahan penolong/ pembantu, peralatan produksi dan bahan lainnya.
c. Jasa Lainnya
Melaksanakan studi penelitian, Pendidikan, pengembangan, desain
engineering, pengoperasian, perbaikan, reparasi, pemeliharaan, konsultasi
(kecuali konsultasi di bidang hukum) dan jasa Teknik lainnya dalam sektor
industri pupuk serta jasa dalam bidang pertanian dan perkebunan.
2. Kegiatan Penunjang Kegiatan Utama
a. Pengangkutan
Menjalankan kegiatan-kegiatan usaha dalam bidang angkutan, ekspedisi,
dan pergudangan, serta kegiatan lainnya yang merupakan sarana
perlengkapan guna melancarkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha
tersebut.
b. Pertanian dan Perkebunan
Menjalankan usaha dalam bidang pertanian dan perkebunan serta industri
pengelolaan hasil pertanian dan perkebunan.
3. Produk yang dihasilkan
Pupuk Organik: Bisnis ini memiliki produk pupuk organik ada 2 jenis yaitu
pupuk kandang dan pupuk kompos dengan merk “AgriNutri Organics” yang
dihasilkan dan dikelola oleh AgriNutri Organics. Total kapasitas produksi
pupuk organik AgriNutri Organics saat ini adalah 1650 – 1900 ton/ tahun.

8
1.5 Lokasi

Lokasi didirikannya proyek AgriNutri Organics ini berada di Desa Lemahireng,


Kecamatan Bawen, Semarang. Lokasi ini dinilai cukup luas untuk didirikan sebuah
proyek dan memiliki dampak yang baik bagi masyarakat karena masyarakatnya
mayoritas bekerja sebagai petani sehingga sangat diperlukan adanya proyek ini untuk
dapat memanfaatkan limbah serta kotoran hewan ternak dan didaur ulang menjadi
produk yang bermanfaat.
1.6 Jangkauan Pelaksanaan Proyek

Jangkauan dari adanya proyek AgriNutri Organics yang dilaksanakan akan


menjangkau segmentasi kelompok tani di Desa Lemahireng, masyarakat yang bekerja
sebagai petani yang belum mengenal dan belum menggunakan pupuk organik dari
sekam padi maupun kotoran hewan ternak menjadi pupuk kompos dan pupuk kandang
serta kelompok pemberdayaan tani dan stakeholder lainnya yang terkait.
1.7 Indikator Keberhasilan Proyek

Dengan demikian indikator keberhasilan dari adanya proyek pengolahan limbah


sekam padi menjadi pupuk organik yang dapat didefinisikan sebagi berikut:
1. Pengolahan limbah sekam padi dan kotoran hewan ternak menjadi pupuk organik
baik kompos maupun kandang dapat menjangkau seluruh pelaku petani yang
melaksanakan kegiatan pertanian.
2. Pelaku usaha tani maupun kelompok tani mengalami pengingkatan pendapatan dan
kesejahteraan.
3. Permintaan pasar akan produk AgriNutri Organics semakin meningkat dikalangan
masyarakat khususnya para petani dan kelompok tani.
4. Proyek dari produk AgriNutri Organics terampil dalam menggunakan media untuk
mendukung kegiatan usahanya dengan tetap menerapkan nilai-nilai keislaman
dalam menjalakankan usahanya.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas
bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses
rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk
organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada
kadar haranya; nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik.
Pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat tanah menjadi
lebih baik bagi pertumbuhan tanaman (Yuwono, 2011). Dalam pengartian khusus yaitu
pupuk mengandung satu atau lebih hara tanaman.Berdasarkan senyawanya pupuk
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik
merupakan pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong
sebagai pupuk organik. Menurut Andyana (2012), pupuk organik merupakan hasil
dekomposisi bahan-bahan organik yang diurai (dirombak) oleh mikroba, yang hasil
akhirnya dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan
dan perkembangan. Pupuk organik sangat penting bagi dunia perkebunan, yaitu sebagai
penyangga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan efisiensi
pupuk dan produktivitas lahan. Penggunaan pupuk organik padat dan cair pada sistem
pertanian organik sangat dianjurkan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa
pemakaian pupuk organik juga dapat memberi pertumbuhan dan hasil tanaman yang
baik.
Berdasarkan keadaan fisiknya pupuk organik dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair (Sukamto, 2012). Pupuk
organik padat merupakan jenis pupuk organik yang memiliki bentuk berupa padatan
seperti pupuk kandang, pupuk hijauan, pupuk kompos dan humus. Sementara itu pupuk
organik cair adalah jenis pupuk organik yang memiliki wujud fisik yang berupa cairan.
Menurut Ayub (2010), Langkah awal yang harus dilakukan dalam mengolah kotoran
ternak menjadi pupuk organik yaitu mengumpulkan kotoran ternak dengan
memasukkan ke dalam sebuah lubang atau mengumpulkan pada tempat terbuka yang
dekat dengan kandang dan jauh dari sumber air. Kemudian Langkah selanjutnya yaitu
memasukkan sisa pakan yang ada ke dalam tempat pengumpulan. Selanjutnya hasil dari

10
kumpulan kotoran ternak dan sisa pakan yang telah dicampur pada lubang tersebut
dibiarkan kurang lebih selama tiga bulan. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan
memiliki ciri yaitu memiliki suhu yang dingin, tekstur yang remah, bau yang jauh
berkurang atau bahkan tidak berbau dan wujud yang telah berubah dari keadaan awal.
Jika belum memiliki ciri seperti yang telah tercantum, pupuk kandang tersebut belum
siap untuk digunakan. Penggunaan pupuk kendang yang belum matang akan
menghambat pertumbuhan tanaman. Untuk menjaga kualitas pupuk kendang ini dapat
disimpan dalam karung.
2.1.1 Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan hasil sampingan yang cukup penting, terdiri dari
kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang tercampur sisa makanan. Pupuk
kandang ialah zat organik yang digunakan sebagai pupuk organik dalam pertanian.
Pupuk kandang berperan dalam kesuburan tanah dengan menambahkan zat dan
nutrisi. Pemberian pupuk kandang perlu dipertimbangkan, karena pupuk kandang
dapat menyebabkan berkembangnya gulma pada lahan yang diusahakan.
Diketahui bahwa keberadaan gulma yang dibiarkan tumbuh pada suatu tanaman
dapat menurunkan hasil 20 – 30%. (Moenandir dkk., 1993).
Beberapa petani di daerah memisahkan antara pupuk kandang padat dan cair
yaitu pupuk kandang padat adalah kotoran ternak yang berupa padatan baik belum
dikompos maupun sudah dikompos sebagai sumber hara utama bagi tanaman dan
dapat memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah sedangkan pupuk kandang
cair merupakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan yang masih segar
dan bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air
dengan perbandingan tertentu (Widowati et al., 2005).
Kandungan hara dalam pupuk kandang sangat menentukan kualitas pupuk
kandang. Kandungan unsur-unsur hara di dalam pupuk kandang tidak hanya
tergantung pada jenis ternak, tetapi juga tergantung dari makanan dan air yang
diberikan, umur, dan bentuk fisik ternak. Ada beberapa pupuk kandang, seperti
pupuk kandang ayam mengandung beberapa unsur hara makro yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen (N), phosphor (P), kalium (K), dan
beberapa unsur hara mikro seperti mangan (Mn), kalsium (Ca), besi (Fe) dan
beberapa unsur hara yang lain yang dapat membantu dalam produksi tanaman
(Andayani & La Sarido, 2013). Pupuk kotoran sapi sifatnya lebih baik daripada
pupuk alam lainnya maupun pupuk buatan, karena merupakan humus yang
11
mengandung senyawa-senyawa organik dan merupakan sumber unsur hara makro
yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Mayun, 2007). Pupuk
kandang kambing mempunyai sifat memperbaiki aerasi tanah, menambah
kemampuan tanah menambah unsur hara, menambah kemampuan tanah menahan
air, meningkatkan daya sangga tanah, sumber energi bagi mikroorganisme tanah
dan sebagai sumber unsur hara. Pupuk kandang kambing mengandung unsur N
yang dapat mendorong pertumbuhan organ-organ yang berkaitan dengan
fotosintesis yaitu daun. (Subhan et al., 2005 ; Rizwan, 2008).
2.1.2 Pupuk Kompos

Kompos merupakan hasil penguraian, pelapukan dan pembusukan bahan


organik yang berasal dari tanaman, tumbuh-tumbuhan, dan limbah organik yang
telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Tanaman air yang sering
digunakan untuk kompos diantaranya ganggang biru, gulma air, enceng gondok,
dan azolla. Azolla sp. Adalah paku air yang memiliki daun kecil dan merupakan
tanaman yang mengambang diatas permukaan air dan bersimbiosis dengan
Cyanobacteria pemfiksasi N2. Simbiosis ini menyebabkan Azolla sp. mempunyai
kualitas nutrisi yang baik, sehingga Azolla ini dapat digunakan sebagai pupuk
organik dan memiliki kontribusi dalam perbaikan fisik, kimia, dan biologi tanah
(Syafi’ah, 2014).

Gambar 2.1.2 Pupuk Kompos (Google)

Menurut Musnamar (2007) tingkat kandungan hara kompos sangat ditentukan


oleh bahan dasar, cara pengomposan, dan cara penyimpanan. Namun, kandungan
haranya masih tetap lebih kecil dibandingkan dengan pupuk kandang. Beberapa
kegunaan kompos adalah memperbaiki struktur tanah, memperkuat daya ikat
agregat (zat hara) tanah berpasir, meningkatkan daya tahan dan daya serap air,

12
memperbaiki drainase dan pori-pori dalam tanah, menambah dan mengaktifkan
unsur hara (Susetya, 2016).
2.1.3 Sekam Padi

Sekam padi adalah limbah buangan hasil penggilingan padi yang cenderung
meningkat yang mengalami proses penghancuran yang alami dan lambat, sehingga
mengganggu lingkungan juga kesehatan. Sekam padi merupakan lapisan keras yang
meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang
saling bertautan (Putro dan Prasetyoko, 2007). Sekam padi yang umum ditemui
memiliki ciri fisik berwarna kekuningan atau keemasan. Pada proses penggilingan
padi, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah
penggilingan (Aziz, 1992). Sekam tersusun dari jaringan serat-serat selulosa yang
mengandung banyak silika dalam bentuk serabut-serabut yang sangat keras
(Nuryono dan Narsito, 2009). Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, dan
energi atau bahan bakar. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam
sekitar 20-30%, dedak antara 8-12%, dan beras giling antara 50-63,5% dari bobot
awal gabah (Jahiding, dkk, 2011).

Gambar 2.1.3 Sekam Padi (Google)


Gambar 2.1.3 menunjukkan sekam padi dari limbah penggilingan padi. Pada
keadaan normal, sekam berperan penting melindungi biji beras dari kerusakan yang
disebabkan oleh serangan jamur secara tidak langsung, melindungi biji, dan juga
menjadi penghalang terhadap penyusupan jamur. Selain itu sekam juga dapat
mencegah bau yang tidak sedap (tengik) karena dapat melindungi lapisan selama
pemanenan, penggilingan, dan pengangkutan (Haryadi, 2006). Sekam padi juga

13
dapat digunakan sebagai substrat untuk menghasilkan enzim dan sumber karbon
untuk produksi etanol (Widayantini, dkk, 2014).

14
BAB III

ASPEK EVALUASI

3.1 Analisis SWOT

Untuk melakukan analisis pada AgriNutri Organics maka digunakan analisis


SWOT. Analisis SWOT mеrupakan suatu analisis yang mеmbantu dalam pеngambilan
kеputusan untuk pеngеmbangan sеbuah stratеgi dalam suatu organisasi bеrdasarkan
informasi dan data yang tеlah dikumpulkan. Analisis SWOT adalah singkatan yang
digunakan untuk mеnggambarkan kеkuatan (strеnghts), kеlеmahan (wеaknеss),
pеluang (opportunitiеs), dan ancaman (Thrеat) yang mеrupakan faktor stratеgis untuk
pеrusahaan (Whееlеn and Hungеr, 2012: 176).
Mеlalui analisis SWOT, pеrusahaan dapat mеnganalisis dеngan tеpat stratеgi yang
ingin diimplеmеntasikan untuk pеrusahaan atau mеrumuskan bеbеrapa altеrnatif
stratеgi lainnya bila pеrusahaan bеrada pada kondisi tеrtеntu dеngan
mеmpеrtimbangkan dari kееmpat faktor tеrsеbut. Berikut merupakan tabel analisis
SWOT dari PT Agrinutri Organics :
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)

1. Produk Pupuk Organik 1. Kualitas dan Konsistensi


Berkualitas: Agrinutri Bahan Baku: Jika bahan baku
Organic memiliki produk organik yang digunakan oleh
pupuk organik yang perusahaan bervariabilitas dalam
berkualitas tinggi. Ini kualitas atau ketersediaannya, ini
adalah kekuatan utama dapat mengganggu proses produksi
karena produk dan konsistensi produk akhir.
berkualitas akan lebih Upaya untuk menjaga kualitas dan
diminati oleh petani ketersediaan bahan baku perlu
organik yang mencari ditingkatkan.
solusi untuk 2. Tingkat Ketergantungan pada
meningkatkan hasil Perubahan Cuaca: Pertanian
pertanian mereka tanpa organik sering kali sangat
menggunakan bahan dipengaruhi oleh cuaca. Kelemahan
kimia berbahaya. dalam mengelola risiko yang terkait
2. Penelitian dan Inovasi dengan cuaca seperti banjir,

15
Produk: Perusahaan ini kekeringan, atau cuaca ekstrem
memiliki fokus yang kuat lainnya dapat memengaruhi suplai
pada penelitian dan bahan baku dan produksi produk
pengembangan produk. pupuk organik.
Hal ini memungkinkan 3. Biaya Produksi yang Tinggi:
Agrinutri Organic untuk Proses produksi pupuk organik
terus meningkatkan mungkin melibatkan biaya yang
formulasi produknya, lebih tinggi daripada pupuk kimia
memastikan bahwa konvensional. Ini dapat menjadi
mereka tetap relevan dan hambatan dalam mengikuti harga
efektif di pasar yang kompetitif di pasar. Perusahaan
berubah. perlu terus mencari cara untuk
mengoptimalkan biaya produksi.

Opportunities (Peluang) Threat (Ancaman)


1. Peningkatan Kesadaran akan 1. Persaingan yang Ketat di Industri
Pertanian Organik: Dengan Pupuk Organik: Persaingan yang tinggi
peningkatan kesadaran akan dengan perusahaan lain dalam industri
pentingnya pertanian organik, yang sama dapat mengakibatkan
Agrinutri Organic memiliki penurunan harga dan tekanan pada
peluang untuk menarik lebih margin keuntungan.
banyak pelanggan yang ingin 2. Fluktuasi Harga Bahan Baku: Jika
beralih ke metode pertanian yang harga bahan baku seperti bahan organik
lebih berkelanjutan. naik tajam, ini dapat mengganggu biaya
2. Pertumbuhan Pasar Pupuk produksi dan mengurangi profitabilitas.
Organik: Pasar pupuk organik 3. Regulasi yang Berubah-ubah Terkait
terus berkembang seiring dengan Produk Organik: Peraturan terkait
minat konsumen yang meningkat produk organik dapat berubah, yang
pada produk organik. Perusahaan memerlukan perusahaan untuk
dapat memanfaatkan pertumbuhan beradaptasi dengan perubahan ini dan
ini dengan menawarkan produk- memastikan bahwa produk mereka tetap
produk inovatif. memenuhi standar.
3. Dukungan Kebijakan
Pemerintah: Banyak pemerintah
mendukung pertanian organik
melalui kebijakan dan insentif.

16
Agrinutri Organic dapat
memanfaatkan dukungan ini
untuk pertumbuhan bisnisnya.
4. Kemitraan Potensial dengan
Petani Organik: Membangun
kemitraan dengan petani organik
dapat memungkinkan perusahaan
untuk mendapatkan akses lebih
besar ke pasar dan mendukung
petani dalam mengadopsi praktik
pertanian organik.

17
3.2 Aspek Hukum

Aspek hukum adalah bagian integral dari proses evaluasi yang memberikan
pemahaman mendalam tentang kepatuhan, hak, dan kewajiban hukum yang relevan
dalam konteks perusahaan atau proyek yang sedang dipertimbangkan. Peraturan
hukum, baik yang berlaku di tingkat nasional maupun daerah, memiliki dampak
signifikan terhadap setiap aspek bisnis, mulai dari pendirian perusahaan, hak dan
perlindungan merek, kontrak dan kewajiban perusahaan, hingga isu-isu terkait tenaga
kerja dan lingkungan. Pemahaman yang mendalam tentang aspek hukum adalah
pondasi yang kuat dalam menjalankan bisnis yang etis, meminimalkan risiko hukum,
dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku Dengan demikian,
kegiatan bisnis yang akan dilakukan oleh perusahaan AgriNutri Organics Perlu untuk
memperhatikan ketentuan hukum yang berlaku dan mengikat. Perusahaan AgriNutri
Organics merupakan perusahan yang memproduksi pupuk organik sehingga perlu
untuk melakukan analisa mendalam mengenai pengajuan legalitas perusahaandam
pengajuan izin usaha industri.
AgriNutri Organics merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam industri
pembuatan pupuk organik. Pembuatan legalitas perusahaan perlu untuk dilakukan
karena legalitas perusahaan menjadi pondasi yang kokoh untuk menjalankan operasi

18
dan kegiatan bisnis dengan sukses dan keberlanjutan. Regulasi yang mengatur
mengenai pengajuan legalitas perusahaan diantaranya adalah:

● Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas


● Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2018 tentang Izin Usaha
● Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Surat Izin
Usaha Perdagangan.

Pengajuan Izin Usaha Industri adalah salah satu langkah awal yang esensial dalam
memulai atau menjalankan usaha industri. Izin ini diperlukan untuk memastikan bahwa
operasi perusahaan berada dalam kerangka hukum yang berlaku. Regulasi yang
mengatur mengenai Izin Usaha Industri adalah sebagai berikut:

● Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian


● Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik
● Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 44/M-IND/PER/10/2016
tentang Izin Usaha Industri
● Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 24/M-IND/PER/4/2017
tentang Pedoman Penyelenggaraan Industri Berbasis Hijau
● Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Izin Usaha
Industri Dan Tanda Daftar Industri
● Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
● Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

Sesuai regulasi yang berlaku, pembuatan Izin Usaha Industri melibatkan beberapa
tahap dan prosedur. Berikut adalah mekanisme umum untuk mendapatkan Izin Usaha
Industri bagi perusahaan AgriNutric Organics:

● Persiapan Dokumen

Sebelum mengajukan izin usaha industri, perusahaan perlu menyiapkan semua


dokumen yang diperlukan, diantaranya:

19
1. Surat permohonan izin usaha industri.
2. Rencana bisnis yang mencakup jenis industri, skala produksi, dan investasi yangakan dilakukan.
3. Surat keterangan domisili perusahaan.
4. Izin lingkungan (AMDAL) jika diperlukan berdasarkan jenis industri.
5. Izin prinsip (principle license) jika diperlukan.
6. Rencana tata letak dan fasilitas industri.
7. Bukti kepemilikan atau sewa lahan/tempat usaha.
● Pengajuan Permohonan Izin

Ajukan permohonan izin usaha industri ke instansi yang berwenang sesuai dengan jenis
industri Anda. Biasanya, izin usaha industri diberikan oleh Kementerian Perindustrian
atau pemerintah daerah setempat, tergantung pada skala dan jenis industri.

● Verifikasi Dokumen dan Survey Lapangan

Kementerian Perindustrian dan pemerintah daerah setempat yang menerima


permohonan akan melakukan verifikasi dokumen dan melakukan survei lapangan
untuk memastikan bahwa rencana bisnis sesuai dengan regulasi dan tidak menimbulkan
dampak lingkungan yang merugikan.

● Evaluasi dan Persetujuan

Setelah verifikasi dan survey selesai, izin usaha industri perusahaan akan dievaluasi.
Jika memenuhi semua persyaratan, perusahaan akan mendapatkan persetujuan untuk
menjalankan usaha industri.

● Pembayaran Biaya

Perusahaan akan membayar biaya yang terkait dengan izin usaha industri, seperti biaya
pendaftaran dan biaya izin lingkungan jika diperlukan.

● Penerbitan Izin

Setelah pembayaran selesai, izin usaha industri Anda akan diterbitkan oleh instansi
yang berwenang.

20
3.3 Aspek Teknis dan Teknologi

1. Penentuan Lokasi
1) Lokasi letak pasar yang dituju: Penjualan pupuk organik yang dilakukan oleh
AgriNutri Organics dengan dua metode. Pertama yaitu metode pemesanan yaitu
pupuk organik diantar langsung ke tempat pemesanan dengan biaya angkut di
tanggung oleh pembeli ketika sampai di tempat tujuan. Kedua yaitu penjualan di
tempat dimana biaya pengangkutan tidak ditanggung oleh penjual. Oleh karena
itu, jarak tidak menjadi masalah yang berarti bagi penjual. Sebagian besar
pembeli pupuk berlokasi di wilayah sekitar Kabupaten Semarang. Konsumen
menganggap bahwa lokasi dari usaha ini cukup terjangkau.
2) Kedekatan dengan bahan baku: Bahan baku utama dari usaha ini kotoran hewan,
tanaman, jerami, dan sekam didapat dari sekitar Bawen. Bahan bantu seperti Em4,
zeolite dll diperoleh dari toko pertanian yang berada di daerah Kecamatan
Ungaran dan kecamatan Ambarawa.
3) Fasilitas transportasi: Desa Lemahireng memiliki jalan utama desa dalam kondisi
baik dan beraspal. Lokasi usaha berada di pinggir jalan utama desa.
4) Iklim dan keadaan tanah: Berdasarkan kondisi geografisnya, maka Desa
Lemahireng cocok dijadikan lokasi pengomposan. Tingkat produksi yang lebih
tinggi dapat dilakukan pada saat musim kemarau daripada musim hujan karena
saat musim kemarau proses pematangan kompos lebih cepat.
5) Sikap masyarakat: Lokasi usaha pembuatan pupuk organik AgriNutri Organics
berada jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak menimbulkan masalah
sosial. Selama berlangsungnya usaha pembuatan pupuk organik, AgriNutri
Organics mendapat dukungan dari masyarakat.
2. Penentuan Metode Produksi
Proses pengomposan yang dilakukan AgriNutri Organics dengan metode
Jepang. Tumpukan dibuat dengan menggunakan alat bambu untuk mempercepat
proses pengomposan. Sedangkan menurut pengelola, pemilihan metode ini karena
mudah diterapkan dan menghasilkan kualitas kompos yang baik. Tumpukan
kompos yang terlalu tinggi menyebabkan kekurangan aerasi pada pengomposan.
Dalam usaha ini, bahan kompos disusun menurut aturannya dengan tinggi tumpukan
kurang lebih 1,5 meter.

21
3.4 Aspek SDM (Sumber Daya Manusia)

Dalam menyangkut masalah SDM maupun menyangkut rencana perusahaan secara


keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam membangun
proyek bisnis usaha ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) hendaknya dikaji
secara cermat. Kesuksesan suatu perencanaan dan perencanaan pembangunan sangat
tergantung kepada SDM yang baik. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang diterapkan secara
benar. Berikut adalah gambaran dari analisis manajemen sumber daya manusia:

Gambar 1 Struktur Manajemen

Perencanaan tenaga kerja yang dilakukan perusahaan agar dapat menjalankan


beberapa uraian-uraian tugas pada setiap fungsi jabatan yang dimiliki. Seperti misalnya
Manajer Bagian Logistik yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan
penyimpanan, transportasi dan pengiriman barang, serta memastikan stok dikelola dan
dipindahkan secara efisien. Setiap jabatan memiliki tugas serta fungsinya masing-
masing, berikut job description dari setiap jabatan dan kebutuhan tenaga kerja yang
dapat dilihat pada Tabel 2.

22
3.5 Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen bertujuan untuk mengkaji penerapan fungsi-fungsi


manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing ), pelaksanaan
(actuating), pengawasan (controlling) dalam mencapai tujuan usaha. Manajemen
dikatakan efektif jika setiap fungsi berjalan secara baik dan benar dalam sebuah
organisasi usaha. Berikut merupakan analisis manajemen dalam usaha pupuk AgriNutri
Organics:
1. Perencanaan (Planning): Dalam kasus ini, perencanaan mencakup perencanaan
organisasi, produksi, dan sumberdaya manusia (SDM). Ini adalah langkah awal yang
penting dalam memastikan usaha berjalan dengan baik. Perencanaan organisasi akan
membantu dalam menentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan usaha.
Perencanaan produksi akan membantu menentukan bagaimana produk akan diproduksi
dan dikemas. Sementara perencanaan SDM akan membantu dalam menentukan jumlah
dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan.
2. Pengorganisasian (Organizing): Pengorganisasian mencakup pembagian tugas dan
tanggung jawab dalam aktivitas usaha seperti produksi, pemasaran, keuangan,
personalia, dan umum. Dengan struktur organisasi yang sederhana, penting untuk
memiliki pembagian tugas yang jelas agar setiap bagian usaha berjalan efisien. Ini
membantu menghindari tumpang tindih atau kebingungan dalam pelaksanaan tugas.

Dalam perencanaan struktur organisasi usaha pupuk organik ini berbentuk struktur
fungsional karena seluruh tingkatan dalam struktur ini dikelompokan menjadi unit-unit
berdasarkan fungsinya yang tentunya dengan Manajer Bagian Logistik yang
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan penyimpanan, transportasi dan

23
pengiriman barang, serta memastikan stok dikelola dan dipindahkan secara efisien.
Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur Organisasi.

3. Pelaksanaan (Actuating): Pelaksanaan berarti menjalankan rencana yang telah dibuat.


Ini mencakup melakukan aktivitas produksi, pemasaran, pengelolaan keuangan,
pengelolaan personalia, dan tugas-tugas umum yang telah direncanakan sebelumnya.
4. Pengawasan (Controlling): Pengawasan berarti memantau dan mengendalikan jalannya
usaha. Ini mencakup pemantauan terhadap apakah aktivitas-aktivitas yang telah
direncanakan berjalan sesuai dengan rencana atau perlu ada perbaikan. Pengawasan
juga melibatkan pengukuran kinerja dan membuat perubahan jika diperlukan untuk
mencapai tujuan usaha.

3.6 Aspek Operasional

Pupuk AgriNutri Organics yang diproduksi oleh kelompok tani di Desa


Lemahireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang merupakan komoditas yang
dibudidayakan oleh para anggota kelompok tani secara intensif. Pengrajin Pupuk
AgriNutri Organics mengolah 2 jenis pupuk organik yaitu pupuk kandang yang berasal
dari limbah padat ternak sapi dan pupuk kompos yang berasal dari limbah sekam padi.
Limbah padat ternak sapi menjadi pupuk kandang, belum ada diversifikasi produk
olahan lainnya, seperti halnya pupuk granul. Limbah padat ternak sapi (feses) yang
dibuat menjadi pupuk organik berasal dari ternak sapi paket kegiatan UPPO yang ada
di kandang kelompok tani. Adapun campuran bahan dan peralatan yang digunakan
untuk memproses pupuk organik diantaranya yaitu: limbah padat ternak (feses sapi),

24
rapen/hijauan kering, ragi kompos/EM 4, air, cangkul dan cangkul garpu. Produksi rata-
rata feses per ekor per hari sebanyak 15-18 kg.
Limbah sekam padi menjadi pupuk kompos.Sekam padi dapat berfungsi untuk
menggemburkan tanah. Abu dari sekam padi ternyata memiliki berbagai jenis unsur-
unsur kimia yang baik untuk kesuburan dan juga dapat menggemburkan tanah. Dengan
mencampurkan media tanam dengan kompos dan pupuk yang berasal dari abu sekam
padi, maka kondisi tanah tersebut akan menjadi lebih baik dan juga dapat menjadi lebih
gembur, terutama untuk keperluan penyemaian biji. Tanah yang sudah memiliki
campuran dari abu sekam padi di dalamnya akan menyebabkan tingkat kesuburan dari
tanaman yang ditanam pada area tersebut meningkat. Hal ini disebabkan kondisi tanah
yang akan lebih mampu mengikat berbagai macam unsur hara yang diperlukan oleh
tanaman, sehingga tanaman akan memperoleh asupan nutrisi dan unsur hara secara
optimal dan dapat tumbuh dengan subur. Lokasi pembuatan pupuk AgriNutri Organics
sebagian besar berada di area rumah kompos dekat dengan kandang sapi milik
kelompok yang lokasinya tidak terlalu jauh serta lokasinya berpotensi dan sangat
mumpuni untuk mengolah limbah sekam padi ini sesuai dengan desanya yang rata-rata
petani sehingga banyak sekali limbah sekam padi yang terbengkalai akhirnya diolah
menjadi pupuk organik.
Kapasitas produksi pabrik pupuk AgriNutri Organics dapat menghasilkan sampai
118 ton per satu bulannya.Waktu operasional pupuk AgriNutri Organics yaitu Senin s/d
Sabtu. Satu produksi berlangsung selama 7 jam kerja mulai dari pukul 07.00 sampai
dengan pukul 14.00 jam. Pada proses produksi pupuk organik dengan menerapkan
teknologi pertanian organik yang juga ramah lingkungan dengan sedapat mungkin
memproduksi sendiri pupuk organik yang dihasilkan dari limbah pertanian maupun
limbah ternak serta penerapan sistem pengendalian hama terpadu.

Proses Produksi Pembuatan Pupuk Kandang

Tahap-tahap atau proses pembuatan pupuk organik dibagi menjadi beberapa tahap yang
masing-masing mempunyai beberapa proses yang berbeda, sebagaimana dijelaskan
seperti dibawah ini:

1. Pengangkutan limbah padat ternak dari kandang sapi menuju rumah kompos
menggunakan kendaraan roda tiga.

25
2. Pengambilan limbah padat ternak dari kendaraan roda tiga menggunakan Garpu untuk
diletakkan langsung ke rumah kompos dan siap dilakukan proses fermentasi.
3. Pembuatan larutan menggunakan air dan biodekomposer (Ragi Kompos/EM 4) untuk
dilakukan proses fermentasi limbah padat ternak.
4. Proses fermentasi yaitu dengan menyiramkan larutan biodekomposer terhadap limbah
padat ternak yang telah dilarutkan menggunakan alat penyiram (gembor).
5. Proses pembongkaran pupuk organik yang sudah matang setelah melalui proses
fermentasi selama kurang lebih 3 minggu.
6. Proses penghancuran/penggilingan pupuk organik yang masih berbentuk bongkahan
menggunakan mesin cultivator/APPO.
7. Pengemasan pupuk organik yang sudah digiing ke dalam karung plastik.
8. Proses penjahitan karung plastik yang telah terisi pupuk organik.
9. Pengangkutan pupuk organik dari rumah kompos menggunakan kendaraan roda tiga
untuk siap didistribusikan.
10. Pupuk organik siap untuk didistribusikan kepada calon konsumen.

Proses Produksi Pembuatan Pupuk Kompos dengan menggunakan Metode Composting


Aerob

Bahan yang dibutuhkan, yaitu:

 Berat sekam padi yang digunakan 1000 gr dengan ukuran 10 mesh


 Kecepatan udara masuk 40 ml/detik
 Volume molasses 90 ml
 Volume pengenceran 300 ml
 Pengadukan setiap 4 hari sekali

Langkah-langkahnya:

1. Sediakan alat-alat dan bahan yang akan digunakan


2. Sekam padi di analisa kandungan C/N nya
3. Kemudian sekam padi dikeringkan dengan bantuan sinar matahari terlebih dahulu hingga kadar
10%-15%, kemudian dilakukan proses grinding untuk menghasilkan ukuran lebih kecil
4. Lakukan pengayakan untuk mendapatkan ukuran sekam 10 mesh dan timbang sekam hasil
pengayakan seberat 1000 gr
5. Campurkan EM4 sesuai variable dan molasess 90 ml kemudian diencerkan dengan air hingga
300 ml
6. Kemudian campurkan dengan sekam padi, aduk secara sampai merata, lalu dimasukkan dalam
tangki fermentor
7. Lalu menyalakan acrator dengan kecepatan 40 ml/detik
8. Composting dilakukan selama variabel yang telah ditentukan dan di ikuti pengadukan setiap 4
hari sekali
26
9. Setelah tercapai waktu yang ditentukan, kompos dikeluarkan dari tangki fermentor
10. Kemudian kompos di analisa kandungan C/N nya
11. Tambahkan dengan molases 50% hingga keadaan basah merata
12. Lalu masukkan kedalam granulator
13. Kompos yang sudah menjadi granul dikeringkan dengan bantuan sinar matahari hingga kadar
sesuai standar 4%-12%
14. Pupuk organik padat granul dari sekam padi.

3.7 Aspek Ekonomi

Pemanfaatan limbah kotoran sapi dan limbah sekam padi yang dikelola menjadi
pupuk organik pada aspek ekonomi tentu sangat bermanfaat bagi penambahan
pendapatan petani sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan ekonominya
sehingga harapan terbesar dari proses ini adalah petani sejahtera dan mandiri secara
ekonomi.
Pemanfaatan limbah kotoran sapi dan limbah sekam padi menjadi pupuk organik
sangat potensial baik pendapatan maupun pasarnya. Hal itu disebabkan proses
pembuatannya tidak membutuhkan bahan yang mahal sehingga menekan biaya
produksi, sementara pangsa pasar potensial dikarenakan sebagian besar petani mulai
beralih menggunakan pupuk organik karena selain lebih murah juga mudah didapatkan
daripada pupuk kimia harga mahal sulit didapat.
Pemanfaatan limbah kotoran sapi dan limbah sekam padi menjadi pupuk organik
ternyata dapat menghasilkan pendapatan keuntungan ekonomi yang lumayan besar bagi
petani. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan membantu peningkatan
kesejahteraan hidup petani. Selain itu dapat juga membantu peningkatan produksi
pertanian yang berbasis pupuk organik yang sangat menunjang bagi kesehatan
masyarakat.

3.7 Aspek Sosial

Sosial masyarakat Desa Lemahireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang


berprofesi sebagai petani dirasa cocok dan sesuai dengan mengolah limbah kotoran
ternak dan limbah sekam padi menjadi pupuk organik yang direncanakan dapat
menunjang fleksibilitas dan produktivitas masyarakat dalam bidang pertanian sehingga
diharapkan akan meningkatkan taraf hidup masyarakat serta dapat memberikan
lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan peternak yang ada di sekitar Desa
Lemahireng.
Adanya pemanfaatan limbah kotoran ternak dan limbah sekam padi untuk

27
pembuatan pupuk organik,terbentuknya komunitas sosial yang solid dalam bertani
secara organik,terbentuknya pertanian terintegrasi dalam masyarakat, adanya budaya
beternak untuk mendukung pertanian organik,kesadaran kolektif untuk melestarikan
lingkungan dan lain sebagainya. Dengan menerapkan model pertanian organik akan
berimplikasi pada terbentuknya perilaku sosial untuk hidup sehat dan bersih.

3.8 Aspek Lingkungan

Limbah kotoran sapi kalau tidak diolah atau didaur ulang akan berpotensi
mengganggu dan mencemari lingkungan. Menurut Martinez dkk (2009), kotoran ternak
dapat menghasilkan NH3 yang apabila bersatu dengan debu dalam jangka waktu lama
akan menyebabkan beberapa penyakit yang terkait dengan paru-paru dan pada
konsentrasi tinggi akan menurunkan daya tahan ternak.
Oleh karena itu dengan pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik
padat tentu akan sangat membantu untuk menjaga kesehatan lingkungan dan kesehatan
masyarakat sekitar peternakan. Sehingga, di satu sisi peternak dapat mengelolah usaha
penggemukan sapi potong dengan pemanfaatan limbah kotoran secara nyaman dan
tenang karena tidak mengganggu masyarakat, dan di satu sisi petani dapat
memanfaatkan hasil olahan limbah ternak menjadi pupuk organik bagi kebutuhan
produksi pertaniannya, sehingga terjalin hubungan simbiosis mutualisme antara
peternak dengan masyarakat sekitar.
Dari hasil pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik dapat menjaga
kesehatan lingkungan dan menjaga kesehatan masyarakat sekitar peternakan, karena
limbah kotoran sapi ini dapat menghasilkan NH3 yang apabila bersatu dengan debu
dalam jangka waktu lama akan menyebabkan beberapa penyakit yang terkait dengan
paru-paru dan mencemari udara di sekitar masyarakat karena baunya. Sehingga dengan
pemanfaatan limbah tersebut dapat membangun hubungan yang simbiosis mutualisme
yang saling memanfaatkan secara positif.

28
3.9 Aspek Finansial

Analisis kelayakan finansial akan berfokus terhadap perhitungan cost dan benefit
dari segi finansial. Tujuan dilakukannya analisis finansial adalah untuk menghindari
kerugian yang diakibatkan dari penanaman modal pada proyek yang tidak berhasil atau
kurang menguntungkan. Aspek finansial berkaitan dengan penentuan kebutuhan dana
dan alokasinya serta mencari sumber dana yang berkaitan secara efisien sehingga
mampu memberikan keuntungan secara maksimal.Untuk lebih jelasnya mengenai
analisis kelayakan usaha dari perusahaan AgriNutri Organics, akan dirincikan sebagai
berikut:
a. Pembiayaan (Investasi)
Pembiayaan atau investasi merupakan jumlah total biaya yang digunakan atau
yang dikeluarkan dalam suatu usaha yang bertujuan untuk memperoleh
keuntungan. Pembiayaan atau investasi merupakan jumlah awal yang
diperlukan untuk memulai bisnis AgriNutri Organics, termasuk biaya tetap yang
harus dipenuhi. Total investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan perushaan
AgriNutri Organiss mencapai Rp 5.082.654.000. Modal awal ini terdiri dari
dana pribadi dan pinjaman bank. Berikut ini adalah rincian biaya investasi untuk
perusahaan AgriNutri Organics:

No Jenis Biaya Kuantitas Harga Satuan Total


BIAYA TETAP
Tahap Pra Konstruksi
1 Biaya Observasi Lapangan 1 Periode Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
2 Biaya Pengurusan Perizinan 1 Periode Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
Biaya pembuatan desain
3 bangunan 1 Periode Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
3 Biaya Pembuatan Masterplan 1 Periode Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
Biaya Uji kelayakan proyek
4 dan AMDAL 1 Periode Rp 42.000.000 Rp 42.000.000
Tahap Konstruksi
Area Produksi
5 Tanah 1000 Meter2 Rp 400.000 Rp 400.000.000
6 Bangunan 800 Meter2 Rp 1.200.000 Rp 960.000.000
7 Mesin Penggiling 10 Unit Rp 10.500.000 Rp 105.000.000
8 Alat Timbangan 5 Unit Rp 850.000 Rp 4.250.000
9 Gerobak Dorong 15 Unit Rp 550.000 Rp 8.250.000
29
10 Mobil Truk 1 Unit Rp 316.100.000 Rp 316.100.000
11 Mesin Pengering 2 Unit Rp 19.200.000 Rp 38.400.000
12 Mesin Pencacah 10 Unit Rp 8.000.000 Rp 80.000.000
13 Instalasi Air 1 Set Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
14 Instalasi Listrik 1 Set Rp 5.500.000 Rp 5.500.000
Area Gudang
15 Tanah 800 Meter2 Rp 400.000 Rp 320.000.000
16 Bangunan 680 Meter2 Rp 1.500.000 Rp 1.020.000.000
17 Rak Gudang 50 Set Rp 600.000 Rp 30.000.000
18 Pallet Kayu 100 Unit Rp 55.000 Rp 5.500.000
19 Troli Barang 5 Unit Rp 3.550.000 Rp 17.750.000
20 Mobil Truk 2 Unit Rp 316.100.000 Rp 632.200.000
21 Instalasi Listrik 1 Set Rp 4.200.000 Rp 4.200.000
Area Kantor
22 Tanah 500 Meter2 Rp 400.000 Rp 200.000.000
23 Bangunan 400 Meter2 Rp 2.000.000 Rp 800.000.000
24 Peralatan Komputer 5 Set Rp 7.200.000 Rp 36.000.000
25 Sofa 1 Set Rp 6.830.000 Rp 6.830.000
26 Meja Rapat 1 Unit Rp 2.100.000 Rp 2.100.000
27 Meja Kerja 10 Unit Rp 780.000 Rp 7.800.000
28 Kursi Kerja 20 Unit Rp 317.000 Rp 6.340.000
29 Instalasi Internet 1 Set Rp 950.000 Rp 950.000
30 Kursi Tamu 1 Set Rp 2.300.000 Rp 2.300.000

30
31 Proyektor 1 Unit Rp 6.290.000 Rp 6.290.000
32 Layar Proyektor 1 Unit Rp 389.000 Rp 389.000
33 Meja Resepsionis 1 Unit Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
34 Pendingin Rungan 5 Unit Rp 6.800.000 Rp 34.000.000
35 Instalasi Listrik 1 Set Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
36 Peralatan Tulis 20 Set Rp 500.000 Rp 10.000.000
37 Almari Buku 4 Unit Rp 920.000 Rp 3.680.000
38 Alat Kebersihan 5 Set Rp 165.000 Rp 825.000
39 Instalasi Air 1 Set Rp 3.500.000 Rp 3.500.000
TOTAL Rp 5.082.654.000

BIAYA VARIABEL
Biaya Gaji Karyawan (Per Tahun)
1 Direktur Utama 1 Orang Rp 216.000.000 Rp 216.000.000
2 Manager Produksi 1 Orang Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
3 Staff Produksi 15 Orang Rp 38.400.000 Rp 576.000.000
4 Manajer Logistik 1 Orang Rp 108.000.000 Rp 108.000.000
5 Staff Logistik 5 Orang Rp 38.400.000 Rp 192.000.000
Manajer Pemasaran &
6 Penjualan 1 Orang Rp 110.000.000 Rp 110.000.000
7 Staff Pemasaran & Penjualan 5 Orang Rp 40.000.000 Rp 200.000.000
8 Petugas Keamanan 3 Orang Rp 33.600.000 Rp 100.800.000
9 Petugas Kebersihan 2 Orang Rp 33.600.000 Rp 67.200.000
TOTAL Rp 1.670.000.000
Biaya Operasional dan Produksi
10 Biaya Air 12 Bulan Rp 1.500.000 Rp 18.000.000
11 Biaya Listrik 12 Bulan Rp 12.000.000 Rp 144.000.000
12 Biaya Internet 12 Bulan Rp 2.000.000 Rp 24.000.000
13 Biaya Perawatan Bangunan 1 Tahun Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
14 Biaya Iuran Lingkungan 12 Bulan Rp 1.000.000 Rp 12.000.000
Biaya Bahan Baku Pupuk
15 Kompos 12 Bulan Rp 18.000.000 Rp 216.000.000
Biaya Bahan Baku Pupuk
16 Kandang 12 Bulan Rp 17.000.000 Rp 204.000.000
Biaya Perawatan Mesin
17 Produksi 4 Triwulan Rp 2.000.000 Rp 8.000.000
18 Biaya Perawatan Kendaraan 4 Triwulan Rp 1.500.000 Rp 6.000.000
19 Biaya Kemasan/Karung 800 Lusin Rp 22.000 Rp 17.600.000
20 Biaya Distribusi 12 Bulan Rp 6.000.000 Rp 72.000.000
Biaya Administrasi dan
21 Komunikasi 12 Bulan Rp 360.000 Rp 4.320.000
TOTAL Rp 728.420.000
TOTAL BIAYA VARIABEL Rp 2.398.420.000

b. Penerimaan (Revenue)
31
Penerimaan (Revenue) merupakan total pendapatan yang diperoleh oleh
Perusahaan AgroNutri Organics berasal dari penjualan pupuk kompos dan
pupuk kandang. Untuk menghitung penerimaan (revenue), didasarkan pada
seberapa banyak poroduk yang dijual dan kemudian dikalikan dengan tarif yang
berlaku. Penerimaan (Revenue) dapat menghitung Penerimaan (Revenue)
dengan menggunakan rumus berikut ini:

TR = P X Q
Keterangan:
TR : Total Revenue (Jumlah Penerimaan)
P : Price (Harga Produk yang Dijual)
Q : Quantity (Jumlah Produk yang Dijual)

No Keterangan Kuantitas Harga Satuan Total


Tahun Ke-1
1 Pupuk Kompos 850 Ton 2.850.000 2.422.500.000
2 Pupuk Kandang 800 Ton 2.450.000 1.960.000.000
TOTAL 4.382.500.000
Tahun Ke-2
1 Pupuk Kompos 870 Ton 2.850.000 2.479.500.000
2 Pupuk Kandang 810 Ton 2.450.000 1.984.500.000
TOTAL 4.464.000.000
Tahun Ke-3
1 Pupuk Kompos 890 Ton 2.850.000 2.536.500.000
2 Pupuk Kandang 820 Ton 2.450.000 2.009.000.000
TOTAL 4.545.500.000
Tahun Ke-4
1 Pupuk Kompos 910 Ton 2.850.000 2.593.500.000
2 Pupuk Kandang 830 Ton 2.450.000 2.033.500.000
TOTAL 4.627.000.000
Tahun Ke-5
1 Pupuk Kompos 930 Ton 2.850.000 2.650.500.000
2 Pupuk Kandang 840 Ton 2.450.000 2.058.000.000
TOTAL 4.708.500.000
Tahun Ke-6
1 Pupuk Kompos 950 Ton 2.850.000 2.707.500.000
2 Pupuk Kandang 850 Ton 2.450.000 2.082.500.000
TOTAL 4.790.000.000
Tahun Ke-7
1 Pupuk Kompos 970 Ton 2.850.000 2.764.500.000
2 Pupuk Kandang 860 Ton 2.450.000 2.107.000.000
TOTAL 4.871.500.000

32
Tahun Ke-8
1 Pupuk Kompos 990 Ton 2.850.000 2.821.500.000
2 Pupuk Kandang 870 Ton 2.450.000 2.131.500.000
TOTAL 4.953.000.000
Tahun Ke-9
1 Pupuk Kompos 1010 Ton 2.850.000 2.878.500.000
2 Pupuk Kandang 880 Ton 2.450.000 2.156.000.000
TOTAL 5.034.500.000
Tahun Ke-10
1 Pupuk Kompos 1030 Ton 2.850.000 2.935.500.000
2 Pupuk Kandang 890 Ton 2.450.000 2.180.500.000
TOTAL 5.116.00.000

c. Analsis Kelayakan
- Average Rate of Return (ARR)
Average Rate of Return (ARR) merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung seberapa besar tingkat keuntungan rata-rata yang dicapai dari
investasi dengan cara membandingkan EAT dengan rata-rata investasinya.
Apabila hasil ARR lebih besar dari keuntungan yang disyaratkan, maka rencana
investasi tersebut dinyatakan layak. ARR mampu menutup nilai investasi
(pengeluaran biaya dapat ditutup oleh investasi). Dengan proyeksi tingkat bunga
atau Tingkat bunga minimal (r) sebesar 10 %, berikut ini adalah perhitungan
ARR dari perusahaan AgroNutri Organics:

Rumus Average Rate of Return (ARR)

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠


𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛(%) = 𝑥 100%
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝐴𝑇 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡


𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐸𝐴𝑇 = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 =
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 2

Presentase Biaya Tunai (Proyeksi Penjualan/Variabel Cost)

Proyeksi Penjualan (Tahun ke-1) Variabel Cost Presentase Biaya Tunai

Rp 3.852.500.000 Rp 2.398.420.000 62%

33
Tabel Perhitungan Average Rate of Return (ARR)

Tahun Ke- Penjualan Biaya Tunai (62%) Depresiasi EBT TAX (22%) EAT
1 Rp 4.382.500.000 Rp 2.717.150.000 Rp 606.265.400 Rp 1.059.084.600 Rp 232.998.612 Rp 826.085.988
2 Rp 4.464.000.000 Rp 2.767.680.000 Rp 606.265.400 Rp 1.090.054.600 Rp 239.812.012 Rp 850.242.588
3 Rp 4.545.500.000 Rp 2.818.210.000 Rp 606.265.400 Rp 1.121.024.600 Rp 246.625.412 Rp 874.399.188
4 Rp 4.627.000.000 Rp 2.868.740.000 Rp 606.265.400 Rp 1.151.994.600 Rp 253.438.812 Rp 898.555.788
5 Rp 4.708.500.000 Rp 2.919.270.000 Rp 606.265.400 Rp 1.182.964.600 Rp 260.252.212 Rp 922.712.388
6 Rp 4.790.000.000 Rp 2.969.800.000 Rp 606.265.400 Rp 1.213.934.600 Rp 267.065.612 Rp 946.868.988
7 Rp 4.871.500.000 Rp 3.020.330.000 Rp 606.265.400 Rp 1.244.904.600 Rp 273.879.012 Rp 971.025.588
8 Rp 4.953.000.000 Rp 3.070.860.000 Rp 606.265.400 Rp 1.275.874.600 Rp 280.692.412 Rp 995.182.188
9 Rp 5.034.500.000 Rp 3.121.390.000 Rp 606.265.400 Rp 1.306.844.600 Rp 287.505.812 Rp 1.019.338.788
10 Rp 5.116.000.000 Rp 3.171.920.000 Rp 606.265.400 Rp 1.337.814.600 Rp 294.319.212 Rp 1.043.495.388
TOTAL Rp 9.347.906.880
RATA-RATA (Per-Tahun) Rp 934.790.688

Rata Rata Investasi Rp 5.082.654.000


=
2
= Rp 2.541.327.000

AVERAGE RATE OF RETURN Earning After Tax


=
Average Invesment
Rp 934.790.688
=
Rp 2.541.327.000
= 0,367835658

Hasil Perhitungan:
ARR > r
36,78% > 10%

Beradassrkan perhitungan diatas, bisnis ini mendapat nilai ARR sebesar 0,367835658
(36,78%) dan lebih besar dari nilai tingkat bunga minimal (10%). Dengan demikian
rencana bisnis dan investasi ini dapat dinyatakan layak dikarenakan ARR dapat
menutup nilai investasi.

- Payback Period
Payback period adalah metode analisis investasi yang digunakan untuk mengukur
waktu yang dibutuhkan agar investasi atau proyek bisnis menghasilkan pendapatan
yang setara dengan besarnya investasi awal. Dalam kata lain, payback period adalah
periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal atau modal yang
diinvestasikan dalam suatu proyek melalui aliran kas bersih yang dihasilkan oleh
proyek tersebut. berikut ini adalah perhitungan payback period dari perusahaan
AgroNutri Organics:

34
Tabel Perhitungan Payback Period

Tahun Ke- EAT Depresiasi OCF Payback Period


1 Rp 1.298.973.000 Rp 606.265.400 Rp 1.905.238.400 -Rp 3.177.415.600
2 Rp 1.323.129.600 Rp 606.265.400 Rp 1.929.395.000 -Rp 1.248.020.600
3 Rp 1.347.286.200 Rp 606.265.400 Rp 1.953.551.600 Rp 705.531.000
4 Rp 1.371.442.800 Rp 606.265.400 Rp 1.977.708.200 Rp 2.683.239.200
5 Rp 1.395.599.400 Rp 606.265.400 Rp 2.001.864.800 Rp 4.685.104.000
6 Rp 1.419.756.000 Rp 606.265.400 Rp 2.026.021.400 Rp 6.711.125.400
7 Rp 1.443.912.600 Rp 606.265.400 Rp 2.050.178.000 Rp 8.761.303.400
8 Rp 1.468.069.200 Rp 606.265.400 Rp 2.074.334.600 Rp 10.835.638.000
9 Rp 1.492.225.800 Rp 606.265.400 Rp 2.098.491.200 Rp 12.934.129.200
10 Rp 1.516.382.400 Rp 606.265.400 Rp 2.122.647.800 Rp 15.056.777.000

Sisa Biaya Investasi Pada Tahun Ke-3 = Rp 705.531.000


Payback Pada Tahun Ke-3 Rp 705.531.000
=
Rp 1.953.551.600
= 0,361152989
= 132 Hari (4 Bulan 12 Hari)
Payback Period = 2 Tahun 4 Bulan 12 Hari

Grafik Payback Period

35
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka pengembalian modal awal dari
bisnis tersebut dapat terjadi setelah beroprasi selama 2 Tahun 4 Bulan 12 Hari.
Dengan demikian, dibutuhkan waktu selama 2 Tahun 4 Bulan 12 Hari untuk
mengembalikan modal awal sebesar Rp 5.082.654.000.

- Net Present Value


Net Present Value (NPV) merupakan metode analisis investasi yang digunakan untuk
mengevaluasi proyek atau investasi dengan cara mengukur nilai saat ini dari aliran kas
yang diharapkan dihasilkan oleh proyek tersebut. Hasil NPV positif menunjukkan
bahwa proyek atau investasi dianggap menguntungkan karena nilai saat ini dari aliran
kas yang diharapkan melebihi biaya awal investasi. Sebaliknya, NPV negatif
menunjukkan bahwa proyek tersebut tidak menguntungkan karena nilai saat ini dari
aliran kas yang diharapkan lebih rendah daripada biaya awal investasi. Berikut ini
adalah perhitungan NPV dari perusahaan AgroNutri Organics:

Rumus Net Present Value (NPV)


𝑛
𝐴𝑡
𝑁𝑃𝑉 = ∑ − 𝐴𝑜
𝑡=0
(1 + 𝑖)𝑡

Tabel Perhitungan NPV

Tahun Ke- OCF DF 10% PV CF


1 Rp 1.905.238.400 0,9091 Rp 1.732.034.909
2 Rp 1.929.395.000 0,8264 Rp 1.594.541.322
3 Rp 1.953.551.600 0,7513 Rp 1.467.732.231
4 Rp 1.977.708.200 0,6830 Rp 1.350.801.311
5 Rp 2.001.864.800 0,6209 Rp 1.243.000.540
6 Rp 2.026.021.400 0,5645 Rp 1.143.636.262
7 Rp 2.050.178.000 0,5132 Rp 1.052.065.485
8 Rp 2.074.334.600 0,4665 Rp 967.692.400
9 Rp 2.098.491.200 0,4241 Rp 889.965.120
10 Rp 2.122.647.800 0,3855 Rp 818.372.615
Total PV CF Rp 12.259.842.196
Net Invesment Rp 5.082.654.000
NPV (Positif) Rp 7.177.188.196

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, Nilai NPV merupakan positif (NPV > 0) dengan
nilai 7.177.188.196. Dengan demikian, proyek bisnis tersebut dapat dikategorikan
layak.

36
- Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode analisis investasi yang digunakan
untuk mengukur tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu proyek atau
investasi. IRR adalah tingkat bunga atau tingkat pengembalian yang membuat nilai
sekarang dari aliran kas yang diharapkan dari investasi sama dengan atau setara dengan
biaya awal investasi. Dalam pengambilan keputusan investasi, semakin tinggi IRR
suatu proyek, semakin baik proyek tersebut dianggap, karena itu menunjukkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi. Berikut ini adalah perhitungan IRR dari perusahaan
AgroNutri Organics:

Rumus Internal Rate of Return (IRR)


𝑃2 − 𝑃1
𝐼𝑅𝑅(%) = 𝑃1 − 𝐶1 𝑥 ( )
𝐶2 − 𝐶1

Keterangan:
P1 : tingkat bunga 1
C1 : NPV1
P2 : tingkat bunga 2
C2 : NPV2

Tabel Perhitungan NPV1

37
Tabel Perhitungan NPV2

Tahun Ke- OCF DF 37% PV CF


1 Rp 1.905.238.400 0,7299 Rp 1.390.684.964
2 Rp 1.929.395.000 0,5328 Rp 1.027.968.991
3 Rp 1.953.551.600 0,3889 Rp 759.736.839
4 Rp 1.977.708.200 0,2839 Rp 561.409.743
5 Rp 2.001.864.800 0,2072 Rp 414.793.467
6 Rp 2.026.021.400 0,1512 Rp 306.422.482
7 Rp 2.050.178.000 0,1104 Rp 226.332.853
8 Rp 2.074.334.600 0,0806 Rp 167.153.038
9 Rp 2.098.491.200 0,0588 Rp 123.430.375
10 Rp 2.122.647.800 0,0429 Rp 91.132.287
Total PV CF Rp 5.069.065.039
Net Invesment Rp 5.082.654.000
NPV (Negatif) -Rp 13.588.961

Perhitungan IRR
𝑃2 − 𝑃1
𝐼𝑅𝑅(%) = 𝑃1 − 𝐶1 𝑥 ( )
𝐶2 − 𝐶1
37 − 10
𝐼𝑅𝑅(%) = 10 − 7.177.188 ( )
−13.588 − 7.177.188
27
𝐼𝑅𝑅(%) = 10 − 7.177.188 ( )
−7.190.776
𝐼𝑅𝑅(%) = 10 + 26,94

𝑰𝑹𝑹(%) = 𝟑𝟔, 𝟗𝟒%

Berdasarkan perhitungan diatas IRR memiliki nilai yang lebih besar dari r (36,94% >
10%). Dengan demikian, investasi atau proyek ini dapat dinyatakan layak dan
menguntungkan.

- Profitability Index (PI)


Profitability Index merupakan metode analisis investasi yang digunakan untuk menilai
potensi keuntungan dari suatu proyek atau investasi dengan membandingkan nilai saat
ini dari aliran kas bersih yang dihasilkan oleh proyek tersebut dengan biaya awal
investasi. Profitability Index mengukur rasio antara nilai sekarang dari keuntungan
yang diharapkan dengan biaya awal investasi. Berikut ini adalah perhtungan PI dari
perusahaan AgroNutri Organics:
Rumus Profitability Index (PI)
𝑃𝑉 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑜𝑤
𝑃𝐼 = ( )
𝑃𝑉 𝑂𝑢𝑡𝑓𝑙𝑜𝑤

38
Perhitungan Profitability Index (PI)

Berdasarkan pehitungan diatas, maka dapat dinyatakan bahwa proyek tersebut dapat
dinyatakan layak dan dapat diterima. Dikarenakan, nilai PI lebih besar dari 1
(1,412 > 1)

- Gold Value Method (GVM)


Penggunaan standar emas dalam perhitungan GVM didasarkan pada pendapat yang
dikemukakan oleh Ibn Khaldun, menyatakan dua logam yaitu emas dan perak, adalah ukuran
nilai. Logam-logam ini diterima secara alamiah sebagai uang di mana nilainya tidak
dipengaruhi oleh fluktuasi subjektif.

Proyeksi Nisbah Bagi Hasil 50:50


Nilai
Nisbah Harga pendapatan
Tahun Biaya Tunai
Penjualan Laba Bersih Bagi Pendapatan Emas (Per- setelah
Ke- (62%)
Hasil Gram) dijadikan
gram emas
1 Rp 4.382.500.000 Rp 2.717.150.000 Rp 1.665.350.000 50,00% Rp832.675.000 Rp1.070.670 777,71
2 Rp 4.464.000.000 Rp 2.767.680.000 Rp 1.696.320.000 50,00% Rp848.160.000 Rp1.156.324 733,50
3 Rp 4.545.500.000 Rp 2.818.210.000 Rp 1.727.290.000 50,00% Rp863.645.000 Rp1.248.829 691,56
4 Rp 4.627.000.000 Rp 2.868.740.000 Rp 1.758.260.000 50,00% Rp879.130.000 Rp1.348.736 651,82
5 Rp 4.708.500.000 Rp 2.919.270.000 Rp 1.789.230.000 50,00% Rp894.615.000 Rp1.456.635 614,17
6 Rp 4.790.000.000 Rp 2.969.800.000 Rp 1.820.200.000 50,00% Rp910.100.000 Rp1.573.165 578,52
7 Rp 4.871.500.000 Rp 3.020.330.000 Rp 1.851.170.000 50,00% Rp925.585.000 Rp1.699.019 544,78
8 Rp 4.953.000.000 Rp 3.070.860.000 Rp 1.882.140.000 50,00% Rp941.070.000 Rp1.834.940 512,86
9 Rp 5.034.500.000 Rp 3.121.390.000 Rp 1.913.110.000 50,00% Rp956.555.000 Rp1.981.735 482,69
10 Rp 5.116.000.000 Rp 3.171.920.000 Rp 1.944.080.000 50,00% Rp972.040.000 Rp2.140.274 454,17
Total Pendapatan Emas (Gram) 6041,76
Jumlah Investasi Awal (Gram) Rp 5.082.654.000 Rp1.070.670 4747,17
Nilai Pendapatan Emas (Gram) 1294,59
Catatan: Asumsi kenaikan harga emas sebesar 8% per-tahun

39
- Gold Index Method (GIM)
Gold Index Method atau GIM adalah rasio antara Present Value emas dan Present Value emas dari
pengeluaran aliran kas. Hasil perhitungan dengan menggunakan Gold Index Method adalah
sebagai berikut:

Proyeksi Nisbah Bagi Hasil 50:50


Gold Index Method (GIM) Total Pendapatan Emas (gram)
`=
Jumlah Investasi Awal (gram)
6041,76
`=
4747,17
`= 1,272707866
Dikarenakan nilai GIM lebih dari satu, maka dengan proyeksi bagi hasil tersebut (50:50), proyek
tersebut dinyatakan layak untuk dijalankan.

- Investible Surplus Method (ISM)


Metode Investible Surplus Method (ISM) adalah seberapa besar surplus investasi usaha yang
dilaksanakan selama waktu berjalan, dengan menghitung sejumlah tahun untuk surplus investasi
(setelah balik modal) yang terus dicapai perusahaan dengan peningkatan (surplus) keuangan. Hasil
perhitungan dengan menggunakan Investible Surplus Method (ISM) adalah sebagai berikut:

Tahun Ke- Bt Ct (Ct + Bt = IS) n-t IS X (n-t)


0 Rp 5.082.654.000 -Rp 5.082.654.000
1 Rp 1.665.350.000 -Rp 3.417.304.000
2 Rp 1.696.320.000 -Rp 1.720.984.000
3 Rp 1.727.290.000 Rp 6.306.000 7 Rp44.142.000
4 Rp 1.758.260.000 Rp 1.764.566.000 6 Rp10.587.396.000
5 Rp 1.789.230.000 Rp 3.553.796.000 5 Rp17.768.980.000
6 Rp 1.820.200.000 Rp 5.373.996.000 4 Rp21.495.984.000
7 Rp 1.851.170.000 Rp 7.225.166.000 3 Rp21.675.498.000
8 Rp 1.882.140.000 Rp 9.107.306.000 2 Rp18.214.612.000
9 Rp 1.913.110.000 Rp 11.020.416.000 1 Rp11.020.416.000
10 Rp 1.944.080.000 Rp 12.964.496.000 0 Rp0
TOTAL Rp100.807.028.000

Dari tabel perhitungan diatas dapat diperoleh:


Isn = Rp100.807.028.000

Ct = Rp5.082.654.000

n-t1 = 10 - 0
= 10

(Ct)(n-t1) = 5.082.654.000 x 10
40
= Rp50.826.540.000

ISR (%) Rp100.807.028.000


= x 100%
Rp50.826.540.000
= 198,34%

Keterangan:
 Isn = Surplus investasi setelah tahun ke-2
 Ct = Biaya yang dibutuhkan
 (Ct)(n-t1) = Biaya yang diperlukan selama usia ekonom
 ISR = Surplus investasi selama 10 tahun

Berdasarkan perhitungan diatas, proyek bisnis ini akan mendapatkan keuntungan sebesar 198,34%
selama 10 tahun beroprasi.

41
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil evaluasi dari proyek AgriNutri Organics yang terletak di Desa
Lemahireng, Kecamatan Bawen, Semarang, maka dapat kami simpulkan bahwa proyek
ini layak untuk dijalankan, dengan dasar telah terpenuhinya aspek-aspek yang ada.
Aspek finansial dari proyek AgriNutri Organics juga dinilai sudak layak untuk
dijalankan. Proyek AgriNutri Organics juga sangat memperhatikan kesejahteraan para
petani maupun kelompok tani dan penerapan nilai-nilai keislaman dalam segala
aktivitasnya.
Tujuan akhir dari adanya proyek AgriNutri Organics yaitu untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan para petani atau kelompok tani. Sehingga diharapkan
para petani maupun kelompok tani dapat meningkatkan taraf kehidupannya dan secara
makro diharpkan dapat membantu pemerintah khususnya untuk mengurangi tingkat
kemiskinan serta dapat mengurangi limbah serta kotoran binatang ternak untuk didaur
ulang menjadi produk yang bermanfaat.

4.2 Saran

Besar harapan dengan adanya proyek AgriNutri Organics dapat membantu


pemerintah daerah khususnya dalam mengurangi tingkat kemiskinan serta mengurangi
kepadatan limbah dan kotoran binatang ternak yang dapat mencemari lingkungan.
Semoga kedepannya dapat bertumbuh dan berkembang lebih jauh dengan memperluas
pangsa pasar dan melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholder terkait.

42
DAFTAR PUSTAKA

Apiat, A. D. (2016). Analisis kelayakan usaha pupuk organik (studi kasus rumah kompos di
Gapoktan Suka Hasil Desa Cintaasih Kecamatan Cingambul Kabupaten
Majalengka). AGRIVET Journal, 4(2), 167-180.
Simanungkalit, R. D. M. (2006). Pupuk organik dan pupuk hayati Organic fertilizer and
biofertilizer.
Hapsari, N., & Welasi, T. (2013). Pemanfaatan limbah ikan menjadi pupuk organik. Jurnal
Teknik Lingkungan, 2(1), 1-6.
Rakhmawati, D. Y., Dangga, S. A., & Laela, N. (2019). Pemanfaatan kotoran sapi menjadi
pupuk organik. Jurnal Abdikarya: Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa, 3(1).
Riono, Y., & Apriyanto, M. (2020). Pemanfaatan Abu Sekam Padi dalam Inovasi Pemupukan
Kacang Hijau (Vigna Radiate L) Di Lahan Gambut. Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, 6(2), 60-60.
Nurjanah, E., Sumardi, S., & Prasetyo, P. (2020). Pemberian Pupuk Kandang Sebagai
Pembenah Tanah untuk Pertumbuhan dan Hasil Melon (Cucumis melo L.) di Ultisol. Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 22(1), 23-30.

43

Anda mungkin juga menyukai