Anda di halaman 1dari 28

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

BAB I
PROFIL INDUSTRI PUPUK SAAT INI
Sampai saat ini telah berdiri sekitar enam
pabrik pupuk sebagai produsen pupuk skala besar di
Indonesia. Perusahaan tersebut dibentuk oleh
pemerintah dalam rangka peningkatan produksi
pangan yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), diantaranya adalah PT Pupuk
Sriwijaya, PT Petrokimia Gresik, PT Kalimantan
Timur, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Iskandar
Muda, dan PT Asean Aceh Fertilizer.
Pada perjalanannya, seluruh produsen pupuk
tersebut bersatu dalam satu induk yaitu PT Pupuk
Indonesia Holding Company. PT Pupuk Indonesia
Holding
Company
(Persero),
disingkat PIHC,
merupakan perusahaan induk untuk badan usaha
milik negara dalam bidang pupuk di Indonesia.
Perusahaan ini berkedudukan di Jakarta. Perusahaan
ini dulu bernama PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang
merupakan
perusahaan
pupuk
di Palembang, Sumatera Selatan yang berganti nama
berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi
Manusia
Republik
Indonesia No
AHU17695.AH.01.02.Tahun 2012.
PT
Pupuk
Indonesia
Holding
Company
(Persero) awalnya didirikan dengan nama PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero) pada tanggal 24 Desember 1959.
Perusahaan ini didirikan untuk menjadi produsen
pupuk urea di Indonesia. Pada periode 1959-1997,
perusahaan ini hanya menjadi produsen pupuk urea

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

di
Indonesia
yang
sahamnya
dimiliki
oleh
Pemerintah.
Akan
tetapi
pada
pertengahan
tahun 1997, yaitu pada tanggal 7 Agustus 1997,
Pemerintah secara tidak langsung menunjuk PT
Pupuk
Sriwidjaja
(Persero)
menjadi
holding
company atau perusahaan induk atau pengendali
untuk BUMN pupuk di Indonesia. Hal ini tertuang
dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 tanggal 7
Agustus 1997. Dalam PP ini Pemerintah mengalihkan
seluruh saham yang dimilikinya pada PT Pupuk
Kalimantan
Timur
(Persero), PT
Petrokimia
Gresik (Persero), PT Pupuk Kujang (Persero) dan PT
Pupuk Iskandar Muda kepada PT Pupuk Sriwidjaja
(Persero).
Pada tahun 1998, PT Pupuk Sriwidjaja (Persero)
menerima pengalihan saham Pemerintah dari PT
Mega Eltra (Persero). Pada tahun 2010, PT Pupuk
Sriwidjaja
(Persero)
merestrukrisasi
dengan
memisahkan
atau spin-of PT
Pupuk
Sriwidjaja
Palembang sebagai unit produksi.
Pada tahun 2012, berdasarkan Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No AHU-17695.AH.01.02.Tahun 2012, PT
Pupuk Sriwidjaja (Persero) berganti nama menjadi PT
Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) dengan
melakukan perubahan Anggaran Dasar perusahaan.
Produsen Pupuk dibawah induk perusahaan PIHC
adalah:
1.
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (99,9%) di
Palembang, Sumatera Selatan, memproduksi dan

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

2.

3.

4.

5.

memasarkan pupuk urea dan industri kimia lainnya serta pupuk organik.
PT
Pupuk
Kalimantan
Timur (99,9%) di Bontang,
Kalimantan Timur,
memproduksi dan memasarkan pupuk urea, NPK,
organik dan industri kimia lainnya.
PT Petrokimia Gresik (99,9%) di Gresik, Jawa
Timur, yang
memproduksi dan memasarkan
pupuk urea, ZA, SP-36/18, Phonska, DAP, NPK, ZK
dan industri kimia lainnya serta pupuk organik.
PT Pupuk Kujang (99,9%) di Cikampek, Jawa
Barat, yang memproduksi dan memasarkan
pupuk urea, NPK, organik dan industri kimia
lainnya.
PT
Pupuk
Iskandar
Muda (99,9%) di Lhokseumawe, Aceh,
memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan
industri kimia lainnya.

Non-produsen pupuk:
1. PT Mega Eltra (96,7%) di Jakarta, bergerak dalam
bidang usaha perdagangan umum.
2. PT Rekayasa Industri (90,6%) di Jakarta, yang
bergerak
dalam
bidang
jasa engineering, procurement &
construction
(EPC).

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

BAB 2
PROFIL INDUSTRI PUPUK JAWA TIMUR
2.1. Supply - Demand Pupuk di Jawa Timur
Pemerintah Jawa Timur terpaksa memasok
pupuk urea dari PT Pupuk Kaltim setiap tahunnya.
Setiap tahun 1 juta ton atau hampir 90 persen pupuk
urea jawa timur didatangkan dari Pupuk Kaltim,
sisanya baru dipasok oleh Petrokimia Gresik. Pada
tahun 2015, pasokan pupuk Urea dari Kaltim
berkurang menjadi 869 ribu ton. Ini dikarenakan 4
kota di Jatim termasuk Gresik, kebutuhannya telah
dipenuhi oleh Petrokimia.
Kondisi ini menunjukkan kebutuhan pupuk di Jawa
Timur masih lebih tinggi dari pada ketersediaannya
(pasokan) yang diproduksi oleh industri pupuk
regional di Jawa Timur. Hal ini menyebabkan
sebagian besar kebutuhan pupuk petani di Jawa
Timur didatangkan dari produsen pupuk di luar Jawa
Timur, yaitu Pupuk Kaltim.
Namun, seiring dengan rencana PT Petrokimia
Gresik membangun pabrik baru dan meningkatkan
kapasitas produksi pabrik lama urea, maka di
prediksi tahun 2017 import urea dari PT Pupuk Kaltim
turun menjadi 250.000 ton/tahun. Gambar di bawah
ini menunjukkan penurunan import akibat kapaitas
produksi PT Petrokimia Gresik memenuhi kebutuhan
pupuk urea di Jawa Timur.

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

Gambar 1. Skenario pemenuhan kebutuhan pupuk urea di


JATIM.

Berbeda dengan kondisi Supply Demand


pupuk Urea yang terjadi over demand, untuk pupuk
NPK di Jawa Timur justu sebaliknya. Kebutuhan
pupuk majemuk NPK di Jawa Timur dapat dipenuhi
oleh produsen yang ada di di Jawa Timur baik
produsen BUMN maupun swasta.
Perbandingan supply dan demand khusus
untuk pupuk NPK di Jawa Timur terlihat pada grafik di
bawah ini. Oversupply masih terjadi baik untuk
pemenuhan kebutuhan Jawa Timur saja maupun
untuk Jawa Bali dan NTT. Sesuai dengan arah
pengembangan industri pupuk nasional yang
memprioritaskan
pada
pengembangan
Pupuk
Anorganik dan organik, dimana pupuk anorganik
akan dialihkan dari pupuk tunggal menjadi pupuk
majemuk (NPK), maka beberapa tahun terakhir
pemerintah menggenjot produksi pupuk NPK sebagai
persiapan untuk peralihan dari pupuk tunggal (Urea)
ke pupuk majemuk.

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

Gambar 2. Supply/demand pupuk NPK Klaster Jawa Bali


dan Nusa Tenggara

Jadi berdasarkan kajian Supply demand pupuk


di atas ada dua kondisi dimana untuk kebutuhan
pupuk tunggal yang didominasi oleh pupuk Urea,
jawa timur masih mengalami over demand. Kondisi
kedua adalah pada kajian supply demand pupuk
majemuk (NPK) ternyata terjadi kondisi oversupply.
Selama ini supply yang dilakukan oleh produsen
pupuk didominasi oleh produsen pupuk BUMN. Hal ini
terkait dengan tata niaga pupuk yang masih
melibatkan subsidi pemerintah. Oleh karena itu yang
terjadi di lapangan adalah banyak produsen pupuk
swasta yang akhirnya menjadi mitra produsen pupuk
BUMN sebagai penyuplai bahan baku atau produk
mentah kemudian diberi kemasan dengan label
produk BUMN. Dengan cara ini, produk lebih mudah
diterima oleh masyarakat daripada produk jadi yang
diberi merk sendiri oleh produsen swasta.

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

Sedangkan kajian supply deman pupuk organik


agak sulit untuk dilakukan karena demand
(kebutuhan) akan pupuk organik kurang bisa terlihat
secara jelas karena para petani atau konsumen
pupuk pada dasarnya masih belum menjadikan
pupuk organik ini sebagai pilihan utama. Sementara
ini konsumen tetap pupuk organik di jawa timur
mencapai 380 ribuan ton pertahun. Belum begitu
besarnya konsumsi tersebut kadang juga dipengaruhi
oleh ketersediaan (pasokan) pupuk organik yang ada
di pasaran. Sampai saat ini, pemasok pupuk organik
di Jawa Timur masih didominasi oleh para pengusaha
kecil menengah. Produsen pupuk besar seperti
Petrokimia Gresik, Pusri, atau Pupuk Kaltim (PKT) pun
tidak mempunyai kapasitas produksi yang terlalu
besar untuk produk pupuk organik ini. Kapasitas
produksi pupuk organik petrokimia Gresik hanya
10.000 ton/th, Pusri yang membangun pabrik di
banyuwangi juga hanya mempunyai kapasitas
produksi pupuk organik sebesar 3.300 ton/th, dan
PKT di banyuwangi juga hanya memproduksi pupuk
organik sebanyak 3.600 ton/th.
Keterbatasan
produksi pupuk organik ini pada dasarnya ada dua
penyebab, yaitu :
1. Dari sisi bahan baku, pupuk organik diproduksi
dari bahan baku yang berbeda-beda, sebagian
besar dari kotoran hewan. Ketersediaan bahan
baku pupuk organik bisa dikatakan terbatas
atau sulit untuk diperoleh secara kontinu. Di
Indonesia belum ada sistem pengelolaan
sampah organik maupun kotoran hewan yang

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

bisa diharapkan sebagai pemasok bahan baku


pupuk organik secara berkelanjutan dalam
jumlah besar. Oleh karena itu, meskipun
perusahaan pupuk berskala besar, tidak bisa
menggenjot kapasitas produksi pupuk organik
setinggi kapasitas pupuk anorganik
2. Dari sisi konsumen, sementara ini konsumen
pupuk di Indonesia khususnya di Jawa Timur
masih berorientasi pada penggunaan pupuk
anorganik, terutama pupuk jenis Urea. Subsidi
pemerintah yang dilakukan terhadap pupuk
anorganik menambah ketergantungan petani
kepada pupuk anorganik tersebut. Selain itu,
juga ada paradigma di masyarakat bahwa
pupuk anorganik lebih unggul dan praktis dari
pada pupuk organik. Hal ini menyebabkan
pupuk organik kurang populer di kalangan
konsumen.
Jadi dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa pada
dasarnya demand terhadap pupuk organik ini bisa
ditingkatkan jika dilakukan sosialisasi dan edukasi di
masyarakat terkait keunggulan pupuk organik serta
harus adanya pemakaian yang seimbang antara
pupuk anorganik dengan pupuk organik. Namun
upaya ini juga harus diimbangi dengan kesiapan
supply pupuk organik dimana bahan baku pupuk
organik harus bisa dijamin ketersediaannya dalam
jumlah besar
2.2. Potensi dan Ketersediaan Bahan Baku
Pupuk di Jawa Timur

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

Ketersediaan Sumber Daya Alam di Jawa Timur


belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan bahan
baku pabrik pupuk yang ada di Jawa Timur. Hal ini
menyebabkan bahan baku produksi pupuk Jatim
masih sangat tergantung pada impor, khususnya
amoniak dan asam sulfat. Pada tahun 2015,
keberadaan pabrik amoniak yang dimiliki Petrokimia
Gresik hanya memiliki kapasitas produksi 445.000
ton/tahun, sedangkan kebutuhannya mencapai
850.000 ton/tahun. Sehingga Petrokimia masih
mengimpor amonia sebesar 440.000 ton per tahun.
Amoniak merupakan bahan baku pupuk urea, ZA,
NPK. Oleh karena itu Petrokimia Gresik saat ini
sedang mempercepat pembangunan pabrik Amoniak
di Gresik dengan kapasitas 660.000 ton/tahun. Pabrik
tersebut diharapkan bisa beroperasi pada tahun
2017.
Selain Amoniak bahan baku utama pupuk di
Jawa timur yang harus impor adalah Phosphate dan
Kalium. Selama ini kebutuhan asam fosfat untuk
produksi NPK masih mengandalkan impor, karena
bahan bakunya belum tersedia dalam jumlah yang
cukup. Sepanjang tahun 2012, impor asam fosfat
mencapai
225
ribu
ton.
Untuk
menjamin
ketersediaan bahan baku phospat dan Kalium ini,
diperlukan kerjasama dengan Negara penghasil
bahan baku atau berusaha mengembangkan industri
pengolahan bahan baku NPK di tanah air. Lima
tahun ke depan diyakini akan terjadi perebutan
bahan baku phospat karena ketersediaannya
semakin terbatas. Negara penghasil phosphat antara

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

lain Jordania, Tunisia, Mesir dan Maroko. Sedangkan


Negara penghasil Kalium adalah Belarusia dan Rusia.
Belum terpenuhinya kebutuhan bahan baku
pupuk di Jawa timur ini juga dikarenakan belum
teridenfikasinya Sumber Daya Alam yang ada di
berbagai wilayah Jawa Timur. Namun pada dasarnya
Jawa Timur merupakan wilayah dengan sumber daya
mineral
yang
sangat
mendukung
untuk
pengembangan industri pupuk. Data cadangan atau
kapasitas bahan baku pupuk yang ada di Jawa Timur
dapat di lihat di tabel di bawah ini.
Tabel 1. Kapasitas Bahan Baku Pupuk Di Jawa Timur (Ha)
Bahan Baku

2012

2013

2014

1.206.214

64.038

1.236.08
8

1.598.03
8

Phospat

4.500

23

13

Batu Kapur

10.269.67
6

181.582

86.200

311.730

Felspart

26.871

49.176,0
0

4.663

3.925

Tanah Liat

2.113.350

175.946

71.495

71.495

Dolomit

71.586

75.620

36.560

326.392

Bantonit

23.131

1.242

130

23.104

Phyropilit

50.785

48.983

37.088

59.624

Ziolit

1.629

1.725

65

65

Onix

350

435

435

435

Batu
Gunung
( Andesit )

2011

Sedangkan
dari
sisi
pupuk
organik,
ketersediaan bahan bakunya di Jawa Timur juga
masih belum ada data yang pasti karena sampai saat
ini belum ada sistem pengelolaan bahan organik
(dari kotoran hewan atau sampah organik atau
bahan organik lainnya) yang bisa mensuplai

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

kebutuhan produsen pupuk organik dalam jumlah


besar dan kontinu.
Bahan baku industri pupuk yang juga sangat
vital adalah gas. Melalui Instruksi Presiden No. 2
tahun 2010 tentang Revitalisasi Industri Pupuk dan
Permen ESDM No. 3 tahun 2010 tentang Alokasi dan
Pemanfaatan Gas Bumi untuk Pemenuhan Kebutuhan
Dalam Negeri, industri pupuk menjadi salah satu
prioritas penerima gas nasional. Industri ini strategis
dalam
mendukung
sektor
pertanian
untuk
menjalankan program ketahanan pangan sebagai
salah satu prioritas nasional. Meski demikian, data
menunjukkan realisasi pemanfaatan gas untuk
industri pupuk selama enam tahun terakhir
cenderung stagnan di kisaran angka 600 MMSCFD
(million metric standard cubic feed per day), seperti
terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Realisasi Pemanfaatan Gas untuk Industri Pupuk
(dalam MMSCFD)
2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

539,1

520

542,1

575,4

618

618,2

615,3

Sumber : Ditjen Migas (2011)

Untuk tahun 2011, realisasi alokasi gas untuk


industri pupuk sebesar 615,3 MMSCFD. Jumlah ini
pun masih di bawah kebutuhan industri pupuk
berdasarkan kontrak gas antara produsen pupuk dan
produsen gas sebesar 793 MMSCFD (Tabel 5.9). Hal
ini menunjukkan bahwa produsen pupuk belum
dalam kapasitas 100%nya atau produsen pupuk

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

mampu menghemat kebutuhan gas untuk pabriknya.


Pada kontrak jangka panjang hingga 2030, masingmasing produsen pupuk berencana meningkatkan
kapasitas produksinya dengan pembangunan pabrik
baru dan kebutuhan gas tersebut telah teralokasikan
dalam rencana kontrak sehingga secara total
kebutuhan gas untuk industri pupuk hingga 2030
sebesar 999 MMSCFD. Produsen pupuk terbesar di
Jawa
Timur,
yaitu
Petrokimia
Gresik
pun
merencanakan alokasi kebutuhan gasnya sebesar
125 MMSCFD.
Ketersediaan gas untuk industri pupuk sangat
tergantung dengan instansi terkait dalam hal ini
adalah Pemerintah. Pasokan gas untuk industri
pupuk selama ini tergantung dari perjanjian/kontrak
supply gas dari pemerintah ke sejumlah industri
produsen pupuk. Khusus untuk industri yang berada
di wilayah Jawa Timur, akan mendapatkan pasokan
gas dari Santos (Madura Offshore) Pty.Ltd. Contohnya
pada Petrokimia Gresik, sesuai arahan dari
Kementerian ESDM melalui SKK Migas, Petrokimia
telah menandatangani perjanjian jual-beli gas (PJBG)
dengan Husky CNOOC Madura Limited (HCML) pada
tahun 2015. Hasilnya, Petrokimia mendapatkan
tambahan pasokan gas 85 MMSCFD untuk pasokan
pabrik barunya, meski awalnya direncanakan hanya
sebesar 60 MMSCFD.

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

Tabel 3. Kebutuhan Gas untuk Industri Pupuk Berdasarkan


Perjanjian Jual Beli Gas (dalam MMSCFD)

Gambaran pasokan gas sesuai dengan perpanjangan


kontrak yang ada untuk pabrik pupuk saat ini tersaji
pada grafik di bawah ini

Gambar 3. Gambaran ketersediaan gas untuk industri


pupuk

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

Upaya Alternatif agar kebutuhan pada pasokan gas


ini bisa dikurangi adalah dengan melakukan efisiensi
pabrik melalui revitalisasi pabrik berusia tua yang
mengkonsumsi banyak energi atau melakukan
penggantian utilitas menggunakan batubara.
Jadi ketersediaan gas untuk industri pupuk di Jawa
Timur sangat mendukung dari sisi kedekatan lokasi
produksi gas, yaitu di pulau Madura sehingga
distribusi pasokan gas tidak terlalu tinggi lagi
biayanya.
2.3. Potensi Pasar Pupuk di Jawa Timur
Dari penelusuran di beberapa sentra industri
pupuk di Jawa Timur, terutama di Gresik, diperoleh
informasi bahwa sebagian besar industri pupuk skala
menengah atau kecil menjadi mitra dan pemasok
bahan baku atau produk mentah dari industri besar
yang ada di Gresik, yaitu Petrokimia Gresik. Hal ini
dikarenakan adanya persepsi pada masyarakat di
Jawa Timur bahwa pupuk yang bagus dan murah
adalah pupuk anorganik yang diproduksi oleh
pemerintah dalam hal ini Petrokimia Gresik.
Persepsi ini merupakan efek dari gencarnya
penyuluhan yang dilakukan pada masa intensifikasi
pertanian sejak tahun tujuh puluhan. Persepsi ini
sangat mempengaruhi pangsa pasar dari pupuk
organik atau pupuk yang dibuat dan dipasarkan
secara mandiri oleh produsen pupuk kecil atau
menengah. Produsen pupuk yang memproduksi
pupuk
dengan
merk
tertentu
(diluar
merk

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

pemerintah) harus berjuang keras untuk bisa


memasarkan produknya di masyarakat dan bersaing
dengan produk pupuk pemerintah yang lebih murah
karena bersubsidi. Kondisi semacam ini membuat
para produsen pupuk akhirnya memilih untuk
bergabung menjadi mitra Petrokimia gresik dengan
memproduksi pupuk untuk disupplai ke Petrokimia
dan dikemas oleh petrokimia Gresik. Sebagai mitra
Petrokimia Gresik, produsen tidak mempunyai nilai
tawar terhadap harga tapi mempunyai pangsa pasar
yang jelas dan pasti. Selain itu, beberapa produsen
pupuk lebih memilih memasarkan produknya ke luar
negeri (ekspor) karena pasar ekspor lebih terbuka
dan hargnya masih bersaing. Namun sayangnya
ekspor yang dilakukan beberapa industri pupuk
cenderung ekspor bahan mentah seperti batuan
phosphat dengan alasan lebih cepat dan praktis.
Ekspor bahan baku ini juga dilakukan oleh PT
Metronik sebagai salah satu pemilik gunung phospat
di Gresik. Di sisi lain, PT Metronik juga menjadi salah
satu mitra Petrokimia Gresik untuk mensupply
produk pupuk organik dan anorganik
Pada produsen pupuk lainnya, salah satu PMA
yang ada di Jawa Timur yaitu PT Cheil Jedang
Indonesia, juga menyampaikan hal serupa. PT Cheil
Jedang Indonesia fokus pada produksi pupuk organik
cair. PT Cheil Jedang Indonesia punya kiat tersendiri
untuk bisa memasarkan produk pupuk cairnya di
Masyarakat. Mereka harus membuka pangsa pasar
baru, mereka melakukan pendekatan ke masyarakat
yang belum tersentuh oleh pupuk anorganik

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

pemerintah
kemudian
melakukan
berbagai
penyuluhan dan training pemupukan langsung ke
petani. Setelah petani melihat hasil panen nya
meningkat dengan penambahan pupuk organik cair
tersebut, barulah PT Cheil Jedang Indonesia
melakukan pemasaran produknya dan diterima
masyarakat.
Melalui
keberhasilan
masyarakat
tertentu ini, PT Cheil Jedang mempromosikan
keunggulan produknya. Jadi metode edukasi inilah
yang membuat perusahaan pupuk non pemerintah
bisa memasarkan produknya ke masyarakat. Ratarata pangsa pasar pupuk non subsidi adalah para
petani yang mempunyai latar belakang pendidikan
lebih tinggi (bukan petani tradsional).
Meskipun secara tata niaga, pasar pupuk telah
didominasi
oleh
produk
pupuk
bersubsidi
pemerintah, namun potensi pasar pupuk di Jawa
Timur masih tergolong sangat besar. Dengan kondisi
overdemand yang dialami produk pupuk anorganik,
jelas peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar
tersebut masih terbuka lebar. Luasnya area pertanian
dan perkebunan serta susahnya mendapatkan supply
pupuk bersubsidi (karena dugaan adanya mafia
pupuk) adalah celah bagi para produsen pupuk baru
untuk ikut meramaikan persaingan di industri pupuk
Jawa Timur. Namun jika ingin bermain aman maka
menjadi mitra BUMN juga bukanlah pilihan yang
merugikan.
Ukuran
pasar
pupuk
di dalam
negeri
khususnya di Jawa Timur juga bisa dilihat dari
pertumbuhan
permintaan
(demand)
terhadap

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

komoditas pangan dan pertumbuhan produk-produk


industri hilir (downstream industri) pada industri
makanan dan minuman dan industri produk-produk
perkebunan (seperti: Crude Palm Oil /CPO, produk
latex/karet, dll). Untuk mengetahui kecenderungan
(trend) pertumbuhan sektor-sektor yang memberikan
pengaruh
langsung terhadap kebutuhan pupuk
organik dan anorganik, maka telah
dilakukan
pendekatan analisis terhadap pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB) dari sektor-sektor industri
terkait.
Data pertumbuhan PDB sektoral Jawa Timur
menunjukkan bahwa kontribusi Sektor
Pertanian
terhadap PDB pada tahun 2013 rata-rata sebesar
1,59%. Dimana untuk sektor Kehutanan mempunyai
PDB tertinggi rata-rata 6,63%. Komoditi Tanaman
Pangan dan Perkebunan merupakan bahan baku bagi
industri pangan dan produk-produk perkebunan.
Komoditi tersebut telah memberikan kontribusi PDB
pada sektor industri manufaktur pada kelompok
lndustri makanan, minuman dan tembakau rata-rata
sebesar: 6,07% serta kelompok industri produkproduk
Kimia
dan
Karet (termasuk
Pupuk)
sebesar
8,37 %.
Sementara
itu komoditi
kehutanan, khususnya Hutan Tanaman lndustri (HTI)
telah memberikan kontribusi bagi PDB untuk
subsektor lndustri kayu dan produk lainnya (seperti
pulp) sebesar: 7,45%. Pertumbuhan perekonomian
khusus untuk Industri Pupuk di Jawa Timur juga terus
mengalami kenaikan. Jika dirata-rata selama satu

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

tahun maka diperoleh pertumbuhan ekonomi industri


pupuk sebesar 8,25%.

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

BAB 3
ANALISA SWOT
Analisa
SWOT
adalah
analisa
untuk
memunculkan
strategi
atau
kebijakan
yang
didasarkan
pada
identifikasi
kekuatan
dan
kelemahan yang ada pada faktor internal serta
peluang
dan
ancaman
dari
luar
untuk
pengembangan industry pupuk di Jawa Timur.
Dari berbagai uraian pada bab sebelumnya
dan pembahasan data-data yang ada, maka
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terkait
pengembangan industri Pupuk Jawa Timur antara
lain:
3.1. Kekuatan (Streghts)
1. Dari analisa supply demand pupuk terlihat
bahwa terjadi overdemand pupuk urea di Jawa
Timur. Hal ini menggambarkan potensi pasar
pupuk yang besar di Jawa Timur. Potensi pasar
pupuk juga tergambar dari luasnya area
pertanian dan perkebunan yang ada di Jawa
Timur.
2. Meski sebagian kebutuhan bahan baku pupuk
harus impor, namun pada dasarnya sumber
daya mineral yang ada di Jawa Timur sangat
mendukung pengembangan industri pupuk
anorganik. Hanya diperlukan upaya untuk
lebih mengekplorasi sumber daya mineral
tersebut dan mengolahnya agar bisa memasok
kebutuhan bahan baku industri pupuk. Bahan
baku pupuk organik yang sebagian besar

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

berasal dari kotoran sapi dan sampah organik


pun sebenarnya tersedia dalam jumlah yang
besar, namun belum ada sistem pengolahan
yang tersistematis dan kontinu untuk mampu
memasok bahan baku pupuk organik
3. Kebijakan pemerintah Jatim serta infrastruktur
yang ada saat ini sangat mendukung
pengembangan Industri (kemudahan perijinan,
percepatan pengadaan lahan, pertumbuhan
ekonomi, sarana dan prasarana transportasi,
jaminan ketersediaan energi listrik, iklim
perburuhan yang demokratis)
3.2. Kelemahan (Weaknesses)
1. Pengalihan penggunaan pupuk tunggal ke
pupuk majemuk dan organik belum berjalan
dengan baik. Belum ada sosialisasi yang
maksimal dari pemerintah terkait pengalihan
tersebut sehingga petani masih lebih banyak
mengkonsumsi pupuk tunggal (urea) dari pada
pupuk majemuk dan Organik.
2. lndustri
pupuk anorganik
secara umum
belum
mampu
meningkatkan
utilisas
pabriknya karena terkendala oleh ketersediaan
bahan baku terutama bahan baku impor.
3. Sebagian besar pabrik pupuk terutama pupuk
urea saat ini sudah tua di (di atas 20 tahun).
Akibatnya,
pemakaian energi menjadi lebih
boros dan kurang ramah lingkungan.
4. Subsidi yang dilakukan pemerintah terhadap
produk pupuk memicu munculnya mavia dan

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

praktek penyelundupan pupuk bersubsidi


sehingga di tingkat konsumen kadang pupuk
menjadi langka dan mahal.
3.3. Peluang (Opportunities)
1.
Mulai
berlakunya
Masyarakat
Ekonomi Asean menjadikan pasar penjualan
produk pupuk semakin terbuka dan luas.
2.
Dukungan
pemerintah
pusat
dalam
pengembangan
industri
pupuk
terutama pada ketersediaan gas, akan
membuka peluang investor membangun
pabrik pupuk di Jawa Timur
3.
Kebijakan
pemerintah
untuk
menghidupkan kembali penggunaan pupuk
organik merupakan peluang bagi para
pengusaha pupuk organik untuk meningkatan
kapasitasnya atau membangun pabrik pupuk
organik yang baru.
3.4. Ancaman (Treats)
1. Kekuatiran akan melemahnya nilai tukar
rupiah yang berdampak pada semakin
besarnya biaya bahan baku karena ada bahan
baku yang masih tergantung impor
2. Berlakunya
Masyarakat
Ekonomi
Asean
menjadi peluang sekaligus ancaman dimana
produsen luar negeri pun bisa dengan leluasa
memasukkan
produknya untuk bersaing
dengan produk lokal. Hal ini terutama
mengancam keberadaan pupuk non subsidi

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

yang harus mampu bersaing secara kualitas


maupun harga.
3. Isue global yang mengharuskan industri lebih
ramah lingkungan bisa menghambat daya
saing di pasar internasional karena sebagian
teknologi yang digunakan oleh produsen
pupuk belum ramah lingkungan
Dari berbagai kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki dipadu dengan peluang untuk mengatasi
ancaman yang muncul, maka disusunlah matrik
hubungan S W O dan T untuk menyusun berbagai
strategi atau kebijakan pengembangan industri
pupuk seperti di bawah ini.

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

Tabel 4. Matrik Analisa SWOT

Jadi berdasarkan matrik di atas, berbagai strategi


yang muncul untuk pengembangan industri pupuk di
Jawa Timur antara lain:

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

1. Meningkatkan utilitas pabrik pupuk yang ada


agar mampu memenuhi kebutuhan pupuk di
Jawa Timur
2. Aktif
mengekplorasi
dan
mengolah
ketersediaan bahan baku baik untuk pupuk
anorganik maupun organik
3. Aktif mempromosikan dukungan pemerintah
jawa timur terhadap pengembangan industri
Pupuk agar investor bersedia menanamkan
investasinya
4. Aktif mensosialisasikan dan mengedukasi
konsumen pupuk terkait keunggulan pupuk
majemuk dan organik agar penggunaannya di
tingkat konsumen meningkat.
5. Melakukan revitalisasi pabrik pupuk yang ada
agar bisa lebih optimal beroperasi
6. Meninjau kembali kebijakan subsidi pupuk dan
melakukan pengawasan yang lebih ketat di
tingkat distribusinya agar tidak terjadi
penyimpangan yang merugikan petani.
7. Terus berinovasi terkait teknologi pengolahan
bahan baku sampai produk sehingga bisa
dilakukan efisiensi biaya dan peningkatan
kualitas produk
Menjalin kerjasama dengan Negara penyedia bahan
baku impor agar ada jaminan ketersediaan bahan
baku impor dimasa-masa mendatang

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

BAB 4
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisa yang
telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kebutuhan pupuk anorganik di Jawa Timur
terutama jenis Urea masih lebih tinggi dari
pada
ketersediaannya
(pasokan)
yang
diproduksi oleh industri pupuk regional di Jawa
Timur. Hal ini menyebabkan sebagian besar
kebutuhan pupuk petani di Jawa Timur
didatangkan dari produsen pupuk di luar Jawa
Timur, yaitu Pupuk Kaltim. Bahkan pemerintah
Jawa Timur terpaksa melakukan impor pupuk
yang cukup besar setiap periodenya. Namun,
terkait dengan rencana peningkatan kapasitas
produksi pupuk urea di PT Petrokimia Gresik,
maka diprediksikan pada tahun 2017 import
pupuk urea dari PT. Pupuk Kaltim hanya sekitar
250.000 ton/tahun.
2. Saat ini ada upaya pemerintah pusat untuk
mengalihkan penggunaan pupuk tunggal

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

menjadi pupuk majemuk (NPK) dan organik.


Namun di Jawa Timur belum ada sosialisasi
yang maksimal dari pemerintah terkait
pengalihan tersebut sehingga petani masih
lebih banyak mengkonsumsi pupuk tunggal
(urea) dari pada pupuk majemuk dan Organik.
Kondisi ini mengakibatkan produksi pupuk NPK
di Jawa Timur mengalami surplus, sehingga
sebagian produksi pupuk NPK di eksport keluar
JATIM.
3. Pada dasarnya sumber daya mineral dan
sumber bahan organik (kotoran sapi dan
sampah organik) yang ada di Jawa Timur
sangat mendukung pengembangan industri
pupuk. Hanya diperlukan upaya untuk lebih
mengekplorasi sumber daya tersebut dan
mengolahnya agar bisa memasok kebutuhan
bahan baku industri pupuk.
4. Potensi pasar pupuk di Jawa Timur sangat
besar tergambar dari luasnya area pertanian
dan perkebunan yang ada di Jawa Timur
5. lndustri
pupuk anorganik
secara umum
belum
mampu
meningkatkan
utilisas
pabriknya karena terkendala oleh ketersediaan
bahan baku terutama bahan baku impor.
4.2. Rekomendasi
Rekomendasi yang bisa diberikan setelah dilakukan
analisa dan kajian menyeluruh terhadap profil
industri pupuk di Jawa Timur antara lain:

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

1. Produsen pupuk perlu meningkatkan utilitas


pabrik pupuk yang ada agar mampu
memenuhi kebutuhan pupuk di Jawa Timur
2. Pemerintah harus aktif mengekplorasi dan
mengolah ketersediaan bahan baku yang ada
di Jawa Timur baik untuk pupuk anorganik
maupun organik agar mampu memasok
kebutuhan industry pupuk
3. Pemerintah Jawa Timur juga harus aktif
mempromosikan
dukungan
terhadap
pengembangan industri Pupuk agar investor
bersedia menanamkan investasinya
4. Pemerintah melalui dinas terkait perlu
mensosialisasikan
dan
mengedukasi
konsumen pupuk terkait keunggulan pupuk
majemuk dan organik agar penggunaannya di
tingkat konsumen meningkat.
5. Industri pupuk yang ada perlu melakukan
revitalisasi pabrik pupuk yang sudah tua agar
bisa lebih optimal beroperasi
6. Meninjau kembali kebijakan subsidi pupuk dan
melakukan pengawasan yang lebih ketat di
tingkat distribusinya agar tidak terjadi
penyimpangan yang merugikan petani.
7. Produsen pupuk harus terus berinovasi terkait
teknologi pengolahan bahan baku sampai
produk sehingga bisa dilakukan efisiensi biaya
dan peningkatan kualitas produk
8. Produsen pupuk harus menjalin kerjasama
dengan Negara penyedia bahan baku impor

24

Profil Industri Pupuk di Jawa Timur

agar ada jaminan ketersediaan bahan baku


impor dimasa-masa mendatang
9. Saat ini, Jawa Timur merupakan tempat yang
tepat untuk berinvestasi dan mengembangkan
industri pupuk, baik pupuk anorganik maupun
pupuk organik

24

Anda mungkin juga menyukai