BAB I
PROFIL INDUSTRI PUPUK SAAT INI
Sampai saat ini telah berdiri sekitar enam
pabrik pupuk sebagai produsen pupuk skala besar di
Indonesia. Perusahaan tersebut dibentuk oleh
pemerintah dalam rangka peningkatan produksi
pangan yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), diantaranya adalah PT Pupuk
Sriwijaya, PT Petrokimia Gresik, PT Kalimantan
Timur, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Iskandar
Muda, dan PT Asean Aceh Fertilizer.
Pada perjalanannya, seluruh produsen pupuk
tersebut bersatu dalam satu induk yaitu PT Pupuk
Indonesia Holding Company. PT Pupuk Indonesia
Holding
Company
(Persero),
disingkat PIHC,
merupakan perusahaan induk untuk badan usaha
milik negara dalam bidang pupuk di Indonesia.
Perusahaan ini berkedudukan di Jakarta. Perusahaan
ini dulu bernama PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang
merupakan
perusahaan
pupuk
di Palembang, Sumatera Selatan yang berganti nama
berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi
Manusia
Republik
Indonesia No
AHU17695.AH.01.02.Tahun 2012.
PT
Pupuk
Indonesia
Holding
Company
(Persero) awalnya didirikan dengan nama PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero) pada tanggal 24 Desember 1959.
Perusahaan ini didirikan untuk menjadi produsen
pupuk urea di Indonesia. Pada periode 1959-1997,
perusahaan ini hanya menjadi produsen pupuk urea
24
di
Indonesia
yang
sahamnya
dimiliki
oleh
Pemerintah.
Akan
tetapi
pada
pertengahan
tahun 1997, yaitu pada tanggal 7 Agustus 1997,
Pemerintah secara tidak langsung menunjuk PT
Pupuk
Sriwidjaja
(Persero)
menjadi
holding
company atau perusahaan induk atau pengendali
untuk BUMN pupuk di Indonesia. Hal ini tertuang
dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 tanggal 7
Agustus 1997. Dalam PP ini Pemerintah mengalihkan
seluruh saham yang dimilikinya pada PT Pupuk
Kalimantan
Timur
(Persero), PT
Petrokimia
Gresik (Persero), PT Pupuk Kujang (Persero) dan PT
Pupuk Iskandar Muda kepada PT Pupuk Sriwidjaja
(Persero).
Pada tahun 1998, PT Pupuk Sriwidjaja (Persero)
menerima pengalihan saham Pemerintah dari PT
Mega Eltra (Persero). Pada tahun 2010, PT Pupuk
Sriwidjaja
(Persero)
merestrukrisasi
dengan
memisahkan
atau spin-of PT
Pupuk
Sriwidjaja
Palembang sebagai unit produksi.
Pada tahun 2012, berdasarkan Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No AHU-17695.AH.01.02.Tahun 2012, PT
Pupuk Sriwidjaja (Persero) berganti nama menjadi PT
Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) dengan
melakukan perubahan Anggaran Dasar perusahaan.
Produsen Pupuk dibawah induk perusahaan PIHC
adalah:
1.
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (99,9%) di
Palembang, Sumatera Selatan, memproduksi dan
24
2.
3.
4.
5.
memasarkan pupuk urea dan industri kimia lainnya serta pupuk organik.
PT
Pupuk
Kalimantan
Timur (99,9%) di Bontang,
Kalimantan Timur,
memproduksi dan memasarkan pupuk urea, NPK,
organik dan industri kimia lainnya.
PT Petrokimia Gresik (99,9%) di Gresik, Jawa
Timur, yang
memproduksi dan memasarkan
pupuk urea, ZA, SP-36/18, Phonska, DAP, NPK, ZK
dan industri kimia lainnya serta pupuk organik.
PT Pupuk Kujang (99,9%) di Cikampek, Jawa
Barat, yang memproduksi dan memasarkan
pupuk urea, NPK, organik dan industri kimia
lainnya.
PT
Pupuk
Iskandar
Muda (99,9%) di Lhokseumawe, Aceh,
memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan
industri kimia lainnya.
Non-produsen pupuk:
1. PT Mega Eltra (96,7%) di Jakarta, bergerak dalam
bidang usaha perdagangan umum.
2. PT Rekayasa Industri (90,6%) di Jakarta, yang
bergerak
dalam
bidang
jasa engineering, procurement &
construction
(EPC).
24
BAB 2
PROFIL INDUSTRI PUPUK JAWA TIMUR
2.1. Supply - Demand Pupuk di Jawa Timur
Pemerintah Jawa Timur terpaksa memasok
pupuk urea dari PT Pupuk Kaltim setiap tahunnya.
Setiap tahun 1 juta ton atau hampir 90 persen pupuk
urea jawa timur didatangkan dari Pupuk Kaltim,
sisanya baru dipasok oleh Petrokimia Gresik. Pada
tahun 2015, pasokan pupuk Urea dari Kaltim
berkurang menjadi 869 ribu ton. Ini dikarenakan 4
kota di Jatim termasuk Gresik, kebutuhannya telah
dipenuhi oleh Petrokimia.
Kondisi ini menunjukkan kebutuhan pupuk di Jawa
Timur masih lebih tinggi dari pada ketersediaannya
(pasokan) yang diproduksi oleh industri pupuk
regional di Jawa Timur. Hal ini menyebabkan
sebagian besar kebutuhan pupuk petani di Jawa
Timur didatangkan dari produsen pupuk di luar Jawa
Timur, yaitu Pupuk Kaltim.
Namun, seiring dengan rencana PT Petrokimia
Gresik membangun pabrik baru dan meningkatkan
kapasitas produksi pabrik lama urea, maka di
prediksi tahun 2017 import urea dari PT Pupuk Kaltim
turun menjadi 250.000 ton/tahun. Gambar di bawah
ini menunjukkan penurunan import akibat kapaitas
produksi PT Petrokimia Gresik memenuhi kebutuhan
pupuk urea di Jawa Timur.
24
24
24
24
24
24
2012
2013
2014
1.206.214
64.038
1.236.08
8
1.598.03
8
Phospat
4.500
23
13
Batu Kapur
10.269.67
6
181.582
86.200
311.730
Felspart
26.871
49.176,0
0
4.663
3.925
Tanah Liat
2.113.350
175.946
71.495
71.495
Dolomit
71.586
75.620
36.560
326.392
Bantonit
23.131
1.242
130
23.104
Phyropilit
50.785
48.983
37.088
59.624
Ziolit
1.629
1.725
65
65
Onix
350
435
435
435
Batu
Gunung
( Andesit )
2011
Sedangkan
dari
sisi
pupuk
organik,
ketersediaan bahan bakunya di Jawa Timur juga
masih belum ada data yang pasti karena sampai saat
ini belum ada sistem pengelolaan bahan organik
(dari kotoran hewan atau sampah organik atau
bahan organik lainnya) yang bisa mensuplai
24
2006
2007
2008
2009
2010
2011
539,1
520
542,1
575,4
618
618,2
615,3
24
24
24
24
24
pemerintah
kemudian
melakukan
berbagai
penyuluhan dan training pemupukan langsung ke
petani. Setelah petani melihat hasil panen nya
meningkat dengan penambahan pupuk organik cair
tersebut, barulah PT Cheil Jedang Indonesia
melakukan pemasaran produknya dan diterima
masyarakat.
Melalui
keberhasilan
masyarakat
tertentu ini, PT Cheil Jedang mempromosikan
keunggulan produknya. Jadi metode edukasi inilah
yang membuat perusahaan pupuk non pemerintah
bisa memasarkan produknya ke masyarakat. Ratarata pangsa pasar pupuk non subsidi adalah para
petani yang mempunyai latar belakang pendidikan
lebih tinggi (bukan petani tradsional).
Meskipun secara tata niaga, pasar pupuk telah
didominasi
oleh
produk
pupuk
bersubsidi
pemerintah, namun potensi pasar pupuk di Jawa
Timur masih tergolong sangat besar. Dengan kondisi
overdemand yang dialami produk pupuk anorganik,
jelas peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar
tersebut masih terbuka lebar. Luasnya area pertanian
dan perkebunan serta susahnya mendapatkan supply
pupuk bersubsidi (karena dugaan adanya mafia
pupuk) adalah celah bagi para produsen pupuk baru
untuk ikut meramaikan persaingan di industri pupuk
Jawa Timur. Namun jika ingin bermain aman maka
menjadi mitra BUMN juga bukanlah pilihan yang
merugikan.
Ukuran
pasar
pupuk
di dalam
negeri
khususnya di Jawa Timur juga bisa dilihat dari
pertumbuhan
permintaan
(demand)
terhadap
24
24
24
BAB 3
ANALISA SWOT
Analisa
SWOT
adalah
analisa
untuk
memunculkan
strategi
atau
kebijakan
yang
didasarkan
pada
identifikasi
kekuatan
dan
kelemahan yang ada pada faktor internal serta
peluang
dan
ancaman
dari
luar
untuk
pengembangan industry pupuk di Jawa Timur.
Dari berbagai uraian pada bab sebelumnya
dan pembahasan data-data yang ada, maka
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terkait
pengembangan industri Pupuk Jawa Timur antara
lain:
3.1. Kekuatan (Streghts)
1. Dari analisa supply demand pupuk terlihat
bahwa terjadi overdemand pupuk urea di Jawa
Timur. Hal ini menggambarkan potensi pasar
pupuk yang besar di Jawa Timur. Potensi pasar
pupuk juga tergambar dari luasnya area
pertanian dan perkebunan yang ada di Jawa
Timur.
2. Meski sebagian kebutuhan bahan baku pupuk
harus impor, namun pada dasarnya sumber
daya mineral yang ada di Jawa Timur sangat
mendukung pengembangan industri pupuk
anorganik. Hanya diperlukan upaya untuk
lebih mengekplorasi sumber daya mineral
tersebut dan mengolahnya agar bisa memasok
kebutuhan bahan baku industri pupuk. Bahan
baku pupuk organik yang sebagian besar
24
24
24
24
24
24
BAB 4
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisa yang
telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kebutuhan pupuk anorganik di Jawa Timur
terutama jenis Urea masih lebih tinggi dari
pada
ketersediaannya
(pasokan)
yang
diproduksi oleh industri pupuk regional di Jawa
Timur. Hal ini menyebabkan sebagian besar
kebutuhan pupuk petani di Jawa Timur
didatangkan dari produsen pupuk di luar Jawa
Timur, yaitu Pupuk Kaltim. Bahkan pemerintah
Jawa Timur terpaksa melakukan impor pupuk
yang cukup besar setiap periodenya. Namun,
terkait dengan rencana peningkatan kapasitas
produksi pupuk urea di PT Petrokimia Gresik,
maka diprediksikan pada tahun 2017 import
pupuk urea dari PT. Pupuk Kaltim hanya sekitar
250.000 ton/tahun.
2. Saat ini ada upaya pemerintah pusat untuk
mengalihkan penggunaan pupuk tunggal
24
24
24
24