PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor usaha yang sangat penting dan vital baik
dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga maupun dalam menunjang sektor-sektor
usaha lainnya. Sebagai negara agraris, sektor pertanian memberikan kontribusi yang
sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data BPS dalam
Hikmawati (2002), sektor pertanian merupakan sektor terbesar kedua setelah sektor
industri dan pengolahan. Sektor pertanian menunjukkan kontribusi sebesar 19,16
persen terhadap PN. Pertumbuhan yang positif ketika krisis ekonomi berlangsung,
dimana sektor lain menunjukkan pertumbuhan negatif. Pada tahun 2000 sektor
pertanian tumbuh sebesar 3,86 persen dan mampu menyerap sekitar 43,21 persen dari
total tenaga kerja di Indonesia. Terlepas dari hal tersebut di atas, dalam
perjalanannya pertanian di Indonesia sering mengalami kendala-kendala dalam
pengelolaannya sehingga menghambat tingkat produksinya.
Perhatian masyarakat terhadap masalah pertanian dan lingkungan beberapa
tahun terakhir semakin meningkat. Gerakan revolusi hijau pada massa orde baru,
disadari telah menimbulkan permasalahan lain dalam dunia pertanian di Indonesia,
diantaranya meniptakan ketergantungan para petani pada penggunaan pupuk kimia
dan pestisida serta menurunnya kesuburan lahan. Keadaan ini disebabkan semakin
dirasakannya dampak negatif yang besar bagi lingkungan akibat penggunaan bahan
kimia. Maka dari itu salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
penggunaan bahan kimia dalam bidang pertanian adalah mengembangkan pertanian
dengan sistem pertanian organik yang prinsip pengelolaannya kembali ke alam
(Nasir, 2005).
Menurut Hamzah (2007), pertanian organik telah berkembang secara luas,
baik dari sisi budidaya, sarana produksi, jenis produk, pengetahuan konsumen dan
organisasi atau lembaga masyarakat yang menaruh minat (concern) pada pertanian
organik. Tujuan yang ingin dicapai oleh para pelaku pertanian organik yaitu
menyediakan produk yang sehat, aman dan ramah lingkungan. Perkembangan sistem
pertanian organik berpengaruh terhadap perusahaan-perusahaan pupuk. Pengaruh
tersebut berupa minimalisasi penggunaan bahan baku yang berupa bahan-bahan
adalah kotoran sapi, babi, kambing, ayam dan kompos yang kemudian difermentasikan
dengan bakteri effective microorganism (EM) atau yang lebih dikenal dengan EM4.
Teknologi EM memanfaatkan mikroorganisme alam sebagai fermentor (ragi) yang
terdiri dari lima kelompok mikroorganisme dari golongan ragi, L actobacillus, jamur
fermentasi, bakteri fotosintetik, dan Actinomycetes.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan pupuk organik bokashi kotaku di PT.
Songgolangit
Persada?
2. Bagaimana metode pemasaran
tanah sehingga produksi tanaman meningkat. Selanjutnya laporan ini dapat menjadi
pedoman bagi petani dalam menggunakan pupuk orgnik bokashi kotaku .
b. Bagi Instansi Terkait
Sebagai salah satubahan pertimbangan untuk instansi/lembaga terkait dalam upaya
untuk memberikan penyuluhan kepada petani agar mau beralih ke pertanian
dengan memanfaatka pupuk organik bokhasi kotaku.
c. Bagi Mahasiswa
Sebagai salah satu sumber untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mahasiswa mengenai dunia pertanian, khususnya pertanian organik.
Sebagai salah satu sumber informasi bagi mahasiswa yang ingin menekuni
dunia agribisnis khususnya dalam agroindustri pembuatan pupuk organik
berbasis teknologi EM4.
Sebagai salah satu refrensi dan bahan pertimbangan bagi mahasiswa yang
akan melaksanakan magang di tahun berikutnya.
BAB II
METODOLOGI PELAKSANAAN MAGANG
PT. SONGGOLANGIT
PERSADA
INPUT
BAHAN BAKU
MODAL
TENAGA KERJA
PROSES
PENGOLAHAN
OUTPUT
PUPUK
BOKHASI
KOTAKU
PEMASARAN
BIAYA-BIAYA
PENERIMAAN
PENDAPATAN
BSRSIH
pertimbangan-
di
Indonesia
yang
menggunakan
teknologi
EM
(Effective
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung di tempat magang
kerja melalui observasi lapang dan wawancara langsung dengan pihak
instansi.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen -dokumen
perusahaan, laporan magang terdahulu, serta literature dan artikel yang
relevan dengan topik magang kerja yang dipilih.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
nama Pupuk Organik Bokashi Kotaku yang terdiri dari pupuk bokashi kotaku sekar dan
pupuk bokashi kotaku granul. Sebagai suatu perusahan, dalam memproduksi pupuk
bokashi PT. Songgolangit Persada juga memiliki visi dan misi sebagai berikut :
Visi :
Mengembangkan pertnian organik dengan teknologi EM-4 untuk dapat
menhasilkan produk pertanian yang sehat dan berkualitas sehingga memberikan
manfaat ekonomis dan spiritual kepada konsumen dan produsen.
Misi :
1. Menghasilkan pupuk organik berkualitas yang dapat digunakan siapa saja
dengan mudah dan murah.
2. Menciptakan lapangan kerja.
3. Mengembangkan lingkungan yang sehat dan masyarakat yang sejahtera.
DEWAN DIREKSI
Dr. Ir. G. N. Wididana, M.Agr
Ir. Agus Urson HP
Dra. Ketut Tisnawati
MANAGER PABRIK
Nyoman Sukamerta
ADMINISTRASI
Ni Wayan wisnariati
Luh Okta Periani
KEPALA PRODUKSI
SUPERVISOR
PENGOLAHAN
SUPERVISOR
PENGEMASAN
SUPERVISOR
GUDANG
Putu
Paramita
Putu Wesen
Adnyana
Komang
Suardika
ANGGOT
ANGGOT
A
A Ketut
Wiaget
Made
Arini
Wayan
Suwryasa
ANGGOTA
Putu Merta
Yasa
SUPERVISOR
PENGAWASAN
MUTU
Nyoman
Suparta
sekitar 80 genus. Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara efektif
dalam mendekomposisikan bahan organik. Pemanfaatan pupuk bokashi secara rutin
dapat berdampak nyata terhadap peningkatan kesuburan lahan, tanah menjadi
gembur,
serta
sifat
fisik,
kimia
dan
biologi
tanah
menjadi
lebih
baik
(Wariyanto,2002)
Menurut Nasir (2005) pada umumnya pupuk bokashi ditemukan dalam bentuk
serbuk atau butiran. Bahan dasar pupuk bokashi dapat berasal dari limbah pertanian,
seperti jerami, sekam padi, kulit kacang tanah, ampas tebu, batang jagung, dan bahan
hijauan lainnya. Sedangkan kotoran ternak yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan
dasar pupuk bokashi antara lain: kotoran sapi, kerbau, kambing, ayam, itik dan babi.
Pupuk bokashi yang dibahas dalam penelitian ini adalah pupuk bokashi yang berbahan
dasar kotoran sapi, ayam, babi dan kompos.
Kriteria hasil pupuk bokashi yang baik adalah berwarna coklat kehitaman,
berstruktur remah, kadar air 30-40%, dan pH sekitar 7. Perbandingan unsur karbon (C)
dan nitrogen (N) atau CN ratio rata-rata 10-20. Aplikasi pupuk bokashi di lapang relatif
mudah. Lahan 1 ha membutuhkan pupuk bokashi sekitar 3-5 ton. Tekhnik aplikasinya
adalah seluruh pupuk bokashi tersebut disebar secara merata sebelum lahan diolah
(dibajak). Selain tekhnik tersebut, pupuk bokashi juga dapat disebar setelah bedengan
terbentuk (IP2TP, 2000).
Pada prinsipnya peranan pupuk bokashi hampir sama dengan pupuk organik
lainnya seperti kompos. Namun pada pupuk bokashi, proses dekomposisi bahan organik
dipercepat dengan penambahan EM. EM yang digunakan dalam pembuatan pupuk
bokashi sangat berguna sekali dalam perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Penggunaan bokashi EM secara rinci berpengaruh terhadap:
Fiksasi Nitrogen.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam agroindustri pupuk bokashi dibagi menjadi
dua yaitu bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku dalam agroindustri ini adalah
kotoran sapi, babi, ayam,komapos dan EM-4. Kotoran hewan dan kompos diperoleh
dari daerah-daerah yang ada di pulau Bali bahkan sebagiannya berasal dari pulau
Jawa jika bahan baku lokalnya kurang.
Bahan penolong yang digunakan untuk membantu proses produksi pupuk
bokashi adalah EM-4, air, energi listrik, karung kemasan benang jahit dan solar. EM4 berperan sebagai fermentor yang mepercepat proses dekomposisi kotoran hewan
dan kompos. EM-4 merupakan bahan yang diproduksi sendiri di PT. Songgolangit
Persada. Air digunakan sebagai pelarut EM-4 dengan perbandingan 1 liter EM-4
membutuhkan 100 liter air untuk memfermentasi 1 ton campuran kotoran hewan dan
kompos menjadi pupuk bokashi.
Energy listrik digunakan sebagi sumber energy dalam mengoperasionalkan
mesin jahit karung dan penggerak pompa air. Karung kemasan berfungsi untuk
membungkus pupuk bokashi. Karung yang digunakan adalah karung ukuran 40 kg
dan 25 kg. Dan benang jahit berfungsi untuk menjahit karung pembunkus.
3.3.2
Peralatan
Alat yang digunakan dalam agroindustri pupuk bokashi adalah 1buah
cangkul, 2 buah ember, 1 buah gembor, 2 buah sekop,1 unit mesin giling, 1 unit
mencampur kotoran kambing, dedak, sekam, superdegra dan air sampai merata.
Ember digunakan sebagai tempat untuk membuat larutan dekomposer. Gembor
digunakan sebagai alat untuk menyiramkan larutan dekomposer ke dalam campuran
kotoran hewan dan kompos.
Mesin giling digunakan untuk menghaluskan bokashi yang masih berupa
gumpalan. Timbangan berfungsi sebagai alat pengukur berat agar berat pupuk
bokashi yang akan dipasarkan dapat sama ukurannya. Sedangkan mesin jahit karung
digunakan untuk menjahit kemasan.
3.3.3 Tenaga Kerja
Sesuai dengan misi PT. Songgolangit Persada dalam meniptakan lapangan
pekerjaan
pupuk
bokashi.
Peran
pekerja
dalam
kegiatan
ini
adalah
Proses Pengolahan
Secara teknis lankah-langkah pembuatan pupuk bokashi sangatlah mudah
sehingga dapat dikerjakan oleh siapapun. Alat-alat yang digunakan pun tidak terlalu
rumit.Secara garis besar ada 3 tahapan, yaitu pencampuran bahan, fermentasi dan
pengemasan. Berikut ini akan dijelaskan Secara lebih perinci teknik pembuatan
pupuk bokashi dengan bahan dasar kotoran hewan :
Bahan-bahan : (untuk 1 ton bokashi)
pupuk kandang (kotoran babi : sapi = 500 kg : 400 kg )
kompos (100 Kg)
EM-4 (1 liter)
Air bersih 100 liter
Langkah-langkah pembuatan :
1. Pencampuran kotoran hewa (babi,ayam,sapi) dengan kompos
Langkah pertama yang dilakukan dalam proses pembuatan pupuk bokashi
adalah mencampur kotoran hewan dengan kompos sampai merata dengan
komposisi 50 % kotoran babi, 40 % dan 10 % kompos. Alat yang digunakan
adalah cangkul dan sekrop.
2. Pembuatan larutan dekomposer
Larutan
dekomposer
dibuat
dari
campuran
EM-4
dengan
air.
Perbandingan antara EM-4 dan air adalah 1 : 100. Artinya untuk 1 liter EM-4
dibutuhkan 100 liter air.Wadah
Pemasaran
Pemasaran pupuk bokashi kotaku
Persada masih terbatas di sekitar wilayah propinsi Bali dan sebagian daerah di pulau
Jawa. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran pupuk bokashi kotaku
antara lain pedagang kecil (pemilik kios atau toko pertanian), pedagang besar dan
agen distributor. Lembaga-lembaga pemasaran dalam menyampaikan produk dari
produsen berhubungan satu dengan yang lainnya yang membentuk jaringan
pemasaran. Dari jaringan pemasaran yang terbentuk dapat diketahui arus pemasaran
pupuk bokashi kotaku seperti produsen berhubungan langsung dengan konsumen
akhir, produsen berhubungan dengan pedagang kecil, pedagang besar dan agen
distributor. Pola pemasaran yang terbentuk selama pergerakan arus produk (pupuk
bokashi) dari produsen ke konsumen akhir disebut sistem pemasaran. Sistem
pemasaran dari pupuk bokashi dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.
PRODUS
EN
PT. Songgolangit
Persada
KOSUM
EN
TOKO/KI
OS
PERTANI
AN
PEDAGA
NG
BESAR
DISTRIBUTOR
KONSUMEN
KONSUM
EN
Analisis Biaya, Penetapan Harga Pokok dan Harga jual, Analisis Penerimaan,
dan Analisis Pendapatan
harga
awal/unit
Mesin
Penghalus
Mesin Jahit
Ember
Skop
Terpal
Cangkul
Gembor
Timbangan
10.000.000
1.500.000
15.000
45.000
160.000
40.000
20.000
550.000
harga
akhir
(Rp)
5.000.000
jumlah
alat(unit)
1
umur
ekonomis
(bulan)
60
750.000
1
7.500
2
22.500
2
40.000
2
20.000
1
10.000
1
225.000
1
T o t a l
Sumber :diolah dari data primer PT.SLP tahun 2013/2014
60
24
24
24
24
24
60
Biaya
penyusutan/bln
(Rp)
83.333,33
12.500
625
1.875
10.000
833,33
416,67
5.416,67
115.000
Alat-alat dan mesin yang digunakan dalam proses produksi pupuk bokashi dan
dikenakan biaya penyusutan adalah mesin penghalus, mesin jahit karung, ember, skop,
terpal, cangkul, gembor dan timbangan. Biaya penyusutan dihitung dengan metode garis
lurus dan tanpa perhitungan bunga modal. Formulasi perhitungannya sebagai berikut :
Dimana:
D : biaya penyusutan per tahun (Rp./tahun)
P : harga awal mesin (Rp.)
S : harga akhir mesin (Rp.)
N : perkiraan umur ekonomis (tahun)
2. Biaya Variabel (Varable Cost)
Biaya variable adalah biaya yang besarnya tergantung pada kuantitas produksi.
Besarnya biaya variable dalam produksi pupuk di PT.SLP secara rinkas dapat di lihat
pada table 2 dan table 3 berikut ini :
Tabel 2. Biaya Variable Pupuk Bokashi Kotaku
Untuk Pembuatan 80 Ton Bokashi Kemasan 40 Kg
Jenis Biaya
Jumlah
Harga/Unit
Total
Harga(Rp)
Berat
1 Kompos
2 Truck
2,975,000
17,000 Kg
5,950,000
10 Truck
550,000
31,500 Kg
5,500,000
10 Truck
770,000
31,500 Kg
80,000 Kg
7,700,000
4 EM 4 Aktif
80 Liter
2,500
5 Listrik
200,000
-
6 Solar
80 Liter
6,000
480,000
7 Tenaga Kerja
8 Orang
50,000
4,000,000
2,000 Pcs
2,250
4,500,000
6,000
48,000
28,378,000
8 Kemasan 40 Kg
9 Benang Jahit
8 rol
Total Biaya Variabel
Kuantitas Produksi
Biaya Variable Rata-Rata
2,000
14,189
Jenis Biaya
Jumlah
Harga
Berat
Jumlah
1 Kohe Sapi
1 Truck
2,500,000
12,000 Kg
2,500,000
2 Kompos
1 Truck
4,500,000
12,000 Kg
4,500,000
4 Truck
500,000
12,000 Kg
36,000 Kg
2,000,000
4 EM 4
10 Liter
15,000
150,000
5 Molase
10 Liter
10,000
100,000
6 Air
300 Liter
1,500
450,000
7 Listrik
8 Solar
30 Liter
6,000
180,000
9 Tenaga Kerja
8 0rang
50000
1,620,000
10 Kemasan 25 Kg
1,440 Pcs
2,100
3,024,000
6,000
42,000
14,566,000
11
Benang Jahit
7 rol
Total Biaya Variabel
Kuantitas Produksi
Biaya Variabel Rata-Rata
1,440
10,115
jumlahnya berbeda-beda. Biaya variable total untuk untuk pembuatan pupuk kemasan 40 Kg
sebesar Rp 28,378,000 dan untuk kemasan 25 Kg sebesar Rp 14,566,000. Sehingga total
seluruh biaya variable dalam satu periode produksi pupuk bokashi kotaku adalah Rp
42,944,000. Sedangkan biaya variable rata-rata per kemasan untuk kemasan 40 Kg sebesar
Rp 14,189 dan untuk kemasan 25 Kg Rp 10,115.
40 Kg
25 Kg
(Rp)
(Rp)
115.000
115.000
Keterangan
28.378.000
14.566.000
Biaya Total
28.493.000
14.681.000
Kuantitas Produksi
2.000
1.440
14.246
10.195
Keterangan
40 kg
25 Kg
1.
2.000
1.440
2.
35.000
25.000
3.
Penerimaan (Rp)
70.000.000
36.000.000
106.000.000
Jumlah pupuk bokashi yang terjual adalah 2.000 zak kemasan 40 kg dan
1.440 zak kemasan 25 Kg dengan harga masing-masing per kemasannya Rp 35.000
dan Rp 25.0000. Sehingga total penerimaan dari hasil penjualan pupuk kemasan 40
Kg sebesar Rp 70.000.000 dan kemasan 25 Kg sebesar Rp 36.000.000. Dan total
penerimaan keseluruhannya sebesar Rp 106.000.000.
3.4.1.4 Analisis Pendapatan
Pendapatan bersih perusahaan pupuk bokashi kotaku merupakan selisih dari
penerimaaan total yang diterima oleh PT. Songgolangit Persada dengan total biaya
yang telah dikeluarkan selama proses produksi setelah dikurangi dengan pajak.
Secara matematis diformulasikan sebagai berikut :
NR = (TR TC) - Pajak
Dimana :
TC = VC + FC
Keterangan
40 kg
25 Kg
(Rp)
(Rp)
1.
Penerimaan (Rp)
70.000.000
36.000.000
2.
28.493.000
14.681.000
3.
41.507.000
21.319.000
62.826.000
Pajak ( 15 %)
9.423.900
Pendapatan bersih
53.402.100
Kendala Eksternal
Kendala eksternal yang dihadapi PT. Songgolangit Persada yaitu adanya
pesaing produk sejenis seperti pupuk organik Pubotan (pupuk bokashi tanaman),
Pupuk Organik Tanaman Subur, Pupuk Hayati Ultra Gen dan lain-lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Pupuk organik bokashi kotaku merupakan satu-satunya jenis pupuk organik
di Indonesia yang menggunakan tekhnologi mikroorganisme (EM-4). Pupuk organik
bokashi kotaku merupakan salah satu produk unggulan dari PT. Karya Pak Oles
Tocker yang di produksi di PT. Songgolangit Persada yang beralamat di Tabanan,
Bali.
Proses pembuatan pupuk organik sangatlah mudah danmenggunakan
peralatan yang sederhana sehingga dapat dilakukan oleh semua kalangan masyarakat.
Bahan baku yang digunakan pun adalah bahan baku yang mudah di peroleh di
lingkungan seperti kotoran ternak dan kompos. Yang membedakan pupuk organik
bokash kotaku dengan pupuk organik lainnya adalah pada teknik fermentasinya.
Puppuk organik bokashi kotaku difermentasi dengan
teknologi mikroorganisne
(EM-4).
Dalam analisis biaya produksi pupuk bokashi kotaku, terdapat dua komponen
biaya, yaitu biaya tetapdan biaya variable. Biaya tetap meliputi biaya penyusutan
mesin dan peralatan produksi. Sedangkan biaya variable meliputi biaya bahan baku
dan bahan penolong serta biaya tenaga kerja.
Peneriman total dari produksi pupuk bokashi kotaku di PT. Songgolangit
Persada per periode produksinya mencapai Rp 106.000.0000. Sehingga setelah
dikurangi dengan total biaya produksi sebesar Rp 43.174.000 dan pajak 15 % (Rp
9.423.900) diperoleh pendapatan bersih perusahan sebesar Rp 53.402.100.
4.1.1
SARAN
1. PT. Songgolangit Persada terus mendekatkan produk pupuk bokashi kotaku dengan
petani-petani di Indonesia, yaitu dengan membangun caban-cabang produksi di
seluruh propinsi di Indonesia. Dengan cara seperti ini seluruh petani-petani di
Indonesia dapat lebih mengenal pupuk bokashi kotaku.
2. Dalam mempromosikan produk sebaiknya menggunakan media promosi yang lebih
efektif seperti TV karena TV lebih dapat di akses oleh semua kalangan masyarakat.
Saluan TV yang di pilih pun harus saluran TV yang dapat menjangkau seluruh
wilayah di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Pambudy, R, 1999. Kumpulan Pemikiran : Bisnis dan Kewirausahaan dalam Sistem
Agribisnis. Pustaka Wirausaha Muda, Bogor.
Armenia, Yuka Marlianita Sari. 2007. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Ikan
dan seafood pada CV. Kyu Karya Abadi di Kuta Bali (Skripsi) Fakultas Pertanian
Universitas Udayana, Denpasar.
Purwanto, E.A. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan
Masalah Sosial. Gava Media. Yogyakarta
Wariyanto, Agus. 2002. Bokashi : Penggembur Tanah dari Bahan Murah. Available
at http://www.suara-merdeka.go.id (Verified 14 Feb. 2008).
Mubyarto. 1987. Pengantar Ekonomi Pertanian. Sinar Harapan. Yogyakarta. Mulyadi.
2000. Akuntansi Biaya. Edisi V. Fakultas Ekonomi. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.
Armenia, Yuka Marlianita Sari. 2007. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Ikan
dan seafood pada CV. Kyu Karya Abadi di Kuta Bali (Skripsi) Fakultas
Pertanian Universitas Udayana, Denpasar.
Gitosudarma, Indriyo. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama.
BPFE,Yogyakarta.
Hikmawati, R. 2002, Analisis Strategi Pemasaran Pupuk Urea pada PT.
Pupuk Kujang (Persero), Skripsi ,Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kotler, 2005 Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Ke-11 PT.Prenhallindo, Jakarta.