Anda di halaman 1dari 65

i

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan perannya dalam

perekonomian nasional memberikan beberapa hal yang menunjukkan keunggulan

yang dapat dipertimbangkan. Keunggulan tersebut antara lain nilai tambah pada

agroindustri, misalnya dengan cara pengawetan produk pertanian menjadi produk

olahan yang lebih tahan lama dan siap untuk dikonsumsi. Mengingat sifat produk

pertanian yang tidak tahan lama maka peran agroindustri sangat diperlukan.

Saat ini banyak lahan pertanian yang mengalami masalah dengan tanah

yang digunakan untuk pertanaman. Kandungan hara yang sudah mulai berkurang

akibat pemakaian pupuk kimia menjadi salah satu penyebabnya. Tanah dapat

menjadi kering dan mengeras dengan cepat, sehingga menyebabkan penurunan

hasil panen. Keadaan tersebut yang harus diubah, yaitu mengembalikan keadaan

tanah dan mendapatkan hasil panen yang berlimpah (Nugroho, 2013).

Upaya untuk meningkatkan nitrogen dalam tanah tersebut dilakukan dengan

cara pemberian pemupukan. Pada bidang pertanian istilah pupuk tentunya sudah

tidak asing lagi. Pupuk memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang

tumbuhnya tanaman. Pupuk adalah nutrisi penting yang sangat dibutuhkan untuk

perkembangan tanaman, menjadi lebih subur dan produktif (Febrianna et al.,

2018)

Dalam bidang pertanian, istilah pupuk tentunya sudah tidak asing lagi.

Pupuk memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang tumbuhnya tanaman.

Pupuk adalah nutrisi penting yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan


2

tanaman, menjadi lebih subur dan produktif. Tanaman yang tercukupi kebutuhan

pupuknya akan tumbuh dan berkembang dengan maksimal (Susetya, 2019).

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri

atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman hewan yang telah mengalami

rekayasa berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memasok bahan

organik, memiliki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, Purwandani, (2017).

Sedangkan Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk

dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya,

pupuk urea berkadar N 45-46% artinya setiap 100% kg urea terdapat 45-46 kg

hara nitrogen.

Kelebihan dari pupuk organik cair adalah kandungan haranya bervariasi

yaitu mengandung unsur hara makro dan mikro, penyerapan haranya berjalan

lebih cepat karena sudah terlarut (Febrianna et al., 2018). Penggunaan pupuk

organik tidak meninggalkan residu yang membahayakan bagi kehidupan, sehingga

mampu memperkaya sekaligus mengembalikan ketersediaan unsur hara didalam

tanah dan tumbuhan dengan aman. Pupuk organik biasanya berupa zat padat dan

upuk organik juga dapat berupa zat padat dan berupa pupuk organik cair

Adanya agroindustri pupuk organik mempunyai peranan penting dalam

memajukan pertanian, karena dapat membantu menyediakan salah satu sarana

produksi pertanian seperti pupuk kepada para petani, sehingga kelangkaan pupuk

dapat dihindari. Oleh karena itu, perhatian dari pemerintah sangat dibutuhkan

dalam pengembangan usaha ini. Pengembangan produk unggulan agroindustri

memerlukan upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing. Untuk itu diperlukan

manajemen pengelolaan professional pada seluruh komponen sistem mulai dari


3

pengelolahan, transportasi atau distribusi dan pemasaran. Karena perbatasan

sumber daya yang dimiliki, maka diperlukan adanya skala prioritas dalam

pengembangan agroindustri sehingga diperoleh hasil yang optimum dari setiap

penggunaan sumber daya.

PT. THA merupakan salah satu industri yang bergerak dalam pembuatan dan

pemasaran pupuk cair dan juga bagian dari persaingan yang sedang terjadi di

dunia bisnis. PT. THA ini berdiri sejak tahun 2007 sampai saat ini yang bertempat

di Kota Makassar. Pupuk yang diproduksi oleh perusahaan ini bernama “Super

Biota Plus” yang merupakan salah satu pupuk organik cair alami, berkualitas

tinggi dengan hasil ekstrasi berbagai bahan organik tanaman tertentu seperti ubi

gadung, kunyit serei dan jahe. Ditambah dengan bahan dasar terasi, tepung tulang,

minyak ikan hiu sebagai nutrisi yang di proses berdasarkan teknologi berwawasan

atau ramah lingkungan (Anti & Sinaini, 2020).

Pupuk organik cair super biota plus ini dapat digunakan untuk memperkuat

jaringan pada akar dan batang. Berfungsi sebagai katalisator, sehingga dapat

mengurangi pemakaian pupuk dasar sehingga 50%. Selain itu juga dapat

memperpanjang umur tanaman yang berproduksi terutama tanaman yang tidak

sekali panen sehingga dapat meningkatkan produksi 40%-100% (Anti & Sinaini,

2020).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami tertarik untuk melakukan

Praktek Keja Lapang di PT. THA untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk

dan pemasaran pupuk organik cair.


4

1.2. Sasaran Belajar

Sasaran belajar yang ingin dicapai dalam Praktik Kerja Lapang ini yaitu :

1.2.1. Aspek Pengetahuan

 Mendeskripsikan mekanisme pembuatan pupuk orgnaik cair pada

perusahaan PT. THA, Makassar.

b. Menganalisis pendapatan dari hasil penjualan produk pupuk organik cair

pada perusahaan PT. THA, Makassar.

c. Mendeskripsikan proses pemasaran produk pupuk organik cair pada

perusahaan PT. THA, Makassar.

1.2.2. Aspek Keterampilan

a. Terampil dalam mendeskripsikan mekanisme pembuatan pupuk organic

cair pada perusahaan PT. THA, Makassar.

b. Terampil dalam proses pemasaran yang ada pada perusahaan PT. THA,

Makassar.

c. Terampil dalam mengidentifikasi serta menganalisa permasalahan dan

fakta-fakta yang ada pada perusahaan PT. THA, Makassar.

1.2.3.Aspek Sikap

a. Mampu beradaptasi serta menjaga sikap selama melakukan praktik kerja

lapang pada perusahaan PT. THA, Makassar.

b. Mampu bersyukur serta mampu berterimakasih kepada semua pihak yang

terlibat serta memetik hikmah sebagai pengalaman belajar yang berharga

untuk setiap proses yang telah dilalui dalam Praktek Kerja Lapang.
5

1.3 Kegunaan PKL

Sasaran belajar yang ingin dicapai dalam Praktik Kerja Lapang ini yaitu :

1.3.1. Bagi Mitra Belajar

a. Saling bertukar pengetahuan dan berbagi pengalaman sesama mitra


belajar.
b. Dapat memperoleh informasi mengenai ide-ide baru seperti melakukan

pameran produk.

1.3.2. Bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan pupuk

organik cair dan strategi pemasaran.

b. Sebagai salah satu syarat untuk lulus pada mata kuliah Praktik Kerja

Lapang.
6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk Organik Cair

Pupuk organik adalah pupuk yang berperan dalam meningkatkan aktivitas

biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk

pertumbuhan tanaman (Indriani, 2004). Saat ini sebagian besar petani masih

tergantung pada pupuk anorganik karena pupuk anorganik mengandung beberapa

unsur hara dalam jumlah yang banyak. Pupuk anorganik digunakan secara terus-

menerus dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi tanah yaitu dapat

menyebabkan tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu menyimpan air dan

cepat menjadi asam yang pada akhirnya menurunkan produktivitas tanaman

(Umar et al., 2021).

Pupuk organik terdapat dalam bentuk padat dan cair. Kelebihan pupuk

organik cair adalah unsur hara yang terdapat di dalamnya lebih mudah diserap

tanaman (Murbandono, 1990). Pupuk organik cair adalah larutan hasil dari

pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan

dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Pada umumnya

pupuk cair organik tidak merusak tanah dan tanaman meskipun digunakan

sesering mungkin. Selain itu, pupuk cair juga dapat dimanfaatkan sebagai

aktivator untuk membuat kompos (Hadisuwito, 2012).

Pupuk organik cair dapat dibuat dari beberapa jenis sampah organik yaitu

sampah sayur baru, sisa sayuran basi, sisa nasi, sisa ikan, ayam, kulit telur,

sampah buah seperti anggur, kulit jeruk, apel dan lain-lain. Bahan organik basah

seperti sisa buah dan sayuran merupakan bahan baku pupuk cair yang sangat

bagus karena selain mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan hara yang
7

dibutuhkan tanaman. Semakin tinggi kandungan selulosa dari bahan organik,

maka proses penguraian akan semakin lama (Setyawati et al., 2012).

Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar

di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun yang

mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe,

Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat

diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun

sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan

nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman

menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan,

merangsang pertumbuhan cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga

dan bakal buah, mengurangi gugurnya dan, bunga, dan bakal buah (Hadisuwito,

2012).

2.2 Kelebihan Pupuk Organik Cair Dibandingkan Pupuk Lainnya

Terdapat beberapa kelebihan pupuk organik cair dibandingkan pupuk

lainnya yaitu :

1. Pupuk organik cair memiliki jumlah kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan air

yang lebih banyak jika dibandingkan dengn pupuk organik padat.

2. Bentuk pupuk organik cair yang berupa cairan mempermudah tanaman dalam

penyerapan unsur-unsur hara yang terkandung di dalamnya.

3. Pupuk organik cair mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan

sebagai pengatur tumbuh tanaman.

4. Jika dibandingkan dengan pupuk an organik, pupuk organik cair ini memiliki

sifat yang aman bagi kesehatan dan ramah terhadap lingkungan.


8

2.4. Produk Pupuk Organik Cair (POC)

Pupuk oranik cair (POC) pada perusahaan PT. THA merupakan pupuk

organik yang diformulasikan khusus dari bahan-bahan alami seperti halnya

formula pertanian yang memiliki kandungan yang lengkap baik mikro maupun

makro berasal dari rempah-rempah yang sangat bermanfaat bagi tumbuhan serta

rama lingkungan melalui kemajuan teknologi modern dalam pemanfaatan bahan-

bahan alami yang ramah lingkungan telah diproduksi pupuk organik cair (POC)

untuk kemajuan ilmu serta mempermudah masyarakat atau petani dalam

meningkatkan produksi tanaman. Pupuk organik cair ini dikenal dengan nama

pupuk organik cair lengkap (POCL) Biota yang telah di uji Laboratorium

Sucofindo No. 3788408 (Anti & Sinaini, 2020).

Pupuk organik cair lengkap (POCL) Biota memiliki kandungan unsur hara

makro dan mikro diantaranya (N, P, Ca, Mg, S, B, Fe, Cu, Cl, Mn, n, Mo) dalam

bentuk tersedia (dapat diserap tanaman) memicu pertumbuhan vegetative dan

generative dengan komposisi sebagai berikut :

N+P205+K20 = 3,42% Cu = 29 ppm


C-Organik = 11,27% Cr = 7 ppm
N-Organik = 0,82% Ni = 4 ppm
9

Ph = 8,90% AS = 0,01 ppm


Fe = 225 ppm Hg = <0,0005 ppm
Zn = 39 ppm E Coli = <3 ml
Pb = Tt ppm Salmonella sp, MPN = Negatif ml
Cd = Tt ppm
(Lab BPTP, 2015).

Pupuk organik cair lengkap (POCL) Biota yang telah di produksi memiliki

banyak manfat dan keunggulan diantaranya menguatkan jaringan akar dan batang,

mempercepat pertumbuhan tanaman, mengandung hormone zat pengatur tumbuh

(ZPT) diantaranya IAA (Indole Acetic Acid), Giberelin dan Zeatin/Citokin yang

berfungsi mempercepat pertumbuhan akar tanaman, mengurangi kerontokan

bunga dan memacu pembuahan, mengandung asam amino yang sangat diperlukan

berbagai mikroba menguntungkan dalam tanah, mengurangi kerontokan bunga

dan memacu pertumbuhan buah, menambah daya tahan tanaman terhadap

serangan hama dan penyakit terutama fungi dan cendawan, mencegah dan

mengurangi kangker batang pada tanaman, sebagai katalisator yang dapat

mengurangi penggunaan pupuk dasar sampai 50% , meningkatkan hasil produksi

tanaman 40%-100%.

2.4. Proses Pemasaran

Proses pemasaran pada prinsipnya adalah suatu proses penyampaian produk

dari produsen ke konsumen. Proses pemasaran merupakan kelanjutan dari proses

produksi. Kegiatan ini bertujuan agar dana yang diinvestasikan dalam kegiatan

produksi dapat diperoleh kembali dengan mendapatkan sejumlah dana dari hasil

penjualan sebagai imbalan dari investasi yang telah dilakukan (Soedibyo, 2003).

Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan

kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, meneetukan harga hingga


10

mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan

memuaskan kebutuhan pembeli (konsumen), baik actual maupun potensial.

Pemasaran adalah proses sayaan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk

memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan

memuaskan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan

manusia. Dalam proses pemasaran terdapat bauran pemasaran (marketing mix)

yang terdiri dari produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi

(promotion), dengan uraian sebagai berikut :

1. Produk (product)

Produk adalah suatu hasil karya yang diciptakan untuk diperjual belikan dan

dikonsumsi oleh masyarakat luas dengan jumlah dan variasi menu yang berbeda

dalam bentuk dan jenisserta rasa, kualitas dan kuantitas yang berfungsi sebagai

sumber pemasukan.

2. Harga (price)

Harga atau price merupakan salah satu bagian yang cukup rumit dan

memerlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu yaitu kemampuan atau daya

beli konsumen, biaya produksi, biaya pemasaran dan pengeluaran untuk pajak.

3. Distribusi (place)

Saluran distribusi merupakan saluran keputusan distribusi menyangkut

kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk

tersedia dalam sejumlah saluran distribusi yang memungkinkan konsumen dapat

dengan mudah memperoleh suatu produk.


11

4. Promosi

Promosi adalah kegiatan pemasaran yang sangat penting bagi perusahaan

untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen. Sedangkan distribusi

merupakan proses pendistribusian produk dan jasa yang sesuai dan terorganisir

sehingga terjadi keefektifan penjualan.


12

III. METODE PELAKSANAN PKL

3.1. Pendekatan Kasus Agroekosistem

3.1.1. Penentuan Mitra Belajar

Alasan memilih agrosistem kasus ini karena produksi pupuk organik cair

dari PT. THA memiliki peluang bisnis yang cukup menjanjikan kerena memiliki

hasil produksi yang banyak diminati oleh petani dan letak lokasi usaha yang

strategis karena terletak di Kota Makassar.

3.1.2. Metode Pendekatan Partisipatif

Metode yang digunkan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapang ini adalah

metode partisipatif dimana penulis ikut berpartisipasi dan bekerja diperusahaan

PT. THA. Pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Metode

observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mengikuti langsung proses

produksi dan pemasaran pada perusahaan PT. THA. Sedangkan metode

wawancara dilakukan dengan cara bertanya langsung dengan pemilik dan pegawai

pada perusahaan PT. THA.

3.2. Lokasi Dan Waktu Pelaksaan

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di PT. THA, yang

berlokasi di Jalan Abdullah Dg. Sirua No. 226 B. Kota Makassar, Sulawesi

Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan mulai 01 September 2021 – 30 September

2021.

3.3. Penentuan Posisi Penilaian

Penentuan posisi penilaian ini sangat penting artinya mengingat yang

didekati dan di interpretasikan pada sudut pandang yang berbeda, dengan kata lain

posisi penilaian memberikan kejelasan dari sisi mana persoalan akan diselesaikan.
13

Berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah dilakukan,

posisi penilaian yang dimaksud di antaranya yaitu:

1. Sebagai manajer merupakan penilaian yang dilakukan antara atasan dengan

bawahan dan melihat hasil kerja karyawan dalam setahun terakhir. Namun,

yang paling penting penilaian kinerja karyawan yang bagus adalah dapat

berpikir secara rasional bukan dengan perasaan.

2. Sebagai pengamat di luar agrosistem, posisi penilaian yang saya terapkan

dalam kegiatan Praktik Kerja Lapang ini adalah sebagai orang luar atau

pengamat, dimana saya mengamati semua proses yang terjadi didalam

perusahaan PT. THA mulai dari proses persiapan bahan baku, produksi dan

pemasaran. Dengan demikian, saya dapat mengetahui permasalahan-

permasalahan apa saja yang timbul dan memberikan saran atas permasalahan

tersebut, sehingga kedepannya usaha ini dapat berjalan lebih baik lagi.
14

IV. DESKRIPSI AGROSISTEM KASUS

4.1. Visi dan Misi Agrosistem Kasus

4.1.1. Visi Perusahaan

Menurut Wibisono, (2006). Visi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan

cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di

masa depan atau dapat dikatakan bahwa Visi merupakan dari pernyataan

perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk

menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi

terdapat juga nilai-nilai aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan. Visi

adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan

pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok

masyarakat yang dilayani, nilai nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita

masa depan.

Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan

perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dimasa

yang akan datang.  Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan

detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi

yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Adapun visi dari PT.

Tunas HarmoniAbadi, yaitu:

“Menjadi mitra pemerintah, pengusaha, lembaga dan mayarakat tani yang

tangguh dan unggul dalam kesejahteraan petani dan pemerataan lapangan

kerja serta pendapatan mayarakat menuju baitullah”


15

4.1.2. Misi Perusahaan

Misi merupakan suatu upaya atau cara kita mencapai tujuan yang ingin kita

capai atau visi yang ingin dicapai. Misi harus sesuai dengan tujuan visi agar apa

yang diinginkan oleh suatu perusahaan dapat terwujud. Misi perusahaan adalah

tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah

sekaligus batasan proses pencapaian tujuan perusahaan.

Untuk mencapai visi dari perusahaan, maka PT. THA menetapkan misi yaitu

“Mengembangkan produk biota yang mempunyai keunggulan mampu

meningkatkan hasil produksi dengan biaya murah, mudah dilaksanakan dan

ramah lingkungan baik pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan”

4.2. Sejarah Singkat Agrosistem Kasus (Perusahaan)

PT. THA adalah perusahaan yang menggabungkan antara travel umrah dan

haji dengan produk pertanian seperti pupuk, pestisida dan sumpelen ternak.

Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2007 dengan nama awal yaitu

PT Tri Harmoni, dengan nama produk pupuknya yaitu Super Biota Plus. Pada

tahun 2015 nama perusahaan tidak berubah tetapi nama produk pupuk berubah

menjadi pupuk Biota Plus dan pada tahun 2020 nama perusahaan berubah manjadi

PT. THA dan nama produk pupuk berubah menjadi Biotani Plus.

PT. THA adalah perusahaan pengolaan pertanian, yang bergerak dibidang

pembuatan pupuk organik cair di daerah Makassar. Adapun jenis pupuk yang di

pasarkan adalah pupuk organik cairdalam bentuk botol, selain memproduksi dan

memasarkan pupuk, PT. THA juga memproduksi dan memasarkan pestisida dan

suplemen ternak.
16

Produk yang dipasarkan oleh PT. THA tidak hanya dipasarkan dalam Kota

Makassar, namun juga ke berbagai daerah memalui beberapa jaringan dari

perusahaan tersebut.

4.3. Identifikasi Sumber Daya

Agrosistem sebagai struktur atau organisasi sumberdaya terdiri dari

beberapa dimensi dan jenis sumberdaya. Dalam suatu agrosistem baik pada

agroindustri tertentu, harus dapat mengalokasikan sejumlah sumberdaya yang

memberikan input dan menghasilkan output yang menguntungkan secara

berkesinambungan. Posisi usaha adalah kekuatan sumberdaya yang dimiliki oleh

suatu usaha. Analisis mengenai sumberdaya dari suatu usaha yang akan datang

atau telah dilakukan dengan cara memperkirakan segala sesuatu yang dapat

dimanfaatkan untuk dapat mendukung usaha (Mardani, 2018).

Sumberdaya merupakan input yang terlibat dalam proses suatu sistem,

dimana dari input tersebut diharapkan dapat menghasilkan output yang dapat

memberikan keuntungan. Sumber daya dapat dinilai terdiri sumber daya lahan dan

bangunan, sumber daya manusia, sumber daya peralatan dan sumberdaya

finansial. Analisis posisi adalah analisis mengenai kondisi atau keadaan dari

sumberdaya – sumberdaya yang dimiliki oleh pengusaha atau agrosistem kasus.

Perusahaan atau agrosistem sebagai suatu struktur atau organisasi sumberdaya

terdiri dari beberapa dimensi dan jenis sumber daya. Sumber daya tersebut dapat

berupa sumber daya lahan, bangunan, peralatan, manusia dan sumberdaya

finansial (Mardani, 2018).


17

4.3.1. Sumberdaya Lahan dan Bangunan

Sumberdaya lahan adalah segala sesuatu yang bisa memberikan manfaat

dari bentang alam (landscape) yang fisik yang meliputi pengertian lingkungan

fisik seperti tanah, iklim, topografi/relief, hidrologi dan vegetasi alami (natural

vegetation) dimana secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan

(Saputra, 2013).

Sumberdaya lahan dan bangunan merupakan sumberdaya yang penting

dalam suatu perusahaan mengingat lahan dan bangunan merupakan tempat

dilakukannya kegiatan-kegiatan dalam perusahaan. Selain itu, sumberdaya lahan

dan bangunan juga merupakan harta tetap yang sewaktu-waktu dapat

dipergunakan (Saputra, 2013).

Sumberdaya lahan dan bangunan yang dimiliki oleh PT. THA sebagai

berikut:

Tabel 1. Sumberdaya Lahan dan Bangunan Pada PT. THA


No. Uraian Deskripsi
1 Status bangunan Bangunan yang dimiliki PT. THA
merupakan hak milik pribadi.
2 Luas Bangunan 96 m / Persegi
3 Harga bangunan Rp2.000.000.000
4 Lokasi lahan Jl. Jl. Abdullah Dg. Sirua No. 226 B
5 Jenis bangunan Kantor Perusahaan
Sumber: Data sekunder yang telah diolah, 2021.

Berdasarkan Tabel l, menunjukkan bahwa PT. THA merupakan kantor

permanen hak milik pribadi yang berada di Jl. Abdullah Dg. Sirua No. 226 B yang

merupakan milik bapak Muh Ali Ngewi dengan luas lahan 96 m / Persegi. Harga

bangunan senilai Rp2.000.000.000.


18

Layout adalah proses penentuan dan penempatan fasilitas-fasilitas yang

menjadi penentu terjadinya efisiensi dalam proses produksi.

Layout bangunan PT. THA sebagai berikut:

11G D J
88 H I 11 K

LT.2 LT.3
Tangga

L L

Gambar 1. Layout bangunan PT. THA.


5 E
7
Keterangan :
G
LL B
55 F
A
33 B

Gambar 2. Layout bangunan PT. THA

Keterangan :

1. Simbol A adalah pintu digunakan untuk tempat masuk ke kantor perusahaan

PT. THA

2. Simbol B adalah sofa digunakan untuk tempat duduk para tamu (Konsumen,

mitra dan tamu lainnya) yang berkunjung ke kantor PT. THA

3. Simbol C adalah lemari produk pupuk digunakan untuk tempat produk

dipajangkan

4. Simbol D adalah gudang digunakan tempat penyimpanan produk pupuk cair

5. Simbol E adalah kasir digunakan untuk tempat transaksi bagi konsumen yang

ingin membeli pupuk


19

6. Simbol F adalah tempat dimana konsumen yang ingin konsultasi mengenai

pupuk organik cairdan akan dijelaskan oleh staf perusahaan

7. Simbol G adalah dispenser digunakan untuk bagi para tamu jika ingin

membuat kopi atau teh.

8. Simbol H adalah ruang rapat digunakan untuk tempat rapat para staf dan

mitra

9. Simbol I adalah mushollah yang digunakan untuk tempat beribadah bagi

konsumen tamu maupun para staf perusahaan

10. Simbol J adalah ruang makan yang digunakan untuk makan

11. Simbol K adalah WC

12. Simbol L adalah lemari yang digunakan sebagai tempat penyimpanan berkas

dan arsip mitra dan konsumen

4.3.2. Sumberdaya Peralatan

Sumberdaya peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh

perusahaan untuk memperlancar kegiatan dalam menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat. Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh keseluruhan komponen

yang berkaitan dengan keberadaan perusahaan baik yang mempunyai kedudukan

di dalam perusahaan maupun diluar perusahaan. Faktor yang berkaitan langsung

dengan keberhasilan perusahaan adalah tenaga kerja, sarana dan peralatan serta

faktor manajemen yang dapat mendorong terciptanya produktivitas usaha

(Riniwati, 2016).

Setiap peralatan yang digunakan pasti akan mengalami penyusutan

sepanjang tahun dan nilainya akan berkurang sesuai dengan umur alat tersebut.

Menghitung nilai penyusutan dapat dilakukan dengan menggunakan metode garis


20

lurus, yaitu besarnya nilai penyusutan sama dengan nilai atau harga barang dikali

dengan persentase penyusutan (amortisasi), sedangkan persentase penyusutan

(amortisasi) dapat dihitung dengan membagi 100% dengan perkiraan masa

produktif suatu barang.

Untuk menghitung penyusutan alat untuk setiap tahunnya dapat dihitung

dengan menggunakan rumus penyusutan alat, dengan rumus sebagai berikut:

NPA=NB-NS : LP (tahun) X Jumlah Alat

Keterangan :
NPA : Nilai Penyusutan Alat (Rp)
NB: : Nilai Baru (Rp) adalah nilai alat saat pertama dibeli
NS: : Nilai Sekarang (Rp) adalah nilai sisa alat setelah dipakai.
LP : Lama Pemakaian 
Penyusutan alat yang diamati pada Praktik Kerja Lapang (PKL) dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Penyusutan Alat dan Mesin Pada PT. THA.


Lama Nilai
Jumlah Nilai Baru Nilai Sekarang
No. Jenis Pemakaian Penyusutan
(Unit) (Rp) (Rp)
(Tahun) (Rp/Thn)
1. Motor 1 18.000.000 10.000.000 4 2.000.000
2. Lemari kaca 1 5.000.000 2.000.000 10 300.000
3. Printer 4 2.000.000 500.000 8 750.000
4. Komputer 5 6.000.000 2.500.000 10 1.750.000
5. Kompor 5 500.000 50.000 8 281.250
6. Mobil 5 197.000.000 40.000.000 10 78.500.000
7. Sofa 1 set 5.000.000 1.000.000 8 500.000
8. Mesin 2 4.000.000 1.000.000 10 600.000
penghalus
9. Mesin 2 4.000.000 1.000.000 10 600.000
pencampur
10. LCD 2 3.000.000 1.000.000 8 500.000
11. Gas LPG 12 5 140.000 50.000 10 45.000
kg
21

Total 85.826.250

Sumber:Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa peralatan yang dimiliki oleh PT.

THA berupa motor, lemari kaca, printer, komputer, kompor, mobil, LCD, mesin

penghalus, mesin pencampur, dan juga satu set sofa. Adapun nilai penyusutan alat

yang dimiliki oleh PT. THA yaitu senilai Rp85.826.250.

4.3.3. Sumberdaya Manusia

Sumber daya Manusia (SDM) merupakan suatu hal yang sangat penting dan

harus dimiliki dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Sumber

daya manusia merupakan elemen utama perusahaan dibandingkan dengan elemen

lainnya seperti modal, teknologi dan uang sebab manusia itu sendiri yang

mengendalikan yang lain (Hariandja, 2002).

Sumberdaya manusia yang dimaksud adalah tenaga kerja yang merupakan

salah satu faktor produksi utama dan selalu ada dalam perusahaan. Tenaga kerja

tersebut, baik terlibat langsung maupun tidak langsung merupakan suatu kesatuan

komoditas yang saling membutuhkan dalam segala aktivitas kegiatan agrosistem

suatu usaha. (Hariandja, 2002).

Sumberdaya manusia/pengawai yang dimiliki oleh PT. THA yaitu :

Tabel 3. Sumberdaya Manusia Pada Produksi Pupuk organik cairPT. THA.


No. Nama Pendidikan Jabatan Lama bekerja Gaji
terakhir (Rp/bulan)
1. Hj.Waoede S1 Komisaris 14 tahun 7.000.000
Fatmawati F, S.Pt
2. Ir. H. Muhammad S3 Direktur 14 tahun 5.000.000
Ali Ngewi
3. Delvina Damayanti SMK Keuangan 5 tahun 3.500.000
M
4. Abd. Rahman S1 Pemasaran 6 tahun 3.000.000
5. Indra S1 Pemasaran 10 tahun 4.000.000
22

6. Suherman SMK Produksi 3 tahun 2.000.000


7. Sahrul SMA Produksi 2 tahun 2.000.000
8. Annisa S1 Administrasi 3 tahun 2.500.000
9. Sarman S1 Bidang IT 6 tahun 3.000.000
Jumlah 32.000.000

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh

PT. THA berjumlah 9 orang dengan keahhlian bidang masing-masing. Dalam

penerimaan karyawan tidak dilakukan penyeleksian berdasarkan mutu atau

keahlian bidang masing-masing.

4.3.4. Sumberdaya Finansial

Sumberdaya finansial adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh sebuah

pengusaha yang berupa uang tunai maupun dengan barang-barang bernilai dan

dapat diuangkan untuk kebutuhan perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan

dengan lancar. Sumberdaya ini dapat dimanfaatkan seefisien mungkin melalui

perencanaan dan pengelolaan yang tepat, sehingga pengalokasian dana yang

digunakan dapat memberikan hasil yang maksimal (Harahap, 2009).

Sumberdaya finansial merupakan salah satu sumberdaya yang penting

sebagai modal kerja yang akan digunakan untuk mendanai proyek. Dengan kata

lain sumberdaya finansial adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh sebuah

perusahaan yang berupa uang tunai maupun dengan barang-barang bernilai dan

dapat diuangkan untuk kebutuhan perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan

dengan lancar. Sumberdaya ini dapat dimanfaatkan seefisien mungkin melalui

perencanaan dan pengelolaan yang tepat, sehingga setiap pengalokasian dana

yang digunakan dapat memberikan hasil yang maksimal.


23

Tabel 4. Neraca Perusahaan Pada Produksi Pupuk organik cairPT. THA


(2020-2021)
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar (Rp) Hutang Lancar (Rp)
Kas Kecil : 3.000.000 Hutang Dagang : 44.000.000
Bank : 23.636.852 Hutang Janka Panjang
Piutang Dagang : 35.000.000 Hutang Bank : 98.339.852
Persediaan Barang : 4000.000.000
Perlengkapan Kantor: 21.000.000 Jumlah Utang : 142.339.852

Total Aktiva Lancar : 482.636.852 Modal


Modal Usaha : 2.000.000.000
Laba Tahun Berjalan : 340.297.000
Aktiva Tetap
Tanah dan Bangunan : 2.000.000.000 Jumlah Modal Usaha : 2.340.297.000
Total Aktiva Tetap : 2.000.000.000
Total Aktiva : 2.482.636.852 Total Passiva : 2.482.636.852

Sumber: Data Sekunder Setelah Diolah, 2021.

Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa jumlah total Aktiva pada PT.

THA yaitu Rp2.482.636.852 yang terdiri dari aktiva lancar (kas kecil, bank,

piutang dagang, persediaan barang, dan peralatan kantor) dan aktiva tetap (tanah

dan bangunan). Adapun total passiva pada PT. THA yaitu sebesar

Rp2.482.636.852.

4.4. Analisis Kinerja Usaha 

Analisis kinerja merupakan suatu proses yang ada pada suatu lingkungan

agrosistem mengenai apa yang sedang dilakukan oleh suatu perusahaan. Dalam
24

analisis kinerja terdiri dari kinerja proses dan kinerja hasil. Kinerja proses adalah

rangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu agrosistem, sedangkan

kinerja hasil adalah apa yang telah dicapai oleh perusahaan. Kinerja proses

membahas proses pengadaan bahan baku, proses produksi dan proses pemasaran.

4.4.1. Kinerja Proses

a. Proses Investasi 

Proses investasi menunjukan bagaimana seharusnya seorang pengusaha

melakukan investasi, berapa banyak investasi dan kapan investasi tersebut akan

dilakukan.

a) Modal Kerja

Menurut konsep fungsional, modal kerja ini adalah jumlah dana yang

digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan

pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama

didirikan perusahaan tersebut. Definisi ini didasarkan pada fungsi dari dana dalam

menghasilkan pendapatan. Modal kerja ini sebaiknya tersedia dalam jumlah yang

cukup agar memungkinkan perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis dan

tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutupi kerugian dan

mengatasi keadaan krisis tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.

Modal kerja ini biasanya terdiri dari Biaya Tetap dan Biaya Variabel.

b) Biaya Investasi
25

Investasi secara umum dapat diartikan sebagai segala kekayaan (berwujud

atau tidak berwujud) yang digunakan untuk memperoleh sejumlah pendapatan

atau keuntungan. Jumlah modal awal yang diamati pada Praktik Kerja Lapang

(PKL) dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 5. Investasi Pada Produksi Pupuk organik cairPT. THA


No. Jenis Ivestasi Nilai Investasi
1. Lahan dan Bangunan 2.000.000.000
2. Peralatan dan Mesin 85.826.250
Jumlah 2.085.826.250
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa jumlah yang dapat kita lihat dari

investasi lahan dan bangunan perusahaan PT. THA dalam pembuatan Pupuk

organik cair lahan dan bangunan memiliki investasi sebesar Rp2.000.000.000 dan

pada peralatan memiliki investasi sebesar Rp85.826.250 sehingga total

keseluruhan nilai investasi PT. THA yaitu sebesar Rp2.085.826.250.

b. Proses Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan mentah yang merupakan bahan dasar yang mutlak

disediakan karena sangat diperlukan dalam suatu proses produksi yang

selanjutnya akan memulai beberapa tahapan proses tertentu yang akan

memberikan nilai dan manfaat yang lebih sehingga proses pengadaan ini harus

dikelola dengan baik untuk menjamin kontinuitas, kuantitas dan kualitas produksi.

Bahan baku merupakan faktor produksi yang sangat penting untuk

melakukan suatu proses produksi, karena merupakan sumber bahan pokok untuk

diproses menjadi suatu produk yang bermutu. Mutu produk akhir sangat

ditentukan oleh mutu bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.
26

Pengadaan bahan baku harus dilakukan terus menerus agar bahan baku selalu

tersedia pada saat dibutuhkan. Kriteria bahan baku yaitu dilihat dari fungsinya

adalah jika tanpa bahan ini, produksi tidak akan jadi atau tidak akan berfungsi

sama sekali.

Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik

cairpada Perusahaan PT. THA yaitu terasi, lengkuas, sereh, gandum, kunyit,

tepung tulang, susu full cream dan minyak ikan hiu.

c. Proses Produksi

Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan

barang atau jasa. Proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau

menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor

yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat

bagi kebutuhan manusia. Proses produksi dapat diartikan sebagai suatu cara,

metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang

atau jasa dengan menggunakan sumberdaya yang ada.

Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap

sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya. Proses dapat diartikan

sebagai usaha untuk menciptakan atau menambah faedah ekonomi suatu benda

dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan orang, badan

usaha, atau organisasi yang menghasilkan barang dan jasa disebut produsen.

Proses produksi merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk

menghasilkan produk. Kegiatan menambah daya guna sebuah benda tanpa


27

mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah

daya guna sebuah benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan

produksi barang (Sofjan, 2007).

Proses produksi dapat diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik untuk

menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan

menggunakan sumberdaya yang ada. 


Proses pendinginan (Fermentasi)

Proses penghalusan (mesin)


flowchart proses produksi pembuatan pupuk organik cair sebagai berikut:
Persiapan Bahan Baku
Proses pembersihan bahan baku
Proses penakaran bahan baku

Proses pengolahan bahan baku (masak)


Proses pencampuran

Proses pengemasan dan label

Pupuk Cair

Gambar 3. Flowchart proses produksi pembuatan dari PT. THA.

Keterangan :
28

= Start
= Proses
= Akhir

Deskripsi flowchart dari proses produksi PT. THA yaitu:

a. Meyiapkan bahan baku yang akan digunakan.

b. Terlebih dahulu membersihkan bahan baku yang digunakan (pencucian)

c. Melakukan proses penakaran terhadap bahan baku sebelum melakukan proses

pencampuran

d. Memasukkan bahan baku kedalam mesin penghalus

e. Bahan baku yang telah dihasulkan kemudian di aduk dengan mesin hingga

tercampur dengan rata,

f. Memasak bahan baku yang telah dicampur selama 8 jam.

g. Setelah dimasak, proses pendinginan dilakukan selama 2 hari.

h. Pupuk organik cairdimasukkan ke dalam botol (pengemasan)

i. Diberi lebel

j. Pupuk organik cairsiap di pasarkan

d. Proses Pemasaran

Proses pemasaran pada prinsipnya adalah suatu proses penyampaian produk

dari produsen ke konsumen. Proses pemasaran merupakan kelanjutan dari proses

produksi. Kegiatan ini bertujuan agar dana yang diinvestasikan dalam kegiatan

produksi dapat diperoleh kembali dengan mendapatkan sejumlah dana dari hasil

penjualan sebagai imbalan dari investasi yang telah dilakukan (Sulaeman, n.d.).  

Adapun proses pemasaran PT. THA yaitu :

Distributor
(Mitra)

Produsen Konsumen
29

Gambar 4. Proses Pemasaran PT. THA


Berdasarkan alur dari proses pemasaran yang digunakan di usaha PT. THA

yaitu dari produsen kemudian didistribusikan ke distributor/mitra kemudian

dipasarkan ke konsemen. Selain dengan cara itu PT. THA juga melakukan

pemasaran secara langsung yaitu dari produsen langsung ke konsumen. Proses

pemasaran dilakukan di tempat usaha PT. THA, konsumen datang langsung ke

tempat atau dapat memesan kepada distributor atau bahkan dapat dipesan secara

online.

Jumlah penjualan produk PT. THA yaitu:

Tabel 6.Jumlah Penjualan Produk Pupuk organik cairPT. THA.


Harga Nilai (Rp) Nilai (Rp)
Keterangan Jumlah Produk
(Rp) Hari Bulan
8 Dos
Mitra 110.000 21.120.000 X 26 549.120.000
(192 jergen 1 L)

Konsumen
5 jergen 1 L 150.000 750.000 X 26 19.500.000
Biasa

Total 568.620.000

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa produk yang terjual kepada mitra

dalam sehari paling rendah dalam perhari 197 jergen dengan harga 110.000/jergen

dan yang terjual kepada konsumen biasa dalam sehari yaitu sebanyak 5 jergen
30

dengan harga 150.000/jergen. PT. THA menerima penerimaan tiap bulannya yaitu

sebesar Rp568.620.000.

Dalam melaksanakan suatu kegiatan pemasaran, perusahaan

mengkombinasikan empat variabel yang sangat mendukung didalam menetukan

strategi pemasaran, kombinasi keempat variabel itu dikenal dengan istilah bauran

pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk (product), harga (price),

distribusi (place) dan promosi (promotion). Adapun bauran pemasaran pupuk

organik cairpada perusahaan PT. THA yaitu :

1. Product (Produk)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan

manusia atau masyarakat. Produk tersebut harus kita usahakan agar dapatt

menjadi cocok dengan pasar yakni orang atau organisasi serta masyarakat luar,

yang mana mereka itu pasti memiliki berbagai macam kebutuhan. Produk yang

berhasil merupakan produk yang dapat disukai konsumen sehingga konsumen

dapat tertarik untuk membelinya.

Produk yang dihasilkan oleh PT. THA memiliki keunggulan yaitu, dapat

menguatkan jaringan akar dan batang, mempercepat pertumbuhan tanaman,

mengurangi gugur bunga dan buah, dapat menambah berat/rendemen buah dan

berkwalitas, menambah daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit terutama

fungi/cendawan, menambah rasa asli buah tanaman, mencegah dan mengurangi

kanker batang pada pohon coklat, dapat memperpanjang produktifitas tanaman,

sebagai katalisator yang dapat mengurangi penggunaan pupuk dasar sampai 50%

dan dapat meningkatkan hasil produksi tanaman 40% hingga 100%.

2. Price (Harga)
31

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena

harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan

dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Menetapkan harga

terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika terlalu

rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan.

Harga pupuk organik cairyang dijual kepada konsumen biasa dan mitra

berbeda. Untuk penjualan kepada konsumen biasa diberikan harga sebesar

Rp150.000/jergen, sedangkan penjualan kepada mitra diberikan harga sebesar

Rp 110.000/jergen.

3. Place (Tempat)

Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan

jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara

mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut

akan dilakukan, ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali

tidak dapat ditentukan.

Perusahaan PT. THA memiliki tempat pemasaran yang terletak di Jl.

Abdullah Dg. Sirua No. 226 B Makassar sedangkan tempat produksi terletak di

Mocongloe, Maros.

4. Promotion (Promosi)

Kegiatan promosi tidak boleh berhenti hanya pada memperkenalkan produk

kepada konsumen saja, akan tetapi harus dilanjutkan dengan upaya untuk

mempengaruhinya agar konsumen tersebut menjadi senang dan kemudian

membeli produknya. Oleh karena itu promosi adalah merupakan kegiatan yang
32

ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat mengenal produk

yang akan ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka.

Promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk pupuk organik

cairoleh perusahaan PT. THA yaitu apabila konsumen melakukan pembayaran

awal untuk umroh/haji maka akan diberikan bonus sebanyak 5 botol pupuk cair.

Apabila kita telah bermintra pada PT. THA maka mitra akan mendapatkan

potongan harga pupuk organik cairsetiap pembelian dan sudah termasuk bebas

biaya pengiriman.

4.4.2. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya akan sama dan tetap tidak

berubah sedikitpun walaupun jumlah barang yang diproduksi dan di jual berubah-

ubah dalam kapasitas normal. Biaya tetap yang ada pada PT. THA dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Biaya Tetap  Pada Produksi Pupuk organik cair PT. THA Perbulan.
No Jenis Biaya Nilai (Rp)
1.     Penyusutan Alat dan Mesin 85.826.250
2.
P Pajak 70.000
3.
G Gaji Karyawan 32.000.000
Total 117.896.250
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 7, menunjukkan bahwa biaya tetap dari usaha produksi

pupuk organik cairsebesar Rp117.896.250 yang terdiri, penyusutan alat dan

mesin, pajak, dan gaji karyawan,

4.4.3. Biaya Variabel

Biaya variabel atau variabel cost adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan

yang berubah-ubah dan berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah produksi.


33

biaya variabel pada usaha produksi pupuk organik cair pada PT. THA dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Biaya Variabel Pembuatan Pupuk organik cair PT. THA   


Jumlah Harga Satuan J Jumlah Harga
No Biaya Variabel
(Satuan) Rp (Rp/Hari)
1.     Susu Full Cream 10 Liter 40.000 400.000

3.     Minyak Ikan Hiu 1 Jerigen 225.000 225.000


4.     Terasi 2 Kg 50.000 100.000
5.Ll Lengkuas 10 Kg 47.000 470.000
6. Sereh 10 Kg 5.000 50.000
7. Gandum 10 Kg 30.000 300.000
8.K Kunyit 10 Kg 10.500 105.000
9. Tepung Tulang 10 Kg 15.000 150.000
10.
B Bensin - 200.00 200.000
11.
L Listrik dan Air - - 35.266
12. Lebel dan Brosur - - 120.000
13.
G Gas LPJ 5 100.000 500.000
Total Perhari 2.655.266
Total Perbulan 79.657.980
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 8, menunjukkan bawa total biaya variabel PT. THA

dalam sebulan Rp79.657.980 yang meliputi biaya transportasi dan biaya bahan

baku, listrik dan air dalam pembuatan Pupuk cair..

4.4.4. Kinerja Hasil

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan

selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang

telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati Bersama. Kinerja adalah


34

kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh

seseorang yang melakukan pekerjaan (Lumi et al., 2017).

a. Analisis Produksi dan Pendapatan

Biaya memegang peranan penting dalam mengembangkan suatu usaha.

Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa akan

menentukan besar kecilnya harga dari produk yang dihasilkan. Pada umumnya

biaya yang dikeluarkan dalam setiap usaha terbagi dua yaitu biaya tetap (fixed

cost) dan biaya tetap (variable cost). Keberhasilan suatu perusahaan dinilai dari

jumlah pendapatan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan

dalam pengertian umum adalah hasil produksi dalam bentuk materi dan dapat

kembali digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasaana

produksi. Analisis produksi dan pendapatan perusahaan PT. THA.

Tabel 9. Analisis Produksi dan Pendapatan PT. THA.


No Uraian Jumlah Harga Nilai (Rp)
(liter) (Rp/Satuan)
1. Penjualan (Mitra) 4.992 Jergen 110.000 549.120.000
2. Penjuaran (KB) 130 jergen 150.000 19.500.000
3. Gross Output (1+2) 568.620.000
4. Biaya Variabel 79.657.980
5. Biaya Tetap 117.896.250
6. Biaya Total (4+5) 197.464.230
7. Gross Margin (3-4) 488.962.020
8. Net farm Income (3-6) 371.065.770
9. Net Farm Income Pertahun 4.452.789.240
(8x12)
Sumber; Data Primer Setelah Diolah, 2021.
35

Berdasarkan Tabel 9, menunjukkan bahwa jumlah penjuan kepada mitra

perusahaan yaitu sebanyak sebanyak 4.992 jeregen dengan harga Rp110.000 per

jeregen dan penjualan kepada konsumen biasa yaitu sebanyak 13 jergen dengan

harga 150.000. Gross output sebesar Rp568.620.000, biaya variabel

Rp79.657.980, biaya tetap 118.351.250, biaya total Rp197.464.230, Gross Margin

Rp488.962.020, Net Farm Income Rp371.065.770. Pendapatan bersih yang

diperoleh pada perusahaan PT. THA dalam setahun sebesar Rp4.452.789.240.

b. Analisis R/C-Ratio

R/C-Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya total.

TR
R/C – Ratio =
TC

R/C >1 : Usaha layak dikembangkan.

R/C = 1 : Usaha impas.

R/C < 1 : Usaha tidak layak dikembangkan.

TR
R/C−Ra tio=
TC
56 8.62 0.000
R/C−R a tio=
19 7.464 .020
R/C−Ra tio=¿ 2,9
Nilai R/C-ratio = 2,9 > dari 1 = layak

Artinya setiap mengeluarkan biaya sebesar Rp1, maka akan memperoleh

penerimaan sebesar Rp2,9.

c. Analisis BEP (Break Event Point)

Analisis titik impas digunakan untuk menentukan besarnya volume

penjualan dimana semua biaya telah tertutupi tanpa mengalami kerugian maupun

keuntungan.
36

BEP dalam Unit (Mitra)

BE P ¿

BEP (Q) = volume penjualan pada BEP dalam unit 

FC = biaya tetap (Rp) 

P = harga jual produk per unit (Rp) 

VC = biaya variabel per unit (Rp)

BE P ¿

BE P ¿

BE P ¿

BE P ¿

Nilai BEP unit sebesar 1.253,6/bulan. Artinya nilai impas dimana

perusahaan tersebut tidak rugi dan tidak untung. Jika perusahaan ingin memiliki

keuntungan maka harus memproduksi pupuk organik cair lebih dari 1.253,6 jergen

setiap bulannya agar memperoleh keuntungan.

BEP dalam Unit (Konsumen Biasa)

BE P ¿

BEP (Q) = volume penjualan pada BEP dalam unit 

FC = biaya tetap (Rp) 

P = harga jual produk per unit (Rp) 

VC = biaya variabel per unit (Rp)

BE P ¿

BE P ¿

BE P ¿

BE P ¿
37

Nilai BEP unit sebesar -254.77/bulan. Artinya nilai tidak impas dimana

perusahaan mengalami kerugian. Jika perusahaan ingin memiliki keuntungan

maka harus memproduksi pupuk organik cair lebih dari 254,77 jergen setiap

bulannya agar memperoleh keuntungan.


38

BEP dalam rupiah

FC
BE P( ¿lai)=
VC
1−
S

117 .89 6 . 2 50
BE P( ¿lai)=
79 . 65 7.980
1−
56 8.62 0.000

11 7 .89 6 . 2 50
BE P( ¿lai)=
0 ,8 6

BE P ( ¿ lai )=1 37 .088 .6 62, 7

Nilai BEP sebesar Rp137.088.662,7/bulan merupakan nilai impas yang

artinya perusahaan tersebut tidak rugi dan tidak untung. Jika perusahaan ingin

memiliki keuntungan maka harus mendapatkan omset yang lebih besar dari

Rp137.088.662,7 setiap bulannya.

d. Analisis PP (Payback Period)

PP (Payback Period) adalah waktu yang diperlukan untuk dapat

mengembalikan semua investasi yang telah dikeluarkan.

Nilai Investasi
P P=
Keuntungan per tahun

2. 085.826.250
P P=
4. 452.789 .240

P P=¿ 0,46

Artinya nilai investasi akan kembali pada saat usaha berjalan selama

kurang lebih 0,46 tahun atau sekitar 6 bulan.


39

4.5. Peta Kinerja Agrosistem Kasus

Berikut adalah gambar deskripsi peta kinerja perusahaan PT. THA sebagai

berikut :

Pasar Modal Pasar

2 1 4 Input

P Proses Investasi 5

Ss Sumberdaya :

3
A 1. Lahan Proses Produksi
6
2. Peralatan
3. Finansial
13 8 7
10

Pengemasan
9
Pemasaran

12 11

Lingkungan Pasar output


Sosial

Gambar 5. Peta Kinerja Perusahaan PT. THA

Berikut adalah deskripsi dari peta kinerja Agrosistem :

1. Sumberdaya manusia ke pasar modal yang merupakan sarana perusahaan


untuk mendapatkan dana dari investor. Proses investasi dilakukan untuk
membeli peralatan dan melakukan transaksi pembelian di pasar.
2. Kemudian terjadi proses investasi pada perusahaan
40

3. Proses investasi kemudian di kelola oleh sumber daya manusia untuk


pengadaan lahan/bagunan, dan alat dan bahan pada proses produksi.
4. Alokasi Sumber daya finansial dan manusia untuk pengadaan bahan baku
produksi.
5. Melakukan proses produksi pupuk organik cair dengan bahan baku yang telah
di peroleh dari pasar input,
6. Kemudian Alokasi sumber daya manusia dan peralatan untuk proses produksi
pupuk organik cair.
7. Setelah proses produksi kemudian sumber daya manusia melakukan proses
pengemasan pada produk.
8. Alokasi sumber daya manusia dan finansial untuk proses produksi pupuk
organik cair.
9. Setelah proses pengemasan, selanjutnya melakukan proses pemasaran produk
pupuk organik cairdan sumber daya manusia sangat berperan penting dalam
proses pemasaran produk tersebut.
10. Alokasi sumber daya manusia dan peralatan untuk proses pemasaran pupuk
organik cair kemudian hasil dari proses pemasaran kembali ke sumberdaya
manusia.
11. Proses pemasaran dilakukan melalui produsen ke konsumen dan pemasaran
melalui distributor (mitra) ke konsumen.
12. Proses pemasaran berpengaruh pada lingkungan sosial
13. Penerimaan dari proses penjualan kemudian dialirkan kembali untuk proses
investasi.
14. Hasil proses pemasaran akan diputar kembali ke pasar modal setiap bulannya.
41

V. PROBLEMATISASI

V.1 Analisis Masalah Pengembangan Agrosistem (AMPA)

Analisis adalah sikap atau perhatian terhadap sesuatu (benda, fakta,

fenomena) sampai mampu menguraikan menjadi bagian-bagian, serta mengenal

kaitan antarbagian tersebut dalam keseluruhan. Analisis dapat juga diartikan

sebagai kemampuan memecahkan atau menguraikan suatu materi atau informasi

menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah

dipahami. Tujuannya untuk menemukan dan mendapatkan solusi dari dari

permasalahan yang terjadi.

Analisis masalah pengembangan agrosistem merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan untuk mengenali, menguraikan, dan menganalisis permasalahan yang

ditemukan pada perusahaan, kemudian dibuat suatu rancangan pemecahan

masalah yang dihadapi tersebut. Tujuan utama penyusunan masalah adalah untuk

memudahkan seorang manager untuk mengindentifikasi jenis-jenis persoalan

yang dihadapi oleh suatu usaha serta mengantisispasi persoalan dengan tindakan

pencegahan dan penanggulangan terhadap persoalan masalah tersebut.

5.1.1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan langkah penting untuk mendeteksi masalah

yang terjadi dalam suatu agrosistem. Identifikasi diperlukan agar dalam

argosistem tersebut dapat diketahui apa yang perlu dibahas untuk diselesaikan ke

depannya. Salah satu prinsip produktif yang dianut oleh para pemikir kreatif

adalah bahwa hampir semua pertanyaan mestinya punya lebih dari satu jawaban
42

benar dan setiap masalah juga mestinya punya lebih dari satu solusi. Sebuah

masalah bias merupakan sebuah tendangan peluang, kesempatan untuk keluar

dari stagnan, kebosanan atas status quo, serta apapun ynag dimaksudkan untuk

membuat suatu kondisi jadi lebih baik. Perlu diketahui baik-baik bahwa yang

dimaksud masalah itu tidaklah harus merupakan akibat dari kejadian buruk atau

factor eksternal (Trimiyani. (2004).

Masalah-masalah yang ditemukan pada produk pupuk organik cair di

perusahaan PT. THA adalah sebagai berikut :

1. Lokasi produksi pupuk organik cair pada perusahaan PT. THA jauh dari

kantor.

Lokasi produksi pupuk organik cair perusahaan PT. THA cukup jauh dari

kantor sehingga staf yang bertugas pada bagian produksi membutuhkan

waktu lama untuk ke lokasi produksi jika stok barang dikantor sudah kurang.

2. Kurangnya memperhatiakan (follow up) konsumen jika tidak menjadi

distributor (mitra) perusahaan PT. THA.

Staf pada bagian pemasaran pada perusahaan PT. THA kurang

memperhatikan ( follow up) konsumen biasa dan mereka lebih memperhatikan

konsumen yang telah menjadi distributor (mitra perusahaan).


43

Tabel 10. Identifikasi Masalah Yang Dihadapi Produksi Pupuk organik cairPT.
THA
Pengadaan
No Masalah SDLB SDF   SDM Bahan Proses Proses
Baku Produksi Pemasaran
1. Lokasi produksi √ √ √ √√ √ √
pupuk organik
cair pada PT.
THA jauh dari
kantor.

2. PT. THA tidak √ √ √

memperhatikan
atau Follow up
konsumen jika
tidak menjadi
mitra perushaan.

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Keterangan:
1. SDLB : Sumber Daya Lahan dan Bangunan
2. SDF : Sumber Daya Finansial
3. SDM : Sumber Ddaya Manusia
4. SDP : Sumber Daya Peralatan

Tabel 11. Daftar fakta dan Sasaran Permasalahan pada PT. THA
No Fakta Masalah Sasaran
1. Dapat menghabiskan Lokasi produksi dan
Lokasi produksi pupuk cair waktu 1-2 jam kantor pemasaran
terlalu jauh dari kantor perjalanan ke tempat berdekatan
produksi.
3. 2. PT. THA tidak memperhatikan Tidak lagi menindak Lebih Follow Up
(follow up) konsumen ketika lanjuti hasil dari Konsumen
44

tidak menjadi mitra perushaan pembelian pupuk


organik cair

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

5.1.2. Penentuan Masalah Utama

Masalah utama berada pada  posisi batang pohon, apa masalahnya dan

bagaimana cara pemecahannya. Kunci pemecahannya perlu dicari pada rangkaian

perakaran pohon, atau mungkin hanya jalur tertentu. Diantara semua masalah

yang ada telah ditentukan, ada masalah utama yang memiliki beberapa masalah

sebab dan masalah akibat.

Diantara semua masalah yang ada, ada salah satu masalahnya yang

ditentukan sebagai masalah utama. Untuk menentukan masalah utama, tentukanya

harus menganalisis semua masalah yang terdapat disetiap bagian-bagian yang ada

dalam produksi pupuk organik cair PT. THA.

Masalah utama yang dihadapi pada PT. THA yaitu tidak memperhatikan atau

Follow up konsumen jika tidak menjadi distributor (mitra )perusahaan.

5.1.3. Stuktur Pohon Masalah

Pohon masalah adalah suatu tekhnik untuk mengidentifikasi semua masalah

dalam suatu situasi tertentu dan memperagakan informasi ini sebagai rangkaian

hubungan sebab akibat. Pohon masalah dimulai dengan masalah utama. Sebagai

hasil analisis situasi di unit kerja, dianalisis penyebab masalah tersebut, mulailah

dengan rumusan pernyataan masalah yang dihadapi unit kerja, pikiran apa akibat

yang mungkin timbul dari masalah tersebut, diskusikan dan tuliskan sebagai

alternatif penyebab masalah tersebut secara bertahap, lukiskanlah dalam sebuah

bagan pohon.
45

Akibat

Konsumen kurang memahami cara penngunaan produk pupuk organik cair dengan benar.

Sebab

Tidak memperhatikan atau


Follow up konsumen jika
tidak menjadi distributor
(mitra) perusahaan.

Sulitnya mendampingi
konsumen biasa secara langsung

Menambah Staf Bagian


Pemasaran
46

Keterangan :

Masalah akibat

Masalah utama

Masalah antara
Gambar 6. Stuktur pohon masalah PT. THA

V.2 Analisis Sasaran Pengembangan Agrosistem (ASPA)

Analisis sasaran dilakukan untuk menelaah tindakan yang akan dilakukan

untuk memecahkan masalah. Sasaran data diartikan sebagai ukuran yang jelas

mengenai tujuan yang ingin dicapai.

5.2.1. Penetapan Sasaran

Penetapan sasaran merupakan target kinerja yang ingin dicapai oleh suatu

perusahaan. Berdasrakan analisis masalah yang telah dipaparkan sebelumnya

maka langkah selanjutnya ialah menetapkan sasaran yang perlu dicapai

sehubungan dengan masalah yang dihadapi PT. THA yaitu :

Lebih memperhatikan atau Follow up konsumen yang tidak menjadi mitra

perusahaan.

Perusahaan PT. THA harus memperhatikan konsemen baik yang bermintra dengan

perusahaan maupun yang tidak bermitra dengan perusahaan.

5.2.2. Penentuan Sasaran Utama


47

Sasaran utama yang ingin dicapai oleh perusahaan PT. THA yaitu

“Perusahaan PT. THA harus memperhatikan konsumen baik yang bermintra

dengan perusahaan maupun yang tidak bermitra dengan perusahaan”

 Adapun alternatif yang akan dilakukan untuk penentuan sasaran utama

sebagai berikut :

Akibat

Sebab
Penjualan Meningkat

Produk Pupuk organik cair


PT. THA

Lebih memperhatikan setiap


konsumen baik yang bermitra
maupun tidak bermitra
48

Gambar 7. Struktur Penentuan Sasaran Utama PT. THA

Keterangan :

Sasaran akibat

Sasaran utama

Sasaran antara

VI. DESAIN TINDAKAN

6.1. Analisis Alternatif Tindakan Pengembangan Agrosistem

Analisis alternatif adalah suatu usaha untuk melihat berbagai kemungkinan

pilihan hubungan tindakan hasil (rangkaian tujuan) dari analisis sasaran yang

mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan. Analisis alternatif

digunakan untuk menilai masing-masing alternatif untuk mengembangkan suatu

proyek. Analisis alternatif ini pada akhirnya mengarah akan mengarah pada salah

satu ranggkaian tujuan (Afifudin et al., 2015)

6.1.1. Alternatif Tindakan

Alternatif yang ideal adalah alternatif yang memenuhi dengan sempurna

setiap syarat yang ditetapkan. Analisis alternatif merupakan hasil yang diperoleh

dari seleksi setiap alternatif yang tersedia terhadap kriteria-kriteria yang

diutamakan. Analisis tindakan merupakan hasil yang diperoleh dari evaluasi setiap
49

alternatif yang tersedia terhadap kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pada saat

evaluasi, setiap alternatif yang tidak dapat memenuhi kriteria yang ditetapkan

segera gugur dari analisa alternatif. Analisis alternatif berguna untuk melihat

beberapa kemungkinan pilihan alternatif hubungan tindakan (rangkaian sasaran)

dianalisis sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu. Setelah melalui

evaluasi, maka diperlukan suatu alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk

mencapai kedua sasaran antara agar sampai pada sasaran utama.

 Adapun alternatif yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sebagai

berikut :

Akibat

Sebab
Penjualan Meningkat

Produk Pupuk organik cair


PT. THA

Lebih memperhatikan setiap


konsumen baik yang bermitra
maupun tidak bermitra

Menambah 2 orang staf bagian pemasaran


50

Keterangan :

Sasaran akibat

Sasaran utama

Sasaran antara

Alternatif tindakan

Gambar 7. Struktur Pohon Alternatif Tindakan PT. THA

6.1.2. Analisis Keputusan

Alternatif keputusan merupakan suatu prosedur sistematis yang didasarkan

pada pola berfikir yang digunakan untuk menunjukkan perluasan dan perbaikan.

Mengambil keputusan yang baik tergantung pada tiga Adapun tahapan-tahapan

analisis keputusan berdasarkan alternatif tindakan pada PT. THA

1. Analisis keputusan untuk tindakan “Kurangnya memperhatiakan (follow up)

konsumen jika tidak menjadi distributor (mitra) perusahaan PT. THA.”

a. Pernyataan keputusan “Memperhatikan konsumen yang tidak bermitra

dengan perusahaan”

b. Kriteria keputusan

Bobot

K1 : Menambah staf dalam bidang pemasaran 0,60

K2 : Memperhatikan konsumen yang tidak bermitra 0,40


51

1,00

Bobot tertinggi diberikan kepada kriteria 1 (K1) yaitu berdasarkan volume

permintaan dengan bobot 0,60 karena merupakan kriteria penunjang bagi usaha

pupuk organik cair.

c. Alternatif keputusan

A1 : Menambah 2 staf orang bagian pemasaran 0,60

A2 : Staf lebih aktif dalam memberikan pemahaman kepada 0,40

konsumen biasa.

1,00

Bobot tertinggi diberikan kepada alternatif 1 (A1) yaitu menambah 2 orang

staf bagian pemasaran dengan bobot 0,60 karena dengan penambahan 2 orang staf

bagian pemasaran akan lebih mempemudah untuk mengontrol tiap konsumen baik

yang telah bermitra maupun tidak. Adapun analisis keputusan PT. THA dapat

dilihat pada table berikut :

Tabel 12. Analisis Keputusan pada perusahaan PT. THA


Peryataan Kriteria keputusan Alternatif keputusan
Tindakan
keputus K1 K2 A1 A2

Memperhatikan Memperhatikan Menambah Memperhatikan Menambah Aktif dalam


2 orang staf memberikan
konsumen yang konsumen staf bidang konsumen yang
untuk pemahaman
tidak bermitra yang tidak pemasaran tidak bermitra
bagian kepada
dengan bermitra (0,60) (0,40 )
pemasaran konsumen
perusahaan dengan
(0,60) biasa (0,40)
perusahaan

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa tindakan menambah staf bidang

pemasaran (K1) diberi bobot 0,60 dan memperhatikan konsumen yang tidak
52

bermitra dengan perusahaan dengan kriteria keputusan memperhatikan konsumen

yang tidak bermitra (K2) diberi bobot 0,40.

Analisis keputusan yang di peroleh berdasarkan kriteria dengan keputusan

dengan bobot yang paling besar yaitu menambah 2 orang staf bagian pemasaran

(A1) dengan bobot 0,60 dan staf lebih aktif dalam memberikan pemahaman

kepada konsumen biasa

Adapun evaluasi alternatif dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 13.Evaluasi Alternatif (Martriks penilaian) pada perusahaan PT Tunas


Harmoni Abadi
Keputusan
K1 K2
Jumlah
( 0,60) ( 0,40)
Alternatif
A1 (0,60) 0,24 0,36 0,60
A2 (0,40) 0,16 0,24 0,40
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Berdasarkan Tabel 13, menunjukkan bahwa evaluasi alternatif terhadap

kriteria diatas maka dapat diketahui bahwa A1 dengan total bobot 0,60 lebih

tinggi dan menjadi alternatif terpilih yaitu “Menambah 2 orang staf untuk

bagian pemasaran”.

6.1.3. Tindakan Terpilih

Hasil keputusan dari beberapa alternatif tindakan, telah terpilih satu

keputusan-keputusan tindakan yang terbaik yaitu dengan nilai yang tertinggi

dibandingkan dengan alternatif lainnya pada masing-masing persoalan

agrosistem.Keputusan tindakan terpilih ini diharapkan dapat membantu

agrosistem kasus yang dikaji. Alternatif tindakan yang terpilih tersebut adalah

“Menambah 2 orang staf khusus bagian pemasaran”.


53

6.2. Matriks Perencanaan Pengembangan Agrosistem

Dalam matriks perencanaan proyek pengembangan perusahaan, struktur

alternatif tindakan terpilih dijabarkan dalam matriks perencanaan. Pada matriks

ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi masing-masing tindakan tujuan dalam

menentukan sistem informasi pengendalian manajerial, menentukan sarana yang

diperlukan dan menentukan besarnya biaya yang digunakan untuk mendukung

tindakan pelaksanaan proyek.

Matriks perencanaan proyek membahas mengapa proyek dilaksanakan

(maksud dan sasaran proyek), apa yang ingin dihasilkan oleh pelaksanaan proyek,

bagaimana proyek tersebut akan bekerja untuk mencapai hasil yang diinginkan,

faktor-faktor di luar pengaruh langsung pengelolaan proyek yang perlu diawasi

demi keberhasilan proyek serta sarana dan biaya yang diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan.

Matriks perencanaan menggambarkan bagaimana tindakan yang akan

dilakukan untuk memenuhi sasaran yang akan dilakukan untuk memenuhi sasaran

utama dimana uraian ini di jelaskan masing-masing tentang ukuran tercapainya

tujuan dan system informasi pengendaliannya, sedangkan pada bagian tindakan

dijelaskan mengenai sarana yang di butuhkan untuk memenuhi tindakan tersebut

serta perkiraan besarnya biaya yang digunakan.

Matriks pengembangan pengusaha pengembangan usaha ini, struktur

pengembangan alternatif terpilih dijabarkan ke dalam matrik perencanaan, pada

matrik ini yang dilakukan mengidentifikasi dari masing-masing tindakan tujuan,

menentukan system informasi pengendalian pengusaha, menentukan sarana yang

diperlukan dan menentukan besaran biaya yang digunakan untuk mendukung


54

tindakan pelaksanaan proyek. Untuk lebih jelasnya mengenai matriks perencanaan

perusahaan PT. THA dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 16. Matriks Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan PT. THA


Uraian Tujuan Sesuai Ukuran Pencapaian Tujuan Sistem Informasi
Tingkatan Pengendalian
Dampak
P produksi meningkat penjualan meningkat Laporan pemilik
Usaha
Sasaran utama P Memperhatikan konsumen Laporan pemilik
Perusahaan PT. THA harus biasa Usaha
memperhatikan konsemen
baik yang bermintra
dengan perusahaan
maupun yang tidak
bermitra dengan
perusahaan
Sasaran antara
Menambah 2 orang Proses pemasaran lebih Laporan pemilik
staf bagian pemasaran efisien Usaha

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Berdasarkan Tabel 16, menunjukkan bahwa data bahwa matriks

perancangan dan pengembangan pada perusahaan PT. THA yaitu bagian sasaran

utama yaitu Perusahaan PT. THA harus memperhatikan konsemen baik yang

bermintra dengan perusahaan maupun yang tidak bermitra dengan perusahaan.

Adapun sasaran antara yaitu menambah 2 staf bagian pemasaran.

Adapun tindakan sasaran dan biaya pengembangan perusahaan PT. THA

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 17. Tindakan, Sasaran dan Biaya Pengembangan Perusahaan PT. THA
55

Tindakan Sasaran yang Biaya (Rp)


diperlukan
Menambah 2 orang Dana 4.000.000
bagian pemasaran
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Berdasarkan Tabel 17, menunjukkan bahwa untuk tindakan menambah 2

staf bagian pemasaran membutuhkan biaya Rp4.000.000

6.3 Rencana Tindakan

Rencana kerja adalah usaha untuk menyusun suatu kegiatan yang dapat

memberikan suatu ringkasan mengenai pelaksanaan rencana kegiatan, agar unit

usaha dapat mngembangkan usahanya. Di dalam rencana kerja ini akan

menjelaskan penanggung jawab rencana kegiatan, hasil dari kegiatan tersebut dan

jadwal pelaksanaan rencana kegiatan pengebangan usaha. Rencana kerja usaha ini

merupakan aplikasi dari tindakan yang telah di rumuskan mengenai pelaksanaan

setiap tindakan yang di rumuskan dalam format yang dapat membuat penanggung

jawab kegiatan, hasil kegiatan dan jadwal pelaksanaan dalam suatu usaha.

Pelaksanaan rencana kerja harus di daftar dalam suatu daftar kerja agar

usaha dapat berkembang dengan pesat.penjadwalan rencana kerja proyek berguna

untuk menghimpun kegiatan yang susun berdasarkan unit kerja yang telah di

terapkan sebelumnya agar lebih mudah pelaksnaannaya.Dengan mengacu pada

matriks yang telah ada berikut merupakan rencana tabel tindakan usaha pupuk

organik cairpada perusahaan PT. THA

Tabel 18.Rencana Kerja Perusahaan PT. THA

Tindakan Jadwal Bulan


1 12 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 10 11 12
56

Menambah 2 Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
orang staf Ö Ö Ö
bagian
pemasaran
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Pada Tabel 18, menunjukkan bahwa secara keseluruhan rencana kerja

proyek dijadwalkan selama 1 tahun, yang memiliki tujuan untuk memudahkan

pembagian rencana kerja 1 tahun. kegiatan ini diharapkan dapat memberikan

suatu kemajuan untuk perkembangan perusahaan.

Adapun rencangan biaya dan pendapatan produk pupuk organik cair pada

perusahaan PT. THA Kota Makassar.

Tabel 19. Rancangan Jumlah Penjualan Produk Pupuk organik cair PT. THA
Setelah Penambahan Staf Bagian Pemasaran.
Harga Nilai (Rp) Nilai (Rp)
Keterangan Jumlah Produk
(Rp) Hari Bulan
9 Dos
Mitra 110.000 23.760.000 X 26 617.760.000
(216 jergen 1 L)

Konsumen
8 jergen 1 L 150.000 1.200.000 X 26 31.200.000
Biasa

Total 648.960.000
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Berdasarkan Tabel 19, menunjukkan bahwa adanya penambahan 1 dos produk

pupuk organik cair yang terjual kepada mitra yang sebelum adanya penambahan 2

orang staf bagian pemasaran penjualan produk pupuk organik cair adalah paling

rendah 8 dos (192 jergen) perhari sehingga perbulannya 4.992 jergen. Setelah

adanya penambahan 2 orang staf bagian pemasaran maka penjualan meningkat

menjadi 9 dos perhari (216 jergen pupuk organik cair). Sedangkan penambahan
57

penjualan kepada konsumen biasa yaitu sebanyak 3 jergen sehingga setelah

penambahan 2 orang staf bagian pemasaran penjualan kepada konsumen biasa

yaitu sebanyak 8 jergen sehingga perusahaan PT. THA menerima penerimaan tiap

perbulannya sebesar Rp648.960.000.

Tabel 20. Racangan Biaya Tetap  Pada Produksi Pupuk organik cair PT. THA
Setelah Penambahan Staf Bagian Pemasaran.
No Jenis Biaya Nilai (Rp)
1.     Penyusutan Alat dan Mesin 86.281.250
2.
P Pajak 70.000
3.
G Gaji Karyawan 36.000.000
Total 122.351.250
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Berdasarkan Tabel 20, menunjukkan bahwa gaji karyawan bertambah

sebesar Rp4.000.000 setelah adanya penambahan 2 orang bagian pemasaran.

Sehingga total biaya yang dikeluarkan oleh PT. THA khusus gaji karyawan yaitu

sebesar Rp36.000.000. Total biaya tetap pada PT. THA yaitu sebesar

Rp122.351.250.

Tabel 21.Rancangan Analisis Produksi dan Pendapatan Pada Produksi Pupuk


organik cair PT. THA.
No Uraian Jumlah Harga Nilai (Rp)
(Liter) (Rp/Satuan)
1. Penjualan (Mitra) 5.161 jergen 110.000 617.760.000
2. Penjualan (KB) 208 jergen 150.000 31.200.000
3. Gros Output 648.960.000
4. Biaya Variabel 79.657.980
5. Biaya Tetap 121.896.250
6. Biaya Total (4+5) 201.554.230
7. Gross Margin (3-4) 569.302.020
8. Net farm Income (3-6) 447.405.770
9. Net Farm Income Pertahun 5.368.869.240
(8x12)
Sumber; Data Primer Setelah Diolah, 2021.
58

Berdasarkan Tabel 21, menunjukkan bahwa setelah adanya penambahan 2

orang staf bagian pemasaran maka jumlah penjualan lepada mitra sebanyak 5.161

jergen perbulan dengan harga Rp110.000 per jergen. Sedangkan penjualan kepada

konsumen biasa sebanyak 208 jergen perbulan dengan harga Rp150.000 per

jergen. Gross output sebesar Rp648.960.000, biaya variabel Rp79.657.980, biaya

tetap Rp121.896.250, biaya total Rp201.554.230, Gross Margin Rp569.302.020,

Net Farm Income Rp447.405.770. Pendapatan bersih yang diperoleh pada

perusahaan PT. THA dalam setahun sebesar Rp5.368.869.240.

6.4.  Analisis Perencanaan Potensial

Analisis perencanaan potensial adalah merupakan suatu prosedur kerja yang

memungkinkan kita memasuki masa depan dengan melihat apa yang terkandung

di dalamnya untuk kemudian kembali ke masa kini dan mengambil tindakan

selagi masih memungkinkan. Analisis persoalan potensial merupakan suatu proses

yang ditempati untuk memecahkan persoalan dalam pencapaian tujuan pada

agrosistem dengan melihat masa depan berdasarkan apa yang saat ini untuk

kemudian mencoba menentukan atau merumuskan tindakan-tindakan yang perlu

diambil dan memikirkan suatu tindakan pencegahan.

Identifikasi tahap-tahap rawan adalah langkah dari kegiatan yang mudah

mengalami kegagalan. Kegagalan yang terjadi dapat menjadi hambatan bagi

kelangsunagn skenario kegiatan yang dilakukan. Pada tahap ini skenario kegiatan

yang dianggap memiliki tahap rawan dinyatakan dengan ”Ya” untuk kemudian

diteruskan ke tahapan berikutnya samapai pada tindakan pencegahan dan

penganggulangan, sedangkan skenario kegiatan yang dianggap memiliki tahap

rawan dinyatakan dengan ”Tidak ” dan diteruskan ke tahapm selanjutnya.


59

Identifikasi persoalan potensial khusus adalah salah satu kegiatan yang

dapat dilakukan terhadap sebab yang mungkin timbul dari setiap persoalan

potensial khusus. Stuktur tindakan sebagai upaya untuk menyusun kegiatan yang

juga merupakan rangkuman dari skrnario kegiatan, identifikasi tahap-rahap rawan,

persoalan potensial khusus, sebab-sebab persoalan potensial khusus, tindakan

pencegahan dan tindakan penanggulangan dapat dilihat yaitu:

Rencana kegiatan :Lebih memperhatkan setiap konsumen baik yang bermitra


maupun tidak bermitra
1. Skenario pelaksanaan kegiatan

a Melakukan penambahan staf pada bagian pemasaran

b Lebih aktif dalam memberikan pemahaman kepada konsumen biasa

2.  Identifikasi tahap rawan

a. Kurangnya staf

b. Kurangnya pergerakan

3. Persoalan potensi khusus

Susah mencari staf sesuai keahlian yang dibutuhkan dalam bidang pemasaran

4. Identifikasi sebab persoalan khusus

a. Umumnya persiapan harus dilakukan terlebih dahulu

b. Melakukan penambahan staf

5. Tindakan pencegahan

a. konsultasi kepada atasan


60

VII. REFLEKSI

7.1 Aspek Pengetahuan

Setelah menganalisa dan melakukan praktik pada perusahaan PT. THA,

maka saya dapat menemukan beberapa pengalaman yang dapat dijadikn pelajaran

yaitu:

a. Mendeskripsikan mekanisme pembuatan pupuk organic cair pada perusahaan

PT. THA, Makassar.

Pada proses pembuatan pupuk organik cair terlebih dahulu meyiapkan bahan

baku yang akan digunakan, setelah itu membersihkan bahan baku yang

digunakan (pencucian). Melakukan proses penakaran terhadap bahan baku

sebelum melakukan proses pencampuran. Memasukkan bahan baku kedalam

mesin penghalus. Bahan baku yang telah dihasulkan kemudian di aduk dengan

mesin hingga tercampur dengan rata, setelah bahan baku tercampur dengan rata

proses pemasak bahan baku selama 8 jam. Proses pendinginan dilakukan

selama 2 hari. Pupuk organik cairdimasukkan ke dalam botol (pengemasan)

Diberi lebel dan Pppuk organik cair siap di pasarkan.

b. Menganalisis pendapatan dari hasil penjualan produk pupuk organik

cairorganik pada PT. THA, Makassar.

Produk pupuk organik cairorganik yang terjual dalam sehari paling rendah

dalam 8 dos 192 botol pupuk cair, harga yang ditawarkan kepada konsumen
61

untuk satu botol pupuk organik cairyaitu Rp150.000. PT. THA menerima

penerimaan sebesar Rp551.245.770 dan pertahun sebesar Rp6.614.949.240

c. Mendeskripsikan proses pemasaran produk pupuk organik cairpada perusahaan

PT. THA, Makassar.

Proses pemasaran yang digunakan di usaha PT. THA yaitu dari produsen

kemudian didistribusikan ke distributor/mitra kemudian dipasarkan ke

konsemen. Selain dengan cara itu PT. THA juga melakukan pemasaran secara

langsung yaitu dari produsen langsung ke konsumen. Proses pemasaran

dilakukan di tempat usaha PT. THA, konsumen datang langsung ke tempat atau

dapat memesan kepada distributor atau bahkan dapat dipesan secara online.

7.2. Aspek Keterampilan

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah saya lakukan

selama satu bulan maka saya mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang

bermanfaat untuk saya yaitu dapat berkomunikasi dengan baik dengan para staf

perusahaan serta terampil dalam melakukan pemasaran seperti berintrekasi

dengan para konsumen dan mitra.

7.3. Aspek Sikap

Dalam kegiatan Praktik kerja lapang (PKL) yang telah saya lakukan, segala

usaha saya lakukan agar dapat diterima oleh pihak pemilik usaha. Seperti

mengadakan pendekatan dengan pimpinan usaha dan karyawan lainnya sehingga

dengan demikian akan terjalin komunikasi dan kerja sama yang baik antara

masing-masing pihak. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik dengan pemilik

usaha, maka memudahkan saya menggali informasi yang dIbutuhkan untuk

menyelesaikan tugas ini, disamping itu setelah melakukan PKL saya dapat
62

mengetahui bagaimana sikap dalam melayani konsumen yaitu dengan selalu

tersenyum menyambut konsumen dan ramah dalam berkomunikasi dengan

konsumen

DAFTAR PUSTAKA

Afifudin, A., Rizka, A., & Mukhoer, A. S. (2015). Analisis Swot (Strengths,
Weakness, Opportunities, Threats) Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima
(PKL) Studi Kasus di Pasar Pratistha Harsa Purwokerto, Banyumas, Jawa
Tengah.

Anti, W. O., & Sinaini, L. (2020). Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang
Merah (allium ascalonicum L.) Pada Berbagai Kosentrasi Pupuk Hayati
Super Biota Plus. Jurnal Agrokompleks, 9(2), 8–15.

Djuarnani, I. N. (2005). Cara Cepat Membuat Kompos. AgroMedia.

Febrianna, M., Prijono, S., & Kusumarini, N. (2018). Pemanfaatan pupuk organik
cair untuk meningkatkan serapan nitrogen serta pertumbuhan dan produksi
sawi (brassica juncea L.) Pada tanah berpasir. Tanah Dan Sumberdaya
Lahan, 5(2), 1009–1018.

Hadisuwito, S. (2012). Membuat Pupuk Organik Cair. AgroMedia.

Harahap, S. S. (2009). Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hariandja, M. T. E. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan.


Pengembangan, Pengkompensasian, Dan Peningkatan Produktivitas
Pegawai, Jakarta: Grasindo.

Indriani, Y. H. (2004). Membuat Kompos Secara Kilat, Penebar Swadaya, Jakarta.


63

Kanno, TM Saito, Y. Ando, MCM Macedo, T. Nakamura and CHB.

Lumi, J., Nelwan, O., & Wenas, R. (2017). Faktor-faktor Utama Yang
Menentukan Kinerja Karyawan Perusahaan Bumn: Studi Pada PT. Pln
(Persero) Area Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 5(2).

Mardani, A. A. (2018). Analisis Eksploitasi Sumber Daya Alam Guna


Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam
(Studi Pada Penambang Batu Di Gunung Kunyit Kelurahan Bumi Waras
Kecamatan Bumi Waras). UIN Raden Intan Lampung.

Murbondo, L. (2004). Pupuk Organik Padat, Pembuatan Aplikasi. Penebar


Swadaya, Jakarta.

Nugroho, P. (2013). Panduan membuat pupuk kompos cair.

Purwandani, H. (2017). Kajian pengaruh jenis sampah organik dan bioaktivator


terhadap kualitas kompos. UNS (Sebelas Maret University).

Riniwati, H. (2016). Manajemen Sumberdaya Manusia: Aktivitas Utama dan


Pengembangan SDM. Universitas Brawijaya Press.

Saputra, M. R. (2013). Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Sawah Di


Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten Tahun 2004 Dan 2012. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Setyawati, H., Anggorowati, D. A., Asroni, M., & Anjarsari, S. (2012).


Pemberdayaan SDM dalam Pemanfaatan Sampah Basah sebagai Pupuk Cair
di RW 08 Kelurahan Sukun Kecamatan Sukun Kota Malang. Spectra, 10(19),
26–33.
.
64

Sofjan, A. (2007). Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep & Strategi.

Sulaeman, M. (n.d.). Srategi pemasaran asuransi takaful keluarga geraha takaful


Indonesia pusat dalam meningkatkan jumlah nasabah.

Susetya, D. (2019). Panduan lengkap membuat pupuk organik.

Tanah, B. P., Tentara, J., No, P., & Email, B. (2015). Peranan Pupuk Organik
dalam Peningkatan Produktivitas Tanah dan Tanaman. Jurnal Sumberdaya
Lahan, 9(2), 107–120. https://doi.org/10.2018/jsdl.v9i2.6600

Umar, I., Haris, A., & Gani, M. S. (2021). Pengaruh Pemberian Konsentrasi
Pupuk Organik Cair (Poc) Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Kubis (Brassica oleracea L.). AGrotekMAS Jurnal Indonesia: Jurnal Ilmu
Peranian, 2(1), 81–87.

Wibisono, D. (2006). Manajemen kinerja: konsep, desain, dan teknik


meningkatkan daya saing perusahaan.

Yuwono, D. (2006). Kompos Dengan Cara Aerob Maupun Anaerob. Untuk


Menghasilkan Kompos.

Anda mungkin juga menyukai