BAB I
PENDAHULUAN
1
Program Studi Teknik Kimia | FST UNJA
2
cadangan bahan baku yang sangat potensial seandainya persediaan gas bumi
sudah menipis. Pada awalnya banyak lokasi yang dicalonkan sebagai lokasi
pembangunan pabrik Urea, antara lain di Kertapati, Sungai Selayur, Bagus
Kuning, dan Karanganyar. Pilihan akhirnya jatuh pada Sungai Selayur (1 dan
2 Ilir), diantaranya untuk menyesuaikan dengan program pemerintah pusat
yang pada waktu itu juga telah membuat perencanaan pembangunan
Jembatan Musi. Letak daerah Sungai Selayur yang berada di sebelah hilir
jembatan Musi dinilai lebih menguntungkan.
. Pupuk Sriwidjaja memiliki Kantor Pusat dan Pusat Produksi
berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan. PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang merupakan salah satu perusahaan pertama yang bergerak
dibidang produksi pupuk urea di Indonesia dan sebagai salah satu
perusahaan penghasil pupuk terbesar di Indonesia, sehingga memberikan
pengaruh dalam perkembangan pembangunan nasional.
570.000 ton pertahun. Dikarenakan usia pabrik yang sudah lama dan sudah
tidak efisien dalam berproduksi, pada tahun 1990 dibangun lagi pabrik
PUSRI-IB sebagai pengganti pabrik PUSRI-I dengan kapasitas 570.000 ton per
tahun. Pabrik ini mulai berproduksi pada tahun 1994, merupakan pabrik
pertama yang dikerjakan sebagian besar oleh ahli-ahli bangsa Indonesia,
yang dibangun dengan konsep hemat energi dan menggunakan sistem
kendali komputer “Distributed Control System“.
Pada tahun 1979, pemerintah menetapkan PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang (Persero) sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam
distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi, baik yang berskala dari produksi
dalam negeri maupun impor untuk memenuhi kebutuhan program
intensifikasi pertanian (Bimas dan Inmas). Kemudian pada tahun 1997,
Holding BUMN Pupuk di Indonesia dibentuk dan PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang (Persero) ditunjuk oleh pemerintah sebagai induk perusahaan
membawahi empat BUMN yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, PT
Pupuk Kalimantan Timur, dan PT Pupuk Iskandar Muda serta BUMN yang
bergerak di bidang Engineering, Procuremen and Contruction (EPC), yaitu PT
Rekayasa Industri (Rekind). Pada tahun 1998, anak perusahaa Pusri
bertambah satu lagi, yaitu PT Mega Eltra yang bidang usaha utamanya adalah
Perdagangan Umum.
Pada tanggal 12 November 2010, dilakukan pemisahan dari PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero) kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri
Palembang). Yang dimana induk perusahaan Pupuk Sriwidjaja (Persero)
berganti nama menjadi Pupuk Indonesia dan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
menjadi salah satu anak perusahaan dari Pupuk Indonesia dibawah
kementrian BUMN. Kemudian pada tahun 2017, didirikan pabrik Pusri yang
diberi nama PUSRI-IIB yang kemudian ditahun berikutnya yaitu pada tahun
2018 didirikan lagi pabrik pupuk NPK yang merupakan pupuk majemuk.
ton per tahun, Urea yaitu 2.617.500 ton per tahun dan NPK I/II yaitu 300.000
ton per tahun.
V
Urea plant utilitas plant
T P-II P-II
S Urea plant
NH3 plant P-III
Y NH3 plant
P-II
P-III
Urea plant
O P-IV
o
utilitas plant
P-III
N O
NH3 plant
18 17
16 15 P-IV
O
L A M L 19
14 13
O
R 20 9
12 10 8 utilitas
plant
K A 11
6 7
P-IV
23 22 21 4 5
Q P J 2 3
24 25 26 27 1
Y P P I H
P P
D D
D G
E
F
Q
C
W
B
A A
Keterangan:
A. Pos satpam 1. Primary reformer
B. Kantor utama 2. Secondary reformer
C. Lapangan 3. Stripper
D. Perumahan 4. Absorber
E. Gedung serba guna 5. Metanator
F. Diklat 6. HTSC dan LTSC
G. Sekolah 7. ARU
H. Kolam 8. HRU, PGRU
I. Masjid 9. Molecular sieve
J. Rumah makan 10. Kompresor
K. Parkir 11. Refrigerasi
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
10
Program Studi Teknik Kimia | FST UNJA
11
1. Bagian Utilitas
2. Bagian Ammonia
3. Bagian Urea
4. Bagian NPK
5. Bagian STG dan BB
6. Bagian pengantongan
Untuk memperoleh promosi ke jenjang yang lebih tinggi berupa
kenaikan tingkat golongan, maka pada setiap tahun diadakan penilaian
kinerja karyawan yang terdiri atas loyalitas, dedikasi, pengetahuan,
keterampilan, tingkah laku, pergaulan sesama karyawan, dan produktivitas
kerja. Kenaikan jabatan terjadi apabila ada formasi yang kosong dan
sistemnya dari bawah ke atas, sedangkan untuk mutasi jabatan dilakukan
pada posisi sejajar.
Dalam pengoperasian pabrik, direktorat yang berhubungan dengan
proses ataupun melaksanakan tugas operasional adalah direktorat produksi.
Direktur produksi membawahi beberapa divisi, yaitu:
1. Divisi Operasi
2. Divisi Teknologi
3. Divisi Pemeliharaan
hari. Departemen ini dipimpin oleh seorang manajer serta terdiri dari
beberapa kelompok.Setiap kelompok terdiri dari process engineering dan
dipimpim oleh seorang koordinator. Berikut merupakan penjelasan masing-
masing kelompok beserta tugasnya:
a. Kelompok Teknik Proses I
Kelompok ini bertugas untuk melakukan evaluasi terhadap efisiensi
kerja pabrik, serta mengendalikan kualitas bahan baku pembantu
operasional pabrik, yang dipimpin oleh koordinator Teknik Proses I. Tugas
yang dimiliki oleh Kelompok Teknik Proses I, yaitu untuk melaksanakan,
menganalisa, memeriksa kelayakan, serta menyarakan perbaikan pada
kerusakan peralatan rotating dan non-rotating di pabrik P-IB, P-IIB, P-III, P-
IV, P-V dan P-VI (STG dan BB) untuk jaminan kelangsungan beroperasinya
pabrik sesuai dengan standar kode yang berlaku.
b. Kelompok Teknik Proses II
Kelompok ini bertugas untuk menganalisa, memeriksa kelayakan,
maupun memberikan rekomendasi perbaikan pada peralatan non-rotating di
pabrik P-IB , P-IIB , P-III, P-IV, P-V dan P-VI (peningkatan kualitas urea dan
produk samping) dan unit pengantongan.Kegiatan tersebut bertujuan untuk
menjamin kelangsungan beroperasinya pabrik sesuai dengan standar kode
yang berlaku.
c. Kelompok PPP (Pelapor Perencanaan Produksi)
Kelompok ini bertanggung jawab terhadap beberapa hal, yakni
pelaporan hasil produksi urea dan ammonia, jumlah pemakaian bahan baku
dan bahan penunjang lain, serta penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP).
d. Kelompok PMP (Perencanaan Material Proses)
Kelompok ini bertugas untuk menjamin ketersediaan bahan kimia,
katalis, dan bahan isian lainnya baik house stock maupun yang akan dibeli
secara langsung guna mendukung reliability dan juga sustainability
operasional pabrik.
Seluruh kelompok tersebut akan beranggotakan seorang process engineer
yang bertanggung jawab terhadap proses dalam pabrik yang ditanganinya.
Lebih rinci lagi, Kelompok Teknik Proses-I dan II mempunyai beberapa tugas
utama, yaitu memonitor dan mengevaluasi kondisi operasi pabrik,
mengendalikan dan mengevaluasi kualitas dan kuantitas hasil-hasil produksi,
serta merencanakan Turn Around (TA) pabrik dengan memberikan
rekomendasi penggantian katalis, resin, dan bahan sejenis.
2.2.2. Visi
"Menjadi Perusahaan Pupuk Terkemuka Tingkat Regional"
2.2.3. Misi
"Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara
efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan".
ENERGI
44 31,5
Ammonia KBR Old Technology
MMBTU/TON MMBTU/TON
KAPASITAS
Gambar 2.5. Perbedaan Teknologi Toyo Aces (old Technology) dan Toyo
Aces-21 (New Technology)
BAB III
ORIENTASI LAPANGAN
Manning Aktual
Posisi
Dept. Jml. Dept. Jml.
Manajer Pabrik 1 1 1 1
Staff Manajer 0 0 5 5
Supervisor 5 5 5 4
Jumlah personil : 6 6 11 11
Amm Ur Ut Jml. Amm Ur Ut Jml.
Superintendent 1 1 1 3 1 1 1 3
Asisten Superintendent 1 1 1 3 1 1 1 3
Supervisor 5 5 5 15 5 5 4 14
Foreman Senior 4 4 4 12 4 4 4 12
Foreman 4 4 4 12 4 4 4 12
Operator Senior/ Panel 12 8 8 28 12 8 8 28
Operator Lapangan 28 24 20 72 24 21 17 62
masuk ke 201-F. Tujuan dari pemisahan atau pemurnian CO2 adalah karena
CO2 merupakan racun dari industri pupuk yang membentuk karbamat
sehingga bersifat korosif bila bereaksi dengan ammonia.
Untuk membersihkan gas bumi partikel padat, sulfur, heavy
hydrocarbon dan karbondioksida (CO2), ada beberapa proses yang terjadi di
unit feed pretreatment, yaitu:
1. Filtrasi : Membersihkan partikel & kondensat
2. Desulfurisasi : Menghilangkan sulfur anorganik H2S dengan
adsorben ZnO.
ZnO + H2S ↔ ZnS + H2O + Q
b. Seksi Reforming
Natural gas yang sudah di bersihkan dari unit feed pretreatment
masuk ke 101-B (Conv. section) untuk dipanaskan (Mengambil
panas/pertukaran panas) yang kemudian masuk ke 101-B. Gas yang berasal
dari untit feed pretreatment (201-E atau absorber) dikompresi atau
dinaikkan tekanannya menggunakan kompresor (102-J) untuk mengikat
sulfur yang kemudian masuk ke 101-B (Conv. Section) untuk pertukaran
panas dan masuk ke 108-D untuk diambil sulfur organik yang diikat oleh H2
(103-J) menjadi H2S yang kemudian diambil lagi panasnya dan masuk ke
reformer (101B) yang diinjeksikan Steam Medium (SM) bertekanan 42 kilo
sehingga SM tadi dilewatkan ke tube-tube redormer yang berisi katalis
hingga menghasilkan reaksi CH4 + H2O yang dimana H2O dalam bentuk
steam panas. Keluaran dari 101-B menghasilkan H2 kemudian bertemu
dengan udara dari 101-J yang menghasilkan panas masuk ke 103-D
(Secondary Reforming) yang mencapai tempertur 1000oC- 1200oC.
Selanjutnya panas tersebut dimanfaatkan untuk membangkitkan steam di
101-C (HE) dan Boiler Feed Water (BFW) juga masuk ke 101-C sehingga
menghasilkan steam yang masuk ke steam drum (101-F). Kemudian steam
drum tadi (dalam bentuk liquid) masuk lagi ke 102-C yang menguap dan
masuk lagi ke 101-F (steam drum). Keluaran dari 102-C masuk ke HTS
(Purifikasi).
Selain di injeksikan ke reformer, steam medium juga masuk ke 150-E
(proses kondensat) yang kemudian diambil panasnya dan masuk ke 188-C.
Selanjutnya didinginkan menggunakan cooling water di 174-C untuk
dihilangkan kadar oksigennya sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku
yang masuk ke deaerator (101-U).
Tujuan unit Reforming :Untuk memproduksi Syn Gas (N2 dan H2)
Produk Samping : CO dan CO2
Proses :
CH4 leakage 9 ~ 11 %.
Tekanan 37 kg/cm2
Alat:
Katalis Nikel
Katalis Nikel
Gambar 101-B
1) Unit
a. CO2 Removal Benfield # 1100
Komponen utama:
d. Seksi Sintesis
Untuk memproduksi Ammonia(NH3) dengan mereaksikan N2 dan H2 .
Alat
AMMONIA CONVERTER
Katalis Fe Promoted
NH3 outlet 15 ~ 17 %
Proses
gas inert yang tidak ikut bereaksi CH4, Ar, di purge supaya tidak
terjadi akumulasi dan dikirim ke PGRU P-III / IV
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1. Judul
Laporan kerja praktek ini diberi judul “ Perhitungan Neraca Massa dan
Neraca Panas Absorber pada Unit CO2 Removal Pabrik Ammonia PUSRI-IB”.
33
Program Studi Teknik Kimia | FST UNJA
34
sehingga pemodelan desain awal tidak lagi optimal. Oleh karena itu perlu
dilakukan evaluasi dengan membandingkan desain dan kondisi operasi di
lapangan sehingga memperoleh kinerja yang optimal.
4.4. Tujuan
Tujuan dari tugas khusus ini adalah dapat mengetahui perbandingan
data aktual dan data design dari absorber pada CO2 Removal PUSRI-IB.
Jika laju alir fluida semakin kecil, maka waktu kontak antara gas
dengan pelarut akan semakin lama. Dengan demikian, akan
meningkatkan jumlah gas yang berdifusi.
3. Konsentrasi gas
Perbedaan konsentrasi merupakan salah satu driving force dari
proses difusi yang terjadi antardua fluida.
4. Tekanan operasi
Peningkatan tekanan akan meningkatkan efisiensi pemisahan.
5. Temperatur komponen terlarut dan pelarut Temperatur pelarut
hanya sedikit berpengaruh terhadap laju absorpsi.
6. Kelembaban Gas Kelembaban yang tinggi akan membatasi kapasitas
gas untuk mengambil kalor laten, hal initidak disenangi dalam proses
absorpsi. Dengan demikian, proses dehumidification gas sebelum
masuk ke dalam kolom absorber sangat dianjurkan.
4.5.4. Kolom Absorbsi
Kolom Absorpsi adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya
proses absorpsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di
kolom/tabung tersebut. Secara umum ada empat jenis kolom absorpsi yaitu:
menara spray, menara gelembung, menara plate dan menara packing.
a. Menara Spray
Menara spray memiliki prinsip yang sama sekali berbeda dengan
menara gelembung. Dalam menara spray fasa gasnya mengalir naik melalui
sebuah ruang terbuka berukuran besar dan fasa cairnya dimasukkan dengan
menggunakan nozzle semprot atau dengan alat-alat penyemprot lainnya.
Cairan yang dimasukkan dalam rupa butiran-butiran halus, jatuh dengan
arus yang berlawanan arah dengan arus gas yang naik ke atas. Nozzle
semprot didesain untuk menguraikan cairan menjadi tetesan-tetesan kecil
dalam jumlah yang besar, untuk suatu laju aliran tertentu, tetesan yang
berukuran lebih kecil akan memberikan luas kontak antar fase melintang
yang lebih besar. Meskipun begitu, seperti yang juga dijumpai dalam menara
gelembung, kehati-hatian dalam mendesain harus dilakukan agar tetesan
yang dihasilkan tidak terlalu halus sehingga akan terbawa oleh aliran arus
berlawanan yang bergerak keluar.
b. Menara Gelembung
Menara gelembung terdiri dari ruangruang terbuka berukuran besar
yang dilalui oleh fasa cair yang mengalir kedalam ruangruang ini pula gas
akan disebarkan ke dalam fasa cair dalam bentuk gelembung-gelembung
halus. Gelembung-gelembung gas kecil akan memberikan luas kontak yang
diinginkan, gelembung-gelembung yang naik menimbulkan aksi
pencampuran di dalam fasa cair, sehingga mengurangi resistensi fasa cair
tersebut terhadap transfer massa. Menara gelembung digunakan dengan
sistem dimana fasa cair biasanya mengontrol laju transfer massa.
c. Menara Packing
Menara Packing adalah menara yang diisi dengan bahan . Adapun
fungsi bahan pengisi ialah untuk memperluas bidang kontak antara kedua
fase. Di dalam menara ini, cairan akan mengalir ke bawah melaluipermukaan
bawah pengisi, sedangkan cairan akan mengalir ke atas secaraarus
berlawanan, melalui ruang kosong yang ada diantara bahan pengisi.
4.6. Perhitungan
4.6.1. Hasil perhitungan neraca massa design
Data input terdiri atas natural gass dan larutan benfield (semi lean
benfield + cooled lean benfield)
Benfield = 1.467.940,0000 + 201.488,0000 = 1.669.428,0000
H2 10.147,573 - 6.678,8519 -
CH4 65,993059 - 42,718722 -
AR 31,693038 - 20,881181 -
CO 51,127073 - 33,664324 -
Total 18.464,2618 408.315.546 9.168,0888 427.200.445
408.334.010,1953 427.209.613,5469
Q Reaksi 9.403.971,6416
Q Total 408.334.010,1953 436.613.585,1885
= 1.467.940,0000 kg/jam
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Neraca Massa Aktual Panel Control
(FICA_1005)
SEMI LEAN BENFIELD (FICA_1005)
TIME FLOW Density Massa
12.00.00 1.196,17000 m3/jam 1.250,0000 Kg/m3 1.495.212,5 Kg/Jam
13.00.00 1.185,18000 m3/jam 1.250,0000 Kg/m3 1.481.475,0 Kg/Jam
14.00.00 1.167,88000 m3/jam 1.250,0000 Kg/m3 1.459.850,0 Kg/Jam
15.00.00 1.186,10000 m3/jam 1.250,0000 Kg/m3 1.482.625,0 Kg/Jam
16.00.00 1.189,82000 m3/jam 1.250,0000 Kg/m3 1.487.275,0 Kg/Jam
17.00.00 1.174,00000 m3/jam 1.250,0000 Kg/m3 1.467.500,0 Kg/Jam
18.00.00 1.171,86000 m3/jam 1.250,0000 Kg/m3 1.464.825,0 Kg/Jam
19.00.00 1.160,68000 m3/jam 1.250,0000 Kg/m3 1.450.850,0 Kg/Jam
20.00.00 1.160,68000 m3/jam 1.250,0000 Kg/m3 1.450.850,0 Kg/Jam
21.00.00 1.153,33000 m3/jam 1.250,0000 Kg/m3 1.441.662,5 Kg/Jam
22.00.00 1.146,29000 m3/jam 1.250,0000 Kg/m3 1.432.862,5 Kg/Jam
23.00.00 1.145,60000 m3/jam 1.250,0000 Kg/m3 1.432.000,0 Kg/Jam
4.7. Pembahasan
Tugas khusus yang dilakukan adalah dengan melakukan
perbandingan dari data design dan data aktual. Langkah awal yag dilakukan
adalah dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari data design pabrik
yang diambil dari data departement PUSRI-IB dan data aktual yang berasal
dari control panel pada tanggal 04 Februari 2021. Untuk data aktual, kami
mengambil data perjam selama 12 jam yaitu pada jam 12:00 - 23:00 WIB.
Data aktual yang diperoleh antara lain flow semi lean benfield (FICA-1005)
dan data cooled lean benfield (FICAL-1014), sehingga perhitungan yang
dilakukan adalah dengan membandingkan kedua data aktual tersebut dengan
data design.
Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Neraca Massa Design dan Aktual FICA-
1005.
lebih besar dibandingkan dengan kondisi design. Hal ini dapat terjadi karena
flow pada beberapa waktu mengalami kenaikan dan penurunan yang
disebabkan oleh penyesuaian pada kondisi lapangan (aktual). Kondisi
lapangan tidak selalu sama dengan data design karena terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi jumlah aliran seperti sistem pabrik yang
kontinyu, kondisi beberapa alat yang mengalami penurunan kinerja, serta
penyesuaian dengan data sebelumnya agar flow yang masuk ke absorber
sesuai dengan kapasitas alat. Data design yang digunakan yaitu
1.467.940,0000 kg/jam, sedangkan data aktual dari control panel pada
tanggal 04 Februari 2021 yang terditi atas 12 data selama 12 jam dari jam
12:00 - 23:00 WIB yaitu 1.495.212,5000 kg/jam, 1.481.475,0000 kg/jam,
1.459.850,0000 kg/jam, 1.482.625,0000 kg/jam, 1.487.275,0 kg/jam,
1.467.500,0 kg/jam, 1.464.825,0 kg/jam, 1.450.850,0000 kg/jam,
1.450.850,0000 kg/jam, 1.441.662,5000 kg/jam, 1.432.862,5000 kg/jam, dan
1.432.000,0000 kg/jam.
4.8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan mengenai absorber
pada unit CO2 Removal PUSRI-IB, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Neraca massa input dan output pada data design adalah balance, yaitu
1.804.645,3367 kg/jam.
2. Neraca panas input dan output pada data design adalah tidak
setimbang dikarenakan adanya panas yang terbuang (heat loss). Panas
masuk yang diperoleh yaitu 408.334.010,1953 kj/jam dan panas
keluar yaitu 436.613.585,1885 kj/jam.
3. Data design dan aktual FICA-1005 memiliki perbedaan yang cukup
besar, kemungkinan terjadinya perbedaan tersebut adalah kondisi
lapangan tidak selalu sama dengan data design karena terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah aliran seperti
sistem pabrik yang kontinyu, kondisi beberapa alat yang mengalami
penurunan kinerja, serta penyesuaian dengan data sebelumnya agar
flow yang masuk ke absorber sesuai dengan kapasitas alat. Sedangkan
untuk massa dari FICAL-1014 juga memiliki perbedaan yang cukup
besar, namun pada tanggal 04 februari 2021 pada jam 12:00 – 23:00
massa dari data dari design lebih besar dibandingkan data aktual dari
control panel.
4.9. Saran
Untuk menjaga panas pada absorber, diperlukan adanya meintanance
dan pembersihan secara berkala sehingga dapat mengurangi kemungkinan
besarnya panas yang terbuang (heat loss).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat selama Kerja Praktek di Plant-1B PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah sebagai berikut :
1. Plant-1B terbagi menjadi tiga unit operasi yaitu unit utilitas, amoniak
dan urea.
2. Bahan baku yang digunakan di setiap unit operasi yaitu :
Unit Utilitas : air Sungai Musi
Unit Amoniak : natural gas dan udara
Unit Urea : amoniak (NH3) dan karbon dioksida (CO2)
3. Tahapan proses untuk unit amoniak dan urea sebagai berikut :
Unit Utilitas : Water Treatment Plant, Cooling Water System, Demin
Plant, Gas Turbine Generator, PB & WHB, dan IA/PA Plant.
Unit amoniak : feed treating, reforming, purifikasi, synthesis loop, dan
refrigrasi.
Unit urea : seksi sintesa, dekomposisi, kristalisasi,
prilling/finishing, PCT, Recovery,
4. Total kapasitas produksi keseluruhan untuk urea adalah sebesar
2.617.500 ton/tahun, untuk amoniak adalah sebesar 1.897.500
ton/tahun dan kapasitas NPK sebesar 300.000 ton/tahun.
44
Program Studi Teknik Kimia | FST UNJA
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Universitas Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Ardhiany, Sri, 2018, Proses Absorbsi Gas CO2 dalam Biogas Menggunakan
Alat Absorber Tipe Packing dengan Analisa Pengaruh Laju Alir
Absorben NAOH. Jurnal Teknik Patra Akademika. Politeknik
Akamigas Palembang. 09(02): 56.
Arif, Abraham dkk, 2014. Deskripsi Proses PUSRI IB. PT. Pupuk Sriwidjadja:
Palembang
Kellog, M.W, 1993. Technology Process for Ammonia. America.
Operator Panel. 2021. Dokumen Departemen Operasi Plant -1B. Palembang,
PUSRI.
45
Program Studi Teknik Kimia | FST UNJA