BAB I
PENDAHULUAN
baku maupun produk yang dihasilkan, baik itu berupa gas, ciran maupun padatan.
kadangkala merupakan bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk
mengangkut bahan-bahan yang berupa padatan, baik bahan baku maupun produk.
barang atau material merupakan proses yang memerlukan ketepatan dan ketelitian
yang memerlukan alat bantu untuk mempermudah proses pengerjaan yaitu berupa
conveyor yang berfungsi untuk menghantarkan barang atau material dari proses
Alat yang paling sering digunakan dalam system transportasi padat adalah
prosentase cukup besar dalam kegiatan produksi. Oleh karena itu pemindahan
2
bahan harus dilakukan secara efektif dan efisien, salah satunya dengan pemilihan
mesin dan peralatan pemindahan bahan yang tepat. Pemilihan mesin pemindahan
yang tepat memerlukan pertimbangan, salah satunya faktor teknis antara lain.
Jenis dan sifat bahan yang akan ditangani, kapasitas perjam yang dibutuhkan, arah
dan jarak perpindahan, cara menyusun muatan (pada tempat asal, akhir,dan
3
Kerja praktek ini sendiri dilakukan di PT. Pusri yang terletak di kota Palembang. Dalam
pelaksanaan Kerja Praktek ini, Penulis diberi kesempatan oleh pihak PT. Pusri melalui
pertimbangan latar belakang studi yang diambil oleh penulis yaitu Mechanical Engineering,
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
a. Bagi penyusun
secara nyata
4
dalam perkuliahan.
mendatang.
b. Bagi akademik
mendatang.
c. Bagi perusahaaan
produksi.
BAB II
TINJAUAN UMUM
Indonesia (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang menjalankan usaha di bidang produksi dan pemasaran pupuk terutama
pupuk urea. Rencana pendirian pabrik pupuk urea tercantum dalam repelita 1956-1960 dan
pelaksanaannya diserahkan pada biro perencanaan Negara tahun 1957. Perusahaan yang
dikenal dengan sebutan PT. PUSRI ini juga merupakan produsen pupuk urea pertama di
Desember 1959. Sriwidjaja diambil sebagai nama perusahaan untuk mengabadikan sejarah
kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan yang sangat disegani di Asia
Gambar 2.2 Kantor pusat dan Lokasi Tata Letak PT.Pusri Palembang
Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan tonggak penting sejarah berdirinya PUSRI, karena pada
saat itu dimulai pembangunan pabrik pupuk pertama kali yang dikenal dengan Pabrik PUSRI
I. Pada tahun 1963, Pabrik Pusri I mulai berproduksi dengan kapasitas terpasang sebesar
100.000 ton urea dan 59.400 ton amonia per tahun. Seiring dengan kebutuhan pupuk yang
terus meningkat, maka selama periode 1972-1977, perusahaan telah membangun sejumlah
Pabrik PUSRI II memiliki kapasitas terpasang 380.000 ton per tahun. Pada tahun
1992 Pabrik PUSRI II dilakukan proyek optimalisasi urea menjadi 552.000 ton per tahun.
PUSRI III yang dibangun pada 1976 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per
tahun. Sedangkan pabrik urea PUSRI IV dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas
terpasang sebesar 570.000 ton per tahun. Upaya peremajaan dan peningkatan kapasitas
produksi pabrik dilakukan dengan membangun pabrik pupuk urea PUSRI IB berkapasitas
570.000 ton per tahun menggantikan pabrik PUSRI I yang dihentikan operasinya karena
Mulai tahun 1979, PT. PUSRI Palembang diberi tugas oleh Pemerintah untuk
melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi yang meliputi urea, TSP, ZA, dan
pupuk import KCL kepada petani sebagai bentuk pelaksanaan Public Service Obligation
7
(PSO) untuk mendukung program pangan nasional dengan memprioritaskan produksi dan
pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah Indonesia. Agar usaha pendistribusian
berjalan lancar, PT. PUSRI Palembang membangun 26 Kantor Pemasaran Wilayah (KPW), 6
unit pengantongan pupuk, 82 gudang penyediaan pupuk di seluruh tanah air, dan 600 gerbong
kereta api yang beroperasi di pulau jawa serta 7 kapal pengangkutan pupuk.
PT Pupuk Sriwijaya telah menjadi salah satu perusahanan yang tergabung di PT.
Pupuk Indonesia. perusahaan lainnya yang ada di indonesia termasuk perusahaan penyertaan
langsung yaitu PT. Rekayasa Industri, masing-masing perusahaan bergerak dalam bidang
usaha :
PT. Petrokimia Gresik yang berkedudukan di Gresik, Jawa Timur. Memproduksi dan
memasarkan pupuk urea, ZA, SP-36/SP-18, Phonska, DAP, NPK, ZK, dan industri
PT. Pupuk Kujang, yang berkedudukan di Cikampek, Jawa Barat. Memproduksi dan
Darussalam. Memproduksi dan memasarkan pupuk Urea dan industri kimia lainnya.
& minyak bumi, pupuk, kimia dan petrokimia, pertambangan, pembangkit listrik
PT. Mega Eltra, yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang usaha utamanya adalah
Perdagangan Umum.
8
Visi Perusahaan
"Menjadi perusahaan yang kuat dan tumbuh dalam industri pupuk di tingkat
Misi Perusahaan
Letak geografis provinsi Sumatera Selatan yang memiliki sumber daya alam berupa gas
alam sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea menjadi salah satu faktor penting mengapa
PT. PUSRI Palembang didirikan di provinsi ini. Hasil studi kelayakan oleh konsultan Gas
and Bell Association dari Amerika Serikat pada tahun 1959 merekomendasikan
pembangunan pabrik pupuk urea di kota Palembang tepatnya di tepi sungai Musi di daerah
Keadaan air sungai Musi yang tidak pernah surut sepanjang tahun merupakan salah satu
faktor penunjang utama bahan baku pembuat steam dan keperluan utilitas serta transportasi
hasil produksi. Pabrik pupuk ini juga berdekatan lokasinya dengan operasi pertambangan
dan perkilangan minyak bumi Pertamina dan PT. Stanvac, sehingga bahan baku mudah
diperoleh, distribusi hasil produksi mudah diangkut dengan adanya pelabuhan dan sarana lain
yang menunjang pengangkutan. Pabrik PT. PUSRI Palembang dibangun diatas areal seluas
kurang lebih 21 ha dan lokasi perumahan karyawan dan sarana lainnya seluas kurang lebih 27
ha.
9
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, PT. PUSRI Palembang mengemban misi pokok
yaitu:
2. Sebagai unit usaha PT. PUSRI Palembang harus dapat dikelola dengan baik dengan
menitikberatkan pada segi efisiensi dan produktivitas secara optimal sehingga mampu
dikembalikan pada pemerintah dalam bentuk bagi hasil dan pajak untuk menunjang
5. Sebagai stabilisator
6. PT. PUSRI Palembang berusaha mendukung dan menciptakan stabilitas yang mantap
dalam pengandaan dan penyaluran pupuk kepada petani dengan pola enam tepat yaitu
7. Tepat jumlah
8. Tepat jenis
9. Tepat waktu
PT. PUSRI Palembang selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta
keselamatan kerja yang prima dan penuh tanggung jawab terhadap lingkungan sangat
tepat untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja;
selalu mengutamakan agar karyawan mendapat tempat kerja yang aman dan sehat.
Perusahaan sangat memperhatikan masalah dan dampak lingkungan dari seluruh aktivitas
manajemen yang efektif, perusahaan berupaya menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
sumbangsih positif kepada masyarakat. Kami tidak pernah menganggap hal tersebut
sebagai beban, tapi merupakan bagian investasi perusahaan bagi masa depan kita
bersama.
pelestarian lingkungan dengan menerapkan best practices yang tepat pada situasi
setempat.
terpisahkan dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Laporan
Tahunan.
beserta anak perusahaan dan sedapat mungkin mitra kerja yang terlibat, wajib
menempatkan berbagai isu yang berkaitan dengan K3 dan pelestarian lingkungan sebagai
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas peralatan menuju ke arah lebih baik, sehingga disukai oleh
pengguna dan jumlahnya diharapkan pada tahun 2010 sudah memadai untuk 1:1
orang.
6. Melaksanakan hazop study bersama unit kerja terkait terhadap peralatan yang
dan kontinyu.
Dengan berkembangnya peranan dan tanggung jawab perusahaan, maka saat ini kondisi
kebutuhan yang ada. Untuk mencapai efisiensi yang tinggi, diperlukan struktur organisasi
yang baik yang akan menentukan kelancaran aktivitas perusahaan sehari – hari untuk
memperoleh laba yang maksimal, sehingga dapat berproduksi secara kontinyu dan
PT. PUSRI Palembang berbentuk BUMN yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah.
Pemerintah selaku pemegang saham menjadi dewan komisaris yang diwakili oleh :
1. Departemen Pertanian
2. Departemen Keuangan
3. Departemen Perindustrian
PT. PUSRI Palembang mengikuti sistem organisasi garis dan staf dengan bentuk perusahaan
perseroan terbatas. Dewan komisaris bertindak sebagai pengawas semua kegiatan dan
menetapkan kebijakan umum yang harus dilaksanakan. Untuk tugas operasional PT. PUSRI
Palembang dipimpin dewan direksi sebagai mandataris dewan komisaris yang terdiri dari
1. Direktur Utama
2. Direktur Produksi
13
3. Direktur Komersil
Organisasi PT. PUSRI Palembang dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu oleh
empat orang direksi. Direktur Utama membawahi Kepala Satuan Pengawasan Intern dan
Sekretaris Perusahaan. Direktur Produksi membawahi General Manager Operasi dan General
Manager Jasa Teknik & Perekayasaan, General Manager Perencanaan & Pengembangan
Usaha, dan General Manager Perkapalan. Dan terakhir Direktur SDM & Umum membawahi
1. Bagian Pemeliharan Mekanikal P-IB, P-II, P-III, P-IV dan PPU yang di pimpin oleh
2. Seksi Pemeliharan Lapanngan Utilitas, Urea dan Amoniak yang masing- masing seksi
yang dipimpin oleh seorang suvervisor (Kepala Seksi) dalam pelaksanaan dibantun
oleh formen.
lembar berikutnya :
15
Beberapa kebijakan manajemen yang PT. PUSRI Palembang tetapkan sebagai proses
1. Mengamankan penyediaan dan oenjualan pupuk dalam negeri secara tepat dan
di kalangan petani.
3. Melakukan pembinaan industri kecil dan koperasi agar dapat tumbuh dan
melalui pendidikan dan pelatihan yang lebih terarah, sejalan dengan program
pengembangan karir.
kerja.
ukuran dalam SK. Menteri Keuangan No. 826. KMK. 013/1992 melalui
10. Investasi rutin diprioritaskan kepada investasi yang benar – benar diperlukan untuk
Palembang demi lancarnya proses produksi pupuk. Untuk itu bagian pemeliharaan
Pupuk Urea
Pupuk urea adalah produk utama yang diproduksi oleh PT. PUSRI Palembang dengan
4. Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis).
6. Standar SNI-02-2801-1998.
Pupuk Organik
Pupuk organik adalah produk sampingan yang diproduksi oleh PT. PUSRI
1. Bahan baku organik yang berasal dari Kohe (kotoran sapi dan ayam), limbah
3. Ramah lingkungan.
Tahun
Licensor Kapasitas Pelaksana
Pabrik mulai
proses terpasang Konstruksi
beroperasi
PUSRI II
PUSRI
III
Kellogg 330000
Kellogg
Unit ton/tahun
1976 MTC Total OverseasCorporation
Amonia
Recycle C 570000 (AS)
Unit Improved ton/tahun
Urea
PUSRI IV
Kellogg
Unit Kellogg 330000
Overseas
Amonia 1977 ton/tahun
MTC Total Corporation
PUSRI IB
Amonia ton/tahun PT
Advance Process
1995 REKAYASA
Unit Urea for Cost and 570000
INDUSTRI
Energy Saving ton/tahun
(Indonesia)
(ACES) of Toyo
Engineering
Corporation
*)
MTC = Mitsui Toatsu Chemicals, Inc. (Jepang).
Untuk peningkatkan efisiensi dan penghematan bahan baku, pada tahun 1990-an
dilakukan proyek optimasi yang dikenal dengan Ammonia Optimization Project (AOP) untuk
PUSRI II, III, IV dan Urea Optimization Project (UOP) untuk PUSRI II oleh PT PUSRI
Palembang sendiri bekerjasama dengan licensor proses sebagai konsultan. Adanya proyek
tersebut menyebabkan :
1. Pabrik amoniak PUSRI II,III,dan IV mengalami peningkatan produksi sebesar 20% dan
2. Pabrik urea PUSRI II mengalami peningkatan produksi sebesar 50% dan penghematan
Setelah melalui berbagai poses optimasi, saat ini P.T PUSRI Palembang memiliki
kapasitas terpasang total sebesar 2.280.000 ton urea/tahun dan 1.149.000 ton amoniak/tahun.
Selain itu, untuk lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan, maka PT. PUSRI
mendirikan Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pusri (YKKP) dan Yayasan Dana Pensiun
modalnya dalam bentuk deposito, pembelian saham atau obligasi dan mendirikan beberapa
anak perusahaan.
21
1. PT. Brikasa
produksi.
Bahan baku pembuatan urea adalah amoniak dan CO2 sehingga selain memiliki pabrik
untuk memproduksi urea, P.T PUSRI juga memiliki pabrik untuk menghasilkan amoniak dan
CO2. Amoniak dapat disintesis dari nitrogen dan gas hidrogen sedangkan CO2 dapat
dihasilkan dari proses steam reforming yang kemudian disempurnakan dengan reaksi
Bahan baku pembuatan amoniak adalah gas alam dan udara. Berikut adalah tahapan-
Pada proses ini, gas alam yang digunakan dilewatkan kedalam beberapa sistem
alam tersebut. Kandungan yang tidak diinginkan itu diantaranya adalah sulfur organik dan
sulfur an-organik. Kandungan sulfur an-organik ini dapat dihilangkan dengan bantuan sponge
kandungan air menggunakan larutan glycol sebagai pelucut dan penyerapan CO2
menggunakan larutan benfiled. Pemisahan gas umpan dari kandungan hidrokarbon berat
dilakukan di dalam separator sedangkan penghilangan sulfur organik dilakukan dalam dua
unit proses, pertama pengubahan sulfur organik menjadi sulfur an-organik dalam unit proses
hydrotreating dengan bantuan katalis Co-Mo dan proses kedua adalah pengikatan sulfur
3.Proses Reforming
Gas alam yang telah mengalami perlakuan awal, akan direaksikan lebih lanjut dengan
kukus di dalam reformer. Pereaksian dilakukan dalam temperatur tinggi (780 – 820 oC ) dan
tekanan tinggi 37.19 kg/cm2.Reformer yang digunakan terdiri dari dua unit. Unit pertama
disebut primary reformerdimana pada unit ini kukus diumpankan sehingga bereaksi dengan
gas alam untuk membentuk CO,CO2 dan H2. Unit kedua disebut secondary reformerdimana
pada unit ini diumpankan udara untuk mendapatkan N2 yang akan digunakan sebagai bahan
23
baku amoniak. Unit Secondary reformer juga berfungsi untuk menghasilkan panas yang
4.Reaksi Penggeseran CO
Hasil reaksi dari proses reforming akan diumpankan ke unit penggeseran CO. Unit
penggeseran ini bertujuan untuk memperoleh kandungan CO2 yang lebih besar. Pada proses
ini, CO hasil dari proses reforming direaksikan dengan H2O untuk menghasilkan CO2.Unit ini
merupakan reaktor yang terdiri dari dua bagian. Bagian atas merupakan tempat melakukan
reaksi penggeseran CO pada temperatur tinggi (350-420oC) dengan bantuan katalis Promoted
Iron Oksida sedangkan bagian bawah merupakan tempat melakukan reaksi penggeseran pada
5.Absorpsi CO2
Gas sintesis yang akan diumpankan ke dalam unit ammonia converter terlebih dahulu
harus dipisahkan dari kandungan CO2 yang terdapat di dalamnya. Pemisahan ini diperlukan
karena kadar CO2 yang tinggi dalam gas sintesis dapat merusak kinerja katalis yang terdapat
Penyerapan CO2 dilakukan didalam suatu kolom pelucut yang terdiri dari empat unggun
steel slotted rings sebagai wadah kontak antara gas dan cairan. Larutan pelucut yang
digunakan adalah larutan benfield . Selain di kolom pelucut, penghilangan kandungan CO2
juga dilakukan di dalam metanator. Metanator adalah reaktor tempat berlangsungnya reaksi
6.Sintesis Amoniak
24
Sebelum masuk ke ammonia converter, gas umpan terlebih dahulu dipanaskan dan
dikompresi hingga memiliki kondisi proses sebagaimana di dalam reaktor. Gas-gas tersebut
kemudian masuk ke dalam loop gas umpan. Tujuan dari loop gas ini untuk meningkatkan
perolehan ammonia murni. Pada loop gas umpan terjadi peristiwa kompresi, flashing dan
Ammonia converter merupakan reaktor yang terdiri dari empat buah unggun katalis Fe
(promoted iron). Pada unit ammonia converter ini akan terjadi reaksi pembentukan amoniak
pada temperatur 400-480 oC dan tekanan 130-140 kg/cm2dengan perbandingan antara N2 dan
H2 adalah 1:3
Pemisahan dan pemurnian dilakukan dalam unit pemisah secondary dan primary. Gas
hasil sintesis dan gas amoniak dari amoniak converter secara bersama-sama akan dikompresi
dan kemudian akan saling campur. Gas campuran ini akan didinginkan sehingga kandungan
Pemisahan terjadi karena pendinginan hingga dibawah titik embun amoniak sehingga gas
amoniak tersebut mencair dan memisah dari campuran gas sintesisnya. Pemisahan berikutnya
terjadi pada unit pemisah primary dimana pada unit ini cairan amoniak dari unit pemisah
secondary dan cairan amoniak hasil pemisahan pada purge gas separator akan dipisahkan
lebih lanjut dari gas-gas inertnya sehingga diperoleh cairan amoniak yang lebih murni.
CO2 Udara
Gas purging
ke PGRU
NH3 panas ke
pabrik urea
Bahan baku dari pembuatan urea adalah karbondioksida dan ammonia. Tahap-tahap
9.Sintesa Urea
Pereaksian urea dari vahan bakunya dilakukan dalam fasa cair. Umpan berupa amoniak
cair, gas CO2 dan larutan karbamat hasil recycle proses terdahulu dimasukan kedalam reaktor
sedangkan kondisi operasi dijaga pada temperatur 190– 200oC serta tekanan 200 kg/cm2.
Produk hasil reaktor merupakan campuran yang terdiri atas urea, ammonium karbamat,
10.Tahap Dekomposisi
Pada tahap ini ammonium karbamat yang terdapat di keluaran reaktor dikondisikan
kembali sehingga terdekomposisi menjadi ammonia dan CO2. Proses dekomposisi dilakukan
di dalam 3 unit terpisah yaitu high pressure decomposer (HPD), low pressure decomposer
(LPD) dan Gas Separator (GS). Larutan hasil reaktor masuk ke dalam HPD yang memiliki
tekanan 17 kg/cm2 dan mengalami proses flashing sehingga sebagian amoniak dan karbamat
26
menguap kemudian larutan produk reaktor mendapat pemanasan dari steamreboiler sehingga
temperatur larutan naik dan terjadi dekomposisi dari karbamat. Larutan keluaran dari HPD
kemudian menuju LPD untuk dekomposisi lebih lanjut. Proses dekomposisi dilakukan
dengan memanaskan larutan menggunakan larutan keluaran HPD dan kukus bertekanan.
Larutan urea yang sudah mulai pekat keluar dari LPD kemudian menuju Gas Separator yang
akan memisahkan gas-gas inertnya. Pemisahan dilakukan dengan dua tahap yaitu flashing
dan pengontakan dengan udara yang sedikit mengandung amoniak dan uap air.
Larutan urea pekat yang telah keluar dari Gas Separator akan menuju ke unit
crystallizer dan vakum crystallizer untuk membentuk butiran-butiran kristal. Kristal urea
yang terbentuk ini kemudian dipisahkan dari larutan induknya menggunakan pemisah
sentrifugal. Setelah melalui pemisah sentrifugal, kristal urea dikeringkan dengan media
pemanas udara dan yang kemudian dikirim ke siklon. Langkah berikutnya adalah pelelehan
kristal urea didalam melter. Pemanas yang digunakan pada melter ini adalah kukus
bertekanan sedang. Lelehan urea ini kemudian ditampung didalam headtank dan dilewatkan
ke dalam acoustic granulator sebagai wadah untuk membentuk butiran urea standar. Udara
12.Tahap Recovery
Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kembali amoniak baik amoniak sisa umpan
sintesis urea maupun amoniak hasil dari dekomposisi karbamat. Terdapat beberapa unit
operasi pada tahap recovery ini yaitu : unit high pressure absorber (HPA), high pressure
absorber cooler (HPAC),low pressure Absorber (LPA), off gas absorber cooler, off gas
HPAC melakukan pemisahan campuran gas amoniak dan CO2 yang berasal dari HPD
dengan menggunakan larutan keluaran dari HPA sebagai pelucut. Gas yang keluar dari
27
HPAC yang sebagian besar mengandung amoniak kemudian menuju HPA untuk dilucuti
kembali dengan menggunakan larutan keluaran LPA dan sebagian larutan ammonia dari
ammonia recovery absorber. Gas keluaran dari HPA ini sangat tinggi sekali kandungan
dipisahkan lebih lanjut. Kondensat ammonia yang diperoleh kemudian ditampung di dalam
Gas-gas yang keluar dari LPD akan menuju LPA untuk dipisahkan. Larutan pelucut
yang digunakan pada LPA adalah larutan urea induk (mother liquor) dan larutan karbamat
encer. Sedangkan off gas condenser berfungsi untuk melakukan kondensasi gas-gas keluaran
dari Gas Separator dan larutan hasil kondensasinya kemudian digunakan kembali sebagai
pelucut di off gas absorber dimana pada off gas absorber gas yang dilucuti adalah gas-gas
Tujuan yang ingin dicapai melalui kerja paktek bagi mahasiswa program studiS1
Energi yang dibeli dari luar maupun yang dibangkitkan sendiri, dan
28
kemampuannya.
Produk utama, produk samping, energi dan limbah untuk industri proses.
3. Mengetahui sistem proses diagram alir yang digunakan di PT. PUSRI Palembang.
termasuk alat ukur dan alat kendali yang digunakan di PT. PUSRI Palembang
nyata yang ada di dalam kegiatan pengoperasian sarana produksi yang digunakan di
Belt conveyor dapat digunakan untuk memindahkan muatan satuan (unit load)
maupun muatan curah (bulk load) sepanjang garis lurus atau sudut inkliinasi terbatas. Belt
conveyor secara intensif digunakan di setiap cabang industri. Pada industri pupuk digunakan
Dipilihnya belt conveyor sistem sebagai sarana transportasi pupuk adalah karena
tuntutan untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksi dan juga kebutuhan
optimasi dalam rangka mempertinggi efisiensi kerja. Keuntungan penggunaan belt conveyor
adalah :
29
Belt conveyor mempunyai kapasitas yang besar (500 sampai 5000 m3/ jam atau
lebih), kemampuan untuk memindahkan bahan dalam jarak (500 sampai 1000 meter atau
lebih). Pemeliharaan dan operasi yang mudah telah menjadikan belt conveyor secara luas
1. Stationary conveyor
1. Horizontal
2. Inklinasi dan
3. Kombinasi horizontal-inklinasi
Pada umumnya belt conveyor terdiri dari : kerangka (frame), dua buah pulley yaitu pulley
penggerak (driving pulley) pada head end dan pulley pembalik ( take-up pulley) pada tail
end, sabuk lingkar (endless belt), Idler roller atas dan Idler roller bawah, unit penggerak,
cawan pengisi (feed hopper) yang dipasang di atas conveyor, saluran buang (discharge
spout), dan pembersih belt (belt cleaner) yang biasanya dipasang dekat head pulley.
31
Adapun komponen-komponen utama dari belt conveyor dapat dilihat pada gambar berikut :
1. Belt
Belt merupakan pembawa material dari satu titik ke titik lain dan meneruskan gaya
putar. Belt ini diletakkan di atas roller sehingga dapat bergerak dengan teratur.
2. Head pulley
Head pulley pada belt conveyor dapat juga dikatakan sebagai pulley penggerak dari
sistem BC. Pada head pulley dipasang sistem penggerak untuk menggerakkan belt conveyor.
Head pulley juga dapat dikatakan sebagai titik dimana material akan dicurahkan untuk
dikirim ke BC selanjutnya.
32
3. Tail pulley
Merupakan pulley yang terletak pada daerah belakang dari sistem conveyor. Dimana pulley
ini merupakan tempat jatuhnya material untuk dibawa ke bagian depan dari conveyor.
4. Carrying roller
Merupakan roller pembawa karena terletak dibawah belt yang membawa muatan.
Berfungsi sebagai penumpu belt dan sebagai landasan luncur yang dipasang dengan jarak
5. Return roller
Merupakan roller balik atau roller penunjang belt pada daerah yang tidak bermuatan yang
6. Drive (penggerak)
Berfungsi untuk menggerakkan pulley pada BC. Sistem penggerak ini biasanya terdiri
7. Take-up pulley
Perangkat yang mengencangkan belt yang kendur dan memberikan tegangan pada
8. Snub pulley
9. Chute/ hopper
Merupakan corong yang terletak diujung depan dan belakang conveyor belt untuk
Berfungsi sebagai penyekat agar material tidak tertumpah keluar dari ban
Berfungsi sebagai pembersih material yang terbawa oleh belt conveyor setelah
dicurahkan
Bahan dihisap oleh unloader dari kapal dan bahan akan jatuh ke belt conveyor,
kemudian belt conveyor akan mengirim bahan ke stasiun penampungan. Belt diletakkan di
Belt conveyor mentransport material yang ada di atas belt, dimana umpan atau inlet
pada sisi tail dengan menggunakan chute dan setelah sampai di head material ditumpahkan
2.14.1 Belt
Belt merupakan pembawa material dari satu titik ke titik lain dan meneruskan gaya
putar. Belt ini diletakkan di atas roller sehingga dapat bergerak dengan teratur. Belt dapat
dibuat dari :
1. Textile terdiri dari : camel hair, cotton (woven atau sewed), duck cotton, dan
jumlah lapisan penguat (ply) dan tegangan tarik per ply (tensile strenght).
Ditinjau dari struktur lapisan penguatnya, belt conveyor dibagi dalam dua jenis yaitu :
1. Fabric belt
Belt dengan penguat jenis fabric adalah belt dengan lapisan penguat (ply) yang
terbuat dari serat tekstil (serat buatan). Lapisan penguat tersebut biasanya disebut Carcass.
c. Cotton
e. Polyvinil (KN)
f. Aramide fiber
Fabric merupakan rajutan yang terdiri dari serat memanjang (WRAP) dan serat
pengisi dengan arah melintang (WEFT). Jenis rajutan yang sering dipakai pada fabric belt
2. Steel cord
Steel cord adalah belt yang lapisan penguatnya terbuat dari serat baja yang galvanizing.
Tujuan galvanizing adalah untuk mencegah terjadinya karat pada kawat akibat adanya
rembesan air atau udara. Steel cord belt biasanya digunakan pada conveyor yang membawa
beban berat. Pada belt jenis steel cord ini tidak terdapat lapisan penguat (ply). Yang ada
hanya batangan kawat sling yang dirajut sedemikian rupa sehingga membentuk suatu
anyaman kawat baja. Berikut dapat dilihat konstruksi dari steel cord belt pada gambar berikut
di bawah ini. Belt conveyor terdiri dari beberapa bagian penting antara lain:
1. Cover rubber \
Cover rubber adalah lapisan karet sintetis yang mempunyai elastisitan tinggi dan
tahan gesek. Cover rubber berfungsi untuk melindungi lapisan penguat dari curahan, gesekan
dan benturan material pada saat loading (pemuatan) agar ply tidak sobek atau rusak. Alasan
penggunaan karet adalah untuk melindungi ply karena karet memiliki elastisitas tinggi dan
tahan gesek, namun karet tidak memiliki tegangan tarik yang baik. Sedangkan lapisan ply
tidak tahan terhadap gesekan dan benturan namun memiliki tegangan tarik yang baik.
Penentuan pemakaian jenis Grade Cover Rubber adalah berdasarkan kondisi operasi dan jenis
material yang dibawa. Selain itu ada jenis cover rubber sintetis, antara lain :
1. SBR : Styrene Butadiene Rubber, untuk membawa material panas mulai dari
temperatur 100 oC
Belting)
a. Top cover
Top cover adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan material. Top cover
biasanya disebut Carry cover (lapisan pembawa). Top cover selalu menghadap keatas dan
lebih tebal daripada bottom cover. Pada operasi normal, top cover akan lebih cepat rusak
daripada bottom cover karena top cover langsung mengalami benturan dan gesekan pada saat
material dimuat. Tebal dari top cover adalah 1 mm s/d 8 mm untuk Fabric belt dan 5 mm s/d
b. Bottom Cover
Bottom cover adalah karet lapisan bawah yang berhadapan langsung dengan pully dan
roller pembalik (Return Roller). Bottom cover seringjuga disebut dengan pully cover. Pada
umumnya bottom cover lebih tipis dari pada top cover, karena bottom cover tidak
bersentuhan langsung dengan material. Tebal Bottom cover adalah 1 mm s/d 4 mm untuk
2. Tie rubber
Tie Rubber adalah lapisan karet diantara ply. Tie rubber juga sering disebut Tie gum
atau Skim rubber. Tie rubber berfungsi untuk melekatkan ply satu dengan yang lainnya pada
fabric belt, dan melekatkan sling baja dengan cover rubber pada steel cord belt.
4. Tie rubber tidak tahan benturan dan gesekan. Spesifikasi tie rubber yang umum
6. Elongation : 500%
7. Abrasion : 110 m3
Reinforcement adalah lapisan penguat untuk belt conveyor itu sendiri. Kekuatan atau
tegangan pada belt tergantung lapisan penguat yang dipakai. Pada umumnya lapisan penguat
terbuat dari serat (carccas) dan sling baja (steel cord). Lapisan penguat untuk fabric belt
3. Cotton
5. Polyvinil (KN)
6. Aramide fiber
Sedangkan untuk steel cord belt lapisan penguatnya hanya terdiri dari satu jenis saja, yaitu
kawat sling baja. Disamping jenis lapisan penguat yang telah disebut di atas, terdapat juga
konstruksi khusus yang dirancang untuk melindungi lapisan penguat dari sobek yang
memanjang. Lapisan ini disebut dengan Rip Guard. Ada beberapa konstruksi dari Rip Guard,
yaitu :
1. Belt fabric dengan carcass di dalam top cover yang disusun melintang
3. Nylon cord yang disusun melintang pada top dan bottom cover
40
2.15.1 Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa prancis kuno ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur (Wikipedia, 2009). Menurut Robbins, et all, (2007)
pengkordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektief dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanbataan,
sementara efisien berartbahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorginisir, dan
Manajemen berasal dari kata kerja To Manage berarti control. Dalam bahasa
benda manajemen atau management dapat mempunyai berbagai arti. (Herujito, Y.M, 2001).
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary
melalui orang lain. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen
adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan
diawasi. Manajemen menurut Pamela, S. Lewis, et all, (2004) dalam bukunya “management:
challenges For tomorrow’s Leaders”, yaitu: “management is the process of administering and
organitation ”
Manajemen merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam
mengatur sumber daya-sumber daya yang dimilikinya agar dapat dikelola secara efektif dan
dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat
3. Pengaturan personel (staffing) adalah yang berkaitan dengan bimbingan dan pengaturan
kerja personel. Unit masing-masing manajemen sampai pada kegiatan, seperti seleksi,
penempatan, pelatihan, pengembangan dan kompensasi, sebagai bagian dari bantuan unit
pada unit personalia organisasi dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM),
sampai sejauh mana kemjuan yang dicapai, dan perencanaanyang belum mencapai
antara Bagian Pemeliharaan dan Bagian Produksi. Karena Bagian Pemeliharaan dianggap
yang memboroskan biaya, sedang Bagian Produksi merasa yang merusakkan tetapi juga yang
membuat uang (Soemarno, Ardhi, 2008). Pada umumnya sebuah produk yang dihasilkan oleh
manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang
dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan (Corder A, 1992). Oleh
karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan
dan perawatan mesin yang digunakan dalam proses produksi. Kata pemeliharaan diambil dari
bahasa yunani terein artinya merawat, menjaga, dan memelihara. Pemeliharaan adalah suatu
kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau
memperbaikinya sampai, suatu kondisi yang bisa diterima. (Corder A, 1992). Untuk
Pengertian Pemeliharaan lebih jelas adalah tindakan merawat mesin atau peralatan pabrik
dengan memperbaharui umur masa pakai dan kegagalan/kerusakan mesin. (Setiawan, F.D,
2008).
Segala aktivitas yang didalamnya adalah untuk menjaga sebuah sistemperalatan agar
Menurut Sehwarat, M.S dan Narang, J.S, (2001) dalam bukunya “Production
Management”,
pemeliharaan (maintenance) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk
43
menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan
atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau
penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang
semua aktivitas termasuk menjaga peralatan dan mesin selalu dapat melaksanakan pesanan
pekerjaan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan
melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah
direncanakan atau ditentukan oleh perusahaan dengan hasil produksi yang berkualitas.
Dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitas atau peralatan perusahaan
dapat dipergunakan untuk kegiatan produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami
produksi. Oleh karena itu, Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang pemeliharaan dan
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
5. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh
6. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan
pekerja,
9. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu
perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat
keuntungan (return on investment) yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
Sedangkan menurut Higgins, L.R and Mobley, R.Keith, (2002) dalam bukunya
1. Menjamin tersedianya peralatan atau mesin dalam kondisi yang mampu memberikan
keuntungan,
2. Menjamin kesiapan peralatan cadangan dalam situasi darurat, misalnya sistem pemadam
menggunakan peralatan,
3. Memperpanjang masa pakai peralatan atau paling tidak menjaga agar masa pakai
peralatan tersebut tidak kurang dari masa pakai yang telah dijamin oleh pembuat
peralatan tersebut.
45
Menurut pendapat Ahyari, Agus, (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat
memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta
mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan
siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi. Keuntungan yang akan diperoleh dengan
adanya pemeliharaan yang baik terhadap mesin, adalah sebagai berikut (Ahyari, Agus, 2002):
a. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat
lancar,
kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses
produksi berjalan,
d. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan
e. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang
digunakan,
f. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan
g. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam perusahaan,
maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin baik.
46
1. Inspeksi (inspection)
dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan selalu mempunyai
peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.
diperlukan sesuai dengan laporan hasil inspeksi, dan berusaha untuk mencegah penyebab
timbulnya kerusakan dengan melihat sebab-sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil
inspeksi.
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli, dan
perluasan dan kemajuan dari fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh karena itu kegiatan
teknik ini sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak tidak
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan
disarankan atau yang diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan kegiatan
service dan perminyakan (lubrication). Kegiatan produksi ini dimaksudkan untuk itu
47
(spareparts) yang di butuhkan, laporan kemajuan (progress report) tentang apa yang telah
dikerjakan. waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut,
komponen (spareparts) yag tersedia di bagian pemiliharaan. Jadi, dalam pencatatan ini
termasuk penyusunan planning dan scheduling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus dicek
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan
terjamin kebersihannya.
Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan
kerusakan.
dan meningkatkan kondisi fasilitas atau peralatan sehingga mencapai standar yang dapat
48
seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik,
Pemeliharaan ini dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja.
kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan Biasanya pemeliharaan
prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih,
Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan ketika terjadinya kerusakan pada peralatan, dan
untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, alat-alat dan tenaga kerjanya,
Pemeliharan ini adalah pekerjaan pemeliharaan yang harus segera dilakukan karena
Pemeliharaan berhenti adalah pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin tersebut
berhenti beroperasi,
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan secara rutin atau terus-
menerus,
49
Selama interval umur equipment bagian-bagian pada belt conveyor yang telah
berkala, yaitu :
Salah satu pekerjaan yang dilakukan dalam inspeksi harian ini adalah :
c. Pengecekan pada bagian roller yaitu putaran roller dan suara yang
abnormal
Pengecekan pada conveyor belt yaitu cek kelurusan conveyor belt pada
saat operasi
Salah satu pekerjaan yang dilakukan pada inspeksi bulanan ini adalah:
sambungan)
Salah satu pekerjaan yang dilakukan pada inspeksi tahunan ini adalah:
pemeliharaan padabagian yang berputar sepertipada head, tail dan snap pulley ,carrier
dan return roller. Untuk itu perlu dilaukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menjaga kondisi carrier dan return roller supaya berputar dengan baik
yang miring)
2.16.7 Pelumasan
2.16.8 Adjustment
3. Kalender maintenance
51
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Belt conveyor mempunyai kapasitas yang besar (500 sampai 5000 m3/ jam atau
lebih), kemampuan untuk memindahkan bahan dalam jarak (500 sampai 1000 meter
atau lebih).
2. Kekuatan tarik suatu belt tergantung dari jumlah ply yang di gunakan Untuk
dua bulan, tiga bulan dan seterusnya, harus dihitung perkiraan jumlah kerusakan
3. Belt conveyor akan mengalami mulur sewaktu beroperasi sebagai akibat dari sifat
4. Pada waktu operasi belt conveyor perlu selalu dilakukan tindakan pemeliharaan
padabagian yang berputar sepertipada head, tail dan snap pulley ,carrier dan return
roller
3.2 Saran
1. Perawatan terhadap belt conveyor lebih sering, mengingat begitu pentingnya peran
DAFTAR PUSTAKA
Duda, Walter H., 1984, “Cement Data Book”, International process Engineering in
the cement Industry, 3nd Edition, Bauverlag GmbH, Wiesbaden and Berlin, London
Hill. USA Menteri Negara KLH, 1988, “Keputusan Menteri Negara Kependudukan
dan Lingkungan
Otto Labahn dan W.A. Kaminsky, 1996, “Cement Engineer Handbook”, 3rd English
Perry, R.H and Chilton, C.H., 1999, “Perry’s Chemical Engineering Handbook”, 7th
Maximus, Yogyakarta
Great Britain.
54
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.2 Kantor pusat dan Lokasi Tata Letak PT.Pusri Palembang……… 8