BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
1961, status perusahaan menjadi perusahaan negara (PN). Lalu pada 1971,
perusahaan berubah statusnya menjadi PT. (Persero).
untuk meningkatkan kapasitas produksi, seiring dengan oPT.imalisasi
Pabrik indarung I, Pabrik indarung II dibangun pada 1977 – 1980. Kemudian
hingga 1994, dibangun secara berturut-turut Pabrik indarung IIIa, IIIb, dan IIIc.
Pada perkembangannya, Pabrik indarung III menjadi indarung IIIa dan Pabrik IIIb
dan iiic digabung menjadi Pabrik indarung iv. Pada 1995, Pabrik inadrung V
mulai dibangun dan diresmikan pada 1998. Pada 1999, karena mulai terbatasnya
suku cadang peralatan dan perbedaan proses produksi dengan Pabrik – Pabrik
lainnya, maka Pabrik indarung I dihentikan operasionalnya. Kemudian pada 2014,
Pabrik indarung VI mulai dibangun dan selesai pada 2017.
pada tahun 1995, menerintah melakukan konsolidasi atas tiga buah Pabrik
Semen milik pemerintah, yaitu PT. Semen Padang, PT. Semen gresik, dan PT.
Semen tonasa, yang terealisasi pada tahun 1995. Pada tahun ini juga pemerintah
mengalihkan kepemilikan sahamnya di PT. Semen Padang ke PT. Semen gresik
(Persero) Tbk. Pada saat ini, pemegang saham perusahaan adalah PT. Semen
gresik (Persero) Tbk dengan kepemilikan saham 99,99% dan koperasi keluarga
besar Semen Padang sebesar 0,01%. Sementara PT. Semen gresik sendiri
mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah indonesia sebesar 51,01% dan
pihak lain sebesar 48,99%.
gambar masa dahulu pendirian PT. Semen Padang dapat dilihat pada
gambar 2.1 berikut ini.
DIREKTUR UTAMA
Asri Mukhtar
Bisnis Inkubasi non semen Dept.Tambang & Peng.Bahan Baku DEPT.SDM DAN UMUM
.
Sumarsono R.T.Hendrawan
Pri Gustari Akbar
Muhammad Syafitri
Ka.Urusan Rawmill VI
Ridwan
Hengki
Saputra
Selain itu, PT. Semen Padang juga memiliki satu Cement Mill di daerah Dumai,
Riau. Tabel 2.1 berikut menunjukkan kapasitas produksi masing-masing Pabrik
dan status Pabrik, termasuk Cement Mill Dumai.
B. Semen curah
Terdapat tiga jenis Semen curah, yaitu:
1. Ezpro
2. Dupro+
3. Ultrapro
Gambar 2.7 berikut menunjukkan profil produk Semen curah dari PT.
Semen Padang.
b. Beton Berpori
Beton berpori adalah suatu elemen bahan bangunan yang dibuat dari
campuran agregat kasar, Semen, air, dan sedikit agregat halus dengan atau
tanpa bahan tambah lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut,
campuran ini Menciptakan suatu sel terbuka struktur, membiarkan air
hujan untuk menembus mendasari lahan. Gambar 2.9 berikut merupakan
profil pproduk beton berpori dari Semen Padang.
c. Jasa Workshop
Jasa ini dikelola oleh biro workshop PT. Semen Padang yang melayani
jasa Servis elektrikal, mekanikal, serta fabrikasi. Workshop ini awalnya
hanya melayani perbaikan dan fabrikasi alat-alat Pabrik. Setelah sukses
memfabrikasi alat-alat untuk Pabrik indarung VI dan telah sesuai dengan
standar, maka workshop mulai membuka jasa Servis dan fabrikasi untuk
pihak luar, dengan fokus peayanan untuk mesin-mesin industri. Profil jasa
Servis electromotor dan fabrikasi mekanik dari PT. Semen Padang dapat
dilihat pada gambar 2.10 berikut.
b. Bahan additive
Bahan additive adalah bahan tambahan yang ditambahkan ke dalam
klinker dalam proses penggilingan akhir untuk menghasilkan Semen
dengan tipe tertentu. Bahan-bahan aditif tersebut adalah berupa:
1. Pozzolan
Pozzolan merupakan bahan yang mengandung senyawa silika atau
silika alumina. Jika dicampur air, maka pozzolan tersebut akan
membentuk kalsium hidroksida.
2. Gipsum
Gipsum digunakan sebagai sumber kalsium sulfat (caso4·2h2o)
dengan reaksi pembentukan yang menghasilkan sedikit panas. Fungsi
dari gypsum sendiri dalam produk Semen adalah untuk memperlambat
terjadinya proses pengerasan atau setting time ketika ditambahkan
c. Mesin utama
Mesin utama adalah mesin-mesin yang secara langsung bekerja untuk
menghasilkan Semen. Ada empat mesin utama dalam proses produksi
Semen, yaitu:
1. Raw mill
Raw mill berfungsi untuk menggiling bahan-bahan mentah untuk
mencapai tingkat kehalusan tertentu. Bahan mentah dimasukkan ke
dalam penggiling, lalu diputar dengan media putar. Hasil dari
penggilingan pada raw mill disebut raw mix.
2. Rotary kiln
Rotary kiln dapat disebut juga sebagai tanur putar. Tanur putar
berfungsi untuk membakar raw mix agar bisa menjadi klinker. Raw
mix dibakar dengan temperatur 1.400°c dengan bantuan bahan bakar
batu bara. Hasil dari pembakaran di tanur putar adalah klinker.
3. Coal mill
Coal mill berfungsi untuk menghaluskan batu bara agar dapat terbakar
dengan mudah. Batu bara yang telah dihaluskan akan dimasukkan ke
dalam tanur putar bersama raw mix untuk membantu pembakaran raw
mix.
4. Cement mill
Cement mill berfungsi untuk melakukan penggilingan klinker dengan
bahan-bahan aditif untuk kemudian dapat menjadi Semen. Karena
cement mill merupakan penggilingan terakhir dalam proses pembuatan
Semen, maka ada juga yang menyebutnya sebagai finish mill.
d. Alat pengangkat
Alat pengangkut berfungsi untuk memindahkan material dari satu tempat
ke tempat lainnya. Ada beberapa alat pengangkut yang digunakan, yaitu:
1. Belt Conveyor
Belt Conveyor digunakan untuk mengangkut bahan baku dari tambang
dan bahan-bahan lainnya yang terlibat dalam pembuatan Semen dari
satu proses ke proses berikutnya.
2. Pan Conveyor
Khusus untuk mengangkut klinker dari kiln menuju silo klinker,
karena memiliki temperarur tinggi, maka jenis Conveyor yang
digunakan adalah pan Conveyor yang terbuat dari logam. Hal ini
bertujuan agar system Conveyor tahan terhadap temperature tinggi.
3. Air slide
Air slide berfungsi untuk meluncurkan produk menggunakan udara
bertekanan dari arah bawah produk, yang bergerak dalam lintasan
miring dan tertutup. Biasanya digunakan untuk mengangkut raw mix
pada raw mill.
4. Air lift
Air lift berfungsi untuk mengangat material secara vertikal
menggunakan udara bertekanan yang dihasilkan oleh rotary blower.
Karena menggunakan udara bertekanan, maka prinsip kerjanya mirip
dengan air slide. Hanya saja tekanan yang digunakan pada air slide
lebih besar.
5. Elevator
e. Mesin penunjang
Mesin penunjang adalah mesin yang tidak dilewati bahan dalam proses
pembuatan Semen, tetapi dapat menunjang proses produksi Semen. Ada
beberapa mesin penunjang yang digunakan di PT. Semen Padang, yaitu:
1. Reclaimer
Reclaimer adalah suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan
material dari storage yard untuk kemudian ditransfer ke raw mill feed
menggunakan Belt Conveyor. Kelebihan dari Reclaimer dibandingkan
menggunakan alat berat loader adalah kapasitas transfer (dalam satuan
f. Penyimpanan (Storage)
Penyimpanan berfungsi untuk menyimpan material sebelum diolah, karena
tidak semua bahan akan digunakan secara bersamaan karena
menyesuaikan dengan komposisi bahan yang dibutuhkan. Jenis
penyimpanan yang digunakan di PT. Semen Padang adalah sebagai
berikut:
1. Silo
Silo merupakan suatu struktur bangunan yang digunakan untuk
menyimpan klinker dan Semen.
2. Storage yard
Storage yard merupakan sebuah area datar luas serta berstruktur
dinding dan atap yang digunakan untuk menyimpan bahan baku utama
dan bahan additive dalam proses pembuatan Semen.
g. Gedung Kendali
Karena proses produksi di PT. Semen Padang sudah menggunakan
otomasi, maka dibutuhkanlah satu ruang kendali pusat (central control
room, disingkat ccr). Ruang ccr menjadi ruang untuk mengendalikan dan
memantau proses produksi pada Pabrik, termasuk memantau abnormalitas
dan trouble yang terjadi sehingga bisa langsung dikoordinasikan dengan
tepat kepada petugas Pabrik. Ruang ccr berada pada gedung ccr yang
sekaligus menjadi kantor untuk Pabrik. Gedung ccr terdapat pada setiap
Pabrik di PT. Semen Padang. Gambar 2.11 berikut merupakan gedung ccr
Pabrik indarung VI.
dibakar. Batu bara yang sebelumnya sudah digiling halus di coal mill turut
dimasukkan ke dalam kiln sebagai bahan bakar pembakaran raw mix.
Bahan kemudian dibakar dengan temperatur mencapai 1.400ºc. Hasil dari
pembakaran pada kiln adalah klinker. Klinker dari dalam kiln didinginkan
terlebih dulu pada cooler agar dapat ditransportasikan ke tahap
selanjutnya. Klinker akan ditransportasikan menuju tahap selanjutnya atau
dapat langsung dijual.
3. Cement Mill
Klinker selanjutnya ditransportasikan menuju cement mill feed. Pada
cement mill feed ini, takaran klinker dan bahan additive akan disesuaikan
dengan spesifikasi Semen yang dibutuhkan untuk kemudian dikirim ke
cement mill untuk dilakukan proses penggilingan akhir. Hasil penggilingan
adalah Semen dan berpartikel sangat halus. Semen selanjutnya dikirim ke
silo sebelum dijual kepada konsumen, baik dalam bentuk Semen kantong
ataupun Semen curah.
Ilustrasi proses produksi dapat dilihat pada gambar 2.12 berikut.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Reclaimer
Reclaimer adalah suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan material
dari storage yard untuk kemudian ditransfer ke raw mill feed menggunakan Belt
Conveyor. Reclaimer berada pada suatu mekanisme rel sehingga dapat bergerak
di sepanjang area storage yard. Cara kerja alat ini adalah dengan menggerakkan
komponen pemindah material pada suatu mekanisme rel. Material akan terbawa
oleh komponen pemindah tersebut hingga sampai di atas Belt Conveyor untuk
kemudian ditransfer menuju raw mill feed. Ada tiga jenis Reclaimer, yaitu:
mirip dengan Bridge scrapper Reclaimer, hanya saja posisi bucket tidak di
sepanjang sisi bawah Reclaimer, melainkan dipasang pada boom arm yang berada
di sisi bawah dari Reclaimer. Bentuk dari bucket chain Reclaimer dapat dilihat
pada gambar 3.2 berikut.
09
01 Harrow Teeth
02 Steel Wires For Suspension Harrows
03 Hoisting Winch
04 Hydraulic Pump Station
06 Roller Table
07 Cabin
08 Travel Rail For No. 10
09 Blade Chain
10 Harrowcarriage
12 Skew Control
13 Guide Carriage
14 Harrow
15 Guide Carriage
16 Cable Drums
a. Motor penggerak
Motor penggerak merupakan komponen utama sebagai sumber tenaga
untuk menggerakkan chain, travel wheel, dan cable reel. Putaran dari
motor listrik diteruskan ke gearbox sehingga komponen – komponen di
atas dapat bergerak. Gambar 3.2 berikut merupakan motor listrik untuk
memutar Drive Sprocket.
d. Chain
Chain berfungsi untuk menarik dan menggerakkan Blade sepanjang
relnya, sehingga Blade dipasangkan langsung pada chain. Bentuk dari
chain dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut.
g. Adjustment Bolt
Adjustment Bolt adalah baut yang berfungsi mengatur ketegangan dari
chain dengan menggeser take-up Sprocket maju dan mundur, seperti pada
sepeda motor. Adjustment Bolt dapat dilihat pada gambar 3.11 berikut.
h. Harrow
Harrow merupakan alat yang digunakan untuk menurunkan material pada
storage agar dapat ditarik oleh Blade. Harrow digerakkan bolak-balik dari
timur ke barat oleh harrow cariagge yamg digerakan oleh Piston Hidrolik ,
dan pergerakannya dibatasi oleh switch. Untuk besar sudut pada harrow
dapat diatur dengan hoist winch. Besar sudut harrow ditentukan
berdasarkan bentuk tumpukan material yang ada pada storage. Harrow
dapat dilihat pada gambar 3.12 berikut:
i. Hoisting winch
Hoist winch merupakan alat yang digunakan untuk mengatur sudut atau
kemiringan dari harrow. Hoist winch dapat dilihat pada gambar 3.13
berikut
k. Cable drum
Cable drum merupakan media yang digunakan untuk Menggulung dan
Mengulurkan kabel power maupun kabel komunikasi untuk system
control. Pada Bridge Reclaimer terdapat dua buah kable drum untuk kabel
power. Kabel drum digerakkan dengan sebuah motor yang pergerakannya
seiring dengan pergerakan Motor Travel Drive. Kabel drum dapat dilihat
pada gambar 3.15 berikut:
3.3 Pemeliharaan
3.3.1 Pengertian Pemeliharaan
Pemeliaraan adalah suatu hal yang utama sebagai suatu sebab akibat, maka
dibedakan antara pemeliharaan, perawatan dan perbaikan walaupun teknik-teknik
bekerjanya adalah sama.
Pemeliharaan adalah kombinasi semua tindakan eknik yang terkait dan
mencoba menghilangkan penyebab-penyebab kerusakan sejak awal dimaksudkan
untuk mempertahankan kondisi atau mengembalikan suku cadang ke keadaan
semula sehingga dapat berfungsi sesuai kebutuhan.
Perawatan adalah segala kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan
untuk menjaga suatu barang tetap berada dalam kondisi yang diinginkan.
Perbaikan adalah pengendalian suku cadang kepada kondisi yang dapat
diterima dengan cara memperbaiki penyebab suatu kerusakan dan penggantian
dari elemen-elemen yang rusak. Terlebih dahulu dilakukan analisa sebelum
pembongkaran dan perbaikan, apakah seluruhnya dibongkar atau sebagian saja.
1. Perawatan terencana
Perawatan terencana adalah perawatan yang terorganisir dan
dilaksanakan dengan pengawasan dan catatan-catatan untuk melaksanakan
tindakan pemeliharaan. Tujuan perawatan tersebut adalah untuk
menghindari kerusakan fasilitas yang tiba-tiba dan mempertahankan
fungsi aset yang tersedia. Perawatan ini dijalankan secara berkala
berdasarkan kondisi atau waktu yang telah ditentukan.
2. Perawatan tak terencana
Perawatan tak terencana adalah perawatan yang dilaksanakan
diluar dari rencana yang dijadwalkan. Jenis perawatan yang termasuk
dalam perawatan yang tidak terencana adalah emergency maintenance.
Emergency maintenance adalah perawatan yang dilakukan apabila mesin
mati karena ada kerusakan atau kelainan dan tidak mungkin dapat terus
dioperasikan. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan-kerusakan yang total.
BAB IV
IMPROVEMENT BLADE (BUCKET) BRIDGE RECLAIMER
5. Adjusment (Penyetelan)
Adjustment adalah pengoreksian setelan-setelan yang berubah secara
wajar karena operasional mesin.
6. Replacement
Replacement adalah proses tindakan perbaikan pergantian komponen
mesin tepat waktunya sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
c. Chain putus
1. Penyebab
Ausnya chain atau chain terlalu tegang
2. Penaganan
- Ganti bagian link pada titik yang putus
- Ganti chain baru secara keseluruhan
3. Pencegahan
- Periksa ketegangan, kencangkan atau kendurkan apabila
diperlukan dengan mengatur adjustment bolt
- lumasi chain secara rutin
- Penanganan
Ganti Sprocket baru
- Pencegahan
Lumasi Sprocket dalam keadaan dingin
b. Pada Blade
1. Blade aus
- Penyebab
Gesekan yang terus menerus dengan material
- Penaganan
Ganti Blade baru
- Pencegahan
Atur kedalam scraping, jangan terlalu dalam
2. Blade bengkok
- Penyebab
Blade membentur material yang terlalu besar dan keras
- Penanganan
1) rekondisi untuk mengembalikan ke bentuk semula
2) ganti Blade baru
- Pencegahan
Sesuaikan kedalaman reclaiming agar tidak terlalu dalam
Blade yang sudah mengalami kebengkokkan dapat dilihat pada gambar 4.2
berikut.
2. Bearing pecah
- Penyebab
1) bearing telah mencapai ketahanan kerja maksimal.
2) panas berlebih pada bearing
3) pelumasan yang tidak oPT.imal
- Penanganan
Ganti bearing baru
- Pencegahan
1) lakukan pelumasan secara rutin
2) lakukan pengecekan pelumas. Ganti pelumas bila
diperlukan agar gesekan dan panas dapat direduksi.
3) lakukan pembersihan (cleaning) di sekitar bearing
supaya tidak melipat dengan jangka waktu dan cepat.dan keputusan improvement
ini layak di implentasikan dan harus di lakukan pengecekan secara rutin.
Dan untuk potongan ukuran plat lining depan adalah sebagai berikut ini:
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktik Industri merupakan sarana bagi mahasiswa untuk melihat dan
mengetahui aplikasi dari ilmu yang didapat selama perkuliahan di kampus dengan
kondisi di lapangan atau dunia kerja. Dari masalah yang diperoleh selama praktik
industri di PT. Semen Padang, tidak semua ilmu di perkuliahan dapat diterapkan
langsung ke lapangan. Sehingga selama kerja praktik ini, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. PT.Semen Padang adalah suatu perusahaan Semen yang memproduksi
berbagai tipe Semen sesuai dengan kegunaannya.
2. Dalam produksi Semen, PT. Semen Padang menggunakan berbagai
macam alat dan mesin yang berfungsi sebagai mesin utama maupun
penunjang dalam proses produksi.
3. Bridge Reclaimer merupakan salah satu mesin penunjang yang
meningkatkan efisiensi dalam pengendalian bahan material limestone.
4. Perawatan yang rutin dan maksimal dapat mencegah mesin dari kerusakan
sehingga menghasilkan penurunan biaya produksi.
5. Keausan adalah abnormalitas yang dapat diprediksi sesuai dengan kondisi
kerja alat. Penanganan keausan yang tepat dapat mencegah kerusakan
yang timbul akibat komponen yang aus tersebut.
5.2 Saran
Setelah melalui proses praktik industri, maka penulis dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Sebelum memulai kerja Praktik, mahasiswa dianjurkan mencari tahu
tentang perusahaan tempat akan melaksanakan Praktik industri, termasuk
mengenai produk-produk yang dihasilkan.
2. Pelajari dengan baik apa yang diperoleh di lapangan karena tidak semua