Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Lapangan Industri

Tujuan utama pendidikan nasional sebagaimana yang dirumuskan

dalam GBHN, diarahakan pada pengembangan dan peningkatan sumber daya

manusia (SDM), yakni manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki wawasan

ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memiliki keterampilan dan

bertaqwa kepada Tuhan yang Maha ESA. Untuk mencapai SDM tersebut

dibutuhkan sebuah program, pendidikan dan pelatihan yang

berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar keterkaitan antara dunia

pendidikan dengan dunia industry dalam hubungan yang saling

membutuhkan.

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (FT UNP) sebagai salah

satu lembaga pendidikan yang bertugas menghasilkan tenaga – tenaga yang

professional dalam bidang teknik. FT UNP yang bertujuan menghasilkan

lulusan yang tidak saja memahami ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi

juga mampu mempraktekkan dan mengembangkan baik didunia pendidikan

maupun dunia industry.

Untuk memenuhi tujuan diatas, FT UNP mengirim mahasiswa yang

telah memenuhi persyaratan kedunia industry untuk melaksanakan praktek

lapangan industry ( PLI). Praktek lapangan industry merupakan suatu

perwujudan dari program pendidikan system ganda,maksudnya adalah

pendidikan yang dilakukan di dua tempat, yaitu di lembaga pendidikan dan

1
lembaga yang ada pada masyarakat. Lembaga pada masyarakat dapat berupa

industry, instansi, badan usaha atau perusahaan pemerintah atau yang swasta.

Praktek lapangan industri disesuaikan dengan beban system kredit semester.

Praktek lapangan industry meerupakan suatu keharusan dalam setiap

kurikulum lembaga pendidikan kejuruan. Di FT UNP dinyatakan dalam mata

kuliah PLI yang berlaku pada semua jurusan dengan jenjang S1 dan diploma

(DIII). PLI dimaksudkan untuk memberikan wawasan yang lebih luas

terhadap mahasiswa mengenai perkembangan industry. Tentu saja dalam

kegiatannya melibatkan pihak-pihak dunia usaha terutama lingkungan

industry. Dari kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat memiliki wawasan

tentang industri dan juga dapat pengalaman bersosialisasi di dalam linkungan

karyawan industri tersebut.

1.2 Tujuan Praktek Lapangan Industri

Adapun kegiatan Praktek Lapangan Industri ini memiliki tujuan sebagai

berikut:

1.2.1 Umum

1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan

ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama

mengikuti pendidikan di Fakultas Teknik Negeri Padang.

2. Memberikan pengalaman nyata di industry dengan berbagai macam

aktivitas industry.

3. Memberikan pemahaman dan pengalaman terhadap mahasiswa untuk

memasuki dunia industry dalam hal kedisiplinan dan ketelitian kerja.

2
4. Dapat membentuk kepribadian yang mampu mengahadapi tantangan

dimasa yang akan datang.

5. Memberikan sumbangan pemikiran baru bagi perusahaan dalam

mencari solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi.

1.2.2 Khusus

1. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

2. Melihat secara langsung aktivitas pabrik dalam berproduksi.

3. Melatih kedisiplinan.

4. Melatih kemampuan bergaul dengan bawahan, rekan sejawat dan atasan

dalam perusahaan.

5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan

sebenarnya yang ada di pabrik.

1.3 Batasan Masalah

Untuk pembuatan laporan ini, penulis membatasi sesuai dengan apa

yang telah dipelajari dalam pekerjaan yang telah dilaksanakan di PT. Semen

Padang. Dalam hal ini, penulis melaksanakan praktek dan membuat laporan

tentang Perawatan Hammer Crusher Clinker di Indarung IV PT.

SEMEN PADANG.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Lapangan Industri (PLI)

Praktek Lapangan Industri ini dilaksanakan di PT. Semen Padang yang

beralamat di Jl. Raya Indarung, Padang, Sumatera Barat, dan berlangsung

dari tanggal 01 Juni 2012 sampai dengan 22 Juli 2012.

3
1.5 Manfaat Praktek Lapangan Industri

1.5.1 Bagi Mahasisiwa

Kegiatan PLI mengandung beberapa manfaat bagi mahasiswa, antara

lain:

1. Memberikan pemahaman empiric tentang dunia industry dalam segala

hal.

2. Mempersiapkan diri sebelum terlibat langsung didalam dunia industry

melalui aktivitas dan pemahaman yang ditemukan di industri.

3. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta

mengembangkannya kembali setelah memasuki dunia industri.

4. Mengukur seberapa besar penguasaan ilmu pengetahuan yang diperoleh

selama kuliah dengan tuntutan dan kebutuhan dunia industri.

5. Tertanamnya rasa kedisiplinan yang tinggi dalam berbagai aspek dan

disiplin kerja sebagai wujud konsitensi terhadap tuntutan dunia

industri.

1.5.2 Bagi FT UNP Padang

1) Mendapatkan informasi baru tentang penerapan ilmu pengetahuan dan

teknologi industry, informasi dapat di dapatkan untuk masukan dalam

pembuatan kurikulum pendidikan tinggi, khusus dibidang kejuruan

yang mengacu pada proses pada link and match.

2) Dapat menjalin kerjasama dengan pihak industry untuk selanjutnya.

3) Sebagai bahan evaluasi.

4
1.5.3 Manfaat Bagi Industri

Sesuai prinsip mutual kerja sama, pelaksanaan program PLI ini

juga diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Adanya Pelaksanaan PLI diharapkan dapat memberikan kontribusi

positif dan berarti bagi perusahaan sebagai ide perbandingan atau

alternatif usulan dalam menentukan solusi terhadap berbagai

permasalahan perusahaan.

5
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sekilas Tentang PT. SEMEN PADANG

PT. SEMEN PADANG merupakan pabrik semen tertua di Indonesia

yang didirikan pada tanggal 18 maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch

Indische Portland Cement Maatschappit ( NV. NIPCM ). Pabrik mulai

beroperasi pada tahun 1913 dengan kapasitas 22.900 ton per tahun dan pernah

mencapai produksi sebesar 170.000 ton pada tahun 1939 yang merupakan

produksi tertinggi pada waktu itu.

Ketika Jepang menguasai indonesia tahun 1942 – 1945, pabrik diambil

alih oleh menajemen Asano Cement, pada waktu kemerdekaan tahun 1945

pabrik diambil alih oleh karyawan dan selanjutnya diserahkan kepada

pemerintah Republik Indonesia dengan nama Kilang Semen Indarung. Pada

agresi meliter 1 tahun 1947, pabrik dikuasai kembali oleh Belanda dan

namanya diganti menjadi NV. Padang Portland Cement Maatschappij (NV.

PPCM).

Berdasarkan PP No. 50 tahun 1958, NV. Padang Portland Cement

Maatschappij dinasionalisasikan dan selanjutnya diganti oleh Badan

Pengelola Perurahaan Industri dan Tambang (BAPPIT) Pusat. Setelah tiga

tahun dikelola oleh BAPPIT Pusat, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

135 tahun 1961 status perusahaan diganti menjadi PN (Perusahaan Negara).

Akhirnya pada tahun 1971 melalui Peraturan Pemerintah No. 7 menetapan

6
status semen padang menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan Akta Notaris

tanggal 4 juli 1972.

Berdasarkan surat Mentri Keuangan Republi Indonesia No.

5-326/MK.016/1995, Pemerintah melakukan konsolidasi atas tiga pabrik

semen milik Pemerintah yaitu PT. Tonasa (PTST), PT. Semen Padang

(PTSP), dan PT. Semen Gesik (PTSG) yang terealisir pada tanggal 15

Setember 1995.

2.2 Sejarah dan Perkembangan PT. SEMEN PADANG

Awalnya dua orang Belanda, Ir. Carel Christopher Lau dan Ir.

Koninjberg menemukan batuan di daerah Ngalau dan Karang Putih yang

diduga dapat dijadian sebagai bahan baku pebuatan semen. Setelah diperiksa

di laboratorium voor material landerzoekdi Negeri Belanda menunjukkan

bahwa bantuan tersebut merupakan bahan baku pembuatan semen yaitu batu

kapur (Lime Stone) dan bantuan silika (Slinca Stone).

Sejarah PT. Semen Padang secara umum dapat dilihat dalam beberapa

periode yaitu:

1. Periode I tahun 1910-1942

PT.Semen Padang yang merupakan pabrik pabrik semen tertua

di Indonesia, dibangun oleh Belada pada tahun 1910. Dipimpin oleh

Christoper dengan satu Kiln dengan kapasitas 50 ton perhari.

Produksi yang tertinggi pernah dicapai, yaitu pada tahun 1939

dengan jumlah 170.000 ton, yang merupakan produksi tertinggi pada

periode itu.

7
2. Periode II tahun 1942-1945

Pada periode ini terjadi perang dunia kedua dimana antara

Jepang menguasai Indonesia, dan pabrik ini diambil alih oleh

pemerintah Jepang. Pada saat itu segala kegiatan perusahaan

diserahkkan pada Asano Cement, dimana perang terus bergejolak

dan perusahaanpun tak luput dari pihak musuh (Sekutu). Yang

mengakibatkan mesin – mesin banyak yang rusak sehingga produksi

sangat kurang sekali.

3. Periode III tahun 1945-1947

Periode ini merupakan masa perang kemerdekaan Republik

Indonesia (Masa Revolusi). Pabrik pada saat itu dikuasai oleh rakyat

Indonesia sendiri, perusahaan diambil alih oleh pemerintah

Indonesia dan berganti mana menjadi “ Kilang Semen Indarung”.

Produksi saat itu boleh dikatakan tidak ada karena pemerintah sibuk

melakukan perbaikan dan pergantian semen yang rusak akibat

perang.

4. Periode IV tahun 1947-1958

Pada tahun 1947 pabrik ini ambil alih NV.NIVCM dengan nama “

Padang Portland Maatschappy “ (NV.PPCM). pabrik baru mulai

berproduksi isi tahun 1949 karena banyaknya kerusakan yang

dialami, dan pada tahun 1957 menghasilkan produksi tertinggi

sebesar 154.000 ton.

8
5. Periode V tahun 1958-1961

Pabrik semen kembali diambil alih pemeritah Indonesia yang

dikelola oleh suatu Badan Perindustrian Tambang (BPPT), sesuai

dengan Keputusan Presiden RI No. 50/1958 pada tanggal 5 Juli

1958.

Selama periode ini produksi semen adalah sebagai berikut:

Tahun 1958 : 80.828 ton

Tahun 1959 : 120.714 ton

Tahun 1961 : 107.695 ton

6. Periode VI tahun 1961 – 1972

Pada tanggal 17 April 1961 sesuai dengan PP No. 19/1960 atau

LNL No. 59 dalam rangka menciptakan ekonomi terpimpin,

perusahaan ini dijadikan perusahan Negara dengan nama PN Semen

Padang. Kemudian didasarkan oleh PP No.7/1971 menyatakan

bahwa pada tanggal 4 Juli 1972 diadakan perubahan dari PN Semen

Padang menjadi PT. Semen Padang (Persero) oleh direksi yang

disetujui oleh Presiden, yang seluruh sahamnya dimiliki oleh

Republik Indonesia produksi tertinggi periode ini adalah 172.071 ton

setahun.

7. Periode VII tahun 1972-1995

Pada tanggal 19 Juli 1973 rehabilitas tahap pertama diresmikan

oleh Presiden Soeharto dengan kapasitas produksi naik dari 120.000

ton per tahun menjadi 220.000 ton per tahun. Rehabilitas kedua

9
diresmikan oleh Menteri Pertambangan dan Energi M.Yusuf dan

produksi meninggkat menjadi 330.000 ton per tahun.

Pada tangal 18 Maret 1980 Presiden Soeharto meresmikan

pabrik Indarung II dengan produksi 660.000 ton per tahun.

Kemudian dilanjutkan dengan proyek Indarung III a dan III b yang

selain tahun 1983. Indarung III a diresmikan menjadi Indarung III

pada tanggal 29 Desember 1983 sedangkan Indarung IV yang

diresmikan pada 23 Juli 1987.

8. Periode VIII tahun 1995 sampai sekarang

Pada periode ni PT. Semen Padang mulai merealisir program

peningkatan kapasitas produksi dengan dibangunnya pabrik

Indarung V.

PT. Semen Padang pada saat ini telah menjadi perusahaan

publik dengan penjualan saham melalui PT. Semen Gresik.

PT.Semen Padang mempunyai lima unit pabrik dengan kapasitas

3.270.000 ton per tahun atau dua puluh satu kali lipat dibandingkan

produksi tahun 1958 yang hanya 154.000 ton per tahun.

2.3 Visi dan Misi Perusahaan

Sebagai perusahaan yang bergerak pada industri semen, maka PT.

Semen Padang sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mempunyai visi

dan misi sebagai berikut:

Visi : Menjadi perusahaan persemenan yang andal, unggul dan berwawasan

lingkungan di Indonesia bagian barat dan Asia Tenggara.".

10
Misi :

1. Memproduksi dan memperdagangkan semen serta produk tekait

lainnya yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.

2. Mengembangkan SDM yang kompeten, profesional dan

berintegritas tinggi.

3. Meningkatkan kemampuan rekayasa dan engineering untuk

mengembangkan industri semen nasional.

4. Memberdayakan, mengembangkan dan mensinergikan sumber

daya perusahaan yang berwawasan dan lingkungan.

5. Meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan dan

memberikan yang terbaik kepada stakeholder.

2.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi mempunyai peranan yang penting dalam perusahaan

karena menggambarkan adanya pembagian pekerjaan sebagai penjambaran

tugas sehingga setiap orang dalam organisasi bertanggung jawab untuk

melakukan tugas tertentu dan menguasai bidangnya sendiri.

Melalui struktur organisasi perusahaan, dapat diketahui garis

pertanggung jawaban di dalam perusahaan. Setiap unit akan mempertanggung

jawabkan semua kegiatan dan usaha yang telah dijalankan sesuai dengan

batas wewenang yang diberikan. Makin tinggi tingkatan suatu unit tertentu,

maka main luas bidang tanggung jawab.

Struktur organisasi PT. Semen Padang sering mengalami perubahan

sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kemajuan perusahaan. Struktur

11
organisasi yang terlihat pada gambar berikut adalah struktur organisasi yang

ditetapkan oleh Surat Keputusan Direksi No.003/SKD/DESDM/01.2006.

Struktrur organisasi PT. Semen Padang bila dikelompokkan

berdasarkan tugas dan wewenang adalah sebagai berikut:

 Dewan Komisaris

Dewan komisaris dipilih dalam rapat umum pemegang sahan

(RUPS). Tugas dewan ini secara secara umum adalah dewan pengarah

(Steering Komite) dan tempat berkonsultasi bagi direktur dalam

mengambil suatu keputusan.

 Dewan Direksi

Dewan Direksi terdiri dari Direktur Utama yang dibantu oleh 4

orang Direktur yaitu Direktur Pemasaran,Direksi Produksi, Direktur

Litbang dan Operasi serta Direktur Keuangan No. 296/KMK.016/1995

tanggal 6 Juli 1995. Direktur Utama merupakan orang yang paling

bertangggung jawab terhadap seluruh aktifitas dan jalannya perusahaan.

Dalam menjalankan aktifitasnya Direktur Utama dibantu oleh direktur-

diretur dan staf ahli bagian pengawasan intern serta program pendidikan

mutu terpadu dan lembaga – lembaga penunjang lainnya.

Departemen yang langsung berada dibawah Direktur Utama adalah:

1. Departemen Pemasaran yang membawahi

 Departemen Penjualan

 Departemen Perencanaan dan Pembangunan Pemasaran

 Departemen Distribusi dan Transportasi

12
2. Direktur Produksi yang membawahi

 Departemen Tambang

 Departemen Produksi II/III

 Departemen Produksi IV

 Departemen Produksi V

 Departemen Utilitas

3. Direktur Litbang dan Operasi yang membawahi :

 Departemen Penelitian dan Pembangunan

 Departemen Ranacangan Bangun dan Rekayasan

 Departemen Jaminan Kualitas dan Perwakilan Manajemen

 Departemen Perbekalan

4. Direktur Keuangan yang membawahi :

 Departemen Perbendaharaan

 Departemen Akuntansi dan Pengendalian Keuangan

 Departemen Sumber Daya Manusia

 Departemen SISFO

Keempat direktur ini bertindak sebagai pengelola langsung (Dewan

Direksi). Selain depertemen yang tersebut diatas Dewan Direksi dibantu

oleh badan setingkat depertemen yang memiliki tanggung jawab langsung

terhadap Dewan Direksi, yaitu :

 Satuan Pengawasan Intern

 Sekretaris perusahaan

Untuk operasionalnya masing-masing direksi dibantu oleh

karyawan yang dibagi atas (Divisi Pabrik,1982):

13
 Karyawan tetap:

o Staf, sebagai kepala depertemen, sub departemen,biro,dan

kepala bidang

o Non staf, sebagai kepala regu (asisten supervisor sebagai

penanggung jawab distribusi dan kelancaran kerja di

lingkungan seksinya) beserta bawahannya.

 Karyawan harian:

Karyawan yang tidak memiliki nomor induk pegawai

perusahaan dan masa seharian .

 Karyawan honor:

Sama dengan karyawan harian tapi kedudukannya lebih

dan waktu kerja yang sama.

2.5. Unit Kerja PT Semen Padang

Untuk menunjang kelancaran operasional pabrik dan menjaga hasil-

hasil produksinya serta meningkatkan hasil kualitas Semen, maka PT. Semen

Padang yang dilengkapi dengan beberapa unit penunjang yang terdiri sebagai

berikut:

1. Unit Penambangan

Menyiapkan bahan mentah untuk produksi semen adalah

merupakan tugas Unit Penambangan. Sebagian besar bahan baku yang

digunakan di PT. Semen Padang diperoleh dari Lingkungan sekitar

pabrik, seperti batu kapur, batu silika, dan tanah liat.

14
2. Unit Pemeliharaan Listrik

Pemeliharaan peralatan listrik di PT. Semen Padang dilaksanakan

oleh Biro Pemeliharaan Listrik. Pegawainya meliputi meliputi pegawai

harian dan pegawai shift. Pada pegawai harian melaksanakan kegiatan

sebagai berikut:

 Melakukan prenfile maintenance yang meliputi pemeriksaan kondisi

pelumasan, pengaturan dan uji fungsi.

 Melakukan modifikasi untuk kelancaran operasi.

Pada pegawai shift melaksanakan kegiatan berupa:

 Melakukan trouble shooting.

 Melakukan control proses sewaktu pabrik berjalan.

 Melaksanakan pekerjaan kelistrikan.

Teknisi yang bekerja haarian maupun shift dibagi dalam tiga area

yaitu raw mill, kiln dan coal mill, serta cement mill.

3. Unit Pemeliharaan Mesin

Peeliharaan mesin setiap peralatan mekanik adalah tanggung jawab

biro pemeliharaan mesin. Pemeliharaan mesin juga meliputi pekerjaan

harian dan shift. Kepala Pemeliharaan Mesin membawahi tiga kepala

bidang yang bertanggungjawab atas Raw Mill, Kiln dan Coal Mill, serta

Cement Mill.

4. Unit Laboratorium

Unit Laboratoriu di PT. Semen Padang ada dua yaitu:

15
 Biro Laboratorium Penelitian, yaitu bidang laboratorium penelitian

dan kualitas, laboratorium beton dan aplikasi semen. Biro ini berada di

bawah departemen penelitian dan pengembangan.

 Laboratorium Proses, berada dibawah departemen operasi.

5. Unit Kantong

Pabrik kantong merupakan unit penunjang yang memproduksi

kantong semen untuk pengantongan. Pabrik ini terletak di Bukit Putus

yang berjarak 2 km dari lokasi pengantongan semen di Teluk Bayur.

Kapasitas pabrik adalah 150.000 kantong per hari. pembuatan kantongan

dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pembubuhan cat, pengeleman,

pelipatan, pemotongan dan penjahitan.

Kantong semen yang digunakan berukuran 40 dan 50 kg semen.

Untuk pemasaran di daerah Sumatera Barat, label dilakukan berwarna

merah, untuk diluar Sumatera Barat berwarna merah-hijau. Sedangkan

untuk proyek khusus berwarna biru. Disamping kantong tersebut juga

ada kantong bigbag untuk ukuran 1 ton.

6. Unit Rancangan dan Perekayasaan

Unit Rancang Bangun bertugas melakukan pekerjaan teknisi mulai

dari modifikasi pabrik hingga perancangan pabrik baru. Indarung IV

umpamanya sebagian besar tekniknya dilakukan oleh unit rancang

bangun. Ruang lingkup pekerjaan unit ini dari ide dasar hingga

dihasilkan mechanical elektrial.

Unit Rekayasa bertugas mengembangkan hasil rancangan dari unit

rancang bangun, terutama pekerjaan teknis. Dari unit ini telah dihasilkan

16
beberapa komponen peralatan proses termasuk mill, rotary kiln dan lain-

lain.

2.6. PRODUKSI SEMEN

2.6.1 Pengertian Semen

Semen adalah suatu zat perekat hidraulik dimana senyawa-

senyawa yang dikandungnya akan menpunyai daya rekat terhadap

batuan jika semen tersebut sudah bereaksi dengan air. Sifat hidraulik

tersebut akan menyebabkan semen bersifat:

 Tidak langsung mengeras bila tercampur dengan air.

 Larut dalam air.

 Dapat mengeras walau berada dalam air.

2.6.2 Sifat Sifat Semen

Beberapa sifat semen yang utama adalah:

 Sifat Hidrasi Semen

Huidrasi Semen adalah reaksi yang terjadi antara komponen

atau senyawa semen dengan air yang menghasilkan senyawa hidrat.

Reaksi ini di pengaruhi oleh kehalusan semen, jumlah air, suhu, dan

sebagainya, reaksi hidrasi semen itu akan mempengaruhi kualitas

(Mutu) beton.

 Setting dan Hardening (Pengikatan dan Pengerasan)

Setting (Pengikatan) pada adonan semen dengan air adalah

sebagai gejala terjadinya kekuan semen yang biasa dinyataan dengan

waktu pengikatan (Setting Time), yaitu dimulai dari terjadinya

17
adonan sampai semen mulai kaku. Herdening (Pengerasan) yaitu

proses semen mulai mengeras dan memberikan kekuatan.

 Keuatan tekan (Compressive Strength)

Yaitu yang harus dipunyai oleh semen untuk dapat menahan

(memikul) beban tean. Biasanya tekana dinyatakan pada umur beton

28 hari.

 Penyusutan (Skrinkage)

Penyusutan (Skrinkage), yaitu terjadinya penyusutan volume

beton karena adanya penguapan air yang ada dalam adonan semen

tersebut. Semen yang baik adalah jika penyusutannya sekecil

mungkin.

 Ketahanan (Durability)

Ketahanan (Durability), yaitu ketahanan beton terhadap

pengaruh kondisi seitarnya yang merusa sehingga tidak dapat

menimbulkan penurunan kekuatan tekan. Erusakan beton biasanya

disebabkan oleh pengaruh asam, sulfat, dan abrasi (Kikisan).

2.6.3 Bahan Mentah Semen

Ada lima material dasar semen, yaitu Batu Kapur (Lime Stone),

Batu Silika (Silika Stone), Tanah Liat (Clay), Pasir Besi (Iron Sand)

dan Gypsum.

1. Batu Kapur (Lime Stone)

Batu kapur merupakan sumber kalsium Oksida (CaO) dan

Kalsium Karonat (CaCO3). Batu Kapur ini diambil dari

penambangan Bukit Karang Putih.

18
2. Batu Silika (Silica Stone)

Material ini merupakan sumber Silsium Oksida (SiO2) dan

Alumunium Oksida (AL2O3). Material ini ditambangan di Buit

Ngalau. Penambangan dilakukan tampa bahan peledak tapi

diruntuhan dengan trackcavator dan dibawa ke Crusher dengan sheel

loader atau dump truck dan kebutuhannya adalah sekitar 9 – 10 %

dari kebutuhan bahan mentah.

3. Tanah Liat (Clay)

Tanah liat merupakan sumber Alumunium Oksida dan Iron

Oksida. Ditambang disekitar pabrik (Bukit Atas) pengambilan

dilakukan dengan oxcavator dan di transportasikan ke pabrik dengan

dump truck dan kebutuhannya adalah sekitar 9 – 10 % dari total

kebutuhan bahan mentah.

4. Pasir Besi (Iron Sand)

Pasir Besi mempunyai Oksida utama berupa Fe2O3 (Oksida

Besi), yang kebutuhannya hanyalah sekitar 1 – 2 % dari total

kebutuhan bahan mentah. PT. Semen Padang tidak memiliki area

tambang pasir besi, tetapi bahan itu didapat dari Pulau Jawa ( PT.

Aneka Tambang Cilacap).

5. Gypsum

Gypsum merupakan sumber CaSO4H2O. Material ini dipakai

sebagai penahan agar semen tidak cepat mengering dan mengeras.

Kebutuhan Gypsum untuk PT. Semen Padang di datangkan dari

Gersik, Australia dan Thailand.

19
2.6.4 Proses produksi Semen

1. Jenis Proses

Ada dua buah macam proses produksi semen yang

dipergunkan di PT. Semen Padang, yaitu:

1) Proses Basah (Wet Process)

Pembuatan semen dengan menggunakan proses basah

adalah dengan menambahkan air sewaktu penggilingan bahan

mentah, sehingga hasil gilingan bahan mentah berupa lumpur

yang disebut dengan Slurry dengan kadar air seitar 30 sampai 36

%.

1. Batu Kapur
2. Batu Silika
3. Tanah Liat WATER
4. Pasir Besi
VAPOUR

RAW MILL CEMENT


SLURRY KILN CLINKER CEMENT
MILL
1. GRINDING
1. GRINDING
2. MIXING GYPSUM
AIR 3. CORRECTION
2. MIXING
3. COOLING
4. HOMOGENIZING

PACKING
RAW FUEL FUEL

1. GRYING
2. GRINDING
3. COMPRESSING
4. HEATING

Gambar 1. Diagram aliran pembuatan semen proses basah (Wet Process)

20
2) Proses Kering (Dry Process)

Pembuatan semen dengan menggunakan proses kering

adalah dengan pengeringan bahan mentah pada saat

penggilingannya, sehingga hasil gilingan bahan mentah berupa

tepung /bubuk yang di sebut dengan Raw Mix, dengan kadar air

yang kecil sekitar 1 %. Dalam pemilihan proses yang akan

dipakai tergantung dari beberapa faktor, antara lain:

 Kondisi bahan mentah yang meliputi kadar air bahan mentah,

komposisi bahan mentah, grindability.

 Lokasi pabrik dan biaya operasi

 Jenis produk

 Standar teknik dari satuan daerah.

5. Batu Kapur
6. Batu Silika
7. Tanah Liat WATER
8. Pasir Besi VAPOUR

RAW MILL RAW MIX KILN kLINKER CEMENT CEMENT


MILL
1. GRINDING 1. GRINDING
2. MIXING GYPSUM 2. MIXING
3. HOMOGENIZING 3. COOLING

PACKING
RAW FUEL FUEL

1. GRYING
2. GRINDING
3. COMPRESSING
4. HEATING

Gambar 2. Diagram aliran pembuatan semen proses kering (Dry Process)

21
2.7 Tahapan Proses Semen

Secara umum, proses pembuatan semen dapat dibagi menjadi 4 tahapan,

yaitu:

2.7.1 Penyediaan Bahan Mentah

Penyediaan bahan mentah dimulai dari aktvitas quarry

(Penambangan ), pemecahan /crushing dan transportasi sampai bahan

mentah berada di storage pabrik.

Bahan mentah industri semen adalah berupa batu kapur, batu

silika, clay dan pasir besi (Irond Sand). Basanya pada pemasukan

(Penumpukan) bahan mentah ke storage dilakukan pengaturan

pencampuran awal ( Preblending) bahan mentah sejenis agar kualitas

bahan mentah tersebut lebih seragam.

2.7.2 Pengolahan Bahan Mentah

Pengolahan bahan mentah meliputi kegiatan / proses dalam hal :

 Pencampuran sesama bahan mentah sesuai dengan perbandingannya.

 Pemecahan dan penggilngan bahan mentah.

 Homogenesi.

Pada proses basah, terjadi penambahan air sewaktu proses

penggilingan sedangkan pada proses kering menggunakan udara panas

untuk pengeringan bahan mentah. Mesin penggilingan bahan mentah ini

disebut dengan Raw Mill.

2.7.3 Pembakaran Raw Mix / Sluryy menjadi Klinker.

Pada proses pembaaran ini, raw mix (Slurry pada Proses Basah)

melalui beberapa tahapan proses yang menghasilkan produk semen

22
setengah jadi yang disebut Klinker. Tujuan utama dari proses

pembakaran ini adalah untuk menghasilkan reaksi kimia dan

pembentukan senyawa di antara oksida-oksida yang terdapat pada

bahan mentah. Pembakaran ini dilakuan sampai mencapai suhu

maksimum, yaitu 1400°C.

Pada proses pembakaran ini terjadi beberapa proses, yaitu:

 Pengeringan (Untuk Proses Basah).

 Pemenasan pendahuluan (Per Heating).

 Kalsinasi (Calcination).

 Pemijaran (Sintering).

 Pendinginan (Cooling).

Proses pembakaran dilakukan dalam sebuah alat yang disebut

dengan Kiln. Kiln ini berbentuk Silinder dengan diemeter 5 m dan

panjang 80 m dengan kekeringan 3° tangen. Kiln ini beroperasi selama

pembakaran agar materialterbakar merata. Bahan baar untuk proses

pembakaran ini adalah batu bara yang telah dijadikan Serbuk.

Raw mill atau Slurry yang telah mengalalami pemijaran di dalam

Kiln seanjutnya di dinginkan di dalam Cooler. Material yang keluar dari

Kiln ini disebut sebagai Klinker dengan temperatur yang mencapai 140° C.

2.7.4 Penggilingan Klinker dan Penambahan Gypsum menjadi Semen

Jadi.

Semen setengah jadi (Klinker) yang dihasilkan selanjutnya mealui

proses penggilingan sampai dengan kehalusan tertentu. Pada tahap ini

klinker yang telah didinginkan di dalam silo diumpanakan bersama

23
gypsum sekitar 4% sampai 6% ke dalam Cement Mill (Tromol Cement).

Fungsi gypsum dalam semen adalah sebagai Retarder, yaitu sebagai

bahan yang dapat mengendalikan reaksi sewaktu pengerasan semen,

sehingga semen tidak terlalu cepat mengeras. Di dalam Cement Mill

klinker yang berukuran 1 – 40 mm3 digiling bersama Gypsum sampai

tingat kehalusan tertentu dengan menggunakan perlatan Grinding

Media yang terbuat dari bola-bola baja.

2.7.5 Pengantongan

Proses pengantongan dilakukan sesuai dengan distribusi yang

dibutuhkan, jadi tidak ada penumpukan. Semen yang diambil dari silo

semen langsung menuju unit pengantongan dengan menggunakan alat

transportasi Air Slide Conveyor. Setelah dikantongkan langsung dibawa

dengan Belt Conveyor ke atas Truck.

Ada delapan unit paket di pabrik ini, yaitu 2 unit di Indarung I, 6

unit di Packing Plant Indarung dan 4 unit di Teluk Bayur (1 Unit

merupakan Rotary Packet dengan Kapasitas 80 ton per jam).

2.7.6 Pemasaran

Daerah pemasaran PT. Semen Padang meliputi berbagai wilayah di

Indonesia, yaitu:

1. Nangro Aceh Darussalam

2. Sumatera Utara

3. Sumatera Barat

4. Bengkulu

24
5. Riau Kepulauan

6. Jambi

7. Sumatera Selatan

8. Lampung

9. DKI Jakarta

10. Jawa Barat

11. Banten

12. Jawa Tengah

2.7.7 Produk Semen Padang

PT. Semen Padang mengeluarkan beberapa produk diantaranya adalah:

1. SEMEN PORTLAND TIPE I (Ordinary Portland Cement)

1) Memenuhi :

 SNI 15-2049-2004

 ASTM C 150-07

 BS 12-1996

 JISR5210-1981

2) Semen ini digunakan untuk keperluan konstruksi umum

yang tidak memerlukan persyaratan khusus yaitu :

 Tidak memerlukan ketahanan sulfat

 Tidak memerlukan persyaratan panas hydrasi

 Tidak memerlukan kekuatan awal yang tinggi

3) Kegunaan :

Gedung, jembatan, jalan raya, rumah pemukiman, landasan

pacu pesawat terbang

25
2. SEMEN PORTLAND TIPE II (Moderate Sulphate Resistance)

1) Memenuhi:

 SNI 15-2049-2004

 ASTM C 150-07

2) Semen ini digunakan untuk keperluan konstruksi yang

memerlukan persyaratan :

Tahan terhadap sulfat sedang yaitu terhadap air tanah yang

mengandung sulfat antara 0,08 - 0,17 % atau yang dinyatakan

mengandung SO3 + 125 ppm.Tahan terhadap panas hydrasi

sedang

3) Kegunaan :

Dermaga, bendungan, bangunan ditanah berawa, bergambut

dan tepi pantai, soil cement

3. SEMEN PORTLAND TIPE III (High Early Strength Cement)

1) Memenuhi :

 SNI 15-2049-2004

 ASTM C 150-07

2) Semen ini digunakan untuk keperluan konstruksi yang

memerlukan kekuatan awal yang tinggi pada fase permulaan

setelah pengikatan terjadi.

3) Kegunaan:

Pembuatan Jalan beton, landasan lapangan udara, bangunan

tingkat tinggi, bangunan dalam air yang tidak memerlukan

ketahanan terhadap sulfat

26
4. SEMEN PORTLAND TIPE V (High Sulphate Resistance)

1) Memenuhi :

 SNI 15-2049-2004

 ASTM C 150-07

2) Semen ini cocok dipakai untuk konstruksi bangunan yang

memerlukan persyaratan :

 Tahan terhadap sulfat tinggi

 Air tanah yang mengandung sulfat 0,17 -1,67 %

(mengandung SO3125 - 250 ppm).

3) Kegunaan :

Bangunan instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi

dalam air, jembatan, terowongan, dermaga.

5. SEMEN PORTLAND CAMPUR (S M C)

1) Memenuhi :

 SNI 15-3500-2004

 ASTM C 91 - 05 Type M

2) Semen ini cocok digunakan untuk bahan pengikat dan

direkomendasikan untuk penggunaan :

 Konstruksi ringan ( K < 225 kg/cm2 atau fc setinggi -

tingginya 20 mpa)

 Pembuatan bahan bangunan ( hollow brick, batako, paving

block, genteng, polongan, ubin dll)

 Pemasangan keramik, hollow brick, bata dll.

27
3) Keuntungan :

 Mudah pengerjaannya (lebih workable )

 Kedap air

 Pengerutan / penyusutan kecil (lower shrinkage)

 Panas hydrasi rendah

4) Kegunaan :

Bangunan RS & RSS, plesteran dan acian

6. SEMEN PORTLAND POZZOLAN (P P C)

Moderate Sulphate Resistance

1) Memenuhi :

 SNI 15-0302-2004

 ASTM C 595 - 08

2) Jenis semen ini untuk konstruksi umum dan tahan terhadap

sulfat dan panas hidrasi sedang.

3) Kegunaan :

 Perumahan

 Plesteran dan acian

 Bendungan, dam dan irigasi

 Bangunan tepi pantai dan daerah rawa/gambut

 Bahan bangunan seperti : Genteng, hollow brick, polongan,

ubin, paving block, batako dll

7. SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (P C C)

1) Memenuhi :

 SNI 15 – 7064 – 2004.

28
2) Semen PCC cocok untuk bahan pengikat dan direkomendasikan

untuk penggunaan keperluan konstruksi umum dan bahan

bangunan

3) Kegunaan :

 Digunakan untuk konstruksi umum untuk semua mutu beton

 Struktur bangunan bertingkat

 Struktur jembatan

 Struktur jalan beton

 Bahan bangunan

 Beton pratekan dan pracetak, Pasangan bata, plesteran dan

acian, Panel beton, Paving block, Hollow brick, batako,

genteng, polongan, ubin dll.

4) Keunggulan :

 Lebih mudah dikerjakan

 Suhu beton lebih rendah sehingga tidak mudah retak

 Lebih tahan terhadap sulphat

 Lebih kedap air

 Permukaan acian lebih halus

8. SEMEN PEMBORAN OWC (Kelas G-HSR)

1) Memenuhi :

 SNI 15-3044-1992

 API Spec. 10A-2002

29
2) Semen ini khusus dipakai untuk pembuatan sumur minyak

bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak dibawah

permukaan laut dan bumi (lepas pantai).

3) OWC yang diproduksi adalah Class G - HSR disebut juga

sebagai “BASIC OWC” karena dengan menambahkan

Additive dapat digunakan untuk berbagai tingkat kedalaman

dan temperatur

9. SEMEN PORTLAND CAMPUR (S M C)

1) Memenuhi :

 SNI 15-3500-2004

 ASTM C 91 - 05 Type M

2) Semen ini cocok digunakan untuk bahan pengikat dan

direkomendasikan untuk penggunaan :

 Konstruksi ringan ( K < 225 kg/cm2 atau fc setinggi -

tingginya 20 mpa)

 Pembuatan bahan bangunan ( hollow brick, batako, paving

block, genteng, polongan, ubin dll)

 Pemasangan keramik, hollow brick, bata dll.

3) Keuntungan :

 Mudah pengerjaannya (lebih workable )

 Kedap air

 Pengerutan / penyusutan kecil (lower shrinkage)

 Panas hydrasi rendah

4) Kegunaan :

30
Bangunan RS & RSS, plesteran dan acian

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perawatan Mesin

Perawatan mesin menjadi sangat penting peranannya dalam menjaga

kondisi mesin agar dapat beroperasi dengan baik saat diperlukan. Mesin-

mesin yang digunakan dalam kuantitas waktu yang cukup tinggi akan cepat

mengalami kerusakan apabila mengabaikan bentuk-bentuk perwatan pada

mesin itu sendiri. Kerusakan kecil hingga kerusakan besar dapat menghambat

aktivitas pabrik yang cukup besar untuk menperbaiki atau pergantian mesin .

Tujuan utama perawatan adalah:

1. Kemampuan produksi dapat dipengaruhi sesuai dengan rencna dan target

produksi yang diinginkan.

2. Menjaga kualiatas pada tingkat yang tepat.

3. Membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan yang di luar batasdan

menjaga modal yang diinventariskan dalam perusahaan.

4. Mencapai tingkat biaya yang serendah-rendahnya.

5. Mengadakan kerjasama yang erat dengan fingsi-fungsi utama lainya dari

suatu perusahaan.

6. Memperpanjang umur dari aset (mesin, peralatan, bangunan, dan fasilitas

lainya yang digunakan untuk produksi).

31
7. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

Perawatan merupakan kombinasi berbagai aktifitas dalam pencegahan

kerusakan mesin agar umur mesin tersebut dapat bertahan lebih lama.

Perawatan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Perawatan (maintenence)

Tidak terencana Terencana


(unplaned) (planed)

Tindakan darurat
Perbaikan Pencegahan
(emergency)
(korective) (preventive)

Terjadwal Tidak terjadwal Disesuaikan dengan


(shedulet) (non sheduled) kondisi

 Perawatan terencana

Merupakan kegiatan pencegahan atau perbaikan bagian mesin dan

peralatan secara terencana dan jelas, baik waktu dan metoda

perawatannya. Perawatan terencana terbagi atas:

1. Preventive Maintenance

Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan

yang dapat menghambat proses produksi. Preventive Maintenace

merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan dan dititik

beratkan untuk mencegah kerusakan yang lebih besar. Dengan

menghindari kerusakan yang lebih besar akan menurunkan biaya

32
produksi, baik perbaikan kecil maupun perbaikan besar ataupun over

haul dapat dikurangi.

Preventive maintenace meliputi kegiatan: perbaikan,

pembersihan, inspeksi dan penyetelan, pemeriksaan kondisi,

penggantian serta tes fungsi. Untuk itu diperluan semacam daftar

atau penjadwalan pemeliharaan tersusun dengan baik agar perawatan

dapat dilakukan dengan sistematis. Seberapa sederhana pun bentuk

perawatan oleh suatu mesin, hal itu tidak dapat diabaikan begitu saja,

kerusakan besar dari mesin merupakan akumulasi dari kerusakan-

kerusakan kecil.

Perawatan pencegahan dapat dilakukan secara terjadwal, tidak

terjadwal, perawatan yang disesuaikan dengan kondisi.

 perawatan terjadwal terbagi atas:

 perawatan harian

 perawatan mingguan

 perawatan bulanan

 perawatan tiga bulanan

 perawatan tahunan

 menurut tempatnya perawatan dibagi atas:

 perawatan dilapangan

 perawatan di labor atau bengkel

 titik pengamatan yang perlu dilakukan dalam perawatan ini

adalah:

 kebocoran

33
 kotoran berupa tanah

 penampilan seperti adanya gangguan pada bentuk cat, kawat

dan sebagainya

 getaran

 kebisingan

 kekenduran penyambungan bagian-bagian masin

 kekenduran pemasangan/ asembling

 perubahan temperatur

 kegagalan atau fitiq

2. corrective Maintenace

perawatan Koretif adalah kegiatan pada waktu-waktu tertentu,

ketika peralatan atau fasilitas mengalami kerusakan. Yang termasuk

kedalam kegiatan ini adalah perbaikan, rehabilitasi, penyetelan

modifikasi atau renovasi.

Hal-hal yang harus diperlukan agar pemeliharaan efesien adalah:

 harus ada data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki

perusahaan.

 harus ada perencanaan dan penjadwalan.

 harus dijaga agar onderdil atau sparepart, alat-alat dan bahan-

bahan yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dan investasi

yang minimum.

 Harus ada catatan.

 Harus ada laporan pengawasan dan analisa.

3. Pelumasan

34
Pelumasan adalah suatu sistem yang terdapat pada alat atau

mesin yang bertujuan untuk memperpanjang umur komponen yang

berbesekan.

Fungsi utama dari pelumasan antara lain sebagai beriut:

1. Membentuk lapisan film antara elemen yang saling bergerak.

2. Peredam beban kejut terutama pada roda gigi.

3. Sebagai media pendinginan.

4. Untuk menyerap panas dari bidang yang bergesekan.

5. Sebagai pelindung dari karat.

6. Sebagai pembersih bagian elemen mesin

 Perawatan Tidak Terencana (Emergency)

Kegiatan ini dilakukan dengan segera untuk mencegah

berhentinya proses produsi, kerusakan yang lebih besar terhadap mesin

dan peralatan atau akan menimbulkan kecelakaan kerja yang berkaitan

fatal dan hal-hal yang yang tidak diinginkan.

Disamping itu ada istilah mengenai perawatan jalan dan

perawatan berhenti. Perawatan jalan merupakan perawatan yang

dilakukan selama mesin beropaerasi. Sedangkan perawatan berhenti

merupakan kegiatan perawatan yang hanya dapat dilakukan pada saat

mesin berhenti.

3.2 Perawatan Hammer Crausher Clinker di Indaruang IV PT. Semen

Padang

 Tinjauan umum

35
Crausher adalah peralatan yang berfungsi untuk memecah

material seperti batu kapur, batu selica, coal dan linker menjadi ukuran-

ukuran yang di inginkan.. Sedangkan hammer Crusher adalah alt bantu

crusher nyang berkerja pada impacct hammernya dan berfungsi sebagai

pemecah atau penghancur material didalam crusher yang masuk melalui

hopper setelah melalui cooler.

Hammer dari crusher ini terpasang pada rotor crusher yang

dilengkapi dengan Grate Bucket yang berfungsi untuk menyaring

material yang keluar dari Grate Bar. Berat dan jumlah hammer crusher

clinker khusus digunakan untuk menghancurkan clinker ( bahn setengh

jadi ) setelah melalui beberapa proses pada klin. Di dalam klin setelah

terjadi proses kalsinasi, pemijaran serta pendinginan maka ukuran-

ukuran clinker yang akan masuk melalui hopper menuju crusher masih

sangat kasar sehingga perlu dilakukan pemecahan.

Di pabrik Semen indarung type Crusher yang dipakai adalah sebagai

berikut :

1) Hammer Crusher untuk lime stone, Klinker dan coal.

2) Roller Crusher untuk clay, dan silica stone.

Pada indarung IIIB Clinker Crusher dipasang dibagian ujung

(discharge end) Grate cooler dan terdiri dari housing yang

merupakan kontruksi las dan sebuah rotor dengan antifriction

bearing. Rotor tersebut ditumpu oleh frame yang kaku dan pada

lingkaran disc plate rotor tersebut dipasang satu set ammer. Sistem

penggeraknya terdiri satu buah motor lisrtrik yang dikompelkan ke

36
system V-belt drive untuk memutar rotor. Padang indarung II dan

IIIA Clinker Crusher ini juga dipasang pada bagian outlet dari

system pendinginan klinkernya (planetari cooler).

 Type-type Crusher

Crusher menurut tipe pemecahannya dapat diolongkan menjadi dua

type yakni:

 Crusher Type Tekan ( Comprehensive )

a. Jaw crusher

Crusher Type iini dibedakan dua macam yaitu :

 Single Toggle jaw Crusher

Crusher seperti ini birokrasi dengan cara pemecahan

material terjadi antara movable dan stationary crushing jaw

dimana saat pemecahan material dengan gaya tekan

penerimaan mengecil sedangkan pengeluaran membesar begitu

pula sebaliknya. Di samping itu gerakan movable juaga

bergerak maju mundur dan turun naik.

 Doule Toggle Jaw Crusher

Cara pemecahan ini crushernya ini dengan menekan

material yang berbeda diantara stasionary. Gerakan penekanan

yang dilakukan oleh Doble Toggle jaw crusher ini adalah

gerakan maju mundur yang berguna untuk penekanan material.

 Gyratory Crusher

37
Cara kerja crusher ini pada dasarnya hampir sama

dengan jaw crusher ang terdiri dari Mobile Crusher Cone,

Stasionary Crushing Ring, Roda gigi tirus, exentrik Lower

part, Poros Utama, dan Socket Joint/Spider.

 Roller Crusher

Cara kerja Roller Crusher ini adalah dengan menggiling

material yang ada antara Tocthet Roller dan Spring Loaded

Jaw.

b. Crusher Type Pukul

 Impact Crusher

Cruser type ini bekerja dengan system berputar.

Implemennya berkisar antara 24-25 m/s. Kecepatan implement

sangat mempengaruhi terhadap ukuran material yang

dihasilkan. Crusher ini terdiri dari implement Bar, Breaker

Plante, dan Breaker Bar yang dipasang liner yang berfungsi

untuk mengurangi untuk mencegah keausan.

 Hammer Crusher

System pemecahan pada Crusher ini bekerja pada impact

dari hammernya yang terpasang rotor. Crusher ini dilengkapi

dengan Bucket dan Grate Bar, dimana Grate Bucket berfungsi

sebagai penyaring material yang keluar dari Grate Bar. Bar

mempunyai berat dan ukuran yang disesuaikan dengan

38
kapasitas Crusher. Biasanya hammer yang dipakai oleh seluruh

mesin Crushe berkisar antara 20-200 kg.

 Sistem Kerja Hammer Crusher Clinker

Hammer Crusher Clinker merupakan salah satu alat produksi

semen yang berfungsi untuk menghancurkan clinker setelah mengalami

pendinginan dan sebelum dibawa ke silo Clinker. Clinker yang

dihancurkan atau dipecah dimasukkan ke dalam crusher melalui hopper.

Crusher ini terdiri dari beberapa bagian utama:

 Motor Penggerak.

 Poros Penggerak/Rotor : Poros pemutar bagian yang terdapat

dalam Hammer Crusher Clinker.

 Hammer : Palu penghancur clinker.

 Lengan Hammer : Penghubung antara hammer dengan poros.

 Liner : Landasan pada dinding tempat terlemparnya clinker.

Material yang masuk kedalm Crusher melalui Grate Bar Chut

akan dihantam dan dilemparkan oleh hammer sebagai akibat putaran

rotor dan terjadinya pemukulan oleh hammer dan menyatu dengan

rotor. Material yang dipukul akan membentur rantai dan dinding yang

telah dilapisi oleh liner. Material akan pecah sebagai akibat pemukulan

dan benturan antara liner dan hammer.

Jumlah material yang masuk melalui Hopper menuju Crusher

diatur agar tidak terlalu banyak berada di dalam Crusher dan begitu

juga pengeluarannya. Material yang pecah langsung dibawa oleh

elevator menuju silo Clinker.

39
 Maintenance

Tujuan dari perawatan Hammer Crusher Clinker adalah sebagai berikut:

 Untuk merawat kondisi Hammer Crusher agar bekerja secara

maksimal.

 Melumasi bagian-bagian Hammer Crusher agar gesekan antara

komponen yang bersinggungan dapat diminimumkan.

 Untuk mengontrol apakah Hammer Crusher layak pakai, seandainya

Hammer Crusher tiadak layak pakai maka dilakukan perbaikan atau

diganti dengan komponen yang baru.

 Untuk menghasilkan umur dari Hammer Crusher .

 Mengecek kondisi Hammer Crusher apakah bekerja sesuai dengan

fungsinya.

 Mengontrol terjadinya keausan pada Hammer Crusher.

1. Pelumasan

System pelumasan yang dipakai adalah metoda paksa yakni

minyak pelumas dipompakan ke seluruh bagian yang hendak

dilumasi dengan system sirkulasi. Pada Antifriction Bearing dari

klinker crusher harus dilumasi dengan grease. Grease yang dipakai

adalah dari 10C atau NLG/Class-2-Li adhesive buatan pertamina.

2. Pemeliharaan

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa setiap

mengoperasikan alat ini pada saat star harusla benar-benar bebas dari

beban. Hal ini untuk menghindari beban awal yang besar yang dapat

40
menimbulkan kerusakan pada alat-alat transmisi (karena shock load

besar).

Aktifitas pada Preventive Maintenace yang harus dilakukan:

 Lakukan pemerikasan baut-baut setiap 3500 jam operasi.

 Lakukan pemeriksaan terhadap semua baering terutama

temperaturnya dan jika clearance bantalan berlebihan,bantalan

tersebut harus diganti.

 Periksa/check seluruh system pelumasan apakah berfungsi

dengan baik atau tidak.

 Periksa setiap minggu laju keausannya diluar toleransi maka

wajib diganti. Keausan Hammer dipengaruhi oleh kualitas

material yang diproses dan karakteristiknya.

 Periksa ketegangan V-belt drive jika kendor lakukan

penyetelan.

 V-belt yang sudah hampir putus (worn) harus diganti.

Untuk lebih menyempurnakan Aktivitas Preventive

Maintenace di atas, biasanya preventive maintenance dilakukan

dalam jangka waktu tertentu misalnya harian atau mingguan agar

penanganannya lebih tepat, efesien dan terorganisir serta hasilnya

lebih Nampak dan Hammer Crusher terawat dengan baik, maka

dilakukan:

1) Pemeriksaan Harian

 Periksa pelumasan .

 Perikasa temperature bantalan/bearing.

41
 Periksa semua sambungan-sambungan seperti baut-baut

pondasi, baut-baut liners dan lain-lain.

 Periksa vibrasi rotor.

2) Pemeriksaan Mingguan

 Periksa keausan pada Hammer, ganti Hammer jika perlu.

 Periksa kecepatan V-belt.

 Perhatikan pelumasan.

 Periksa bagian lainnya (bagian internal) seperti roller bearing,

hammer disc dan lain-lain.

3. Keausan dan Pengentrolannya

Proses penghancuran dalam Hammer Crusher Clinker

menimbulkan gaya impact dan gaya gesek antara body Crusher yang telah

dilapisi dengan liner dengan palu dan material. Gaya impact dan gaya

gesek inilah yang menyebabkan terjadinya keausan/wear pada hammer,

disamping beberapa factor awal penyebab terjadinya keausan :

 Unsur-unsur kimia yang terdapat dalam hammer

 Karakteristik bahan atau material

 Pemilihan bahan dalam pemasangan hammer yang harus disesuaikan

dengan standard dan kegunaannya

 Tidak balancenya pemutaran rotor sehingga tidak seimbang putaran

hammer

 Kuantitas proses produksi material

 Sisa udara panas dari klin yang besarnya 100-1500C

42
Berdasarkan beberapa faktor awal penyebabnya terjadinya keausan

di atas sudah tentu laju keausan akan lebih tinggi jika hammer berada

dalam kondisi kerja.

Untuk mengatasi permasalahan diatas maka ada tiga metode yang

dipakai untuk mengontrol keausan tersebut yakni sebagai berikut:

 Prinsip melindungi permukaan/ Protective Layer, mencakup

perlindungan dengan pelumas, permukaan film, cat, platting, kimia

atau type lain dari permukaan.

 Prinsip Konversi, dimana keausan diubah dari yang bersifat merusak

menjadi tingkat yang diizinkan melalui pemilihan pasangan logam,

kekerasan, penyelesaian permukaan dan tekanan kontak.

 Prinnsip pembengkokan, dimana keausan diarahkan pada satu

elemen yang dapat mengalami aus. Elemen tersebut secara periodic

dapat diganti dengan yang baru sehingga komponen yang

diharapkan tidak mengalami keausan yang di jaga. Karena itu pada

penerapan prinsip ini harus lebih lunak dari elemen yang dijaganya.

4. Trouble Shooting

1) Rotor Bergetar

a. Penyebab : - Rotor assembly harus dibahas secara statik.

Tindakan : - Timbang berat setiap hammer pada tiap bidang yang

terdiri dari 6 buah sehingga memiliki berat yang sama dengan

toleransi plus minus 0,2 kg.

b. Penyebab : - Bump size Clinker besar .

Tindakan : - Tidak diperlukan tindakan khusus karena gejala ini

merupakan gejala alamian dan sifatnya temporer.

2) Klinker Yang Keluar Dari Crusher Over Size

43
a. Penyebab : - Keausan yang berlebihan pada Grage Bar.

Tindakan : - Ganti Grate Bar tersebut.

b. Penyebab : - Keausan hammer .

Tindakan : - Lakukan pengelasan pada hammer agar diperoleh

bentuk standard dan berat standard. Balans rotor untuk kondisi

static.

3) Temperatur Bearing Tinggi

a. Penyebab : - pelumas tidak cukup .

Tindakan : - Periksa suplai grease dan tambahkan grease.

b. Penyebab : - debu masuk kedalam bantalan.

Tindakan : - Buka housing dan periksa sealingnya serta ganti

kalau perlu.

4) Satu Sisi Belt Aus

a. Penyebab : - Misalignment dari puli

Tindakan : - Alignment kembali

5) Crusher Tidak Bisa Distart

a. Penyebab : - Kesalahan Pada motor atau rangkaian listriknya.

Tindakan : - Periksa motor, sirkuit daya dan sirkuit control.

b. Penyebab : - Rotor tidak berkerja yang dapat disebabkan oleh hal-

hal berikut :

 Ada material Asing yang menahan putaran rotor.

 Shaft terganjal oleh bearing housing.

Tindakan : - PeriksaPenyebab rotor tidak berkerja tersebut dan

lakukan tindakan perbaikan.

6) Rumah Bantalan UtamaOver Heated

a. Penyebab : - Crusher over load.

Tindakan : - Periksa laju pengumpanan dan atur pengumpanan.

44
b. Penyebab : - Kualitas grease dan kuantitas grease yang dipakai

tidak cocok dengan

Spesifikasi.

Tindakan : - Periksa dan isikan grease yang cocok baik kualitas

maupun kuantitasnya.

c. Penyebab : - Ada penentrasi dari debu dan material asing .

Tindakan : - Tiup atau bersihkan labyrinth seal swcara periodic.

7) Getaran/ Suara Abnormal Dalam Equiptment

a. Penyebab : - Masuknya material yang tidak dapat dipecahkan atau

material yang

diumpankan over size.

Tindakan : - Stop Crusher dan keluarkan material tersebut.

b. Penyebab : - Baut-baut pondasi kendor.

Tindakan : - Hentikan equiptment dan kencangkan baut tersebut.

8) Motor Over Heating Atau Sering Trip

a. Penyebab : - Mis- alignment pada V-belt drive.

Tindakan : - Periksa dan alignment kembali.

b. Penyebab : - Beban over load.

Tindakan : - Periksa beban dan aturan pengumpanan.

c. Penyebab : - Retor tidak berfungsi.

Tindakan : - Periksa penyebabnya dan bentulkan.

9) Kecepatan Crusher Berkurang

a. Penyebab : - Voltase listrik turun tiba-tiba.

Tindakan : - Periksa dan ambil tindakan untuk memperbaikinya

jika perangkat safety tidak.

bekerja, hentikan mesin.

45
b. Penyebab : - Mesin tiba-tiba over load.

Tindakan : - Periksa penyebab over loading dan ambil tindakan

perbaikan.

c. Penyebab : - Belt slip.

Tindakan : - Berikan tegangan yang sesuai untuk V-belt.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan program pengalaman pengalaman industri di PT.

Semen Padang, penulis dapat mengambil beberapa hal dari pelaksanaan

praktek lapangan industry ini, antara lain:

1. Pada dasarnya tujuan dari pelaksanaan Praktek Industri adalah untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di bidang

teknologi/kejuruan melalui keterlibatan mereka secara langsung dalam

berbagai kegiatan di dunia usaha/industry. Memberikan pengalaman nyata

di industry dengan berbagai macam aktivitas industry dan menerapkan

ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama mengikuti

pendidikan di Universitas ke dunia industry dan memberikan pemahaman

dan pengalaman terhadap mahasiswa untuk memasuki dunia industry

dalam hal kedisiplinan dan ketelitian kerja.

46
2. Bagi mahasiswa berguna untuk mempersiapkan diri sebelum terjun

langsungh kedunia industri melalui pemahaman dan aktivitas yang di

temui di industri dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan

serta mengembangkannya kembali setelah memasuki industri dan

mengukur seberapa dalam penguasaan ilmu pengetahuan yang di peroleh

selama kuliah dengan tuntutan dan kebutuhan yang ada di dunia industri.

Dimana mahasiswa ddiberi kesempatan dalam melakukan praktek industry

dari ilmu yang telah di dapat di perguruan tinggi, dan pengembangan ilmu

serta wawasan karena mahasiswa dapat berhubungan langsung dengan

dunia kerja.

3. Kegiatan Praktek Lapangan Industri ini akan dapat memberikan masukan

yang tepat dan berarti bagi perusahaan sebagai ide perbandingan atau

ususlan dalam menentukan solusi terhadap berbagai permasalahan yang

ditemui perusahaan. Perusahaan juga dapat membandingkan kualifikasi

dan profesionalisme mahasiswa sebagai calon tenaga kerja.

4. Bagi perusahaan, sesuai prinsip mutual kerja sama, pelaksanaan PLI ini

juga diharapkan memberikan keuntungan pada perusahaan. Adanya

pelaksanaan PLI diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan

berarti bagi perusahaan sebagai ide perbandingan atau alternative usulan

dalam menentukan solusi terhadap berbagai permasalahan perusahaan.

4.2 Saran

Kegiatan PLI adalah kegiatan yang sangat penting bagi pengembangan

wawasan mahasiswa, disamping sebagai studi perbandingan antara teoristis

dengan praktek, sehingga kegiatan ini perlu d rencanakan dan dikembangkan

47
dengan arah yang lebih matang seperti penelusuran industry atau perusahaan

yang akan memungkinkan untuk pelaksanaan PLI bagi mahasiswa sehingga

terjalin hubungan kerja sama yang baik antar pihak perusahaan dan Fakultas.

DAFTAR PUSTAKA

 Unit Hubungan Industri, 2011. Buku Panduan Praktek Lapangan Industri.

Fakultas Teknik- Universitas Negeri Padang.

 Jhoston,Beer, “Statka, Edisi ke Empat” Erlangga, Jakarta, 1989.

 Internet , situs www.semenpadang.co.id

48
49
HALAMAN PENGESAHAN FAKULTAS

Laporan Ini Disampaikan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian

Praktek Industri FT UNP Padang

Semester Juli - Desember 2012

Nama : Desmarianto

NIM/Bp : 97687/2009

Jurusan : Pendidikan Teknik Mesin

Program Studi : S1 Teknik Mesin

Diperiksa dan Disahkan Oleh :

Dosen Pembimbing PLI

Drs,. Nasrul Rivai, M. A.


NIP. 19490320 197302 1 001

a.n Dekan FT- UNP

Kepala Unit Hubungan Industri

Drs. Bahrul Amin, ST, M. Pd


NIP. 19630212 198603 1026

50i
HALAMAN PENGESAHAN DARI INDUSTRI

Laporan ini disiapkan untuk memenuhi srebagian persyaratan penyelesaian mata


kuliah praktek industrin FT UNP Padang
Semester Juli - Desember 2012

Oleh

Desmarianto
NIM/Bp : 97687/2009
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Program Studi S1 Teknik Mesin

Diperiksa dan Disyahkan oleh :

SYAHRIR
Ka. Bid. PM Kiln IV

Diperiksa dan Disahkan Oleh:

Win Bernadino
Ka. Biro Pemeliharaan Mesin IV

51
ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah Subahana Wa ta’ala,

karena atas rahmat dan petunjuk-NYA, penulis dapat menyelesaikan pengalaman

praktek industry di PT. SEMEN PADANG dari tanggal 1 Juni 2012 sampai

dengan 22 Juli 2012. Dengan Pokok bahasan”Perwatan Hammer Crusher clinker

di Indarung IV PT. SEMEN PADANG”. Adapun tujuan dari pembuatan dari

laporan Praktek Lapangan Industri (PLI) ini dimaksudkan sebagai salah satu

syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Lapangan Industri. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Ganefri selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Padang.

2. Bapak Drs. Bahrul Amin, ST, M. Pd selaku Kordinator Praktek Industri

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

3. Bapak Drs. Nelvi Erizon, M.Pd selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin

Universitas Negeri Padang.

4. Bapak Drs,. Nasrul Rivai, M. A. selaku Pensehat Akademik sekaligus

Dosen Pembimbing praktek lapangan industry.

5. Bapak Win Bernadino selaku Ka. Biro. Pemeliharaan Mesin IV di PT.

SEMEN PADANG.

6. Bapak Syahrir selaku Ka. Bid. PM Kiln IV di PT. SEMEN PADANG.

7. Seluruh Staf Karyawan di PT. SEMEN PADANG.

iii

52
8. Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan

praktek industri baik moril maupun materil kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan

kejanggalan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun untuk kesempurnaan laporan ini dan berguna dimasa mendatang.

Padang, 2012

Penulis

iv
53
DAFTAR ISI

Halama

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

PERSETUJUAN .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

LAMPIRAN .......................................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Prektek Lapangan Industi......................................... 1

1.2 Tujuan Praktek Lapangan Industri .................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 3

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Lapangan Industri ............. 3

1.5 Manfaat Praktek Lapangan Industri .................................................. 4

BAB II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sekilas Tentang PT. Semen Padang .................................................. 6

2.2 Sejarah dan Perkembangan PT. Semen Padang ................................ 7

2.3 Visi dan Misi Perusahaan .................................................................. 10

2.4 Stuktur Organisasi Perusahaan .......................................................... 11

2.5 Unit Kerja PT. Semen Padang .......................................................... 14

2.6 Produksi Semen................................................................................. 17

2.7 Tahap Proses Semen ......................................................................... 22

54

v
BAB III. PEMBAHASAN

3.1 perawatan Mesin ............................................................................ 31

3.2 Perawatan Hammer Crusher Clinker di Indarung IV PT. Semen

Padang............................................................................................. 35

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .................................................................................... 46

4.2 Saran .............................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 48

LAMPIRAN ...........................................................................................................

vi
55

Anda mungkin juga menyukai