Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam yang
terhampar dari Sabang sampai Marauke, baik itu sumber alam daya yang berasal
dari laut, darat, maupun yang terkandung di dalam perut bumi yaitu berupa
minyak dan gas bumi yang terjadi akibat adanya pelapukan fosil dalam waktu
yang cukup lama. Sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi merupakan
sektor yang menjadi penyumbang utama dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Minyak bumi dan gas adalah sumber daya alam yang bernilai
ekonomis dan memberikan kontribusi yang sangat penting dalam kehidupan
manusia.
Teknologi canggih dan modern mempunyai peranan yang sangat penting
dalam perkembangan suatu industri. Setiap industri tidak akan menghasilkan
suatu produk yang maksimal tanpa didukung oleh peralatan yang memadai.
Meskipun setiap industri telah berusaha untuk menghasilkan produk yang baik,
tetap saja mengalami kendala dalam pengoperasian maupun mengoperasikan
mesin produksi, hal ini dapat terjadi karena faktor alam, faktor peralatan yang
digunakan, maupun faktor manusia itu sendiri.
PT Pertamina adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha
di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi.
Di samping itu, Fungsi Reliability, Availability and Maintenance (RAM) PT
Pertamina EP Asset I Field Rantau adalah salah satu bagian penting dari sistem
manajemen di PT Pertamina EP Asset I Field Rantau, fungsi Reliability,
Availability and Maintenance (RAM) memiliki tugas utama yaitu menjaga dan
memelihara semua peralatan di dalam proses produksi minyak agar dapat berjalan
secara maksimal. Peralatan-peralatan yang menjadi perhatian antara lain adalah
peralatan-peralatan produksi, seperti Crude Oil Tank, Separator, Scrubber, dan

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 1
Header Manifold. Fungsi Reliability, Availability and Maintenance (RAM)
berperan di dalam pengadaan peralatan-peralatan produksi.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek (KP)


Sasaran dan tujuan umum dari penulisan ini diwujudkan untuk
pengembangan wawasan yang sesuai dengan topik yang di bahas berikut:
1. Mengetahui akan rangkaian proses produksi yang ada pada PT Pertamina
EP Asset 1 Field Rantau
2. Dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah di dapat saat kuliah jurusan
Teknik Mesin
3. Mengetahui fungsi dari peralatan-peralatan proses.
4. Memiliki keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan dan dapat
menambah pengalaman untuk terjun kelapangan industri.
5. Berlatih bekerja disiplin dan bertanggung jawab sebagai seorang pekerja.
6. Membina hubungan kerja sama yang baik antara Perusahaan dengan
jurusan Teknik Mesin

1.3 Batasan Masalah


1.4 Manfaat Kerja Praktek
Adapun manfaat dari pelaksanaan kerja praktek antara lain :
Manfaat bagi mahasiswa
1. Sebagai salah satu syarat program menyelesaikan studi pada Program
Studi S1 Teknik Mesin Universitas Malikussaleh
2. Kerja praktek akan menjadi acuan pembelajaran secara nyata di lapangan
untuk berlaku secara profesionalitas yang sesuai etika engineer.
3. Dapat dijadikan sebagai data-data informasi bagi mahasiswa yang akan
melakukan tugas pra rancangan pabrik maupun penelitian.
4. Mengetahui kondisi nyata suatu perusahaan industri dari segi management
yang di terapkan, kondisi fisik, teknologi yang di gunakan, kinerja para
karyawan serta proses produksi di industri.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 2
5. Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan keterampilan di bidang
teknik yang relevan dengan jurusan yang di tekuni.
6. Memperoleh kesempatan menimba ilmu di bidang industri minyak dan gas

Manfaat bagi Lembaba Pendidikan


1. Untuk memperkenalkan FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH khususnya JURUSAN TEKNIK MESIN kepada
lingkungan masyarakat dan pihak perusahaan.
2. Terjalinnya hubungan kemitraan antara pihak Universitas Malikussaleh
khususnya Teknik Mesin dengan pihak PT Pertamina EP Asset 1 Field
Rantau sehingga memungkinkanya terjalin kerja sama antara kedua belah
pihak.
3. Mendapatkan umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan teknik
sesuai dengan perkembangan dunia industri.

Manfaat bagi industri atau perusahaan


1. Laporan Kerja Praktek dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau usulan
perbaikan seperlunya dalam pemecahan masalah-masalah yang terjadi di
perusahaan.
2. Dapat melihat keadaan perusahaan dari view point mahasiswa yang
melakukan kerja praktek pada perusahaan atau industri.
3. Sebagai sumbangan perusahaan dalam memajukan pembangunan di
bidang pendidikan.

1.5 Waktu dan Tempat


Dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini, waktu yang di siapkan adalah 1
bulan terhitung mulai tanggal 17 Juli 2017 – 16 Agustus 2017. Kerja
praktek berlangsung di PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau. Adapun
jadwal pelaksanaan kerja praktek yang telah di tetapkan adalah:

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 3
Jadwal pelaksanaan kerja praktek PT Pertamina Ep Asset 1 Field Rantau

No. Hari Jam masuk Jam istirahat Jam keluar


1. Senin 07.00 WIB 12.15 – 13.00 WIB 16.00 WIB

2. Selasa 07.00 WIB 12.15 – 13.00 WIB 16.00 WIB


3. Rabu 07.00 WIB 12.15 – 13.00 WIB 16.00 WIB
4. Kamis 07.00 WIB 12.15 – 13.00 WIB 16.00 WIB

5. Jum’at 07.00 WIB 12.15 – 13.00 WIB 16.00 WIB


6. Sabtu Libur
7. Minggu Libur

1.6 Metode pengumpulan data


Metode yang di gunakan penulis dalam mengumpulkan data antara lain :
1. Observasi, dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap
objek yang akan menjadi sasaran penelitian.
2. Wawancara, dengan cara mengadakan Tanya jawab langsung kepada
pihak-pihak berwenang dan bertanggung jawab dengan bidang yang di
teliti.
3. Studi kepustakaan, dengan cara mengumpulkan data skunder dengan
berbagai literature baik dari buku sumber maupun internet yang ada
kaitanya dengan pembahasan.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau


Penemuan ladang minyak pertama di Indonesia di daerah konsesi
perkebunan Telaga Said dari Sultan Langkat, yang disebut dengan Telaga
Tunggal di daerah Pangkalan Brandan, yang ditemukan oleh AJ.Zijlker pada
tahun 1928.
Awal penemuan ladang minyak di daerah Aceh Timur dilakukan oleh
BPM (Bataafsche Petroleum Maatscappij) yaitu sebuah perusahaan Belanda,
yang melakukan pengeboran di daerah Rantau pada sumur R-1 bulan Desember
1928 pengeboran ini dilakukan hingga kedalaman 340 m, dan pada bulan
Februari 1929 pengeboran selesai dilakukan dengan produksi minyak sebesar 136
m3/hari
2.2 Uraian Proses Produksi
Secara garis besar kegiatan operasi yang berlangsung di PT Pertamina EP
Asset 1 Field Rantau adalah pengeboran, eksplorasi, dan produksi sampai
akhirnya menjadi minyak mentah yang disalurkan ke Pangkalan Susu untuk
pengapalan.
1. Eksplorasi
Masa eksplorasi merupakan suatu masa pencarian minyak mentah
berdasarkan data yang sudah ada. Tahap eksplorasi dibagi atas dua metode, yaitu
metode geologi (geological method) dan metode geofisika (geophysical method).
a. Metode Geologi, terdiri atas :
1) Areal Mapping
2) Field Geological Method
3) Surface Geolocial Method
4) Palaentological Method
b. Metode Geofisika, terdiri atas :

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 5
1) Magnetic Method
2) Gravity Method
3) Seismic Method
2. Eksploitasi
PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau juga telah mengembangkan
keahlian teknis dan pengalaman dalam eksploitasi seperti: pengeboran sisipan,
kerja ulang, stimulasi, pembukaan kembali, reaktivasi sumur-sumur yang tidak
produktif, perbaikan fasilitas, percepatan pengembangan lapangan dan injeksi air.
Klasifikasi proses pengambilan minyak (Oil Recovery) yaitu :
a. Primary Recovey
Pada produksi awal suatu reservoir, produksi minyak dan gas bumi
terjadi dengan bantuan energi alamiah (natural flow) yaitu produksi
yang terjadi karena daya dorong tenaga alam dan atau dapat pula karena
pengangkatan buatan (artificial lift) atau dengan bantuan pompa.
b. Secondary Recovery
Tekanan reservoir makin lama semakin rendah. Apabila tekanan
reservoir sudah tidak efektif lagi untuk mendorong fluida masuk ke
dalam sumur produksi, maka saat itu sumur tersebut membutuhkan energi
tambahan salah satunya dengan injeksi Air (Water Injection/Water Flooding).
c. Tertiary Recovery
Terkadang primary dan secondary recovery tidak efektif lagi, padahal
minyak masih cukup banyak tergantung di dalam reservoir dan tersimpan di
celah celah batuan atau terikat pada batuan. Untuk melarutkan dan
melepaskan hidrokarbon dari ikatannya dengan batuan maka digunakan zat
kimia yang biasa digunakan antara lain polimer berat, surfactant, dan caustic.
Setelah langkah ketiga ini, maka minyak yang tertinggal dalam reservoir
sudah tidak ekonomis lagi untuk diproduksi sehingga sumur harus
ditutup (end of Field / abandonment).

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 6
3. Produksi
Untuk produksi gas hasil pemisahan minyak bumi pada separator di setiap
SP masuk ke scrubber untuk dibersihkan dan kemudian dialirkan melalui jalur
piping yang kemudian tergabung dengan jalur pipa gas SP lainnya masuk ke
manifold HPCS (High Pressure Compressor Station). Dari HPCS ini gas
kemudian ditekan dan diinjeksikan kembali ke sumur-sumur injeksi gas. Dari 155
sumur (data produksi tanggal 31 Desember 2014) yang ada di Field Rantau, jenis-
jenis sumurnya antara lain:
1. Sumur Gas Lift = sebanyak 8 sumur
2. Sumur Sembur Alam = sebanyak 6 sumur
3. Electrical Submersible Pump (ESP) = sebanyak 18 sumur
4. Sucker Rod Pump (SRP) = sebanyak 70 sumur
5.Sumur Gas = 6 Sumur
6. Sumur Injeksi = 47 Sumur

Proses pengolahan crude oil menjadi produk minyak mentah PT


PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RANTAU terbagi ke dalam lima kompleks
proses. Kelima kompleks proses tersebut adalah :
1. Stasiun Pengumpul (SP)
2. Pusat Penampung Produksi (PPP)
3. High Pressure Compressor Station (HPCS)
4. Water Injection Plant (WIP)
5. Teknik Produksi.

2.2.1 Stasiun Pengumpul (SP)


Setelah fluida diproduksi dari sumur-sumur dalam satu area SP memakai
berbagai macam metode lifting, kemudian fluida dialirkan menuju ke SP. Di
dalam SP, fluida dari berbagai sumur dalam satu area masuk terlebih dahulu ke
header manifold. Setelah melewati header manifold kemudian fluida masuk ke
separator untuk dipisahkan berdasarkan fasanya menjadi liquid dan gas. Liquid
lalu masuk ke tanki crude oil yang kemudian dipompakan menuju ke PPP.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 7
Sedangkan untuk gas setelah melewati separator akan masuk ke scrubber untuk
dikeringkan. Gas hasil proses pengeringan dan proses pemisahan dari cairan di
scrubber ini akan masuk ke suction kompresor kemudian dikompres lalu dialirkan
ke HPCS melalui jalur flow line gas.

2.2.1.1 Header Manifold


Manifold adalah sekumpulan valve yang dideretkan untuk mengatur aliran
masuk ke header dan separator yang dikehendaki. Pemisahan berdasarkan
tekanan tersebut dilakukan dengan alat yang bernama manifold. Di dalam header
manifold juga dilengkapi alat pressure gauge untuk mengetahui tekanan aliran
fluida.

2.2.1.2 Separator
Separator adalah alat untuk memisahkan fluida menjadi gas dan liquid
berdasarkan berat jenisnya. Secara umum separator berfungsi untuk memisahkan
fluida menjadi dua atau tiga fasa.

2.2.1.3 Scrubber
Pada dasarnya scrubber memiliki cara kerja yang sama dengan separator,
hanya saja secara teknis bisa dikatakan bahwa ada sedikit perbedaan antara
Vertical separator dan scrubber. Scrubber hanya beroperasi untuk dua fasa ( gas
dan liquid ).

2.2.1.4 Tangki
Tangki adalah alat penampung crude oil. Dari tangki, crude oil ini di
transfer menggunakan pompa menuju PPP melalui jalur flow line. Di dalam
tangki di SP tidak ada pemisahan minyak dan air.
B
2.2.1.5 Pompa Transfer
Pompa yang digunakan untuk mentransfer liquid dari tangki di SP menuju
PPP melalui jalur flow line menggunakan pompa sentrifugal

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 8
2.2.1.6 Kompresor
Kompresor di tiap SP digunakan untuk mengkompres gas dari scrubber
untuk kemudian dialirkan menuju HPCS melalui jalur flow line gas. Kompresor
adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Jenis kompresor perpindahan
positif atau reciprocating digunakan untuk menaikkan tekanan dengan
memperkecil atau memampatkan volume gas yang dihisap ke dalam silinder atau
stator oleh torak (kepala piston).

2.2.2 Pusat Penampung Produksi (PPP)


Liquid yang ditransfer menggunakan pompa transfer akan masuk ke tanki
di PPP. Sebelumnya liquid akan masuk ke header manifold. Kemudian masuk ke
tanki PPP. Di dalam tanki, liquid akan dipisahkan menjadi minyak dan air. Prinsip
pemisahannya yakni dengan gaya gravitasi sehingga minyak berada di atas fasa
air sehingga air ini dapat dipisahkan dari minyak. Kemudian air yang hasil
pemisahan ini akan ditransfer ke WIP untuk dilakukan proses penyaringan
sebelum diinjeksikan ke sumur injektor. Sedangkan minyak dipompa dan
ditransfer melalui jalur trunk line minyak menuju Pangkalan Susu untuk
pengapalan.

2.2.3 High Pressure Compressor Station (HPCS)


Yang dipakai di HCPS adalah reciprocating compressor sebab untuk
mendapatkan tekanan gas yang tinggi sebelum diinjeksikan kembali ke dalam
sumur-sumur minyak. Gas dari tiap Stasiun Pengumpul (SP) dialirkan
menggunakan gas flow line menuju ke HPCS (High Pressure Compressor
Station). Di dalam HPCS ini proses yang terjadi adalah proses pemampatan gas
yang menggunakan kompresor high pressure yang berjenis reciprocating
compressor.
Keluaran dari HPCS ini dimanfaatkan secara langsung sebagai bahan
bakar (fuel gas untuk power plant) dan bahan injeksi gas pada sumur minyak yang
menggunakan metode gas lifting. Penggunannya antara lain adalah : gas rumah
tangga / utilities (Steam Power House), injeksi SP I, IV, V, VII, VIII.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 9
2.2.4 Water Injection Plant (WIP)
Water Injection Plant merupakan tempat untuk melakukan proses
pengolahan air yang ditransfer dari proses pemisahan minyak dan air di PPP
sebelum diinjeksikan ke sumur-sumur injector air. Di WIP ini air setelah dari PPP
masuk ke tanki air. Dari tanki air ini kemudian air dipompakan ke sand filter
untuk dilakukan proses penyaringan dari partikel-partikel pengotor. Partikel
partikel ini dipisahkan berdasarkan ukuran diameter partikel pengotornya oleh
material yang ada di sand filter. Dari sand filter, air hasil penyaringan ini akan
dimasukkan ke tanki.
Selanjutnya air akan dipompakan menggunakan pompa booster untuk
meningkatkan tekanan untuk mengurangi head pompa sebelum masuk ke suction
pompa injeksi. Air kemudian dipompa dengan pompa injeksi dan diinjeksikan ke
sumur-sumur injector.
BAB 3

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 10
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Dasar tiori

Apa itu Generator Set?

Generator Set adalah sebuah Perangkat yang mampu menghasilkan Daya


Listrik. Genset ini merupakan seperangkat atau gabungan antara Generator atau
Alternator dan Engine yang dapat digunakan sebagai Alat Pembangkit Listrik.

Gambar 3.1 Generator Set

3.2 Sejarah Generator Set (Genset)

Sebelum Genset dikenal luas, Genset awalnya ditemukan oleh 2 orang, yang
pertama adalah Michael Faraday dan juga Rudolph Diesel. Pada tahun 1831
Faraday menemukan induksi elektromagnetik yang kemudian berkembang
menjadi Generator Modern, Michael Faraday sendiri saat ini merupakan sosok
fisikawan yang sangat terkenal. Sedangkan kelanjutannya, Rudolph Diesel
merupakan sosok penemu Generator Diesel itu sendiri, dimana ia mulai
mengeluarkan hak paten mesin mesinnya pada tahun 1892.

Mengingat besarnya manfaat dari Generator Set itu sendiri, maka Mesin
Penghasil Listrik ini kemudian dikembangkan dan diproduksi Massal sehingga
saat ini dapat dengan mudah ditemui. Beberapa contoh tempat yang biasanya
sangat membutuhkan Genset adalah Bank, Rumah Sakit, Supermarket, Hotel,

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 11
Mall / Plaza, Kantor, Toko, bahkan tak jarang Rumah rumah pun menggunakan
Genset ini untuk Tenaga Listrik Cadangan disaat dibutuhkan, terutama saat Listrik
PLN padam.

3.3 Kegunaan Genset

Ketika berbicara mengenai Genset, maka hal yang terlintas pada Pikiran
adalah Alat untuk menghidupkan lampu ketika Listrik Padam. Yah, benar sekali,
meskipun tujuannya tak hanya berfokuskan hanya pada lampu atau penerangan
saja, melainkan banyak hal lainnya yang membutuhkan daya listrik, seperti
misalnya untuk Pengerjaan Luar Ruangan yang jauh dari sumber daya listrik.
Genset sangat dikenal karena kegunaannya sebagai Tenaga Listrik yang bisa
diandalkan cukup dengan menggunakan Bahan Bakar Bensin / Solar.

Gambar 3.2 Pembangkit Listrik Tenaga Diessel

3.4 Sistem Kerja Genset


Generator Set terdiri atas Mesin Engine (Motor Penggerak) dan juga
Generator / Alternator, seperti yang telah di jelaskan sebelumnya. Mesin Engine
yang satu ini menggunakan bahan bakar berupa Solar (Mesin Diesel) atau dapat
juga menggunakan Bensin, sedangkan untuk Generatornya sendiri merupakan
sebuah gulungan kawat yang di buat dari tembaga yang terdiri atas kumparan
statis atau stator dan di lengkapi pula dengan kumparan berputar atau rotor.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 12
Gambar 3.3 Sistem Kerja Genset

Dalam proses kerjanya, menurut ilmu fisika, Engine memutar Rotor dalam
sebuah Generator yang selanjutnya hal ini menimbulkan adanya Medan Magnet
pada bagian kumparan Generator. Selanjutnya Medan Magnet ini kemudian akan
melakukan interaksi dengan Rotor yang kemudian akan berputar dan akan
menghasilkan sebuah arus listrik dimana hal ini sesuai dengan hukum Lorentz.

3.5 Komponen Komponen Genset:


a. Mesin
b. Alternator
c. Sistem Bahan Bakar
d. Voltage Regulator
e. Pendingin dan Exhaust System
f. Sistem Pelumasan
g. Charger Baterai
h. Control Panel
i. Kerangka Utama / Frame

Uraian tentang komponen utama dari generator diberikan di bawah ini:


Penjelasan Tentang gambar diatas:

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 13
3.5.1 Mesin
Mesin adalah sumber energi input mekanis untuk generator. Ukuran mesin
berbanding lurus dengan output daya maksimum generator dapat pasokan. dan
jadwal pemeliharaan. Mesin Generator beroperasi pada berbagai bahan bakar
seperti diesel, bensin, propana (dalam bentuk cair atau gas), atau gas alam.
Mesin yang lebih kecil biasanya beroperasi pada bensin sementara mesin yang
lebih besar berjalan pada diesel, propana cair, gas propana, atau gas alam.
Mesin tertentu juga dapat beroperasi pada umpan ganda dari kedua solar dan
gas dalam mode operasi bi-bahan bakar.

3.5.2 Alternator

Alternator, juga dikenal sebagai ‘genhead’, adalah bagian dari generator


yang menghasilkan output listrik dari input mekanis yang diberikan oleh
mesin. Ini berisi perakitan bagian-bagian diam dan bergerak terbungkus dalam
perumahan. Komponen bekerja sama untuk menyebabkan gerakan relatif
antara medan magnet dan listrik, yang pada gilirannya menghasilkan listrik

Gambar 3.4 Alternator


3.5.3 Sistem Bahan Bakar

Tangki bahan bakar biasanya memiliki kapasitas yang cukup untuk


menjaga generator operasional selama 6 sampai 8 jam pada rata-rata. Dalam
kasus unit generator kecil, tangki bahan bakar adalah bagian dari dasar skid
generator atau dipasang di atas bingkai generator. Untuk aplikasi komersial,
mungkin perlu untuk mendirikan dan menginstal tangki bahan bakar eksternal.
Semua instalasi tersebut tunduk pada persetujuan dari Divisi Perencanaan

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 14
Kota. Klik link berikut untuk rincian lebih lanjut mengenai tangki bahan bakar
untuk generator .

Gambar 3.5 Sistem Bahan Bakar


3.5.4 Voltage Regulator

Sesuai namanya, komponen ini mengatur tegangan keluaran dari


generator. Mekanisme ini dijelaskan di bawah ini terhadap satu komponen
yang berperan dalam proses siklus regulasi tegangan.

(1) Voltage Regulator: Konversi Tegangan AC ke DC,


(2) Exciter Belitan: Konversi DC ke AC Current
(3) Rotating Rectifier: Konversi dari AC ke DC Current

Gambar 3.6 Voltage Regulator

3.5.5 Pendingin & Exhaust Sistem


Penggunaan terus menerus generator menyebabkan berbagai komponen
untuk mendapatkan memanas. Sangat penting untuk memiliki pendingin dan
sistem ventilasi untuk menarik panas yang dihasilkan dalam proses.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 15
Gambar 3.7 Sistem pendingin Diessel

Air baku / segar kadang-kadang digunakan sebagai pendingin untuk


generator, tetapi ini sebagian besar terbatas pada situasi tertentu seperti
generator kecil dalam aplikasi kota atau unit yang sangat besar di atas 2250
kW dan di atas.

3.5.6 Sistem pelumas


Sejak generator terdiri dari bagian yang bergerak dalam mesin,
memerlukan pelumasan untuk memastikan operasi daya tahan dan halus untuk
jangka waktu yang panjang. Mesin generator dilumasi oleh minyak disimpan
dalam pompa. Anda harus memeriksa tingkat minyak pelumas setiap 8 jam
operasi generator.

Gambar 3.8 Sistem Pelumas


3.5.7 Charger Baterai
Fungsi awal dari generator adalah dioperasikan dengan baterai. Pengisi
daya baterai membuat baterai pembangkit dibebankan dengan memasok
dengan tegangan yang tepat ‘melayang’. Jika tegangan mengambang sangat
ren.dah, baterai akan tetap undercharged. Jika tegangan mengambang sangat
tinggi, akan mempersingkat masa pakai baterai. Pengisi baterai yang biasanya
terbuat dari stainless steel untuk mencegah korosi.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 16
3.5.8 Kerangka Utama / Frame
Kerangka utama dari sebuah generator adalah rumah utama dari segala
komponen yang ada di sebuah generator, dengan kata lain merupakan rumah
utama dari komponen komponen generator set atau genset.

Gambar 3.9 Kerangka Utama

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 17
BAB IV
TUGAS KHUSUS

4.1 maintenance dasar genset engine type diesel perkins


Pengertian Perawatan
Perawatan (maintenance) merupakan salah satu kegiatan yang memegang
peranan penting di dalam suatu perusahaan industri dan sama pentingnya dengan
aktivitas lainnya seperti pengadaan dan pengawasan bahan baku yang kesemuanya
ditunjukan agar proses produksi yang dilaksanakan oleh mesin-mesin dan
peralatan-peralatan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan.
Perawatan mesin dipengaruhi banyak faktor misalnya : faktor umur, faktor
kondisi lingkungan atau mesin, faktor tenaga kerja, pengawasan serta predictive
maentenance. Apabila dalam suatu peralatan terdapat komponen yang rusak, maka
akan terjadi gangguan dengan gejala-gejala tertentu. Gejala-gejala ini merupakan
suatu perubahan unjuk kerja peralatan tersebut dari keadaan yang normal (Prajitno
2005 : 1)

4.2 Jenis-Jenis Perawatan pada Genset Engine (Maintenance)


Kegiatan perawatan (Maintenance) yang dilakukan terhadap mesin dan
peralatan pabrik di dalam perusahaan memerlukan suatu metode dan prosedur
yang tepat. Oleh sebab itu manajemen perawatan haruslah dapat membuat dan
menyusun suatu program dan perencanaan perawatan yang efektif. Sehingga
dapat menjamin pelaksanaan kegiatan operasional berjalan dengan baik. Kegiatan
perawatan yang dilakukan di dalam memelihara Genset Engine dapat dibedakan
secara umum atas dua macam, yaitu :
a. Preventive maintenance
Preventive maintenance dalam pemeliharaan mesin genset ini dilakukan
untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan
menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan gangguan di
dalam mesin penggerak generator. Dalam pelaksanaan preventive

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 18
maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat dibedakan atas dua
macam yaitu :
1. Rountime maintenance .
2. Periodic maintenance

b. Predictive maintenance
Predictive maintenance merupakan perawatan yang bersifat predictive,
Dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala (predictive
maintenance) .pendeteksian ini dapat dievaluasi dari indikator-indikator yang
terpasang pada instansi suatu alat dan juga dapat melakukan pengecekan
vribasi dan aligmen untuk menambah data dan tindakan perbaikan selanjutnya
Predictive maitentenace yang terjadi pada mesin disel parkins :
1. Memprediksi vibrasi yang terjadi pada msen disel parkins Pen vibration
2. memprediksi kondisi bearing dengan mengunakan infrared temperatur.

c. Corective atau breakdown maintenance


Masalah ini meliputi perawatan terhadap fasilitas yang rusak sama sekali
dimana fasilitas/peralatan yang dipakai hinggá gagal beroperasi yang kemudian
harus diperbaiki. Yang dimaksud Corective Maintenance adalah kegiatan
perawatan atau peralatan yang dilakukan setelah terjadi suatu
kerusakan/kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi
dengan baik. Kebijaksanaan untuk melakukan corective maintenance saja tanpa
preventive maintenance akan menimbulkan akibat yang menghambat ataupun
memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi kerusakan yang tiba-tiba pada
fasilitas yang digunakan.
4.3 Injeksi Pump
Pompa injeksi yang digunakan mesin diesel type Perkins 1104A-44TG2
adalah pompa injeksi tipe inline dimana injection pump memiliki sebuah plunger
dan sebuah delivery valve pada tiap-tiap selinder. Injection pump mendorong
bahan bakar masuk ke dalam injection nozzle dengan tekanan dan dilengkapi

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 19
dengan sebuah mekanisme untuk menambah atau mengurangi jumlah bahan bakar
yang dikeluarkan dari nozzle.

Gambar 4.1 Injection Pump

1) Kerja elemen pompa


Bahan bakar yang disalurkan ke pompa pengisi (feed pump), dialirkan terus
ke pipa tekanan tinggi oleh elemen pompa sebagai berikut :
a. Pada saat plunger berada pada TMB, bahan bakar mengalir dari ruang
bahan bakar melalui lubang barel.
b. Pada saat plunger naik, ia membagi lubang barel (permukaan penyaluran
bahan bakar) dan akan mengeluarkan bahan bakar yang ada di dalam
ruang tekanan melalui katup penyalur masuk ke pipa tekanan tinggi.
c. Penyaluran bahan bakar terhenti segera setelah control helix membuka
lubang barel. Kemudian bahan bakar mengalir melalui lubang vertikal,
control helix dan lubang port kembali ke ruang bahan bakar.

Gambar 4.2 Plunger

2) Bagian dari elemen pompa

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 20
a) Plunger: Posisi plunger menetukan variasi besarnya penyaluran bahan
bakar. Berikut beberapa posisi dari plunger :
1. Tidak ada penyaluran bahan bakar
Ketika plunger bergerak ke atas, pinggir atas plunger terbuka
terhadap lubang barel (barrel port) hingga control helix membuka lubang
barel. Akibatnya tekanan tidak terjadi di dalam ruang tekanan, karenanya
tidak ada bahan bakar yang dapat disalurkan.
2. Penyaluran bahasn bakar sebagian
Ketika plunger bergerak ke atas, plunger menutup lubang dan akan
memulai menjalankan bahan bakar dari lubang yang ada dalam posisi
tertutup, tetapi penyaluran terhenti dengan terbukanya lubang barel oleh
control helix sesaat kemudian. Gerakan plunger pada periode penyaluran
bahan bakar inilah yang disebut “langkah efektif”.
3. Penyaluran bahan bakar secara maksimal
Penyaluran bahan bakar maksimum akan tercapai saat plunger
sampai pada langkah efektif maksimum.

Gambar 4.3 Posisi Plunger

b) Delivery valve Bahan bakar terkompresikan dengan tekanan tinggi


oleh plunger mendorong delivery valve ke atas dan bahan bakar
menyembur keluar. Segera setelah bahan bakar terkompresikan
dengan sempurna, delivery valve akan kembali pada posisi semula
karena dorongan dari valve spring untuk menutup lubang bahan
bakar (fuel passage), dengan demikian dapat mencegah kembalinya
bahan bakar.Delivery valve bergerak turun sampai permukaan valve
seat ditahan dengan kuat. Selama langkah ini bahan bakar ditarik

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 21
kembali dari injection pipe, seketika itu juga menurunkan residual
pressure antara delivery valve dan nozzle.

Gambar 4.4 Deliveri Valve

4.4 Inspeksi kerusakan Injeksi pump oil pada genset engine type Parkins
sebelum inspeksi langsung di lakukan pada injeksi pump, ada baiknya
dilakukan trouble shooting pada system bahan bakar keseluruhan agar dapat
di lakukan penangana setepat tepatnya pada mesin. Adapun analisa tersebut
yaitu:

a) Analisa gangguan system bahan bakar dan cara mengatasinya


3. Pengecekan permulaan yang meliputi :
 Pemeriksaan semua saluran bahan bakar dari semua kemungkinan bocor
atau cacat.
 Pemeriksaan saat penginjeksian bahan bakar
 Pemeriksaan penyemprotan nozzle. Yakni dengan cara pengendoran fitting
antara katup delivery dan pipa tekanan tinggi. Jika bocor maka katup
delivery tidak akan berfungsi bagaimana mestinya.
 Pemeriksaan feed pump. Longgarkan pengikat rumah pompa dan jalankan
mesin, bahan bakar harus mengalir dalam jumlah berlebihan melalui
selang.
 Pemeriksaan control rack

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 22
 Pemeriksaan viskositas dan banyaknya minyak pelumas
4.5 Hasil Inspeksi
Setelah dilakukan trouble shoting dan mengetahui titik permasalahan yang
terjadi pada injeksi pump di ketahui bahwa permasalahan pada injection
pump dari mesin diesel penggerak genset type perkins ini terletak pada
plunger dimana plunger tidak bekerja dengan semestinya sehingga
mengakibatkan gangguan pada pendistribusian bahan bakar yang berimbas
pada terganggunya system kerja dalam mesin di karenakan asupan bahan
bakar yang masuk tidak stabil.
Adapun kerusakan yang terjadi pada plunger adalah plunger
tergores, hal ini di akibatkan oleh pemakaian bahan bakar yang
terkontamiasi dengan bahan lain, adanya kotoran yang mengendap pada
tangki bahan bakar, saringan bahan bakar yang tidak bekerja dengan baik
(lama tidak diganti).

Cara pemerbaikan injection pump yang mengalami kerusakan tipe


ini adalah dengan melakukan pengkalibrasian pada injection pump.
Pengkalibrasian dilakukan dengan menggunakan alat pengetes pompa
injeksi bahan bakar, Setiap melakukan pengetesan terhadap pompa injeksi
harus disertai buku pedoman reparasi dari tipe pompa injeksi tersebut.
Pemeriksaan yang bisa dilakukan dengan menggunakan alat pengetes ini
adalah :
1. Pemeriksaan/penyetelan volume pompa injeksi.
2. Pemeriksaan/penyetelan governor.
3. Pemeriksaan/penyetelan feed pump.
4. Pemeriksaan/penyetelan penyediaan order dan lain – lain.
Karena keterbatasan alat, maka untuk pengkalibrasian tidak dilakukan di
PT Pertamina EP Asset 1 Field Rantau, melainkan mengirim injection
pump ke perusahaan khusus yang menangani pengkalibrasian namun,
langkah langkah pemerbaikan plunger pada calibration manual book dapat
di lihat di bawah ini.
 Langkah-langkah Pembongkaran Ijection Pump tipe Inline.
Jurusan Teknik Mesin
Universitas Malikussaleh Page 23
1. Dengan auto timer telah dilepaskan, pasang injection pump pada
mounting base dan pump setting angle (special tool).
2. Gunakan box wrench untuk melepas feed pump.

Gambar 4.5 Memasang Injection Pump pada mounting base dan


melepas priming pump.

3. Lepaskan governor.
4. Ukur kontrol rack sliding resistance.

Gambar 4.6 Mengukur kontrol rack sliding resistance.

Putar camshaft untuk meyakinkan bahwa resistensi mencapai nilai yang


telah ditetapkan pada segala posisi. Apabila melebihi nilai yang telah
ditetapkan mungkin penyebabnya adaah :

1. Control rack atau giginya rusak


2. Gigi pinion rusak atau pinion yang berhubungan dengan housing
rusak
3. Momen pengencangan pada delivery valve holder berlebihan.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 24
Gambar 4.7 Memutar camshaft untuk mengetahui nilai resistance.

4. Lepaskan cover plate dan gunakan coupling dengan round nut serta
holding wrench. Putar camshaft dengan plunger pada tiap-tiap cylinder
berada pada TDC, pasang tappet insert pada lubang tappet satu persatu.

Gambar 4.8 Mengukur end play.

5. Pasang camshaft clereance gauge pada camshaft untuk mengukur end play

Gambar 4.9 Pemasangan Clearance Gauge

6. Lepaskan camshaft, pukul perlahan dengan hamer plastik dari sisi


governor.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 25
Catatan : Pastikan bahwa cam pada camshaft tidak menyentuh dengan
tappet. Dan pasang flyweight round nut pada ujung camshaft guna
melindungi ulir dari kerusakan.

7. Melepas tappet

Gambar 4.10 Melepas tappet.

Masukkan roller clamp untuk mendorong tappet keatas. Dengan tappet


dalam keadaan terdorong lepaskan tappet insert dan masukkan tappet
clamp melalui camshaft hole, lalu jepit tappet dan tarik keluar.

8. Masukkan plunger clamp (special tool) dari bagian bawah pompa dan
cocokkan ujung plunger clamp ke lower spring seat. Kemudian tarik
plunger clam ke luar maka plunger akan terlepas.
Catatan : Ketika melepas plunger, pastikan bahwa lower spring
menghadap keatas guna mencegah terjatuhnya plunger.

Gamabr 4.11 Melepas valve holder.

9. Lepaskan lock plate dan lepaskan delivery valve holder dengan box
wrench kemudian lepaskan stopper delivery valve dan spring.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 26
Gambar 4.12 Melepas delivery valve.

10. Dengan mengunakan delivery valve extractor lepaskan delivery valve.

.
Gambar 4.13 Melepas plunger barrel
11. Lepaskan plunger barrel.
Catatan: Tempatkan plunger pada plunger barrel.

 Pemeriksaan terhadap komponen–komponen Injection pump tipe Inline.

1. Plunger dan barrel.

Gambar 4.14 Memeriksa kondisi plunger.

Setelah membersihkan dengan solar periksa apakah plunger bisa turun dengan
lembut pada barrel dengan sendirinya dengan cara :

a. Miringkan barrel 600


b. Tarik plunger sekitar 10 – 15 mm dan lepaskan.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 27
c. Putar plunger pada barrel apakah tidak mengalami sendat atau
macet.
d. Ganti plunger bila tidak bisa turun dengan sendirinya.
2. Delivery valve.

Gambar 4.15 Memeriksa kondisi delivery valve.

Bersihkan delivery valve dan bersihkan dengan solar kemudian


periksa dari kerusakan. Tutup bagian bawah valve seat dengan jari dan
tekan piston dengan jari lain. Bila piston melambung kembali ketika jari-
jari dilepaskan maka valve dalam kondisi baik jika tidak kembali maka
ganti valve.

3. Tappet
Pasang dial gauge pada teppet roller dan periksa clereance dengan
menggerakkan roller keatas dan kebawah rod. Bila clerence melebihi limit
ganti tappet dengan yang baru.
4. Lower spring seat
Periksa permukaan lower spring seat yang berhubungan dengan plunger
dari kerusakkan bila telah melebihi limit ganti lower spring seat.

5. Plunger spring dan delivery valve spring.


Perhatikan spring dan spring delivery valve bila tidak bagus ganti dengan
yang baru.

6. Menganti tappet roller bearing

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 28
Gambar 4.16 Melepas bearing.

Untuk melepas inner race dari camshaft gunakan gear puller. Dan untuk
memasang gunakan pipa atau metals block kemudian tekan dengan press.

 Memasang Plunger Injection Pump tipe Inline.

1. Pasang control rack dan kencangkan rack guide screw.


Catatan: Pastikan bahwa rack dapat bergerak dengan lancar dan periksa
juga untuk memastikan rack tidak berputar.

Gambar 4.17 Memasang kontrol rack

2. Pada saat memasang plunger barrel yakinkan bahwa knock pin yang
terpasang pada housing dalam keadaan lurus dengan lokasi notch pada
plunger barrel. Pastikan bahwa tonjolan knock pin projection sekitar 0,7
mm dari housing. Apabila tonjolan lebih kecil dari 0,7 mm, keluarkan
sedikit dari housing

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 29
Gambar 4.18 Memasang plunger barrel.

3. Dengan gasket baru terpasang pada delivery valve masukkan valve pada
tempatnya hingga kuat dan bertemu dengan permukaan plunger barrel.
Gunakan delivery valve gasket installer. (special tool)

Gambar 4.19 Memasang delivery valve dan stopper.

4. Pasang delivery valve spring dan stopper pada tempatnya, kencangkan


sementara delivery valve holder.

Gambar 4.20 Memasang kontrol pinion dan kontro sleeve

5. Dengan control rack tepat ditegah-tengah pasang control pinion dan


control sleeve.
6. Memasang plunger

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 30
Gambar 4.21 Memasang plunger.

Pasang plunger clamp (special tool) kedalam keadaan lower spring seat
dan pasangkan plunger kedalam lower spring seat. Masukkan plunger
kedalam plunger barrel dan hati-hati jangan sampai ujung plunger
membentur dengan pump housing dan plunger spring.

Gambar 4.22 Memasang tappet.

7. Jepit tappet dengan tappet clamp dengan memakai tappet guide luruskan
dengan housing groove dan masukkan tappet kedalam rumah pompa.

Gambar 4.23 Melepas tappet insert.

8. Gunakan roller clamp dorong tappet pada TDC. Kemudian masukkan


teppet insert (special tool) dan lepaskan roller camp (special tool).
Pastikan bahwa tanda dengan part number pada plunger flange adalah
terletak pada sisi cover plate. Untuk tiap-tiap silinder, periksa kondisi
gerakkan kontrol rack setiap kali tappet insert (special tool) dimasukkan.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 31
Gambar 4.24 Mengencangkan delivery valve.

9. Kencangkan delivery valve holder sesuai dengan ketentuan. Periksa juga


gerakkan control rack setip kali valve holder dikencangkan.

Gambar 4.25 Cara memasang roller bearing.

10. Pasang camshaft dengan tanda garis pada ujung picth (ulir) mengarah ke
drive end (camshaft gear).

Gambar 4.26 Mengukur end play

11. Dengan bearing cover terpasang sementara ukur end play pada camshaft
dengan menggunakan camshaft clearence gauge. Bila end play melebihi
limit stel dengan shim atau ganti bearing .
Catatan: Gunakan ketebalan shim yang mendekati sama pada sisi timer
dan governor

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 32
.

Ketebalan shim pada sisi timer 0,10; 0,15; 0,30; 0,50


Ketebalan shim pada sisi governor 0,1; 0,12; 0,14; 0,16; 0,18; 0,50

12. Pasang governor


13. Pasang part berikut setelah penyetelan pump.
a. Control rack cover.
b. Feed pump.
c. Cover plate.
d. Automatic timer.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 33
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa yang penulis peroleh, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan diantaranya adalah :

1. Plunger yang tergores, biasanya diakibatkan oleh adanya pemakaian bahan


bakar yang telah terkontaminasi dengan bahan lain, bisa juga diakibatkan
kotoran yang mengendap ditangki dan terbawa oleh bahan bakar saat bahan
bakar dipompakan dimana saringan minyak tidak bekerja dengan semestinya
dan pelumasan yang kurang baik.

2. Komponen-komponen yang sering bermasalah adalah seperti O-ring yang


menjadi keras, busing stang gas yang aus akibat pemakaian yang terlalu lama,
delivery akan aus, bearing yang aus dan sliding block yang goyang karena
telah aus yang diakibatkan oleh peakaian yang telah lama.

3. Tanda–tanda kerusakan dari Injection Pump dapat kita ketahui dengan cara
mengamati bunyi yang ditimbulkan oleh mesin pada saat dioperasikan seperti
bunyi mesin yang pincang atau merepet.

4. Dalam pembongkaran Injection Pump kita akan mengetahui adanya


komponen–komponen yang mengalami kerusakan dan perlu dilakukan
penggantian guna untuk menjaga kondisi dari mesin, suara yang ditimbulkan
serta tenaga yang dihasilkan.

5.2 Saran - saran

Diakhir penulisan laporan ini penulis ingin memberikan beberapa saran


dalam hal analisa kerusakan dan cara melakukan perawatan dan perbaikan pompa
injeksi tipe Inline pada mesin diesel type perkins diantarnya adalah :

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 34
1. Jangan coba–coba untuk melakukan pembongkaran sendiri, jika tidak benar –
benar menguasai teknik pembongkaran karena akan menyebabkan kerusakan
kepada komponen yang lainnya.
2. Perhatikan kualitas bahan bakar dengan selalu cek filter bahan bakar pada
mesin karena bahan bakar yang baik akan membawa pada daya tahan mesin
yang lebih kuat.

Jurusan Teknik Mesin


Universitas Malikussaleh Page 35

Anda mungkin juga menyukai