BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam
yang sangat melimpah, termasuk dalam hal sumber daya mineral seperti
minyak bumi, batu bara dan beberapa bahan mineral lainnya. Di antara
beranekaragam kekayaan alam Indonesia tersebut, minyak dan gas bumi
merupakan sumber daya energi yang sangat vital, karena sebagian besar
kebutuhan energi manusia baik untuk kebutuhan industri maupun keperluan
rumah tangga dipenuhi dengan sumber daya minyak dan gas, selain itu
minyak dan gas ini merupakan aset devisa negara yang sangat penting. Dalam
memenuhinya, diperlukan cara pengolahan minyak dan gas bumi yang efektif
dan efisien. Selain itu sebagai aset negara yang paling utama, perlu dilakukan
penghematan dalam penggunaan sumber daya minyak dan gas ini, mengingat
proses pembentukan minyak bumi dan gas ini yang membutuhkan waktu
berjuta-juta tahun lamanya.
Indonesia mempunyai beberapa lembaga yang mengurusi sumber daya
minyak dan gas, diantaranya yaitu PT. Pertamina yang berada dibawah
naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan juga Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (Pusdiklat Migas) yang berada di bawah
naungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kedua
lembaga ini saling bekerja sama dan mempunyai tugas serta wewenang yang
berbeda-beda. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi
(Pusdiklat Migas) menangani kegiatan-kegiatan operasional pengolahan
minyak dan gas serta melakukan pendidikan dan pelatihan tentang industri
minyak dan gas bumi. Sedangkan PT. Pertamina mempunyai wewenang dalam
kegiatan penambangan, pengolahan dan pendistribusian minyak dan gas.
Pusdiklat Migas selain sebagai lembaga untuk Pelatihan dan Pendidikan
minyak
dan
gas
di
Indonesia,
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
yang
memang
dikhususkan
untuk
3. Studi Kepustakaan
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
Sumber data tertulis merupakan sumber data paten yang tetap menjadi bahan
acuan secara umum dalam hampir seluruh kegiatan kerja praktek ini, Sumbersumbernya bisa didapatkan berupa buku, selebaran, pamflet, atau baganbagan yang tersebar pada seluruh bagian dari PUSDIKLAT MIGAS Cepu ini.
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Adapun tempat serta waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan adalah:
1. Tempat
2. Waktu
b.
c.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
Sistematika Laporan
Laporan praktek kerja lapangan ini terdiri dan tiga bagian utama yaitu
bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian akhir.
Bagian pendahuluan berisi halaman judul, halaman pengesahan, kata
pengantar, daftar isi, dan daftar gambar.
Bagian isi terdiri dan 4 bab yaitu:
1.
Bab I Pendahuluan.
2.
BAB II
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
Nama Instansi
Alamat
Tengah.
Telp. (0296) 421888 Fax. (0296) 421891
Email : informasi@pusdiklat migas.com
http://www.pusdiklatmigas.com
Tanggal berdiri : 4 Januari 1966, berdasarkan SK Menteri Urusan
Minyak dan Gas Bumi No. 05M/Migas/1966
Fasilitas
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
di
perusahaan
minyak
Belanda.
kemudian
Jepang
10
11
tersebut
dibentuk
panitia
kerja
yaitu
Badan
2.
3.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
12
13
kembali
dengan
ditetapkannya
Cepu
menjadi
Pusat
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
14
22
November
2010
PPT
MIGAS
diganti
menjadi
PUSDIKLAT MIGAS.
2.3. Lokasi Pusdiklat Migas
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perminyakan dan Gas Bumi berlokasi di:
Desa
: Karangboyo
Kecarnatan
: Cepu
Kabupaten
: Blora
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
15
Propinsi
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
16
Region
Jawa Area
Cepu
serta
Wonocolo
yang
merupakan
yang
menghubungkan
kota-kota
besar
sehingga
dapat
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
17
lapangan
Banyuasin,
lapangan
Banyuabang,
lapangan
18
a.
b.
c.
Teknik Umum
d.
e.
Teknologi Lingkungan
f.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
b.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
19
c.
d.
e.
f.
20
b. Jumat
: Libur
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
21
b. Jumat
: Libur
22
23
kilang. Di
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
24
terjadinya gangguan.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
25
Berikut ini data teknis mesin diesel sebagai prime mover di Unit
Power Plant Pusdiklat Migas Cepu.
: CUMMINS
: England/1997
: KTA 38 G5
: 1364 BHP
: 4 cycle water turbo charger and after cooled
: 1500rpm
: Baik
: CUMMINS
: India/2007
: KTA 38 G5
: 1364 BHP
: 4 cycle water turbo charger and after cooled
: 1500rpm
: Baik
: CUMMINS
: USA/1997
: KTA 38 G5
: 1180 BHP
: 4 cycle water turbo charger and after cooled
Kecepatan
: 1500rpm
Kondisi
: Baik
: CUMMINS
: Singapore/2003
: VTA 28 G5
: 750 BHP
: 1500rpm
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
26
Kondisi
: Baik
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
27
: Wanson / 550 Ms
Kapasitas
: 6600 kg / jam
Tekanan maksimum
: 10 kg/cm2
: 24000 kg
Temperatur uap
: 180 0C 200 0C
Tahun
: 1974
Kode
: SNCT
2.10.6. Laboratorium
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
28
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
29
1.
2.
3.
A. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja adalah suatu kejadian yang tidak kita
harapkan yang dapat mengganggu suatu proses atau sistem yang
telah kita tentukan yang dapat mengakibatkan suatu kerugian
dimana kerugian tersebut dapat menimpa manusianya atau
peralatan kerja dan bangunan.
1.
Kecelakaan
Kerja
Menurut
Kejadiannya
a.
Kecelakaan biasa
Merupakan kejadian yang menimpa manusia di lingkungan
masyarakat umum , dimana dari segi biaya akibat kecelakaan
ditanggung oleh mmasing masing individu.
b. Kecelakaan Industri
Kecelakaan kompensasi , yaitu kecelakaan yang terjadi diluar
jam kerja namun kerugian akibat kecelakaan tersebut
ditanggung oleh perusahaan.
Kecelakaan perusahaan , yaitu kecelakaan yang terjadi pada
waktu jam kerja dan kerugian karenanya adalah taanggung
jawab perusahaan.
2. Kecelakaan kerja Menurut PP No.11 Tahun 1979
a. Kecelakaan ringan , adalah kecelakaan yang tidak menimbulkan
hilangnya hari kerja.
b.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
30
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
31
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
32
sebagainya.
Mengadakan pengarahan dan bimbingan kepada praktikan
MIGAS CEPU.
Mengadakan pengarahan kepada para pekerja yang akan
melakukan pekerjaan di daerah daerah rawan atau berbahaya.
Biasanya menggunakan rekomendasi surat panas bila pekerjaan
menggunakan panas dan surat dingin bila tidak menggunakan
panas dalam melakukan pekerjaan.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
33
34
dikhususkan pada tiga hal . Antara lain : Pagar , pintu gerbang dan
pencahayaan.
Dalam hal pengamanannya menggunakan sistem gotong royong ,
dalam arti buka hanya petugas keamanan berseragam (satpam) yang
bertanggung jawab sepenuhnya , akan tetapi dibentuk anggota
security khusus untuk investigasi dengan cara berkeliling setiap
harinyan . Selain itu biasanya mereka memakai alat penglihatan jarak
jauh.
3. Pengamanan Informasi
Pengamanan informasi meliputi dokumen dokumen penting Negara
atau perusahaan yang sangat diperlukan untuk diamankan.
4. Pengamanan Operasional
Pengamanan operasional meliputi beberapa area / zona, yaitu :
a. Zona Pengawasan
Pada zona ini meliputi pintu gerbang atau pos satpam , jika ada
peserta praktek atau tamu diwajibkan untuk melapor terlebih dahulu
dan jika membawa kendaraan harus diparkir pada tempat parkir yang
telah disediakan.
b. Zona Terbatas
Pada zona ini meliputi area Laboratorium Perpustakaan , Laboratoium
Instrumentasi dan Telkom serta Unit K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja).
c. Zona Telarang
Pada zona ini meliputi area Kilang , dimana tidak setiap orang
diijinkan untuk memasuki area ini kecuali mendapatkan ijin dari
kepala secutity dan pembimbing.
Bagian uniit Keamanan PUSDIKLAT MIGAS CEPU dibagi menjadi
beberapa kepala unit, antara lain :
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
35
2.10.9 PERPUSTAKAAN
2.10.9.1 Sejarah Perpustakaan PUSDIKLAT MIGAS CEPU
Sejarah berdirinya Perpustakaan Pusdiklat Migas Cepu
sangat berkaitan dengan berdirinya PTK - AKAMIGAS atau STEM
(Perguruan Tinggi Kedinasan - Akademi Minyak dan Gas Bumi)
(Sekolah Tinggi Energi Dan Mineral ) yang pada awalnya terkenal
dengan AMGB.
Pada Tahun 1967 Akamigas didirikan sebagai salah satu wadah
untuk membina kader kader perminyakan nasional yang siap
pakai (ready for use) .
Akademi tersebut didirikan oleh PUSDIKLAT MIGAS Cepu yang
ditunjuk
oleh
pemerintah
sebagai
satu
satunya
akademi
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
36
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
37
Buku
: 21 Judul
: 23 Judul
Diktat (Handout)
: 153 Judul
Skripsi / Laporan KP
: 6.524 Judul
38
- Koleksi kaset
: 405 buah
d. Sarana
Perpustakaan menempati 3 (tiga) bagian gedung , terdiri atas :
1
VIPOP.
Katalogisasi memakai sistem subject heading - Library of
Congress volume I dan II.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
39
BAB III
MEKANISME KERJA KATUP PADA MESIN DIESEL CUMMINS
3.1. Pengertian Motor Diesel
Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor
pembakaran dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan
turbin gas. Motor diesel disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression
ignition engine) karena penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu
kompresi udara dalam ruang bakar. Dilain pihak motor bensin disebut motor
penyalaan busi (spark ignition engine) karena penyalaan bahan bakar diakibatkan
oleh percikan bunga api listrik dari busi.
Cara pembakaran dan pengatomisasian (atomizing) bahan bakar pada
motor diesel tidak sama dengan motor bensin. Pada motor bensin campuran bahan
bakar dan udara melalui karburator dimasukkan ke dalam silinder dan dibakar
oleh nyala listrik dari busi. Pada motor diesel yang diisap oleh torak dan
dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya udara, yang selanjutnya udara tersebut
dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa saat
sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar solar diinjeksikan ke
dalam ruang bakar. Dengan suhu dan tekanan udara dalm silinder yang cukup
tinggi maka partikel-partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
40
sehingga membentuk proses pembakaran. Agar bahan bakar solar dapat terbakar
sendiri, maka diperlukan rasio kompresi 15-22 an suhu udara kompresi kira0kira
600 C.
Meskipun untuk motor diesel tidak diperlukan system pengapian seperti
halnya pada motor bensin, namun dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi
bahan bakar yang berupa pompa injeksi (injection pump) dan pengabut
(injector) serta perlengkapan bantu lain. Bahan bakar yang disemprotkan harus
mempunyai sifat dapat terbakar sendiri (self ignition). Penampang mesin diesel
sederhan dapat dilihat pada gambar 1.
: Seri Engine
: Engine dengan turbocharge
: Engine dengn aftercooler
: Displacement dalam liter
: dilengkapi dengan generator (generator set)
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
41
Merk
= Cummins
Tipe
= KTA 38 G5
Langkah
= 4 Langkah
Jumlah Silinder = 12 buah
Volume
= 38 L (2300 cu in)
Brake Power
= 1180 HP
No Seri
= 33 13628 24
Tahun
= 1997
RPM
= 1500 rpm
Diameter Silinder = 59 mm
Made in
= USA
Langkah Torak = 59 mm
Comp. Ratio
= 13.8 : 1
Konstruksi Silinder
= V 60
Arah Putaran
= clockwise (searah jarum jam)
Starting
= Elec. DC 24 Volt
Pendingin
= Radiator / Cooler
Kapasitas air
= 88.9 Gal (337 L)
P. Pendingin
= 7-35 Psi (50-241 Kpa)
Pelumas
= SAE 40 MEDITRAN
Kapasitas Oli
= 41 Gal (155 L)
P. Pelumas
= 45-65 Psi
Berat
= 10130 kg
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
42
dibakar oleh nyala listrik dari busi. Pada motor diesel yang diisap oleh torak
dan dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya udara, yang selanjutnya udara
tersebut dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan yang tinggi.
Beberapa saat sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar
solar diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
dalam silinder yang cukup tinggi maka partikel-partikel bahan bakar akan
menyala dengan sendirinya sehingga membentuk proses pembakaran. Agar
bahan bakar solar dapat terbakar sendiri, maka diperlukan rasio kompresi 1522 dan suhu udara kompresi kira-kira 600C.
Meskipun untuk motor diesel tidak diperlukan system pengapian seperti
halnya pada motor bensin, namun dalam motor diesel diperlukan sistem
injeksi bahan bakar yang berupapompa injeksi (injection pump) dan
pengabut (injector) serta perlengkapan bantu lain. Bahan bakar yang
disemprotkan harus mempunyai sifat dapat terbakar sendiri (self ignition).
3.3.1. Prinsip Kerja Motor Diesel Dua Langkah
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
43
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
44
Piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati
bawah).
Katup masuk terbuka dan katup buang tertutup.
Karena piston bergerak ke bawah maka di dalam silinder terjadi
kevacuman sehingga udara bersih akan terhisap dan mengalir
masuk ke dalam ruang silinder melalui katup masuk.
Piston akan bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik
mati atas).
Kedua katup (katup masuk dan buang) tertutup.
Karena piston bergerak ke atas dan kedua katup tertutup maka
udara bersih di dalam silinder akan terdorong dan di
mampatkan di ruang bakar, akitaanya tertekan dan temperatur
udara menjadi tinggi.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
45
Piston bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati
atas).
Katup buang membuka dan katup masuk tertutup, karena piston
bergerak ke atas maka gas sisa hasil pembakaran akan terdorong
ke luar melalui katup buang.
Pada langkah II, (kompresi) terjadi pada motor diesel cukup tinggi karena
yang dikompresikan adalah udara murni dengan perbandingan kompresi
(ratio compression) 16 :1 sampai 22 : 1, sedangkan pada motor bensin yang
dikompresikan adalah gas (bahan bakar + udara) dengan perbandingan
kompresi 6 : 1 sampai 10 : 1. Oleh karena itu terjadi perbedaan tekanan pada
ruang bakar saat kompresi.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
46
Pada langkah IV, (buang) pada motor diesel panas gas buang jauh lebih
rendah bila dibandingkan dengan gas buang motor bensin. Hal ini terjadi
karena jumlah udara yang cukup untuk pembakaran terhadap bahan bakar
dalam panas yang merata.
1) Silinder
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
47
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
48
3) Piston
Piston pada Motor Diesel digunakan untuk menghisap dan menekan
udara masuk ke silinder. Piston terbuat dari logam paduan alumunium, hal
ini dimaksudkan agar piston ringan, sehingga gaya indensic yang terjadi
pada putaran tinggi terlalu besar. Piston juga harus dapat menahan gaya
inersia piston, gaya dari pena piston dan tahan terhadap suhu tinggi. Piston
dalam kerjanya dilengkapi dengan :
Gambar. Piston
a. Pena Piston
Pena Piston berfungsi sebagai penghubung piston dengan
connecting rod, Pena dibuat dari paduan aluminium dan dibuat lebih besar
dari pada lubang. tempat dudukannya agar pena lebih rapat terhadap
silinder. Untuk memasang pena ini, piston dipanaskan 100-110 C, pena
disusutkan dengan direndam didalam Es, Setelah piston memuai dan pena
menyusut, maka pena dimasukkan ke piston dan pena dikunci agar tidak
bergerak.
b. Ring Piston
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
49
kebocoran
saat
piston
dan
mengalami
keausan
terlebih
dahulu
adalah
bushing
dan
yang
mengakibatkan
keretakan-keretakan
pada
batang
penggerak tersebut.
Keterangan :
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
50
1.Connecting Rod
2 .Connecting Screw
3. Connecting Bush
4 Locating Pin
5.Connecting Bearing
6.Piston Ping
7. Piston
8. Rentaining Ring
9. Compresion Ring
10.Compresion Ring
5) Bantalan
Bantalan berfungsi untuk menahan atau menjaga agar poros engkol
tidak lekas aus. Bantalan terbuat dari campuran tembaga dan timah. Pada
poros terdapat dua buah bantalan. yaitu :
a. Bantalan Metal Duduk
Bantalan ini menahan antara dua engkol pada Poros Engkol, dan tidak
bergerak. Jadi hanya berfungsi sebagai penahan saja. Bantalan ini
dilengkapi dengan tempat pen dan alur minyak pelumas. Pada bantalan ini
biasanya terjadi keausan pada bagian yang bawah
b.
51
Connecting Rod, sehingga didalam Silinder akan mengalami langkahlangkah sebagai berikut, misal salah satu Silinder mulai menghisap udara
yang kemudian disusul Silinder berikutnya sesuai Firing Order dari
pembakaran,
setelah
berakhir,
maka
diikuti
silinder
silinder
7) Katup
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
52
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
53
54
7. Injektor
8. Tanki
9. Pipa pengembalian bahan bakar
10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi
11. Pipa peluap.
Sistem
ini
merupakan
suatu
tangki
sampai
proses
pembakaran.
a.
Tangki Harian
Tangki ini
berfungsi
untuk menampung bahan bakar solar
yang
b.
c.
Filter
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
55
1.
Lubang Masuk
2.
Ruang Alur
3.
Plat Pemutar
4.
Silinder
5.
Plunyer
6.
Batang Bergigi.
7.
Lubang Limpah
8.
Ruang Utama
9.
Katup Keluar
10.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
56
Dan apabila tekanan dalam silinder melampaui tekanan tertentu, maka bahan
bakar yang ada pada ruangan tadi akan mulai mengalir.
Saat Plunyer bergerak ke TMA, alur plunyer yang mixing akan
melalui lubang pelimpah sehingga bahan bakar bertekanan tinggi yang ada di
dalam ruang utama dan ruang alur akan melalui pelimpah dan kembali ke
tangki. Dengan demikian tekanannya akan turun cepat dan gelombang
penurun tekanan akan terjadi di dalam pipa bahan bakar. Apabila tekanan
bahan bakar pada nozzle turun pada tekanan tertentu maka katup nozzle akan
menutup sehingga pemyemprotan bahan bakar akan terhenti. Dengan
demikian katup pengeluaran pompa kembali pada kedudukannya.
Pada saat akan berakhirnya langkah plunyer ke TMA, lubang
pelimpah akan terbuka sehingga gas bahan bakar akan mengalir dari ruang
utama dan ruang alur ke ruang pemasukan bahan bakar disamping silinder.
Tetapi pada waktu gerakan plunyer dari TMA ke TMB, lubang pemasukan
bahan bakar akan tertutup lebih dahulu dan pada waktu alur melalui tepi
bawah pada ruang pelimpah, tekanan ruang utama dan ruang alur akan
berkurang. Selanjutnya plunyer ditarik oleh pegas dan menyebabkan
kevakuman didalam ruang utama dan ruang alur. Setelah puncak plunyer
mulai membuka lubang pemasukan dan lubang pelimpah, maka bahan bakar
mulai masuk dan seterusnya.
e.
Pipa - pipa ini berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar setelah disaring
Filter menuju pipa penyemprot, Kerangan (Vent Cock), Katup pengatur, Pipa
pengembali dan ke Pipa pembuang.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
57
f.
Injector (Pengkabut)
Fungsi dari Injector adalah untuk memasukkan bahan bakar kedalam
ruang bakar sesuai kebutuhan, mengabutkan bahan bakar sesuai dengan derajat
pengkabutan yang dimiliki.
Jenis injector yang digunakan adalah injector dengan nozzle katup jarum
yang pada ujung bawahnya terdiri dari dua buah bidang kerucut. Kerucut
Pertama menetap pada dudukannya dan Kerucut Kedua mempunyai katup
pegas, dimana katup akan membuka bila mendapat tekanan sebesar 260
Kg/Cm2. Lubang ujung Nozzle dibuat banyak dan berdiameter 0,2 mm.
tekanan 260 Kg/Cm2 dan terjadi pengkabutan, setelah bercampur dengan udara
masuk maka terjadi pembakaran.
Sisa dari bahan bakar yang tidak terkabut oleh pompa penyemprot keluar
melalui lubang pipa kelebihan bahan bakar dan dapat digunakan untuk
mendinginkan injector.
Pendinginan Injector
Injector yang panas karena berhubungan langsung dengan bahan bakar
1.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
58
Pada
proses
atau
naphalene-metil-alfa
yang
menghasilkan
karakteristik
pembakaran yang sama dengan solar bersangkutan. Dengan kata lain cetane
number juga disebut sensitifitas penyalaan bahan bakar diesel atau
kemudahan bahan bakar menyala, dinyatakan dalam angka cetane number.
Sedangkan bilangan cetane number bahan bakar bensin adalah bilangan yang
menyatakan jumlah proses iso-octane dalam campuran yang terdiri tas isooctane dan normal octane-nya. Semakin tinggi campurn cetane (C11 H10),
maka pennyalaan makin baik karena pembakaran makin acepat. Tertinggi
cetane number pada diesl fuel 100 dan terendah 0. Namun untuk motor diesel
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
59
yang disetel untuk menggunakan solar dengan cetane number pada putaran
tinggi CN boleh melebihi 50.
Untuk itu dikenal jenis solar :
- Light Diesel Fuel : CN rata-rata 50.
- Medium Diesel Fuel : C rata-rata 50
- Heavy Diesel Fuel : CN rata-rata 35
Dapat juga disebut LDF = Fuel No. 1
MDF = Fuel No. 2
Walaupun terdapat variasi CN tersebut kenyataannya semua motor diesel
harus sanggup melakukan pembakaran baik untuk CN.30 sampai CN. 60.
Demikian halnya untuk motor diesel putaran rendah alan lebih mampu
melakukan pembakaran vareasi CN yang besar, dibandingkan dengan motor
diesel putaran tinggi.
Biasanya motor diesel putaran tinggi membutuhkan CN tinggi. Antara fuel
No.1 dan No. 2 kelihatannyamempunyai CN yang rata-rata sama. Sebenarnya
kedua fuel ini berbeda pada segi efek pelumasannya. Karena umumnya diesel
fuel mengandung oli yang secukupnya untuk pelumasan tanpa mengurang
sifat pembakarannya.
Fuel No. 1 :
agak jernih.
lebih ringan.
Fuel No. 2 :
agak gelap.
Lebih berat.
Jadi fuel No. 2 lebih baik karena memberi dampak efek pelumasan dari pada
fuel No. 1.
Berat jenis diesel 0,85 0,95 nilai pembakaran antara 9500 10.000 kcal /
kg, sedangkan titik nyala 2000 3500C.
Nilai Pembakaran
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
60
Detonasi.
Detonasi dapat terjadi pada motor bensin maupun motor diesel, karena
keduanya melakukan proses pembakaran dalam silinder yang diatur oleh
sistem bahan bakar dan pengapian baik melalui distributor pengapian atau
distributor bahan bakar.
Oleh karena itu pembakaran dalam silinder sering terjadi kenaikan tekanan
yang sangat cepat dan tinggi, sampai kedengaran suara ketukan atau
knocking yang disebut detonasi.
Dengan kata lain detonasi terjadi akibat gelombang explosif dalam silinder
sehingga tekanan lebih cepat dari 40 kg/cm2 tiap 0,001 detik untuk motor
bensin.
Peristiwa knocking ini juga disebut peristiwa pembakaran sendiri dimana
bahan bakar terbakar tanpa ada penyalaan hanya karena proses oksidasi.
Untuk motor bensin hal ini diatasi dengan menaikkan octane number, karena
semakin tinggi octane number semakin baik. Octane number yang tinggi
sesuai untuk motor bensin yang perbandingan kompresi (compression ratio)
motor terseut tinggi. Terjadi detonasi pada motor bensin adalah bahan bakar
terlalu cepat, sedangkan pada motor diesel terjadi karena bahan bakar
terlambat (lihat pada gambar) yang menunjukkan terjadi detonasi.
61
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
62
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
63
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
64
dan 2. Didalam radiator terjadi pemindahan panas dari air pendingin ke udara
yang melewati celah-celah radiator oleh dorongan kipas angin. Pada saat Genset
baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin masih terlalu rendah, maka oleh
thermostat 5, air pendingin tersebut dipaksa melalui jalan potong atau bypass 6
kembali kepompa. Dengan demikian maka air akan lebih cepat mencapai suhu
yang diperlukan untuk operasi. Bila suhu tersebut telah tercapai maka air
pendingin akan melalui jalan sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.
65
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
66
Minyak tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan
disalurkan dengan tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu
melewati sistem pendingin dan saringan minyak pelumas. Dari saluran-saluran
pembagi ini, minyak pelumas tersebut disalurkan sampai pada tempat
kedudukan bearing-bearing dari poros engkol, poros jungkat dan ayunanayunan. Saluran yang lain memberi minyak pelumas kepada sprayer atau nozzle
penyemprot yang menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston sebagai
pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama dan bearing
ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung- tabung
silinder.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
67
melumasi
komponen
komponen
yang
saling
bergesekan
Seal (perantara dari dua benda yang bergesekan agar tidak terjadi kontak
langsung).
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
68
3.6.4. Turbocharging
Turbocharging sebuah mesin terjadi ketika gas-gas buang mesin dipaksa
melalui turbin atau impeller yang berputar dan terhubung dengan impeller
kedua yang terletak di sistem asupan udara segar. Impeler di sistem asupan
udara segar memampatkan udara segar.
Udara terkompresi melayani dua fungsi:
Fungsi Pertama, meningkatkan daya tersedia mesin dengan meningkatkan
jumlah maksimum oksigen yang dipaksa masuk ke dalam setiap silinder. Hal
ini memungkinkan jika lebih banyak bahan bakar diinjeksikan sehingga lebih
besar tenaga yang diproduksi oleh mesin. Fungsi Kedua adalah untuk
meningkatkan tekanan asupan. Hal ini meningkatkan pembilasan terhadap gas
buang keluar dari silinder.
Turbocharging umumnya ditemukan pada mesin empat langkah berdaya
tinggi. Ini juga dapat digunakan pada mesin dua tak di mana peningkatan
tekanan asupan yang dihasilkan oleh turbocharger diperlukan untuk memaksa
muatan udara segar ke dalam silinder dan membantu menekan gas buang
keluar dari silinder.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
69
3.6.5. Supercharging
Supercharging mesin melakukan fungsi yang sama dengan turbocharging
mesin. Perbedaannya hanya pada sumber daya yang digunakan untuk
menggerakkan perangkat yang memampatkan udara segar masuk. Dalam
sebuah mesin supercharger, udara biasanya dikompresi di dalam alat yang
disebut blower.
Blower digerakkan langsung melalui roda gigi dari crankshaft mesin. Jenis
yang paling umum dari blower menggunakan dua rotor berputar untuk
menekan udara. Supercharging lebih umum ditemukan di mesin dua langkah di
mana tekanan yang lebih tinggi dari supercharger mampu menghasilkan sesuai
dengan yang diperlukan
.
3.6.6. Sistem Pembuangan Gas Pada Mesin
Sistem pembuangan mesin diesel melakukan tiga fungsi: Pertama, saluran
sistem pembuangan yang melewatkan gas-gas pembakaran dari mesin, di mana
mereka ditipiskan oleh atmosfer setelah sebelumnya dicampur dengan air. Hal
ini dilakukan didaerah sekitar mesin ditempatkan. Kedua, batas sistem
pembuangan dan saluran gas-gas ke turbocharger, jika digunakan. Ketiga, sistem
pembuangan yang memberikan peredaman knalpot
(muffler) digunakan untuk mengurangi kebisingan mesin.
70
Katup adalah suatu alat dinamis yang terbuat dari logam yang tahan suhutinggi
yang terpasang pada kepala silinder. Katup yang dipasang pada kepalasilinder
terdiri dari katup masuk dan katup buang. Katup masuk adalah katup
yangdigunakan untuk membuka dan menutup saluran masuk sehingga udara
dapatmasuk ke dalam silinder, sedang katup buang adalah katup yang digunakan
untuk membuka dan menutup saluran pembuangan sehingga gas bekas
pembakarandapat terbuang keluar dari dalam ruang bakar. Setiap silinder
mempunyai satukatup masuk dan satu katup buang, namun demikian ada juga
mesin dengan empatbuah katup pada setiap silindernya
Mekanisme katup pada motor diesel generator 4 tak berfungsi untuk
mengatur pemasukan udara murni dan pengeluaran gas sisa pembakaran
dengan cara membuka dan menutup kedua katup. Mekanisme katup pada
motor diesel 4 tak terdiri dari : poros bubungan (camshaft), pengungkit
(tappet), batang pendorong (pushrod), tuas penekan katup (rocker arm)
dan katup beserta pegas pengembalinya.
Cara kerja mekanisme katup yaitu : saat motor bekerja roda gigi poros
engkol berputar menggerakkan roda gigi bubungan sehingga poros
bubungan juga ikut berputar. Karena permukaan poros bubungan
berbentuk eksentris (lonjong) maka pengungkit (tappet) yang
berhubungan dengannya cenderung bergerak naik turun sesuai dengan
bentuk permukaan poros bubungan yang menggerakkannya. Gerak naik
turun tappet tersebut diteruskan oleh batang pendorong (push-rod) ke
tuas penekan katup (rocker-arm) sehingga menekan (katup terbuka) dan
membebaskan katup (katup tertutup) secara bergantian mengikuti putaran poros
bubungan yang lonjong (eksentrik).
3.6.7.1.
Pengatur Katup
71
TMB, disebut penutupan kemudian atau isap akhir. Dengan demikian langkah
isap, katup ini terbuka selama : 10 0 + 1800 + 490 = 2390. Langkah buang juga
demikian katup ex membuka 460 sebelum TMB yang disebut pembuangan
awal, dan menutup pada posisi piston berada 130 setelah TMA. Dengan
demikian selama langkah buang katup buang ex terbuka 130 + 1800 + 460 =
2390.
TMA (titik mati atas) yaitu titik terjauh yang dapat dijangkau oleh puncak
torak (piston) dimana antara jari-jari poros engkol dan batang torak
membentuk satu garis lurus.
TMB (titik mati bawah) yaitu titik terdekat yang dapat dicapai oleh puncak
torak jika ditinjau dari jaraknya terhadap titik pusat poros engkol.
72
buang dengan awal isap. Dalam hal ini 10 sebelum TMA sampai 13 0 setelah
TMA yaitu selama 230. Saat seperti ini disebut over lapping atau saat bilas
singkat.
Bagian-bagian yang menggerakkan membuka dan menutup katup pada
waktu yang teratur disebut mekanisme katup. Mekanisme katup dibagi dalam
beberapa susunan katup yaitu jenis katup sisi (side valve) dan jenis katup
kepala (overhead valve). Pada mesin Colt Diesel ini katup yang digunakan
adalah jenis overhead valve.
3.6.7.2.
Bagian-bagian Pada Katup
Bagian-bagian yang terdapat dalam mekanisme katup antara lain adalah
sebagai berikut:
Batang katup
Pegas katup
Kepala katup
bagian bawah batang katup terdapat alur untuk tempat penahanan pegas
Pegas Katup: Pegas katup adalah pegas spiral yang bekerja menutupkan
katup. Kebanyakan mesin dilengkapi dengan satu pegas katup pada setiap
katup, tetapi ada juga yang menggunakan dua buah pegas yang
mempunyai tegangan yang berbeda. Apabila tegangan pegas lemah,
kemungkinan gas akan keluar dari katup dan tenaga mesin menjadi
berkurang. Pegas katup berfungsi untuk menutup katup pada saat poros
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
73
nok bebas,atau sedang tidak mengangkat tappet atau katup. Oleh karena itu
pegas katupharus betul-betul menutup atau menahan katup supaya segera
tertutup pada saatporos nok melepaskannya. Apabila pegas katup lemah
maka akan berakibatpenutupan katup tidak rapat atau penutupan katup
lamban yang disebut denganistilah katup mengapung, yang maksudnya
katup tidak segera menutup atauterbuka lebih lama dari yang seharusnya.
Hal ini terjadi terutama apabila pegaskatup lemah dan motor berputar pada
kecepatan tinggi. Pada umumnya motormenggunakan pegas katup koil
atau disebut juga pegas spiral, hanya saja jumlahlilitan yang dipakai
berbeda-beda sesuai dengan perencanaan masing-masingpabrik
pembuatnya. Khusus untuk pegas katup dengan jarak antara masingmasing lilitan berbeda, perlu diperhatikan dalam pemasangannya karena
jikaterbalik maka tujuan untuk mengurangi getaran tidak tercapai. Jarak
lilitanterdekat yang dipasangkan pada bagian yang menempel dengan
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
74
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
75
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
76
Pada tipe ini, camshaft diletakkan di atas kepala silinder dan cam
langsung menggerakkan rocker arm tanpa melalui lifter dan pushrod.
Camshaft digerakkan oleh poros engkol melalui rantai atau tali penggerak.
Tipe ini sedikit lebih rumit dibandingkan dengan OHV, tetapi tidak
menggunakan lifter dan pushrod sehingga berat bagian yang bergerak
menjadi berkurang. Kemampuannya pada kecepatan tinggi cukup baik,
karena katup-katup membuka dan menutup lebih tetap pada kecepatan
tinggi. Karena tidak menggunakan lifter dan push rod, bobot bagian yang
bergerak menjadi berkurang. Ini membuat kemampuan mesin pada
kecepatan tinggi cukup baik karena katup mampu membuka dan menutup
lebih presisi pada kecepatan tinggi. OHC yang memakai noken as tunggal
sebagai tempat penyimpanan katup isap dan buang sering disebut sebagai
SOHC. Setiap noken as untuk setiap silinder hanya mampu menampung 2
katup, 1 isap, dan 1 buang. Oleh karena itu, mesin yang memiliki 4
silinder pasti hanya bisa memakai 8 katup.
4. Tipe Double Over Head Camshaft (DOHC)
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
77
Ada beberapa model dalam pemindahan putaran dari poros engkol ke poros
nok, antara lain:
1) Model timing gear
Model ini digunakan pada mekanisme katup mesin OHC (Over Head
Valve}, di mana poros noknya berada di dalam blok silinder. Model ini
sudah jarang dipakai, karena timing geanya menimbulkan bunyiyang
berisik dibanding model Iain.
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
78
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
79
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
80
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan mekanisme kerja katup mesin diesel cummins di atas, tipe kerja
katup yang digunakan oleh mesin diesel cummins yaitu:
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
81
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG / 2012
82