Modul C
Uji Puntir
Oleh:
Kelompok 3
Rifki Hapid 13718009
Haris Amaldi 13718020
Zufar Taufiqurrahman Fattah 13718033
Dwi Yulianto 13718051
Milani Ernawati 13718063
1.2 Tujuan
1. Menentukan tegangan luluh geser dan modulus elastisitas geser
berdasarkan kriteria Tresca dan Von Mises material ST37.
2. Menentukan nilai konstanta kekuatan (K) dan konstanta strain hardening
(n) untuk kriteria Tresca dan Von Mises materialST 37.
BAB II
TEORI DASAR
Gambar 2.1 Diagram benda bebas (kanan) dan mesin uji puntir (kiri)
[ CITATION RCH11 \l 1033 ]
Gambar 2.3 Patahan ulet dan getas pada uji torsi[ CITATION Geo88 \l 1033 ]
Di dalam uji torsi patahan antara material ulet dan getas akan berbanding
terbalik dengan material uji tarik. Hal ini dikarenakan di dalam skema uji puntir,
untuk material yang bersifat ulet akan mengalami kegagalan akibat tegangan
gesernya di mana bentuk patahannya memiliki sudut tegak lurus terhadap bidang
putar saat dilakukan uji torsi. Sedangkan untuk material yang bersifat getas akan
mengalami kegagalan akibat tegangan tarik maksimumnya. Di mana saat ditinjau
dengan lingkaran Mohr lalu diambil suatu area kecil pada spesimen dan dilakukan
analisis maka saat area kecil diputar sebesar 45° akan ada tegangan normal
maksimum yang muncul dan jika digambarkan dengan lingkaran Mohr sudutnya
sebesar dua kali sudut realnya artinya 90°. Maka dalam hal ini, untuk bentuk
patahan material yang bersifat getas akan memebentuk sudut 45°.
Ketika suatu kurva uji puntir telah melewati titik batas daerah deformasi elastis
maka persamaan yang digunakannya pun akan berbeda dengan daerah yang
bersifat elastis. maka dari itu, Nadai melakukan perhitungan besarnya regangan
geser pada daerah plastis. Regangan geser sebenarnya didapatkan dari persamaan
Sehingga di dapat :
Gambar 2.4 Grafik uji torsi[ CITATION Geo88 \l 1033 ]
di mana
sehingga
karena terdapat hubungan antara tegangan serta regangan geser maka dapat di
substitusi persamaan . Sehingga nantinya akan di dapatkan persamaan
akhirnya
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
Pengolahan Data dari miliVolt dan waktu menjadi Momen Puntir, Angle of
Twist (θ) dan Angle of Twist per Length (θ L)
Untuk mengubah nilai gaya (F) menjadi Momen Puntirnya maka gunakan rumus
M T =F x r o
F=gaya(N )
r o = jari jari awal spesimen(m)
Namun karena dari alat sendiri sudah menghasilkan konversi satuannya, di mana
1 volt= 12.06 Nm
Setelah itu untuk mencari nilai Angle of Twist maka gunakan persamaan
θ=2 π x jumlah putaran
Lalu untuk nilai Angle of Twist per Length cara menghitungnya ialah
θ
θ L=
L
Di mana L merupakan panjang gage length (m)
Pengolahan Data dari Momen Puntir dan Angle of Twist per Length (θ L)
menjadi Ʈ(Mpa) dan ɣ
Untuk mengubah nilai momen puntir menjadi torsi maka gunakan persamaan
16 M T
Ʈ=
π D3
ɣ=θ L x r o
Tabel 4.2.2 Pengolahan data dari Momen Puntir dan Angle of Twist per
Length (θ L) menjadi Ʈ dan ɣ
Ʈ (Mpa) ɣ 0 0
0,01681488 0,45400179
351,399057 1 660,9741995 2
0,03362976 0,47081667
353,3534455 2 662,7331492 3
0,05044464 0,48763155
380,1285683 4 666,6419262 5
0,06725952 0,50444643
412,5714178 5 670,5507033 6
0,08407440 0,52126131
446,9686559 6 672,3096529 7
0,10088928 0,53807619
469,8350016 7 676,21843 8
0,11770416 0,55489107
487,0336207 8 679,9317682 9
506,1866282 0,13451905 0,57170596
0,15133393 681,8861567 1
523,3852473 1 0,58852084
0,16814881 683,8405452 2
538,6294778 2 0,60533572
0,18496369 685,7949338 3
552,1147586 3 0,62215060
0,20177857 687,7493223 4
563,450212 4 0,63896548
0,21859345 691,4626605 5
574,9811043 6 0,65578036
0,23540833 695,3714375 7
582,6032196 7 0,67259524
0,25222321 695,3714375 8
590,2253348 8 0,68941012
0,26903809 699,0847757 9
599,8018386 9 701,0391643 0,70622501
607,4239539 0,28585298 0,72303989
0,30266786 702,9935528 1
613,0916806 2 0,73985477
0,31948274 706,706891 3
620,7137958 3 0,75666965
0,33629762 706,706891 4
626,5769614 4 0,77348453
0,35311250 708,6612795 5
632,2446881 5 0,79029941
0,36992738 708,6612795 6
639,8668034 6 0,80711429
0,38674226 710,615668 7
643,7755805 7 0,82392917
0,40355714 710,615668 9
647,4889186 9 712,5700566 0,84074406
651,3976957 0,42037203 0,85755894
0,43718691 712,5700566 1
657,0654224 1 714,3290062 0,87437382
2 1,24430120
0,89118870 739,1497405 8
718,2377833 3 741,104129 1,26111609
0,90800358 1,27793097
716,2833948 5 741,104129 1
0,92481846 1,29474585
718,2377833 6 743,0585176 2
0,94163334 1,31156073
720,1921718 7 743,0585176 3
0,95844822 1,32837561
722,1465603 8 745,0129061 4
0,97526310 1,34519049
723,90551 9 743,0585176 6
725,8598985 0,99207799 1,36200537
1,00889287 745,0129061 7
725,8598985 2 1,37882025
1,02570775 745,0129061 8
729,7686756 3 1,39563513
1,04252263 745,0129061 9
731,5276253 4 745,0129061 1,41245002
1,05933751 1,42926490
729,7686756 5 746,9672946 2
1,07615239 1,44607978
731,5276253 6 746,9672946 3
1,09296727 1,46289466
731,5276253 8 746,9672946 4
1,10978215 1,47970954
731,5276253 9 746,9672946 5
731,5276253 1,12659704 1,49652442
1,14341192 748,7262443 6
733,4820138 1 1,51333930
1,16022680 750,6806328 8
733,4820138 2 1,53015418
1,17704168 752,6350213 9
733,4820138 4 752,6350213 1,54696907
1,19385656 1,56378395
733,4820138 5 659,019811 1
1,21067144 1,58059883
735,4364023 6 0 2
1,22748632
737,3907908 7
Pengolahan Data untuk mencari grafik koreksi daerah plastis dengan
menggunakan metode Nadai
Berdasarkan dasar teori dalam laporan ini maka untuk mencari kurva daerah
plastis dengan menggunakan metode Nadai ialah dengan melakukan plotting
terhadap grafik engineernya dengan segitiga siku-siku terhadap 10 titik setelah
daerah elastis. Lalu akan mendapatkan nilai BC dan CD seperti yang sudah
dijelaskan pada dasar teori.
1
Ʈ= (BC+3 CD )
2 π a3
Pengolahan Data untuk mencari kurva flow stress dengan kriteria Tresca
dan von Misses
Berdasarkan persamaan flow stress maka di dapat
σ =K ε n
lnσ =lnK + n ln ε
700
600
500
Torsi (MPa)
400
Ʈ
300 (Mpa)
200
100
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
ɣ
600
500
Torsi (MPa)
400
Ʈ (Mpa)
300
200
100
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
ɣ
1200
1000
Stress (MPa)
800
Tresca
600 von Misses
400
200
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Shear Stress
von Misses
6.7
Linear (von Misses)
6.6
6.5
6.4
6.3
-3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
ln ε
BAB V
ANALISIS DATA
Dari data hasil pengujian di dapat data milivolt dengan waktu, lalu
dilakukan konversi agar tabel data berbentuk momen torsi, angle of twist per
length serta angle of twist. Khusus untuk mendapatkan angle of twist data waktu
harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam nilai jumlah putaran. Lalu setelah itu
dikonversi hingga mendapat nilai Torsi dengan ɣ. Dari data tabel tersebut akan
menghasilkan kurva engineering uji torsi di mana hampir sama dengan kurva uji
tarik terdapat daerah elastis dan plastis. Setelah itu dilakukan metode Nadai untuk
mengetahui kurva koreksinya, metode ini sendiri hanya berlakuunutk daerah
plastisitas deformasi seragam, sehingga saat melewati titik maksimum maka
metode Nadai tidak berlaku.
Lalu jika ditinjau untuk bagian sifat mekanik spesimen yaitu nilai
kekerasannya terjadi perubahan yang ditunjukkan di bagian bab IV di mana nilai
kekerasannya bertambah saat setelah dilakukan uji puntir. Hal ini terjadikarena
ketika spesimen diputar lalu melewati daerah elastis maka akan terjadi fenomena
strain hardening di mana jika dianalisis bagian mikrostrukturnya akan terjadi
penumpukan dislokasi di suatu daerah, hal ini lah yang kemudian menghambat
laju dislokasi lainnya jika ditinjau secara termodinamika. Akibatnya spesimen
memiliki nilai kekerasan akhir yang lebih besar daripada kekerasan awalnya.
1.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Sifat mekanik ST-37 yang didapat dari pengujian tarik adalah:
2. Modulus elastisitas geser spesimen adalah 83.59 untuk Tresca dan 62.69
untuk von Misses
6.2. Saran
Saran untuk ke depannya agar pengujian yang dilakukan lebih bervariasi
dari segi spesiman lalu untuk metodologi pengujian mungkin akan lebih
bagus apabila mencoba standar-standar lainnya untu dijadikan sebagai
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA