Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

MT2205 LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL 1

Modul C
Uji Puntir

Oleh:

Kelompok 3
Rifki Hapid 13718009
Haris Amaldi 13718020
Zufar Taufiqurrahman Fattah 13718033
Dwi Yulianto 13718051
Milani Ernawati 13718063

Tanggal Praktikum 24 Februari 2020


Tanggal Pengumpulan Laporan 28 Februari 2020
Asisten (NIM) Andar Partogi(13716059)

LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tegangan geser terjadi secara paralel pada bidang material, berbeda dengan
tegangan normal yang tegak lurus dengan bidang. Kondisi tegangan geser dapat
terjadi dengan melakukan geseran secara langsung (direct shear) dan tegangan
puntir (torsional stress). Fenomena geseran secara langsung dapat dilihat pada
saat kita menancapkan paku ke balok kayu. Pada setiap permukaan di paku dan
kayu yang bersinggungan langsung dengan paku akan mengalami geseran secara
langsung. Sedangkan, fenomena tegangan puntiran dapat terjadi apabila suatu
spesimen mengalami momen torsi. Dengan adanya tegangan geser, maka respon
yang diterima oleh material pun berbeda. Selain itu, kondisi tegangan dan
regangan kompleks yang terjadi pada waktu pengujian puntir adalah sensitif
terhadap perubahan di dalam material, sehingga pengujian puntir berguna sebagai
alat untuk mengevaluasi keuletan kawat. Untuk standar pengujian puntir kawat,
dideskripsikan dengan lengkap dalam ASTM A938, dengan maksimum diameter
kawat sampai dengan 10 mm.

1.2 Tujuan
1. Menentukan tegangan luluh geser dan modulus elastisitas geser
berdasarkan kriteria Tresca dan Von Mises material ST37.
2. Menentukan nilai konstanta kekuatan (K) dan konstanta strain hardening
(n) untuk kriteria Tresca dan Von Mises materialST 37.
BAB II
TEORI DASAR

Gambar 2.1 Diagram benda bebas (kanan) dan mesin uji puntir (kiri)
[ CITATION RCH11 \l 1033 ]

Di dalam skema tersebut diperlihatkan bahwa specimen nantinya akan


diberikan momen torsi terus menerus hingga mengalami fracture. Pada gambar di
atas terdapat beberapa bagian seperti troptometer atau torque strain recorder yang
berfungsi untuk menghitung sudut putar saat dilakukan pengujian nantinya bagian
ini akan membaca berapa perpindahan sudut antara satu titi di ujung awal dengan
titik lain di ujung yang berbeda sehingga kita bisa menemukan besarnya regangan
geser yang terjadi pada spesimen, lalu fixed head yang berfungsi untuk
mencengkram bagian ujung spesimen dan tidak bisa berotasi pada porosnya
sedangkan turning head berfungsi sebagai bagian yang mencengkram ujung
lainnya dari spesimen namun bagian ini bisa berputar pada porosnya. Selanjutnya
ada motor yang memberikan putaran pada turning head sehingga spesimen akan
ikut berputar pada porosnya. Selain itu, terdapat pula movable unit on rail di
mana bagian ini bisa digeser-geser disesuaikan dengan panjang dari spesimennya
sendiri.[ CITATION RCH11 \l 1033 ]
Gambar 2.2 Spesimen untuk uji torsi
Spesimen yang digunakan untuk pengujian puntir (torsion test) berbentuk
silinder pada umumnya, sehingga penampang spesimen jika dilakukan transverse
section maka di dapat bentuk lingkaran. Untuk daerah elastis regangan geser
bervariasi secara linear dari titik pusat hingga permukaan, di mana nilai
maksimum terjadi pada permukaannya dari sini nantinya kita akan mendapatkan
nilai Modulus Geser (G). Ketika kita lihat di grafiknya maka akan ada di suatu
titik tertentu di mana spesimen mengalami deformasi plastis sehingga ditandai
dengan grafik yang tidak linear, hal ini terjadi saat regangan geser pada spesimen
sudah terlalu besar.

Gambar 2.3 Patahan ulet dan getas pada uji torsi[ CITATION Geo88 \l 1033 ]

Di dalam uji torsi patahan antara material ulet dan getas akan berbanding
terbalik dengan material uji tarik. Hal ini dikarenakan di dalam skema uji puntir,
untuk material yang bersifat ulet akan mengalami kegagalan akibat tegangan
gesernya di mana bentuk patahannya memiliki sudut tegak lurus terhadap bidang
putar saat dilakukan uji torsi. Sedangkan untuk material yang bersifat getas akan
mengalami kegagalan akibat tegangan tarik maksimumnya. Di mana saat ditinjau
dengan lingkaran Mohr lalu diambil suatu area kecil pada spesimen dan dilakukan
analisis maka saat area kecil diputar sebesar 45° akan ada tegangan normal
maksimum yang muncul dan jika digambarkan dengan lingkaran Mohr sudutnya
sebesar dua kali sudut realnya artinya 90°. Maka dalam hal ini, untuk bentuk
patahan material yang bersifat getas akan memebentuk sudut 45°.
Ketika suatu kurva uji puntir telah melewati titik batas daerah deformasi elastis
maka persamaan yang digunakannya pun akan berbeda dengan daerah yang
bersifat elastis. maka dari itu, Nadai melakukan perhitungan besarnya regangan
geser pada daerah plastis. Regangan geser sebenarnya didapatkan dari persamaan

Sedangkan untuk mendapatkan persamaan tegangan geser sebenarnya di dapatkan


melalui penurunan rumus torsi

Karena tegangan geser merupakan fungsi dari regangan gesernya maka

Sehingga di dapat :
Gambar 2.4 Grafik uji torsi[ CITATION Geo88 \l 1033 ]

di mana

sehingga

karena terdapat hubungan antara tegangan serta regangan geser maka dapat di
substitusi persamaan . Sehingga nantinya akan di dapatkan persamaan
akhirnya

Atau dapat disederhanakan menjadi


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

Persiapan alat dan bahan

Dimensi spesimen diukur


sebanyak 3 kali

Diberi tanda menggunakan


tipe-x sepanjang gage
length

Spesimen dipasang di alat


uji torsi

Mesin dihidupkan dan data


voltase serta waktu akan
terbaca pada komputer

Setelah patah, spesimen


dilepas dari mesin uji torsi

Panjang akhir gage length


diukur

Diameter akhir diukur


Rifki Hapid
13718009

BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Praktikum


Jenis specimen : ST37
Gauge length awal (l 0) : 73.65 mm
Diameter awal ( D0) : 6.80 mm, 6.85 mm, 6.75 mm
Kecepatan putar (ω) : 15 RPM
Mesin uji : Termostet Pryisesten
Kekerasan Awal : 74.6 HRB
Kekerasan Akhir : (95,5 : 94.1 : 85.7)HRB
Jumlah Puntiran :6
Panjang akhir (l f ) : 62.6 mm, 62.3 mm, 63.0 mm
Diameter akhir ( Df ) : 6.80 mm, 6.80 mm, 6.75 mm
Durasi :18.8 s

Tabel 4.1.1 Data Uji Torsi


time(second) milivolt 4,2 3235 8,6 3597
0 0 4,4 3274 8,8 3616
0,2 1798 4,6 3294 9 3616
0,4 1808 4,8 3313 9,2 3626
0,6 1945 5 3333 9,4 3626
0,8 2111 5,2 3362 9,6 3636
1 2287 5,4 3382 9,8 3636
1,2 2404 5,6 3391 10 3646
1,4 2492 5,8 3411 10,2 3646
1,6 2590 6 3431 10,4 3655
1,8 2678 6,2 3440 10,6 3675
2 2756 6,4 3460 10,8 3665
2,2 2825 6,6 3479 11 3675
2,4 2883 6,8 3489 11,2 3685
2,6 2942 7 3499 11,4 3695
2,8 2981 7,2 3509 11,6 3704
3 3020 7,4 3519 11,8 3714
3,2 3069 7,6 3538 12 3714
3,4 3108 7,8 3558 12,2 3734
3,6 3137 8 3558 12,4 3743
3,8 3176 8,2 3577 12,6 3734
4 3206 8,4 3587 12,8 3743
13 3743 15,2 3792 17,4 3822
13,2 3743 15,4 3802 17,6 3822
13,4 3743 15,6 3802 17,8 3831
13,6 3753 15,8 3812 18 3841
13,8 3753 16 3802 18,2 3851
14 3753 16,2 3812 18,4 3851
14,2 3753 16,4 3812 18,6 3372
14,4 3763 16,6 3812 18,8 0
14,6 3773 16,8 3812
14,8 3782 17 3822
15 3792 17,2 3822

4.2 Pengolahan Data

Pengolahan Data dari miliVolt dan waktu menjadi Momen Puntir, Angle of
Twist (θ) dan Angle of Twist per Length (θ L)
Untuk mengubah nilai gaya (F) menjadi Momen Puntirnya maka gunakan rumus

M T =F x r o

F=gaya(N )
r o = jari jari awal spesimen(m)
Namun karena dari alat sendiri sudah menghasilkan konversi satuannya, di mana
1 volt= 12.06 Nm
Setelah itu untuk mencari nilai Angle of Twist maka gunakan persamaan
θ=2 π x jumlah putaran

Untuk konversinya 1 sekon = 0,29 putaran

Lalu untuk nilai Angle of Twist per Length cara menghitungnya ialah

θ
θ L=
L
Di mana L merupakan panjang gage length (m)

Tabel 4.2.1 Pengolahan miliVolt dan sekon menjadi MT , θdan θ L


Angle of 42,31854 13,11264 178,0399185
Momen Angle of Twist per 42,43914 13,47688 182,9854718
Puntir Twist Length 42,66828 13,84112 187,9310251
0 0 0 42,90948 14,20536 192,8765784
21,68388 0,36424 4,945553293 42,90948 14,5696 197,8221317
21,80448 0,72848 9,891106585 43,13862 14,93384 202,767685
23,4567 1,09272 14,83665988 43,25922 15,29808 207,7132383
25,45866 1,45696 19,78221317 43,37982 15,66232 212,6587916
27,58122 1,8212 24,72776646 43,60896 16,02656 217,6043449
28,99224 2,18544 29,67331976 43,60896 16,3908 222,5498982
30,05352 2,54968 34,61887305 43,72956 16,75504 227,4954515
31,2354 2,91392 39,56442634 43,72956 17,11928 232,4410048
32,29668 3,27816 44,50997963 43,85016 17,48352 237,386558
33,23736 3,6424 49,45553293 43,85016 17,84776 242,3321113
34,0695 4,00664 54,40108622 43,97076 18,212 247,2776646
34,76898 4,37088 59,34663951 43,97076 18,57624 252,2232179
35,48052 4,73512 64,2921928 44,0793 18,94048 257,1687712
35,95086 5,09936 69,2377461 44,3205 19,30472 262,1143245
36,4212 5,4636 74,18329939 44,1999 19,66896 267,0598778
37,01214 5,82784 79,12885268 44,3205 20,0332 272,0054311
37,48248 6,19208 84,07440597 44,4411 20,39744 276,9509844
37,83222 6,55632 89,01995927 44,5617 20,76168 281,8965377
38,30256 6,92056 93,96551256 44,67024 21,12592 286,842091
38,66436 7,2848 98,91106585 44,79084 21,49016 291,7876443
39,0141 7,64904 103,8566191 44,79084 21,8544 296,7331976
39,48444 8,01328 108,8021724 45,03204 22,21864 301,6787508
39,72564 8,37752 113,7477257 45,14058 22,58288 306,6243041
39,95478 8,74176 118,693279 45,03204 22,94712 311,5698574
40,19598 9,106 123,6388323 45,14058 23,31136 316,5154107
40,54572 9,47024 128,5843856 45,14058 23,6756 321,460964
40,78692 9,83448 133,5299389 45,14058 24,03984 326,4065173
40,89546 10,19872 138,4754922 45,14058 24,40408 331,3520706
41,13666 10,56296 143,4210455 45,26118 24,76832 336,2976239
41,37786 10,9272 148,3665988 45,26118 25,13256 341,2431772
41,4864 11,29144 153,3121521 45,26118 25,4968 346,1887305
41,7276 11,65568 158,2577054 45,26118 25,86104 351,1342838
41,95674 12,01992 163,2032587 45,38178 26,22528 356,0798371
42,07734 12,38416 168,1488119 45,50238 26,58952 361,0253904
42,19794 12,7484 173,0943652 45,61092 26,95376 365,9709437
45,73152 27,318 370,9164969 46,09332 30,9604 420,3720299
45,73152 27,68224 375,8620502 46,09332 31,32464 425,3175832
45,85212 28,04648 380,8076035 46,09332 31,68888 430,2631365
45,85212 28,41072 385,7531568 46,09332 32,05312 435,2086897
45,97272 28,77496 390,6987101 46,20186 32,41736 440,154243
45,85212 29,1392 395,6442634 46,32246 32,7816 445,0997963
45,97272 29,50344 400,5898167 46,44306 33,14584 450,0453496
45,97272 29,86768 405,53537 46,44306 33,51008 454,9909029
45,97272 30,23192 410,4809233 40,66632 33,87432 459,9364562
45,97272 30,59616 415,4264766 0 34,23856 464,8820095

Pengolahan Data dari Momen Puntir dan Angle of Twist per Length (θ L)
menjadi Ʈ(Mpa) dan ɣ
Untuk mengubah nilai momen puntir menjadi torsi maka gunakan persamaan

16 M T
Ʈ=
π D3

D = Diameter spesimen (m)

MT = Momen Torsi (Nm)

Lalu untuk mencari nilai shear strain menggunakan rumus

ɣ=θ L x r o

θL = Angle of Twist per Length (rad/m)

ro = jari jari awal spesimen (m)

Tabel 4.2.2 Pengolahan data dari Momen Puntir dan Angle of Twist per
Length (θ L) menjadi Ʈ dan ɣ
Ʈ (Mpa) ɣ 0 0
0,01681488 0,45400179
351,399057 1 660,9741995 2
0,03362976 0,47081667
353,3534455 2 662,7331492 3
0,05044464 0,48763155
380,1285683 4 666,6419262 5
0,06725952 0,50444643
412,5714178 5 670,5507033 6
0,08407440 0,52126131
446,9686559 6 672,3096529 7
0,10088928 0,53807619
469,8350016 7 676,21843 8
0,11770416 0,55489107
487,0336207 8 679,9317682 9
506,1866282 0,13451905 0,57170596
0,15133393 681,8861567 1
523,3852473 1 0,58852084
0,16814881 683,8405452 2
538,6294778 2 0,60533572
0,18496369 685,7949338 3
552,1147586 3 0,62215060
0,20177857 687,7493223 4
563,450212 4 0,63896548
0,21859345 691,4626605 5
574,9811043 6 0,65578036
0,23540833 695,3714375 7
582,6032196 7 0,67259524
0,25222321 695,3714375 8
590,2253348 8 0,68941012
0,26903809 699,0847757 9
599,8018386 9 701,0391643 0,70622501
607,4239539 0,28585298 0,72303989
0,30266786 702,9935528 1
613,0916806 2 0,73985477
0,31948274 706,706891 3
620,7137958 3 0,75666965
0,33629762 706,706891 4
626,5769614 4 0,77348453
0,35311250 708,6612795 5
632,2446881 5 0,79029941
0,36992738 708,6612795 6
639,8668034 6 0,80711429
0,38674226 710,615668 7
643,7755805 7 0,82392917
0,40355714 710,615668 9
647,4889186 9 712,5700566 0,84074406
651,3976957 0,42037203 0,85755894
0,43718691 712,5700566 1
657,0654224 1 714,3290062 0,87437382
2 1,24430120
0,89118870 739,1497405 8
718,2377833 3 741,104129 1,26111609
0,90800358 1,27793097
716,2833948 5 741,104129 1
0,92481846 1,29474585
718,2377833 6 743,0585176 2
0,94163334 1,31156073
720,1921718 7 743,0585176 3
0,95844822 1,32837561
722,1465603 8 745,0129061 4
0,97526310 1,34519049
723,90551 9 743,0585176 6
725,8598985 0,99207799 1,36200537
1,00889287 745,0129061 7
725,8598985 2 1,37882025
1,02570775 745,0129061 8
729,7686756 3 1,39563513
1,04252263 745,0129061 9
731,5276253 4 745,0129061 1,41245002
1,05933751 1,42926490
729,7686756 5 746,9672946 2
1,07615239 1,44607978
731,5276253 6 746,9672946 3
1,09296727 1,46289466
731,5276253 8 746,9672946 4
1,10978215 1,47970954
731,5276253 9 746,9672946 5
731,5276253 1,12659704 1,49652442
1,14341192 748,7262443 6
733,4820138 1 1,51333930
1,16022680 750,6806328 8
733,4820138 2 1,53015418
1,17704168 752,6350213 9
733,4820138 4 752,6350213 1,54696907
1,19385656 1,56378395
733,4820138 5 659,019811 1
1,21067144 1,58059883
735,4364023 6 0 2
1,22748632
737,3907908 7
Pengolahan Data untuk mencari grafik koreksi daerah plastis dengan
menggunakan metode Nadai
Berdasarkan dasar teori dalam laporan ini maka untuk mencari kurva daerah
plastis dengan menggunakan metode Nadai ialah dengan melakukan plotting
terhadap grafik engineernya dengan segitiga siku-siku terhadap 10 titik setelah
daerah elastis. Lalu akan mendapatkan nilai BC dan CD seperti yang sudah
dijelaskan pada dasar teori.

Tabel 4.2.3 Nilai BC dan CD untuk mencari kurva koreksi Nadai


BC CD
12,705 31,23
18,172 35,9
20,867 38,66
22,484 40,5
23,87 41,7
24,717 42,9
25,718 43,7
26,103 44,3
26,488 44,6
27,104 45,14

Lalu gunakan persamaan koreksi untuk mencari nilai Torsi (Ʈ)

1
Ʈ= (BC+3 CD )
2 π a3

a = jari jari spesimen (m)

BC = CD = Momen Torsi (Nm)

Tabel 4.2.4 Nilai Ʈ dan ɣ dari grafik yang telah dikoreksi


Ʈ (Mpa) ɣ Ket
0 0 Elastis
351,399057 0,016814881 Elastis
431,006145 0,1177012 Plastis
509,907472 0,218586 Plastis
554,367197 0,319464 Plastis
583,279184 0,420342 Plastis
603,47747 0,53805 Plastis
621,492267 0,655758 Plastis
635,269718 0,773466 Plastis
644,121153 0,891174 Plastis
649,326688 0,992052 Plastis
658,384724 1,092964 Plastis

Pengolahan Data untuk mengubah kurva koreksi Nadai ke kriteria Tresca


dan von Misses
Untuk mengonversi ke dalam kriteria Tresca dan von Mises maka nilai dari Ʈ dan
ɣ harus diubah juga ke dalam nilai σ dan ε. Masing-masing kriteria memiliki rumus yang
berbeda dalam hal ini.

a. Kriteria Tresca[ CITATION Die88 \l 1057 \m Geo88]


ε =2 ɣ
σ =2 Ʈ
b. Kriteria von Misses
ε =√ 3 ɣ
σ =√ 3Ʈ

Tabel 4.2.5 Kriteria Tresca dan Kriteria von Misses


Tresca   von Misses  
σ ε σ ε
0 0 0 0
702,7981139 0,008407441 608,6410204 0,009708076
862,01229 0,0588506 746,5245415 0,06795482
1019,814944 0,109293 883,1856487 0,126200686
1108,734394 0,159732 960,1921513 0,184442626
1166,558368 0,210171 1010,269182 0,242684567
1206,95494 0,269025 1045,253639 0,310643312
1242,984534 0,327879 1076,456183 0,378602058
1270,539436 0,386733 1100,319428 0,446560803
1288,242306 0,445587 1115,650563 0,514519549
1298,653376 0,496026 1124,666814 0,572761489
1316,769448 0,546482 1140,355793 0,63102306

Pengolahan Data untuk mencari kurva flow stress dengan kriteria Tresca
dan von Misses
Berdasarkan persamaan flow stress maka di dapat

σ =K ε n

atau dapat juga menjadi

lnσ =lnK + n ln ε

n = konstanta strain hardening

K = konstata kekuatan (MPa)

Tabel 4.2.6 Nilai Logaritma Natural masing-masing kriteria


Tresca   von Misses  
ln σ ln ε ln σ ln ε
6,759269528 -2,83275325 6,615428492 -2,688912214
6,927376462 -2,21372293 6,783535426 -2,069881894
-
7,010974458 1,834257868 6,867133422 -1,690416832
-
7,061813127 1,559833794 6,917972091 -1,415992758
-
7,095855888 1,312950967 6,952014852 -1,169109931
-
7,125270649 1,115110641 6,981429613 -0,971269605
-
7,147196842 0,950020747 7,003355806 -0,80617971
-
7,161034015 0,808362765 7,017192979 -0,664521729
-
7,169083142 0,701126934 7,025242106 -0,557285898
-
7,182936628 0,604253909 7,039095592 -0,460412873

4.3 Hasil Akhir


Tabel 4.3.1 Sifat mekanik material ST37 yang didapat dari praktikum uji
puntir.
Literatur
ST37[ CITAT
Sifat Mekanik Data Praktikum
ION Die88 \l
1033 ]
83,59 (Tresca)
Modulus Geser (G) [GPa] 80
62,69 (von Misses)
Kekuatan luluh (σy) [MPa] 351 280
Konstanta strain hardening (n) 0,1821 0.26
1506 (Tresca)
Konstanta kekuatan (K) [MPa] 530
1271 (von Misses)
Kurva Engineering Uji Puntir
800

700

600

500
Torsi (MPa)

400
Ʈ
300 (Mpa)

200

100

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
ɣ

Gambar 4.3.1 Kurva Engineering Uji Puntir

Kurva Koreksi Nadai


700

600

500
Torsi (MPa)

400
Ʈ (Mpa)
300

200

100

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
ɣ

Gambar 4.3.2 Kurva koreksi Nadai


Kurva Kriteria Tresca dan von Misses
1400

1200

1000
Stress (MPa)

800
Tresca
600 von Misses

400

200

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Shear Stress

Gambar 4.3.3 Kurva Tresca dan von Misses


Flow Stress Curve
7.3
7.2
f(x) = 0.18 x + 7.32
7.1
f(x) = 0.18 x + 7.15 7
6.9 Tresca
Linear (Tresca)
6.8
ln σ

von Misses
6.7
Linear (von Misses)
6.6
6.5
6.4
6.3
-3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
ln ε

Gambar 4.3.4 Kurva Flow Stress


Rifki Hapid
13718009

BAB V
ANALISIS DATA

Setelah melakukan semua prosedur praktikum, maka di dapat hasil berupa


sifat mekanik dari spesimen yang diuji yaitu ST37. Dalam pengujian kali ini sifat
mekanik yang didapatkan berupa nilai modulus geser (G) lalu nilai tegangan luluh
atau yield selain itu di dapatkan juga nilai konstanta kekuatan(K) dan konstanta
strain hardening (n). Langkah pertama yang dilakukan saat melakukan prosedur
praktikum uji puntir ini ialah mengukur dimensi spesimen terlebih dahulu. Untuk
spesifikasi pengukuran terdapat di bagian pengolahan data bab IV. Dimensi yang
diukur meliputi diameter dan panjang gage length. Selain itu, didapat juga data
berupa sifat mekanik dari spesimen ST-37 ini meliputi kekerasan awal yang sudah
tercantum pada logbook.

Dari data hasil pengujian di dapat data milivolt dengan waktu, lalu
dilakukan konversi agar tabel data berbentuk momen torsi, angle of twist per
length serta angle of twist. Khusus untuk mendapatkan angle of twist data waktu
harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam nilai jumlah putaran. Lalu setelah itu
dikonversi hingga mendapat nilai Torsi dengan ɣ. Dari data tabel tersebut akan
menghasilkan kurva engineering uji torsi di mana hampir sama dengan kurva uji
tarik terdapat daerah elastis dan plastis. Setelah itu dilakukan metode Nadai untuk
mengetahui kurva koreksinya, metode ini sendiri hanya berlakuunutk daerah
plastisitas deformasi seragam, sehingga saat melewati titik maksimum maka
metode Nadai tidak berlaku.

Lalu setelah mendapatkan grafik koreksi untuk mengethaui kriteria


kegagalan dari spesimen ST-37 maka dilakukan konversi agar menjadi σ dan ε.
Lalu di dapatkan kurva untuk kriteria kegagalan Tresca dan von Misses di mana
grafik von Misses berada di bawah grafik Tresca. Akibatnya jika suatu material
produksi berdasarkan kriteria Tresca maka nilai safety factors nya akan jauh lebih
besar di bandingkan von Misses, namun jika ditinjau dari dimensi maka untuk
kriteria von Misses akan jauh lebih ringan serta biaya produksi dapat dikurangi.
Terakhir di dapat kurva flow stress di mana akan mendapatkan nilai konstanta
kekuatan spesimen serta konstanta strain hardeningnya. Dari beberapa kurva
tersebut didapatkan nilai modulus geser dari spesimen, di mana nilainya tidak
sesuai denganyang tercantum di literaur seperti dapat dilihat dalam bab IV bagian
hasil akhir. Hal ini terjadi karena praktikum yang dilakukan memiliki banyak
faktor yang mempengaruhi hasil pengujian, salah satunya faktor manusia terutama
saat dilakukan pengujian dan saat pengolahan data berlangsung. Lalu untuk
metode Nadai yang dilakukan pun akan ditemukan banyak sekali kesalahan
terutama saat segitiga bantu dalam pembuatan grafik Nadai tidak benar benar
menyentuh bagian sumbu-y dan kurva engineering nya.

Lalu jika ditinjau untuk bagian sifat mekanik spesimen yaitu nilai
kekerasannya terjadi perubahan yang ditunjukkan di bagian bab IV di mana nilai
kekerasannya bertambah saat setelah dilakukan uji puntir. Hal ini terjadikarena
ketika spesimen diputar lalu melewati daerah elastis maka akan terjadi fenomena
strain hardening di mana jika dianalisis bagian mikrostrukturnya akan terjadi
penumpukan dislokasi di suatu daerah, hal ini lah yang kemudian menghambat
laju dislokasi lainnya jika ditinjau secara termodinamika. Akibatnya spesimen
memiliki nilai kekerasan akhir yang lebih besar daripada kekerasan awalnya.

Gambar 5.1 Spesimen setelah patah


Apabila dilihat dari bentuk spesimen saat patah, maka titik patahannya
tidak terjadi di tengah-tengah melainkan di bagian pinggir. Hal ini terjadi karena
saat dilakukan penguncian di dalam mesin uji torsi mengalami bending momen, di
mana prosedur penguncian spesimen di bagian cakramnya dilakukan secara
manual oleh teknisi sehingga memiliki peluang error data yang cukup
besar,karena idealnya uji torsi yang dilakukan hanya dipengaruhi oleh tegangan
geser tanpa ada tegangan normal yang muncul akibat bending momen. Selain itu
saat dirotasi, bagian spesimen yang diputar hanya salah satu ujungnya dan bagian
ujung lain dikunci, tentu hal tersebut menyebabkan terjadinya konsetrasi tegangan
di suatu area di mana area tersebut lebih dekat dengan bagian ujung yang
mengalami putaran. Namun di sisi lain apabila rotasi dilakukan di kedua ujugnya
maka oeluang errornya akan jauh lebih besar karena ada faktor slip yang dua kali
lipat dapat terjadi dibandingkan metode pertama.

Saat dilakukan pengukuran panjang dimensi akhir bagian gage length


dimana terjadi perbedaan antara panjang gage length awal. Seharusnya apabila
pengujian dilakukan secara ideal maka tidak akan ada perbedaan panjang gage
length. Hal ini disebabkan karena spesimen yang dipakai saat uji torsi dalam
keadaan miring, sehingga muncul bending momen lalu menghasilkan tegangan
normal. Lalu untuk bentuk patahan spesimen seharusnya tegak lurus terhadap
sumbu putarnya karena sifat dari spesimen ST-37 merupakan ulet, namun kondisi
nyatanya sudut patahan sedikit miring. Hal ini banyak faktor yang menimbulkan
hal itu terjadi salah satunya karena kesalahan manusia.

1.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1. Sifat mekanik ST-37 yang didapat dari pengujian tarik adalah:

Kekuatan Luluh : 351 MPa


Konstanta Kekuatan : 1506 (Tresca)
1271 (von Misses)
Konstanta strain hardening : 0.1821

2. Modulus elastisitas geser spesimen adalah 83.59 untuk Tresca dan 62.69
untuk von Misses

6.2. Saran
Saran untuk ke depannya agar pengujian yang dilakukan lebih bervariasi
dari segi spesiman lalu untuk metodologi pengujian mungkin akan lebih
bagus apabila mencoba standar-standar lainnya untu dijadikan sebagai
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Hibbeler, Mechanics of Materials, Boston: Pearson, 2011.


[2] G. E. Dieter, Mechanical Metallurgy, London: McGraw-Hill Book Company,
1988.
LAMPIRAN

Mesin Uji Torsi

Spesimen Uji Torsi

Spesimen setalah patah

Anda mungkin juga menyukai