Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM PILOT PLANT

JACKETED VESSEL

Kelompok : 04 / 3D-DIII Teknik Kimia


Nama anggota kelompok : 1. Firdaus Prafiqa Affan (1731410112)
2. Mega Dwi Fauzi N (1731410031)
3. Miko Hermas (1731410072)
4. Mir’atul Jannah (1731410060)
5. Tahak (1731410153)
6. Titania Septi (1731410105)

1. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan, mahasiswa dapat:


1. Memahami proses perpindahan panas dalam tangki berjaket yang tergolong proses
perpindahan panas secara tak mantap (unsteady state).
2. Mengoperasikan peralatan tangki berjaket berpengaduk.
3. Menghitung koefisien perpindahan panas overall untuk perpindahan panas dalam
tangki berjaket berpengaduk.
2. Skema kerja
Terlampir

3. Hasil Percobaan
Tabel 3.1 Data pengamatan suhu pada pemanasan Non-Isothermal

Waktu Vessel Jacket


(menit) Suhu ℃ Suhu K Suhu ℃ Suhu K
0 47.5 320.5 82 355
2 48 321 68 341
4 48.1 321.1 64 337
6 48.9 321.9 60 333
8 49.7 322.7 59 332
10 50.5 323.5 56 329
12 50.8 323.8 55 328
14 51.3 324.3 54 327
16 51.6 324.6 51 324
18 51.9 324.9 50 323
Tabel 3.2 Data pengamatan suhu pada pemanasan Isothermal

Waktu Vessel Jacket


(menit) suhu ℃ suhu K suhu ℃ suhu K
0 46.3 319.3 70 343
2 46.5 319.5 70 343
4 47.7 320.7 68 341
6 48.2 321.2 70 343
8 48.6 321.6 70 343
10 50.1 323.1 70 343
12 50.4 323.4 68 341
14 50.8 323.8 68 341
16 51.2 324.2 70 343
18 52.1 325.1 72 345
20 52.9 325.9 72 345
22 54.4 327.4 74 347
24 54.5 327.5 72 345
26 55.6 328.6 70 343
28 56.2 329.2 72 345
30 57 330 69 342
32 57.5 330.5 70 343
34 57.8 330.8 72 345
36 58.1 331.1 70 343
38 58.4 331.4 70 343
40 58.6 331.6 72 345
42 59 332 70 343
44 59.2 332.2 70 343
46 59.3 332.3 70 343
48 59.4 332.4 70 343
50 59.5 332.5 70 343
52 60 333 72 345
54 60.2 333.2 72 345
56 60.5 333.5 72 345
58 60.3 333.3 70 343
60 60.9 333.9 70 343
62 61.1 334.1 70 343
Tabel 3.3 Data perhitungan koefisien perpindahan panas overall Non-Isothermal

Suhu Vessel Cp Suhu Jacket Cp


t T1-t1 WC
t rata- kJ
T rata kJ ln K1 ln K1 U(W/m2.K)
(min) t1 (K) t2 (K) ( ) T1(K) T2(K) ( ) T1-t2 Mc
kgK kgK
rata (K) rata
0 320,5 321 320,75 4,1825 355 341 348 4,1954 1,4339 0,0904 1,099400 0,094764 1,5794122
2 321 321,1 321,05 4,1826 341 337 339 4,1899 1,4326 0,0879 1,096482 0,092107 1,5351182
4 321,1 321,9 321,5 4,1827 337 333 335 4,1879 1,4322 0,0868 1,095089 0,090836 1,5139335
6 321,9 322,7 322,3 4,1828 333 332 332,5 4,1867 1,4319 0,0859 1,094056 0,089892 1,4982095
8 322,7 323,5 323,1 4,1830 332 329 330,5 4,1859 1,4317 0,0852 1,093185 0,089095 1,4849274
10 323,5 323,8 323,65 4,1832 329 328 328,5 4,1851 1,4315 0,0845 1,092397 0,088374 1,4729101
12 323,8 324,3 324,05 4,1834 328 327 327,5 4,1847 1,4314 0,0842 1,091965 0,087979 1,4663284
14 324,3 324,6 324,45 4,1835 327 324 325,5 4,1839 1,4312 0,0836 1,091230 0,087305 1,4550937
16 324,6 324,9 324,75 4,1836 324 324 324 4,1833 1,4311 0,0831 1,090680 0,086801 1,4466907
18 324,9 325,1 325 4,1837 323 325,3 324,15 4,1834 1,4311 0,0831 1,090649 0,086773 1,4462273

Tabel 3.4 Data perhitungan koefisien perpindahan panas overall isothermal

Suhu
t Suhu Vessel T1-t1 T1-t1 U
Jacket ln U (w/m2.K)
(min) T1-t2 T1-t2 (kj/m2.min.K)
t1 t2 t rata-rata T1
0 319,3 319,5 319,4 343 13,4241 2,5971 22,6412 377,3536
2 319,5 320,7 320,1 343 13,4510 2,5991 139,6926 2328,2106
4 320,7 321,2 320,9 341 14,0329 2,6414 60,2529 1004,2153
6 321,2 321,6 321.4 343 14,2437 2,6563 49,1209 818,6809
8 321,6 323,1 322,3 343 14,4017 2,6673 191,9948 3199,9127
10 323,1 323,4 323,2 343 15,2968 2,7276 39,9739 666,2315
12 323,4 323,8 323,6 341 15,4167 2,7354 54,1709 902,8490
14 323,8 324,2 324,0 341 15,6132 2,7481 55,2028 920,0472
16 324,2 325,1 324,6 343 15,8173 2,7611 128,1907 2136,5112
18 325,1 325,9 325,5 345 16,4322 2,7992 118,9115 1981,8582
20 325,9 327,4 326,6 345 17,0157 2,8341 237,0308 3950,5128
22 327,4 327,5 327,4 347 18,3523 2,9098 16,5096 275,1595
24 327,5 328,6 328,0 345 18,3429 2,9092 188,1408 3135,6801
26 328,6 329,2 328,9 343 19,4512 2,9679 108,0148 1800,2463
28 329,2 330,0 329,6 345 20,0633 2,9989 150,5825 2509,7083
30 330 330,5 330,2 342 21,0000 3,0445 98,2488 1637,4794
32 330,5 330,8 330,6 343 21,5862 3,0721 60,5888 1009,8142
34 330,8 331,1 330,9 345 21,9014 3,0866 61,8827 1031,3776
36 331,1 331,4 331,2 343 22,2302 3,1015 63,2329 1053,8822
38 331,4 331,6 331,5 343 22,5735 3,1168 42,9350 715,5837
40 331,6 332,0 331,8 345 22,7612 3,1251 87,8268 1463,7792
42 332 332,2 332,1 343 23,3077 3,1488 44,9321 748,8680
44 332,2 332,3 332,2 343 23,5156 3,1577 22,7300 378,8335
46 332,3 332,4 332,3 343 23,5433 3,1588 22,9097 381,8282
48 332,4 332,5 332,4 343 23,5714 3,1600 23,0922 384,8707
50 332,5 333,0 332,7 343 23,6000 3,1612 118,3046 1971,7439
52 333 333,2 333,1 345 24,4167 3,1953 48,7081 811,8009
54 333,2 333,5 333,3 345 24,6610 3,2052 74,6323 1243,8718
56 333,5 333,3 333,4 345 25,1304 3,2241 -49,9678 -832,7968
58 333,3 333,9 333,6 343 24,5299 3,1999 152,5648 2542,7459
60 333,9 334,1 334,0 343 25,6757 3,2455 52,6935 878,2245
62 334,1 334,3 334,2 343 25,9633 3,2567 53,6693 894,4889

4. Pembahasan

Perpindahan panas dalam tangki berjaket dan berpengaduk merupakan salah satu
contoh proses perpindahan panas secara tak mantap (unsteady state). Perpindahan panas
secara tak mantap (unsteady state) terjadi apabila panas yang mengalir atau suhu pada
suatu bagian ataupun keduanya (aliran panas dan suhu) tidak tetap terhadap waktu.
Penggunaan jacket adalah untuk menjaga sirkulasi kalor merata di sekeliling tangki dan
mengurangi transfer kalor dari dalam tangki langsung ke lingkungan, karena
temperature disekeliling jacket dijaga berada diatas temperatur fluida di dalam tangki
sehingga fluida didalam tangki akan meyerap kalor dari jacket dan bukan sebaliknya.
Alat pengaduk (Agitator) dalam praktikum ini berfungsi untuk meratakan pemanasan
agar proses pemanasannya berjalan cepat.

Pada praktikum Jacketed vessel terjadi dua proses pemanasan yaitu Isothermal
dan non-Isothermal dengan adanya pengadukan untuk meratakan panas dalam tangki.
Bahan yang digunakan pada praktikum jacketed vessel yaitu air sebanyak 100.000 cm3.
Percobaan pertama dilkukan non-isothermal degan set point 80℃. Di dalam proses non-
isothermal, tidak ada steam atau aliran yang keluar maupun masuk sehingga tidak
terjadi akumulasi. Hal ini dilakukan agar tidak mempengaruhi koefisien perpindahan
panas overall (U), karena adanya pengaruh dari aliran steam yang terus menerus maka
suhu air dalam jacket semakin lama semakin naik.
300

200

100
U (W/m2K)

0
0 5 10 15 20
-100

-200

-300
Waktu (menit)

Grafik 1. Pemanasan Non-Isothermal Perubahan Koefisien Perpindahan Panas


Overall Terhadap Waktu

Grafik 1 menunjukkan pemanasan Non-Isothermal perubahan koefisien


perpindahan panas overall terhadap waktu. Pengamatan suhu pada jacket dan suhu
pada vessel dilakukan setiap interval 2 menit. Pada menit ke-0 sampai menit ke-18, suhu
jacket menurun, sedangkan suhu vessel semakin naik. Perpindahan panas dari jacket ke
dalam vessel semakin lama semakin sedikit hingga suhu vessel dan suhu jacket hampir
sama. Hal ini sesuai dengan literatur, bahwa suhu vessel dan suhu jacket akan
mendekati sama karena perpindahan panas yang terjadi telah selesai. Namun dari hasil
perhitungan yang didapatkan, diketahui bahwa koefisien perpindahan panas overall (U)
cenderung naik turun seiring bertambahnya waktu.

Percobaan kedua jacketed vessel dilakukan proses Isothermal. dengan set point
70ºC. Perbedaan pada percobaan pemanasan isotermal dan percobaan non-isothermal
adalah adanya penggunaan aliran steam untuk menjaga suhu dalam jacket tetap terjaga
sebesar 70ºC.
5000

4000

3000
U (W/m2 K)

2000

1000

0
0 10 20 30 40 50 60 70
-1000

-2000
Waktu (menit)

Grafik2. Pemanasan Isothermal Perubahan Koefisien Perpindahan Panas Overall


terhadap Waktu
Hasil percobaan pemanasan Isothermal dapat dibuat grafik perubahan koefisien
perpindahan panas overall terhadap waktu. Pengamatan suhu pada jacket dan suhu
pada vessel dilakukan setiap interval 2 menit sampai suhu vessel konstan. Suhu vessel
konstan pada menit ke-62 dengan suhu 61,1ºC. Data grafik isothermal diatas
menunjukkan nilai koefisien perpindahan panas overall (U) tidak konstan, karena suhu
yang dijaga mengalami kenaikan dan penurunan akibat jumlah steam yang masuk
tidak konstan.
5. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Proses perpindahan panas dalam tangki berpengaduk dapat digolongkan sebagai


proses non isothermal (unsteady state heat transfer). Perpindahan panas unsteady
state terjadi apabila panas yang mengalir atau suhu pada suatu bagian atau
keduanya (aliran panas dan suhu) tidak tetap atau berubah terhadap waktu. Selain
itu, pengadukan dapat memperbesar luas kontak perpindahan panas pada cairan.
2. Pada jacketed vessel terdapat 2 jenis pemanasan, yaitu pemanasan isothermal dan
non isothermal. Pemanasan isothermal yaitu pemanasan dengan menjaga suhu
pada jacket tetap konstan dengan cara membuka dan menutup valve steam dan
valve fresh water. Pemanasan non isothermal yaitu pemanasan tanpa menjaga
suhu jacket tetap konstan dengan cara menutup valve steam dan valve fresh water.
Pegoperasian pada peralatan tangki berjaket berpengaduk terdiri dari:
a. Persiapan
Membuka valve udara tekan dan valve fresh water
b. Start Up
Mengatur air dan suhu air di jaket serta melakukan proses pemanasan dengan
konfigurasi:
Pemanasan isothermal: Menjaga suhu air pada jaket (konstan)
Pemanasan non isothermal: tanpa menjaga suhu air dijaket
c. Operasi
Mencatat suhu air di jaket dan di vessel tiap periode waktu yang ditentukan.
d. Shut Down
Menunggu suhu air di jaket kisaran 35 oC, mengeluarkan air pada alat dan
mematikan alat sesuai prosedur.
3. Diketahui bahwa koefisien perpindahan panas overall (U) cenderung naik turun
seiring bertambahnya waktu pada saat pemanasan non-isothermal dan pada
pemanasan isothermal nilai koefisien perpindahan panas overall (U) tidak
konstan, hal ini terjadi karena suhu yang dijaga pada jacket vessel mengalami
kenaikan dan penurunan akibat jumlah steam yang masuk tidak konstan sehingga
mempengaruhi perubahan suhu.

6. Daftar Pustaka
[1] Anonym. 2015. Pandunan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I dan II: Tangki
berpengaduk . Departemen Teknik Kimia ITB.
[2] Geankoplis, Christie J. ‘Transport Process and unit Operation’. Prentice – Hall. Six
edition.
[3] Job sheet praktikum ‘Jaket Vessel”, Laboratorium Pilot Plant. Jurusan Teknik
Kimia. Politeknik Negeri Malang. 2018.

Malang, 27 November 2019


Mengetahui,
Dosen Pembimbing

( Asalil Mustain, S.T, M.T, M.Sc )


LAMPIRAN
APPENDIKS

A. Pemanasan Non Isothermal


Volume air pada Vessel : 100 L (0,1 m3)
L 0,997 kg 1h
Laju alir fluida dingin jaket : 500 L/h ×ρ air= 500 × = 8,308
h 1L 60 min
kg/min
Densitas air : 99,7 kg/m3
Massa air di vessel :ρxV
: 99,7 kg/m3 x 0,1 m3
: 99,7 kg
θ : 2 menit
Suhu awal : 80°C

 Perhitungan Luas Permukaan


Diameter jacket vessel = 105,08 cm
Jari-jari jacket vessel = 52,54 cm = 0,5254 m
Luas Permukaan = 4 x 𝜋 x r2
= 4 x 3,14 x (0,5254 m)2
= 3,46712721 m2

 Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas Overall (U)


Contoh perhitungan pada waktu 2 menit

T1-t1 WC K1-1
ln T1-t2 = Mc ( K1 )θ

kg kJ
355 K-320,5 K 8,308menit x 4,1954 kg K K1-1
ln 355 K-321 K = kJ ( K1 ) 2 menit
99,7 kg x 4,1824 kg K

K1-1
0,014598799 = 0,0835915 ( K1 ) 2

K1-1 0,014598799
( ) =
K1 0,0835915 × 2

K1-1
( ) = 0,08732988
K1

K1 = 1,095679
lnK1 x W x C
U =
A
kg kJ
ln 1,095679 x 8,308 x 4,195
menit kg K
U =
3,46712721 m2

U = 0,91863113 kJ/menit K m2

U = 15,31052 W/m2 K

B. Proses pemanasan isothermal

Volume air pada Vessel : 100 L

Laju alir fluida dingin jacket : 8,308 kg/min

Diameter tangki : 105,08 cm

Densitas air : 999,7 kg/m3

Massa air di vessel :ρxV

: 99,7 kg/m3 x 0,1 m3


: 99,7 kg

Laju alir air dalam jacket : 8,308 kg/ min

 Perhitungan Luas permukaan


Luas Permukaan = 4 x 𝜋 x r2
= 4 x 3,14 x (0,5254 m)2
= 3,46712721 m2

 T rata-rata jacket (T1) = 343,46 K


 Kapasitas panas di jacket (Cp) = 4,19193 Kj/Kg.K
 Perhitungan Koefisen Perpindahan Panas (U), Pada selang waktu ke 2 menit

T1-t1 UA
ln = ×ɵ
T1-t2 Mc

(343-319,3)K U 3,4671 m2
ln = 99,7 kg × 4,19193 Kj/kg.K × 2
(343-319,5)K

U × 3,4671
0,0078 =
417,935
kJ 1000 J 1 min
U = 22,6412 2
m min K 1kJ 60 s
W
U = 377,3536
m2 K

Skema Kerja
A. PERSIAPAN
1. Pastikan V8, V10, V11, dan V12 dalam kondisi tertutup
2. Buka penuh valve udara bertekanan (pengendali pneumatic)
3. Buka penuh valve V7 (fresh water)

B. START-UP
1. Pada panel pengendali, putar switch udara tekan (hitam) keposisi I dan switch utama
(merah) ke posisi I
2. Pengaturan air di jacket:
a. Tekan tombol ON pompa P1 pada panel pengendali
b. Setting bukaan V4 untuk aliran fresh water dari panel pengendali TIC 7:
1.) Tekan tombol 8 sampai lampu hijau 9.1 (SP-W) aktif
2.) Tekan tombol 10 sampai lampu kuning 11 aktif (mode MANUAL: ON)
3.)Tekan tombol 5.1 dan 5.2 (OUT-Y) sampai angka di display 6 menunjukkan
angka antara 1 – 49% sehingga fresh water mengalir
c. Buka penuh valve V9 dan tunggu sampai pembacaan PI1 dan PI2 konstan. Apabila
sudah konstan, atur bukaan valve V7 (fresh water) hingga tinggal terbuka sedikit
dan pembacaan FI11 konstan.
3. Pengaturan suhu air di jacket (proses pemanasan):
a. Setting bukaan V5 untuk aliran steam dari panel pengendali TIC 7:
1) Tekan tombol 8 sampai lampu hijau 9.1 (SP-W) aktif
2) Tekan tombol 10 sampai lampu kuning 11 aktif (mode MANUAL: ON)
3) Tekan tombol 12.1 dan 12.2 (SP-W) sampai angka di display 4 menunjukkan
suhu air di jacket yang diinginkan (misal 80). Display ini menunjukkan set
point suhu air di jaket sebesar 800℃.
4) Tekan tombol 5.1 dan 5.2 (OUT-Y) sampai angka di display 6 menunjukkan
angka antara 51 - 90%
5) Tekan tombol 8 sampai lampu merah 9.2 (PV-X) aktif. Display 4 sekarang
menunjukkan kondisi suhu air actual di jacket.
b. Setting suhu air di vessel dari panel pengendali TIC 6:
1) Tekan tombol 8 sampai lampu hijau 9.1 (SP-W) aktif
2) Tekan tombol 10 sampai lampu kuning 11 aktif (mode MANUAL: ON)
3) Tekan tombol 12.1 dan 12.2 (SP-W) sampai angka di display 4 menunjukkan
suhu air di vessel yang diinginkan (misal 60). Display ini menunjukkan set
point suhu air di vessel sebesar 600°C.
4) Tekan tombol 5.1 dan 5.2 (OUT-Y) sampai angka di display 6 menunjukkan
angka antara 1 - 49%
5) Tekan tombol 8 sampai lampu merah 9.2 (PV-X) aktif. Display 4 sekarang
menunjukkan kondisi suhu air actual di vessel.
c. Buka katup utama steam secara penuh.
d. Buka sedikit valve V8 sebagai penyeimbang agar volume air di jacket tidak terus
bertambah dengan masuknya steam.
e. Untuk pemanasan secara isothermal, atur suhu air di jacket (terbaca di TIC 7 dan
TI5) agar tetap konstan, dengan cara:
i. Amati suhu air di jacket maupun di vessel pada display 4 di TIC 7 dan TIC 6,
apabila sudah mendekati nilai SP maka tekan tombol 10 sampai lampu kuning
11 non-aktif (mode OTOMATIS: ON), tunggu hingga SP tercapai.
ii.Apabila suhu air di jacket tidak konstan maka lakukan pengaturan suhu air di
jacket secara manual, dengan cara:
1. Tekan tombol 10 di panel TIC 7 sampai lampu kuning 11 aktif (mode
MANUAL: ON)
2. Tekan tombol 5.1 untuk mngurangi bukaan valve V5 (steam) dan tombol 5.2
untuk menambah bukaan valve V5.
3. Kurangi bukaan katup utama steam (alternatif terakhir untuk menjaga agar
suhu air di jacket tetap konstan)
f. Untuk pemanasan secara non isothermal, atur bukaan valve V5 steam dari panel
pengendali TIC7, dengan cara:
i. Pastikan lampu kuning 11 aktif (mode MANUAL: ON).
ii. Tekan tombol 5.1 dan 5.2 (OUT-Y) sampai angka di display 6 menunjukkan
angka bukaan valve yang diinginkan (antara 51 - 90%).
iii. Kurangi bukaan katup utama steam untuk mengurangi jumlah steam yang
masuk ke jacket.
g. Perhatikan PIx yang menunjukkan tekanan steam menuju ke jacket, apabila PIx
menunjukkan nilai 4 psig atau safety valve berbunyi, segera buka valve V10 (di
kondensat) hingga tekanan PIx berkurang. (HATI-HATI: Suhu KONDENSAT
sangat panas)
4. Pengaturan suhu air di jacket (proses pendinginan):
a. Tutup katup utama steam.
b. Tutup valve V7 (fresh water).
c. Pastikan pompa P1 dan agitator dalam posisi OFF.
d. Secara cepat, buang semua air di jacket dengan cara:
i. Buka penuh valve V8. (HATI-HATI: Suhu air di jacket ada kemungkinan
masih panas).
ii. Tutup kembali V8 apabila air di jacket sudah terbuang semua.
iii. Buka penuh valve V10.
iv. Tutup kembali V10 apabila kondensat sudah terbuang semua.

e. Lakukan pengisian air di jacket seperti langkah 2. (pengisian air di jacket) di atas.
f. Atur suhu air di jacket (pada panel pengendali TIC7) dan suhu air di vessel (pada
panel pengendali TIC6) pada suhu yang diinginkan (misal; 250C), dengan cara:
i. Tekan tombol 8 sampai lampu hijau 9.1 (SP-W) aktif
ii. Tekan tombol 10 sampai lampu kuning 11 aktif (mode MANUAL: ON)
iii. Tekan tombol 12.1 dan 12.2 (SP-W) sampai angka di display 4 menunjukkan
suhu air di vessel yang diinginkan (misal 25). Display ini menunjukkan set
point suhu air di vessel sebesar 250C.
g. Untuk pendinginan secara isothermal, atur suhu air di jacket (terbaca di TIC 7
dan TI5) agar tetap konstan, dengan cara:
i. Tekan tombol 10 sampai lampu kuning 11 non-aktif (mode OTOMATIS:
ON), tunggu hingga SP tercapai.
ii. Atur bukaan valve V7 (fresh water) untuk membantu mencapai target suhu
air di jacket.
iii. Apabila suhu air di jacket tidak konstan maka lakukan pengaturan suhu air di
jacket secara manual, dengan cara:
i. Pastikan lampu kuning 11 aktif (mode MANUAL: ON)
ii. Tekan tombol 5.1 dan 5.2 (OUT-Y) sampai angka di display 6
menunjukkan angka bukaan valve yang diinginkan (antara 1 - 49%) hingga
suhu air di jacket terjaga konstan.
iv. Buka sedikit valve V8 untuk menjaga agar volume air yang disirkulasi di
jacket selalu tetap.

h. Untuk pendinginan secara non isothermal,


i. Atur bukaan valve V7 (fresh water) pada bukaan tertentu dan jangan diubah.
ii. Pastikan lampu kuning 11 aktif (mode MANUAL: ON)
iii. Tekan tombol 5.1 dan 5.2 (OUT-Y) sampai angka di display 6 menunjukkan
angka bukaan valve yang diinginkan (antara 1 - 49%) dan jangan diubah.
iv. Buka sedikit valve V8 untuk menjaga agar volume air yang disirkulasi di
jacket selalu tetap.

C. OPERASI
1. Masukkan seluruh air (volume 100 L) ke dalam vessel dari tangki penampung
menggunakan pompa yang tersedia.
2. Tekan tombol ON agitator pada panel pengendali.
3. Hidupkan stopwatch bersamaan dengan aktifnya agitator/pengaduk.
4. Catat data perubahan suhu air di jacket, suhu air di vessel dan kondisi operasi lain (laju
alir air di vessel, setiap 3 menit untuk proses pemanasan isothermal atau 2 menit untuk
proses pemanasan non-isothermal.
5. Isikan data yang diperoleh pada table pengamatan.
6. Hentikan pengamatan apabila suhu air di jacket dan suhu air di vessel telah seimbang.

D. SHUT DOWN
1. Tutup katup utama steam.
2. Setting pada panel pengendali:
a. Tekan tombol 10 sampai lampu kuning 11 aktif (mode MANUAL: ON)
b. Tekan tombol 5.1 (OUT-Y) sampai display 6 menunjukkan angka 0
3. Tekan tombol OFF agitator pada panel pengendali.
4. Tekan tombol OFF pompa P1 pada panel pengendali.
5. Buka valve V11 dan V12 untuk membuang air di vessel.
6. Buka valve V8 untuk membuang air di jacket.
7. Putar switch utama (merah) keposisi OFF dan switch udara tekan (hitam) keposisi 0
8. Tutup valve udara bertekanan (pengendali pneumatic)

Anda mungkin juga menyukai