“PENGERINGAN”
NIM : 171734025
Rafli Raziqi
Rizal Rahman
Sembada Wangsadireja
2. DASAR TEORI
Pengeringan padatan adalah penghilangan sejumlah kecil cairan dari material
padatan untuk menurunkan kandungan cairan yang tersisa hingga mencapai nilai
yang diperbolehkan. Biasanya, pengeringan merupakan tahap akhir dari serangaian
proses produksi.
Air atau cairan lain dapat dihilangkan dari padatan secara mekanik, seperti
sentrifugasi atau secara termal melalui proses evaporasi. Kandungan cairan dari
berbagai material berbeda-beda, dan produk yang tidak mengandung air dinamakan
bone-dry.
Selama proses pengeringan, terjadi perubahan temperatur padatan, karena
mendapatkan panas dari media pemanas. Untuk proses pengeringan batch, profil
umum peningkatan temperatur dapat dilihat pada Gambar 1. Selain diterima oleh
padatan, panas juga memberikan dampak pada penguapan kandungan air dari
padatan, dan juga pemanasan udara di ruang pengeringan.
4. PROSEDUR KERJA
1) Cek rangkaian peralatan agar sesuai dengan yang semestinya
2) Timbang tabung gas dan isinya sebelum digunakan untuk proses
pengeringan. Pasang tabung gas pada regulator.
3) Siapkan dan timbang massa bahan baku.
4) Tempatkan bahan baku dalam rak oven.
5) Atur posisi termokopel agar dapat mengukur bahan yang dikeringkan dan
mengukur ruang oven.
6) Tutup pintu oven.
7) Sambungkan steker ke sumber listrik dengan kondisi saklar blower “off”.
8) Tekan saklar blower hingga posisi “on” untuk menghidupkan solenoid dan
blower yang akan bekerja on/off otomatis. Setting awal menggunakan
temperatur paling rendah pada thermo control. Hidupkan kompor gas (atur
kran regulator + 1,5 putaran), setting awal menggunakan api paling kecil.
9) Lakukan setting temperatur di thermo control pada 60-70 oC (dapat disesuaikan
dengan bahan yang akan dikeringkan). Kerja blower dan kompor menstabilkan
temperatur ruang oven secara otomatis.
10) Amati proses pengeringan dalam oven melalui jendela kaca.
11) Catat data setiap 5 menit selama durasi …. Jam :
Temperatur bahan baku di rak 1 (paling atas)
Temperatur bahan baku di rak 2
Temperatur bahan baku di rak 3
Temperatur bahan baku di rak 4 (paling bawah)
Temperatur ruang oven
12) Matikan kompor gas.
Percobaan 2
Massa LPG awal = 10.39 kg
Massa LPG Akhir = 10.11 kg
Truang awal = 26.8 ⁰C
% RH = 70.9%
Tsetting = 70 ⁰C
Waktu = 60 menit (1 jam)
Waktu Truang T1 T2 T3 T4 Humadity Aliran Udara
(menit) (⁰C) (⁰C) (⁰C) (⁰C) (⁰C) %RH (v/s)
0 27 24,2 23,4 24,3 24,4 69,7 0
5 316 27,9 25,6 26,2 257 65 1,12
10 35 30,8 28 27,9 27,8 65 1,2
15 53 45,4 36,8 32 32 93,5 1,9
20 69,8 50,7 49 42 45 84 2,3
25 67,2 54,9 49,8 42,3 45,7 78,7 2,7
30 63,2 55,3 47,4 42,6 44,9 73,6 2,8
35 58,8 56,7 47,3 42,8 45 70 2,8
40 63,1 57,5 47,3 43 45,1 64 2,8
45 67,2 58,5 47,2 43,2 45,3 61 2,8
50 63,7 59 47 43,4 45,3 62 2,8
55 65 59,8 47 43,5 45,4 50 2,8
60 64 61,2 47,1 43,8 45,5 47 2,8
80
70
60
Temperatur
50 T ruang
40 T1
30 T2
20 T3
10 T4
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa selama waktu pengeringan yang
berlangsung 30 menit ini temperatur di dalam alat pengering yang
ditunjukkan oleh T ruang mencapai batas yang ditentukan yaitu pada 70⁰C di
menit ke-10. Untuk T1-T4 sendiri merupakan temperatur dari sampel yang
digunakan pada percobaan yang mewakili tingkatan Loyang, dimana untuk
T1 berada pada tingkat paling bawah sehingga mendapatkan energi panas
yang lebih besar ketimbang yang lainnya. Sedangkan untuk T2-T4 relatif
sama. Beberapa hal yang dimungkinkan seperti kabel dari termokopelnya
yang lepas atau mengenai dasar dari Loyang sehingga tidak tepat
menunjukkan nilai temperature pisang secara utuh.
80
70
60
50
Temperatur
T ruang
40 T1
30 T2
T3
20
T4
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu
Untuk percobaan 2, terlihat pada temperatur ruang terjadi gejolak atau naik
turun yang disebabkan karena pada saat praktikum kipas atau blower lupa
untuk dinyalakan dan baru dinyalakan pada saat menit ke-15 lebih yang
mungkin pada saat itu temperatur telahmencapai pundak dan kipas terus
menyala hingga temperaturnya turun sangan jauh. Untuk temperatur dari
bahan tidak terlalu terlihat perubahan dan beda terhadap waktu dan pada
percobaan pertama.
C. Profil kelembapan terhadap waktu
100
80
60
RH
pengamatan 1
40
pengamatan 2
20
0
0 20 40 60 80
waktu
Melihat dari profil kelembapan terhadap waktu ini mungkin cukup aneh,
dikarenakan alat pengukur kelembapan yang digunakan pada praktikum
terutama saat akan mengambil data, nilanya terus berubah-ubah bahkan besar
nilainya. Hal ini menyebabkan ketidak tepatan mengukur kelembapan di
lubang keluar. Namun bila dianalisis kelembapan yang berada di dalam alat
pengering saat terjadi proses mulanya sedang kemudian meningkat pada saat
temperaturnya mencapai maksimal yaitu di sekitar menit 20-an. Kemudian
kelembapan ini perlahan menurun yang bisa disebabkan oleh kadar air pada
pisang yang sudah mulai menurun setelah terjadi klimaksnya. Kurva diatas
sesuai dengan teori dari kurva kelembapan terhadap waktu. (Hall, 1980).
2,5
2
Aliran udara
0
0 20 40 60 80
Waktu
Untuk pengaruh dari laju aliran udara terhadap waktu ini diperngaruhi oleh
nyalanya blower pada alat pengering, yang terihat saat menit ke-20 lebih itu
temperatur sudah mencapai maksimal dan dijaga oleh blower yang terlihat
pada liniernya grafik aliran udaranya yang menunjukkan kestabilan.
1250−875
% air akhir = x 100
910
= 41,2 %
B. Percobaan 2 (total)
Massa Awal total = 718 gram
Massa akhir total = 658 gram
% air awal = 70% . 718
= 502,6 gr
718−502,6
% air akhir = x 100
658
= 32,73%
B. Percobaan 2
∆m LPG = 0,28 Kg
Kalor = 47081 kj/kg
Energi =m.h
= 0,28 kg . 47081 kj/kg
= 13182,68 kj
6.4 Jumlah Energi yang Digunakan Pada Proses Pengeringan
A. Percobaan 1
Listrik = V. I. Cosh phi t
=220 . 1 . 0,85 . 1800 s
=336600 ws
= 336600 j
= 336,6 Kj
B. Percobaan 2
Listrik = V. I. Cosh phi t
= 220 . 1 . 0,85 . 3600 s
= 673200 ws
= 673200j
= 673,2 Kj
Pengering
Feed produk
Loyang 1:
Massa awal : 350 gr Massa akhir : 250 gr
Air : 70% air : 42%
Loyang 2:
Massa awal : 350 gr Massa akhir : 270 gr
Air : 70% air :38,9%
Loyang 3 :
Massa awal : 300 gr Massa akhir : 160 gr
Air :70% air : 56,25%
Loyang 4 :
Massa awal : 250 gr Massa akhir : 230 gr
Air : 70% air : 32,6%
Perhitungan
a. Loyang 1
Massa Awal total = 350 gram
Massa akhir total = 250 gram
% air awal = 70% . 350
= 245 gr
350−245
% air akhir = x 100 = 42%
250
b. Loyang 2
Massa Awal total = 350 gram
Massa akhir total = 270 gram
% air awal = 70% . 350
= 245 gr
350−245
% air akhir = x 100 = 38,9%
270
c. Loyang 3
Massa Awal total = 300 gram
Massa akhir total = 160 gram
% air awal = 70% . 300
= 210 gr
300−210
% air akhir = x 100 = 56,25%
160
d. Loyang 4
Massa Awal total = 250 gram
Massa akhir total = 230 gram
% air awal = 70% . 250
= 175 gr
250−175
% air akhir = x 100 = 32,6%
230
Percobaan 2
Skema
uap air
Panas laten penguapan: 709,199 Kj
Loyang 1
Massa awal : 177 gr Massa akhir : 150 gr
Air : 70% air : 35,4%
Loyang 2:
Massa awal :165 gr Massa akhir : 159 gr
Air : 70% air :31,1%
Loyang 3 :
Massa awal :189 gr Massa akhir : 175 gr
Air : 70% air : 32,4%
Loyang 4 :
Massa awal : 187 gr Massa akhir : 174 gr
Air : 70% air : 32,2%
Perhitungan
a. Loyang 1
Massa Awal total= 177 gram
Massa akhir total = 150 gram
% air awal = 70% . 177
= 123,9 gr
177−123,9
% air akhir = 150
x 100 = 35,4%
b. Loyang 2
Massa Awal total = 165 gram
Massa akhir total = 159 gram
% air awal = 70% . 165
= 115,5 gr
165−115,59
% air akhir = x 100 = 31,1%
159
c. Loyang 3
Massa Awal total = 189 gram
Massa akhir total = 175 gram
% air awal = 70% . 189
= 132,3 gr
189−132,3
% air akhir = x 100 = 32,4%
175
d. Loyang 4
Massa Awal total= 187 gram
Massa akhir total = 174 gram
% air awal = 70% . 187
= 130,9 gr
187−130,9
% air akhir = x100 = 32,2%
174
B. Neraca Energi
Percobaan 1
Skema
Panas penguapan panas sensible pisang panas sensible air Panas bermanfaat Losses
1225,17 Kj 35,25 Kj 80,588 Kj 1341,078 Kj 7470,192 Kj
Pengering
Energi input
Fan : 336,6 Kj
Gas : 8474,58 Kj
Total : 8811,18 Kj
Perhitungan
𝑸𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 = ṁ𝒔 . 𝐂𝐩𝒔 (𝐓𝒔𝒃 - 𝐓𝒔𝒂 ) + ṁ𝒘 𝞴 + ṁ𝒘 𝐂𝐩𝒗 (𝐓𝒗𝒂 - 𝐓𝒗 ) + [ṁ𝒂 𝑨𝒘𝒂𝒍
𝐂𝐩𝟏 (𝐓𝒗 - 𝐓𝒔𝒂 ) + [ṁ𝒂 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 𝐂𝐩𝟏 (𝐓𝒔𝒃 - 𝐓𝒗 )]
Dimana :
𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 : Jumlah panas yang diterima proses pengeringan (KJ)
ṁ𝑠 : Massa Pisang tanpa air (Kg)
Cp𝑠 : Kalor Jenis Pisang (KJ/Kg⁰C)
T𝑠𝑏 : Temperatur Pisang akhir (⁰C)
T𝑠𝑎 : Temperatur Pisang awal (⁰C)
ṁ𝑤 : Massa Air yang mengap (Kg)
𝞴 : Kalor Laten air (KJ/Kg)
Cp𝑣 : Kalor Uap air (uap/vapor) (KJ/Kg⁰C)
T𝑣𝑎 : Temperatur Ruang akhir (⁰C)
T𝑣 : Temperatur Penguapan (⁰C)
ṁ𝑎 : Massa Air (Kg)
Cp1 : Kalor Jenis air (Cair/liquid) (KJ/Kg⁰C)
Loyang 1
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,105 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (58,5 – 25) ⁰C
= 12,522 KJ
Loyang 2
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,105 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (49,2 – 24,1) ⁰C
= 9,382 KJ
Loyang 3
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,09 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (46,9– 24,1) ⁰C
= 7,305 KJ
Loyang 4
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,075 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (47,2 – 24,2) ⁰C
= 6,141 KJ
Percobaan 2
Skema
Panas penguapan panas sensible pisang panas sensible air Panas bermanfaat Losses
709,199 Kj 26,508 Kj 44,971 Kj 780,67 Kj 13075,21 Kj
Pengering
Energi input
Fan : 673,2 Kj
Gas : 13182,68 Kj
Total : 13855,88 Kj
Perhitungan
𝑸𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 = ṁ𝒔 . 𝐂𝐩𝒔 (𝐓𝒔𝒃 - 𝐓𝒔𝒂 ) + ṁ𝒘 𝞴 + ṁ𝒘 𝐂𝐩𝒗 (𝐓𝒗𝒂 - 𝐓𝒗 ) + [ṁ𝒂 𝑨𝒘𝒂𝒍
𝐂𝐩𝟏 (𝐓𝒗 - 𝐓𝒔𝒂 ) + [ṁ𝒂 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 𝐂𝐩𝟏 (𝐓𝒔𝒃 - 𝐓𝒗 )]
Dimana :
𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 : Jumlah panas yang diterima proses pengeringan (KJ)
ṁ𝑠 : Massa Pisang tanpa air (Kg)
Cp𝑠 : Kalor Jenis Pisang (KJ/Kg⁰C)
T𝑠𝑏 : Temperatur Pisang akhir (⁰C)
T𝑠𝑎 : Temperatur Pisang awal (⁰C)
ṁ𝑤 : Massa Air yang mengap (Kg)
𝞴 : Kalor Laten air (KJ/Kg)
Cp𝑣 : Kalor Uap air (uap/vapor) (KJ/Kg⁰C)
T𝑣𝑎 : Temperatur Ruang akhir (⁰C)
T𝑣 : Temperatur Penguapan (⁰C)
ṁ𝑎 : Massa Air (Kg)
Cp1 : Kalor Jenis air (Cair/liquid) (KJ/Kg⁰C)
Percobaan 2
Loyang 1
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,105 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (61,2 – 24,2) ⁰C
= 13,8306 KJ
Loyang 2
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,049 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (49,8 – 23,4) ⁰C
= 4,603 KJ
Loyang 3
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,056 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (43,5 – 24,3) ⁰C
= 3,827 KJ
𝑄2 Panas laten penguapan air
𝑄2𝑎 = ṁ𝑤 𝞴
= 0,076 kg . 2410,84 KJ/Kg
= 183,22 KJ
𝑄2𝑏 = ṁ𝑤 Cp𝑣 (T𝑣𝑎 - T𝑣 )
= 0,076 kg . 1,882 KJ/Kg ⁰C . (70 - 38,28) ⁰C
= 4,536 KJ
𝑄2 = 𝑄2𝑎 + 𝑄2𝑏
= 183,22 KJ + 4,536 KJ
= 187,75 KJ
Loyang 4
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,056 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (45,7 – 24,4) ⁰C
= 4,246 KJ
Profil diatas menunjukkan sebaran dari besarnya panas yang diserap oleh
masing masing loyang pada temperatur rata-rata dari sampel tiap
loyangnya. Untuk percobaan 1 nilai kalor nya lebih besar dari pada
percobaan 2 yang semestinya terbalik, kaerna waktu yang lebih lama
harusnya berdampak pada lebih banyaknya kandungan air dari pisang yan
terambil, namun ini justru lebih kecil daripada saat percobaan yang
pertama.
Dari sebaran titik diatas menunjukkan jumlah air yang menguap dari dalam
kandungan pisang pada temperatur rata-rata perloyangnya. Terlihat untuk
percobaan pertama jumlah air yang diuapkan perloyangnya jelas lebih
banyak dari pada untuk percobaan kedua. Hal ini menjadi anomali yang
harusnya percobaan kedua yang waktunya lebih lama harusnya dapat
menguapkan air lebih banyak dari percobaan pertama. Kemungkinan yang
terjadi ialah ketebalan dari pisan percobaan pertama lebih tipis
dibandingkan percobaan kedua yang berakibat lebih maksimalnya
pengeringan yang terjadi pada percobaan pertama.
Untuk sebaran kadar air yang masih terkandung dalam pisang, percobaan 1
lebih banyak dari pada percobaan 2 yang berarti pada percobaan 2 hasilnya
lebih maksimal daripada percobaan 1, namun jika dibandingkan dengan
jumlah air yang teruapkan malah terjadi kebalikan. Hal yang mungkin
menjadi kesalahan diantaranya, kesalahan membaca timbangan, dan
timbangan tidak dikalibrasi, salah dalam perhitungan, serta saat
memasukkan data.
D. Profil waktu percobaan dengan Qtotal
Dalam profil diatas, banyaknya air yang menguap dari kandungan pisang
dari percobaan pertama yaitu sebanyak 500 gram sedangkan untuk
percobaan kedua hanya didapat 289 gram. Jika merunut pada waktu
harusnya terjadi kebalikan karna harusnya lama waktu berpengaruh pada
banyaknya kadar air yang diuapkan dalam proses ini.
Proofil diatas menunjukkan sebaran dari data %kandungan air yang masih
terkandung dalam pisang terhadap lamanya waktu percobaan. Untuk kali
ini memang benar adanya, karena lamanya waktu pengeringan harus selaras
berbanding terbalik dengan kadar air yang terkandung dlam bahan
khususnya dalam percobaan ini yaitu pisang.
= 15,22%
8811,18 𝐾𝐽
= 0,5 𝐾𝑔
= 17622,36 KJ/Kg
B. Percobaan 2
η Efisiensi alat pengering
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡
η = X 100%
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
∆𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
= X 100%
𝐸𝑖𝑛
780,67686 KJ
= X 100%
8811,18 KJ
= 8,86%
𝐸
= ∆𝑚𝑖𝑛
𝑤
8811,18 𝐾𝐽
= 0,289 𝐾𝑔
= 30488,512 KJ/Kg
28000
26000
Intensitas (KJ/KG)
24000
22000
PERCOBAAN 1
20000
PERCOBAAN 2
18000 30; 17622,36
16000
14000
12000
15 25 35 45 55 65
Waktu Percobaan (menit)
7. KESIMPULAN
Dari hasil analisa yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
Proses pengeringan yang dilakukan berdasarkan perbedaan waktu menunjukkan
hasil yang cukup membingungkan dimana untuk kadar air sebanding (benar),
tetapi untuk besarnya kalor yang dimanfaatkan malah lebih sedikit dan jumlah
air yang diuapkan pun terbalik.
Besarnya kinerja dari alat pengering yang digunakan
A. Percobaan 1
Efisiensi : 15,22 %
Intensitas : 17622m36 kj/kg
B. Percobaan 2
Efisiensi : 8,86 %
Intensitas : 30488,512 kj/kg
8. DAFTAR PUSTAKA
Indriani, Irma. 2009. Pembuatan fluidized bed dryer untuk pengeringan benih
pertanian secara semi batch.
Artikel diakses dari :
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/15688/Pembuatan-fluidized-bed-
dryer-untuk-pengeringan-benih-pertanian-secara-semi-batch
Asgar, Ali. 2006. Optimalisasi cara, suhu, dan lama Blansing sebelum
Pengeringan pada Wortel.
Artikel diakses dari :
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jhort/article/view/1121