Anda di halaman 1dari 35

KINERJA SISTEM ENERGI II

“PENGERINGAN”

Nama Praktikan : Rezal Maulana Ikhsan

NIM : 171734025

Kelas : 3D – D4 Teknik Konservasi Energi

Anggota Kelompok : Nuraini Lubis

Rafli Raziqi

Rizal Rahman

Sembada Wangsadireja

Tanggal Praktikum : 10 Maret 2020


Nama Instruktur/dosen : Yanti Suprianti, ST., MT.
Tanda Tangan Dosen :
Tanda tangan Mahasiswa :

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2020
1. OBJEK PERILAKU SISWA
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat :
1) Menjelaskan prinsip kerja proses pengeringan
2) Mengidentifikasi parameter yang terlibat dalam proses pengeringan
3) Menentukan neraca massa dan energi setiap komponen/alat proses pada
sistem pengeringan
 sistem pengeringan
 sub-sistem/komponen/alat proses yang terlibat dalam sistem pengeringan

2. DASAR TEORI
Pengeringan padatan adalah penghilangan sejumlah kecil cairan dari material
padatan untuk menurunkan kandungan cairan yang tersisa hingga mencapai nilai
yang diperbolehkan. Biasanya, pengeringan merupakan tahap akhir dari serangaian
proses produksi.
Air atau cairan lain dapat dihilangkan dari padatan secara mekanik, seperti
sentrifugasi atau secara termal melalui proses evaporasi. Kandungan cairan dari
berbagai material berbeda-beda, dan produk yang tidak mengandung air dinamakan
bone-dry.
Selama proses pengeringan, terjadi perubahan temperatur padatan, karena
mendapatkan panas dari media pemanas. Untuk proses pengeringan batch, profil
umum peningkatan temperatur dapat dilihat pada Gambar 1. Selain diterima oleh
padatan, panas juga memberikan dampak pada penguapan kandungan air dari
padatan, dan juga pemanasan udara di ruang pengeringan.

𝑞𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 = 𝑚̇ 𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑 (𝑇𝑠,𝑏 − 𝑇𝑠,𝑎 ) + 𝑚̇ 𝑎𝑖𝑟 . + 𝑚̇ 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 (𝑇𝑢,𝑏 − 𝑇𝑢,𝑎 )

Sedangkan panas yang diberikan sumber panas, yaitu LPG adalah:

𝑞𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑚̇ 𝐿𝑃𝐺 .𝐶𝑉𝐿𝑃𝐺


Gambar 1. Profil temperatur
selama pengeringan (Sumber:
McCabe, 1993)

3. ALAT DAN BAHAN


1) Satu set peralatan oven pengering
2) Termometer
3) Timbangan
4) Bahan baku yang akan dikeringkan
5) Gas LPG

4. PROSEDUR KERJA
1) Cek rangkaian peralatan agar sesuai dengan yang semestinya
2) Timbang tabung gas dan isinya sebelum digunakan untuk proses
pengeringan. Pasang tabung gas pada regulator.
3) Siapkan dan timbang massa bahan baku.
4) Tempatkan bahan baku dalam rak oven.
5) Atur posisi termokopel agar dapat mengukur bahan yang dikeringkan dan
mengukur ruang oven.
6) Tutup pintu oven.
7) Sambungkan steker ke sumber listrik dengan kondisi saklar blower “off”.
8) Tekan saklar blower hingga posisi “on” untuk menghidupkan solenoid dan
blower yang akan bekerja on/off otomatis. Setting awal menggunakan
temperatur paling rendah pada thermo control. Hidupkan kompor gas (atur
kran regulator + 1,5 putaran), setting awal menggunakan api paling kecil.
9) Lakukan setting temperatur di thermo control pada 60-70 oC (dapat disesuaikan
dengan bahan yang akan dikeringkan). Kerja blower dan kompor menstabilkan
temperatur ruang oven secara otomatis.
10) Amati proses pengeringan dalam oven melalui jendela kaca.
11) Catat data setiap 5 menit selama durasi …. Jam :
 Temperatur bahan baku di rak 1 (paling atas)
 Temperatur bahan baku di rak 2
 Temperatur bahan baku di rak 3
 Temperatur bahan baku di rak 4 (paling bawah)
 Temperatur ruang oven
12) Matikan kompor gas.

13) Matikan saklar blower (ke posisi “off”)

14) Keluarkan bahan baku yang telah dikeringkan dan timbang.

15) Lepaskan tabung gas dari regulator dan timbang lagi.


5. DATA HASIL PRAKTIKUM
 Percobaan 1
Massa LPG awal = 10.57 kg
Massa LPG Akhir = 10.39 kg
Truang awal = 26.8 ⁰C
% RH = 70.9%
Tsetting = 70 ⁰C
Waktu =30 menit (0,5 jam)

Waktu Truang T1 T2 T3 T4 Humadity Aliran Udara


(menit) (⁰C) (⁰C) (⁰C) (⁰C) (⁰C) %RH (v/s)
0 34,3 25 24,1 24,1 24,2 66 0
5 52,4 44,8 31,5 31,5 34,4 89 1
10 69,5 58,5 42,6 42,6 44,5 93,7 1,4
15 72,1 54,2 49,2 46,9 47,2 51,8 2,7
20 65 52,3 46,2 45,8 46 31,6 2,8
25 64 52,8 46 45,4 46 51 2,8
30 66 54,5 46,4 45,9 46,5 34 2,8

Massa Sebelum Massa Sesudah


Loyang 1 350 gram 250gram
Loyang 2 350gram 270gram
Loyang 3 300gram 160gram
Loyang 4 250gram 230gram

 Percobaan 2
Massa LPG awal = 10.39 kg
Massa LPG Akhir = 10.11 kg
Truang awal = 26.8 ⁰C
% RH = 70.9%
Tsetting = 70 ⁰C
Waktu = 60 menit (1 jam)
Waktu Truang T1 T2 T3 T4 Humadity Aliran Udara
(menit) (⁰C) (⁰C) (⁰C) (⁰C) (⁰C) %RH (v/s)
0 27 24,2 23,4 24,3 24,4 69,7 0
5 316 27,9 25,6 26,2 257 65 1,12
10 35 30,8 28 27,9 27,8 65 1,2
15 53 45,4 36,8 32 32 93,5 1,9
20 69,8 50,7 49 42 45 84 2,3
25 67,2 54,9 49,8 42,3 45,7 78,7 2,7
30 63,2 55,3 47,4 42,6 44,9 73,6 2,8
35 58,8 56,7 47,3 42,8 45 70 2,8
40 63,1 57,5 47,3 43 45,1 64 2,8
45 67,2 58,5 47,2 43,2 45,3 61 2,8
50 63,7 59 47 43,4 45,3 62 2,8
55 65 59,8 47 43,5 45,4 50 2,8
60 64 61,2 47,1 43,8 45,5 47 2,8

Massa Sebelum Massa Sesudah

Loyang 1 177gram 150gram


Loyang 2 165gram 159gram
Loyang 3 189gram 175gram
Loyang 4 187gram 174gram

6. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA


6.1 Profil Tiap Parameter Terhadap Waktu dan Analisanya
A. Profil temperatur terhadap waktu percobaan 1

80
70
60
Temperatur

50 T ruang
40 T1
30 T2
20 T3
10 T4

0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa selama waktu pengeringan yang
berlangsung 30 menit ini temperatur di dalam alat pengering yang
ditunjukkan oleh T ruang mencapai batas yang ditentukan yaitu pada 70⁰C di
menit ke-10. Untuk T1-T4 sendiri merupakan temperatur dari sampel yang
digunakan pada percobaan yang mewakili tingkatan Loyang, dimana untuk
T1 berada pada tingkat paling bawah sehingga mendapatkan energi panas
yang lebih besar ketimbang yang lainnya. Sedangkan untuk T2-T4 relatif
sama. Beberapa hal yang dimungkinkan seperti kabel dari termokopelnya
yang lepas atau mengenai dasar dari Loyang sehingga tidak tepat
menunjukkan nilai temperature pisang secara utuh.

B. Profil temperatur terhadap waktu percobaan 2

80

70

60

50
Temperatur

T ruang
40 T1

30 T2
T3
20
T4
10

0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu

Untuk percobaan 2, terlihat pada temperatur ruang terjadi gejolak atau naik
turun yang disebabkan karena pada saat praktikum kipas atau blower lupa
untuk dinyalakan dan baru dinyalakan pada saat menit ke-15 lebih yang
mungkin pada saat itu temperatur telahmencapai pundak dan kipas terus
menyala hingga temperaturnya turun sangan jauh. Untuk temperatur dari
bahan tidak terlalu terlihat perubahan dan beda terhadap waktu dan pada
percobaan pertama.
C. Profil kelembapan terhadap waktu

100

80

60
RH

pengamatan 1
40
pengamatan 2
20

0
0 20 40 60 80
waktu

Melihat dari profil kelembapan terhadap waktu ini mungkin cukup aneh,
dikarenakan alat pengukur kelembapan yang digunakan pada praktikum
terutama saat akan mengambil data, nilanya terus berubah-ubah bahkan besar
nilainya. Hal ini menyebabkan ketidak tepatan mengukur kelembapan di
lubang keluar. Namun bila dianalisis kelembapan yang berada di dalam alat
pengering saat terjadi proses mulanya sedang kemudian meningkat pada saat
temperaturnya mencapai maksimal yaitu di sekitar menit 20-an. Kemudian
kelembapan ini perlahan menurun yang bisa disebabkan oleh kadar air pada
pisang yang sudah mulai menurun setelah terjadi klimaksnya. Kurva diatas
sesuai dengan teori dari kurva kelembapan terhadap waktu. (Hall, 1980).

D. Profil laju alir udara terhadap waktu

2,5

2
Aliran udara

1,5 aliran udara


pengamatan 1
1 aliran udara
pengamatan 2
0,5

0
0 20 40 60 80
Waktu
Untuk pengaruh dari laju aliran udara terhadap waktu ini diperngaruhi oleh
nyalanya blower pada alat pengering, yang terihat saat menit ke-20 lebih itu
temperatur sudah mencapai maksimal dan dijaga oleh blower yang terlihat
pada liniernya grafik aliran udaranya yang menunjukkan kestabilan.

6.2 Jumlah Air yang Menguap Pada Proses Pengeringan


A. Percobaan 1 (total)
Massa Awal total = 1250 gram
Massa akhir total = 910 gram
% air awal = 70% . 1250
= 875 gr

1250−875
% air akhir = x 100
910
= 41,2 %

B. Percobaan 2 (total)
Massa Awal total = 718 gram
Massa akhir total = 658 gram
% air awal = 70% . 718
= 502,6 gr

718−502,6
% air akhir = x 100
658
= 32,73%

6.3 Jumlah Gas LPG yang Digunakan Pada Proses Pengeringan


A. Percobaan 1
∆m LPG = 0,18 Kg

Kalor = 47081 kj/kg


Energi =m.h
= 0,18 kg . 47081 kj/kg
= 8474,58 kj

B. Percobaan 2
∆m LPG = 0,28 Kg
Kalor = 47081 kj/kg
Energi =m.h
= 0,28 kg . 47081 kj/kg
= 13182,68 kj
6.4 Jumlah Energi yang Digunakan Pada Proses Pengeringan
A. Percobaan 1
Listrik = V. I. Cosh phi t
=220 . 1 . 0,85 . 1800 s
=336600 ws
= 336600 j
= 336,6 Kj

Konsumsi Energi total = LPG + listrik


= 8474,58 kj +336,6 Kj
= 8811,18 Kj

B. Percobaan 2
Listrik = V. I. Cosh phi t
= 220 . 1 . 0,85 . 3600 s
= 673200 ws
= 673200j
= 673,2 Kj

Konsumsi Energi total = LPG + listrik


= 13182,68 kj + 673,2 Kj
= 13855,88 Kj

6.5 Skema serta Perhitungan Neraca Massa dan Energi


A. Neraca Massa
 Percobaan 1
Skema
uap air
Panas laten penguapan : 1225,7 Kj

Pengering

Feed produk

Loyang 1:
Massa awal : 350 gr Massa akhir : 250 gr
Air : 70% air : 42%
Loyang 2:
Massa awal : 350 gr Massa akhir : 270 gr
Air : 70% air :38,9%

Loyang 3 :
Massa awal : 300 gr Massa akhir : 160 gr
Air :70% air : 56,25%

Loyang 4 :
Massa awal : 250 gr Massa akhir : 230 gr
Air : 70% air : 32,6%

Perhitungan
a. Loyang 1
Massa Awal total = 350 gram
Massa akhir total = 250 gram
% air awal = 70% . 350
= 245 gr
350−245
% air akhir = x 100 = 42%
250

b. Loyang 2
Massa Awal total = 350 gram
Massa akhir total = 270 gram
% air awal = 70% . 350
= 245 gr
350−245
% air akhir = x 100 = 38,9%
270

c. Loyang 3
Massa Awal total = 300 gram
Massa akhir total = 160 gram
% air awal = 70% . 300
= 210 gr
300−210
% air akhir = x 100 = 56,25%
160

d. Loyang 4
Massa Awal total = 250 gram
Massa akhir total = 230 gram
% air awal = 70% . 250
= 175 gr
250−175
% air akhir = x 100 = 32,6%
230

 Percobaan 2
Skema

uap air
Panas laten penguapan: 709,199 Kj

Feed Pengering produk

Loyang 1
Massa awal : 177 gr Massa akhir : 150 gr
Air : 70% air : 35,4%

Loyang 2:
Massa awal :165 gr Massa akhir : 159 gr
Air : 70% air :31,1%

Loyang 3 :
Massa awal :189 gr Massa akhir : 175 gr
Air : 70% air : 32,4%
Loyang 4 :
Massa awal : 187 gr Massa akhir : 174 gr
Air : 70% air : 32,2%

Perhitungan
a. Loyang 1
Massa Awal total= 177 gram
Massa akhir total = 150 gram
% air awal = 70% . 177
= 123,9 gr
177−123,9
% air akhir = 150
x 100 = 35,4%

b. Loyang 2
Massa Awal total = 165 gram
Massa akhir total = 159 gram
% air awal = 70% . 165
= 115,5 gr
165−115,59
% air akhir = x 100 = 31,1%
159

c. Loyang 3
Massa Awal total = 189 gram
Massa akhir total = 175 gram
% air awal = 70% . 189
= 132,3 gr
189−132,3
% air akhir = x 100 = 32,4%
175

d. Loyang 4
Massa Awal total= 187 gram
Massa akhir total = 174 gram
% air awal = 70% . 187
= 130,9 gr
187−130,9
% air akhir = x100 = 32,2%
174

B. Neraca Energi
 Percobaan 1
Skema

Panas penguapan panas sensible pisang panas sensible air Panas bermanfaat Losses
1225,17 Kj 35,25 Kj 80,588 Kj 1341,078 Kj 7470,192 Kj

Pengering

Energi input
Fan : 336,6 Kj
Gas : 8474,58 Kj
Total : 8811,18 Kj

Perhitungan
𝑸𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 = ṁ𝒔 . 𝐂𝐩𝒔 (𝐓𝒔𝒃 - 𝐓𝒔𝒂 ) + ṁ𝒘 𝞴 + ṁ𝒘 𝐂𝐩𝒗 (𝐓𝒗𝒂 - 𝐓𝒗 ) + [ṁ𝒂 𝑨𝒘𝒂𝒍
𝐂𝐩𝟏 (𝐓𝒗 - 𝐓𝒔𝒂 ) + [ṁ𝒂 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 𝐂𝐩𝟏 (𝐓𝒔𝒃 - 𝐓𝒗 )]

Dimana :
𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 : Jumlah panas yang diterima proses pengeringan (KJ)
ṁ𝑠 : Massa Pisang tanpa air (Kg)
Cp𝑠 : Kalor Jenis Pisang (KJ/Kg⁰C)
T𝑠𝑏 : Temperatur Pisang akhir (⁰C)
T𝑠𝑎 : Temperatur Pisang awal (⁰C)
ṁ𝑤 : Massa Air yang mengap (Kg)
𝞴 : Kalor Laten air (KJ/Kg)
Cp𝑣 : Kalor Uap air (uap/vapor) (KJ/Kg⁰C)
T𝑣𝑎 : Temperatur Ruang akhir (⁰C)
T𝑣 : Temperatur Penguapan (⁰C)
ṁ𝑎 : Massa Air (Kg)
Cp1 : Kalor Jenis air (Cair/liquid) (KJ/Kg⁰C)

 Loyang 1
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,105 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (58,5 – 25) ⁰C
= 12,522 KJ

𝑄2 Panas laten penguapan air


𝑄2𝑎 = ṁ𝑤 𝞴
= 0,140 kg . 2385,585 KJ/Kg
= 333,982 KJ
𝑄2𝑏 = ṁ𝑤 Cp𝑣 (T𝑣𝑎 - T𝑣 )
= 0,140 kg . 1,8995 KJ/Kg ⁰C . (70 - 48,87) ⁰C
= 5,619 KJ
𝑄2 = 𝑄2𝑎 + 𝑄2𝑏
= 333,982 KJ + 6,783 KJ
= 339,601 KJ

𝑄3 Panas sensible Air


𝑄3𝑎 = ṁ𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑙 Cp1 (T𝑣 - T𝑠𝑎 )
= 0,245 Kg . 4,182 KJ/Kg ⁰C . (48,87 – 25) ⁰C
= 24,457 KJ
𝑄3𝑏 = ṁ𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 Cp1 (T𝑠𝑏 - T𝑣 )
= 0,105 Kg . 4,182 KJ/Kg ⁰C . (58,5 – 48,87) ⁰C
= 4,229 KJ
𝑄3 = 𝑄3𝑎 + 𝑄3𝑏
= 24,457 KJ + 4,229 KJ
=28,686 KJ

𝑸𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 Panas Total


𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3
= 12,522 KJ + 339,601 KJ + 28,686 KJ
= 380,809 KJ

 Loyang 2
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,105 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (49,2 – 24,1) ⁰C
= 9,382 KJ

𝑄2 Panas laten penguapan air


𝑄2𝑎 = ṁ𝑤 𝞴
= 0,140 kg . 2404,525 KJ/Kg
= 336,634 KJ
𝑄2𝑏 = ṁ𝑤 Cp𝑣 (T𝑣𝑎 - T𝑣 )
= 0,140 kg . 1,8879 KJ/Kg ⁰C . (70 – 40,86) ⁰C
= 7,702 KJ
𝑄2 = 𝑄2𝑎 + 𝑄2𝑏
= 336,634 KJ +7,702 KJ
= 344,336 KJ
𝑄3 Panas sensible Air
𝑄3𝑎 = ṁ𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑙 Cp1 (T𝑣 - T𝑠𝑎 )
= 0,245 Kg . 4,1799 KJ/Kg ⁰C . (40,86 – 24,1) ⁰C
= 17,164 KJ
𝑄3𝑏 = ṁ𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 Cp1 (T𝑠𝑏 - T𝑣 )
= 0,105 Kg . 4,1799 KJ/Kg ⁰C . (49,2 – 40,86) ⁰C
= 3,66 KJ
𝑄3 = 𝑄3𝑎 + 𝑄3𝑏
= 17,164 KJ + 3,66 KJ
=20,824 KJ

𝑸𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 Panas Total


𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3
= 9,382 KJ + 344,336 KJ + 20,824 KJ
= 374,542 KJ

 Loyang 3
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,09 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (46,9– 24,1) ⁰C
= 7,305 KJ

𝑄2 Panas laten penguapan air


𝑄2𝑎 = ṁ𝑤 𝞴
= 0,120 kg . 2405,828 KJ/Kg
= 288,699 KJ
𝑄2𝑏 = ṁ𝑤 Cp𝑣 (T𝑣𝑎 - T𝑣 )
= 0,120 kg . 1,887 KJ/Kg ⁰C . (70 – 40,31) ⁰C
= 6,723 KJ
𝑄2 = 𝑄2𝑎 + 𝑄2𝑏
= 288,699 KJ +6,723 KJ
= 295,422 KJ

𝑄3 Panas sensible Air


𝑄3𝑎 = ṁ𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑙 Cp1 (T𝑣 - T𝑠𝑎 )
= 0,21 Kg . 4,1798 KJ/Kg ⁰C . (40,31– 24,1) ⁰C
= 14,228 KJ
𝑄3𝑏 = ṁ𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 Cp1 (T𝑠𝑏 - T𝑣 )
= 0,09 Kg . 4,1798 KJ/Kg ⁰C . (46,9– 40,31 ) ⁰C
= 2,479 KJ
𝑄3 = 𝑄3𝑎 + 𝑄3𝑏
= 14,228 KJ + 2,479 KJ
= 16,707 KJ

𝑸𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 Panas Total


𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3
= 7,305 KJ + 295,422 KJ + 16,707 KJ
= 319,434 KJ

 Loyang 4
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,075 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (47,2 – 24,2) ⁰C
= 6,141 KJ

𝑄2 Panas laten penguapan air


𝑄2𝑎 = ṁ𝑤 𝞴
= 0,1 kg . 2403,817 KJ/Kg
= 240,382 KJ
𝑄2𝑏 = ṁ𝑤 Cp𝑣 (T𝑣𝑎 - T𝑣 )
= 0,1 kg . 1,889 KJ/Kg ⁰C . (70 – 41,26) ⁰C
= 5,429 KJ
𝑄2 = 𝑄2𝑎 + 𝑄2𝑏
= 240,382 KJ +5,429KJ
= 245,811 KJ

𝑄3 Panas sensible Air


𝑄3𝑎 = ṁ𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑙 Cp1 (T𝑣 - T𝑠𝑎 )
= 0,175 Kg . 4,1799 KJ/Kg ⁰C . (41,26 – 24,2) ⁰C
= 12,479 KJ
𝑄3𝑏 = ṁ𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 Cp1 (T𝑠𝑏 - T𝑣 )
= 0,075 Kg . 4,1799 KJ/Kg ⁰C . (47,2– 41,26) ⁰C
= 1,862 KJ
𝑄3 = 𝑄3𝑎 + 𝑄3𝑏
= 12,479 KJ + 1,862 KJ
= 14,341 KJ

𝑸𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 Panas Total


𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3
= 6,141KJ + 245,811 KJ + 14,341 KJ
= 266,293 KJ

 ∆𝑸𝟏 Total panas sensible pisang


∆𝑄1 = 𝑄11 + 𝑄12 + 𝑄13 + 𝑄14
= 12,522 KJ + 9,382 KJ + 7,305 KJ + 6,141 KJ
= 35,25 KJ

 ∆𝑸𝟐 Total panas laten penguapan air


∆𝑄2 = 𝑄21 + 𝑄22 + 𝑄23 + 𝑄24
= 339,601 KJ + 344,336 KJ + 295,422 KJ + 245,811 KJ
= 1225,17 KJ

 ∆𝑸𝟑 Total panas sensible air


∆𝑄3 = 𝑄31 + 𝑄32 + 𝑄33 + 𝑄34
= 28,686 KJ + 20,824 KJ + 16,707 KJ + 14,391 KJ
= 80,558 KJ

 ∆𝑸𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 Total panas bermanfaat


∆𝑄𝑡𝑜𝑡 = ∆𝑄1 + ∆𝑄2 + ∆𝑄3
= 35,25 KJ + 1225,17 KJ + 80,558 KJ
= 1341,078 KJ

 ∆ṁ𝒘 Total Air yang Menguap


∆ṁ𝒘 = ṁ𝒘𝟏 + ṁ𝒘𝟐 + ṁ𝒘𝟑 + ṁ𝒘𝟒
= 0,14 Kg + 0,14 Kg + 0,12 Kg + 0,1 Kg
= 0,5 Kg

 Percobaan 2
Skema

Panas penguapan panas sensible pisang panas sensible air Panas bermanfaat Losses
709,199 Kj 26,508 Kj 44,971 Kj 780,67 Kj 13075,21 Kj

Pengering

Energi input
Fan : 673,2 Kj
Gas : 13182,68 Kj
Total : 13855,88 Kj
Perhitungan
𝑸𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 = ṁ𝒔 . 𝐂𝐩𝒔 (𝐓𝒔𝒃 - 𝐓𝒔𝒂 ) + ṁ𝒘 𝞴 + ṁ𝒘 𝐂𝐩𝒗 (𝐓𝒗𝒂 - 𝐓𝒗 ) + [ṁ𝒂 𝑨𝒘𝒂𝒍
𝐂𝐩𝟏 (𝐓𝒗 - 𝐓𝒔𝒂 ) + [ṁ𝒂 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 𝐂𝐩𝟏 (𝐓𝒔𝒃 - 𝐓𝒗 )]

Dimana :
𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 : Jumlah panas yang diterima proses pengeringan (KJ)
ṁ𝑠 : Massa Pisang tanpa air (Kg)
Cp𝑠 : Kalor Jenis Pisang (KJ/Kg⁰C)
T𝑠𝑏 : Temperatur Pisang akhir (⁰C)
T𝑠𝑎 : Temperatur Pisang awal (⁰C)
ṁ𝑤 : Massa Air yang mengap (Kg)
𝞴 : Kalor Laten air (KJ/Kg)
Cp𝑣 : Kalor Uap air (uap/vapor) (KJ/Kg⁰C)
T𝑣𝑎 : Temperatur Ruang akhir (⁰C)
T𝑣 : Temperatur Penguapan (⁰C)
ṁ𝑎 : Massa Air (Kg)
Cp1 : Kalor Jenis air (Cair/liquid) (KJ/Kg⁰C)

Percobaan 2
 Loyang 1
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,105 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (61,2 – 24,2) ⁰C
= 13,8306 KJ

𝑄2 Panas laten penguapan air


𝑄2𝑎 = ṁ𝑤 𝞴
= 0,07 kg . 2384,32 KJ/Kg
= 166,9 KJ
𝑄2𝑏 = ṁ𝑤 Cp𝑣 (T𝑣𝑎 - T𝑣 )
= 0,07 kg . 1,9004 KJ/Kg ⁰C . (70 – 49,32) ⁰C
= 2,751 KJ
𝑄2 = 𝑄2𝑎 + 𝑄2𝑏
= 166,9 KJ + 2,751 KJ
= 169,651 KJ

𝑄3 Panas sensible Air


𝑄3𝑎 = ṁ𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑙 Cp1 (T𝑣 - T𝑠𝑎 )
= 0,123 Kg . 4,18 KJ/Kg ⁰C . (49,32 – 24,2) ⁰C
= 12,921 KJ
𝑄3𝑏 = ṁ𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 Cp1 (T𝑠𝑏 - T𝑣 )
= 0,053 Kg . 4,182 KJ/Kg ⁰C . (61,2 – 49,32) ⁰C
= 2,633 KJ
𝑄3 = 𝑄3𝑎 + 𝑄3𝑏
= 12,921 KJ + 2,633 KJ
= 15,534 KJ

𝑸𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 Panas Total


𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3
= 13,8306 KJ + 169,651 KJ + 15,534 KJ
= 199,03 KJ

 Loyang 2
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,049 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (49,8 – 23,4) ⁰C
= 4,603 KJ

𝑄2 Panas laten penguapan air


𝑄2𝑎 = ṁ𝑤 𝞴
= 0,069 kg . 2402,16 KJ/Kg
= 165,77 KJ
𝑄2𝑏 = ṁ𝑤 Cp𝑣 (T𝑣𝑎 - T𝑣 )
= 0,069 kg . 1,888 KJ/Kg ⁰C . (70 - 41,76) ⁰C
= 3,678 KJ
𝑄2 = 𝑄2𝑎 + 𝑄2𝑏
= 165,77 KJ +3,678 KJ
= 169,448 KJ

𝑄3 Panas sensible Air


𝑄3𝑎 = ṁ𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑙 Cp1 (T𝑣 - T𝑠𝑎 )
= 0,115 Kg . 4,179 KJ/Kg ⁰C . (41,76– 23,4) ⁰C
= 8,823 KJ
𝑄3𝑏 = ṁ𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 Cp1 (T𝑠𝑏 - T𝑣 )
= 0,046 Kg . 4,179 KJ/Kg ⁰C . (49,8 – 41,76) ⁰C
= 1,545 KJ
𝑄3 = 𝑄3𝑎 + 𝑄3𝑏
= 8,823 KJ + 1,545 KJ
= 10,368 KJ

𝑸𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 Panas Total


𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3
= 4,603KJ + 169,448 KJ + 10,368 KJ
= 184,421 KJ

 Loyang 3
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,056 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (43,5 – 24,3) ⁰C
= 3,827 KJ
𝑄2 Panas laten penguapan air
𝑄2𝑎 = ṁ𝑤 𝞴
= 0,076 kg . 2410,84 KJ/Kg
= 183,22 KJ
𝑄2𝑏 = ṁ𝑤 Cp𝑣 (T𝑣𝑎 - T𝑣 )
= 0,076 kg . 1,882 KJ/Kg ⁰C . (70 - 38,28) ⁰C
= 4,536 KJ
𝑄2 = 𝑄2𝑎 + 𝑄2𝑏
= 183,22 KJ + 4,536 KJ
= 187,75 KJ

𝑄3 Panas sensible Air


𝑄3𝑎 = ṁ𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑙 Cp1 (T𝑣 - T𝑠𝑎 )
= 0,132 Kg . 4,178 KJ/Kg ⁰C . (38,28 – 24,3) ⁰C
= 7,709 KJ
𝑄3𝑏 = ṁ𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 Cp1 (T𝑠𝑏 - T𝑣 )
= 0,056 Kg . 4,178 KJ/Kg ⁰C . (43,8 – 38,28) ⁰C
= 2,695KJ
𝑄3 = 𝑄3𝑎 + 𝑄3𝑏
= 7,709 KJ + 2,695KJ
= 10,404 KJ

𝑸𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 Panas Total


𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3
= 3,827 KJ + 187,75 KJ + 10,404 KJ
= 201,98 KJ

 Loyang 4
𝑄1 Panas sensible Pisang
𝑄1 = ṁ𝑠 . Cp𝑠 (T𝑠𝑏 - T𝑠𝑎 )
= 0,056 kg . 3,56 KJ/Kg ⁰C . (45,7 – 24,4) ⁰C
= 4,246 KJ

𝑄2 Panas laten penguapan air


𝑄2𝑎 = ṁ𝑤 𝞴
= 0,074 kg . 2407,36 KJ/Kg
= 178,14 KJ
𝑄2𝑏 = ṁ𝑤 Cp𝑣 (T𝑣𝑎 - T𝑣 )
= 0,074 kg . 1,885 KJ/Kg ⁰C . (70 – 39,77) ⁰C
= 4,216 KJ
𝑄2 = 𝑄2𝑎 + 𝑄2𝑏
= 178,14 KJ + 4,216 KJ
= 182,35 KJ

𝑄3 Panas sensible Air


𝑄3𝑎 = ṁ𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑙 Cp1 (T𝑣 - T𝑠𝑎 )
= 0,13 Kg . 4,179 KJ/Kg ⁰C . (39,77 – 24,4) ⁰C
= 7,258 KJ
𝑄3𝑏 = ṁ𝑎 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 Cp1 (T𝑠𝑏 - T𝑣 )
= 0,056 Kg . 4,179 KJ/Kg ⁰C . (45,7 – 39,77) ⁰C
= 1,387 KJ
𝑄3 = 𝑄3𝑎 + 𝑄3𝑏
= 7,258KJ + 1,387 KJ
= 8,645 KJ

𝑸𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 Panas Total


𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3
= 4,246 KJ + 182,35 KJ + 8,645 KJ
= 195,241 KJ

 ∆𝑄1 Total panas sensible pisang


∆𝑄1 = 𝑄11 + 𝑄12 + 𝑄13 + 𝑄14
= 13,8306 KJ + 4,605 KJ + 3,827 KJ + 4,246 KJ
= 26,5086 KJ

 ∆𝑄2 Total panas laten penguapan air


∆𝑄2 = 𝑄21 + 𝑄22 + 𝑄23 + 𝑄24
= 169,651 KJ + 169,448 KJ + 187,75 KJ + 182,35 KJ
= 709,199 KJ

 ∆𝑄3 Total panas sensible air


∆𝑄3 = 𝑄31 + 𝑄32 + 𝑄33 + 𝑄34
= 15,554 KJ + 10,368 KJ + 10,404 KJ + 8,645 KJ
= 44,971 KJ

 ∆𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 Total panas bermanfaat


∆𝑄𝑡𝑜𝑡 = ∆𝑄1 + ∆𝑄2 + ∆𝑄3
= 26,5086 KJ + 709,199 KJ + 44,971KJ
= 780,6786 KJ

 ∆ṁ𝒘 Total Air yang Menguap


∆ṁ𝑤 = ṁ𝑤1 + ṁ𝑤2 + ṁ𝑤3 + ṁ𝑤4

= 0,07 Kg + 0,069 Kg + 0,076 Kg + 0,074 Kg


=0,289 Kg
6.6 Profil Antar Parameter dan Analisanya
A. Profil Temperatur rata-rata dengan Qtotal (per loyang)

Profil diatas menunjukkan sebaran dari besarnya panas yang diserap oleh
masing masing loyang pada temperatur rata-rata dari sampel tiap
loyangnya. Untuk percobaan 1 nilai kalor nya lebih besar dari pada
percobaan 2 yang semestinya terbalik, kaerna waktu yang lebih lama
harusnya berdampak pada lebih banyaknya kandungan air dari pisang yan
terambil, namun ini justru lebih kecil daripada saat percobaan yang
pertama.

B. Profil temperatur rata-rata dengan banyaknya air menguap (per loyang)

Dari sebaran titik diatas menunjukkan jumlah air yang menguap dari dalam
kandungan pisang pada temperatur rata-rata perloyangnya. Terlihat untuk
percobaan pertama jumlah air yang diuapkan perloyangnya jelas lebih
banyak dari pada untuk percobaan kedua. Hal ini menjadi anomali yang
harusnya percobaan kedua yang waktunya lebih lama harusnya dapat
menguapkan air lebih banyak dari percobaan pertama. Kemungkinan yang
terjadi ialah ketebalan dari pisan percobaan pertama lebih tipis
dibandingkan percobaan kedua yang berakibat lebih maksimalnya
pengeringan yang terjadi pada percobaan pertama.

C. Profil temperatur rata-rata dengan %kandungan akhir air (per loyang)

Untuk sebaran kadar air yang masih terkandung dalam pisang, percobaan 1
lebih banyak dari pada percobaan 2 yang berarti pada percobaan 2 hasilnya
lebih maksimal daripada percobaan 1, namun jika dibandingkan dengan
jumlah air yang teruapkan malah terjadi kebalikan. Hal yang mungkin
menjadi kesalahan diantaranya, kesalahan membaca timbangan, dan
timbangan tidak dikalibrasi, salah dalam perhitungan, serta saat
memasukkan data.
D. Profil waktu percobaan dengan Qtotal

Pemanfaatan energi dari proses pengeringan leboh maksimal terjadi pada


percobaan pertama jauh meninggalkan percobaan kedua. Untuk posisi
keterangan pada grafik terbalik, namun untuk nilainya tidak, jadi
keterangan di absis harusnya waktu percobaan yaitu 30 dan 60 menit,
sedangkan untuk ordinatnya itu total panas yang termanfaatkan pada
percobaan 1 dan 2 dalam satuan KJ.

E. Profil waktu percobaan dengan total banyaknya air menguap

Dalam profil diatas, banyaknya air yang menguap dari kandungan pisang
dari percobaan pertama yaitu sebanyak 500 gram sedangkan untuk
percobaan kedua hanya didapat 289 gram. Jika merunut pada waktu
harusnya terjadi kebalikan karna harusnya lama waktu berpengaruh pada
banyaknya kadar air yang diuapkan dalam proses ini.

F. Profil waktu percobaan dengan %kandungan akhir air (per loyang)

Proofil diatas menunjukkan sebaran dari data %kandungan air yang masih
terkandung dalam pisang terhadap lamanya waktu percobaan. Untuk kali
ini memang benar adanya, karena lamanya waktu pengeringan harus selaras
berbanding terbalik dengan kadar air yang terkandung dlam bahan
khususnya dalam percobaan ini yaitu pisang.

6.7 Kinerja Alat Pengering dan Intensitas Energi Proses Pengeringan


A. Percobaan 1
 η Efisiensi alat pengering
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡
η= X 100%
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
∆𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
= X 100%
𝐸𝑖𝑛
1341,078 KJ
= X 100%
8811,18 KJ

= 15,22%

 Intensitas Kerja (I)


Energi Input
I = Jumlah Uap air
𝐸
= ∆𝑚𝑖𝑛
𝑤

8811,18 𝐾𝐽
= 0,5 𝐾𝑔

= 17622,36 KJ/Kg

B. Percobaan 2
 η Efisiensi alat pengering
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡
η = X 100%
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡

∆𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
= X 100%
𝐸𝑖𝑛

780,67686 KJ
= X 100%
8811,18 KJ

= 8,86%

 Intensitas Kerja (I)


Energi Input
I = Jumlah Uap air

𝐸
= ∆𝑚𝑖𝑛
𝑤

8811,18 𝐾𝐽
= 0,289 𝐾𝑔

= 30488,512 KJ/Kg

6.8 Profil Kinerja Pengering dan Analisanya


A. Profil Temperatur rata-rata ruang percobaan dengan efisiensi
Pada profil efisiensi terhadap temperatur rata-rata ruang dari alat pengering
ini, terlihat bahwa besarnya temperatur berpengauh pada nilai efisiensi dari
alat pengering ini. Ukuran efisiensi ini menunjukkan banyaknya panas yan
dimanfaatkan oleh pisang untuk mengurangi kadar airnya, dan terlihat
untuk tempertaur yang lebih besar, efisiensinya juga besar.

B. Profil waktu percobaan dengan intensitas


32000
30000 60; 30488,512

28000
26000
Intensitas (KJ/KG)

24000
22000
PERCOBAAN 1
20000
PERCOBAAN 2
18000 30; 17622,36
16000
14000
12000
15 25 35 45 55 65
Waktu Percobaan (menit)

Dalam grafik diatas, menunjukkan bahwa intensitas kerja atau banyaknya


panas yang dihasilkan diabgi dengan jumlah dari air yang berhasil diuapkan
terhadap lamanya percobaan. Dalam percobaan 2 nilai intensitasnya sangat
besar yang artinya banyak energi yang terbuang karena nilai pembagi atau
jumlah air yang diuapkannya sedikit disamping dari nilai inputannya yang
besar. Dan untuk percobaan 1, bisa dikatakan maksimal karena nilai dari
inputannya tidak sebesar percobaan 1 namun dapat lebih banyak
menghasilkan uap air sehingga nilai intensitasnya lebih kecil dibandingkan
dengan percobaan 2.

7. KESIMPULAN
Dari hasil analisa yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
 Proses pengeringan yang dilakukan berdasarkan perbedaan waktu menunjukkan
hasil yang cukup membingungkan dimana untuk kadar air sebanding (benar),
tetapi untuk besarnya kalor yang dimanfaatkan malah lebih sedikit dan jumlah
air yang diuapkan pun terbalik.
 Besarnya kinerja dari alat pengering yang digunakan
A. Percobaan 1
Efisiensi : 15,22 %
Intensitas : 17622m36 kj/kg
B. Percobaan 2
Efisiensi : 8,86 %
Intensitas : 30488,512 kj/kg

8. DAFTAR PUSTAKA
Indriani, Irma. 2009. Pembuatan fluidized bed dryer untuk pengeringan benih
pertanian secara semi batch.
Artikel diakses dari :
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/15688/Pembuatan-fluidized-bed-
dryer-untuk-pengeringan-benih-pertanian-secara-semi-batch

Asgar, Ali. 2006. Optimalisasi cara, suhu, dan lama Blansing sebelum
Pengeringan pada Wortel.
Artikel diakses dari :
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jhort/article/view/1121

Syamsiro. 1999. Aplikasi Alat Pengering Surya untuk Meningkatkan


Produktivitas Industri Sale Pisang
Artikel diakses dari :
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=856
LAMPIRAN

Alat pengering yang digunakan dalam praktikum

Bahan (pisang) yang sudah diiris kemudian diletakkan di loyang


Pengambilan sampel untuk keperluan data

Proses Pengeringan yang dilakukan

Anda mungkin juga menyukai