Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

SIMULASI SISTEM PENGENDALIAN MENGGUNAKAN


PENGENDALI P ONLY DAN P - I
Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Teknik Pengaturan

Di susun oleh:
Nama : Mochammad Ilham R
NIM : 151711047
Kelas : 2B
Tanggal Praktikum : 28 Februari 2017
Tanggal Pengumpulan Laporan : 7 Maret 2017
Dosen Pembimbing : Sri Utami, SST., MT

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
SIMULASI SISTEM PENGENDALIAN
MENGGUNAKAN PENGENDALI
P-ONLY
I. TUJUAN
a. Mengetahui perilaku proses apabila digunakan pengendali P Only.
b. Mengetahui karakteristik proses pengendali P Only.

II. DASAR TEORI


Pada pengendali jenis P (proporsional) ini terdapat hubungan yang sebanding atau
proporsional antara keluaran terhadap kesalahan, secara lebih sederhana dapat dikatakan
bahwa keluaran pengendali proportional merupakan perkalian antara konstanta
proportional dengan masukannya, yaitu :

Gambar 1 . Blok Diagram Untuk Pengendali Proporsional

Persamaan matematis untuk pengendali proporsional :


U(t)= Kp e(t)
Fungsi alih untuk pengendali proporsional
U(s) / E(s) = Kp
Dimana Kp merupakan Konstanta pengendali proporsional.
Kontroller ini juga lebih dikenal sebagai gain / penguatan . Pertambahan harga
Kp akan menaikkan penguatan sistem sehingga dapat digunakan untuk memperbesar
kecepatan tanggapan dan mengurangi ess atau error steady state (penyimpangan dalam
keadaan mantap). Pemakaian alat kendali tipe proporsional ini sering tidak memuaskan
karena penambahan Kp selain akan membuat sistem lebih sensitif tetapi juga cenderung
mengakibatkan ketidakstabilan . Disamping itu penambahan harga Kp terbatas dan tidak
cukup untuk mencapai tanggapan sampai suatu harga yang diinginkan. Kenyataannya
dalam mengatur harga Kp terdapat keadaan-keadaan yang bertentangan . Di satu pihak
diinginkan mengurangi ess sebanyak mungkin tetapi hal ini akan mengakibatkan osilasi
bagi tanggapan yang berarti memperlama setting time sedangkan dipihak lain tanggapan
terhadap setiap perubahan masukan harus terjadi secepat mungkin tetapi dengan lonjakan
dan osilasi sekecil mungkin. Tanggapan yang cepat memang dapat diperoleh dengan
memperbesar Kp tetapi hal ini juga akan mengakibatkan ketidakstabilan sistem.
Pengendali proportional memiliki 2 para meter yaitu : pita peoportional (band
proportional ) dan konstanta proportional. Daerah kerja efektif kontroller dicerminkan oleh
pita proportional , sedangkan konstanta proportional menunjukkan nilai faktor penguatan
terhadap sinyal keslahan, Kp.
Hubungan antara pita proportional (PB) dengan konstanta proportional (KP)
ditunjukkan sbb :
PB = (1 / KP ) X 100%
Gambar berikut ini merupakan grafik hubungan antara PB, keluaran kontroller
dan kesalahan yang merupakan masukan kontroller. Ketika konstanta proportional semakin
tinggi , pita proportional menunjukkan penurunan yang semakin kecil, sehingga lingkup
kerja yang dikuatkan akan semakin sempit.

Ciri ciri kontroller proportional harus diperhatikan ketika kontroller tersebut


diterapkan pada suatu sistem. Secara eksperimen, pengguna kontroller proportional harus
memperhatikan ketentuan ketentuan berikut ini:
1. Kalau nilai Kp kecil, kontroller proportional hanya mampu melakukan koreksi
kesalahan yang kecil, sehingga akan menghasilkan respon sistem yang lambat.
2. Kalau nilai Kp dinaikkan, respon sistem menunjukkan semakin cepat mencapai
keadaan mantapnya.
3. Namun, jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai harga yang berlebihan , akan
mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil, atau menyebabkan sistem akan berisolasi.
Gambar Respon Sistem sebelum diberi Kp dan setelah diberi Kp
Sebelum
Sesudah

III. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Membuka file simulasi sistem pengendalian proses dengan menggunakan Software
Simulink-Matlab untuk pengendali P I .
2. Amati setiap parameter pada rangkaian di bawah ini, dan catatlah semua data yang ada.
3. Lakukan simulasi dengan konfigurasi sebagai berikut.

Percobaan: Keterangan Setpoint Bias Load Dead time KP


1 Tanpa load, tanpa bias 50 0 0 0.5 0.08
2 Tanpa load, tanpa bias 50 0 0 0.5 0.1
3 Tanpa load, tanpa bias 50 0 0 0.5 0.12
4 Tanpa load, dengan bias 50 0.5 0 0.5 0.08
5 Tanpa load, dengan bias 50 0.5 0 0.5 0.1
6 Tanpa load, dengan bias 50 0.5 0 0.5 0.12
7 Dengan load, tanpa bias 50 0 10 0.5 0.1
Dengan load, dengan
8 50 0.4 10 0.5 0.1
bias
Dengan load, dengan
9 25 0.15 10 0.5 0.1
bias
Dengan load, dengan
10 50 0.45 5 0.5 0.1
bias

4. Amati perubahan pada setiap percobannya.

IV. HASIL PENGAMATAN

Percobaan Set Control Max Amplitudo Rise Settling


Offset
Ke- Point Variable Overshoot Decay Time Time

1 50 44.444 11.112 - - - -
2 50 45.454 9.092 - - - -

3 50 46.153 7.694 - - - -

4 50 50.013 -0.026 0.31% 0 2.843 3.241

5 50 50 0 5.43% 1.00104 1.74 2.943

6 50 50 0 12.56% 1.00084 1.414 2.772

7 50 46.363 7.274 - - - -

8 50 50 0 - - - -

9 25 25 0 - - - -

10 50 50 0 - - - -

DAFTAR PUSTAKA

Mursanto, Wahyu Budi. 2005. MODUL PRAKTIKUM SISTEM PENGATURAN


1. Bandung: Jurusan Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung
Sasongko, Thathit Dwi. 2010. Kontroler Propotsional. Dari
https://thathit.wordpress.com/2010/01/29/kontroler-proporsional/ (diakses tanggal 4 Maret 2017,
pukul 12.10 WIB)
Anonym. 2012. Contoller P (Proportional). Dari
http://labkontrol.blogspot.co.id/2012/09/controller-p-pengendali-proportional.html (diakses
tanggal 4 Maret 2017, pukul 12.16 WIB)

LAMPIRAN

Set Point Process Variable Error


(Hasil Percobaan 1)

(Hasil Percobaan 2)

(Hasil Percobaan 3)
(Hasil Percobaan 4)

(Hasil Percobaan 5)

(Hasil Percobaan 6)

Set Point Process Variable Error


Manipulated Variable
(Hasil Percobaan 7)

(Hasil Percobaan 8)

(Hasil Percobaan 9)

Set Point Process Variable Error


Manipulated Variable
(Hasil Percobaan 10)

Set Point Process Variable Error


Manipulated Variable

Anda mungkin juga menyukai