Anda di halaman 1dari 21

I.

Uji puntir dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tegangan


geser terhadap sifat mekanik suatu material. Tegangan geser adalah tegangan yang
diterapkan paralel atau tangensial terhadap permukaan suatu material, tidak
seperti tegangan normal yang diterapkan tegak lurus terhadap permukaan
material. Sifat-sifat mekanik material yang dapat diketahui adalah modulus of
rigidity, torsional yield strength dan modulus of rupture. Fenomena geseran secara
langsung dapat dilihat pada saat menancapkan paku ke balok kayu. Pada setiap
permukaan paku yang bersinggungan dengan kayu akan mengalami geseran
secara langsung, sedangkan fenomena puntiran, dapat terjadi apabila suatu
spesimen mengalami momen torsi.

1. Menghitung besaran besaran sifat mekanik material dari uji puntir


2. Mengetahui patahan yang terjadi pada spesimen

Uji puntir memberikan tegangan geser pada suatu material yang diperoleh
dari pemberian momen puntiran. Tegangan geser arahnya sejajar dengan bidang
sedangkan tegangan normal arahnya tegak lurus bidang. Pada uji puntir yang
sempurna tidak terjadi perubahan panjang, sehingga volume akan selalu tetap. Hal
ini memberikan konsekuensi yang baik ketika kita ingin membuat kurva tegangan
dan regangan. Gambar spesimen uji puntir :

puntiran
Prinsip percobaan yaitu benda uji dipuntir sampai patah, kemudian didapat data
kurva momen puntir terhadap jumlah puntiran. Dalam menentukan tegangan alir
pada uji tarik memiliki kelemahan, yaitu adanya pengecilan penampang (necking)
dan regangan yang relatif kecil. Pada uji puntir keuntungan yang didapat, yaitu
tidak terjadi necking, serta regangan yang diperoleh cukup besar. Selain utnuk
menentukan tegangan alir material, uji puntir dapat digunakan untuk mendapatkan
kurva tegangan-regangan geser material.

Bentuk patahan yang terjadi pada uji puntir berkebalikan dengan uji tarik, dapat
dijelaskan dalam lingkaran mohr jika pada uji puntir, material getas patah akibat
tegangan normal maksimum, yang dapat dilihat pada lingkaran mohr bersudut 90o
sehingga pada sebenarnya material getas akan patah dengan sudut 45o. Sedangkan
material ulet ( patah akibat tegangan geser maksimum ) mencapai tegangan geser
maksimum pada sudut 180o dalam lingkaran Mohr, maka bentuk patahannya
bersudut 90o.

90o

Ada beberapa kriteria yang berlaku pada uji puntir:


1. Kriteria Tresca: Kriteria luluh suatu material yang hanya memperhatikan
tekanan maksimum dan minimum yang dapat diterima material.
persamaan yang berlaku : σ = 2τ dan ε = γ/2

2. Kriteria Von Mises: Kriteria luluh yang memperhitungkan tekanan dari


berbagai sumbu.
persamaan yang berlaku : σ = √3τ dan ε = γ/√3.

Untuk menghitung koefisien strain hardening digunakan persamaan σ = k 𝜺𝜺𝒏𝒏

BAB III

DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHANNYA

- Material :ST 37
- Panjang spesimen : 62,5 mm
- Diameter spesimen : 6,7 mm
- Kecepatan puntir : 16 RPM
- Diameter deformasi : 6,7 mm
- Diameter patah : 6,7 mm
- Mesin uji : Tarno Grocki
- Tanggal pengujian : 22 Maret 2010
- Asisten pengujian : Tirto Soenaryo

n Mt
0,014159 0,296875
0,152912 25,29932
0,294497 39,5957
0,43325 45,78369
0,574835 50,88623
0,713588 54,83838
0,855173 57,97412
0,993927 60,34912
1,135512 62,33447
1,274265 63,88379
1,430009 65,37744
1,568762 66,57422
1,710347 67,64111
1,8491 68,50391
1,990685 69,20898
2,129438 69,86768
2,268192 70,49854
2,409777 70,98096
2,54853 71,42627
2,690115 71,99219
2,845859 72,50244
2,984612 72,90137
3,126197 73,20752
3,26495 73,32813
3,403703 73,75488
3,545288 73,94971
3,684042 74,3208
3,825627 74,71045
3,96438 75,05371
4,105965 75,25781
4,261709 75,39697
4,400462 75,70313
4,539215 75,92578
4,6808 76,2876
4,819553 76,53809
4,961138 76,78857

Kurva n vs Mt
90
80
70
60
Mt (Nm)

50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6
n (jumlah puntiran)
Pada awalnya kita mendapat kurva Mt ( momen torsi ) vs n ( jumlah puntiran ). Dan
kemudian membuat kurva Mt (momen torsi ) vs θ ( sudut putar ). Yakni dengan
mengubah jumlah puntiran menjadi sudut putar dengan rumus

θ = 2π n

Mt teta
0,296875 0,088996
25,29932 0,96116
39,5957 1,851123
45,78369 2,723286
50,88623 3,613249
54,83838 4,485413
57,97412 5,375376
60,34912 6,247539
62,33447 7,137502
63,88379 8,009666
65,37744 8,988625
66,57422 9,860788
67,64111 10,75075
68,50391 11,62291
69,20898 12,51288
69,86768 13,38504
70,49854 14,2572
70,98096 15,14717
71,42627 16,01933
71,99219 16,90929
72,50244 17,88825
72,90137 18,76042
73,20752 19,65038
73,32813 20,52254
73,75488 21,39471
73,94971 22,28467
74,3208 23,15683
74,71045 24,0468
75,05371 24,91896
75,25781 25,80892
75,39697 26,78788
75,70313 27,66005
75,92578 28,53221
76,2876 29,42217
76,53809 30,29434
76,78857 31,1843

Didapat dari metode offset 0,4 Momen torsi saat torsional yield strength = 39,5957 Nm
16 𝑀𝑀𝑀𝑀
Maka tosional yield strengh =
𝜋𝜋 𝐷𝐷3

= 0,67 GPa

= 670 MPa

Modulus of rupture dapat juga dihitung, dengan rumus


3 𝑀𝑀𝑀𝑀(max)
τmax =
2𝜋𝜋𝑎𝑎3

3 (76,78857)
=
2 (3,14)(3,35)3

= 0,97571 GPa

= 975,71 MPa

Selanjutnya setiap nilai θ akan dibagi panjang awal sehingga menjadi θ’.
Kemudian dibuatlah kurva Mt vs θ’

Mt teta'
0,296875 0,001424
25,29932 0,015379
39,5957 0,029618
45,78369 0,043573
50,88623 0,057812
54,83838 0,071767
57,97412 0,086006
60,34912 0,099961
62,33447 0,1142
63,88379 0,128155
65,37744 0,143818
66,57422 0,157773
67,64111 0,172012
68,50391 0,185967
69,20898 0,200206
69,86768 0,214161
70,49854 0,228115
70,98096 0,242355
71,42627 0,256309
71,99219 0,270549
72,50244 0,286212
72,90137 0,300167
73,20752 0,314406
73,32813 0,328361
73,75488 0,342315
73,94971 0,356555
74,3208 0,370509
74,71045 0,384749
75,05371 0,398703
75,25781 0,412943
75,39697 0,428606
75,70313 0,442561
75,92578 0,456515
76,2876 0,470755
76,53809 0,484709
76,78857 0,498949

Kemudian dicari kurva dari regangan geser (γ) dan tegangan geser(τ) dengan
𝒓𝒓𝒓𝒓 𝟏𝟏
rumus γ = dan 𝝉𝝉𝒂𝒂 = (𝑩𝑩𝑩𝑩 + 𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑), BC dan CD dapat ditentukan dengan
𝒍𝒍 𝟐𝟐𝝅𝝅𝝅𝝅𝟑𝟑
melihat panduan dari modul yang ada, setelah didapat semua, maka dapat dibuat
kurva sebagai berikut:

τ γ BC CD
0 0
0,005025 0,00477 18 58
0,428233 0,05152 14 63
0,670222 0,09922 12,7 66,7
0,812479 0,268 9,4 69,4
0,859027 0,402 6,25 73,25
0,900498 0,536
0,92081 0,6968
0,956356 1,072

Dari kurva tegangan geser dan regangan geser, lalu dibuat kurva antara tegangan normal
dan regangan normal, dengan dua kriteria, yaitu kriteria tresca dan kriteria von mises.

• Berdasarkan kriteria Tresca,


γ
σ = 2τ dan ε =
2
• Berdasarkan criteria Von Mises,
γ
σ = τ 3 dan ε =
3
σ von ε von σ
mises mises tresca ε tresca
0,008704 0,002754 0,01005 0,002385
0,741721 0,029745 0,856466 0,02576
1,160859 0,057285 1,340444 0,04961
1,407255 0,15473 1,624958 0,134
1,487879 0,232095 1,718055 0,201
1,559708 0,30946 1,800995 0,268
1,594889 0,402298 1,841619 0,3484
1,656456 0,618919 1,912711 0,536

tegangan normal vs regangan normal


2,5

1,5
σ (GPa)

von mises
1
tresca

0,5

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
ε

Kemudian untuk mencari konstanta strain hardening (n) dan kontanta kekuatan (K) maka
dari daerah plastis kurva tegangan dan regangan normal akan dilogkan dan dicari
persamaan garisnya.
flow stress
y = 0,1187x + 0,3178 0,3

0,25

0,2
von mises
log σ

y = 0,1187x + 0,2479 0,15


tresca
0,1 Linear (von mises)
0,05 Linear (tresca)

0
-1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0
log ε

Pada tresca

n = 0,118

K = 2,074 GPa

Pada von mises

n = 0,118

K = 1,766 GPa

Kurva γ - τ saat elastis


0,5
y = 8,6109x - 0,0171
0,4

0,3
σ (GPa)

0,2

0,1

0
-0,01 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06
-0,1
γ
Gradien yang ditunjukkan diatas merupakan harga Modulus elastisitas geser, yaitu
sebesar 8,61 GPa
BAB IV

ANALISIS DATA

Meninjau perubahan fisik yang terjadi pada spesimen, tidak terjadi


perubahan panjang dan diameter, membuktikan bahwa uji puntir yang
dilaksanakan berjalan dengan baik, karena pada prinsipnya gaya geser yang
diberikan tidak menyebabkan perubahan diameter ataupun panjang pada
spesimen. Jika terjadi pertambahan panjang pada spesimen, maka hal ini
diakibatkan pada saat pemasangan spesimen tidak terpasang dengan kencang
sehingga masih ada gaya tarik dati mesin saat pengujian dilakukan.

Pada kurva ini didapat harga momen torsi saat torsional yield strength dan modulus of
rupture,

Dimana torsional yield strengh = 670 MPa

Yang menandakan tegangan geser yang dapat diterima material sebelum berdeformasi
plastis sebesar 670 Mpa

Dan modulus of rupture = 975,71 MPa

Sehingga tegangan geser maksimum yang dapat diterima material sebelumpatah


sebesar 975,71 Mpa
Kurva γ - τ saat elastis
0,5
y = 8,6109x - 0,0171
0,4

0,3
σ (GPa)

0,2

0,1

0
-0,01 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06
-0,1
γ

Gradien yang ditunjukkan diatas merupakan harga Modulus elastisitas geser, yaitu
sebesar 8,61 GPa
tegangan normal vs regangan normal
2,5

1,5
σ (GPa)

von mises
1
tresca

0,5

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
ε

Selanjutnya adalah kurva konversi dari tegangan geser menjadi tegangan normal dengan
dua kriteria, yaitu von mises dan tresca. Penggolongan kriteria ini bertujuan untuk
menentukan letak yield strength. Pada uji puntir konversi dari tegangan geser ke kriteria
tresca adalah dikali 2, sedangkan untuk von mises hanya dikali √3 sehingga dapat terlihat
dengan jelas letak yield strength pada tresca lebih tinggi daripada von mises.
flow stress
y = 0,1187x + 0,3178 0,3

0,25

0,2
von mises
log σ

y = 0,1187x + 0,2479 0,15


tresca
0,1 Linear (von mises)
0,05 Linear (tresca)

0
-1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0
log ε

Dari literatur diperoleh data :

K = 500- 600 MPa

n = 0,2-0,3

Dari percobaan

Pada tresca

n = 0,118

K = 2,074 GPa

Pada von mises

n = 0,118

K = 1,766 GPa

Kedua data n dan K dari kriteria tresca dan von mises tidak cocok dengan literatur
yang seharusnya, hal ini disebabkan karena data yang diambil merupakan data
setelah yield strength dan pada pengukuran panjang BC dan CD sangat
memungkinkan terjadinya human error, begitu juga pafda perhitungannya
sehingga hasil yang diperoleh tidak cocok dengan literatur sebenarnya. Dan dalam
pengambilan data juga bisa saja terjadi kesalahan
Selanjutnya pada kurva flow stress antara kriteria tresca dan von mises, kita dapat
melihat pada kedua kriteria tersebut memiliki harga n yang sama, karena harga n
merupakan koefisien strain hardening yang tidak dipengaruhi oleh faktor pengali
saat merubah dari tegangan geser ke tegangan normal. Sehingga data n dari tresca
dan von mises sama. Tetapi tidak demikian pada konstanta kekuatan, karena
konstanta kekeuatan dipengaruhi perhitungan perubahan dari ytegangan geser ke
tegangan normal, sehingga hasil yang didapatpun berbeda.

Bentuk patahan yang terjadi pada pengujian uji puntir ini bersudut 90o. Seperti
yang dijelaskan pada teori dasar bahwa dalam lingkaran mohr jika pada uji puntir,
material getas patah akibat tegangan normal maksimum, yang dapat dilihat pada
lingkaran mohr bersudut 90o sehingga pada sebenarnya material getas akan patah
dengan sudut 45o. Sedangkan material ulet ( patah akibat tegangan geser
maksimum ) mencapai tegangan geser maksimum pada sudut 180o dalam
lingkaran Mohr, maka bentuk patahannya bersudut 90o. Maka spesimen klali ini
termasuk matewrial yang ulet

90o

σ
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Dari uji puntir yang dilakukan pada praktikum ini, didapatkan besaran sifat
mekanik :

• batas luluh geser dari material = 670 Mpa


• Modulus of rupture = 975,71 MPa
• modulus elastisitas geser dari material = 8,61 GPa
• Koefisien kekuatan (K) = 1,766 GPa (von Misces)
2,074 GPa (Tresca)

• Koefisien strain hardening (n) = 0,118

2. Patahan yang terjadi pada spesimen bersudut 90o

Maka spesimen termasuk material ulet

DAFTAR PUSTAKA

• Callister, William ”Materials and Science Engineering”, McGraw-Hill


Book Co.
• Dieter, G.E “Mechanical Metallurgy”, McGraw-Hill Book Co.
LAMPIRAN

Kurva untuk menentukan nilai BC dan CD

BC CD

18 58
14 63
12,7 66,7
9,4 69,4
6,25 73,25

Tugas Setelah Praktikum

1.
tegangan normal vs regangan normal
2,5

1,5
σ (GPa)

von mises
1
tresca

0,5

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
ε

2. Didapat dari metode offset 0,4 Momen torsi saat torsional yield strength = 39,5957 Nm
16 𝑀𝑀𝑀𝑀
Maka tosional yield strengh =
𝜋𝜋 𝐷𝐷3

= 0,67 GPa

= 670 MPa

Modulus of rupture dapat juga dihitung, dengan rumus


3 𝑀𝑀𝑀𝑀(max)
τmax =
2𝜋𝜋𝑎𝑎3

3 (76,78857)
=
2 (3,14)(3,35)3

= 0,97571 GPa

= 975,71 MPa
flow stress
y = 0,1187x + 0,3178 0,3

0,25

0,2
von mises
log σ

y = 0,1187x + 0,2479 0,15


tresca
0,1 Linear (von mises)
0,05 Linear (tresca)

0
-1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0
log ε

Pada tresca

n = 0,118

K = 2,074 GPa

Pada von mises

n = 0,118

K = 1,766 GPa

Kurva γ - τ saat elastis


0,5
y = 8,6109x - 0,0171
0,4

0,3
σ (GPa)

0,2

0,1

0
-0,01 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06
-0,1
γ
Gradien yang ditunjukkan diatas merupakan harga Modulus elastisitas geser, yaitu
sebesar 8,61 GPa

3. Kelebihan :
• Tidak terjadi fenomena necking
• Terdapat kriteria Tresca dan Von Mises yang dapat memberikan
perhitungan yang lebih detail
• Regangan pada daerah plastis lebih besar dan konstan sehingga
memudahkan perhitungan
• Baik untuk forming

Kekurangan:

• Proses pengolahan data rumit sehingga kemungkinan kesalahan akibat


perhitungan menjadi lebih besar
• Hanya terbatas pada spesimen berbentuk tabung, karena jika spesimen
tidak berbentuk tabung maka persebaran gayanya akan menyulitkan
perhitungan

4. Bentuk patahan yang terjadi pada uji puntir berkebalikan dengan uji tarik, dapat
dijelaskan dalam lingkaran mohr jika pada uji puntir, material getas patah akibat
tegangan normal maksimum, yang dapat dilihat pada lingkaran mohr bersudut 90o
sehingga pada sebenarnya material getas akan patah dengan sudut 45o. Sedangkan
material ulet ( patah akibat tegangan geser maksimum ) mencapai tegangan geser
maksimum pada sudut 180o dalam lingkaran Mohr, maka bentuk patahannya
bersudut 90o.

90o

Anda mungkin juga menyukai