“ UJI TARIK “
KELAS 2 C / KELOMPOK 1
I. Tujuan Percobaan :
1. Mengetahui fenomena yang terjadi pada uji tarik.
2. Menentukan hubungan antara regangan dengan gaya.
3. Mengetahui prinsip uji tarik pada besi.
4. Membuktikan hasil hubungan antara regangan dengan gaya pada percobaan.
II. Dasar Teori
Uji tarik adalah pengujian mekanik yang memberikan beban tarik pada material
uji dengan kecepatan pembebanan yang statis. Pada uji tarik, spesimen diberi beban gaya
tarik pada satu sumbu yang bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan
pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami oleh benda uji. Standar pengujian tarik
mengacu pada ASTM E8/E8M.
Pada uji tarik, spesimen dipasang pada mesin uji tarik dan dihubungkan ke
extensometer melalui strain gauge. Extensometer adalah alat yang mengukur perubahan
panjang yang dialami spesimen dengan strain gauge sebagai sensor. Crosshead bergerak
sehingga membuat load cell bergerak. Load cell akan memberikan gaya dan
menimbulkan tegangan tarik pada spesimen. Spesimen yang menerima tegangan tarik
akan mengalami perubahan panjang. Perubahan panjang yang terjadi pada spesimen akan
terdeteksi oleh strain gauge yang terpasang pada spesimen dan terukur oleh extensometer
yang terhubung pada strain gauge. Data perubahan panjang dan perubahan gaya yang
diterima oleh spesimen pun diperoleh dan dapat diolah lebih lanjut.
Berdasarkan standar ASTM E8/E8M, untuk jenis material logam, panjang gage
length spesimen adalah 4 kali diameter spesimen. Spesimen uji berbentuk silinder dengan
dimensi sebagai berikut :
12,5 9 6 4 2,5
G 62,5 ± 0,1 45,0 ± 0,1 30,0 ± 0,1 20,0 ± 0,1 12,5 ± 0,1
D 12,5 ± 0,1 9,0 ± 0,1 6,0 ± 0,1 4,0 ± 0,1 2,5 ± 0,1
R 10 8 6 4 2
A 75 54 36 24 20
Baja ST-37 merupakan salah satu jenis baja yang paling sering digunakan.
Berdasarkan literatur[1], nilai modulus elastisitas baja ST37 adalah 200 GPa. Baja ini
mempunyai nilai ultimate tensile strength sebesar 370 MPa (tidak diberi perlakuan)
dengan yield strength sebesar 298 MPa.
Data hasil pengujian tarik dapat diolah menjadi kurva tegangan vs regangan. Kita
mengenal dua tipe stress-strain, yaitu engineering stress – engineering strain dan true
stress – true strain. Dari kurva dibawah dapat dilihat perbedaan diantara keduanya.
Gambar 3. Kurva Stress-Strain
1. Deformasi Elastis
Deformasi elastis adalah perubahan bentuk suatu material secara tidak permanen, dimana
material tersebut dapat kembali lagi ke bentuk semula.
2. Deformasi Plastis
Deformasi plastis adalah perubahan bentuk suatu material secara permanen.Meskipun
beban yang diberikan dihilangkan, material tersebut tidak dapat kembali ke bentuk
semula.
3. Necking
Necking adalah penyempitan luas penampang setempat yang mulai ada setelah beban
mencapai ultimate tensile strength nya.
Gambar 4. Perubahan yang Akan Terjadi Pada Material Saat Uji Tarik
4. Strain Hardening
Strain hardening adalah fenomena pada material yang menyebabkan material tersebut
menjadi lebih keras dan kuat ketika mengalami deformasi plastis.
5. Luders Band
Luders band adalah fenomena yang terjadi pada baja karbon rendah dimana nilai
yield strength nya mengalami perpanjangan. Ketika beban yang diberikan sudah
mencapai yield point, tegangan yang akan dialami material berfluktuasi pada nilai
tegangan yang cukup konstan hingga tegangan yang dialami material tersebut kembali
naik.
6. Reduction Area
Reduction area adalah pengurangan luas penampang suatu material pada saat mengalami
deformasi plastis.
7. Fracture
Fracture adalah patahnya suatu material karena tidak dapat menahan beban lagi.
Sifat Mekanik Pada Uji Tarik
Dari pengujian uji tarik dapat diperoleh sifat mekanik sebagai berikut :
1. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas atau kekakuan adalah nilai ketahanan suatu material untuk
mengalami deformasi elastis ketika ada gaya diterapkan pada benda itu.
2. Yielding
Yielding adalah nilai tegangan pada saat material akan terdeformasi plastis. Tipe
yielding ada 4, yaitu :
Menempatkan bahan pada mesin dan memutar pengontrol kecepatan gaya tarik
Besi cm m
Lebar 12,6 0,126
Tebal 4,15 0,0415
Panjang 57,9 0,579
∆L ∆L
F (N) A ∆L/L F/A
(mm) (m)
20 0,02 1000 0,005229 0,034542 191241,2
40 0,04 2000 0,005229 0,069085 382482,3
60 0,06 3200 0,005229 0,103627 611971,7
80 0,08 4500 0,005229 0,138169 860585,2
0 0 5500 0,005229 0 1051826
20 0,02 7500 0,005229 0,034542 1434309
40 0,04 8500 0,005229 0,069085 1625550
60 0,06 10200 0,005229 0,103627 1950660
80 0,08 12000 0,005229 0,138169 2294894
0 0 14400 0,005229 0 2753873
20 0,02 15500 0,005229 0,034542 2964238
40 0,04 16000 0,005229 0,069085 3059858
60 0,06 16600 0,005229 0,103627 3174603
80 0,08 16700 0,005229 0,138169 3193727
0 0 17100 0,005229 0 3270224
20 0,02 17200 0,005229 0,034542 3289348
40 0,04 17900 0,005229 0,069085 3423217
60 0,06 18400 0,005229 0,103627 3518837
80 0,08 19000 0,005229 0,138169 3633582
0 0 19400 0,005229 0 3710078
20 0,02 19900 0,005229 0,034542 3805699
40 0,04 20400 0,005229 0,069085 3901320
60 0,06 20000 0,005229 0,103627 3824823
80 0,08 20140 0,005229 0,138169 3851597
0 0 20150 0,005229 0 3853509
20 0,02 22200 0,005229 0,034542 4245554
40 0,04 22300 0,005229 0,069085 4264678
60 0,06 22500 0,005229 0,103627 4302926
80 0,08 22900 0,005229 0,138169 4379422
0 0 23100 0,005229 0 4417671
20 0,02 23300 0,005229 0,034542 4455919
40 0,04 23700 0,005229 0,069085 4532415
60 0,06 23900 0,005229 0,103627 4570664
80 0,08 24100 0,005229 0,138169 4608912
0 0 24300 0,005229 0 4647160
20 0,02 24500 0,005229 0,034542 4685408
40 0,04 24600 0,005229 0,069085 4704532
60 0,06 24700 0,005229 0,103627 4723657
80 0,08 25000 0,005229 0,138169 4781029
0 0 25100 0,005229 0 4800153
20 0,02 25300 0,005229 0,034542 4838401
40 0,04 25400 0,005229 0,069085 4857525
60 0,06 25500 0,005229 0,103627 4876649
80 0,08 25600 0,005229 0,138169 4895774
0 0 25700 0,005229 0 4914898
20 0,02 25700 0,005229 0,034542 4914898
40 0,04 25800 0,005229 0,069085 4934022
60 0,06 25800 0,005229 0,103627 4934022
80 0,08 25900 0,005229 0,138169 4953146
0 0 25900 0,005229 0 4953146
20 0,02 26000 0,005229 0,034542 4972270
40 0,04 26100 0,005229 0,069085 4991394
60 0,06 26200 0,005229 0,103627 5010518
80 0,08 26200 0,005229 0,138169 5010518
0 0 26200 0,005229 0 5010518
20 0,02 26300 0,005229 0,034542 5029642
40 0,04 26300 0,005229 0,069085 5029642
60 0,06 26300 0,005229 0,103627 5029642
80 0,08 26400 0,005229 0,138169 5048766
0 0 26500 0,005229 0 5067891
20 0,02 26500 0,005229 0,034542 5067891
40 0,04 26500 0,005229 0,069085 5067891
60 0,06 26600 0,005229 0,103627 5087015
80 0,08 26600 0,005229 0,138169 5087015
0 0 26600 0,005229 0 5087015
20 0,02 26700 0,005229 0,034542 5106139
40 0,04 26700 0,005229 0,069085 5106139
60 0,06 26700 0,005229 0,103627 5106139
80 0,08 26700 0,005229 0,138169 5106139
0 0 26700 0,005229 0 5106139
20 0,02 26700 0,005229 0,034542 5106139
40 0,04 26700 0,005229 0,069085 5106139
60 0,06 26700 0,005229 0,103627 5106139
80 0,08 26700 0,005229 0,138169 5106139
0 0 26700 0,005229 0 5106139
20 0,02 26700 0,005229 0,034542 5106139
40 0,04 26700 0,005229 0,069085 5106139
60 0,06 26700 0,005229 0,103627 5106139
80 0,08 26700 0,005229 0,138169 5106139
0 0 26700 0,005229 0 5106139
20 0,02 26700 0,005229 0,034542 5106139
40 0,04 26700 0,005229 0,069085 5106139
60 0,06 26700 0,005229 0,103627 5106139
80 0,08 26700 0,005229 0,138169 5106139
0 0 26700 0,005229 0 5106139
20 0,02 26700 0,005229 0,034542 5106139
40 0,04 26700 0,005229 0,069085 5106139
60 0,06 26700 0,005229 0,103627 5106139
80 0,08 26700 0,005229 0,138169 5106139
0 0 26700 0,005229 0 5106139
20 0,02 26700 0,005229 0,034542 5106139
40 0,04 26300 0,005229 0,069085 5029642
60 0,06 26900 0,005229 0,103627 5144387
80 0,08 25000 0,005229 0,138169 4781029
0 0 24600 0,005229 0 4704532
5000000
4000000
F
- 3000000
A
2000000
1000000
0
0
0
0
0.034542314
0.138169257
0.103626943
0.069084629
0.034542314
0.138169257
0.103626943
0.069084629
0.034542314
0.138169257
0.103626943
0.069084629
0.034542314
0.138169257
0.103626943
0.069084629
0.034542314
0.138169257
0.103626943
∆L / L
VI. Pembahasan
Aliffiandika Nuzul Firdausi (1631410052)
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan uji tarik bahan, yang bertujuan untuk
mengetahui kekuatan suatu bahan dengan cara memberikan gaya Tarik berlawanan arah
dalam satu garis lurus.
Bahan yang dipakai adalah logam besi dengan panjang area uji 57,9 mm. lebar
12,6 mm dan tebal 4,15 mm. ketika percobaan mulai dilakukan, diambil data
pertambahan panjang tiap pertambahan gaya Tarik yang diberikan pada logam. Gaya
yang diberikan tiap satuan luas disebut tegangan dan pertambahan panjang disebut
regangan.
Setelah didapat data, dibuat grafik hubungan antara tegangan dan regangan.Secara
umum data menunjukan semakin bertambahnya gaya Tarik yang diberikan, semakin
panjang ukuran logam ,semakin besar tegangan maka semakin besar regangan, hingga
pada titik tegangan Tarik maksimum.
Secara spesifik, daerah linier pada grafik terdapat mulai dari titik tegangan
191241,1551(N/m²) hingga titik tegangan 2753872,633 (N/m²). hingga mencapai batas
proporsional pada sekitar titik tegangan 3901319,564 (N/m²), yaitu batas dimana hokum
hooke bahwa tegangan sebanding dengan regangan. Kemudian mengalami regangan
luluh, yaitu Regangan permanen saat bahan akan memasuki fase deformasi plastis.
Kemudian grafik kembali meningkat hingga mencapai titik tegangan Tarik maksimal
pada titik tegangan 5144387,072 (N/m²). Kemudian grafik menurun hingga mencapai
break point, dimana logam putus, yaitu pada tegangan 4704532,415(N/m²).
Dari hasil pengukuran didapatkan data lebar sebesar 0,126 m ; tebal sebesar 0,415
m ; dan panjang sebesar 0,597 m. Dari data tersebut digunakan untuk menentukan luas
penampang specimen besi yaitu sebesar 0,005229 m2. Dan dari uji tarik didapatkan data
F dan L. Dari data-data tersebut dapat dibuat grafik regangan (ΔL/L) vs tegangan (F/A)
yang nantinya akan dapat diketahui nilai kekuatan luluh (yield strength), nilai UTS
(Ultimate Tensile Strength), dan nilai Break Point atau perpatahan. Dari grafik diperoleh
nilai kekuatan luluh (yield strength) yaitu pada nilai tegangan 3901320 N/m2. Kekuatan
luluh (yield strength) merupakan titik yang menunjukan perubahan dari deformasi elastis
ke deformasi plastis. Nilai UTS (Ultimate Tensile Strength) yaitu sebesar 5106139 N/m2.
Ultimate Tensile Strength adalah tegangan maksimum material yang dapat menahan saat
sedang diregangkan atau ditarik sebelum gagal atau melanggar. Dan nilai Break Point
atau perpatahan terjadi pada tegangan 4704532 N/m2.
Terdapat 3 tahap yang dilalui bahan sebelum terjadinya perpatahan, yaitu tahap
deformasi elastis yang merupakan perubahan bentuk suatu material secara tidak
permanen, dimana material tersebut dapat kembali lagi ke bentuk semula. Tahap ini
terjadi pada daerah Modulus Elastisitas. Kemudian tahap deformasi plastis yang
merupakan perubahan bentuk suatu material secara permanen. Meskipun beban yang
diberikan dihilangkan, material tersebut tidak dapat kembali ke bentuk semula. Tahap ini
terjadi pada daerah yield strength. Dan tahap necking yang merupakan penyempitan luas
penampang setempat yang mulai ada setelah beban mencapai ultimate tensile strength
nya. Akhir dari ketiga tahap tersebut menyebabkan bahan patah karena tidak dapat
menahan beban yang dikenakan. Bentuk patahan pelat besi terlihat tidak rata (sedikit
miring).
Patahan pada material disebabkan oleh tegangan normal, tegangan samping, dan
torsi gesek. Perputusan besi yang sejajar mengakibatkantegangan normal lebih besar dari
tegangan samping, sehingga arah perputusan menyamping.
Dari percobaan ini diperoleh beberapa data yang kemudian diolah menjadi grafik,
yang selanjutnya grafik tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan logam yang
diuji. Berikut ini merupakan grafik uji tarik yang diperoleh.
1000000
0
0.103626943
0.034542314
0.138169257
0.069084629
0.034542314
0.138169257
0.103626943
0.069084629
0.034542314
0.138169257
0.103626943
0.069084629
0.034542314
0.138169257
0.103626943
0.069084629
0.034542314
0.138169257
0.103626943
0
0
∆L / L
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa batang uji (logam)melewati beberapa
titik yang kemudian pada akhirnya lama-kelamaan logam tersebut patah. Patahnya batang
uji dapat diketahui dari ujung grafik yang mengalami penurunan.
5000000
4000000
F
- 3000000
A 2000000
1000000
0
0
0
0.069084629
0.034542314
0.138169257
0.103626943
0.069084629
0.034542314
0.138169257
0.103626943
0.069084629
0.034542314
0.138169257
0.103626943
0.034542314
0.138169257
0.103626943
0.069084629
0.034542314
0.138169257
0.103626943
∆L / L
Dari grafik tersebut diketahui bahwa besi memasuki titik yield atau titik luluh pada
saat tegangan mencapai 3824823 𝑁⁄𝑚2 , kemudian tegangan besi kembali naik hingga
mencapai titik UTS pada tegangan 5106139 𝑁⁄𝑚2 . Pada grafik ini diketahui juga titik
Break Point, dimana merupakan titik putus besi setelah melalui titik UTS yakni pada
tegangan turun mencapai5029642 𝑁⁄𝑚2, selanjutnya tegangan terus turun hingga alat
dimatikan.
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa terjadi kesalahan pembacaan gaya (F)
ketika besi mencapai titik Break Point sehingga tegangan dapat seketika naik kemudian
turun kembali. Hal ini merupakan salah satu kesalahan praktikan dalam membaca nilai F
pada alat.
Desi Rahmawati (1631410094)
Pengujian tarik merupakan pengujian yang bersifat merusak. Pengujian tarik
banyak digunakan informasi yang diberikannya mengenai sifat mekanik material cukup
banyak dan mudah untuk diolah. Material yang digunakan dalam pengujian ini berupa
lempeng besi. Lempeng besi dikenai perlakuan berupa tarikan. Proses penarikan pada
lempeng besi bertujuan membuktikan kekuatan luluh suatu material. Kekuatan luluh
( yield strength) merupakan titik yang menunjukan perubahan dari deformasi elastis ke
deformasi plastis . Ultimate tensile strength merupakan beban maksimum yang diberikan
pada sebuah material sebelum mengalami patah. Elongation merupakan perpanjangan
dari sebuah material ketika diuji tarik samapai patah. Tegangan merupakan gaya yang
diberikan sebanding dengan luas alas material agar menekan material.
Pada percobaan sebelum dilakukan uji tarik pada besi terlebih dahulu mengukur
lebar, tebal, dan panjang menggunakan jangka sorong dan diperoleh lebar sebesar 0,126
m, tebal sebesar 0,415 m, dan panjang sebesar 0,597 m.
Patahan pada material disebabkan oleh tegangan normal, tegangan samping, dan
torsi gesek. Perputusan besi yang sejajar mengakibatkan tegangan normal lebih besar dari
tegangan samping, sehingga arah perputusan menyamping.
Didit Erdiyanto (1631410124)
Pada praktikum uji tarik bahan ini kami menggunakan besi sebagai bahan kerja.
Besi tersebut memiliki luas permukaan 0,005229 m2, kemudian besi tersebut akan ditarik
menggunakan mesin uji tarik.
Setelah dilakukan percobaan dapat diperoleh nilai F/A (tegangan) dan nilai ΔL/L
(regangan), sehingga dapat dibuat kurva regangan vs tegangan. Dapat dilihat pada kurva
tersebut saat nilai F/A = 191241,2 sampai F/A = 2964238 besi masih belum terlihat
meregang. Pada F/A = 3901320 merupakan daerah Yield Strength yaitu di mana suatu
material telah mengalami deformasi plastis, pada daerah ini besi mulai terlihat mengalami
peregangan yang semakin jelas. Pada nilai F/A = 5106139 merupakan titik Ultimate
Tensile Strength yaitu nilai tegangan maksimum yang dapat diterima oleh suatu material.
Setelah melewati daerah tersebut besi yang ditarik akan terlihat berubah bentuk yaitu
timbul berupa cekungan pada plat besi yang ditarik. Sebelum melewati titik Ultimate
Tensile Strength terdapat daerah yang disebut Strain Hardening, yaitu fenomena pada
material yang menyebabkan material tersebut menjadi lebih keras dan kuat ketika
mengalami deformasi plastis kemudian setelah melewati titik Ultimate Tensile Strength
terdapat daerah yang disebut Necking, yaitu penyempitan luas penampang sekitar yang
mulai ada setelah beban mencapai titik Ultimate Tensile Strength nya. Kemudian
cekungan pada bahan akan terlihat semakin besar dan pada akhirnya bahan putus atau
patah pada titik F/A = 4704532, titik di mana bahan tersebut putus atau patah disebut
dengan break point, bahan tersebut putus atau patah dikarenakan bahan tersebut tidak
dapat menahan beban yang dikenakan pada bahan tersebut.
VII. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan percobaan dapat diperoleh nilai F/A (tegangan) dan nilai ΔL/L
(regangan), sehingga dapat dibuat kurva regangan vs tegangan.
2. Tahapan yang digunakan dalam uji tarik ialah deformasi elastis, yield strength,
deformasi plastis, UTS (ultimate tensile strength), break point.
3. Dari grafik dapat diketahui daerah yield strength berada pada tegangan 3901320 N/m2
; daerah UTS berada pada tegangan 5106139 N/m2 ; dan daerah Break point pada
tegangan 4704532 N/m2.
VIII. Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/document/336535110/Laporan-Modul-A-Uji-Tarik
IX. Lampiran